Chapter I Analisa Lentur Dan Eksperimental Perkuatan Balok Beton Bertulang Dengan Sika Carbodur Plates Pasca Keruntuhan Pada Balok Beton Bertulang Normal

BAB I
PEBDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beton Merupakan campuran dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan
ikatan. Beton dibentuk dari agregat kasar san halus, semen, air dengan perbandingan tertentu.
Bahan air dan semen disatukan akan membentuk pasta semen yang berfungsi sebagai bahan
pengikat, sedangkan agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi. (Pedoman
Pengerjaan Beton, 1993 ). Beton Dapat pula ditambah dengan campuran tertentu apabila
dianggap perlu, biasanya berupa zat kimia, yang digunakan untuk kecocokan beton pada saat
pengerjaan konstruksi tertentu untuk meningkatkan workability, durability dan waktu
pengerasan.
Secara sederhana,beton dibentuk oleh pengerasan campuran antara semen, air, agregat
halus (pasir), dan agregat kasar (batu pecah atau kerikil). Kadang-kadang ditambahkan pula
campuran bahan lain (admixture) untuk memperbaiki kualitas beton. Campuran dari bahan susun
(semen, pasir, kerikil, dan air) yang masih plastis ini dicor ke dalam acuan dan dirawat untuk
mempercepat reaksi hidrasi campuran semen air, yang menyebabkan pengerasan beton. Bahan
yang terbentuk ini mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, tetapi ketahanan terhadap tarik
rendah.
Beton yang sangat diminati karena bahan ini merupakan bahan konstruksi yang
mempunyai banyak kelebihan, antara lain:
1. Harga yang relatif murah karena dapat menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal.

2. Beton termasuk bahan yang memiliki kekuatan tekan tinggi, selain itu mempunyai sifat
kedap air secara sempurna.
1

3. Beton yang segar dapat dengan mudah diangkut ataupun dicetak dalam bentuk apa pun
dan ukuran seberapapun tergantung keinginan.
4. kuat tekannya yang tinggi mengakibatkan jika dikombinasikan dengan baja tulangan
(yang kuat tariknya tinggi) dapat dikatakan mampu dibuat untuk struktur berat.
5. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk
rendah.
Selain itu beton juga memiliki kekurangan, kekurangan beton antara lain:
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak.
2. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah,
sehingga dilatasi (contraction joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat
perubahan suhu.
3. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu
dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan
suhu.
4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air
yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.

5. Beton bersifat getas (mudah pecah).
Beton mempunyai kekuatan tarik yang lemah sehingga dapat mengakibatkan keretakan
pada balok beton apabila diberikan beban, maka digunakanlah tulangan baja pada bagian yang
memerlukan kekuatan tarik pada balok beton, sehingga dapat dikatakan "beton bertulang". Sifat
beton yang dapat memikul kuat tekan dapat berfungsi menahan tekan, sedangkan tulangan baja
berfungsi menahan kuat tarik pada struktur beton bertulang.

2

Kuat tekan beton merupakan sifat yang paling penting dalam beton keras. Kekuatan tekan
adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton
mengidentifikasi mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan struktur yang dikehendaki,
semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan. (Paul Nugraha dan Antoni 2007)
Kuat tekan beton diawali oleh tegangan tekan maksimum f'c dengan satuan N/m atau
MPa. Nilai kuat beton beragam sesuai dengan umurnya, dan biasanya nilai kuat tekan ditentukan
pada waktu umur beton mencapai 28 hari setelah pengecoran. Nilai kuat tekan beton diperoleh
dari tata cara pengujian standar dengan menggunakan mesin dengan cara memberikan beban
tekan bertingkat dengan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder beton sampai hancur.
Tata cara pengujian umunya dipakai adalah ASTM (American Society for Testing Materials)
C39-86.

