PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN DI SMA GLOBAL PRIMA MEDAN.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN
MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI
CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA GLOBAL PRIMA
MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh
DINAMAYANTI MAULINA SIHOTANG
NIM. 8136192008

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK


Dinamayanti Maulina Sihotang. NIM 8136192008. Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Membaca Pemahaman
Terhadap Kemampuan Mengapresiasi Cerpen di SMA Global Prima Medan.
Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) hasil belajar kemampuan
mengapresiasi cerpen yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
GI lebih tinggi daripada hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen yang
diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS; (2) hasil belajar
kemampuan mengapresiasi cerpen yang memiliki tingkat kemampuan membaca
pemahaman tinggi lebih baik daripada hasil belajar pemahaman kemampuan
mengapresiasi cerpen yang memiliki tingkat kemampuan membaca pemahaman
rendah; dan (3) interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kemampuan
membaca pemahaman terhadap hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Global Prima
Medan yang berjumlah 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara
acak dengan teknik cluster sampling, dengan mengambil 2 kelas dengan jumlah
tiap kelas 40 anak. Metode penelitian menggunakan penelitian eksperimen semu
(quasi experiment). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen dan tes kemampuan membaca

pemahaman. Analisis data yang digunakan adalah ANAVA Faktorial 2 × 2.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) terdapat perbedaan hasil belajar
kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas model pembelajaran kooperatif tipe
GI dengan hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen siswa kelas model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan Fhitung > Ftabel (8,666 > 3,96); (2)
terdapat perbedaan hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen siswa yang
memiliki kemampuan membaca pemahaman tinggi dengan hasil belajar
kemampuan mengapresiasi cerpen siswa yang memiliki kemampuan membaca
pemahaman rendah dengan Fhitung > Ftabel (81,373 > 3,96); dan (3) ada interaksi
antara model pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil
belajar kemampuan mengapresiasi cerpen dengan Fhitung > Ftabel (4,110 > 3,96).
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memberikan informasi bagi guru dan
sekolah untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dalam
meningkatkan hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen siswa. Selain itu
perlu ditingkatkan kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran di kelas.
Kata kunci : kooperatif, membaca, apresiasi

i

ABSTRACT


Dinamayanti Maulina Sihotang. NIM 8136192008. The Effect of Cooperative
Learning Models and Ability Reading Comprehension Toward Appreciation
Short Story in Class X Student of SMA Global Prima Medan Academic Year
2015/2016. Thesis. Post Graduate of Medan State University.
This study aims to determine, (1) the result ability of appreciation of short stories
are taught by cooperative learning model GI higher than the students appreciation
short story are taught by cooperative learning model TPS; (2) results of
appreciation short story to have high ability reading comprehension is better than
students have lower ability reading comprehension and (3) the interaction between
cooperative learning models and ability reading comprehension in affecting the
students appreciation short story instructional result.
The population in this study were all students class X at SMA Global Prima
Medan consist of 3 classes. The sample in this study were randomly assigned
using cluster sampling method, by taking two classes with the number of each
class of 40 children. The research method using quasi-experimental research. The
instrument used in this study is a test result ability of appreciation of short stories,
tests and ability reading comprehension. Analysis of the data used is the ANOVA
factorial 2 × 2.
Based on the results obtained: (1) there are differences in students’ learning

achievement of ‘result ability of appreciation of short stories class cooperative
learning model GI with students’ learning achievement of result ability of
appreciation of short stories class cooperative learning model type TPS with Fcount
> Ftable (8,666 > 3,96); (2) there are differences in students’ learning result ability
of appreciation of short stories who have high ability reading comprehension with
students’ learning result ability of appreciation of short stories who have lower
ability reading comprehension with the Fcount > Ftable (81,373 > 3,96); and (3) there
is an interaction between the cooperative learning models and ability reading
comprehension in learning result ability of appreciation of short stories Fcount >
Ftable (4,110 > 3,96).
The results obtained are expected to provide information for teachers and schools
to use cooperative learning model type GI in improving the students’ learning
result ability of appreciation of short stories. In addition it needs to be improved
ability reading comprehension of students in the classroom.
Key word : cooperative, reading, appreciation

ii

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmad dan anugerah yang telah dikaruniakan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan
Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan Mengapresiasi Cerpen di
SMA Global Prima Medan” dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan
untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat selesai karena didukung oleh banyak
pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr Syawal Gultom, M.Pd.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Bornok
Sinaga, M.Pd.
3. Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia pascasarjana Universitas

Negeri Medan Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd.
4. Dosen Pembimbing I Bapak Prof. Dr. Biner Ambarita, M. Pd., yang memberikan
arahan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Dosen Pembimbing II Bapak Dr. Abdurrahman Adisaputra, M.Hum.
6. Narasumber, Bapak Prof. Dr. Amrin Saragih, M.A., Ph. D., Bapak Dr. Syahnan
Daulay,

M.Pd.,

dan

Bapak

Dr.

