Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pakaian Wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PEDAGANG PAKAIAN WANITA

DI PASAR KOTA TANJUNG MORAWA

DRAFT SKRIPSI OLEH :

RIKA MAYA SARI LUBIS 070521178

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Rika Maya Sari Lubis (2010), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pakaian Wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa, Pembimbing Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi sekaligus Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU, Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU, Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi selaku Dosen Penguji I dan Dra. Frida Ramadhini, MM selaku Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa. Sejalan dengan masalah penelitian ini menggunakan metode analisis

Regresi Linier Berganda. Penelitian ini diadakan di Pasar Kota Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Metode Sampling Jenuh (Sensus), yaitu teknik penentuan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 50 orang. Hasil penelitian terlihat Fhitung variabel jam berdagang (X1), variabel modal (X2), dan pengalaman

berdagang (X3) terhadap pendapatan adalah 18,024. Nilai Ftabel pada α = 5% untuk

uji dua arah, dengan derajat kebebasan (df) = (n – k) yaitu (47 – 3) = 44 yaitu 2,825. Maka variabel jam berdagang (X1), variabel modal (X2), dan pengalaman

berdagang (X3) terhadap pendapatan dengan kriteria Fhitung > Ftabel atau 18,024 >

2,825. Maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan secara parsial terlihat thitung

variabel jam berdagang (X1) adalah -2,382.

Nilai ttabel pada α = 5% untuk uji satu arah, dengan derajat kebebasan (df)

= (n – k) yaitu (47 – 2) = 45 yaitu 2,021. Maka variabel jam berdagang dinyatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dengan kriteria thitung > ttabel atau

-2,382 > 2,021. Maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel modal berdagang (X2)

dengan nilai adalah 6,949. Maka variabel modal dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dengan kriteria thitung < ttabel atau 6,949 < 2,021,

dan pengalaman berdagang (X3) dengan nilai 2,212. Maka variabel modal

berdagang dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dengan kriteria thitung < ttabel atau 2,212< 2,021. Maka Ha ditolak dan Ho diterima. Maka dapat

diketahui bahwa nilai koefisien determinan sebesar 0,557. Hal ini menunjukkan bahwa hasil 55,7% % variabel variabel jam berdagang (X1), variabel modal (X2),

dan pengalaman berdagang (X3) terhadap pendapatan. Sedangkan sisanya sebesar

44,3% adalah merupakan pengaruh faktor lain di luar kontribusi penelitian ini. Kata kunci : Jam Berdagang, Modal dan Pengalaman Berdagang.


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pakaian Wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa, guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada kedua orang tua saya Ayahanda dan Ibunda tanpa henti mendoakan Penulis, selalu memberikan yang terbaik dukungan moril maupun materil juga dengan penuh kasih sayang dan harapan yang besar untuk menjadi manusia yang berarti.

Penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran selama penulisan skripsi.

4. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

5. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan arahan dan petunjuk dalam penulisan skripsi.

6. Ibu Dra. Frida Ramadhini, MM selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan dan petunjuk dalam penulisan skripsi.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Jurusan Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu yang tidak ternilai harganya penulis selama masa kuliah.

8. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yaitu Kak Dani, Kak Vina, Kak Nur, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis semasa kuliah hingga selesai.

9. Dan semua pihak terkait yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis dengan segala kerendahan hati yang tulus berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang bersangkutan.

Medan, Maret 2010

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

... i KATA PENGANTAR ... ... ii DAFTAR ISI ... ... iv DAFTAR TABEL ... ... vi DAFTAR GAMBAR ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... ... 1 B. Perumusan Masalah ...

... 5 C. Kerangka Konseptual ...

... 5 D. Hipotesis ...

... 6 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...

... 6 F. Metode Penelitian ...

... 7 1. Batasan Operasional ...

7

2. Defenisi Operasional ... 8

3. Skala Pengukuran Variabel ... 9

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

5. Populasi dan Sampel ... 10

6. Jenis dan Sumber Data ... 10

7. Teknik Pengumpulan Data ... 11

8. Uji Asumsi Klasik ... 11


(6)

9. Metode Analisis Data ... 13

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Peneliti Terdahulu ... 16

B. Pengertian Pendapatan ... 18

C. Penerimaan (Revenue) ... 23

D. Konsep Pendapatan/Keuntungan ...

24

E. Usaha Kecil di Sektor Informal... 26

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Pengertian Usaha Kecil Di Sektor Informal... 30

B. Gambaran Umum Pasar di Kota Tanjung Morawa ... ... 31

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif ... ... 35 1. Karakteristik Responden ...

... 35 2. Gambaran Umum Usaha Pedagang Pakaian Wanita

di Pasar Kota Tanjung Morawa... ... 39 B. Analisis Asumsi Klasik... 40

1. Uji Normalitas ... ... 40 2. Uji Multikolinieritas ...

... 41 3. Uji Heteroskedastisitas... 42

4. Uji Autokorelasi ... 44

C. Analisis Regresi Linier Berganda ……… 45

1. Pengujian Determinan ……… 46


(7)

2. Uji F……… 47

3. Uji t……….

48

D. Pembahasan ………. 50

BABV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... ... 54 B. Saran ...

... 55

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Komposisi Pedagang Kecil Menurut Jenis Barang

Dagangan Tahun 2009 ... 3

Tabel 1.2. Operasionalisasi Variabel ... 8

Tabel 1.3 Skala Pengukuran Variabel ... 9

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 35

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan . 36

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 37

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 37

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jam Berdagang ... 38

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja ... 38

Tabel 4.8 Deskripsi Pendapatan, Jam Berdagang, Modal dan Pengalaman Berdagang ... 39

Tabel 4.9 One Sample Kolmogorv-Smirnov ... 41

Tabel 4.10 Multikolinieritas ... 42

Tabel 4.11 Uji Gletser ... 44

Tabel 4.12 Autokolerasi ... 44

Tabel 4.13 Analisis Regresi Berganda ... 45

Tabel 4.14 Pengujian Determinan ... 46

Tabel 4.15 Anova ... 48


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 6 Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot...

40

Gambar 4.2 Normal Scatterplot………...


(10)

ABSTRAK

Rika Maya Sari Lubis (2010), Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pakaian Wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa, Pembimbing Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi sekaligus Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU, Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi USU, Drs. Raja Bongsu Hutagalung, MSi selaku Dosen Penguji I dan Dra. Frida Ramadhini, MM selaku Dosen Penguji II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa. Sejalan dengan masalah penelitian ini menggunakan metode analisis

Regresi Linier Berganda. Penelitian ini diadakan di Pasar Kota Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Metode Sampling Jenuh (Sensus), yaitu teknik penentuan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 50 orang. Hasil penelitian terlihat Fhitung variabel jam berdagang (X1), variabel modal (X2), dan pengalaman

berdagang (X3) terhadap pendapatan adalah 18,024. Nilai Ftabel pada α = 5% untuk

uji dua arah, dengan derajat kebebasan (df) = (n – k) yaitu (47 – 3) = 44 yaitu 2,825. Maka variabel jam berdagang (X1), variabel modal (X2), dan pengalaman

berdagang (X3) terhadap pendapatan dengan kriteria Fhitung > Ftabel atau 18,024 >

2,825. Maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sedangkan secara parsial terlihat thitung

variabel jam berdagang (X1) adalah -2,382.

Nilai ttabel pada α = 5% untuk uji satu arah, dengan derajat kebebasan (df)

= (n – k) yaitu (47 – 2) = 45 yaitu 2,021. Maka variabel jam berdagang dinyatakan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dengan kriteria thitung > ttabel atau

-2,382 > 2,021. Maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel modal berdagang (X2)

dengan nilai adalah 6,949. Maka variabel modal dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dengan kriteria thitung < ttabel atau 6,949 < 2,021,

dan pengalaman berdagang (X3) dengan nilai 2,212. Maka variabel modal

berdagang dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan dengan kriteria thitung < ttabel atau 2,212< 2,021. Maka Ha ditolak dan Ho diterima. Maka dapat

diketahui bahwa nilai koefisien determinan sebesar 0,557. Hal ini menunjukkan bahwa hasil 55,7% % variabel variabel jam berdagang (X1), variabel modal (X2),

dan pengalaman berdagang (X3) terhadap pendapatan. Sedangkan sisanya sebesar

44,3% adalah merupakan pengaruh faktor lain di luar kontribusi penelitian ini. Kata kunci : Jam Berdagang, Modal dan Pengalaman Berdagang.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses percepatan pembangunan yang terlalu menitik-beratkan pada laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa dimbangi dengan pemerataan pendapatan untuk membangun ekonomi rakyat, maka misi pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat akan terabaikan, sehingga basis ekonomi rakyat (nasional) mengalami kegoncangan bahkan rapuh. Kerapuhan basis ekonomi rakyat mulai nampak pada saat bangsa Indonesia memasuki era tinggal landas atau Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang ditandai dengan munculnya krisis multi-dimensional, yang diawali dengan krisis ekonomi dan moneter pada awal taun 1997 sekaligus menandai berakhirnya pemerintahan Orde Baru dan dimulai dengan memasuki Era Reformasi.

