ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR PETISAH KOTA MEDAN.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR PETISAH
KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister
Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

LIA FATHMAWATY HARAHAP
NIM : 8146162010

PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017


ABSTRAK

Lia Fathmawaty Harahap. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Pedagang di Pasar Petisah Kota Medan. Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan, 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
modal usaha, lama usaha, lokasi usaha dan jam kerja terhadap pendapatan
pedagang pasar Petisah Kota Medan.Untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh modal usaha, lama usaha, lokasi usaha dan jam kerja terhadap
pendapatan pedagang pasar Petisah Kota Medan. Menggunakan data primer
dengan populasi adalah pedagang pasar Petisah Kota Medan serta dengan teknik
pengambilan sampel atas responden dilakukan secara purposive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, variabel yang digunakan menjelaskan variabel
pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan menunjukkan arah pengaruh
yang sesuai dengan hipotesis. Modal usaha dan lokasi berpengaruh positif dan
signifikan sedangkan lama usaha dan jam kerja usaha tidak berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan pada hari
biasa dan hari libur. Sedangkan pada secara agregat, lokasi usaha sebesar 0,29%,
lama usaha 1,03% dan jam kerja usaha 0,40% berpengaruh positif dan signifikan
sementara modal usaha tidak signifikan mempengaruhi pendapatan pedagang

Pasar Petisah Kota Medan. Disamping itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pengaruh variabel terbesar terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota
Medan pada hari biasa dan hari libur adalah modal usaha sedangkan variabel
terbesar terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan secara agregat
adalah variabel jam kerja usaha.

Kata Kunci : Pendapatan, UMKM, Mikro, Modal Usaha, Lokasi Usaha, Lama
Usaha dan Jam Kerja Usaha.

i

ABSTRACT

Lia Fathmawaty Harahap. Analysis of Factors Affecting Revenue Petisah Market
Traders in Medan. Medan State University Graduate Program, 2017.
This study aimed to determine and analyze the influence of venture capital, the old
business, business location and business hours of the income market traders
Petisah Medan.One sector that plays an important role in the national economy
due to its contribution to employment and Gross Domestic Product (GDP) could
exceed the contribution large businesses are micro, small and medium enterprises

(UMKM).The results showed that, the variables used to explain the variable
income market traders Petisah Medan orientate effect consistent with the
hypothesis.Venture capital and location of positive and significant effect, while
long working hours of business enterprises and no significant effect on earnings
Petisah market traders in Medan on weekdays and holidays While on an
aggregate basis 0,29%,, business location 1,03%%, business and long working
hours effort positive and significant effect while venture capital does not
significantly affect revenue Petisah market traders in Medan.Besides, the results
show that the biggest variable effect on revenue Petisah market traders in Medan
on weekdays and holidays is the largest venture capital while variable income
market traders Petisah against the city of Medan in the aggregate is variable
working hours of business
Kata Kunci : Revenue, UMKM, Micro, Venture Capital, Business Location, Lama
Enterprises and Business Working Hours.

ii

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas
segala rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat merampungkan

penyusunan tesis dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan.”
Selama penyusunan tesis ini, penulis banyak sekalin mendapat masukan,
bimbingan dan arahan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd,Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dr. Fitrawaty, M.Si, Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi
Universitas Negeri Medan sekaligus sebagai Penguji,dan Bapak Dr. M. Fitri
Ramadhana, M.Si Sekretaris Magister Ilmu ekonomi sekaligus sebagai
Penguji, yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan dan saran bagi
penulis dalam penyelesaikan tesis ini.
4. Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si, Pembimbing I, dan Bapak Dr.
Rahmanta Ginting, M.Si, Pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, masukan dan saran bagi penulis dalam penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Dr. Arwansyah, M.Si sebagai penguji yang telah banyak memberikan
masukan yang sangat berharga bagi Penulis.
6. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tersayang Ayahanda Drs. H. Abdul
Gani Harahap, M.Pd (Alm) dan Ibunda Hj. Nuzul Hanum Azies (Almh) yang

sangat saya cintai, terima kasih atas semua ini, motivasi semangat pantang
menyerah untuk menjalani pendidikan setinggi-tingginya, selalu memberi
dukungan, doa yang tulus untuk kebaikan penulis dan teruntuk suami dan
ketiga anak Gavin Devara Ziansky, Ghaisan Fathar Dymitri dan Ghaisan

iii

Fathir Dymitri yang selalu setia memberikan dukungan, doa dan waktunya
untuk penulis..
7. Bapak Kepala PD.Pasar Petisah Medan, teman – teman Mahasiswa Program
Studi Ilmu Ekonomi Angkatan 2014, Teman – teman kantor P2T di BAUK
UNIMED.

Penulis masih mengharapkan masukan maupun kritikan yang membangun dalam
penelitian tesis ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya belumlah sempurna,
semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, pemerintah dan
masyarakat.