Lentur murni adalah kondisi dimana balok beton bertulang memiliki gaya lintang nol(0)
dan momen konstan apabila diberi beban sebesar P/2 (lihat pada gambar dibawah ini)

Gambar 1.1 Momen dan Gaya Lintang Dalam Kondisi Lentur Murni

3

Gambar 1.2Diagram Tegangan Tekan Penampang Balok
Penampang S, yang berada tepat ditengah bentang, mengalami gaya lentur murni. Ketika
diberikan beban hingga mencapai batas runtuhnya, maka secara aktual tegangan tekan yang
terjadi bervariasi sepanjang c dari garis netral hingga ke serat atas balok, akan tetapi tegangan
tarik akan ditahan oleh tulangan baja. Namun, secara teoritis, untuk mempermudah perhitungan
tegangan tekan dianggap berbentuk persegi, dimana tegangan tekan yang terjadi sebesar 0,85 f'c
sepanjang a yang terjadi tepat diatas garis netral hingga serat atas balok, sedangkan tegangan
tarik juga akan ditahan oleh tulangan baja.
Beton bertulang merupakan gabungan dua jenis bahan, yaitu beton yang mempunyai kuat
tekan yang tinggi tetapi kuat tarik yang rendah dan baja tulangan yang mempunyai kuat tarik
yang tinggi. Kedua jenis bahan ini dapat bekerja sama dengan baik sebagai bahan komposit,
yang banyak dipakai dalam berbagaikonstruksi
Struktur beton bertulang yang mengalami kerusakan, dapat diperbaiki dengan berbagai

cara, diantaranya mengelupas selimut betonnya kemudian dilakukan pengecoran kembali,
memperluas penampang balok beton bertulang, atau melapisi bagian luarnya dengan baja
maupun bahan komposit lain

4

Perbaikan struktur pada umumnya bertujuan untuk mengembalikan atau meningkatkan
kekuatan elemen struktur agar mampu menahan beban sesuai dengan rencana. Umumnya,
struktur perlu perkuatan bilamana terjadi perubahan fungsi bangunan atau bilamana elemenelemen strukturnya dirancang sesuai tata cara yang lama dimana beban gempa nominalnya lebih
rendah dari yang ditetapkan oleh tata cara saat ini (Purwono, Tavio, Imran, dan Raka, 2002 dan
Badan Standarisasi Nasional, 2002). Kemungkinan lainnya, struktur tersebut sebelumnya hanya
didesain terhadap beban gravitasi saja. Padahal, struktur tersebut harus menerima beban yang
lebih besar akibat beban gempa sehingga struktur tersebut bisa tidak kuat. Hal ini akan
mengakibatkan kerusakan atau bahkan kegagalan/keruntuhan.
Dengan adanya perkembagan teknologi,di temukanlah material jenis baru yang dapat
memperkuat struktur beton tanpa harus mengganti beton lama yang telah mengalami kerusakan
yaitu dengan carbon fiber reinforced polymer ( CFRP). Sika CarboDur Plates termasuk pada
jenis Carbon Fiber Reinforced Polymer(CFRP), digunakan sebagai bahan untuk memperkuat
struktur beton, kayu dan batubata. Jenis ini ditempelkan di bagian permukaan luar dari struktur
yang berfungsi sebagai tulangan.

Di lain pihak ada Carbon Fiber Reinforced Plate (CFRP) yang menawarkan beberapakeunggulan
yang tidak dimiliki oleh baja tulanganyaitu : mempunyai kuat tarik yang jauh lebih tinggidari kuat tarik
baja tulangan, yaitu sebesar 2800MPa, mempunyai kekakuan yang cukup tinggidimana modulus
elastisitasnya (E) 165.000 MPa,tidak mengalami korosi karena terbuat dari bahannon logam, mempunyai
penampang yang kecil danringan dengan berat 1,5 g/cm3, serta mudahpemasangannya.