Krisis ekonomi dan moneter menyebabkan terjadi kelumpuhan ekonomi nasional terutama di sektor riel yang berakibat terjadinya PHK besar-besaran dari perusahan-perusahan swasta nasional (Maulie, 2002). Hal ini berujung pada munculnya pengangguran di kota-kota besar, termasuk di Kota Tanjung Morawa sebagai obyek penelitian ini. Sebagaimana di kota-kota besar lainnya, Kota Tanjung Morawa merupakan kota perdagangan adalah wajar apabila para pengangguran melakukan kompensasi positif dengan memilih bekerja di sektor informal. Salah satu sektor informal yang banyak diminati para pengangguran (selain yang sudah lama bekerja di sektor ini) yaitu pedagang kecil.


(12)

Kelompok pedagang kecil sebagai bagian dari kelompok usaha kecil adalah kelompok usaha yang tak terpisahkan dari aset pembangunan nasional yang berbasis kerakyatan, jelas merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam turut mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Pedagang kecil sebagai bagian dari usaha sektor informal memiliki potensi untuk menciptakan dan memperluas lapangan kerja, terutama bagi tenaga kerja yang kurang memiliki kemampuan dan keahlian yang memadai untuk bekerja di sektor formal karena rendahnya tingkat pendidikan yang mereka miliki.

Menurut penjelasan UU. No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, disebutkan bahwa Usaha kecil (termasuk pedagang kecil) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas kepada masyarakat, dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi pada khususnya (Rachmadi, 2001:13). Bahkan pedagang kecil, secara nyata mampu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah, sehingga dengan demikian tercipta suatu kondisi pemerataan hasil-hasil pembangunan. Kelompok pedagang kecil mempunyai potensi yang cukup besar untuk memberikan kontribusi terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor penerimaan retribusi daerah seiring dengan kebutuhan daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah.


(13)

Lepas dari beberapa keunggulan yang dimiliki kelompok usaha kecil, khususnya pedagang kecil sebagaimana dikemukakan di atas, namun hasil pra-survei pada bulan november 2009 menunjukkan bahwa dari 190 pedagang kecil yang tersebar di Pasar Kota Tanjung Morawa, ternyata memperoleh pendapatan rata-rata per-tahun masih tergolong rendah. Indikasi rendahnya tingkat pendapatan mereka dapat ditelusuri melalui kepemilikan rumah tinggal, sebagian besar masih mengontrak rumah, bahkan ada di antara mereka yang masih tinggal di rumah keluarga. Berikut ini adalah komposisi pedagang kecil menurut jenis barang dagangan di pasar Kota Tanjung Morawa tahun 2009 :

Tabel 1.1

Komposisi Pedagang Kecil Menurut Jenis Barang Dagangan Tahun 2009

No Jenis Dagangan Jumlah Pedagang Kecil

1 Kelontong 23

2 Pakaian 14

3 Sayur-mayur 15

4 Sepatu 9

5 Pisang 5

6 Daging 11

7 Buah 13

8 Roti (makanan) 16

12 Beras 28

13 Rumah Makan 9

14 Pedagang pakaian wanita 47

Jumlah 190 Sumber : Data sekunder, Diolah (2009)

Tabel 1.1 menunjukkan kondisi sebenarnya pedagang kecil yang telah dikomposisikan di pasar Kota Tanjung Morawa tahun 2009. Namun, yang


(14)

menjadi perhatian adalah jumlah pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa yang mencapai 47 jumlahnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa lebih diminati masyarakat setempat untuk menjalankan bisnis ini. Dalam mengembang usaha ini masyarakat atau pedagang tentunya mengalami kendala-kendala antara lain rendahnya tingkat pendidikan formal dan keterampilan dalam berusaha, pengalaman berdagang yang minim, masalah modal dagang, perilaku konsumtif (konsumerisme), kebanyakan dari mereka belum mempunyai modal sendiri (sumber modal sebagian dari rentenir, dan sebagian dari barang-barang yang dijajakan adalah barang-barang komisi). Hal pokok di atas merupakan faktor yang berkaitan dengan masalah pemberdayaan sektor informal, khususnya pengelolaan pedagang kecil, yakni masalah pengelolaan unsur manusia (pelatihan), pengelolaan unsur uang (modal kerja), pelatihan dan penyuluhan terhadap masyarakat tentang usaha yang akan di kembangkan dan pengelolaan unsur metode (manajemen usaha) dalam upaya meningkatkan pendapatan.

Mengacu pada permasalahan tersebut, maka penelitian mengenai pemberdayaan sektor informal, yang berkaitan dengan studi pendapatan pedagang pakaian wanita di pasar Kota Tanjung Morawa, penting untuk dilakukan. Perkembangan pedagang pakaian wanita dari waktu kewaktu sangat pesat jumlahnya, karena pedagang seperti ini dapat lebih mudah di jumpai oleh konsumennya dari pada pedagang resmi yang kebanyakan bertempat tetap. Situasi tempat dan keramaian dapat dimanfaatkan untuk mencari rejeki halal sebagai pedagang misalnya pedagang pakaian wanita dengan memanfaatkan


(15)

peluang yang dimiliki dapat dipakai sebagai salah satu modal untuk mencari ataupun menambah penghasilan.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa sektor informal pedagang kecil mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan pendapatan nasional sehingga mempengaruhi perkembangan perekonomian suatu negara khususnya Indonesia, pendapatan pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa sektor ini juga menyerap modal, jam kerja, pengalaman berdagang (tenaga kerja yang mempunyai keahlian yang relatif minim). Berangkat dari fenomena tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan kajian dengan mengambil judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pakaian Wanita Di Pasar Kota Tanjung Morawa.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut : Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa?

C. Kerangka Konseptual

Jika tujuan pembangunan yang ditetapkan adalah peningkatan pendapatan, maka pertama-tama haruslah diketahui keadaannya pada saat itu apakah menguntungkan atau sebaliknya, kemudian target di masa mendatang perlu ditetapkan. Teori mengenai variabel pendapatan tidak terlepas dari faktor-faktornya seperti jam/waktu berdagang, modal yang dimiliki seorang pedagang


(16)

dan pengalaman berdagang/jam terbang dibidang usaha kecil yang digunakan dalam proses kegiatan tersebut saling berkaitan (Suparmoko, 2000:178).

Hal ini selaras dengan sifat-sifat fungsi produksi, bahwa semakin banyak

input yang digunakan semakin banyak output yang dihasilkan. Berdasarkan faktor-faktor seperti jam/waktu berdagang, modal dagang dan pengalaman berdagang sebagai variabel bebas memiliki pengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang kecil. Berikut ini adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai alur pikir penelitian dibawah ini :

Sumber : Suparmoko (2000:178), Diolah (2010) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Ada pengaruh signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis

Faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan :

a. Jam berdagang (X1)

b. Modal (X2)

c. Pengalaman berdagang (X3)

Pendapatan pedagang


(17)

Sebagai suatu kesempatan untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang diperoleh dari bangku perkuliahan serta dapat memperdalam pengetahuan dan menambah wawasan penulis dibidang manajemen usaha kecil khususnya

Marketing Strategy terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dan pengaruhnya terhadap pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa.

b. Bagi pedagang

Penelitian ini dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dalam dunia bisnis seperti pedagang kecil lainnya.

c. Bagi peneliti lanjutan

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian yang sama atau berkaitan dengan faktor-faktor pendapatan di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Penelitian

Menghindari pembahasan yang terlalu melebar dan membingungkan, maka penelitian ini dibatasi pada Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa. Terdiri dari variabel independen dan variabel dependen yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu :


(18)

X2 = Modal

X3 = Pengalaman berdagang

Y = Pendapatan

2. Defenisi Operasional

Variabel independen dan dependen dalam penelitian ini meliputi : a. Jam berdagang

Jam berdagang adalah lamanya pedagang kecil berada dipasar untuk menjual barang dagangannya di pasar.

b. Modal

Modal dagang adalah modal awal yang dimiliki seorang pedagang kecil pada saat memulai usaha dagangnya.

c. Pengalaman berdagang

Adalah lamanya seorang pedagang menggeluti pekerjaannya yaitu berdagang. d. Pendapatan adalah penerimaan kotor seorang pedagang yang diperoleh dari

hasil penjualan barang di pasar.