Medan, 28 Januari 2017
Penulis,


Lia Fathmawaty Harahap

iv

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ............................................................................................

i

ABSTRACT ..............................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ............................................................................

iii

DAFTAR ISI ...........................................................................................


v

DAFTAR TABEL..............................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ..............................................................................

viii

BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN ................................................................

1


1.1. Latar Belakang Masalah .................................................
1.2. Rumusan Masalah ..........................................................
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................
1.4. Manfaat Penelitian ..........................................................

1
13
13
13

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................

16

2.1. Kerangka Teoritis ........................................................
2.1.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ...................
2.1.2. Teori Pasar .........................................................
2.1.3. Teori Pendapatan ...............................................
2.1.4. Modal Usaha/ Modal Kerja ...............................

2.1.5. Lama Usaha .......................................................
2.1.6. Lokasi Usaha ......................................................
2.1.7. Jam Kerja ...........................................................
2.1.8. Keterkaitan / Relevansi Antar Variabel Yang
Diteliti ................................................................
2.2. Penelitian Terdahulu ....................................................
2.3. Kerangka Penelitian .....................................................
2.4. Hipotesis Penelitian .....................................................

16
16
22
25
29
31
34
35

METODE PENELITIAN ...................................................


44

3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.

44
44
44
45
46
47
47
47
48
50


Dsign Penelitian ...........................................................
Lokasi Penelitian ..........................................................
Populasi dan Sampel ...................................................
Sumber dan Jenis Data .................................................
Metode Pengumpulan Data ..........................................
Model Analisis .............................................................
3.6.1. Analisis Deskriptif .............................................
3.6.2. Analisis Regresi .................................................
3.6.3. Pengujian Hasil Persamaan Regresi ..................
3.7. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................

v

37
38
40
42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................

52

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................
4.2. Deskriptif Data .............................................................
4.3. Hasil Uji Model ...........................................................
4.3.1. Koefisien Determinasi (R2) ................................
4.3.2. Uji Serempak (F-Statistik) .................................
4.3.3. Estimasi Model ..................................................
4.4. Pembahasan .................................................................
4.4.1. Pengaruh Modal Usaha Terhadap Pendapatan ..
4.4.2. Pengaruh Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan ..
4.4.3. Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan ....
4.4.4. Pengaruh Jam Kerja Usaha Thdp Pendapatan ...

52
54
57
57
58
59
62
62
64
66
68

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................

71

5.1. Kesimpulan .....................................................................
5.2. Saran ...............................................................................

71
72

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

74

LAMPIRAN ............................................................................................

79

BAB V

vi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.

Usia Responden ..................................................................
Tingkat Pendidikan Responden ..........................................
Hasil Estimasi Model Pendapatan (Hari Senin-Jumat) ......
Hasil Estimasi Model Pendapatan (Hari Sabtu-Minggu) ...
Hasil Estimasi Model Pendapatan (Hari Senin-Minggu) ...

55
56
59
60
61

ii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Angket Uji Coba ..........................................................

79

2 Data Penelitian ..............................................................

84

3 Data Hasil Olahan .........................................................

89

4 Hasil Estimasi Model .....................................................

94

5 Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis ..............

96

6 Surat Undangan Ujian Tesis............................................

97

7 Surat Izin Penelitian Lapangan .......................................

98

8 Surat Rekomendasi Penelitian.........................................

99

9 Riwayat Hidup ............................................................... 100

ix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

perubahan dalam aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan
manfaat (benefit) kepada masyarakat lokal, regional, bahkan sampai tingkat
nasional. Program pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaatmanfaat yang positif atau negatif kepada masyarakat, terutama kepada mereka
yang tinggal di dekat sekitar kegiatan ekonomi sebagai penerima akibat (dampak)
dari program pembangunan yang bersangkutan. Komunitas lokal harus mencari
atau mendapat peluang agar terjadi penyesuaian terhadap perubahan karena
keadaan baru tersebut (Ahmadi, 1995).
Pembangunan dapat dikonseptualisasikan ke dalam suatu proses perbaikan
yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara
keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau manusiawi (Iryanti, 2003).
Rencana pembangunan atau pengembangan yang biasanya dihasilkan oleh tenaga
ahli atau konsultan pada umumnya berasal dari budaya atau latar belakang sosial
yang berbeda dalam mengatasi permasalahan penting yang mereka temukan.
Seyogyanya rencana pembangunan dimulai dengan mengenali potensi dan
kebutuhan masyarakat penerima manfaat dan penanggung resiko. Dengan
demikian kegiatan pembangunan yang mencakup perencanaan, pembiayaan,
pelaksanaan, dan pemantauan serta evaluasi, akan bertitik tolak dari keinginan dan
kemampuan masyarakat penerima manfaat dan penanggung risiko itu sendiri.
1

