Kerangka Pemikiran Tataniaga Gula Pasir Di Sumatera Utara

Oktavya Margaretha Manik : Tataniaga Gula Pasir Di Sumatera Utara, 2007. USU Repository © 2009

2.3. Kerangka Pemikiran

Tataniaga merupakan suatu sistem yang tujuannya ialah mengaloaksikan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Aliran barang tersebut mencakup perpindahan barang dan jasa mulai dari subsistem pengadaan dan penyalurannya. Perpindahan itu terjadi karena adanya lembaga-lembaga tataniaga yang melakukan fungsi-fungsi tataniaga. Aliran barang tersebut tidak selamanya melalui perantara, tetapi ada juga yang lansung dari produsen ke konsumen, ada yang melalui satu perantara dan seterusnya, tergantung pada saluran tataniaga yang terjadi dilapangan yang sebenarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jarak produsen ke konsumen. Mekanisme tataniagapemasaran ini melibatkan beberapa pihak yang meliputi produsen, agen, pedagang pengecer, dan konsumen. Dalam hal ini produsen adalah pabrik gula pasir sedangkan konsumen merupakan rumah tangga. Terdapat dua golongan besar lembaga-lembaga pemasaran yang mengambil bagian dalam saluran tataniaga. Mereka disebut pedagang dan perantara agen. Pedagang dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu: 1. Produsen, yaitu membuat sekaligus menyalurkan barang ke pasar 2. Pedagang besar,yang menjual barang ke pengusaha lain 3. Pengecer, yaitu yang menjual kepada konsumen akhir Tiap-tiap lembaga fungsi-fungsi tataniga meliputi: pembelian, penjualan, transportasi, penyimpanan, pembiayaan, penanggungan resiko, standarisasi, dan informasi pasar. Dalam melakukan fungsi-fungsi tataniaga maka akan dikeluarkan biaya pemasaran. Oktavya Margaretha Manik : Tataniaga Gula Pasir Di Sumatera Utara, 2007. USU Repository © 2009 Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan fungsi-fungsi tataniaga. Biaya tersebut berbeda-beda pada masing- masing lembaga tataniaga. Atas jasa tersebut lembaga-lembaga mengambil keuntungan profit. Dari biaya pemasaran ini ditetapkan harga gula pasir yaitu dengan menambahkan biaya pemasaran beserta keuntungan yang diperoleh lembaga tataniga. Besar kecilnya biaya pemasaran tergantung jauh dekatnya jarak yang harus ditempuh hingga sampai kepada konsumen, banyaknya middleman dan banyaknya perlakuan yang dilakukan. Sehingga biaya pemasaran dapat dijadikan sebagai indikator efisiensi sistem tataniaga tersebut. Efisiensi tataniga merupakan persentase perbandingan antara biaya pemasaran terhadap nilai produk yang dipasarkan harga jual produk, sehingga semakin besar biaya pemasaran maka semakin tidak efisien sitem tataniaga itu dan begitu jug sebaliknya. Bila dalam sistem gula pasir tidak efisien dapat disebabkan karena adanya masalah-masalah dalam sistem tataniaga tersebut, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan sistem tataniaga gula pasir. Oktavya Margaretha Manik : Tataniaga Gula Pasir Di Sumatera Utara, 2007. USU Repository © 2009 Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran Pedagang pengecer Produsen PG PTPN II Sei Semayang PG PTPN II Kuala Madu Distributor Konsumen Rumah Tangga Sumber Lain Gula Pasir Pemerintah Fungsi tataniaga Biaya Pemasaran Harga jual Penawaran Tataniaga Masalah-Masalah tataniaga Upaya-Upaya mengatasi masalah Oktavya Margaretha Manik : Tataniaga Gula Pasir Di Sumatera Utara, 2007. USU Repository © 2009

2.4. Hipotesis Penelitian