Tabel 1.2 Operasional Variabel

Variabel Indikator No. Item Instrumen

Jam berdagang (X1)

1. Lama berjualan pakaian

2. Berjualan secara rutin/ setiap hari 3. Berjualan pada jam-jam tertentu 4. Waktu yang dibutuhkan jualan dalam

sebulan

No. 1 s/d 4 Modal

(X2)

5. Jumlah modal awal

6. Modal pengadaan sarana/prasaran No. 5 s/d 6 Pengalaman

berdagang (X3)

7. Lama menekuni usaha ini

8. Siapa yang mengenalkan usaha ini 9. Pekerjaan sebelumnya

10. Usaha ini merupakan pekerjaan pokok


(19)

Pendapatan (Y)

11.Dari mana barang dagangan 12.Biaya pengeluaran

13.Hasil penjualan 14.Jumlah tenaga kerja 15.Upah tenaga kerja 16.Lokasi menjual dagangan 17.Berapa sewa kios/toko

No. 11 s/d 17

Sumber : (Suparmoko, 2000:178) Diolah (2010)

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert yaitu skala yang berasal dari pernyataan kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan, dan digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti dan disebut sebagai variabel penelitian (Arikunto, 2003:86). Skala Likert disusun dalam tabel isian yaitu nominal yang diukur dengan menggunakan pilihan skor. Adapun skala nominal yang digunakan untuk skor adalah adalah sebagai berikut :

Tabel 1.3

Skala Pengukuran Variabel

No Skala pengukuran Skor

Variabel Jam Berdagang (X1)

1 > 12 5

2 9 - 11 4

3 6 - 8 3

4 3 - 5 2

5 0 - 2 1

Variabel Modal Berdagang (X2)

1 > 12,121,653 5

2 12,120,653 s/d 10,727,580 4

3 10,726,580 s/d 9,333,507 3

4 9,332,507 s/d 7,939,433 2

5 < 7,938,433 1

Pengalaman Berdagang (X3)

1 > 12 5


(20)

3 6 - 8 3

4 3 - 5 2

5 0 - 2 1

Variabel Pendapatan (Y)

1 > 2,832,146 5

2 2,831,146 s/d 2,230,177 4

3 2,229,177 s/d 1,791,149 3

4 1,790,149 s/d 914,092 2

5 < 913,092 1

Sumber : Arikunto (2003:86)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Penellitian ini direncanakan mulai dari bulan November 2009 sampai dengan bulan Februari 2010.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Sugiyono (2006:99) menyatakan : “Populasi adalah keseluruhan dari sekumpulan elemen atau objek dan subjek yang memiliki sejumlah karakteristik umum yang diminati oleh peneliti untuk dipelajari, diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan”. Maka, yang menjadi populasi adalah seluruh

pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa yang berjumlah 47

pedagang.

b. Sampel

Prosedur penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan Metode

Sampling Jenuh (Sensus), yaitu teknik penentuan sampel apabila semua

populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari 50 orang. Istilah lain sampel jenuh disebut


(21)

dengan sensus sehingga sampel yang digunakan pada penelitian ini seluruhnya berjumlah 47 pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa

(Tresnati, 2006:65). 6. Jenis dan Sumber Data

Supranto (2000:10), dilihat dari cara memperolehnya, data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

a. Data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber utama untuk kemudian diolah dan dianalisis berupa hasil pengisian kuesioner dan hasil wawancara yang dilakukan penulis sebagai data pendukung.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari lapangan sebagai tambahan dan data pelengkap dari data primer, antara lain seperti sejarah pasar dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan penulis berhubungan dengan penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Wawancara, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung kepada responden, tujuan wawancara adalah untuk mendukung teknik kuesioner, terutama bila ada yang kurang jelas.

b. Angket/kuesioner, teknik ini dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden (pedagang pakaian wanita di Pasar Kota


(22)

Tanjung Morawa) untuk dijawab, kemudian dari jawaban setiap pertanyaan tersebut.

c. Studi dokumentasi yaitu memperoleh data dengan cara meninjau ke lapangan (pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa), membaca dan mempelajari dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak biasa dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smimov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal. (Kuncoro, 2003:82).

b. Uji Multikolineritas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. (Kuncoro, 2003:82).

c. Uji Heteroskedastisitas


(23)

setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjalin heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Gletser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel independen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varians residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya.

9. Metode Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu cara menganalisis dimana data yang sudah dikumpulkan, dikelompokkan, dianalisis dan diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang pakaian wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa.

b. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi liniear berganda digunakan untuk mengetahui variabel bebas (X) yang lebih dari 2 (dua) variabel terhadap variabel terikat (Y). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 12.00 for windows. Analisis regresi berganda menggunakan persamaan, sebagai berikut:


(24)

Dimana:

a = Nilai intercept

b1 – b3 = Koefisien regresi yang akan dihitung

Y = Pendapatan X1 = Jam berdagang

X2 = Modal

X3 = Pengalaman berdagang

e = Standart error

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah kritis (daerah apabila nilai uji statistiknya berada di dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut

tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana H0

diterima. Dalam analisis regresi ada 3 (tiga) jenis kriteria ketepatan yaitu:

1. Uji-F

Uji-F digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (X) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara serentak.

Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Kriteria pengujian sebagai berikut:

H0: b1, b2, b3 = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. H1: b1, b2, b3 ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh positif dan signifikan secara


(25)

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel pada α = 5%.

F tabel dapat dilihat dengan Tabel F kemudian dibandingkan apakah F hitung >

atau < dari F hitung. Sehingga dapat diperoleh keputusan apakah seluruh variabel bebas (X) secara serempak signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Rumus Fhitung = mean sguare regressionmean square residual. 2. Uji t

Uji-t digunakan untuk menguji setiap variabel bebas (X) apakah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara parsial.

Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika -thitung < -ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jika -thitung > -ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak

Kriteria pengujian sebagai berikut:

H0: b1, b2, b3 = 0, Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0: b1, b2, b3 ≠ 0, Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : H0 diterima apabila thitung < ttabel pada α = 5%

H1 diterima apabila thitung > ttabel pada α = 5% b. Koefisien Determinasi (R2)


(26)

Koefisien Determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam suatu persama regresi dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) dimana 0<R2<1. Hal ini menunjukkan jika nilai R2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Sebaliknya jika R2 semakin mendekati 0 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.


(27)

PBAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Endang Puspasari (1999) skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kecil di Pasar Pagi Wonosobo. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Muhammadiyah Semarang”. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis dan mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo yang menggunakan metode analisis linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan yang positif dan signifikan antara besarnya modal sendiri terhadap tingkat pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo, besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 2.6611164. artinya jika modal sendiri naik sebesar satu rupiah maka akan meningkatkan jumlah pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo sebesar Rp. 2.6611164. Selanjutnya ada hubungan yang signifikan antara besarnya curahan jam kerja terhadap tingkat pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo, besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 154.12794. Artinya jika curahan jam kerja naik satu jam maka akan meningkatkan jumlah pendapatan pedagang kecil di pasar pagi wonosobo Rp. 154.12794.

Riningsih (2005) ”Pengaruh Modal Kerja dan Satuan Jam Kerja Terhadap Pendapatan pada Industri Kecil Pengrajin Genting di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang”. Tujuan penelitian ini untuk


(28)

mengetahui pengaruh modal kerja dan satuan jam kerja terhadap pendapatan pada industri kecil pengrajin genting di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pengrajin genting di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan yang berjumlah 149 orang. Pengambilan sampel yang berjumlah 60 orang dilakukan dengan tehnik random sampling (acak). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu modal kerja dan satuan jam kerja dan variabel terikat yaitu pendapatan pengrajin genting. Metode yang digunakan metode analisis regresi linear berganda dengan 2 prediktor dengan program statistik SPSS diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut : Y = 2921,231 + 1,302 X1 - 0,204 X2.