Wisman

Hadi,

M.Pd.,

yang


telah

memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.
7. Bapak/Ibu dosen Program Studi

Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

Universitas Negeri Medan khususnya Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.
8. Kepala Sekolah SMA Global Prima Medan, Bapak Indra Kusuma.
9. Teristimewa penulis sampaikan kepada suami tercinta Ricardo Simamora, S.Ag.,
yang dengan sabar dan setia tetap memberikan doa, semangat, dan dukungan
kepada penulis dalam menempuh studi dan penyelesaian tesis ini.
10. Ayahanda M. Sihotang dan Ibunda N. Sitinjak yang telah memberikan bantuan,
semangat, dan dukungan sepenuh hati kepada penulis.

iii

11. Kedua Mertuaku A. M. Simamora dan T. Sijabat yang telah memberikan bantuan,
semangat, dan dukungan sepenuh hati kepada penulis.
12. Abang Adri dan Diky yang telah memberikan bantuan dan memberikan

informasi selama penyusunan tesis.
13. Semua teman angkatan I Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Pascasarjana Unimed

semoga Tuhan memberikan rahmat-Nya kepada kita

semua.

Penulis mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang tidak dapat
dituliskan namanya satu persatu di sini. Semoga Tuhan memberkati kita semua.
Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari kata sempurna, sehingga
memungkinkan adanya kekurangan maupun kesalahan baik dalam teknik penulisan,
tatabahasa, maupun isinya. Oleh karena itu, guna penyempurnaan berikutnya penulis
sangat mengharapkan saran, kritik, maupun masukan dari pembaca.

Medan,

Juni 2016

Penulis,


DINAMAYANTI MAULINA S.
NIM 8136192008

iv

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………………...

I

KATA PENGANTAR ……………………………………………………

iii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………

v


DAFTAR TABEL ………………………………………………………..

vii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..

ix

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..

x

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………
1.2 Identifikasi Masalah ……………………………………………
1.3 Pembatasan Masalah ……………………………………………
1.4 Rumusan Masalah ………………………………………………
1.5 Tujuan Penelitian ………………………………………………
1.6 Manfaat Penelitian ………………………………………………


1
1
9
9
10
11
11

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………….
2.1 Kajian Teoretis …………………………………………………….
2.1.1 Kemampuan Mengapresiasi Cerpen ……………………… ..
2.1.1.1 Pengertian Mengapresiasi Cerpen …………………..
2.1.1.2 Penilaian Mengapresiasi Cerpen ……………………
2.1.1.3 Langkah-Langkah Mengapresiasi Cerpen …………..
2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ……………………………
2.1.2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation ……………………………………….
2.1.2.2 Model Pembelajaran kelompok kooperatif Tipe Think
Pair Share …………………………………………..
2.1.3 Hakikat Kemampuan Membaca Pemahaman …………….
2.1.3.1 Jenis-Jenis Pemahaman dalam Membaca ………..
2.1.3.2 Formula Fry………… ……………………………
2.2 Penelitian yang Relevan …………………………………………
2.3 Kerangka Berpikir ……………………………………………….
2.3.1 Perbedaan Kemampuan Apresiasi Cerpen Siswa Kelas Model
Pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation dengan Siswa
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share .......
2.3.2 Perbedaan Kemampuan Apresiasi Cerpen Siswa yang
Memiliki Kemampuan Membaca Pemahaman Tinggi dengan
Siswa yang memliki Kemampuan Membaca

13
13
13
13
16
22
23

v

26
33
36
38
40
42
43

43

Pemahaman Rendah ……………………………………….
2.3.3 Interaksi antara Model Pembelajaran Kooperatif dan
Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Kemampuan
Mengapresiasi Cerpen …………………………………….
2.4 Penelitian Hipotesis …………………………………………...

47
52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………...
3.1 Tempat dan Waktu Penelitan …………………………………...
3.2 Populasi dan Sampel ……………..……………………………..
3.2.1 Populasi …………………………………………………..
3.2.2 Sampel ……………………………………………………
3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ………
3.4 Metode dan Desain Penelitian ……………………………..
3.5 Prosedur Penelitian ……………………………………………..
3.6 Pelaksanaan Penelitian ………………………………………
3.6.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
3.6.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share …
3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitan ……………
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data ………………………………..
3.7.2 Instrumen Penelitian ………………………………………
3.7.2.1 Instrumen Kemampuan Mengapresiasi Cerpen …..
3.7.2.2 Instrumen Kemampuan Membaca Pemahaman …..
3.7.2.3 Uji Coba Instrumen ……………………………….
3.7.2.4. Hasil Uji Coba Intrumen …………………………
3.8 Teknik Analisis Data ……………………..……………………

