David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
4. perawatanya mudah.
- Kerugianya: 1.
kecepatannya tidak bisa bervariasi tanpa merubah efisiensi. 2.
kecepatannya tergantung beban. 3.
pada torsi start memiliki kekurangan.
2.2 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa
Motor induksi adalah motor ac yang paling banyak dipergunakan, karena konstruksinya yang kuat dan karakteristik kerjanya yang baik. Secara umum motor
induksi terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian yang diam. Diantara stator dengan rotor ada celah udara yang jaraknya
sangat kecil. Konstruksi motor induksi dapat diperlihatkan pada gambar-1.
Rotor Stator
Gambar – 2.1 Gambar konstruksi motor induksi Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang
diam dan mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk silindris. Alur
pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas Gambar 2.2.b. Tiap elemen
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
laminasi inti dibentuk dari lembaran besi Gambar 2.2 a. Tiap lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap
kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan phasa dimana untuk motor tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120
o
. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan
belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris Gambar 2.2.c. Berikut ini contoh lempengan laminasi inti, lempengan inti yang telah disatukan, belitan stator yang telah
dilekatkan pada cangkang luar untuk motor induksi tiga phasa.
a
b
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
Gambar – 2.2 Gambar 2.2 menggambarkan Komponen Stator motor induksi tiga phasa, a Lempengan Inti,
b Tumpukan Inti dengan Kertas Isolasi pada Beberapa Alurnya, c Tumpukan Inti dan Kumparan Dalam Cangkang Stator.
2.3 Jenis Motor Induksi Tiga Fasa Dari Segi Rotor
Ada dua jenis motor induksi tiga fasa berdasarkan rotornya yaitu: 1.
motor induksi tiga fasa rotor sangkar tupai squirrel-cage motor 2.
motor induksi tiga fasa rotor belitan wound-rotor motor kedua motor ini bekerja pada prinsip yang sama dan mempunyai konstruksi stator yang
sama tetapi berbeda dalam konstruksi rotor.
2.3.1 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai Squirrel-cage Motor
Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti stator pada motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan – lapisan pelat baja beralur yang
didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat baja yang dipabrikasi. Lilitan – lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator yang terpisah
c
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
120 derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam hubungan delta ataupun bintang .
Rotor jenis rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.3 di bawah ini.
Batang Poros
Kipas Laminasi Inti
Besi Aluminium
Cincin Aluminium
Batang Poros
Kipas
Gambar 2.3 rotor sangkar, a Tipikal Rotor Sangkar, b Bagian-bagian Rotor Sangkar
Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam motor yang lebih
besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke dalam alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor sangkar tupai tidak selalu
ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerapkali dimiringkan. Hal ini akan
a
b
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang berputar.
Pada ujung cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagai pendingin. Motor induksi dengan rotor sangkar ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.4 a Konstruksi Motor Induksi Rotor Sangkar Ukuran Kecil,
b Konstruksi Motor Induksi Rotor Sangkar Ukuran Besar
a
b
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
2.3.2 Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan wound-rotor motor
Motor rotor belitan motor cincin slip berbeda dengan motor sangkar tupai dalam hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan terisolasi
serupa dengan lilitan stator. Lilitan fasa rotor dihubungkan secara dan masing – masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang pada poros rotor.
Secara skematik dapat dilihat pada gambar-2.5. Dari gambar ini dapat dilihat bahwa cincin slip dan sikat semata – mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel luar
ke dalam rangkaian rotor.
Sumber tegangan
Belitan Stator
Belitan Rotor
Slip Ring
Tahanan Luar
Gambar-2.5 Skematik diagram motor induksi rotor belitan
Pada motor ini, cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan variabel eksternal yang berfunsi membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab terhadap pemanasan
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
rotor. Selama pengasutan, penambahan tahanan eksternal pada rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar dengan arus pengasutan yang lebih kecil
dibanding dengan rotor sangkar. Konstruksi motor tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
a
b
Gambar 2.6 a Rotor Belitan, b Konstruksi Motor Induksi Tiga Phasa dengan Rotor Belitan
2.4 Medan Putar
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menganalisa medan putar. Pada kesempatan ini akan dibahas analisa medan putar secara vektor dan secara perhitungan.