Modal kerja dan satuan jam kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin genting yang ditunjukkan dengan Fhitung (66,990) > Ftabel (3,16). Kontribusi yang diberikan oleh modal kerja dan satuan jam kerja terhadap pendapatan sebesar 70,2% selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Secara parsial modal kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, hal ini ditunjukkan oleh thitung (7,901) > ttabel (1,671), dengan koefisien regresi sebesar 1,302 yang berarti jika ada penambahan modal kerja sebesar Rp 1000,- maka pendapatan akan bertambah sebesar Rp 1.302,- dengan koefisien determinasi untuk modal kerja terhadap pendapatan sebesar 70%, sedangkan secara parsial satuan jam kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Simpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh modal kerja dan satuan jam kerja terhadap


(29)

pendapatan pada industri kecil pengrajin genting di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan sebesar 70,2%. B. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natural. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor–faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi (Suparmoko, 2000:178). Sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan. Suparmoko (2000:179), secara singkat pendapatan (income) seorang warga masyarakat ditentukan oleh :

1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki seorang pedagang yang bersumber seperti hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu dan warisan atau pemberian.

2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan dipasar faktor produksi.

Penawaran dan permintaan dari masing-masing produksi ditentukan oleh faktor-faktor yang berbeda :

a. Tanah (termasuk didalamnya kekayaan-kekayaan yang terkandung didalam tanah, mineral, air dan sebagainya) mempunya penawaran yang dianggap tidak akan bertambah lagi. Sedangkan permintaan (demand) akan tanah biasanya menaik dari waktu ke waktu karena :


(30)

1. Naiknya harga barang-barang pertanian

2. Naiknya harga barang-barang lainnya (mineral, barang-barang industri yang menggunakan bahan-bahan mentah dari tanah)

3. Bertambahnya penduduk (yang membutuhkan tempat tinggal). Harga dari tanah akan menaik dengan cepat dari waktu ke waktu.

b. Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru, membeli mesin-mesin (investasi). Karena adanya saving dan investasi, maka penawaran dari barang-barang modal dari waktu ke waktu bisa bertambah sedangkan permintaan akan barang-barang modal terutama sekali dipengaruhi oleh gerak permintaan akan barang-barang jadi. Bila harga pakaian naik, maka permintaan akan naik. Permintaan akan barang-barang jadi, menurut Alma (1992:23) pada gilirannya dipengaruhi oleh dua (2) faktor utama :

1. Pertumbuhan penduduk (yang membutuhkan tambahan baju, perumahan dan sebagainya).

2. Pertumbuhan pendapatan penduduk (yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional atau (GNP) perkapita).

c. Tenaga kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja


(31)

tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi (seperti halnya dengan permintaan akan barang-barang modal. Permintaan akan tenaga kerja dipengaruhi oleh kemajuan teknologi ini. Permintaan tenaga kerja tidak tumbuh secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan penduduk) maka ada kecenderungan bagi upah (harga faktor produksi tenaga kerja) untuk semakin menurun.

d. Kepengusahaan (entrepreunership) merupakan faktor produksi yang paling sulit untuk dianalisa, karena faktor-faktor yang menentukan penawaran pun permintaannya sangat beraneka ragam (dan sering faktor-faktor ini diluar kemampuan ilmu ekonomi untuk menganalisa, misalnya : faktor-faktor motivasi lain dan sebagainya). Pada umumnya penawaran pada negara berkembang orang yang berjiwa “enterpreuner” masih sangat kecil. Inilah sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses juga cukup besar dinegara tersebut. Cara yang banyak dilakukan adalah dengan tetap mempertahankan hak milik perseorangan, dengan tujuan mengurangi ketidakmerataan distribusi pendapatan.cara-cara yang bisa dilakukan oleh negara antara lain adalah : 1. Pajak progesif atas kekayaan atau penghasilan

2. Penyediaan kebutuhan hidup dasar (misalnya makanan pokok, pakaian, perumahan)

3. Penyediaan jasa-jasa yang berguna untuk umum oleh Negara (misalnya rumah sakit, klinik)

4. Memperkecil pengangguran


(32)

6. Berbagai kebijaksanaan yang menghilangkan hambatan-hambatan bagi mobilitas (baik vertikal maupun horizontal).

Menurut Suparmoko (2000:179), secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan yaitu:

a. Gaji dan Upah

Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu minggu maupun satu bulan.

b. Pendapatan dari usaha sendiri

Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurang dengan biaya- biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

c. Pendapatan dari usaha lain

Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatan sampingan antara lain:

1. Pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki seperti rumah, ternak dan barang lain.

2. Bunga dari uang

3. Sumbangan dari pihak lain 4. Pendapatan dari pensiun


(33)

Berdasarkan segi sifat ongkos dalam hubungannya dengan tingkat output, Suparmoko (2000:179), ongkos produksi bisa dibagi menjadi :

a. Total Fixed Cost (TFC) atau ongkos tetap total, adalah jumlah ongkos-ongkos yang tetap dibayar perusahaan (produsen) berapapun tingkat outputnya. Jumlah TFC adalah tetap utuk setiap tingkat output. (Misalnya : penyusutan, sewa gedung dan sebagainya).

b. Total Variable Cost (TVC) atau ongkos variabel total, adalah jumlah ongkos-ongkos yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang diproduksikan. (Misalnya : ongkos untuk bahan mentah, upah, ongkos angkut dan sebagainya).

c. Total Cost (TC) atau ongkos total adalah penjumlahan dari baik ongkos tetap maupun ongkos variabel.

TC = TFC + TVC

d. Average Fixed Cost (AFC) atau ongkos tetap rata-rata adalah ongkos tetap yang dibebankan pada setiap unit output.

∆FC =

Q TFC

(dimana Q = tingkat output)

e. Average Variable Cost (AVC) atau ongkos variabel rata-rata adalah semua ongkos-ongkos lain, selain AFC, yang dibebankan pada setiap unit output. AVC =

Q TVC

f. Average Total Cost (ATC) atau ongkos total rata-rata, adalah ongkos produksi dari setiap unit output yang dihasilkan.


(34)

ATC =

Q TC

g. Marginal Cost (MC) atau ongkos marginal adalah kenaikan dari Total Cost yang diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output. Karena produksi 1 unit ouput tidak menambah (atau mengurangi) TFC, sedangkan TC = TFC + TVC maka kenaikan TC ini sama dengan kenaikan TVC yang diakibatkan oleh produksi 1 unit output tambahan.

MC =

Q TC

 

C. Penerimaan (Revenue)

Revenue adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Rachmadi (2001:115), ada beberapa konsep Revenue yang penting untuk analisa perilaku produsen sebagai berikut :

1. Total Revenue (TR)

Yaitu penerimaan total produsen dari hasil penjualan output-nya. Total Revenue adalah output kali harga output.

TR = Q.Pq

2. Average Revenue (AR)

Yaitu penerimaan produsen per unit output yang dijual. AR =

Q TR

=

Q Q Pq.

= Pq

Jadi AR tidak lain adalah harga (jual) output per unit (=Pq). 3. Marginal Revenue (MR)


(35)

Yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan 1 unit output.

MR =

Q TR

 

D. Konsep Pendapatan/Keuntungan

Secara etimologis pendapatan berasal dari kata "dapat" yang beroleh, diperoleh, kena; misalnya : Upah sepuluh ribu rupiah. Kemudian mendapat tambahan awalan 'pen' dan akhiran 'an' yang artinya hasil pencarian atau usaha, perolehan; misalnya, sebulan tidak kurang dari lima puluh ribu rupiah. Jadi, pendapatan adalah hasil pencaharian atau usaha yang diperoleh seseorang dalam sehari atau sebulan.

Menurut Sukirno (2000:65), bahwa pendapatan atau penghasilan itu sama artinya dengan hasil berupa uang atau material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa-jasa manusia bebas. Pendapatan seseorang adalah pendapatan yang telah diperoleh dari suatu kegiatan jenis usaha yang menghasilkan suatu keuntungan. Definisi lain dari pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Pendapatan merupakan gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan keluarga berupa jumlah keseluruhan pendapatan dan kekayaan keluarga, dipakai untuk membagi keluarga dalam tiga kelompok pendapatan, yaitu : pendapatan rendah, pendapatan menengah dan pendapatan tinggi.