2

Salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian
nasional karena kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja dan Produk
Domestik Bruto (PDB) dapat melebihi kontribusi usaha besar adalah sektor usaha
mikro, kecil dan Menengah (UMKM). Sektor usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) di Indonesia sudah terbukti dapat bertahan dan cenderung berkembang
meskipun perekonomian nasional menghadapi krisis ekonomi global. Sektor
UMKM secara efisien menciptakan pertumbuhan industri kecil yang berdampak
pada peningkatan pertumbuhan ekonomi (Radam, 2013).
Kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah terhadap perekonomian
nasional dapat ditinjau dari dua aspek penting, yaitu aspek pembentukan produksi
agregat dan penyerapan tenaga kerja. Kontribusi usaha mikro, kecil dan menengah
terhadap produksi agregat dan penyerapan tenaga kerja lebih tinggi dibandingkan
dengan kontribusi usaha besar. Akan tetapi produktivitas usaha mikro dan kecil
jauh lebih rendah dari produktivitas usaha sedang dan besar. Disisi lain,
Pendapatan tenaga kerja pada usaha mikro dan kecil lebih rendah dibandingkan
dengan pendapatan tenaga kerja pada usaha sedang dan besar.
Produktifitas UMKM yang merupakan tolok ukur bagi keberhasilan
pengembangan UMKM itu sendiri dipengaruhi oleh bebarapa faktor, diantaranya
adalah ketengakerjaan UMKM dan struktur modal/ investasi UMKM, serta
jumlah unit UMKM itu sendiri yang tersebar di seluruh Indonesia. (Sinungan,
2005: 18).
Jika dianalisis dari PDB atas dasar harga berlaku menurut sektor usaha
selama tahun 2011 hingga 2013 menunjukkan bahwa sektor usaha mikro
memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi PDB, yaitu sebesar 56,53 persen

3

dari total PDB, sedangkan sektor usaha besar menyumbang sebesar 43,47 persen.
Begitupun bila dibandingkan dengan PDB atas dasar harga konstan tahun 2000,
dimana secara agregat kontribusi sektor UMKM terhadap PDB nasional mencapai
58,17 persen dari total PDB dibandingkan dengan sektor usaha besar yang
menyumbang terhadap PDB nasional sekitar 41,83 persen (Kementrian Koperasi
& UMKM, 2015).
Pertumbuhan PDB sektor UMKM menunjukkan bahwa kontribusi UMKM
dalam perekonomian nasional tidak dapat dipandang sebelah mata, bahkan ketika
krisis ekonomi menerpa perekonomian nasional sektor UMKM mampu bertahan
dibandingkan dengan sektor usaha besar.

Sumber : BPS

Gambar 1.1. Jumlah UMKM dan Tenaga Kerja UMKM di Indonesia
Tahun 2010 – 2015
Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan UMKM dan penyerapan tenaga
kerja sektor UMKM di Indonesia selama tahun 2010 – 2015, tercatat jumlah

4

UMKM terus meningkat, sedangkan tenaga kerja yang terserap di sektor ini
cenderung meningkat, namun di tahun 2014 terjadi penurunan.
Jumlah UMKM di tahun 2010 mencapai 2.732.724 unit, hingga akhir
tahun 2015 menjadi sebanyak 3.668.873 unit. Sementara itu, jumlah tenaga kerja
yang terserap dalam sektor UMKM di tahun 2010 mencapai 6.447.260 tenaga
kerja dan terus meningkat hingga tahun 2013 menjadi sebanyak 9.734.111 orang.
Namun di tahun 2014 jumlah tenaga yang terserap di sektor ini turun hingga
mencapai 8.362.746 orang dan kembali meningkat di tahun 2015 menjadi sebesar
8.735.781 orang tenaga kerja.
Peningkatan sektor UMKM dan cenderung dapat bertahan dan cenderung
meningkat disebabkan oleh : 1). Sebagian besar industri UMKM memproduksi
barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan yang rendah; 2).
Sebagian besar UMKM mempergunakan modal sendiri dan tidak dapat mendapat
modal dari Bank; 3). Sektor formal banyak memberhentikan pekerjannya,
sehingga para penganggur memasuki industri informal dengan berdagang atau
melakukan usaha yang berskala kecil yang berdampak UMKM terus meningkat
(Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2012).
Pengembangan UMKM merupakan langkah strategis dalam meningkatkan
dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian sebagian besar rakyat Indonesia,
khususnya dalam hal penyediaan lapangan kerja, mengurangi kesenjangan dan
kemiskinan, mempercepat pemulihan ekonomi, serta memperkuat landasan
pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan berdasarkan sistem ekonomi
kerakyatan.

