Tiang Pancang Kelompok Pile Group

Ahmad Dauzi Pohan : Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Pada Proyek Pembagunan Rusunawa Universitas Medan Area Pancing – Medan, 2009. USU Repository © 2009 P u = a s b Eb eh log . .............................................................. 2.20 P ijin = SF Pu ................................................................................. 2.21 dimana : P u = Kapasitas daya dukung ultimate tiang. P ijin = Daya dukung ijin tiang pancang. a = Konstanta. b = Konstanta. eh = Effisien baru. Eb = Energi alat pancang s = Banyaknya penetrasi pukulan diambil dari kalendering dilapangan. SF = Faktor keamanan 3-6 untuk metode ini.

2.12. Tiang Pancang Kelompok Pile Group

Pada keadaan sebenarnya jarang sekali didapatkan tiang pancang yang berdiri sendiri Single Pile, akan tetapi kita sering mendapatkan pondasi tiang pancang dalam bentuk kelompok Pile Group seperti dalam Gambar 2.7. Untuk mempersatukan tiang-tiang pancang tersebut dalam satu kelompok tiang biasanya di atas tiang tersebut diberi poer footing. Dalam perhitungan poer dianggapdibuat kaku sempurna, sehingga : 1. Bila beban-beban yang bekerja pada kelompok tiang tersebut menimbulkan penurunan, maka setelah penurunan bidang poer tetap merupakan bidang datar. Ahmad Dauzi Pohan : Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Pada Proyek Pembagunan Rusunawa Universitas Medan Area Pancing – Medan, 2009. USU Repository © 2009 2. Gaya yang bekerja pada tiang berbanding lurus dengan penurunan tiang-tiang. a Ahmad Dauzi Pohan : Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Pada Proyek Pembagunan Rusunawa Universitas Medan Area Pancing – Medan, 2009. USU Repository © 2009 b Gambar 2.7 Pola-pola kelompok tiang pancang khusus : a Untuk kaki tunggal, b Untuk dinding pondasi Sumber : Bowles, 1991

2.12.1. Jarak antar tiang dalam kelompok

Berdasarkan pada perhitungan. Daya dukung tanah oleh Dirjen Bina Marga Departemen P.U.T.L. diisyaratkan : S ≥ 2,5 D S ≥ 3 D dimana : S = Jarak masing-masing. D = Diameter tiang. Biasanya jarak antara 2 tiang dalam kelompok diisyaratkan minimum 0,60 m dan maximum 2,00 m. Ketentuan ini berdasarkan pada pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut : 1. Bila S 2,5 D Ahmad Dauzi Pohan : Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Pada Proyek Pembagunan Rusunawa Universitas Medan Area Pancing – Medan, 2009. USU Repository © 2009 Pada pemancangan tiang no. 3 Gambar 2.8 akan menyebabkan : a. Kemungkinan tanah di sekitar kelompok tiang akan naik terlalu berlebihan karena terdesak oleh tiang-tiang yang dipancang terlalu berdekatan. b. Terangkatnya tiang-tiang di sekitarnya yang telah dipancang lebih dahulu. 2. Bila S 3 D Apabila S 3 D maka tidak ekonomis, karena akan memperbesar ukurandimensi dari poer footing. Pada perencanaan pondasi tiang pancang biasanya setelah jumlah tiang pancang dan jarak antara tiang-tiang pancang yang diperlukan kita tentukan, maka kita dapat menentukan luas poer yang diperlukan untuk tiap-tiap kolom portal. Bila ternyata luas poer total yang diperlukan lebih kecil dari pada setengah luas bangunan, maka kita gunakan pondasi setempat dengan poer di atas kelompok tiang pancang. Dan bila luas poer total diperlukan lebih besar daripada setengah luas bangunan, maka biasanya kita pilih pondasi penuh raft fondation di atas tiang- tiang pancang. Gambar 2.8 Pengaruh tiang akibat pemancangan Sumber : Sardjono Hs, 1988 Ahmad Dauzi Pohan : Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Pada Proyek Pembagunan Rusunawa Universitas Medan Area Pancing – Medan, 2009. USU Repository © 2009

2.12.2. Perhitungan pembagian tekanan pada tiang pancang kelompok

2.12.2.1. Kelompok tiang pancang yang menerima beban normal sentris

Beban yang bekerja pada kelompok tiang pancang dinamakan bekerja secara sentris apabila titik rangkap resultan beban-beban yang bekerja berimpit dengan titik berat kelompok tiang pancang tersebut. Dalam hal ini beban yang diterima oleh tiap-tiap tiang pancang adalah : Gambar 2.9 Beban mormal sentris pada kelompok tiang pancang Sumber : Sardjono Hs, 1988 N = n V ......................................................................................... 2.22 dimana : N = Beban yang diterima oleh tiap-tiap tiang pancang. V = Resultant gaya-gaya normal yang bekerja secara sentris. n = banyaknya tiang pancang.

2.12.2.2. Kelompok tiang pancang yang menerima beban normal eksentris

Ahmad Dauzi Pohan : Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Pada Proyek Pembagunan Rusunawa Universitas Medan Area Pancing – Medan, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 2.10 Beban mormal eksentris pada kelompok tiang pancang Sumber : Sardjono Hs, 1988 Reaksi total atau beban aksial pada masing-masing tiang adalah jumlah dari reaksi akibat beban-beban V dan My, yaitu : Qi = 2 . x x M n V i y Σ ± ........................................................................... 2.23 dimana : Qi = Beban aksial pada tiang ke-i. V = Jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok tiang. xi = Absis atau jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang ke tiang nomor-i. My = Momen terhadap sumbu y. ∑x 2 = Jumlah kuadrat jarak tiang-tiang ke pusat berat kelompok tiang.

2.12.2.3. Kelompok tiang yang menerima beban normal sentris dan momen

yang bekerja pada dua arah Kelompok tiang yang bekerja dua arah x dan y, dipengaruhi oleh beban vertikal dan momen x dan y yang akan mempengaruhi terhadap kapasitas daya dukung tiang pancang. Ahmad Dauzi Pohan : Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Tunggal Pada Proyek Pembagunan Rusunawa Universitas Medan Area Pancing – Medan, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 2.11 Beban sentris dan momen kelompok tiang arah x dan y Sumber : Sardjono Hs, 1988 Untuk menghitung tekanan aksial pada masing-masing tiang adalah sebagai berikut : Qi = 2 2 . . y y M x x M n V i x i y Σ ± Σ ± .............................................................. 2.24 dimana : Qi = Beban aksial pada tiang ke-i. V = Jumlah beban vertikal yang bekerja pada pusat kelompok tiang. Mx = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu x. My = Momen yang bekerja pada bidang yang tegak lurus sumbu y. n = Banyaknya tiang pancang dalam kelompok tiang pancang pile group. x i ,y i = Absis atau jarak tiang ke pusat berat kelompok tiang ke tiang nomor-i. ∑x 2 = Jumlah kuadrat absis-absis tiang pancang. ∑y 2 = Jumlah kuadrat ordinat-ordinat tiang pancang.

2.13. Kapasitas Kelompok dan Efisiensi Tiang Pancang