Gambaran Peubahan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas Menurut Keluarga di Lingkungan 15 Pekan Labuhan.

(1)

GAMBARAN PERUBAHAN PERILAKU REMAJA PADA MASA PUBERTAS MENURUT KELUARGA DI LINGKUNGAN 15 PEKAN LABUHAN

SKRIPSI

OLEH :

Sri Mardiati Ananda

091121061

FAKULTAS KEPERAWATAN


(2)

(3)

PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Gambaran Peubahan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas Menurut Keluarga di Lingkungan 15 Pekan Labuhan”.

Ucapan terima kasih, saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing I proposal dan skripsi. 3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing II proposal dan skripsi. 4. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep selaku dosen penguji.

5. Bapak M. Adnan Nasution selaku Kepala Lingkungan 15 Pekan Labuhan

6. Kedua orang tua saya. Terima kasih atas segala pengorbanan dan perjuangan yang diberikan. Setiap tetesan keringat telah menjadikan motivasi yang kuat dalam menggapai kesuksesan ananda, serta sentuhan kasih sayang dan doa menjadi inspirasi setiap ananda melangkah. Terima kasih kepada abang-abang dan adik-adik saya Yan Sauri Ananda, Syahri Ramadhan Ananda, Purnama Sari Ananda, Fitrah Hidayati Ananda dan kakak iparku Rabita Nasution atas doa, dukungan, dan semangat yang selalu diberikan.


(4)

Kiranya Tuhan membalas setiap kebaikan semua pihak yang telah menolong peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

DAFTAR ISI

Abstrak ……… i

Prakata…..………... ii

Daftar Isi ……….. iv

BAB 1 PENDAHULUAN ………... 1

1. Latar Belakang Penelitian ……….. 1

2. Perumusan Masalah………. 3

3. Pertanyaan Penelitian ………. 3

4. Tujuan Penelitian ……… 3

5. Manfaat Penelian ……… 3

5.1. Pendidikan Masyarakat………..3

5.2. Pendidikan Keperawatan………...4

5.3. Praktek Keperawatan……….4

5.4. Area Penelitian………...4

5.5. Penelitian Keperawatan………4


(6)

1 Konsep Perubahan……….. 5

1.1 Perubahan……. ………... 5

1.2 Bentuk Perubahan….……….. 5

1.2.1. Perubahan Sosial………5

1.2.2. Perubahan Psikologi………...6

2. Perilaku……….. ………... 6

2.1.Defenisi………. ……….. 6

2.2.Ciri-ciri………..………... 7

2.3 Proses Pembentukan Perilaku...8

2.4. Faktor yang Menpengaruhi………... 8

2.5. Bentuk Perilaku………… ……….. 9

3.Remaja ……… ………... 9

3.1. Defenisi ………...9

3.2. Perubahan Psikologi………….……….. 10

3.3. Tugas Perkembangan Remaja………...10

3.4. Perkembangan Masa Remaja………..10


(7)

4.1.Defenisi……… …14

4.2. Perubahan Fisik Selama Masa Puber………...14

4.3. Perubahan Emosional atau Psikologi……….. 16

4.4. Penyebab Perubahan………... 16

4.5. Bahaya Pada Masa Puber………. ...17

4.5.1. Bahaya Fisik………...17

4.5.2. Bahaya Psikologi………18

5. Keluarga……….. ...19

5.1. Defenisi………19

5.2. Peranan Dalam Keluarga………...19

5.3. Funsi Keluarga………. …20

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ……… 24

1 Kerangka Penelitian ……….. 24

2 Defenisi Operasional………26

2.1. Gambaran Perubahan Perilaku Remaja……….26

2.2. Peningkatan Emisional………...26


(8)

2.4. Perubahan yang Menarik Bagi Diri Remaja………27

2.5. Perubahan Nilai………27

BAB 4 METODE PENELITIAN ………...28

1 Desain Penelitian ……….28

2 Populasi dan Sampel ………...28

2.1 Populasi ………28

2.2 Sampel ………..28

3 Lokasi dan Waktu Penelitian ………...29

4 Pertimbangan Etik ………...29

5 Instrumen Penelitan ……….29

6 Uji Validitas dan Reabilitas ………31

4.7 Pengumpulan Data ………...31

4.8 Analisa Data ……….32

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 34

5.1 Hasil Penelitian ……….34


(9)

5.1.2 Gambaran Perubahan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas

………..36

5.2. Pembahasan ……….36

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………... 41

6.1 Kesimpulan ……….. 41

6.2 Saran ……..……….. 41

Daftar Pustaka ………. 43

Lampiran-lampiran ……….43

1. Lembar Persetujuan Responden ……… 46

2. Instrumen Penelitian ………..47

3. Kuesioner Gambaran Perubahan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas……….... 49

4. Taksasi Dana ………. ………...51

5. Kurikulum Vitae………...52

Tabel Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi………36

Tabel2.Distribusi Persentase Gambaran Perubahan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas………37


(10)

Tabel 3. Instrumentasi Gambaran Perubahan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas………37


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Tugas paling sulit yang sering dihadapi oleh orang tua dalam membesarkan anak adalah pada saat anak beranjak dewasa ( usia remaja / belasan tahun ). Di satu sisi anak masih berada dalam dunia kanak-kanaknya tetapi di sisi lainnya ia mulai masuk ke alam kedewasaan. Suasana peralihan seperti ini sering membingungkan para orang tua karena berubahnya sikap anak. Ia bukan anak kecil yang dapat dikendalikan oleh orang tuanya malah kadang cenderung untuk melawan setiap pendapat orang tuanya ( Admin, 2010).

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan Tekanan”, sesuatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 2004).

Masa remaja merupakan “badai dan tekanan”, masa penuh stres karena ada perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga diperlukan suatu proses penyesuaian diri dari remaja. Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Nurfajriyah, 2009).


(12)

Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah kenakalan remaja. Untuk mengetahui tentang latar belakang kenakalan remaja dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual, individu sebagai satuan pengamatan sekaligus sumber masalah. Untuk pendekatan sistem, individu sebagai satuan pengamatan sedangkan sistem sebagai sumber masalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata ada hubungan negatif antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya keberfungsian sosial sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan, peranan, dan fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Di samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang sangat dominan bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang ( Masngudin, HMS, 2010).

Dari data umum penggerak PPK Kelurahan Pekan Labuhan Kecematan Medan Labuhan tahun 2009 diketahui jumlah lingkungan yang ada di Kelurahan Pekan Labuhan Kecematan Medan Labuhan diketahui ada 31 lingkungan dengan jumlah kepala keluarga 5555 orang. Untuk lingkungan 15 diketahui jumlah kepala keluarga ada 92 orang, dan ada 20 kepala keluarga yang memiliki remaja yang usianya 9 - 16 tahun.

Dari latar belakang tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Gambaran Perubahan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas Menurut Keluarga di lingkungan 15 Pekan Labuhan”.


(13)

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu perubahan perilaku yang bagaimana yang terjadi pada remaja di masa pubertas.

3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran perubahan perilaku remaja yang terjadi pada masa pubertas menurut keluarga.

4. Tujuan Penelitian

a. Mengidentifikasi karakteristik remaja pada masa pubertas di lingkungan 15 Pekan Labuhan

b. Mengidentifikasi perubahan perilaku seperti apa yang banyak dilakukan oleh remaja di lingkungan 15 Pekan Labuhan.

5. Manfaat Penjelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi 5.1 Pendidikan Masyarakat

Memberikan informasi bagi masyarakat tentang penyebab terjadinya perubahan perilaku remaja pada masa pubertas.

5.2 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan tentang gambaran perubahan perilaku yang terjadi pada remaja pada masa pubertas.


(14)

5.3 Praktek Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang perubahan perilaku seperti apa yang terjadi pada remaja saat masa pubertas, sehingga informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perawat dalam asuhan keperawatan, khususnya dalam keperawatan keluarga dan keperawatan komunitas.

5.4 Area penelitian

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi masyarakat tentang penyebab terjadinya perubahan perilau remaja pada masa pubertas.

5.5 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi penelitian keperawatan tentang perubahan perilaku seperti apa yang banyak dilakukan oleh remaja dan mengetahui penyebab terjadinya perubahan perilaku remaja pada masa pubertas.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Penjabaran teori-teori, konsep-konsep, serta hasil-hasil, penelitian yang terkait mencakup perilaku, remaja, pubertas dan keluarga.

1. Konsep Perubahan

1.1 Definisi Perubahan

Menurut Pakde Sofa (2009) dalam jurnalnya yang berjudul Konsep Waktu, Perubahan, dan Kelompok Sosial Perubahan merupakan gejala yang umum terjadi pada masyarakat manusia, tidak ada satu masyarakat pun yang benar-benar statis, cepat atau lambat semua masyarakat akan mengalami perubahan.

1.2 Bentuk Perubahan

Ada dua macam perubahan, yaitu: perubahan sosial dan budaya.

1.2.1. Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan lembaga-lembaga, kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.


(16)

1.2.2. Perubahan Kebudayaan

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan sejenisnya bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk dan aliran-aliran organisasi sosial.

Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama, yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dari cara-cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perubahan itu ada yang berjalan lambat ada juga yang berjalan cepat.

Di samping itu ada perubahan yang kecil pengaruhnya dan ada yang besar, serta ada perubahan yang dikehendaki dan ada pula, perubahan yang tidak dikehendaki dan tidak direncanakan. Sebab-sebab terjadinya perubahan ada yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang berasal dari luar masyarakat. Di samping itu ada juga sejumlah faktor yang mendorong jalanya perubahan dan ada juga sejumlah faktor yang menghalangi terjadinya perubahan.

2.Perilaku

2.1 Definisi Perilaku

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

Perilaku adalah aktifitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung ( Drs. Sunaryo, M.Kes , 2002 ).


(17)

2.2 Ciri-ciri Perilaku

Menurut Drs. Sunaryo, M.Kes (2009) dalam jurnalnya yang berjudul perilaku manusia menjelaskan bahwa ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lainnya adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap individu adalah unik.

Kepekaan Sosial

Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan perilakunya sesuai pandangan dan harapan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan bekerja sama dengan orang lain. Perilaku manusia adalah situasional, artinya perilaku manusia akan berbeda pada situasi yang berbeda.

Kelangsungan Perilaku

Artinya antara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku yang lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru, lalu dan seterusnya.

Orientasi pada Tugas

Artinya bahwa setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu tugas tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu, orientasinya dalah untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan. Demikian juga individu yang bekerja, berorientasi untuk menghasilkan sesuatu.


(18)

Usaha dan perjuangan

Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri, serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin diperjuangkan. Jadi, sebenarnya manusia memiliki cita-cita yang ingin di perjuangkannya.

Tiap-tiap individu manusia adalah unik

Unik di sini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan manusia yang lain. Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada masa silam dan cita-citanya kelak dikemudian hari, menentukan perilaku individu di masa kini yang berbeda-beda pula.

2.3 Proses Pembentukan Perilaku

Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan (Drs.Sunaryo, M.Kes, 2009). Menurut Abraham Harold Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis b. Kebutuhan rasa aman

c. Kebutuha mencintai dan dicintai d. Kebutuhan harga diri

e. Kebutuhan aktualisasi diri

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang adalah faktor genetik, meliputi: jenis ras, jenis kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian, bakat pembawaan dan inteligensi. Selanjutnya adalah faktor dari luar individu: faktor lingkungan, pendidikan, agama, sosial ekonomi, kebudayaan dan faktor-faktor lain.


(19)

2.5 Bentuk Perilaku

Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut, yaitu: perilaku pasif dan perilaku aktif.

Perilaku pasif merupakan perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata, yaitu: berfikir, berfantasi, berangan-angan, mengetahui manfaat KB namun tidak mau menjadi akseptor, dan menganjurkan orang lain untuk mengimunisasi bayinya akan tetapi anaknya sendiri tidak diimunisasi.

Perilaku aktif adalah perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku yang dapat diamati secara langsung, berupa tindakan yang nyata, yaitu: seorang ibu tidak hanya menganjurka orang lain untuk mengimunisasikan bayinya, akan tetapi ibu tersebut membawa bayinya ke Puskesmas untuk diimunisasi, seseorang menganjurkan orang lain cepat berobat bila sakit, seperti yang ia lakukan selama ini, mengerjakan soal ulangan dan membaca buku pelajaran.

3. Remaja

3.1 Definisi Remaja

Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat.

3.2 Perubahan Psikologi Remaja

Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja, yaitu: peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa badai dan stress, Perubahan cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual, perubahan dalam hal yang menarik


(20)

bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain, dan perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak – kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

3.3 Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Agus Sujanto (1996) tugas perkembangan remaja yaitu: (a). Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan yang sebaya, baik laki- laki maupun perempuan, (b). Memperoleh peranan social, (c). Menerima kebutuhannnya dan menggunakannya dengan efektif, (d). Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua danorang dewasa lainnya, (e). Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri, (f). Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan, (g). Mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga, dan (h). Membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup. 3.4 Perkembangan masa remaja

Menurut Syamsul Arifin (2010) masalah remaja adalah masa datangnya pubertas (sebelas sampai empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas-masa tranisisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Ada sejumlah alasan untuk ini, antara lain: Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya. Disamping itu remaja lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, yang semuanya harus mutakhir. Selanjutnya Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun


(21)

seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi. Dan yang terakhir Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.

Ada sejumlah kesulitan yang sering dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan orang tua mereka, merupakan bagian yang normal dari perkembangan ini. Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, dapat dijabarkan sebagai berikut: Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin remaja terlihat pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya-periang berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sukar ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah abnormal. Itu hanya perlu diprihatinkan bila ia terjerumus dalam kesulitan, kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya. Selanjutnya rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya birahi adalah normal dan sehat. Ingat, bahwa perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku seksual. kemudian Membolos. Lalu Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan kedisiplinan yang salah dari orang tua terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak-dan sering tidak ada sama sekali. Ditambah lagi penyalahgunaan obat bius dan yang terakhir psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia.


(22)

Langkah – langkah yang harus dilakukan orang tua bila merasa cemas terhadap anak remaja menurut Syamsul Arifin (2010). Langkah pertama adalah bertanya kepada diri sendiri apakah perilaku yang mencemaskan itu adalah perilaku yang normal pada anak remaja. Misalnya adalah pemurung, suka melawan, lebih senang sendiri atau bersama teman-temannya dari pada bersama anda. Anak remaja anda ingin menunjukan bahwa ia berbeda dengan anda. Hal ini dilakukan dengan berpakaian menurut mode mutakhir, begitu pula dengan kesenanganya pada potongan rambut dan musik. Semua itu sangat normal, asal perilaku tersebut tidak membahayakan, anda tidak perlu prihatin.

Tindakan selanjutnya adalah menetapkan batas dan mempertahankannya. Menetapkan batas itu sangatlah penting, tetapi batas-batas itu haruslah cukup lebar untuk memungkinkan eksplorasi yang sehat.

a. Bila perilaku anak anda membahayakan atau melampaui batas-batas yang anda harapkan, langkah berikutnya adalah memahami apa yang tidak beres.

b. Depresi dan perilaku yang membahayakan diri selalu merupakan respon terhadap stres yang tidak dapat diatasinya.

c. Anak remaja yang berperilaku atau suka membolos seringkali akibat meniru dan mengikuti teman-temannya, dan merupakan respon dari sikap orang tua yang terlalu ketat atau terlalu longgar.

d. Minum-minuman alkohol dan menghisap ganja biasanya merupakan respon terhadap stres dan akibat meniru teman. Masalah seksual paling sering mencerminkan adanya kesulitan diri didalam proses pendewasaan.


(23)

Secara umum masalah yang terjadi pada remaja dapat diatasi dengan baik jika orang tuanya termasuk orang tua yang "cukup baik". Donald winnicott, seorang psikoanalisis dari Inggris memperkenalkan istilah "good enough mothering" remaja menggunakan istilah ini untuk mengacu pada kemampuan seorang ibu untuk mengenali dan memberi respon terhadap kebutuhan anaknya, tanpa harus menjadi ibu yang sempurna. Sekarang laki-laki pun telah diikutsertakan, sehingga cukup beralasan untuk membicarakan tentang "menjadi orang tua yang cukup baik.

Tugas-tugas yang dilakukan oleh orang tua yang cukup baik, secara garis besar adalah: (1). Memenuhi kebutuhan fisik yang paling pokok; sandang, pangan dan kesehatan, (2). Memberikan ikatan dan hubungan emosional, hubungan yang erat ini merupakan bagian penting dari perkembangan fisik dan emosional yang sehat dari seorang anak, (3). Memberikan sutu landasan yang kokoh, ini berarti memberikan suasana rumah dan kehidupan keluarga yang stabil, (4). Membimbing dan mengendalikan perilaku, (5). Memberikan berbagai pengalaman hidup yang normal, hal ini diperlukan untuk membantu anak anda matang dan akhirnya mampu menjadi seorang dewasa yang mandiri. Sebagian besar orang tua tanpa sadar telah memberikan pengalaman-pengalaman itu secara alami, (6). Mengajarkan cara berkomunikasi, orang tua yang baik mengajarkan anak untuk mampu menuangkan pikiran kedalam kata-kata dan memberi nama pada setiap gagasan, mengutarakan gagasan-gagasan yang rumit dan berbicara tentang hal-hal yang terkadang sulit untuk dibicarakan seperti ketakutan dan amarah, (7). Membantu anak anda menjadi bagian dari keluarga, dan yang terakhir (8). Memberi teladan.


(24)

4. Pubertas

4.1 Defenisi

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan pematanga

4.2 Perubahan Fisik

Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting dimana tubuh anak dewasa, yaitu: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan perkembangan ciri-ciri seks sekunder (Hurlock, 2004). Perubahan primer pada masa pubertas adalah tanda-tanda/perubahan yang menentukan sudah mulai berfungsi optimalnya organ reproduksi pada manusia. Diantaranya: (1). Pada pria – Gonad atau testis yang terletak di skrotum, di luar tubuh, pada usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama 1 atau 2 tahun, setelah itu pertumbuhan menurun, testis sudah berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Kalau fungsi organ-organ pria sudah matang, maka biasanya mulai terjadi mimpi basah. Kemudian (2). Pada wanita, semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber, meskipun dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia 11 atau 12 tahun berkisar 5,3 gram, pada usia 16 rata-rata beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya menstruasi. (Hurlock, 2004: 210). Selanjutnya perubahan sekunder pada masa pubertas adalah perubahan-perubahan yang menyertai perubahan primer yang terlihat dari luar, diantaranya: (1). Pada perempuan: lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; pertumbuhan payudara; tumbuh


(25)

bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina; panggul mulai melebar; tangan dan kaki bertambah besar; tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar; vagina mengeluarkan cairan; keringat bertambah banyak; kulit dan rambut mulai berminyak; pantat bertambah lebih besar. (2) Pada pria: lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; tangan dan kaki bertambah besar; pundak dan dada bertambah besar dan membidang; otot menguat; tulang wajah memanjang dan membesar tidak tampak seperti anak kecil lagi; tumbuh jakun; tumbuh rambut-rambut di ketiak, sekitar muka dan sekitar kemaluan; penis dan buah zakar membesar; suara menjadi besar; keringat bertambah banyak; kulit dan rambut mulai berminyak. (Sarlito, 2009).

4.3 Perubahan Emosional/Psikologis

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “Badai dan Tekanan”, sesuatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan itu (Hurlock, 2004).

Masa remaja merupakan “badai dan tekanan”, masa stress full karena ada perubahan fisik dan biologis serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga diperlukan suatu proses penyesuaian diri dari remaja.

Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namum benar benar juga bila sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari


(26)

usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Nurfajriyah, 2009: 1).

4.4 Penyebab Perubahan Pubertas

Beberapa penyebab perubahan pubertas diantaranya yaitu: (1). Peran Kelenjar Pituitary, kelenjar ini mengeluarkan dua hormon yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, dan hormon gonadotrofik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan. Sebelum masa puber secara bertahap jumlah hormon gonadotrofik semakin bertambah dan kepekaan gonad terhadap hormon gonadotrofik dan peningkatan kepekaan juga semakin bertambah, dalam keadaan demikian perubahan-perubahan pada masa puber mulai terjadi, lalu (2). Peran gonad dengan pertumbuhan dan perkembangan gonad, organ-organ seks yaitu ciri-ciri seks primer : bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, dan ciri-ciri seks sekunder, seperti rambut kemaluan mulai berkembang, kemudian (3). Interaksi kelenjar pituitary dan Gonad – Hormon yang dikeluarkan oleh gonad, yang telah dirangsang oleh hormon gonadotrofik yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary, selanjutnya bereaksi terhadap kelenjar ini dan menyebabkan secara berangsur-angsur penurunan jumlah hormon pertumbuhan yang dikeluarkan sehingga menghentikan proses pertumbuhan, interaksi antara hormon gonadotrofik dan gonad berlangsung terus sepanjang kehidupan reproduksi individu, dan lambat laun berkurang menjelang wanita mendekati menopause dan pria mendekati climacteric. (Hurlock, 2004 : 196).

4.5 Bahaya Pada Masa Puber


(27)

4.5.1 Bahaya Fisik

Meskipun sebagian besar anak puber secara fisik tidak merasa normal, namun penyakit yang aktual tidak banyak dialami anak dalam periode ini dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Bahaya fisik utama masa puber disebabkan kesalahan fungsi kelenjar endokrin yang mengendalikan pertumbuhan pesat dan perubahan seksual yang terjadi pada periode ini.

4.5.2 Bahaya Psikologis

Terhadap banyak bahaya psikologis pada masa puber yang akibat panjangnya lebih penting dari pada akibat berlangsungnya. Beberapa bahaya psikologis yang adalah sebagai berikut: (1). Konsep diri yang kurang baik – Ada banyak hal yang menyebabkan perkembangan konsep diri kurang baik selama masa puber, beberapa diantaranya alasan pribadi dan alasan lingkungan. Anak yang mengembangkan konsep diri kurang baik pada masa remaja cenderung menguatkan konsep tersebut dengan perilaku yang tidak sosial, dan bukan memperbaikinya. Akibatnya, dasar-dasar untuk kompleks rendah diri semakin tertanam dan kecuali dilakukan langkah-langkah perbaikan, maka cenderung akan menetap dan mewarnai mutu perilaku individu sepanjang hidupnya, (2). Prestasi Rendah – Cepatnya pertumbuhan Fisik maka tenaga menjadi melemah, ini mengakibatkan keseganan untuk bekerja dan bosan pada tiap kegiatan yang melibatkan usaha individu, (3). Kurangnya persiapan untuk menghadapi masa puber – Anak puber tidak diberitahu atau secara psikologis tidak dipersiapkan tentang perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa puber, pengalaman akan perubahan itu dapat merupakan pengalaman traumatis, (4). Menerima tubuh yang berubah – Diantara tugas perkembangan masa puber yang penting adalah menerima kenyataan bahwa tubuhnya mengalami perubahan. Hanya sedikit anak puber yang mampu menerima kenyataan ini, sehingga mereka tidak puas dengan


(28)

penampilannya, (5). Menerima peran seks yang diharapkan – Sama halnya menerima tubuh yang berubah, menerima peran seks anak puber yang diharapkan mendekati peran seks orang dewasa merupakan tugas perkembangan utama pada tingkat usia ini. Terjadinya kematangan seksual atau waktu yang diperlukan untuk pematangan, (6). Penyimpangan dalam pematangan sosial – Salah satu bahaya psikologis selama masa puber yang paling serius adalah penyimpangan dalam usia terjadinya kematangan seksual atau waktu yang diperlukan untuk pematangan, (7). Anak yang matang lebih awal – Anak yang matang terlalu dini dapat menunjukkan kesulitan pribadi. Kesulitan ini timbul karena anak matang lebih awal yang kelihatannya lebih tua dari usianya, biasanya diharapkan bertindak sesuai dengan penampilannya dan bukan dengan usianya (Hurlock, 2004 : 196-199).

5. Keluarga

5.1 Defenisi

Menurut Departemen Kesehatan RI (2010), keluarga adalah masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

5.2 Peranan di dalam Keluarga

1. Peranan Ayah

Ayah sebagai suami dari istri, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.


(29)

2. Peranan Ibu

Sebagai istri dari suami, sebagai ibu dari anak – anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindun dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota dari lingkungannya, di samping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peranan Anak

Anak – anak melaksanakan peranan psiko – sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5.3 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Nasrul Effendy (1998) fungsi keluarga di antaranya:

1. Fungsi Biologis :

a. Meneruskan keturunan

b Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis :

a. Memberi kasih sayang dan rasa aman


(30)

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga d. Memberi identitas keluarga

3. Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak

b.Membina norma – norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak c. Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga di masa yang akan datang

5. Fungsi Pendidikan

a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa


(31)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga. Pada penelitian ini fokus penelitian yang akan diteliti adalah keluarga.

Dalam penelitian ini, aspek-aspek yang dilihat dari gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas yang akan diteliti adalah peningkatan emosional, perubahan fisik, perubahan yang menarik bagi diri remaja, dan perubahan nilai. Menurut Wawan Junaidi (2010) dalam artikelnya yang berjudul ciri-ciri remaja menjelaskan bahwa peningkatan emosional yang terjadi pada remaja terjadi karena hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah. Untuk aspek perubahan fisik, aspek ini terjadi juga disertai dengan kematangan seksual, perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja. Kemudian untuk aspek perubahan yang menarik bagi diri remaja, terjadi karena Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa


(32)

kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting lain. Sedangkan untuk aspek perubahan nilai terjadi karena remaja berasumsi bahwa apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

Gambaran Perubahan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas

• Peningkatan Emosional • Perubahan Fisik

• Perubahan yang Menarik Bagi Diri Remaja

• Perubahan Nilai

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian

Tinggi Sedang Rendah


(33)

2. Defenisi Operasional

Untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka di bawah ini dijelaskan secara operasional beberapa istilah berikut:

2.1. Gambaran Perubahan Perilaku Remaja

Gambaran perubahan perilaku remaja adalah perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh remaja, yang meliputi beberapa aspek perubahan yakni dalam hal peningkatan emosional, perubahan fisik, perubahan yang menarik bagi diri remaja dan perubahan nilai.

2.2. Peningkatan Emosional

Peningkatan emosional adalah situasi psikologi remaja yang tidak bisa mengendalikan emosionalnya, terlihat dari perilaku suka membantah, mudah marah, dan cepat tersinggung yang ditunjukkan oleh remaja saat berkomunikasi pada siapapun.

2.3. Perubahan Fisik

Perubahan fisik adalah perubahan perilaku yang diperlihatkan oleh remaja dengan melakukan aktifitas-aktifitas yang lebih mengutamakan dan memperhatikan keindahan, kerapian, dan kecantikan dari fisik remaja tersebut.

2.4. Perubahan yang Menarik Bagi Diri Remaja

Perubahan yang menarik bagi diri remaja adalah masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya , dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal yang menarik, yang baru, dan lebih matang.


(34)

2.5. Perubahan Nilai

Perubahan Nilai adalah keadaan dimana remaja menganggap bahwa masa kanak-kanak bukan merupakan hal yang penting karena sudah mendekati dewasa.


(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di lingkungan 15 Pekan Labuhan.

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah keluarga yang memiliki remaja yang sedang melewati masa pubertas di lingkungan 15 Pekan Labuhan dengan jumlah populasi 20 orang selama bulan September 2010.

2.2. Sampel

Menurut Arikunto (2009), jika jumlah populasi kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua untuk dijadikan sampel penelitian total sampling , sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Untuk itu yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 19 orang.

Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. Purposive sampling adalah suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Arikunto, 2009) .


(36)

Adapun kriteria sampel yang ditentukan oleh peneliti adalah

a. Keluarga yang tinggal di lingkungan 15 Pekan Labuhan

b. Keluarga yang memiliki anak remaja usia 9-16 tahun

c. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan 15 Pekan Labuhan, karena lokasi ini belum pernah dilakukan penelitian tentang gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas. Penelitian ini dilakukan selama bulan Oktober 2010.

4.Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Kepala Lingkungan 15 Pekan Labuhan. Selanjutnya setelah mendapat izin, peneliti menyerahkan langsung lembar persetujuan kepada responden, terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden. Lembar tersebut hanya akan diberi nomor kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).

5.Instrumentasi Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka. Instrumen penelitian terdiri dari dua bagian yaitu kuesioner data demografi, dan lembar format gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga.


(37)

a. Kuisioner data demografi

Kuisioner data demografi meliputi nama (inisial), usia, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan. Data demografi responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik calon responden dan mendeskripsikan distribusi frekuensi dan presentase demografi tentang gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga.

b. Kuesioner gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga.

Kuisioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga. Kuisioner ini dari terdiri 20 pertanyaan. Pertanyaan mewakili variabel yang diteliti. Pertanyaan dari variabel peningkatan mosional terdapat pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, pertanyaan dari variabel perubahan fisik terdapat pada nomor 6, 7, 8, pertanyaan dari variabel perubahan yang menarik bagi diri remaja terdapat pada nomor 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, pertanyaan dari variabel perubahan nilai terdapat pada nomor 16, 17, 18, 19,20. Pada setiap pertanyaan apabila responden menjawab ya maka nilai yang diberikan adalah 1 dan jika responden menjawab tidak maka diberi nilai 0.

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan dalam mengkaji upaya pencegahan dekubitus oleh perawat dikatagorikan atas 3 kelas interval dibagi dalam tiap-tiap variable yang akan di teliti. Nilai terendah yang mungkin di capai adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 5. berdasarkan rumus statistika P = rentang dibagi dengan banyak kelas (Sudjana, 1992), dimana p merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi dikurang dengan nilai terendah) sebesar 5 dan di bagi atas 3 kategori kelas yaitu tinggi, sedang dan rendah, maka di peroleh panjang kelas sebesar 1.


(38)

Dengan p=1 dan nilai terendah adalah 5 sebagai batas bawah kelas pertama, maka gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga dikategorikan dalam kelas interval sebagai berikut: 0 – 6 = tinggi, 7 – 13 = sedang, 14 – 20 = rendah.

6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas dapat diuraikan sebagai tindakan ukuran penelitian yang sebenarnya, yang memang didesain untuk mengukur. Validitas berkaitan dengan nilai sesungguhnya dari hasil dan merupakan karakteristik yang penting dari penelitian yang baik (Slevin dkk, 2005). Uji validitas penelitian ini akan dilakukan oleh dosen Keperawatan Keluarga.

7. Pengumpulan Data

Peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian melalui Bagian Pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kelurahan Pekan Labuhan. Setelah mendapatkan izin maka dilakukan pengumpulan data. Peneliti mendatangi langsung responden, kemudian peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya, apabila peneliti telah menemukan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat dari penelitian kepada responden. Pada saat pengambilan kuesioner, peneliti melihat kelengkapan jawaban responden, jika dalam kuesioner ada pertanyaan yang belum diisi oleh responden maka peneliti menjelaskan maksud dari pertanyaan tersebut, sehingga semua pertanyaan terjawab, dan peneliti mengumpulkan semua kuesioner.


(39)

Data yang telah terkumpul diolah dan ditabulasi dengan langkah – langkah yaitu memeriksa kembali semua kuesioner yang telah diisi oleh responden, dengan maksud untuk memeriksa apakah setiap kuisioner telah diisi sesuai dengan petunjuk (editing). Memberikan kode tertentu pada kuisioner yang telah diajukan untuk mempermudah sewaktu mengadakan tabulasi dan analisa data (coding). Dan mempermudah analisa data, pengolahan dan pengambilan kesimpulan melakukan tabulasi (tabulating). Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui pengolahan dan secara komputerisasi dengan menggunakan program komputerisasi.

Dari pengolahan data statistik deskriptif, data demografi akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga.


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di lingkungan 15 Pekan Labuhan setelah dilakukan pengumpulan data dari mulai bulan September - Nopember 2010 di lingkungan 15 Pekan Labuhan.

5.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan menjabarkan tentang deskripsi karakteristik responden dan gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga.

5.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup usia, jenis kelamin, suku, pendidikan, pekerjaan dan jumlah penghasilan. Dari 19 orang responden yang terkumpul, lebih dari setengah salah satu anggota keluarga yaitu antara ayah dan ibu remaja berusia di rentang 33-40 tahun (57,9%), mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (84,2 %), semua responden beragama Islam (100%), hampir dari setengah responden bersuku melayu (47,4%) ,lebih dari setengah tingkat pendidikan SMU (57,9%), mayoritas responden bekerja di luar dari pilihan kuesioner (42,1%), dan mayoritas responden berpenghasilan < Rp.600.000,00.


(41)

Tabel 1. Distribusi frekuensi data demografi gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di lingkungan 15 Pekan Labuhan (n=19). Karakteristik frekuensi persentase

Usia

• 25-32 tahun 3 15,8 • 33-40 tahun 11 57,9 • 41-48 tahun 4 21,1 • 49-56 tahun 1 5,3 Jenis kelamin

• Laki-laki 3 15,8 • Wanita 16 84,2 Suku

• Batak 4 5,6 • Jawa 4 22,2 • Melayu 9 66,7 • Lainnya 2 5,5 Pendidikan

• SD 3 15,8 • SMP 3 15,8 • SMA 11 57,9 • Perguruan Tinggi 2 10,5

Pekerjaan

• Pegawai negeri 1 5,3

• Pegawai swasta 3 15,8 • Wiraswata 4 21,1

• Ibu rumah tangga 3 15,8 • Dan lain-lain 8 42,1

Penghasilan

• < 600.000 9 47,4 • 600.000 – 1000.000 5 26,3 • 1000.000 5 26,3


(42)

5.1.2 Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas

Dari hasil yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian dari mulai bulan September s/d Nopember 2010 di lingkungan 15 Pekan Labuhan diperoleh bahwa untuk gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menunjukkan 90% mengalami peningkatan emosional pada kategori tinggi. Kemudian untuk perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menunjukkan 63% mengalami perubahan fisik pada kategori tinggi. Sedangkan untuk perubahan perilaku remaja pada masa pubertas 53% mengalami perubahan yang menarik bagi diri remaja pada kategori sedang. Dan yang terakhir untuk gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menunjukkan 63% mengalami perubahan nilai pada kategori sedang.

Table 2. Distribusi persentase gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas (n=19)

Gambaran perubahan periaku remaja pada masa pubertas

Baik Cukup Kurang baik

Frek (%) Frek (%) Frek (%)

Peningkatan emosional 0 0 2 10 17 90 Perubahan fisik 12 63 7 37 0 0 Perubahan yang menarik bagi 8 42 10 53 1 15 diri remaja


(43)

Tabel 3. Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas

No Pertanyaan Ya Tidak

Frek % Frek %

Peningkatan Emosi

1 Remaja selalu membantah larangan salah satu anggota keluarga

11 53 8 47

2 Remaja mudah marah dan cepat tersinggung saat berbicara pada siapapun

11 58 8 42

3 Remaja selalu mengambil keputusan sendiri saat menghadapi suatu masalah tanpa memikirkan baik buruknya

10 53 9 47

4 Remaja selalu ikut berbicara ketika keluarga menghadapi suatu masalah

12 37 7 63

5 Remaja suka berkelahi dengan teman sebayanya

12 63 7 37

Perubahan Fisik

6 Remaja selalu berdiri di depan cermin untuk melihat bentuk tubuhnya

17 89 2 11

7 Remaja terlalu selektif ketika memilih pakaian yang akan dipakai

16 84 3 16

8 Remaja sering berlama-lama saat menyisir rambut di depan cermin

14 74 5 26

Perubahan yang Menarik pada Diri Remaja

9 Remaja tidak mau diperlakukan seperti anak kecil lagi

15 79 4 21

10 Remaja selektif dalam mengikuti organisasi remaja mesjid di sekitar rumah


(44)

11 Remaja ikut serta saat gotong royongyang diadakan di sekitar rumah

10 53 9 47

12 Sesekali remaja suka menyendiri dan termenung di dalam kamar

10 53 9 47

No. Pertanyaan Ya Tidak

Frek % Frek %

13 Remaja sering duduk berkumpul dengan teman sebayanya

15 79 4 21

14 Remaja akan menolak jika diajak pergi ke suatu acara keluarga

11 58 8 42

15 Remaja tidak mau anda temani saat ingin membeli sesuatu untuk dirinya

10 53 9 47

Perubahan Nilai

16 Remaja malu menceritakan masalah pribadinya kepada keluarga

13 68 6 32

17 Remaja menulis semua kejadian yang dialaminya setiap hari di buku harian miliknya

9 47 10 53

18 Remaja akan ikut dalam acara pengajian jika seseorang yang disukainya juga ikut

12 63 7 37

19 Remaja merasa malu jika berjalan di depan orang yang berlainan jenis kelamin

13 68 6 32

20 Ketika keluarga memberi nasehat remaja akan menjawab dengan alasan yang dia anggap benar


(45)

5.2 Pembahasan

Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas dalam penelitian ini dibagi dalam 4 aspek penilaian untuk mengkategorikan apakah perubahan perilaku remaja dapat dikatakan tinggi, sedang, dan rendah . Aspek-aspek tersebut adalah peningkatan emosional, perubahan fisik, perubahan yang menarik bagi diri remaja dan perubahan nilai. Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menunjukkan 90% mengalami peningkatan emosional pada kategori rendah, sedangkan menurut Siti Dian Ekawati (2010) mengatakan bahwa Masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi. Pada aspek peningkatan emosi menunjukkan 63% remaja suka berkelahi dengan teman sebayanya

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menunjukkan 63% mengalami perubahan fisik pada kategori tinggi, sesuai dengan pendapat Melly Latifah (2008) mengatakan bahwa Seseorang akan mengalami pertumbuhan fisik (tinggi dan berat badan) yang sangat pesat pada usia remaja yang dikenal dengan istilah growth spurt. Growth spurt merupakan tahap pertama dari serangkaian perubahan yang membawa seseorang kepada kematangan fisik dan seksual. Lalu dalam gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas pada aspek perubahan fisik 89% remaja selalu berdiri di depan cermin untuk melihat bentuk tubuhnya.

Lalu untuk hasil penelitian tentang gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menunjukkan 53% mengalami perubahan yang menarik bagi diri remaja pada kategori sedang, sesuai dengan pendapat Sarlito (2009) bahwa pada gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas pada aspek perubahan yang menarik bagi diri remaja terjadi pada kategori


(46)

sedang, karena pada aspek ini banyak hal-hal yang menarik bagi diri remaja yang dibawa dri masa kanak-kanak digantikan dengan hal yang menarik yang baru dan matang yang terjadi di usia remaja. Pada aspek perubahan yang menarik bagi diri remaja 79% remaja tidak mau diperlakukan seperti anak kecil lagi.

Selanjutnya untuk hasil penelitian tentang gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menunjukkan 63% mengalami perubahan nilai pada kategori sedang, hal ini sesuai dengan pendapat dari Hurlock (2004), yang mengatakan bahwa pada saat remaja terjadi perubahan nilai dalam kategori sedang, dimana apa yang remaja anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting pada saat remaja. Untuk aspek perubahan nilai 84% remaja akan menjawab dengan alasan yang dia anggap benar ketika keluarga memberi nasehat.


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di lingkungan 15 Pekan Labuhan. Penelitian ini dilakukan kepada 19 orang responden yang terdiri dari anggota keluarga yang memiliki anak usia 9-16 tahun di lingkungan 15 Pekan Labuhan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap 19 orang responden, didapat bahwa gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di kategorikan baik, hal ini dapat dibuktikan dengan mayoritas responden menjawab baik pada tiap-tiap aspek yang di teliti. Dari 4 aspek yang di teliti cuma 1 kategori yang hasilnya di persepsikan kurang baik oleh responden yaitu gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas di lihat dari peningkatan emosi upaya perawat sebanyak 17 (90%) orang responden mempersepsikan kurang baik, sisanya gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga dengan melihat perubahan fisik mayoritas 12 (63%) orang responden mempersepsikan baik. Untuk kategori gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas dilihat dari perubahan yang menarik pada diri remaja mayoritas 10 (53%) orang responden mempersepsikan cukup, dan yang terakhir kategori gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas dilihat dari perubahan nilai mayoritas responden (63%) mempersepsikan cukup.


(48)

1. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini sebaiknya digunakan sebagai bahan acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya keperawatan keluarga dan komunitas pada anggota keluarga yang memiliki anak usia 9-16 tahun, memberikan gambaran tentang perubahan perilaku yang terjadi pada remaja. Sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

2. Untuk penelitian selanjutnya

Penelitian ini dilakukan di Lingkungan 15 Pekan Labuhan, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga. Untuk itu, peneliti berikutnya diharapkan dapat meneliti tentang gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas di tempat atau di lingkungan yang berbeda, untuk mengobservasi apakah keluarga mengetahui bagaimana cara menghadapi anak pada masa pubertas di usia 9-16 tahun.

3. Untuk pelayanan keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentangperubahan perilaku seperti apa yang terjadi pada remaja saat masa pubertas, sehingga informasi tersebut dapat dipergunakan sebagaibahan pertimbangan baga perawat dalam asuhan keperawatan, khususnya dalam keperawatan keluarga dan keperawatan komunitas.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Admin. Keluarga Cemara. Diambil tanggal 10 Maret 2010 dari

Ahmadi Abu & Sholeh Munawar (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta

Arifin, Syamsul. (2010). Masalah Remaja. Diambil tanggal 28 September 2010 dari

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Chetris. (2010). Perubahan Fisik Selama Masa Puber. Diambil tanggal 28 Maret 2010 dari

Departemen Kesehatah RI. (2010). Definisi Keluarga. Diambil tanggal 26 September 2010 dari

Diagram Group. (1999). Tubuh Sehat. Jakarta: Arcan

Effendi, Nasrul. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatah Masyarakat. Jakarta: EGC

Ekawati, Siti Dian. 2009. Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK Negeri I Bojonegoro. Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing (1) Drs. H. Widada, M.Si. (2) Drs. M. Bisri, M.Si


(50)

Harlock, EB. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Havighurst & Gunarsa. (1991). Tugas dan Perkembangan Remaja. Diambil tanggal 05 April 2010 dari

Indariyati, Retno. (2010). Definisi Remaja. Diambil tanggal 02 April 2010 dari

Junaidi, Wawan. (2010). Definisi Keluarga. Diambil tanggal 20 Oktober 2010 dari

Masngudin. (2010). Perilaku Remaja. Diambil tanggal 12 Nopember 2010 dari

Melly Latifah. (2008). Pertumbuhan Fisik & Kesehatah Remaja. Diambil tanggal 15 Desember 2010 dari

Monks, dkk. (1991). Psikologi Perkembangan. Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada Press

Nurfajriyah. (2009). Definisi Remaja. Diambil tanggal 13 Oktober 2010 dari

Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Notoadmodjo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

Sarlito. (2009). Perubahan Skunder pada Masa Pubertas. Diambil tanggal 29 Oktober 2010 dari


(51)

Sofa, Pakde. (2009). Konsep waktu, Perubahan dan Kelompok Sosial Perubahan. Diambil tanggal 12 Nopember 2010 dari

Sujanto, Agus. Tugas Perkembangan Remaja. Diambil tanggal 8 Oktober 2010 dari

Sunaryo. (2002). Ciri-ciri Perilaku. Diambil tanggal 15 Oktober 2010 dari


(52)

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di lingkungan 15 Pekan Labuhan

Saya yang bernama Sri Mardiati Ananda, Nim 091121061 adalah mahasiswi program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang akan melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di lingkungan 15 Pekan Labuhan. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan ketersediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Jika Bapak/Ibu bersedia, selanjutnya saya mohon kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Identitas pribadi bapak/Ibu sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Partisipasi Bapak/Ibu dalam


(53)

penelitian ini bersifat sukarela sehingga Bapak/Ibu berhak mengundurkan diri tanpa ada sanksi apapun. Jika ada yang kurang jelas, silahkan bertanya langsung kepada peneliti.

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Tanda tangan :

Tanggal :


(54)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Petunjuk Pengisian:

1. Isilah titik di bawah ini dan diberi tanda checklist (V) pada salah satu kolom kurung ( ) sesuai dengan jawaban menurut anda benar.

2. Bila ada yang kurang mengerti dapat ditanyakan kepada peneliti. A. Data Demografi

1. Kode (diisi peneliti) : ……...

2. Umur : ……….tahun

3. Jenis Kelamin :

( ) Laki - laki

( ) Perempuan

4. Agama

( ) Islam

( ) Protestan

( ) Khatolik

5. Suku/ bangsa :


(55)

( ) Jawa

( ) Melayu

( ) Lain - lain

6. Pendidikan Terakhir

( ) SD

( ) SMP

( ) SMA

( ) Perguruan Tinggi

7. Pekerjaan

( ) Pegawai Negeri

( ) Pegawai Swasta

( ) Wiraswasta

( ) Ibu Rumah Tangga

( ) Lain - lain

8. Penghasilan Perbulan

( ) < Rp 600.000


(56)

(57)

2. Kuisioner Gambaran Perubahan Perilaku Remaja pada Masa Pubertas Menurut Keluarga

Petunjuk pengisian: berilah tanda ceklist (v) pada kolom di bawah ini:

No. Pertanyaan Ya Tidak

Peningkatan Emosi

1. Remaja selalu membantah larangan salah satu anggota keluarga

2. Remaja mudah marah dan cepat tersinggung saat berbicara pada siapapun

3. Remaja selalu mengambil keputusan sendiri saat menghadapi suatu masalah tanpa memikirkan baik buruknya 4. Remaja selalu ikut berbicara

ketika keluarga menghadapi suatu masalah

5. Remaja suka bekelahi dengan teman sebayanya

Perubahan fisik

6. Remaja selalu berdiri di depan cermin untuk melihat bentuk tubuhnya

7. Remaja terlalu selektif ketika memilih pakaian yang akan dipakai

8. Remaja sering berlama-lama saat menyisir rambut di depan cermin


(58)

Perubahan yang Menarik pada Diri Remaja

9. Remaja tidak mau diperlakukan seperti anak kecil lagi

10. Remaja selektif dalam mengkut i organisasi remaja mesjid di sekitar rumah

11. Remaja ikut serta saat gotong royong yang diadakan di sekitar lingkungan

12. Sesekali remaja suka menyendiri dan termenung di dalam kamar 13. Remaja sering duduk berkumpul

dengan teman sebayanya

14. Remaja akan menolak jika diajak pergi ke suatu acara keluarga 15. Remaja tidak mau anda temani

saat ingin membeli sesuatu untuk dirinya

Perubahan nilai

16. Remaja malu menceritakan masalah pribadinya kepada keluarga

17. Remaja menulis semua kejadian yang dialaminya setiap hari di buku harian miliknya

18. Remaja akan ikut dalam acara pengajian jika seseorang yang disukainya juga ikut

19. Remaja merasa malu jika berjalan di depan orang yang


(59)

berlainan jenis kelamin

20. Ketika keluarga memberi nasehat remaja akan menjawab dengan alasan yang dia anggap benar


(60)

Lampiran 3

TAKSASI DANA

1.Persiapan Proposal

• Biaya tinta dan kertas print proposal Rp. 150.000,- • Fotokopi sumber – sumber tinjauan pustaka Rp. 20.000,-

• Perbanyak proposal Rp. 100.000,-

• Konsumsi saat sidang Rp. 50.000,-

2.Pengumpulan Data

• Kontribusi Responden Rp. 100.000,-

• Penggandaan kuesioner Rp. 25.000,-

3.Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan

• Biaya kertas dan tinta print Rp. 100.000,-

• Penjilidan Rp. 30.000,-

• Penggandaan laporan penelitian Rp. 200.000,-

4.Biaya Tidak Terduga Rp. 100.000,-


(61)

Lampiran 4

CURICULUM VITAE

Nama : Sri Mardiati Ananda

NIM : 091121061

Tempat/Tgl Lahir : Pekan Labuhan / 15 April 1988

Agama : Islam

Tahun Ajaran : 2010/2011

Pendidikan : SD Negeri 065002 Medan (1995-2000)

SMP Negeri 39 Medan (2000-2003)

SMA Negeri 16 Medan (2003-2006)

D-III Keperawatan USU Medan (2006-2009)

Ekstensi Keperawatan USU medan (2009-2011)


(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)