5

Usaha mikro kecil dan menengah merupakan suatu subyek yang penting
dalam analisa kebijakan pemerintah Indonesia, yang didasari oleh beberapa
alasan (Hill, 2001), yaitu :
1) UMKM di negara manapun memainkan suatu peran yang sangat penting
di dalam pembangunan ekonomi, dan secara khas mempekerjakan 60%
atau lebih banyak lapangan kerja industri dan menghasilkan sampai
separuh output.
2) UMKM merupakan sarana untuk mempromosikan bisnis pribumi.
3) Tidak bisa diasumsikan bahwa jenis kebijakan yang sama

yang

dikeluarkan untuk industri besar akan berlaku bagi UMKM. UMKM
menunjukkan suatu konsentrasi aktivitas khusus dalam industry dan
biasanya memperlihatkan suatu konsentrasi yang lebih sedikit di sekitar
pusat kota dibandingkan dengan perusahaan besar. Hanya sebagian kecil
UMKM yang dimiliki oleh orang asing (atau pemerintah) dan hanya
sedikit yang berorientasi ekspor, paling tidak ekspor langsung.
4) Pengalaman internasional menyatakan bahwa sektor UMKM kondusif
bagi pertumbuhan industri yang cepat dan merupakan struktur industri
yang fleksibel.
Namun disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil menghadapi
beberapa kendala seperti tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen
sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Secara lebih
spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah (Kuncoro, 2005) :
1) Tidak adanya pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan
operasi. Kebanyakan UKM dikelola oleh perorangan yang merangkap

6

sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan
tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
2) Akses industri kecil terhadap lembaga kredit formal rendah, sehingga
mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal
sendiri atau sumber lain, seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara,
bahkan rentenir.
3) Sebagian besar usaha kecil ditandai dengan belum dipunyainya status
badan hukum. Mayoritas UKM merupakan perusahaan perorangan yang
tidak berakta notaris. Keempat, masalah utama yang dihadapi dalam
memenuhi kebutuhan tenaga kerja adalah tidak terampil dan mahalnya
biaya tenaga kerja. Kelima, dalam bidang pemasaran, masalahnya terkait
dengan banyaknya pesaing yang bergerak dalam industri yang sama.
Lapangan kerja sektor formal menjadi prioritas utama bagi para tenaga
kerja. Untuk itulah lapangan kerja sektor informal perlu dikembangkan, hal ini
dikarenakan sektor informal sangat membantu kepentingan masyarakat, yaitu
menyediakan lapangan pekerjaan dengan penyerapan tenaga kerja secara mandiri
atau dengan kata lain menjadi safety belt bagi tenaga kerja yang memasuki pasar
kerja, selain itu juga menyediakan kebutuhan masyarakat golongan menengah ke
bawah (Kuncoro, 2005).
Medan sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara dalam wilayah NKRI
berkontribusi dalam perekonomian nasional yang terukur dalam PDB dan
perekonomian daerah Propinsi Sumatera Utara serta perekonomian daerah Kota
Medan itu sendiri yang tercakup dalam PDRB.

7

Dengan dukungan dari 21 kecamatan yang tersebar di seluruh wilayah,
dimana salah satunya adalah Medan Petisah yang merupakan fokus penelitian ini.
Hal ini disebabkan terutama karena memiliki pasar tradisional yang sudah cukup
lama beroperasi disamping memiliki beragam produk serta jumlah unit pedagang
yang cukup banyak. Pasar tersebut adalah pasar Petisah yang merupakan salah
satu pasar yang paling banyak diminati masyarakat sebagai tempat berbelanja. Di
tengah banyak dan maraknya pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang
modern, Pasar Petisah tetap berdiri dan bergairah. Bahkan Pasar Petisah yang
baru (Pasar Petisah Tahap II) sudah dibangun dan sudah beroperasi beberapa
tahun terakhir ini, yang berarti bahwa dengan dibangunnya pasar baru ini maka
penyerapan tenaga kerja pun akan semakin besar.
Pasar yang seusia kota Medan ini selalu ramai dikunjungi oleh para
pembeli, termasuk oleh para pelancong yang datang dari luar kota Medan. Salah
satu keistimewaan pasar ini terletak pada lokasinya yang berada di pusat kota
Medan, sehingga memudahkan bagi pelancong untuk menjangkaunya.
Pasar Petisah juga menarik banyak wisatawan asing karena harga yang
ditawarkan relatif murah dibandingkan di mall-mall besar di Medan. Namun
kualitas barang yang disajikan tidak kalah bagus dari mall-mall besar. Selain
karena harganya yang murah, banyak barang kerajinan khas Medan dijual disini,
seperti anyaman, dan pernak-pernik lainnya. Jika anda ingin membeli oleh-oleh
pakaian untuk keluarga anda, pasar ini menyediakan berbagai macam kebaya
dengan warna dan model yang beragam. Pasar tradisional pasar petisah walaupun
harga yang ditawarkan murah, namun tawar menawar adalah hal yang pasti.