53
53
53
53
54
55
57
59
61
61
62
63
63
64
64
65
67
69
71

BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………
4.1 Deskripsi DataPenelitian ..................................................... ……
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis Data ................................... ……
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................ ……
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian............................................... …...
4.5 Keterbatasan Penelitian ....................................................... ……

74
86
88
90
100
116

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................ …...
5.1 Simpulan .............................................................................. …..
5.2 Implikasi .............................................................................. …..
5.3 Saran ……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …...........................................................................
LAMPIRAN ……………………………………………………………..

vi

46

118
118
119
121

123
129

DAFTAR GAMBAR
Gambar

3.1

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

Halaman

Prosedur dan Tahapan Pelaksanaan Penelitian Model
Pembelajaran Kooperatif terhadap Kemampuan Mengapresiasi
Cerpen …………………………………………………………

60

Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi
Cerpen Kelas Model PembelajaranKooperatif Tipe CIRC ……

75

Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi
Cerpen pada Kelas Model PembelajaranKooperatif Tipe TPS…

77

Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi
Cerpen Siswa Berkemampuan Membaca PemahamanTinggi….

78

Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi
Cerpen Siswa Berkemampuan Membaca Pemahaman Rendah …

79

Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi
Cerpen dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Tinggi
pada Kelas Model Pembelajaran KooperatifTipe GI ........ ……

81

Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi
dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Rendah pada Kelas
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI .......................... …….

83

4.7

Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen
dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Tinggi pada Kelas
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS …………………….. 84

4.8

Histogram Skor Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi
Cerpen dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Rendah
Pada Kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ..... ……..

86

Garis Interaksi Model Pembelajaran Kooperatif dan
Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap Hasil Kemampuan
Mengapresiasi Cerpen .......................................................

95

4.9

ix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekarang ini, pemerintah
memasukkan pembelajaran sastra lebih kompleks jika dibanding dengan kurikulumkurikulum sebelumnya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) siswa
dapat melakukan beberapa kegiatan kemampuan antara lain mendengarkan sastra,
membaca sastra, berbicara sastra, dan menulis sastra dalam kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
Penyajian pembelajaran sastra yang baik dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) serta upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia yang relevan kepada peserta didik dapat membantu mengembangkan
kemampuan hidup. Siswa dapat menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan
sehari-hari secara efektif, sehingga hasil yang dicapai akan sesuai dengan yang
diharapkan (Trimurdiati 2006:1).
Nurgiyantoro (2010:75) menyatakan pembelajaran sastra yang idealnya
menarik dan besar sekali manfaatnya bagi siswa disajikan hanya sekedar memenuhi
tuntutan kurikulum. Namun, dalam kenyataannya hakikat pembelajaran sastra tidak
ditemukan pada pembelajaran sastra saat ini. Kondisi itu menyebabkan hasil belajar
bahasa Indonesia yang kurang baik hampir di setiap sekolah.

1

2

Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengamatan peneliti, pembelajaran
apresiasi sastra siswa SMA di sekolah-sekolah relatif lebih sedikit dibanding dengan
kemampuan lainnya. Hal ini akan berdampak pada siswa dalam mengapresiasi sastra
terutama mengapresiasi cerpen yaitu siswa kesulitan ketika dihadapkan pada sebuah
cerpen terutama jika diminta untuk menentukan unsur-unsur instrinsik cerpen.
Salah satu sekolah yang peneliti temui adalah SMA Swasta Global Prima
Medan, dalam pembelajaran sastra siswa hanya membaca dan siswa sulit untuk
menentukan unsur-unsur instrinsik suatu karya sastra salah satunya yaitu cerpen.
Berdasarkan hasil wawancara, pencapaian hasil belajar dalam mengapresiasi cerpen
di kelas X SMA Swasta Global Prima Medan masih rendah dan jauh dari harapan.
Berdasarkan nilai rata-rata mengapresiasi cerpen masih di bawah standar ketuntasan
minimal yang ditetapkan, yaitu 60 untuk tahun ajaran 2010/2012, 65 untuk tahun
ajaran 2012/2013, dan 68 untuk tahun ajaran 2013/2014. Hal itu dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 1.1 Hasil Rata-Rata Nilai Apresiasi Cerpen Tahun Ajaran 2010/2011 s.d
2013/2014 pada Siswa Swasta Global Prima School Medan
Nilai Rata-Rata
Nilai
Nilai
Terendah
Rata-Rata
50
60

No

Tahun Ajaran

1

2010/2011

Nilai
Tertinggi
78

2

2011/2012

76

55

65

70

3

2013/2014

80

50

68

70

KKM
65

Sumber: Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMA Swasta Global Prima Medan,
2015.
Pada tabel 1.1 terlihat bahwa masih terdapat hasil belajar mengapresiasi
cerpen siswa di bawah KKM pada tiga tahun ajaran berturut-turut. Berdasarkan hasil
wawancara penulis dengan guru bidang studi Indonesia kelas XI Global Prima School

3

Medan dalam mengembangkan dan menuangkan ide dalam mengapresiasi cerpen,
cenderung mengalami kesulitan dalam memahami bagaimana mengapresiasi cerpen
yang tepat. Artinya, masalah juga terdapat pada guru-guru bahasa Indonesia yang
kurang mampu menjelaskan materi apresiasi cerpen secara tepat dan sederhana
sehingga siswa selama ini kurang dalam mengapresiasi karya sastra khususnya
cerpen.
Seminar yang bertema “Pengajaran Sastra untuk manusia Seutuhnya guna
Menghadapi Milenium Baru” di Padang pada tanggal 27 Oktober 1999 menghasilkan
suatu kesimpulan bahwa kebanyakan guru di sekolah, sejak satu dasawarsa terakhir
gagal melaksanakan pengajaran sastra yang mencerdaskan siswa. Pengajaran sastra
selama ini keliru karena mengandalkan memori dan tidak memberikan perhatian pada
pengembangan kreatifitas serta tidak melibatkan anak didik dalam problematika
(dalam Fahrudin, 2009: 19).
Pembelajaran mengapresiasi cerpen, siswa bisa belajar memahami nilai-nilai
agung berupa pergulatan baik dan buruk, realitas sosial, nilai-nilai religiusitas, dan
moral yang bisa mempertajam kepekaan terhadap kondisi masyarakat dan tingkah
laku sesama, baik dari karakter tokoh maupun latar serta budaya yang terkandung
dalam karya sastra. Sebagaimana diungkapkan Effendi (2002:6) bahwa apresiasi
adalah kegiatan mengakrabi karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga
menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan
perasaan yang baik terhadap karya sastra.
Dalam mengapresiasi cerpen ada tiga langkah, pertama adalah keterlibatan
jiwa, dalam kegiatan ini pembaca memahami masalah-masalah, merasakan perasaanperasaan, dan dapat membayangkan dunia khayal yang diciptakan sastrawan. Kedua,

4

adalah pembaca menghargai dan mengagumi penguasaan sastrawan di dalam
memilih, mengolah, dan menyusun lambang-lambang hingga sastrawan dapat
menyampaikan pengalaman secara memadai. Penghargaan dan kekaguman ini
menimbulkan rasa puas. Ketiga, tingkat ketika pembaca memasalahkan dan
menemukan hubungan (relevansi) pengalaman yang ia dapat dari karya sastra dengan
pengalaman kehidupan nyata yang dihadapinya. Pada tingkat ini pembaca memahami
bahwa walaupun dunia khayal yang diciptakan bukan kenyataan, tetapi justru dunia
itu diciptakan agar dapat memahami dan menghayati dunia dan kehidupan nyata
dengan lebih baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui kendala-kendala dalam
pengajaran sastra khususnya di bidang cerita pendek. Apa saja yang menyebabkan
siswa tidak menyukai materi tersebut. Sesuai dengan amanat Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Bertolak

pada

permasalahan

yang

muncul

dari

berbagai

aktivitas

pembelajaran di atas, maka perlu adanya pembelajaran yang disajikan dengan cara
mendorong keaktifan, mampu meningkatkan solidaritas, dan mengoptimalkan
keterlibatan siswa. Pemilihan strategi dan metode yang tepat dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil
belajarnya. Sanjaya (2011:87) mengemukakan tanpa suatu model pembelajaran yang
cocok, tepat, dan jitu tidak mungkin tujuan tercapai. Oleh karena itu, guru seharusnya
mampu mencari model pembelajaran yang dipandang dapat membelajarkan siswa
melalui proses pengajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan hasil belajar diharapkan dapat lebih ditingkatkan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
pembelajaran apresiasi cerpen adalah model pembelajaran kooperatif. Model

5

pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis model
pembelajaran berkelompok yang memungkinkan siswa untuk saling belajar bekerja
sama dan dapat saling mengisi dengan teman. Pelaksanaan prosedur model
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas
lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat memudahkan pembelajaran
efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) Memudahkan siswa belajar tentang
sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana
hidup serasi dengan sesama, (2) Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh
mereka yang berkompeten menilai. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah
membentuk semua anggota menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan
adalah kunci menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
Model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dan Group investigiaton (GI).
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam
pembelajaran mengapresiasi cerpen adalah tipe Think Pair Share (TPS). Model
pembelajaran think pair share merupakan salah satu model dari pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana yang melibatkan siswa secara aktif belajar dalam
suasana kelompok untuk memecahkan masalah belajar dan memiliki rasa tanggung
jawab terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain (Getter dan
Rowe, 2008:117). Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi
mereka juga harus siap dan bertanggung jawab memberikan maupun mengajarkan
materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain (Nurhadi dan Senduk, 2003:69).
Oleh karena itu, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja
sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