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
1. Analisa Medan Putar secara Vektor
Perputaran motor pada mesin arus bolak – balik ditimbulkan oleh adanya medan putar fluks yang berputar yang dihasilkan dalam kumparan stator. Medan putar ini
terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, pada umumnya tiga fasa. Hubungan belitan pada stator dapat berupa hubungan Y atau
. untuk mempermudah memahami medan putar , maka dapat dilihat gambar 2.7 berikut
yang menggambarkan keadaan pada kumparan yang dialiri oleh arus dari sumber tiga fasa. Misalkan arus yang mengalir pada ketiga kumparan tersebut sebesar:
t I
t i
M aa
ω
sin =
Ampere………….2.1.a
120 sin
° −
= t
I t
i
M bb
ω Ampere………….2.1.b
240 sin
° −
= t
I t
i
M cc
ω Ampere………….2.1.c
Arus yang ada pada kumparan aa mengalir dari a dan keluar menuju ke
a . Karena arus yang mengalir pada kumparan
aa ini, maka dihasilkan kerapatan medan magnet H pada kumparan
aa sebesar °
∠ =
sin t
H t
H
M aa
ω Amp turnsm…….2.2.a
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
x y
aa
H
aa
B
bb
H
bb
B
cc
H
cc
B
a b
c
a
b
c
Gambar -2.7 Vektor Medan Magnet pada Stator
Dan kerapatan medan magnet pada kumparan bb dan
cc sebesar:
° ∠
° −
= 120
120 sin
t H
t H
M bb
ω Amp.turnsm…………2.2.b
° ∠
° −
= 240
240 sin
t H
t H
M cc
ω Amp.turnsm…………2.2.c
Telah diketahui bahwa kerapatan fluks B dapat dihitung dari intensitas medan magnet H , yaitu
B = µH Tesla T………………………………...............2.3
Maka didapat kerapatan fluks pada masing – masing kumparan, yaitu
° ∠
= sin
t B
t B
M aa
ω Tesla………………..2.4.a
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
° ∠
° −
= 120
120 sin
t B
t B
M bb
ω Tesla………………..2.4.b
° ∠
° −
= 240
240 sin
t B
t B
M cc
ω Tesla……………….2.4.c
Pada persamaan kerapatan fluks diatas , dimana
M M
H B
µ =
. Kerapatan fluks dapat dihitung resultannya dengan menentukan nilai dari waktu t, sehingga resultan
kerapatan fluks ada nilainya, misalnya pada saat t ω = 0, maka kerapatan fluks pada
masing – masing kumparan stator sebesar: =
aa
B
° ∠
° −
= 120
120 sin
M bb
B B
° ∠
− =
240 240
sin
M cc
B B
Resultan kerapatan fluks pada stator sebesar
cc bb
aa net
B B
B B
+ +
=
° ∠
+ °
∠ −
+ =
240 2
3 120
2 3
M M
B B
= °
− ∠ 90
5 ,
1
M
B Tesla
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
x y
bb
B
cc
B
a b
c
a
b
c
Gambar -2.8 Vektor Medan Magnet Pada Stator Saat t =
net
B
°
Jika
° = 90
t
ω , maka:
° ∠
=
M aa
B B
° ∠
− =
120 5
,
M bb
B B
° ∠
− =
240 5
,
M cc
B B
cc bb
aa net
B B
B B
+ +
=
° ∠
− +
° ∠
− +
° ∠
= 240
5 ,
120 5
,
M M
M net
B B
B B
= °
∠0 5
, 1
M
B Tesla
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
x y
bb
B
cc
B
a b
c
a
b
c
net
B
Gambar -2.9 Vektor Medan Magnet Pada Stator Saat t =
° 90
Dari perhitungan saat t ω = 0 dan saat
° = 90
t
ω dihasilkan resultan medan magnet yang
sama besr amlitudonya, hanya berbeda sudutnya. Seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.8 dan gambar 2.9, terlihat jelas bahwa medan magnet yang dihasilkan ini berputar
tergantung terhadap waktu t .
