Penyajian data Pengambilan keputusan atau verifikasi

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penulis dapat menyimpulkan bahwasannya usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam menasionalisasi perusahaan milik Belanda terutama NV. KPM terbagi atas tiga tahapan: Tahapan Pertama yakni tahap awal dalam hal ini Pemerintah Indonesia sebagai kekuatan yang berperan penting dalam pengambilan keputusan mengambil langkah awal berupa pendirian beberapa Perusahaan Negara sebagai upaya untuk mengurangi dominasi perusahaan Belanda dalam hal ini khususnya dalam dunia pelayaran yaitu dengan pendirian PELNI tahun 1952 untuk bersaing secara langsung dan mengurangi dominasi KPM dijalur pelayaran nusantara. Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan Nasionalisasi NV. KPM pemerintah, para pemuda dengan Buruh dari KBKI memproklamirkan pengambilalihan NV. KPM pada tanggal 3 Desember 1957 yang diteruskan dengan penyitaan kantor Pusat serta kapal-kapal milik KPM yang masih berada di perairan Indonesia, hal ini dilakukan mengingat gentingnya keadaan setelah upaya damai dalam menyelesaikan permasalahan pembebasab Irian Barat dalam siding umum PBB XII pada bulan November 1957 yang mengalami kegagalan. Tahap ketiga yaitu tahap akhir Nasionalisasi NV. KPM yang ditandai dengan dikeluarkannya PP No 34 tahun 1960 tentang nasionalisasi Perusahaan NV. KPM di Indoesia oleh Pemerintah Indonesia atas nama Soekarno sebagai Presiden Republik Indonesia untuk member ketegasan sikap atas uapay-upaya yang telah dilakukan sebelumnya yaitu dengan dikeluarkannya Rangkaian nasionalisasi sejumlah perusahaan pelayaran Belanda menyusul keluarnya UU No. 21958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Belanda serta Peraturan Pemerintah No.21959 tentang pokok-pokok pelaksanaan Undang-undang Nasionalisasi. Meskipun dengan pengambilalihan justru menyebabkan kemerosotan ekonomi nasional yang ditandai dengan penurunan produksi dan penurunan kegiatan ekspor impor. Namun secara struktural sektor ekonomi dapat di kuasai oleh negara tak lagi dikuasai oleh bangsa Asing.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran-saran yang diberikan sebagai masukan, yakni: Perlu adanya penelitian lanjutan oleh para ahli mengenai sistem pelayaran di masa kolonial hingga diambil alih pengelolaannya ke tangan pemerintah RI, dikarenakan ketika penelitian dilakukan sumber-sumber fisik primer sulit didapat sehingga menjadi kendala dalam penulisan skripsi ini. Selain itu diperlukan pula pembinaan bagi masyarakat akan kesadaran pentingnya arsip sebagai simbol pemersatu bangsa. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taufik dan Abdurrachman Surjomihardjo. 1984. Ilmu Sejarah dan Historiografi Arah dan Perspektif. Jakarta: Gramedia. 325 halaman Abdullah, Taufik dan Djoko Suryo dkk. 2009. Media Komunikasi Profesi Masyarakat Sejarawan Indonesia Vol 14 No 1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 170 halaman Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara. 265 Halaman Ardhana, I Ketut, Nasionalisasi Perusahaan: Peralihan dari Perusahaan Belanda ke Perusahaan Local di Bali, dalam seminar di PSSAT-Sejarah UGM, Yogyakarta 18-19 Agustus 2004. Barlett, Anderson G., et. 1986. Al., PERTAMINA, perusahaan Minyak Nasional. Jakarta. Inti Idayu press Burger,D.H. 1962. Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia. Jakarta: Pradniyaparamita. Chalmers, Ian. 1996. Konglomerasi: negara dan Modal dalam Industri Otomotif Indonesia. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Creutzberg, Pieter dan van Laanen. 1987. Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. 371 halaman De Boer, M. G dan J.C. Westermann .1941. Een Halve eeuw paketvaart 1891- 1941. Amsterdam. De bussy. Dick, H. W. 1990. Industri Pelayaran Indonesia. Jakarta. LP3ES Djoened, Marwati Pusponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1990. Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka. Graaf, H.J. De. 1971. Historiografi Hindia Belanda. Jakarta: Bharatara. 117 halaman Hill, Hal, Investasi Asing dan Industrialisasi Di Indonesia, Jakarta: LP3ES, 1990. Kansil. 1990. Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. 123 Halaman Kanumoyoso, Bondan. 2001. Nasionalisasi Perusahaan Belanda di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 141 halaman Koentjaraningrat, Prof. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. 237 halaman Mac Andrews, Colin dan Ichlasul Amal. 1995. Hubungan Pusat-Daerah Dalam Pembangunan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 203 halaman Miles, Mattew. B dan Huberman, Michael. 1982. Analisis data kualitatif. Jakarta: UI Press. 178 halaman Muhaimin, Yahya. 1982. Perkembangan Militer dalam Politik di Indonesia 1945- 1966. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 436 halaman Nawawi, Hadari. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 249 halaman. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 544 Halaman Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer Suatu Pengalaman. Jakarta: Inti Idayu. 228 halaman. Oey Beng To. 1991. Sejarah Kebijakan Moneter Indonesia, Jilid I 1945-1958. Jakarta: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia. Onghokham. 1987. Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta: Gramedia. 241 Halaman Prayitno, Hadi dan M. Umar Burhan. 1987. Pembangunan Ekonomi Pedesaan. BPFE. Yogyakarta. 189 Halaman Purwaka, Tommy H. 1993. Pelayaran antar pulau Indonesia. Jakarta. Pusat studi wawasan nusantara, hokum dan pembangunan. 300 halaman Ricklefs, M.C. 1991. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 501 halaman Rahadrjo, M. Dawam. 2011. Ekonomi Neo-Klasik dan Sosialisme Religius. Jakarta: Mizan Publika. 206 Halaman Robison, Richard. 1986. The Rise of Capital. Canberra. Asian Studies Association of Australia. Shahab, Ali. 2001. Waktu Belanda Mabuk Lahirlah Batavia. Jakarta: Buku Republika.268 halaman