6

Model pembelajaran kooperatif think pair share, memberi kesempatan kepada
siswa bekerja sendiri (berpikir) sehingga memupuk sifat lebih mandiri dalam
mengerjakan soal yang diberikan dan juga menimbulkan sifat bekerja sama dengan
orang lain dalam kelompok kecil sehingga membangkitkan rasa percaya diri siswa.
Dalam hal ini optimalisasi partisipasi siswa dapat terlihat sehingga muncul jawabanjawaban secara spontan yang bisa memberikan kontribusi pada kelompok yang
sedang dihadapinya. Sehingga di sini guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator,
dan motivator. Siswa yang kesulitan akan tertolong dan materi yang sulit akan lebih
mudah untuk dipahami siswa sehingga ketuntasan dalam proses pembelajaran dapat
tercapai.
Selain model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, salah satu model
pembelajaran yang dapat dikedepankan adalah pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI). Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan
mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan
proses kelompok. Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota
serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual
siswa dibandingkan belajar secara individual. Pitoyo (2014:1) mengemukakan group
investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa kelas dalam
kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.
Investigasi kelompok siswa diberikan tanggung jawab terhadap pekerjaan
mereka, baik secara individu, berpasangan maupun dalam kelompok. Fadholi (2009:
1) menyatakan investigasi kelompok siswa diberikan tanggung jawab terhadap
pekerjaan mereka, baik secara individu, berpasangan maupun dalam kelompok.

7

Setiap kelompok investigasi terdiri dari 3-5 orang, dan akhirnya siswa dapat
menggabungkan, mempersentasikan, dan mengikhtisarkan jawaban mereka. Model
pembelajaran investigasi kelompok sangat cocok untuk kajian-kajian yang bersifat
terpadu yang berkaitan dengan pemerolehan, analisis, dan sintesis informasi untuk
menyelesaikan masalah-masalah multidimensi. Sebagai bagian dari investigasi, para
siswa mencari dan menemukan informasi dari berbagai macam sumber di dalam
maupun di luar kelas. Kemudian para siswa mengevaluasi dan mensintesiskan semua
informasi yang disampaikan oleh masing-masing anggota kelompok dan akhirnya
dapat menghasilkan produk berupa laporan kelompok. Yang terpenting dalam
pembelajaran yang menggunakan model investigasi kelompok, guru harus
memberikan contoh (memodelkan) berbagai keterampilan sosial dan komunikasi
yang diharapkan dari siswa.
Selain faktor model pembelajaran yang tepat sebagai faktor ekternal, faktor
lain sebagai factor internal siswa yang dapat memengaruhi hasil belajar apresiasi
cerpen siswa adalah kemampuan membaca pemahaman. Rendahnya kemampuan
membaca pemahaman disebabkan disebabkan karena kurangnya kebiasaan membaca.
Dengan demikian, kemampuan membaca terutama membaca pemahaman diduga
mempunyai peranan yang sangat penting dalam peningkatan kemampuan apresiasi
sastra siswa.
Kemampuan membaca pemahaman yang baik dan benar sangat penting
peranannya dalam membantu anak mempelajari berbagai hal. Melalui aktivitas
membaca yang baik dan benar, anak akan mampu mengambil intisari dari bahan
bacaannya. Dengan demikian, anak bisa mendapatkan sesuatu dari aktivitas membaca

8

yang dilakukannya. teorinya, sehingga siswa akan mempunyai kemampuan
mengapresiasi sastra.
Hal itu senada dengan pendapat Wiwindasari, dalam jurnal penelitiannya
(2014:2) bahwa:
Pentingnya membaca bagi kehidupan manusia sudah lama disadari.
Melalui membaca akan diperoleh pengetahuan dan wawasan yang baru
yang dapat meningkatkan kecerdasannya sehingga masyarakat lebih
mampu menjawab tantangan hidup pada masa mendatang. Oleh karena
itu, membaca masih terus dibutuhkan sebagai alat mempelajari dan
memahami berbagai bidang ilmu. Hal ini tentu sangat dirasakan oleh
seorang pelajar. Sukses dalam membaca pemahaman sangat penting bagi
pelajar dalam rangka pengembangan kemampuan akademik, keahlian,
dan kecerdasan.
Sementara itu, Yunus (2012:22) tidak meragukan bahwa membaca merupakan
kunci keberhasilan seorang siswa. Baginya membaca merupakan faktor penting
dalam segala usaha pengajaran. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam
pengajaran sastra di sekolah-sekolah diharapkan banyak memberikan kegiatan siswa
untuk membaca karya sastra secara langsung dan utuh serta memahaminya. Dengan
demikian, apresiasi sastra dapat dikatakan sebagai kemampuan menikmati,
menghargai, dan menilai karya sastra. Dengan demikian, tanpa membaca isi karya
sastra terlebih dahulu mustahil seseorang memberikan penghargaan apalagi untuk
menilai.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukanlah penelitian tentang “ Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Membaca Pemahaman terhadap
Kemampuan Mengapresiasi Cerpen pada Siswa Kelas X SMA Swasta Global Prima
Medan Tahun Pembelajaran 2015-2016.”