8

Seiring perkembangan globalisasi dan persaingan dalam perekonomian,
potensi ekonomis yang dimiliki Pasar petisah yang merupakan primadona wisata
belanja bagi pembeli berangsur-angsur mengalami kelesuan dan mulai
ditinggalkan oleh pelanggannya. Hal ini disebabkan pada awal tahun 2002 di kota
medan sudah mulai berkembang pasar modern yang hampir sama menjual produk
kerajinan seperti yang ditawarkan di Pasar. Pasar modern menawarkan metode
belanja one stop shopping, dimana pembeli hanya belanja pada satu tempat pasar
modern.
Dalam ilmu ekonomi disebut pasar jika ada suatu pertemuan antara orang
yang mau menjual dan orang yang mau membeli suatu barang atau jasa tertentu
dengan harga tertentu (Gilarso, 154). Di pasar banyak terdapat para pembeli dan
penjual yang sedang melakukan transaksi, para penjual yang menyediakan dan
menjual dari hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan serta produkproduk yang banyak jenisnya. Di sinilah terjadinya kegiatan ekonomi yaitu
penjual yang menawarkan berbagai barang yang dijualnya dan pembeli.
Tumbuh menjamurnya pasar modern seperti plaza, mall, supermarket dan
lainnya menyebabkan menurunnya omzet penjualan pedagang di pasar tradisional
yang berdampak kepada menurunnya tingkat pendapatan pedagang pasar secara
drastis.
Jika hal tersebut tidak ditanggapi secara serius oleh Pemerintah Provinsi
Sumut dan Kota Medan dengan tidak membuat suatu regulasi atau aturan
pembatasan

pasar

modern,

maka

akan

menghambat

dan

mengancam

perkembangan usaha industri kecil dan kerajinan serta usaha informal lainnya
(Isniani, 2012).

9

Hal ini akan berdampak tidak adanya pemerataan distribusi penyebaran
pembeli yang membelanjakan uangnya sehingga perputaran perekonomian hanya
dikuasai oleh pemodal besar dalam hal ini pasar modern saja. Mengantisipasi
ekspansi dari pasar modern di kota medan maka Pemerintah kota medan dalam
hal ini sebagai pengelola pasar Petisah serta para pedagang pasar Petisah harus
memperhatikan faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan
berkurangnya pembeli di pasar Petisah Kota Medan.
Dari hasil pengamatan dan wawancara awal yang dilakukan dengan
pedagang, faktor internal seperti lama berdiri usaha yang digunakan sebagian
besar bervariasi, modal, lama usaha yang bervariasi dan jam kerja yang pendek
cenderung berpengaruh terhadap pendapatan pedagang yang diperoleh saat ini.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pasar yaitu
modal. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam suatu produksi.
Pengertian modal usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Nugraha
(2011), modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk
berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan
sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
menambah kekayaan. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai
sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis.
Modal usaha yang relatif besar jumlahnya, akan memungkinkan suatu
unit penjualan dengan banyak jenis produk. Dengan cara itu, pendapatan yang
akan diperoleh juga akan semakin besar. Akan tetapi, pasar tradisional mayoritas
pedagangnya berasal dari masyarakat menengah kebawah. Jadi, dalam

10

mendapatkan suatu modal kebanyakan para pedagang masih mengandalkan hasil
pertanian maupun ketrampilannya saja.
Pemerintah dalam hal ini berperan menciptakan sistem ekonomi pasar
yang sehat sehingga setiap pelaku, baik yang kecil maupun yang besar,
mempunyai akses dan dasar bersaing yang sama (Rachbini, 2001). Pemerintah
telah dan akan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan
untuk: (a) memperluas sumber pendanaan, (b) meningkatkan akses terhadap
sumber pendanaan, (c) memberikan kemudahan dalam pendanaan. Dalam aspek
pendanaan ini, pemerintah menyediakan berbagai skim kredit perbankan untuk
koperasi dan usaha kecil antara lain seperti Kredit Usaha Kecil (KUK)
(Prawirokusumo, 2001).
Sedangkan faktor eksternal yaitu perbedaan lokasi usaha yang strategis
dan tidak strategis serta fasilitas parkir yang tidak luas dan tidak nyaman
merupakan faktor penting lainnya. Faktor eksternal lainnya adalah lama berdiri
usaha yang dapat mempengaruhi pendapatan pedagang pasar. Lama berdiri usaha
merupakan salah satu faktor penting dalam suatu produksi. Adapun lama usaha
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi produksi dimana semakin
lama usaha itu berdiri maka pengalamandan ilmu yang dimiliki oleh pengrajin
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pengelolaan proses
produksi. Diharapkan semakin lama suatu usaha didirikan, maka keterampil yang
dimiliki oleh masing-masing tenaga kerja dapat dikatakan sama rata. Jadi lamanya
usaha dapat digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat kesetiaan industri
untuk menghasilkan pendapatan pedagang.

