Analisa Pengaruh Korona dengan Variasi Karakteristik Surja Petir Analisa Pengaruh Korona dengan Variasi Tipe Konduktor Saluran

70 µs dan 23.4 µs. Dengan perkataan lain, penambahan panjang saluran akan mengubah waktu muka surja menjadi lebih lama dari keadaan normalnya.

4.4.5 Analisa Pengaruh Korona dengan Variasi Karakteristik Surja Petir

Perbedaan karakteristik surja petir akan menjadi salah satu faktor penentu besar tingkat peredaman korona yang mampu dilakukan saluran transmisi. Dengan variasi waktu muka front time dan waktu ekor tail time surja petir, pemodelan korona pada saluran transmisi dapat dilakukan. Tabel 4.7 Hasil simulasi pengaruh korona terhadap variasi surja petir Standar Karakteristik Surja µs Waktu Muka µs Tegangan Puncak kV Redaman kV Redaman Jepang 1-40 13.04 634.48 165.52 20.69 Amerika Serikat 1.5-40 13.1 645.07 154.93 19.36 Jerman dan Inggris 1-50 14 651.24 148.76 18.59 IEC 1.2-50 14.2 653.61 146.39 18.29 Gambar 4.8 Kurva Respon Redaman Terhadap Variasi Karakteristik Petir 71 Tabel dan Grafik hasil simulasi diatas menunjukan untuk karakteristik petir menurut standar IEC, korona pada saluran mampu meredam 18.29 surja petir, sedangkan karakteristik petir menurut Jepang, Inggris dan Amerika Serikat masing-masing korona mampu meredam surja petir sebesar 20.69, 18.59 dan 19.36. Korona juga akan mengubah waktu muka dari masing-masing standar surja petir yang digunakan pada pemodelan. Pada standar jepang, waktu muka normal 1 µs akan menjadi 13.04 µs. Begitu pula hal nya dengan standar lainnya, waktu muka surja menurut standar Amerika Serikat 1.5µs akan bergeser menjadi 13.1 µs. Sedangkan standar surja menurut IEC 1.2µs dan Inggris 1 µs masing- masing akan bergeser ke nilai 14.2 µs dan 14 µs.

4.4.6 Analisa Pengaruh Korona dengan Variasi Tipe Konduktor Saluran

Transmisi Pemodelan korona juga dilakukan dengan memvarasikan tipe konduktor yang digunakan untuk menghubungkan GI Pangkalan Susu menuju GI Binjai. Konduktor yang digunakan juga memiliki bahan penyusun material yang sama yakni alumunium yang diperkuat dengan baja ACSR namun dengan radius yang berbeda-beda. Adapun jenis konduktor ACSR yang digunakan ialah konduktor tipe Zebra, Camel dan Moose. Pemilihan konduktor untuk divariasikan mengacu pada kemampuan hantar arus KHA yang di miliki konduktor tersebut. Ketiga konduktor tersebut memiliki KHA yang hampir bernilai sama antara satu lainnya seperti pada Tabel 4.8, sehingga hal ini tidak akan mengubah jumlah berkas pada setiap sirkit saluran transmisi. 72 Berikut perhitungan yang dilakukan secara manual untuk menentukan besar parameter-parameter saluran transmisi dengan menggunakan variasi jenis konduktor.  Konduktor Camel , A = 26 cm , H = 41.4 m, r = 1.5075 cm Menghitung radius ekivalen konduktor berkas menurut Skiling and Dykes : = 1 + 2 − 1 � = 2 1.5075 1 + 2 2 − 1 1.5075 2 26 = 2.5506 Menghitung nilai induktansi: � = 2. 10 −7 ln = 0.7788 = 0.025506 0.7788 = 0.01986 � = 2. 10 −7 ln 41.4 0.01986 = 1.528 � Menghitung nilai kapasitansi saluran : = 10 −9 18 ln 2 = 10 −9 18 ln 2 41.4 0.025506 = 6.871 10 −12 Menghitung medan kritis : 73 = 30 0.67 1 + 0.3 = 30 0.82 1 0.67 1 + 0.3 1 2.5506 = 29.22 Menghitung tegangan awal korona : = 60 = 60 ln 2 = ln 2 = 2.5506 29.22 ln 2 41.4 0.025506 = 602.583 Menghitung surge impedance = � = 1.528 6.871 10 −12 = 471.57 Ω  Konduktor Moose , A = 26 cm , H = 41.4 m, r = 1.5885 cm Menghitung radius ekivalen konduktor berkas menurut Skiling and Dykes : = 1 + 2 − 1 � = 2 1.5885 1 + 2 2 − 1 1.5885 2 26 = 2.6656 Menghitung nilai induktansi saluran : 74 � = 2. 10 −7 ln = 0.7788 = 0.026656 0.7788 = 0.02076 � = 2. 10 −7 ln 41.4 0.02076 = 1.5196 � Menghitung nilai kapasitansi saluran : = 10 −9 18 ln 2 = 10 −9 18 ln 2 41.4 0.026656 = 6.9088 10 −12 Menghitung Medan Kritis : = 30 0.67 1 + 0.3 = 30 0.82 1 0.67 1 + 0.3 1 2.6656 = 29.12 Menghitung tegangan awal korona: = 60 = 60 ln 2 = ln 2 75 = 2.6656 29.12 ln 2 41.4 0.026656 = 624.173 Menghitung surge impedance = � = 1.5196 6.9088 10 −12 = 468.98 Ω Data perhitungan tersebut dapat dikumpulkan dalam bentuk Tabel 4.8 seperti yang tertera dibawah ini, dengan tujuan untuk memudahkan proses menganalisis variabel-variabel yang terdapat pada tabel. Tabel 4.8 Hasil simulasi pengaruh korona terhadap variasi jenis konduktor Tipe Konduktor Zebra Camel Moose Radius cm 1.43 1.5075 1.5885 Kapasitansi pFm 6 6.871 6.9088 Induktansi µHm 1.537 1.528 1.5196 Medan Kritis kVcm 29.32 29.22 29.12 Inception Voltage kV 581.179 602.583 624.173 V peak kV 653.61 656.93 663.58 Redaman kV 146.39 143.07 136.42 Redaman 18.29 17.88 17.05 Waktu Muka µs 14.2 14 13.4 76 Gambar 4.9 Kurva Respon Redaman Terhadap Variasi Tipe Konduktor Pada Tabel 4.8 dan Grafik 4.9 diatas memperlihatkan bahwa radius konduktor menjadi salah satu faktor penentu besarnya korona yang terjadi di sepanjang saluran transmisi. Penambahan besar radius konduktor akan memperbesar nilai tegangan tegangan awal terjadinya korona inception voltage. Disisi lain, bertambah besarnya inception voltage akan mengakibatkan mengecilnya kemampuan meredam surja petir oleh korona yang terdapat pada saluran. Pada koduktor ACSR tipe Moose misalnya, konduktor Moose memiliki radius yang lebih besar dibandingkan dengan konduktor Zebra maupun Camel, yakni dengan radius 1.5885 cm, konduktor Moose hanya mampu meredam 17.05 atau sebesar 136.42 kV dari tegangan awal surja 800 kV. Konduktor Camel dengan radius yang lebih kecil dari konduktor Moose yakni 1.5075 cm hanya mampu meredam tegangan surja sebesar 143.07 kV 17.88. 77 Selain mengalami penurunan puncak gelombang redaman, korona juga menyebabkan bergesernya waktu muka surja yang merambat sepanjang saluran. Semakin besar kemampuan korona untuk meredam surja petir, maka semakin jauh pula bergesarnya waktu muka dari tegangan lebih tersebut. Pada konduktor Zebra dengan kemampuan sebesar 18.29 untuk meredam surja petir, akan menggeser waktu muka surja menjadi 14.2µs. Sementara dengan menggunakan konduktor Moose, waktu muka surja akan lebih cepat, yakni menjadi 13.4µs. 78 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan