Analisis Tabel Silang Hubungan Interaksi Sosial Kelompok Teman

Berdasarkan tabel, histogram dan uraian di atas disimpulkan bahwa responden perempuan lebih konsumtif dibandingkan dengan remaja laki-laki. Remaja perempuan lebih banyak membelanjakan uangnya dari pada laki-laki untuk keperluan penampilan seperti pakaian, kosmetik, aksesoris, tas dan sepatu. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsumen perempuan bersifat lebih impulsif sedangkan konsumen wanita memiliki frekuensi lebih tinggi dalam berbelanja dan kurang impulsif dibanding pria.

E. Analisis Tabel Silang Hubungan Interaksi Sosial Kelompok Teman

Sebaya terhadap Perilaku Konsumtif Remaja Tabel silang digunakan untuk mengamati hubungan antara dua variabel dengan memperhatikan beberapa prinsip dalam tabulasi silang, kemudian dihitung persentasenya tiap kelompok untuk diperjelas dan melihat pengaruh antara dua variabel. Interaksi sosial kelompok teman sebaya X dengan perilaku konsumtif remaja Y dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 28. Tabel Silang Hubungan Interaksi Sosial Kelompok Teman Sebaya terhadap Perilaku Konsumtif Remaja Interaksi Sosial Kelompok Teman Sebaya X Perilaku Konsumtif Remaja Y Tinggi Sedang Rendah ∑ Tinggi 20 25.6 7 9.0 0 0 27 34.6 Sedang 12 15.4 24 30.8 4 5.1 40 51.3 Rendah 2 2.6 7 9.0 2 2.6 11 14.1 ∑ 34 43.6 38 48.7 6 7.7 78 100 Sumber: Data Primer variabel X dan Y diolah Berdasarkan data tabulasi di atas, dapat diketahui bahwa ada hubungan antara interaksi kelompok teman sebaya dengan perilaku konsumtif remaja. Kecenderungan hubungan kedua variabel tersebut secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Dari 78 responden terdapat 27 34.6 responden tergolong memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang tinggi. Informasi dari 27 responden tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa: a sebanyak 20 25.6 responden memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang tinggi cenderung memiliki perilaku konsumtif yang tinggi pula; b sebanyak 7 9 responden memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang tinggi cenderung memiliki perilaku konsumtif yang sedang; c tidak ada responden dengan interaksi sosial kelompok teman sebaya tinggi yang berkecenderungan memiliki perilaku konsumtif yang rendah. 2. Dari 78 responden terdapat 40 51.3 responden tergolong memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang sedang. Sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa sebagian besar interaksi kelompok teman sebaya di lokasi penelitian ini adalah sedang, artinya keeratan atau faktor interaksi sosial imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati tidak begitu kuat dalam kelompok teman sebaya responden. Informasi dari 40 responden tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa: a sebanyak 12 15.4 responden memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang sedang cenderung memiliki perilaku konsumtif yang tinggi; b sebanyak 24 30.8 responden memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang sedang cenderung memiliki perilaku konsumtif yang sedang pula; c sebanyak 4 5.1 responden memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang sedang cenderung memiliki perilaku konsumtif yang rendah. 3. Dari 78 responden terdapat 11 14.1 responden yang memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya rendah. Informasi dari 11 responden tersebut menunjukkan kecenderungan bahwa: a sebanyak 2 2.6 responden memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang rendah cenderung memiliki perilaku konsumtif yang tinggi; b sebanyak 7 9 responden memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang rendah cenderung memiliki perilaku konsumtif yang sedang; c sebanyak 2 2.6 responden memiliki interaksi sosial kelompok teman sebaya yang rendah cenderung memiliki perilaku konsumtif yang rendah pula. Berdasarkan uraian di atas dan gambaran pada tabel silang menunjukkan adanya hubungan yang erat antar kedua variabel. Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara variabel interaksi sosial kelompok teman sebaya X dengan perilaku konsumtif remaja Y.

F. Hasil Uji Hipotesis