CFRP merupakan bahan perkuatan lentur dan dipasang pada permukaan bawah balok.
Bahan yang dipakai adalah type Sika Carbodur S512 dengan data teknis diambil dari brosur dan
merupakan data sekunder dari PT. Sika Nusa Pratama selaku produsen. Penggunaan CFRP
sebagai tulangan eksternalpada struktur beton memerlukan bahan pengikat agar diperoleh aksi
5

komposit antara beton dan CFRP.Data teknis tentang epoxy adhesives merupakan data sekunder
dari PT. Sika Nusa Pratama selaku produsen, Perekat yang dipakai adalah epoxy adhesives jenis
Sikadur 30.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan,
yaitu:
a. Berapa besar kapasitas lentur balok bertulang normal, dengan perkuatan balok beton
bertulang yang ditambahkan Sika CarboDur pada bagian tarik pasca keruntuhan balok

beton bertulang normal?
b.Bagaimana lendutan yang terjadi antara perhitungan teoritis dibandingkan dengan
lendutanbalok beton bertulang normal, dengan perkuatan balok beton bertulang yang
ditambahkan Sika CarboDur pada bagian tarik pasca keruntuhan balok beton bertulang
normal?
c. Bagaimana regangan yang terjadi antara perhitungan teoritis dibandingkan dengan
lendutanbalok beton bertulang normal, , dengan perkuatan balok beton bertulang yang
ditambahkan Sika CarboDur pada bagian tarik pasca keruntuhan balok beton bertulang
normal?
d. Bagaimana Tegangan tarik terjadi antara perhitungan teoritis dibandingkan dengan
lendutan balok beton bertulang normal, dengan perkuatan balok beton bertulang yang
ditambahkan Sika CarboDur pada bagian tarik pasca keruntuhan balok beton bertulang
normal?

6

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbandingan besar kapasitas balok beton bertulang normal
denganpenambahan Sika CarboDur pada bagian tarik pasca keruntuhan.

2. Untuk mengetahui dan membandingkan lendutan yang terjadi pada balok beton bertulang
normal dengan penambahan Sika CarboDur pada bagian tarik pasca keruntuhan.
3. Untuk mengetahui dan membandingkan regangan yang terjadi pada balok beton bertulang
normal dengan penambahan mutu Sika CarboDur pada bagian tarik pasca keruntuhan.
4. Untuk mengetahui tegangan tarik pada balok beton bertulang normal dengan penambahan
Sika CarboDur pada bagian tarik pasca keruntuhan
1.4. Batasan Masalah
Dalam penelitian yang akan dilakukan, ada terdapat beberapa lingkup masalah yang
dibatasi, yaitu karakteristik bahan yang akan digunakan sebagai benda uji adalah sebagai berikut:
a. Benda uji yang akan dipakai berupa beton yang berbentuk balok dengan dimensi
penampang 15 cm x 25 cm dan panjang 320 cm.
b. Beton yang akan dipakai pada balok normal ialah K-175.
c. Beton yang akan digunakan pada balok dengan penambahan Sika Carbodur S1012
ialah K-175 (pada bagian tarik setelah pengetesan balok normal).
d. Tulangan besi akan dipakai berupa tulangan besi polos.

7

e. Tulangan yang dipakai:
* Tulangan pada daerah tumpuan


: 4D12

* Tulangan pada daerah lapangan

: 4D12

* Tulangan sengkang

: D6-100

f. Perletakan balok ialah perletakan sederhana (sendi dan rol)
g. Dimensi cetakan silinder yang digunakan dengan diamter 15 cm dan tinggi 30 cm.

1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian ini terdiri dari lima bab. Masing-masing bab
dibagi dalam sub bab mengenai pokok pembahasan, kemudian diuraikan dengan tujuan dapat
diketahui yang dipermasalahan yang dibicarakan. Adapun sistematika penulisan penelitian ini
ialah sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan
masalah, dan sistematika penulisan dari tugas akhir ini.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari uraian tentang balok beton bertulang normal dan balok beton
bertulang dengan penambahan fiber wrap pada bagian tarik pasca keruntuhan.

