PENGGUNAAN KOHESI DALAM TRANSLASI
Masdiana Lubis
Universitas Sumatera Utara, Medan
Abstract
This writing concerns with the usage of English cohesive devices, such as reference, substitution, ellipsis, conjunction and lexical cohesion as suggested
by Halliday and Hasan in Translation. The aim of using these cohesive devices is to build a cohesive links between clauses in a text. These cohesive
devices are used differently in some languages since they have their own preferences and patterns.
1. PENDAHULUAN
Translasi sebagai disiplin ilmu yang baru mulai menonjol sebagai subjek kajian
sehingga bidang yang satu ini membutuhkan temuan-temuan dan teori disiplin ilmu lain
dalam membentuk dan mengembangkan metode-metodenya sendiri. Translasi seusia
dengan bahasa Rabasa dalam Tou 2004:3 dan bahasa yang digunakan manusia dalam
berkomunikasi adalah tindak translasi dan bahasa itu sendiri adalah sebuah translasi
Getnzler 1993:3 Sebaliknya Delisle dan Cloutier berdasarkan Dalnoky 1977
mengatakan bahwa usia translasi dihitung berdasarkan temuan arkeolog pada tahun
1976 berupa daftar kosa kata dwi bahasa Sumeria-Semit yang terpatri pada tanah
liat.
Para pakar menyatakan bahwa translasi termasuk dalam ranah bahasa; ada yang
menyatakan bahwa bahasalah yang menjadi bagian dari translasi karena translasi tidak
dapat dijaring sepenuhnya oleh ilmu bahasa dan yang lainnya menyatakan bahwa
translasi merupakan bagian dari dunia sastra, budaya, ideologi, agama, dan lainnya.
Translasi dalam pandangan tradisional merupakan alih makna, yaitu makna dalam
teks sumber harus dialihkan dan secara setara dipertahankan dalam teks sasaran
Tou 2004:9. Kohesi adalah jaringan leksikal,
gramatikal, dan relasi-relasi lainnya yang menentukan hubungan diantara beberapa
bagian dari sebuah teks. Relasi-relasi atau pengikat ini diorganisasikan dan pada
tingkat tertentu menciptakan teks. Kohesi adalah relasi luar; kohesi menghubungkan
kata-kata dan ekspresi yang aktual yang kita lihat dan dengar.
Menurut Tarigan 1987:96, dalam kata kohesi tersirat pengertian keterpaduan dan
keutuhan dan kohesi mengacu kepada aspek bentuk dan kohesi merupakan aspek formal
bahasa dalam wacana. Sehingga kohesi merupakan organisasi sintaktik, merupakan
wadah disusunnya kalimat-kalimat secara padu dan padat untuk menghasilkan
tuturan. Selanjutnya, Tarigan mengatakan bahwa kohesi adalah hubungan antarkalimat
di dalam sebuah wacana, baik dalam strata gramatikal maupun leksikal tertentu.
Menurut Baker 1992:211, kohesi dapat juga diperoleh melalui kontinuitas tense,
konsistensi style dan alat pungtuasi seperti titik dua dan titik koma, yang menunjukkan
bagaimana bagian yang berbeda dari teks saling berhubungan .
Lima alat kohesi utama dalam bahasa Inggris yang diperkenalkan oleh Halliday
dan Hasan dalam Baker 1992:180, adalah referensi, substitusi, ellips, konjungsi, dan
kohesi leksikal. Kelima alat kohesi yang dibicarakan dalam makalah ini merupakan
translasi dan ringkasan dari bab enam dari karya Baker 1992 yang berjudul ‘In Other
Words’.
Universitas Sumatera Utara
2. ALAT KOHESI