2. Analisa Medan Putar Secara Perhitungan
Pada analisa medan putar secara vektoris, diketahui bahwa pada harga waktu t berapapun nilainya maka didapat magnitudo dari resultan medan magnet sebesar 1,5
M
B . Dan ini akan terus konstan dan berputar dengan kecepatan sudut
ω . Dari gambar 2.7 sebelumnya diperlihatkan sistem koordinat , dimana garis
horizontal positif disimbolkan dengan x dan garis vertikal keatas disimbolkan dengan y.
x
a disimbolkan sebagai vektor satuan dari garis horizontal dan
y
a
sebagai vektor satuan dari garis vertikal. Untuk mendapatkan persamaan umum dari resultan fluks magnetik
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
net
B maka dijumlahkan kerapatan fluks magnetik yang dihasilkan pada masing –
masing kumparan stator secara vektoris.
Resultan fluks magnet pada stator dinyatakan dengan persamaan:
t B
t B
t B
t B
cc bb
aa net
+ +
=
Tesla =
° ∠
° −
+ °
∠ °
− +
° ∠
240 240
sin 120
120 sin
sin t
B t
B t
B
M M
M
ω ω
ω =
+ +
− +
+ 120
sin 120
cos 120
sin sin
cos sin
j t
B j
t B
M M
ω ω
240 sin
240 cos
240 sin
j t
B
M
+ −
ω
= +
+ −
− +
2 3
5 ,
120 sin
1 sin
j t
B t
B
M M
ω ω
2 3
5 ,
240 sin
j t
B
M
− −
− ω
Dengan menganggap komponen ril berada pada sumbu x dan komponen khayal pada sumbu y, maka Persamaan diatas dapat dinyatakan dalam komponen
x
a dan
y
a
.
= t
B
net
t B
M
ω sin
x
a 120
sin 5
, [
° −
− t
B
M
ω ]
x
a +
y M
a t
B
°
− 120
sin 2
3 ω
x M
a t
B ]
240 sin
5 ,
[ °
− −
ω
y M
a t
B
°
− −
240 sin
2 3
ω Tesla
Komponen – komponen vektor x dan y dapat disatukan menjadi sebagai berikut.
[ ]
x M
M M
net
a t
B t
B t
B B
240 sin
5 ,
120 sin
5 ,
sin °
− −
° −
− =
ω ω
ω
+
y M
M
a t
B t
B
°
− −
° −
240 sin
2 3
120 sin
2 3
ω ω
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
Karena t
t t
ω ω
ω cos
2 3
sin 5
, 120
sin −
− =
° −
t t
t ω
ω ω
cos 2
3 sin
5 ,
240 sin
+ −
= °
−
Maka didapat
x M
M M
net
a t
t B
t t
B t
B B
+ −
− −
− −
= ω
ω ω
ω ω
cos 2
3 sin
5 ,
5 ,
cos 2
3 sin
5 ,
5 ,
sin
+
y M
M
a t
t B
t t
B
+
− −
− −
cos 2
3 sin
5 ,
2 3
cos 2
3 sin
5 ,
2 3
ω ω
ω ω
x M
M M
M M
net
a t
B t
B t
B t
B t
B B
− +
+ +
= ω
ω ω
ω ω
cos 4
3 sin
4 1
cos 4
3 sin
4 1
sin
+
y M
M M
M
a t
B t
B t
B t
B
−
+ −
− ω
ω ω
ω cos
4 3
sin 4
3 cos
4 3
sin 4
3
y M
x M
net
a t
B a
t B
B cos
5 ,
1 sin
5 ,
1
ω ω
− =
Tesla ………………. 2.5 Dari persamaan 2.5 diatas, jika dimasukkan nilai
t
ω =
°
maka dihasilkan fluks medan magnet sebesar
° ∠90
5 ,
1
M
B dan jika
t
ω =
° 90
didapat fluks medan magnet sebesar °
∠0 5
, 1
M
B . Hasil perhitungan ini menyatakan bahwa fluks medan magnet yang
dihasilkan pada kumparan stator motor induksi tiga fasa berputar terhadap waktu t .
David H. Sirait : Analisis Starting Motor Induksi Tiga Phasa Pada PT. Berlian Unggas Sakti Tj. Morawa, 2008. USU Repository © 2009
2.5 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa