50
c. Siapkan bahan-bahan penyusun beton seperti semen, pasir, kerikil, dan air sesuai dengan
perbandingan dalam perencanaan mix design yang telah dibuat sebelumnya. d.
Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam proses pencampuran beton.
6.2.4. Pengecoran Benda UjiBalok Beton Bertulang Normal
Langkah-langkah yang dilakukan saat proses pengecoran adalah sebagai berikut: a.
Letakkan mesin pengadukmolen pada lokasi yang rata dan stabil kemudian hidupkan mesinnya.
b. Masukkan air ke dalam molen untuk membersihkan dan membasahi permukaan dalam
molen. c.
Tuangkan pasir ke dalam molen sesuai dengan takaran yang telah direncanakan dalam mix design.
d. Masukkan semen ke dalam molen juga sesuai dengan perencanaan mix design.
e. Tuangkan air secara perlahan-lahan ke dalam molen untuk mempermudah pencampuran
antara pasir dan semen. f.
Masukkan kerikil ke dalam molen. g.
Biarkan seluruh bahan tercampur dalam molen selama ± 5 menit agar campuran semakin tercampur dengan baik.
51
Gambar 3.9Proses pengadukan campuran di molen
h. Tuangkan campuran beton ke dalam alat uji slump untuk mengetahui nilai slump campuran
beton hingga tercapai nilai slump yang ditentukan.
Gambar 3.10Pengujian Slump
i. Tuangkan adukan beton ke dalam bekistingcetakan balok yang telah persiapkan sebelumnya.
j. Gunakan vibrator dan alat perojok untuk membuat campuran semakin padat dan dapat
mengisi secara penuh ke dalam cetakan balok.
52
Gambar 3.11Penggunaan Vibrator dan Batang Perojok pada Pengecoran
k. Ratakan permukaan cetakan benda uji dengan menggunakan sendok semen.
Gambar 3.12Beton setelah diratakan dengan sendok semen.
53
6.2.5. Perawatan Benda Uji Pasca Pengecoran
Perawatan beton atau yang dikenal dengan curing adalah kegiatan penjagaan beton paska pengecoran dan finishing pengecoran dengan tujuan menjaga kelembaban beton sehingga ikatan
antara semen dan agregat semakin kuat dan kualitas beton semakin baik. Selain itu, perawatan beton juga dilakukan untuk menghasilkan beton dengan permukaan yang bagus, lebih awet dan
perlindungan terhadap besi tulangan beton yang lebih baik. Perawatan beton dilakukan segera setelah beton mengeras atau mencapai final
setting.Perawatan dilakukan minimal selama 7 tujuh hari dan untuk beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 tiga hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali
dilakukan dengan perawatan yang dipercepat. Perawatan beton ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
• Menempatkan beton segar dalam ruangan yang lembab.
• Menempatkan beton segar dalam genangan air.
• Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
• Menyirami permukaan beton secara terus menerus.
Pada penelitian ini, perawatan beton untuk silinder beton dilakukan dengan cara menempatkan beton segar di dalam bak perendam sehingga seluruh permukaan balok terendam
selama 28 hari. Sedangkan perawatan untuk balok dilakukan dengan cara menyirami benda uji
54
6.3. Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian kuat tekan beton dalam penelitian ini dilakukan pada benda uji berbentuk silinder dengan ukuran tinggi 30 cm dan diameter 15 cm setelah beton berumur 28 hari.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian kuat tekan beton adalah sebagai berikut: 1.
Keluarkan benda uji silinder yang akan diuji kekuatan tekannya dari bak perendam setelah beton berumur 28 hari kemudian diamkan selama 1 hari agar benda uji berada dalam kondisi
kering saat pengujian atau dimasukan kedalam oven.
Gambar 3.16Benda Uji Silinder
2. Lelehkan mortar belerang dan letakkan kedalam cetakan pelapis.
3. Letakkan permukaan atas benda uji ke dalam cetakan pelapis secara tegak lurus dan diamkan
selama beberapa detik sampai mortar belerang mengeras dan menempel pada permukaan atas benda uji, pemberian mortar belerang pada kedua sisi silinder.
4. Timbang benda uji.