Kesalahan dalam Pemrosesan Film Bahan Aluminium Struktur Jaringan Periodonsium

d. Pembersihan Washing Pencucian di dalam larutan developer memegang peranan yang penting dalam menentukan hasil radiograf. Lamanya waktu pencucian didalam larutan developer ditentukan berdasarkan : 1 metode visual dan 2 metode waktu dan suhu. 1 Lamanya waktu pencucian dengan metode visual bergantung pada keterampilan dan pengalaman operator dalam menentukan kekontrasan radiograf yang dihasilkan. Sedangkan bila menggunakan metode waktu dan suhu, waktu pencucian bergantung pada suhu larutan developer saat pencucian berlangsung sesuai dengan aturan pabrik. 1 Waktu developing yang direkomendasikan sesuai dengan suhu tertentu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekomendasi waktu developing Suhu Developer dalam F Waktu Developing menit 68°F 70°F 72°F 76°F 80°F 5 menit 4,5 menit 4 menit 3 menit 2,5 menit Waktu developing yang berlebih akan mengakibatkan radiograf menjadi lebih gelap kontras meningkat sedangkan waktu developing yang terlalu cepat mengakibatkan radiograf tampak lebih putih kontras menurun. 1,3,7,11 e. Drying dan Mounting Film dapat dikeringkan dengan menggunakan kertas kemudian hair dryer dengan kekutan rendah. Setelah itu film di-mounting. Hal ini berguna agar letak film sesuai dengan pengorderan dan tidak terjadi kesalahan interpretasi.

2.3 Kesalahan dalam Pemrosesan Film

Dalam proses pencucian film radiografi dapat terjadi kesalahan yang menyebabkan berkurangnya kualitas radiograf. Akibat-akibat yang dapat timbul dan kemungkinan penyebabnya dapat dipaparkan sebagai berikut : 1 radiograf tampak kurang kontras terang, dimungkinkan karena waktu developing yang kurang lama, suhu larutan developer terlalu rendah, atau larutan developer sudah terkontaminasi atau perlu dilakukan replenishment. 2 radiograf tampak terlalu gelap, dimungkinkan karena waktu developing yang terlalu lama, suhu larutan developer yang terlalu tinggi, atau larutan developer terlalu pekat. 3,12

2.4 Bahan Aluminium

Aluminium diambil dari bahasa Latin: alumen, alum. Orang-orang Yunani dan Romawi kuno menggunakan alum sebagai cairan penutup pori-pori dan bahan penajam proses pewarnaan. Aluminium ditemukan pada tahun 1825 oleh Hans Christian Oersted. Baru diakui secara pasti oleh F. Wohler pada tahun 1827. Sumber unsur ini tidak terdapat bebas, bijih utamanya adalah bauksit. Penggunaan Aluminium antara lain untuk pembuatan kabel, kerangka kapal terbang, mobil dan berbagai produk peralatan rumah tangga. Senyawanya dapat digunakan sebagai obat, penjernih air, fotografi serta sebagai ramuan cat, bahan pewarna, ampelas dan permata sintesis. 13 Aluminium Al merupakan bahan yang biasa dipilih untuk filter tambahan dalam radiologi diagnostik. Aluminium ini akan menyerap foton berenergi rendah yang dapat mengaburkan hasil diagnostik radiograf dan melindungi jaringan permukaan kulit dari dosis yang cukup besar sehingga hanya foton yang berenergi tinggi yang diteruskan. Aluminium juga dapat meningkatkan kontras dan menaikkan nilai grayscale. 5,6,14

2.5 Struktur Jaringan Periodonsium

Jaringan periodonsium adalah sistem fungsional dari jaringan yang mengelilingi gigi dan melekatkan gigi ke tulang rahang. Struktur dari jaringan periodonsium Gambar 7. terdiri dari gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar. 15 Gambar 7. Struktur jaringan periodonsium 16 Fungsi jaringan periodonsium adalah memberikan seal pada sekeliling bagian servikal gigi; memegangmenahan jaringan terhadap gigi pada saat mastikasi; menahan dan menjaga gigi agar tetap pada socket-nya; melindungi dentin yang ada dibawahnya; mengelilingi dan mendukung akar gigi. 15 a. Gingiva Gingiva adalah bagian mukosa mastikatori yang membalut prosesus alveolaris dari tulang rahang dan mengelilingi leher gigi. Fungsi dari gingiva adalah memberikan seal disekeliling bagian servikal gigi dan menutupi prosessus alveolar. Bagian anatomis dari gingiva antara lain free gingiva, sulkus gingiva,attached gingiva, dan gingiva interdental. 15 b. Ligamen Periodontal Ligamen periodontal adalah jaringan lunak berupa serat yang mengelilingi akar gigi dan mengikatkannya dengan tulang alveolar. Serat pada jaringan ini dibagi dalam 4 kelompok yaitu : 1 alveolar crestal group, meluas dari daerah serviks akar sampai ke puncak alveolar; 2 horizontal group, berjalan tegak lurus dari gigi ke tulang alveolar; 3 oblique group, sekelompok serat arahnya miring, berjalan dari sementum ke bagian puncak alveolar; 4 apical group, menyebar di bagian dari tulang ke gigi. 15 c. Sementum Sementum adalah lapisan tipis jaringan yang tereliminasi dan menutupi permukaan akar gigi. Karakteristik sementum adalah berwarna kuning terang; menutupi dan melekat pada dentin bagian akar gigi; merupakan jaringan seperti tulang yang lebih resisten terhadap resorpsi dibandingkan dengan tulang; tidak memiliki vaskularisasi sendiri; karena sementum mendapatkan nutrisi dari ligamen periodontal; tidak memiliki saraf dan tidak sensitif terhadap rasa sakit. 15 d. Tulang Alveolar Tulang alveolar adalah penonjolan tulang yang mengelilingi, mendukung, dan melindungi akar gigi. Keberadaan tulang alveolar tergantung pada ada atau tidaknya gigi. Jika gigi di ekstraksi maka tulang alveolar akan mengalami resorpsi, dan jika gigi tidak erupsi maka tulang alveolar tidak akan terbentuk. Tulang alveolar ini terdiri dari : 1 tulang kortikal; 2 tulang kanselus; 3 alveolus; 4 alveolar bone proper; 5 periosteum. Bagian-bagian dari tulang alveolar adalah alveolar crest, tulang interproksimal, dan tulang interadikular. 15

2.6 Gambaran Normal Radiografi Periapikal