8

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari uraian tentang persiapan penelitan mencakup perancangan alat test
tekut (buckling test) mulai dari perhitungan dimensi alat dan bahan uji, pemasangan alat.
Pembuatan benda uji mulai dari persiapan penyediaan bahan, sampai pembuatan benda uji
hingga pelaksanaan pengujian.
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Bab ini terdiri dari analisa dan hasil pengujian benda uji dalam peneitian, meliputi: hasil
pengujian kuat tekan dan tarik balok beton normal dan balok beton bertulang dengan
penambahan fiber wrap pada bagian tarik pasca keruntuhan..
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri dari kesimpulan hasil dan saran yang diperlukan atas pembahasan dan
penyelesaian masalah yang telah dilakukan serta untuk penelitan lanjut.

1.6. Metode Penelitian
Adapun metodologi penelitian adalah eksperimental di laboratorium. Pembuatan benda
uji dilakukan di laboraturium Bahan Rekayasa Program S1 Departemen Teknik sipil, Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara. Benda uji dibuat sebanyak 1 buah balok beton bertulang ( 1
balok beton bertulang normaldan 4 buah Beton silinder). Pengujian kuat tekan dan kuat tarik
belah beton dengan benda uji 4 buah Beton silinder dilakukan di Laboratorium Bahan Rekayasa
Program S-1 Departemen Teknik sipik Universitas Sumatera Utara. Pengujian kuat lentur balok
beton bertulang normal dilakukan di Laboratorium Struktur Program Magister (S-2) Departemen
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Pengujian balok dilakukan diatas dua
9

perletekan sederhana (sendi dan rol), kemudian diberi beban statis dengan menggunakan
Hydraulic Jack dengan kondisi dimana beton sudah mencapai umur 28 hari.setelah balok normal
runtuh kemudian di beri perkuatan pada bagian tarik.kemudian di lakukan pengujian lagi seperti
pada balok normal.
1.7. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dan pengujian dilakukan berdasarkan SNI-03-6827-2002.
1. Uji material beton yang akan digunakan sebagai berikut:
* Analisa ayakan pasir dan kerikil
* Berat jenis ayakan pasir dan kerikil

* Berat isi pasir dan kerikil
* Kadar lumpur pasir dan kerikil
2. Perencanaan ( Mix Design ) benda uji sebanyak 1 (satu) buah balok beton bertulang (1
buah balok beton bertulang normal) dan 1 buah beton silinder yang dikerjakan di
Laboratorium Bahan Rekayasa Teknik Spil Program Strata (S-1), Universitas Sumatera
Utara.
3. Pengujian Kuat Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton dengan benda uji 4 buah beton
silinder yang dilakukan di Laboratorium Bahan Rekayasa Program Strata 1 (S-1)
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Pengujian Kuat Lentur dilakukan di Laboratorium Struktur Program Magister (S-2)
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan benda uji
10

sebanyak 1 buah balok beton bertulang yang diletakkan pada perletakan sederhana (sendi
dan rol), kemudian diberi beban statis dengan menggunakan Hydraulick Jack dengan
kondisi dimana balok beton bertulang sudah mencapai umur 28 hari. Pemberian Beban
statis sampai balok beton bertulang mengalami belah.
5.setelah balok normal runtuh kemudian di beri perkuatan pada bagian tarik.kemudian di
lakukan pengujian lagi seperti pada balok normal.Berikut ini adalah gambar benda uji
yang akan dibuat dan di uji:

K-175

K- 200

4Ø12

Gambar 1.3Potongan Memanjang Benda Uji Balok Beton normal
K- 200
K-175

4Ø12

Gambar 1.4Potongan Memanjang Benda Uji Balok Beton normal setelah
pemberian Sika CarboDur pasca keruntuhan

Kode Benda Uji

Mutu Benda Uji

Diameter (cm)

Tinggi (cm)

Jumlah

Silinder 1

K-175

15

30

4

Sika CarboDur

11

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65