9

1.2 Identifikasi Masalah
Berasarkan latar belakang masalah di atas dapat diindentifikasi masalahmasalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam meningkatkan hasil
belajar mengapresiasi cerpen siswa kelas X SMA Global Prima Medan?
2. Apakah model pembelajaran yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda
terhadap hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen?
3. Model pembelajaran yang bagaimanakah yang tepat digunakan untuk
meningkatkan kualitas kemampuan mengapresiasi cerpen ?
4. Apakah hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran GI lebih tinggi dari pada hasil belajar
kemampuan mengapresiasi cerpen siswa dengan model pembelajaran TPS?
5. Apakah hasil belajar kemampuan mengapresiasi cerpen yang memiliki
kemampuan membaca pemahaman tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar
siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman rendah?
6.

Sejauh manakah pengaruh kemampuan membaca pemahaman dalam
pembelajaran mengapresiasi cerpen?

7.

Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan
membaca pemahaman terhadap kemampuan mengapresiasi cerpen?

1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah tersebut, maka
masalah yang dikaji dalam penelitian dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan
hasil belajar mengapresiasi cerpen, yaitu pengaruh model pembelajaran kooperatif

10

dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar mengapresiasi cerpen
kelas X SMA Global Prima School Medan. Model pembelajaran dalam penelitian ini
dibatasi hanya pada model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan model
pembelajaran tipe group investigation. Hasil belajar mengapresiasi

cerpen lebih

ditekankan pada kemampuan siswa mengapresiasi cerpen dalam unsur-unsur
intrinsik. Subjek dalam penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas X SMA Global
Prima School Medan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti dapat
merumuskan masalah sebagai berikut :
1.

Apakah kemampuan mengapresiasi

cerpen kelas model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation lebih tinggi dibandingkan kelas model
pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada siswa kielas X SMA Global
Prima Medan?
2.

Apakah kemampuan mengapresiasi cerpen siswa yang memilki kemampuan
membaca pemahaman tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
memilki kemampuan membaca pemahaman rendah pada siswa kelas X SMA
Global Prima Medan?

3.

Apakah

terdapat

interaksi

antara model pembelajaran kooperatif

dan

kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar apresiasi cerpen
pada siswa kelas X Global Prima Medan?

11

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penulis menentukan tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan mengapresiasi cerpen siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih tinggi
dibandingkan

dengan siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share pada siswa kelas X SMA Global Prima
Medan.
2. Untuk mengetahui kemampuan mengapresiasi cerpen siswa yang memiliki
kemampuan membaca pemahaman tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang memilki kemampuan membaca pemahaman rendah pada siswa
kelas X SMA Global Prima Medan.
3. Untuk mengetahui adanya Interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan
kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar mengapresiasi
cerpen pada siswa kelas X SMA Global Prima Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat praktis dan teoretis yang dapat diambil dr hasil
penelitian ini, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan kajian lebih lanjut, dan referensi untuk penelitian lebih lanjut.
b. Dapat memambah khazanah ilmu tentang penggunaan model pembelajaran,
kemampuan membaca pemahaman, dan kemampuan mengapresiasi cerpen
siswa khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.

12

2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam proses
pembelajaran
b. Bagi guru, sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan
model pembelajaran dalam pembelajaran untuk mencapai hasil yang
maksimal.
c. Bagi sekolah, sebagai masukan dan dapat dikembangkan untuk mata
pelajaran lain.

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Hasil

Belajar

Kemampuan

Mengapresiasi

Cerpen

kelas

model

pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dari Hasil Belajar
Kemampuan Mengapresiasi Cerpen kelas model pembelajaran kooperatif
tipe TPS pada siswa SMA Global Prima Medan.
2. Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen siswa yang memiliki
kemampuan membaca pemahaman tinggi lebih tinggi dari Hasil Belajar
Kemampuan Mengapresiasi Cerpen siswa yang memiliki kemampuan
membaca pemahaman rendah pada siswa SMA Global Prima Medan.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan membaca
pemahaman terhadap Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen
pada siswa SMA Global Prima Medan. Untuk siswa dengan kemampuan
membaca pemahaman tinggi lebih unggul bila diajarkan dengan model
pembelajaran GI, dan sebaliknya untuk siswa dengan kemampuan
membaca pemahaman rendah lebih unggul bila diajarkan dengan model
pembelajaran GI.

118

119

B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, yakni Hasil Belajar
Kemampuan Mengapresiasi Cerpen kelas model pembelajaran kooperatif
tipe GI lebih tinggi dari Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen
kelas model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada siswa SMA Global
Prima Medan. Untuk itu perlu dilakukan upaya dalam pengembangan
pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe GI dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengapresiasi cerpen. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI,
siswa akan merasakan bagaimana mengapresiasi cerpen dengan tepat.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI harus terus
dikembangkan mengingat kesimpulan penelitian menyatakan bahwa
kemampuan mengapresiasi cerpen yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik dibanding dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, yakni Hasil Belajar
Kemampuan Mengapresiasi Cerpen siswa yang memiliki kemampuan
membaca pemahaman tinggi lebih tinggi dari Hasil Belajar Kemampuan
Mengapresiasi Cerpen siswa yang memiliki kemampuan membaca
pemahaman rendah pada siswa SMA Global Prima Medan. Untuk itu
perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan kemampuan membaca

120

pemahaman siswa dalam belajar. Tingkat kemampuan membaca
pemahaman siswa mempengaruhi cara dirinya menerima, menalar, dan
mempraktekkan bagaimana cara menggunakan mengapresiasi cerpen
dengan tepat. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa dapat
dilakukan dengan memberikan motivasi pada siswa dalam bentuk nasihatnasihat belajar dan sebagainya. Kemampuan membaca pemahaman siswa
dalam belajar harus terus ditingkatkan mengingat kesimpulan penelitian
yang menyatakan bahwa Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen
pada siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman tinggi lebih
baik daripada siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman
rendah.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, yakni terdapat
terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kemampuan membaca
pemahaman terhadap Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi Cerpen
pada siswa SMA Global Prima Medan. Hal ini menggambarkan bahwa
ada keterkaitan antara model pembelajaran yang digunakan guru dengan
tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa. Penggunaan model
pembelajaran yang dapat memaksimalkan kemampuan siswa, baik pada
siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman tinggi maupun
rendah akan sangat membantu dalam pencapaian tujuan belajar. Hal ini
harus terus dikembangkan mengingat kesimpulan penelitian yang
menyatakan bahwa ada interaksi antara model pembelajaran dan

121

kemampuan membaca pemahaman dengan Hasil Belajar Kemampuan
Mengapresiasi Cerpen pada siswa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Untuk dapat meningkatkan Hasil Belajar Kemampuan Mengapresiasi
Cerpen pada siswa perlu dilakukan upaya dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI. Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe GI dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan dengan:
(a) mengharuskan guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
GI dalam pembelajaran mengapresiasi cerpen, (b) pihak sekolah harus
menyediakan peralatan belajar yang dipakai untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI, dan (c) melaksanakan pelatihan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI kepada seluruh guru.
2. Untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa
perlu dilakukan upaya sebagai berikut: (a) melakukan tes kemampuan
membaca

pemahaman

siswa

sebelum

melakukan

pembelajaran

mengapresiasi cerpen, untuk mengetahui posisi awal pembelajaran
dilakukan, dan (b) sekolah memfasilitasi les tambahan untuk melatih
kemampuan siswa dalam mengapresiasi cerpen secara aktif dan pasif di
sekolah.
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan Hasil
Belajar

Kemampuan

Mengapresiasi

Cerpen

siswa

ditinjau

dari

122

penggunaan model pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman
siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis pendidikan karakter. Bandung: Refika
Aditama.
Akcay, N. Okur dan K. Doymus. 2012. “ The Effects of Group Investigation and Cooperative
Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion Subjects on Student
Academic Achievements.” Journal of Educational Sciences Research Internasional EJournal. Vol. 2 No. 1 June 2012.
Arends, R. 2008. Learning to Teach. New York: Mc Graw Hill Company.
Arikunto, S.2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Asma, N. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan. Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Departemen Pendidikan dan kebudayaan. 2005. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Effendy, Onong U. 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fahrudin, M. 2009. “Hubungan antara Kemampuan Membaca Pemahaman dan Sikap Bahasa
dengan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Pendek (sebuah Survei di Sekolah Dasar
Negeri Se-Gugus Yudistira Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri). Tesis. Surakarta:
Program Pascasarjana UNS.
Getter, Kristin L dan D. Bradley Rowe. 2008. “Using Simple Cooperative learning Techniques
in a Plant Propagation Course”. NACTA Journal, Desember 2008. Pp. 39-43.
Huda, M. 2011. Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ibe, N. 2009. “Metacognitive Strategies on Classroom Participation and Student Achievement ini
Senior Secondary School Science Clasrooms”. Science Education Internasional. Vol. 20,
no. ½, December 2009, hal. 25-31
Ibnian, Salem Saleh K. dan Ala, Daifallah H. 20013. “Implications of Multiple Intelligences
Theory in ELT Field”. Internasional Journal of Humanities and Social Science Vol. 3 No.
4. Special Issue – February 2013.
Ibrahim, N. 2000. Pembelajaran Kooperatif: UNESA – Universitas Press.
Imam S. 1993. Terampil Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
123

Isjoni dan Mohd. Arif I. 2008. Model-Model Pembelajaran Mutkhir. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kamidjan. 1996. Teori Membaca. Surabaya: IKIP Surabaya.
La Iru dan la Ode Safiun A. 2012. Analisis Penerapan: Pendekatan, Metode, Strategi, dan
Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Maimunah. 2005. “Pembelajaran Voleme Bola dengan Belajar Kooperatif Model GI pada Siswa
Kelas X SMA Laboratorium UM.” Tesis . Malang: Pascasarjana Universitas Negeri
Malang.
Nasution, M. Hasan. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Membaca
Pemahaman terhadap Hasil Belajar Indonesia Siswa SD Negeri. Tesis Magister Unimed :
tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, B. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
_________________ . 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa: berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University press.
Nurhadi, dan Senduk, A. G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/ CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: Unversitas Negeri malang.
Pitoyo, Andri. Herman J. Waluyo, dan Sarwiji Suwandi, Andayani. 2014. “The Effect of Group
Investigation Learning Model, Accelerated Learning team and Role Playing on
Elementary School Student ‘Writing Skills Viewed from Cognitive Style.” Journal of
Educational and Practise Vol. 5. No. 1, 2014.
Sani, Ridwan A. 2010. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara.
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Perdana Media Grup.
Saputro, S. 2000. Strategi Pembelajaran. Malang: Departemen Pendidikan nasional Universitas
Malang.
Sayuti, S. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media.
Sharan, S. 2009. Handbook of Cooperative Learning: Inovasi Pengajaran dan pembelajaran
Untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas. Yogyakarta: Imperium.
Slavin, R. 2015. Cooperative learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa media.
Soenardi, D. 1996. Tes bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penernit: Gramedia Pustaka Utama.
124

Solihatin, E. 2005. Cooperative learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sudjana, N. 2000. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
________ . 2002. Penilaian hasil dan Proses Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Taufik, I. 1997. “Keterbacaan Karya Sastra di Berbagai Negara dan Indonesia”. Laporan Hasil
Obeservasi Taufiq ismail kelas Berbagai Negara (draf disampaikan dalam Ceramah dalam
PILNAS XI HISKI di Jakarta.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Wahab, J. 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bacaan Melalui
Investigasi Kelompok (Group Investigation). Tesis Magister pada SPs UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Wiwindasari. 2014. Penerapan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 2
Palembang dalam Menemukan Unsur-unsur alur, Penokohan, dan Latar Cerpen. Jurnal
Bahasa Indonesia.
Sumber Internet
Fadholi, A. 2009. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS).
http:ariffadholi.blogspot.com/2009/10/kelebihan-kekurangan-tps.html.
diakses
pada
tanggal 10 November 2015.

Mulyati, Y. 2003. Kecepatan Efektif Membaca: Apa, Mengapa, (online). Tersedia; http://file.
Upi.edu/Direktori/ FPBS/JURPEND. BHS. DAN SASTRA Peraturan menteri Pendidikan
nasional No. 11/2005 tentang Buku Teks pelajaran, Pasal 2 ayat (1) dan ayat (1).

Nurgiyantoro
(2001:253)
(dalam
http://membaca
pemahaman
learning.blogspot2012/01. Diakses tanggal 3 Desember 2015

125

dengan

kwantum

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap Kemampuan Membaca Karangan Narasi Pada Siswa Kelas V Di MIN 6 Jagakarsa, Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2012/2013

0 5 186

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

PENGARUH KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS V SD DI KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

0 9 252

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN PADA SISWA KELAS V SDN GUGUS KI HAJAR DEWANTORO TUGU KOTA SEMARANG

0 23 248

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN SIKAP BAHASA DENGAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

0 5 126

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP GLOBAL PRIMA MEDAN.

0 2 38

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN MEMBACA BAHASA INGGRIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN.

0 3 37

PENGARUH MINAT MEMBACA CERPEN TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERPEN SISWA KELAS XII SMA PERISAI KUTACANE TAHUN PEMBELAJARAN 2009/2010.

0 1 21

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 7 MEDAN.

0 1 44

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA FIKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIF Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Cerita Fiksi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circ ( Cooperative Integrad

0 1 15