11

Lama usaha dalam hal ini adalah lamanya suatu Usaha Mikro Kecil atau
Menengah (UKM) dilakukan atau umur dari usaha tersebut semenjak usaha
tersebut berdiri sampai pada saat penulis melakukan penelitian ini. Dengan asumsi
bahwa semakin lama usaha tersebut berjalan maka akan mengakibatkan adanya
perkembangan usaha yang signifikan kearah yang positif atau negatif.
Perkembangan dari usaha tersebut tergantung dari iklim perdagangan dan
persaingan yang terjadi didunia usaha atau pasar dan biasanya usaha yang lebih
lama berdiri cenderung lebih berkembang karena sudah memiliki banyak
pengalaman dalam menjalankan usahanya dan juga usaha yang memiliki umur
yang bisa dibilang mapan lebih dapat bersaing dengan usaha/pelaku UKM.
Sunaryanto (2005), mengatakan bahwa lamanya seseorang pedagang
menekuni usahanya maka akan meningkat pula penegetahuannya dan akan
berpengaruh pada tingkat pendapatannya. Dengan kata lain, semakin lama
seorang pelaku bisnis menekuni bidang usaha perdagangan maka akan semakin
meningkat pula pengetahuan mengenai perilaku konsumen dan perilaku pasar.
Keterampilan berdagang semakin bertambah maka semakin banyak pula relasi
bisnis maupun pelanggan yang berhasil dijaring.
Menurut Wibowo (2013), untuk meningkatkan pendapatan seorang
pedagang tidak hanya memerlukan modal untuk menjalani usahanya, masih ada
faktor lain yang diperlukan. Faktor lain tersebut adalah jarak antar pedagang
sejenis, lama usaha, dan jam kerja.
Lokasi berpengaruh sangat besar terhadap pendapatan. Lokasi yang
strategis merupakan salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan
suatu usaha. Swastha (2002), Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau

12

aktivitas usaha dilakukan. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha
adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh
lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik adalah relatif untuk setiap jenis usaha
yang berbeda.
Kotler (2008), salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, dimulai
dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi
pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya.
Adanya perbedaan sukses organisasi-organisasi dan perbedaan kekuatan dan/ atau
kelemahan organisasi, sering karena faktor-faktor lokasi. Dalam situasi
persaingan, faktor-faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor kritis yang
membuatnya sangat penting. Agar usaha yang dijalankan dapat bersaing secara
efektif, lokasi usaha haruslah strategis dan mudah untuk dijangkau.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi. Lokasi
yang cocok dijadikan tempat berdagang karena berhubungan langsung dengan
konsumen yaitu lokasi yang mudah dijangkau, lokasi yang mudah dilihat oleh
para calon pembeli, serta lokasi yang sering dilalui oleh para konsumen yang
biasanya berdekatan dengan jalan masuk. Dengan memilih lokasi yang tepat, para
pedagang pasar akan mudah untuk menjual atau menawarkan berbagai barang
yang dijualnya kepada para calon pembeli, sehingga akan sangat berpengaruh
terhadap pendapatan yang diperoleh. Jadi, dengan pemilihan lokasi yang tepat
itulah, pedagang atau penjual di pasar akan mendapatkan pendapatan yang
maksimal.
Prospek sektor perdagangan informal di pasar tradisional akan terus
berkembang yang disertai dengan pesatnya jumlah kunjungan pembeli,

13

mengindikasikan perlunya studi yang mendalam mengenai perkembangan,
prospek dan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pendapatan
pedagang dan kemampuan bertahannya pasar tradisional sebagai akibat
berkembangnya pasar modern dewasa ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pasar Petisah Kota Medan.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh modal usaha, lama
usaha, lokasi usaha dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang pasar Petisah
Kota Medan?

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian, maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui dan menganalisis pengaruh modal usaha, lama usaha, lokasi usaha
dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang pasar Petisah Kota Medan

1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis maupun
manfaat praktis.
Manfaat teoritis penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan
konsep-konsep dan teori-teori tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

14

Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan dan meningkatkan wawasan
pengetahuan tentang temuan-temuan dilapangan yang belum terungkap
sebelumnya serta dapat dijadikan bahan referensi atau pembanding bagi
penelitian berikutnya dan diharapkan dapat memberikan landasan untuk
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan
dengan Pendapatan Pedagang Kota Medan.
2. Model teoretis yang didapatkan diharapkan dapat memberikan jawaban
teoretis terhadap masalah pengembangan khususnya yang berkaitan dengan
Pendapatan Pedagang, sehingga dapat dijadikan model teoretis untuk
meningkatkan Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan.
3. Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bandingan bagi
penelitian yang relevan dengan Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota
Medan di kemudian hari.
Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi tentang Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota
Medan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu: Modal Usaha,
Lokasi Usaha dan Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan sebagai
bahan masukan bagi pengelola lembaga dalam rangka meningkatkan
Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan.
2. Memberikan umpan balik bagi mahasiswa dalam rangka memahami
Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi, yaitu: Modal Usaha, Lokasi Usaha, sehingga diharapkan dapat
menstimulasi usaha mereka untuk meningkatkan Pendapatan Pedagang Pasar
Petisah Kota Medan.

15

3. Memberikan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah khususnya
Pemerintah

Kota

Medan

tentang

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan sebagai acuan dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan pada masa yang akan datang.
Kebijakan yang diambil tersebut pada akhirnya ditujukan untuk peningkatan
Pendapatan Pedagang Pasar Petisah Kota Medan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1.

Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel pendapatan
pedagang Pasar Petisah Kota Medan propinsi Sumatera Utara, baik
pendapatan pada hari biasa (Senin-Jumat), pendapatan pada hari libur (SabtuMinggu) maupun pendapatan pada setiap hari (Senin-Minggu) mampu
dijelaskan oleh variabel modal usaha, lokasi usaha dan lama usaha serta jam
kerja usaha.

2.

Variabel-variabel

yang

digunakan

menjelaskan

variabel

pendapatan

pedagang Pasar Petisah Kota Medan menunjukkan arah pengaruh yang sesuai
dengan hipotesis.
-

Pendapatan pada hari biasa, Modal usaha dan lokasi usaha berpengaruh
positif dan signifikan sedangkan lama usaha dan jam kerja usaha tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota
Medan pada hari biasa, yaitu hari Senin – Jumat.

-

Pendapatan pada hari libur, Modal usaha dan lokasi usaha berpengaruh
positif dan signifikan sedangkan lama usaha dan jam kerja usaha tidak
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota
Medan pada hari biasa, yaitu hari Senin – Jumat.

-

Pendapatan pada setiap hari, lokasi usaha, lama usaha dan jam kerja usaha
berpengaruh positif dan signifikan sedangkan modal usaha tidak

71

72

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota
Medan pada setiap hari, yaitu hari Senin – Minggu.
3.

Pengaruh variabel terbesar terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota
Medan pada hari biasa dan hari libur adalah modal usaha sedangkan
pendapatan pada setiap hari adalah jam kerja usaha.

5.2. Saran
1.

Selayaknya Pemerintah Daerah yang dalam hal ini adalah Dinas Pasar
Petisah Kota Medan memperbaiki dan membenahi kondisi fisik bangunan
serta akses masuk ke pasar Petisah Kota Medan, sehingga lokasi usaha yang
ada di Pasar Petisah Kota Medan dapat dijangkau dan menjadi lekasi yang
strategis untuk semua usaha yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa lokasi usaha yang strategis sangat menentukan bagi peningkatan
pendapatan pedagang di Pasar Petisah Kota Medan.

2.

Selayaknya pemerintah memberikan kredit modal usaha yang tidak
memberatkan pedagang pasar Petisah Kota Medan dengan cicilan yang
fleksibel serta dengan bunga yang terjangkau. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa modal usaha yang semakin ditingkatkan untuk
kemajuan usaha akan meningkatkan pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota
Medan.

3.

Sebaiknya pedagang pasar Petisah Kota Medan yang sudah lama
menjalankan usaha di Pasar Petisah Kota Medan meningkatkan kemampuan/
skill khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan dalam mengelola
usaha secara lebih profesional sehingga pendapatan dari usaha tersebut dapat

73

meningkat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama usaha beroperasi
akan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang Pasar Petisah Kota Medan.

DAFTAR PUSTAKA

Adhyzal, 2003. Klasifikasi Pasar. http://www.psychologymania.com/2012/10/
klasifikasi-pasar.html. Diakses 20 April 2016.
Agnes Sawir, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Cetakan Kelima, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Artaman, 2015. Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi pendapatan
pedagang di Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar.
Agyapong, 2010. Micro, Small and Medium Enterprises’ Activities, Income Level
and Poverty Reduction in Ghana – A Synthesis Of Related Literature.
International Journal of Bussiness and Management. vol.5
no.12;December 2010.
Ahiawodzi Anthony K, 2012. Access to Credit and Growth of Small and Medium
Scale Enterprises in the Ho Municipality of Ghana. British Journal of
Economics, Finance and Management Sciences November 2012, Vol. 6
(2).
Ahmadi, A. dan Supriyono, W. 1995. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Albert Berry, D.C. 2011. Firm and Group Dynamics in The Small and Medium
Enterprise Sector In Indonesia. The International Bank of
Renconstruction and Development / The World Bank, 2011.
Alcacer, Juan. 2004. Location choices across the value chain: How activity and
capability influence agglomeration and competition effects. New York :
Stern School of Business New York University.
Alias Radam, D.C 2008. Technical Efficeincy of Small and Medium Enterprise In
Malaysia : A Stochastic Frontier Production Model. Journal of Economic
and Management 2(2) : 395 -408 (2008).
Anindita, Ratya, 2008, Pendekatan Ekonomi untuk Analisis Harga, Kencana,
Jakarta.
Anonim, 2007. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007
tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern.
Anonim, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 40/KMK.06/2003
tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil
Anonim, 2003.Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM).
Ariani, Y. 2006. Matematika Adalah untuk Memudahkan. [Online].Tersedia:
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/03/0903.htm. (4Maret 2016)
Anoraga, P dan Sudantoko, D. 2002. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha
Kecil.Jakarta: Rineka Cipta.
Aryanto, Surya. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
74