(36)

Berdasarkan teori ekonomi pendapatan mempunyai arti yang sedikit berbeda dengan pengertian pendapatan dari segi pembukuan. Ditinjau dari sudut pandangan perusahaan/pembukuan perusahaan, seperti telah diterangkan diatas, pendapatan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang dipeolrh dengan biaya yang dikeluarkan. Dalam teori ekonomi defenisi itu dipandang terlalu luas karena tidak mempertimbangkan biaya tersembunyi, yaitu biaya produksi yang tidak dibayar dengan uang tetapi perlu dipandang sebagai bagian dari biaya produksi. Pengeluaran tersebut meliputi pendapatan yang seharusnya dibayarkan kepada para penguasaha yang menjalankan sendiri usahanya, tanah dan modal sendiri yang digunakan, dan bangunan dan peralatan yang dimiliki sendiri.

Sumber keuntungan adalah pembayaran ke atas ”jasa” yang diberikan oleh sesuatu faktor produksi. Keuntungan/pendapatan merupakan pembayaran kepada ”keahlian keusahawan” yang disediakan oleh para pengusaha. Keahlian keusahawan tersebut akan digunakan para penguasaha di dalam membuat keputusan-keputusan berikut :

1. Menentukan barang apa yang perlu diproduksikan dan dijual ke pasar dan berapa banyak

2. Menentukan cara memproduksi yang terbaik dan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien dalam memproduksikan barang tersebut.

Keahlian keusahawan yang dimilikinya, fungsi pengusaha dalam proses produksi adalah menentukan cara yang paling efisien di dalam menyediakan barang yang dibutuhkan untuk dipasarkan dan diinginkan masyarakat. Ahli ekonomi telah mengemukakan beberapa teori yang bertujuan untuk menerangkan


(37)

sumber dari wujudnya keuntungan ekonomi. Pada umumnya teori tersebut menjelaskan bahwa keuntungan adalah pendapatan yang diperoleh para pengusaha sebagai pembayaran dari melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Menghadapi resiko ketidakpastian di masa yang akan datang

b. Melakukan inovasi/pembaruan di dalam berbagai kegiatan ekonomi c. Mewujudkan kekuasaan di pasar.

E. Usaha Kecil di Sektor Informal

Menurut Rachbini dan Hamid (2006:45), sektor informal berfungsi sebagai penyedia barang dan jasa terutama bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah yang tinggal dikota-kota. Pelaku sektor ini pada umumnya berasal dari desa-desa dengan tingkat pendidikan dan keterampilan rendah serta sumber-sumber terbatas. Pada dasarnya suatu kegiatan sektor informal harus memiliki suatu lokasi yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan (profit) yang lebih banyak dari tempat lain dan untuk mencapai keuntungan yang maksimal, suatu kegiatan harus seefisien mungkin. Rachbini dan Hamid (2006:45) berpendapat bahwa keputusan-keputusan penentuan lokasi yang memaksimumkan penerimaan biasanya diambil bila memenuhi kriteria-kriteria pokok :

1. Tempat yang memberi kemungkinan pertumbuhan jangka panjang yang menghasilkan keuntungan yang layak.

2. Tempat yang luas lingkupnya untuk kemungkinan perluasan unit produksi. Jadi jelasnya bahwa pengertian sektor informal mempunyai ruang lingkup


(38)

yang sangat luas, artinya bahwa kegiatan yang paling besar dijalankan oleh penduduk berpendapatan rendah.

Di Indonesia, sudah ada kesepakatan tentang 11 ciri pokok sektor informal sebagai berikut :

a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia di sektor formal.

b. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai ijin usaha.

c. Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam kerja. d. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi

tidak sampai ke pedagang kaki lima.

e. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub-sektor ke lain sub-sektor. f. Teknologi yang digunakan bersifat primitif.

g. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil.

h. Pendidikan yang diperlukan untuk menjalankan usaha tidak memerlukan pendidikan formal karena pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sambil bekerja.

i. Pada umumnya unit usaha termasuk golongan one-man enterprise dan kalau mengerjakan buruh berasal dari keluarga.

j. Sumber dana modal usaha yang umumnya berasal dari tabungan sendiri atau lembaga keuangan yang tidak resmi.


(39)

k. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan masyarakat desa-kota berpenghasilan rendah dan kadang-kadang juga yang berpenghasilan menengah.

Menurut Firdausy (2005), pengertian pedagang kaki lima adalah kegiatan sektor marginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri sebagai berikut :

a. Pola kegiatan tidak teratur baik dalam hal waktu, permodalan maupun penerimaannya.

b. Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah (sehingga kegiatannya sering dikategorikan “liar”).

c. Modal, peralatan dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil dan diusahakan dasar hitung harian.

d. Pendapatan mereka rendah dan tidak menentu.

e. Tidak mempunyai tempat yang tetap dan atau keterikatan dengan usaha-usaha yang lain.

f. Umumnya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

g. Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga secara luas dapat menyerap bermacam-macam tingkatan tenaga kerja.

h. Umumnya tiap-tiap satuan usaha yang mempekerjakan tenaga yang sedikit dan dari lingkungan keluarga, kenalan atau berasal dari daerah yang sama. i. Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan, perkreditan dan sebagainya.


(40)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

1. Karakterisitik Responden

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Berdasarkan kuesioner tersebut diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden yang diteliti meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status, jumlah tanggungan keluarga, jam kerja dan pengalaman bekerja.

a. Usia

Tabel 4.1 mengenai usia responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Menurut Umur

No Usia Jumlah Sampel Persentase

1 > 41 24 51,06

2 40 - 36 10 21,28

3 35 - 31 8 17,02

4 30 - 26 4 8,51

5 < 25 1 2,13

Jumlah 47 100

Sumber : Data primer Diolah, 2010

Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia pedagang pakaian wanita menunjukkan paling banyak berumur > 41 tahun yaitu 24 responden (51,06%), dan yang paling sedikit berumur < 25 tahun yaitu 1 responden (2,13%).


(41)

Tabel 4.2 mengenai jenis kelamin responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Sampel Persentase

1 Laki-Laki 7 14,89

2 Perempuan 40 85,11

Jumlah 47 100

Sumber : Data primer Diolah, 2010

Tabel 4.2 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pedagang pakaian wanita menunjukkan paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 40 responden (85,11%), dan yang paling sedikit berjenis kelamin laki-laki yaitu 7 responden (14,89%).

c. Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3 mengenai tingkat pendidikan responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Sampel Persentase

1 SD - -

2 SMP - -

3 SMA 30 63,83

4 Diploma 8 17,02

5 Sarjana 9 19,15

Jumlah 47 100

Sumber : Data primer Diolah, 2010

Tabel 4.3 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan pedagang pakaian wanita menunjukkan paling banyak berpendidikan SMA yaitu 30 responden (63,83%), dan yang paling sedikit berpendidikan Diploma yaitu 8 responden (17,03%).


(42)

Tabel 4.4 mengenai status responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Menurut Status

No Status Jumlah Sampel Persentase

1 Menikah 43 91,49

2 Belum Menikah 4 8,51

Jumlah 47 100

Sumber : Data primer Diolah, 2010

Tabel 4.4 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan status pedagang pakaian wanita menunjukkan paling banyak berstatus sudah menikah yaitu 43 responden (92,49%), dan yang paling sedikit berstatus belum menikah yaitu 4 responden (8,49%).

e. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tabel 4.5 mengenai jumlah tanggungan keluarga responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga No Jumlah Tanggungan Jumlah Sampel Persentase

1 > 8 - -

2 6 - 7 3 6,38

3 4 - 5 27 57,45

4 2 - 3 17 36,17

5 0 - 1 - -

Jumlah 47 100

Sumber : Data primer Diolah, 2010

Tabel 4.5 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga pedagang pakaian wanita menunjukkan paling banyak berjumlah 4 - 5 yaitu 27 responden (57,45%), dan yang paling sedikit berjumlah 6 - 7 yaitu 3 responden (6,38%).


(43)

f. Jam Berdagang

Tabel 4.6 mengenai jam berdagang responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Menurut Jam Berdagang No Jam Berdagang Jumlah Sampel Persentase

1 > 12 11 23,40

2 9 - 11 15 31,91

3 6 - 8 21 44,68

4 3 - 5 - -

5 0 - 2 - -

Jumlah 47 100

Sumber : Data primer Diolah, 2010

Tabel 4.6 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan jam berdagang pedagang pakaian wanita menunjukkan paling banyak 6 - 8 jam yaitu 21 responden (44,68%), dan yang paling sedikit > 12 jam yaitu 11 responden (23,40%).

g. Pengalaman Bekerja

Tabel 4.7 mengenai pengalaman bekerja responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Menurut Pengalaman Bekerja No Pengalaman Berusaha Jumlah Sampel Persentase

1 > 12 12 25,53

2 9 - 11 25 53,19

3 6 - 8 3 6,38

4 3 - 5 7 14,89

5 0 - 2 - -

Jumlah 47 100


(44)

Tabel 4.7 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pengalaman bekerja pedagang pakaian wanita menunjukkan paling 9 - 11 yaitu 25 responden (53,19%), dan yang paling sedikit 6 - 8 yaitu 3 responden (6,38%).

2. Gambaran Umum Usaha Pedagang Pakaian Wanita di Pasar Kota Tanjung Morawa.

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natural. Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor–faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi.

Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa besar kecilnya dan rata-rata variabel usaha pedagang pakaian wanita di pasar kota tanjung morawa seperti pendapatan, jam berdagang, modal dan pengalaman berdagang dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 4.8

Deskripsi Pendapatan, Jam Berdagang, Modal dan Pengalaman Berdagang

Descriptive Statistics

47 1.069.080 2.636.856 1.881.812 465,361

47 5.00 14.00 9.8085 2.42844

47 7.938.433 14.908.800 11.575.439 1.810.364

47 5.00 18.00 10.4681 3.02059

Pendapatan

Jam Berdagang Modal

Pengalaman Berdagang

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Sumber : Data primer diolah 2010

Tabel 4.8 menunjukkan data penelitian memiliki nilai yang bervariasi, yang ditunjukkan dari selisih nilai maksimum dan minimum dan nilai standar


(45)

deviasi yang cukup besar. Pendapatan pedagang minimum Rp.1.069,080 dan maksimum sebesar Rp.2.636,812 dengan rata-rata pendapatan pedagang sebesar Rp.1.881,812. Modal dagang minimum sebesar Rp.7.938,433 dan maksimum sebesar Rp.14.908,800 dengan rata-rata Rp.11.575,439. Jam berdagang minimum 5 jam perhari dan maksimum 14 jam perhari dengan rata-rata 9,80 jam perhari. Pengalaman berdagang minimum 5 tahun dan maksimum 18 tahun dengan rata-rata 10,46 bulan.

B. Analisis Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1). Analisis Grafik

Menurut Sarwono (2005) dasar pengambilan keputusan untuk Uji Normalitas sbb :

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot


(46)

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Expe

cted Cum Prob

Dependent Variable: Pendapatan

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : Pengolahan Data Gambar 4.1 Grafik P-P Plot

Pada Gambar 4.1 Grafik P-P Plot dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, jadi dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2). Analisis Statistik

Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Menurut Nugoroho (2005: 112) dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov-Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig (2-tailed) > level of significant (α = 5%).


(47)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 47 2.9149 .61960 .321 .296 -.321 2.198 .000 N Mean Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Sumber : Data primer diolah 2010

Pada Tabel 4.9 menunjukkan nilai signifikan Kolmogorv-Smirnov

sebesar 0,000 dimana nilai signifikan tersebut < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Menurut Nugroho (2005:58) untuk menguji apakah variabel terkena multikol atau tidak maka nilai nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Tabel 4.10 Multikolinieritas Coefficientsa .919 1.088 .919 1.089 .999 1.001 Jam Kerja Modal Pengalaman Berusaha Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Pendapatan a.


(48)

Pada Tabel 4.9 menunjukkan nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10

Nilai Tolerance Jam Kerja (0,919) > 0,1 dan nilai VIF (1,088) < 10 tidak terkena multikol

Nilai Tolerance Modal (0,919) > 0,1 dan nilai VIF (1,089) < 10 tidak terkena multikol

Nilai Tolerance Pengalaman Berdagang (0,999) > 0,1 dan nilai VIF (1,001) < 10 tidak terkena multikol

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. 1). Melihat Grafik

Menurut Nugroho (2005) dasar analisis untuk pengambilan keputusan adalah sbb :

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.2 Normal Scatterplot


(49)

Sumber : Pengolahan Data, 2010 Gambar 4.2 Scatterplot

Pada Gambar 4.2 Scatterplot menunjukkan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, yang menandakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

2). Uji Glejser

Pada pengujian ini variabel terikatnya adalah ABSUT, dimana jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Tabel 4.11 Uji Glejser


(50)

Coefficientsa

1.605 .408 3.933 .000

-.194 .081 -.252 -2.382 .022

.400 .058 .736 6.949 .000

.145 .065 .225 2.212 .032

(Constant) Jam Kerja Modal Pengalaman Berusaha Model 1

B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Pendapatan a.

Sumber : Data primer diolah 2010

Tabel 4.11 menunjukkan nilai signifikan variabel jam kerja (0,022), variabel modal (0,000), dan variabel pengalaman berdagang (0,032) > 0,05 jadi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dasar pengambilan keputusan dalam uji ini yaitu du < DW < 4-du (Gujarati, 2006:217)

Tabel 4.12 Autokorelasi

Model Summaryb

.746a .557 .526 .42653 1.575

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam Kerja, Modal a.

Dependent Variable: Pendapatan b.

Sumber : Data primer diolah 2010

Tabel 4.12 menunjukkan nilai pada kolom Durbin-Watson sebesar 1,575 dengan menggunakan nilai tingkat signifikansi α = 5%, jumlah sampel (n) 47 dan jumlah variabel independen K = 3 maka dari tabel Durbin Watson diperoleh dl = 1,47 dan du = 1,67.


(51)

Karena du < DW < 4-du (1,67 > 1,575 < 4-1,67) jadi diperoleh nilai 1,67 > 1,575 < 2,33 dengan demikian maka tidak terdapat masalah autokorelasi.

C. Analisis Regresi Linier Berganda.

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel bebas (jam jerja, modal dan pengalaman berdagang) terhadap variabel terikat (pendapatan).

Tabel 4.13 Regresi Berganda

Coefficients a

1.605 .408

-.194 .081

.400 .058

.145 .065

(Constant) Jam Kerja Modal

Pengalaman Berusaha Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Dependent Variable: Pendapatan a.

Sumber : Data primer diolah 2010

Persamaan regresinya :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + + e

Y = 1,605 - 0,194 X1 + 0,400 X2 + 0,145 X3

Di mana :

a. Konstanta sebesar 1,605 mempunyai arti jika ada atau terjadi jam kerja model dan pengalaman berdagang, maka pendapatan akan sebesar 1,605.

b. Koefisien regresi kesadaran jam kerja sebesar -0,194 menunjukkan bahwa setiap terjadi pengurangan jam kerja sebesar 0,194 maka pendapatan akan meningkat sebesar 1 kali.


(52)

c. Koefisien regresi modal sebesar 0,400 menunjukkan bahwa setiap penambahan modal sebesar 0,400 maka pendapatan akan meningkat sebesar 1 kali.

d. Koefisien regresi penglaman berdagang sebesar 0,145 menunjukkan bahwa setiap penambahan pengalaman berdagang sebasar 0,145 maka pendapatan akan meningkat sebesar 1 kali.

Ada tiga (3) jenis kriteria ketepatan dalam analisis regresi berganda yaitu :

1. Pengujian Determinansi

Koefisien deteminansi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinansi adalah 0 ≤ R² ≤ 1.

Kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen akan semakin baik bila nilai R² semakin mendekati 1 (Sarwono, 2005:82).

Tabel 4.14

Pengujian Determinansi

Model Summary b

.746a .557 .526 .42653

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam

Kerja, Modal a.

Dependent Variable: Pendapatan b.

Sumber : Data primer diolah 2010


(53)

Nilai R sebesar 0,746 sama dengan 74,6% yang menunjukkan bahwa hubungan antara jam kerja, modal dan pengalaman berdagang dengan variabel pendapatan cukup erat.

2). Nilai R Square (angka korelasi atau r yang dikuadratkan) sebesar 0,620.

R Square disebut juga sebagai koefisien diterminasi. Besarnya nilai koefisien determinasi 0,557 atau sama dengan 55,7%. Nilai tersebut berarti bahwa sebesar 55,7% pendapatan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang. Sisanya yaitu 44,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya, dan model dinyatakan layak.

3). Nilai adjusted R Square sebesar 0,526 atau sama dengan 52,6%, ini menunjukkan bahwa variabel pembelian dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang sebesar 52,6% sedangkan sisanya sebesar 47,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji - F)

Uji - F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.


(54)

Ha : b1 ≠ b2≠ b3 ≠ b4 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pngaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Tabel 4.15

ANOVAb

9.837 3 3.279 18.024 .000a

7.823 43 .182

17.660 46

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam Kerja, Modal a.

Dependent Variable: Pendapatan b.

Sumber : Data primer diolah 2010

Hasil uji-F untuk koefisien korelasi persamaan regresi diperoleh nilai Fhitung sebesar 18,024 dengan tingkat signifikan sebesar 0.000. Nilai

Ftabel dicari pada tabel distribusi F dengan df1 = 3 dan df2 = 44

sehingga diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,825 dengan hasil tersebut

dimana Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan yang lebih kecil dari pada

alpha 5% maka kesimpulan yang dapat diambil adalah signifikan secara statisik. Hipotesis Ha diterima karena Fhitung > Ftabel (18,040 >

2,825) dan signifikan F < alpha 5% (0,000 < 0,05) yang berarti bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh sigifikan antara variabel bebas (jam kerja, modal dan pengalaman berdagang) terhadap variabel terikat (pendapatan).


(55)

Pengujian signifikansi t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.

Kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. H0 : b1 = 0

Artinya bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Ha : b1 ≠ 0

Artinya bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5 % Ha diterima jika t hitung > t table pada α = 5%

Tabel 4.16 Uji t

Coefficientsa

1.605 .408 3.933 .000

-.194 .081 -.252 -2.382 .022

.400 .058 .736 6.949 .000

.145 .065 .225 2.212 .032

(Constant) Jam Kerja Modal

Pengalaman Berusaha Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Pendapatan a.

Sumber : Data primer diolah 2010

Hasil uji t di Tabel 4.18 koefisien korelasi persamaan regresi diperoleh nilai thitung untuk variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang


(56)

masing-masing variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang (0,022); (0,000) dan (0,032). Nilai t tabel dicari pada tabel t dengan level of test α = 5% dan df1 = 45 sehingga diperoleh nilai t tabel sebesar 2,021

Dapat disimpulkan bahwa variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita secara parsial (-2,382, 6.949 dan 2,212 > 2,021 nilai signifikan 0,022, 0,000 dan 0,032 > 0,05).

D. Pembahasan

1) Berdasarkan hasil penelitian bahwa koefisien regresi sebesar -0.194 maka dapat diartikan bahwa jam kerja berpengaruh negatif terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita. Dari hasil uji t secara pasial, jam kerja (-2,382) > -2,021 dan nilai signifikan 0,022 > 0,05 hipotesis Ha diterima yang berarti bahwa jam kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, artinya semakin lama waktu jam kerja maka bervariasi pendapatan pedagang pakaian wanita perbulan-nya, jadi waktu jam kerja fleksibel meningkatkan pendapatan yang melibatkan waktu tenaga kerja. Hal yang menyebabkan signifikannya variabel jam kerja ini selain karena nilai signifikannya di atas 0,05 juga karena sudah berkurangnya jam kerja oleh tenaga kerja pedagang pakaian wanita.

Menurut Algifari (2005), Kerja adalah sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Rumusan budaya kerja secara operasional berdasarkan kesimpulan yaitu "Suatu tatanan atau aturan permainan dalam organisasi yang harus ditaati oleh semua sumber daya manusia yang ada, untuk


(57)

mencapai kinerja yang tinggi." Pengertian jam kerja dalam penelitian ini merupakan suatu subyek penelitian yang difokuskan dari budaya kerja, oleh karena budaya kerja memiliki ruang lingkup penelitian yang cukup besar. Menurut Algifari (2005), jam kerja adalah waktu yang dijadwalkan untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu yang dijadwalkan bagi pegawai untuk bekerja. Jam kerja bagi seseorang sangat menentukan efisiensi dan produktivitas kerja

2) Berdasarkan hasil penelitian bahwa koefisien regresi sebesar 0.400 maka dapat diartikan bahwa modal berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita. Dari hasil uji t secara pasial, modal 6,949 > 2,021 dan nilai signifikan 0,000 > 0,05 hipotesis Ha diterima yang berarti bahwa modal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, artinya semakin besar modal maka semakin besar pendapatan pedagang pakaian wanita perbulanya, jadi modal dapat meningkatkan pendapatan yang didukung oleh pembelajaan jumlah barang dan peningkatan harga jual. Hal yang menyebabkan signifikannya variabel modal ini selain karena nilai signifikannya di atas 0,05 juga karena sudah bertambahnya modal dengan memperhatikan kuantitas atau jumlah barang dan harga jual.

Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru, membeli mesin-mesin (investasi). Karena adanya


(58)

saving dan investasi, maka penawaran dari barang-barang modal dari waktu ke waktu bisa bertambah sedangkan permintaan akan barang-barang modal terutama sekali dipengaruhi oleh gerak permintaan akan barang-barang jadi. Bila harga pakaian naik, maka permintaan akan naik. (Alma, 1992:23).

3) Berdasarkan hasil penelitian bahwa koefisien regresi sebesar 0.145 maka dapat diartikan bahwa pengalaman berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita. Dari hasil uji t secara pasial, pengalaman berdagang 2,212 > 2,021 dan nilai signifikan 0,032 > 0,05 hipotesis Ha diterima yang berarti pengalaman berdagang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan, artinya semakin lama pengalaman berdagang pakaian wanita maka semakin besar pendapatan pedagang pakaian wanita perbulanya, jadi pengalaman dapat membentuk pengusaha supaya dapat mengatur atau memanajemen usahanya dari tindakan usaha yang sebelumnya agar dapat meningkatkan pendapatan. Hal yang menyebabkan signifikannya variabel pengalaman berdagang ini selain karena nilai signifikannya di atas 0,05 juga karena sudah bertambahnya pengalaman berdagang usaha pakaian wanita maka pedagang dapat belajar dan merealisasikan tindakan dari pelaksanaan yang sebelumnya.

Menurut Algifari (2005), pengalaman kerja didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang pernah dialami oleh seseorang ketika mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengalaman kerja juga dapat diperoleh dari orang-orang yang peduli dengan keadaan seseorang


(59)

seperti dukungan sosial yaitu sebagai informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

1. Hasil uji F hipotesis Ha diterima karena Fhitung > Ftabel (18,040 > 2,825) dan

signifikan F < alpha 5% (0,000 < 0,05) yang berarti bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas (jam kerja, modal dan pengalaman berdagang) terhadap variabel terikat (pendapatan).

2. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang pakaian wanita secara parsial (-2,382, 6.949 dan 2,212 > 2,021 nilai signifikan 0,022, 0,000 dan 0,032 > 0,05).

3. Hasil koefisien determinasi yaitu nilai R sebesar 0,746 sama dengan 74,6% yang menunjukkan bahwa hubungan antara jam kerja, modal dan pengalaman berdagang dengan variabel pendapatan cukup erat. R Square

disebut juga sebagai koefisien diterminasi.

4. Besarnya nilai koefisien determinasi 0,557 atau sama dengan 55,7%. Nilai tersebut berarti bahwa sebesar 55,7% pendapatan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang. Sisanya yaitu 44,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya, dan model dinyatakan layak.


(61)

5. Nilai adjusted R Square sebesar 0,526 atau sama dengan 52,6%, ini menunjukkan bahwa variabel pembelian dapat dijelaskan oleh variabel jam kerja, modal dan pengalaman berdagang sebesar 52,6% sedangkan sisanya sebesar 47,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

B. Saran

Hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya para pedagang pakaian wanita yang berdagang di pasar di Kota Tanjung Morawa dapat menyisihkan sebagian laba yang diperoleh dari hasil penjualan setiap harinya dan bulanan, hal ini untuk menambah modal dagang dimasa yang akan datang, dan pedagang mungkin dapat mengajukan pinjaman kepada Bank-bank perkreditan masyarakat guna memajukan usahanya dalam berdagang pakaian wanita, sehingga kontinuitas barang terjamin dan variasi barang dagangan dapat lebih banyak, sehingga diharapkan pendapatan dapat meningkat.

2. Sebaiknya para pedagang dapat melihat situasi pasar dalam menjual dagangannya mungkin dengan membuka dagangannya pada khususnya hari-hari libur atau jam-jam ramai pengunjung agar dalam menjajakan dagangannya dalam keadaaan ramai pengunjung yang akan meningkatkan pendapatannya.

3. Sebaiknya para pedagang bisa lebih pintar dalam menawarkan barang dagangannya dan dalam koleksi barang dagangannya lebih banyak pilihan atau bervariasi agar dapat lebih bisa meningkatkan pendapatan.


(62)

4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat menemukan dan meneliti variabel-variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi pendapatan pedagang.

5. Bagi pemerintah khususnya Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang agar dapat memberikan pengertian kepada pedagang tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pekerjaan mereka, seperti pelayanan terhadap konsumen yang baik, pembukuan dan lain sebagainya. Membantu menyediakan sarana dam prasarana yang lebih baik, meremajakan pasar yang sudah lamadan pemberian dana atau modal bagi yang ingin mengembangkan usahanya dengan bunga yang rendah dengan jangka waktu pengembalian yang sesuai dengan kemampuan pedagang.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari.,2005. Statistik Induktif Untuk Ekonomi Dan Bisnis. UPP AMP YKPN Yogyakarta.

Alma, Buchari, 1992. Manajemen Pemasaran dan Usaha Kecil. Bandung: AlfaBeta.

Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Firdausy, C. M. 2005. Pengembangan Sektor Informal Pedagang Kaki Lima di Perkotaan. Jakarta, Dewan Riset Nasional dan Bappenas Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan LIPI.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Maulie, TM. 2002. Ekonomi Setelah Krisis Moneter Tahun 1997-1998. Balai Pengkaderan Pembangunan Desa. Malang.

Nugroho, Bhuono Agung,. 2005. Stategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Andi Offset : Yogyakarta.

Puspasari, Endang., 1999. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kecil di Pasar Pagi Wonosobo. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Muhammadiyah Semarang.

Rachmadi, F, 2001. Kondisi Pengusaha Kecil pada Era Reformasi. Jakarta : Gramedia.

Rachbini, Didik J, dan Abdul Hamid, 2006. Ekonomi Informal Perkotaan: Gejala Involusi Gelombang Kedua. Jakarta, LP3ES.

Riningsih. 2005. Pengaruh Modal Kerja dan Satuan Jam Kerja Terhadap Pendapatan pada Industri Kecil Pengrajin Genting di Desa Karangasem Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

Sarwono, Jonathan, .2005. Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS, Andi Offset, Yogyakarta.

Suparmoko, M. .2000. Pengantar Ekonomi Makro, BPFE, Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Mikro Ekonomi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.


(64)

Supranto. 2000. Metode Ramalan Kuantitatif untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis. Rineka Cipta, Jakarta.

Tresnati, Suryana. 2006. Besar Sampel Dalam Penelitian. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.


(65)

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PEDAGANG PAKAIAN WANITA DI PASAR

KOTA TANJUNG MORAWA

Nama Responden :

………

Usia :

………

Jenis Kelamin :

………

Tingkat Pendidikan :

………

Status :

……… Jumlah Tanggungan Keluarga :

………

Jam Bekerja :

……… Pengalaman Bekerja :

………

Petunjuk

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan usaha berdagang pakaian wanita Bapak/ibu yang sebenarnya!


(66)

1. Lama Bapak/ibu berjualan pakaian wanita dalam 1 hari……….jam/hari 2. Apakah Bapak/ibu berjualan secara rutin/setiap hari ?…………

3. Apakah Bapak/ibu berjualan dalam sehari tersebut dilakukan pada jam-jam tertentu saja ?………

4. Berapa jam keseluruhan Bapak/ibu berjualan dalam 1 bulan ?………….jam

Modal dagang (X2)

5. Berapa jumlah modal awal yang Bapak/ibu gunakan untuk penyediaan barang dagangan ? Rp…….

6. Berapa jumlah modal yang Bapak/ibu gunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana lain (alat-alat yang digunakan untuk berdagang) ? Rp…….

Pengalaman Berdagang (X3)

7. Berapa lama Bapak/ibu menekuni usaha ini ?………tahun 8. Dari siapa Bapak/ibu mengenal usaha ini ?………..

9. Sebelum menjadi pedagang pakaian wanita pekerjaan apa yang Bapak/ibu lakukan?……….

10. Apakah usaha ini merupakan pekerjaan pokok A Bapak/ibu, jika tidak apakah pekerjaan pokok Bapak/ibu ?…….

Pendapatan (Y)

11. Darimana Bapak/ibu memperoleh barang dagangan ? ………….. 12. Berapa biaya pengeluaran Bapak/ibu dalam satu bulan ?………… 13. Berapa hasil penjualan Bapak/ibu dalam satu bulan ?………..

14. Apakah Bapak/ibu dibantu oleh tenaga kerja lain. Bila Ya Berapa orang jumlah tenaga kerja yang Bapak/ibu miliki ?………….


(67)

15. Berapa biaya yang Bapak/ibu keluarkan untuk upah tenaga kerja selama 1 bulan ?………….

16. Dimana Bapak/ibu menjual dagangan ? a. Di toko (bangunan permanen) b. Di pinggir-pinggir jalan. c. Lain-lain

Jika Bapak/ibu dalam berdagang menyewa tempat :

17. Berapa biaya sewa kios/toko (pajak tempat) yang Bapak/ibu keluarkan dalam satu bulan ?………..


(1)

40

10 4

12,278,000

4 16 5

2,060,800

3

41

8

3 9,291,717 2

11

4 1,339,923 2

42

8 3

14,761,100

5 10 4

2,230,420

3

43

10

4

13,013,333

5 9 4

2,104,207

3

44

14

5

13,425,967

5 5 2

2,608,793

3

45

10 4

11,438,833

4 15 5

2,513,627

4

46

8 3

10,499,833

3 9 4

2,189,507

3


(2)

LAMPIRAN

Regression

Model Summaryb

.746a .557 .526 .42653

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam Kerja, Modal

a.

Dependent Variable: Pendapatan b.

ANOVAb

9.837 3 3.279 18.024 .000a

7.823 43 .182

17.660 46 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam Kerja, Modal a.

Dependent Variable: Pendapatan b.

Coefficientsa

1.605 .408 3.933 .000

-.194 .081 -.252 -2.382 .022

.400 .058 .736 6.949 .000

.145 .065 .225 2.212 .032

(Constant) Jam Kerja Modal Pengalaman Berusaha Model 1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.

Dependent Variable: Pendapatan a.


(3)

Charts

-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Residual

0 2 4 6 8

Fre

quen

c

y

Mean = 5.36E-16 Std. Dev. = 0.967 N = 47 Dependent Variable: Pendapatan


(4)

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

E

x

p

ecte

d

C

u

m

Prob

Dependent Variable: Pendapatan


(5)

Regression

Coefficientsa .919 1.088 .919 1.089 .999 1.001 Jam Kerja Modal Pengalaman Berusaha Model 1 Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Pendapatan a.

Model Summaryb

.746a .557 .526 .42653 1.575

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam Kerja, Modal a.

Dependent Variable: Pendapatan b.

ANOVAb

9.837 3 3.279 18.024 .000a

7.823 43 .182

17.660 46 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pengalaman Berusaha, Jam Kerja, Modal a.

Dependent Variable: Pendapatan b. Coefficientsa 1.605 .408 -.194 .081 .400 .058 .145 .065 (Constant) Jam Kerja Modal Pengalaman Berusaha Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Dependent Variable: Pendapatan a.


(6)

NPar Tests

Descriptive Statistics

47 1069080 2636856.7 1881812.6 465361.8

47 5.00 14.00 9.8085 2.42844

47 7938433 14908800 11575439 1810365 47 5.00 18.00 10.4681 3.02059 47

Pendapatan Jam Berdagang Modal

Pengalaman Berdagang Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

47 2.9149 .61960 .321 .296 -.321 2.198 .000 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.