75

Pedagang Pasar setelah Kebakaran di Pasar kliwon Temanggung.
Skripsi: Universitas Negeri Semarang.
Ayuningsari, A.A.K. 2013. Analisis Faktor Penentu Preferensi Konsumen Dalam
Berbelanja Ke Pasar Tradisional di Kota Denpasar : Analisis Faktor. JEkonomi Kuantitatif Terapan.
Berry, A., Rodriguez, E., Sandee, H. 2001, “Small and Medium Enterprise
Dynamics in Indonesia”, Buletin Studi Perekonomian Indonesia, Vol. 37,
No. 3, 2001: 363-84. Carfax Publishing.
Boediono. 1982. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 Ekonomi Mikro.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Dewi Astuty. 2004. Manajemen Bisnis Modern Perusahaan. Edisi kedua. Liberty;
Yogyakarta.
Dirlanudin. 2008. "Paradigma Baru Pengembangan Usaha Kecil." Jurnal Ilmiah
Niagara 1, no. 2 2008: 47-67.
Firdausa dan Arianti, 2013. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja
Terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintaro Demak.
Diponegoro Journal of Economics. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.,
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Structural Equation Modelin Metode Alternative dengan
Partial Least Square. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Gilarso. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: Anggota IKAPI.
Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Bumi Aksara: Jakarta.
Hentiani Tri L, 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Informal di Pasar Sentral Medan. Tesis Jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara.
Hill, Charles W.L. dan Jones, Gareth R. 2001. Strategic management theory: An
integrated approach. South-Western Cengage Learning, Mason.
Kasmir, 2006, “ Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Cetakan kelima,
Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.
Kurniati, Y. 2010. Dinamika Industri Manufaktur dan Respon terhadap Siklus
Bisnis
Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.2012. Data UMKM.
.
Kuncoro, 2005,. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan,
Strategi, dan Peluang, Penerbit Erlangga Jakarta.
Kotler, Philip, 2008. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium diterjemahkan
Benyamin Molan, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Ma’arif, Samsul, 2013. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

76

Pedagang Pasar Bandarjo Ungaran Kabupaten Semarang. Economics
Development Analysis Journal 2 (2).
Munandar. 2006. Pokok-pokok Intermadiate Accounting. Gadjah Mada University
Press; Yogyakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007. Tentang
Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan
Toko Modern.
Prawiro, Kusumo. 2001. Ekonomi Rakyat: Konsep, Kebijakan, dan Strategi.
Yogyakarta: BPFE.
Raharja, Pratama. 2002. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Saripurnadinata, Ronny. 2011. Pengaruh Kredit Modal Usaha dari Rentenir
Terhadap Tingkat Pendapatan Pedagang Mikro. Skripsi: Universitas
Negeri Semarang.
Sunaryanto 2005. Studi mengenai orientasi tenaga penjual Pada pelanggan yang
mempen Garuhi Kinerja tenaga penjual. Tesis. Universitas diponegoro
Semarang 2007.
Soeratno. 2003. Ekonomi Mikro Pengantar. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Struyk, H.J., and Van Der Veen.1990. ”Jembatan”. PT. Pradnya Paramita,
Jakarta.
Struyk, H.I, Van Der Veen, K. H. C. W., Soemargono, 1995, Jembatan, PT
Pradnya Paramita, Jakarta.
Sudirmansyah, 2011. Pengertian dan Jenis-Jenis Pasar. Diakses dari http://
www.sudirmansyah.com/artikel-ekonomi/pengertian-dan-jenis. Diunduh
tanggal 30 maret 2016.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2006. Teori Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Suparmoko, dan Maria R. Suparmoko, 2000. Pokok-Pokok Ekonomika,
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Swastha. B. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Kedelapan.
Jakarta: Penerbit Liberty.
Swastha. B & T. Hani Handoko.1990. Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku
Konsumen. (Edisi Pertama).Yogyakarta : BPFE.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Tohar, M.2004,” Permodalan dan Perkreditan Koperasi”. Yogyakarta : Kanisius.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan

77

menengah.
Wahyuning, Wiwit.dkk, 2003, Mengkomunikasikan Moral, Elex Media
Komputindo, Yogyakarta.
Wibowo, Edi, dkk Hukum dan Kebijakan Publik, Yogyakarta: Yayasan
Pembaruan Administrasi Publik Indonesia, 2004, Hukum Kontrak Teori
dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2013.
Wicaksono, 2011, “Penerapan Structural Equation Modelling Untuk
Mengevaluasi Minat Shipper Dalam Menggunakan Layanan Internet.
Dari Shipping Line”, Tesis Master, MMT-ITS, Surabaya.
.Wirautama. 2012. Tourism Field Study 2012: Tradisional vs Modern Dalam
Pengelolaan Pasar seni. http://news.stpbali.ac.id/2012/12/tourismfieldstudy-2012/.Diunduh tanggal 3, bulan Desember, tahun 2015.
Yusbar, Yusuf, dkk. 2010. Permintaan Gula Pasir Di Indonesia. Artikel Fakultas
Ekonomi Universitas Riau.