sehingga penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub yang semakin berkurang.
Φ Weber Kurva Pemagnetan
{ {
∆Φ
n
∆Φ
t
F Ampere Turn F
k
+ F
j
F
k
- F
j
F
k
∆Φ
n
= Penguatan fluks ∆Φ
t
= Pelemahan Fluks F
k
= Gaya gerak magnet kutub F
j
= Gaya gerak magnet jangkar
Gambar 2.16. Kurva Pemagnetan Ketika Terjadi Reaksi Jangkar
Akibat pelemahan fluks ini pada generator arus searah adalah pengurangan nilai pasokan tegangan oleh generator ke beban. Pada motor arus searah pengaruh
yang ditimbulkan menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan menyebabkan motor arus searah, khususnya motor arus serah shunt akan berputar demikian
cepatnya hingga tak terkendali.
II.6. Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Arus Searah
Pada saat mesin dihidupkan timbul suatu fluks residu yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan memutar rotor akan dibangkitkan tegangan induksi
yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi ini mengalirkan arus pada
Universitas Sumatera Utara
kumparan medan. Arus ini akan menimbulkan fluks yang memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses terus berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil.
Garis lengkung pada gambar 2.17 menggambarkan kurva pemagnetan untuk suatu generator berpenguatan sendiri pada suatu putaran tertentu, sedangkan garis lurus
menyatakan persamaan tegangan kumparan medan dengan tahanan R
f
. Oa adalah tegangan yang timbul akibat adanya fluks residu dan menimbulkan arus pada
kumparan medan sebesar Ob. Dengan adanya arus kumparan ini , tegangan induksi membesar menjadi Oc akibat bertambahnya fluks. Selanjutnya tegangan Oc
memperkuat arus medan, yaitu menjadi sebesar Od. Dengan demikian proses penguatan arus medan berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil yaitu pada
titik X perpotongan antara kurva pemagnetan dengan garis tahanan medan. Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang dibangkitkan menjadi lebih kecil.
Berarti makin besar tahanan kumparan medan, makin buruk generator tersebut.
O b d a
c X
Kurva magnetisasi
Garis Tahanan Medan
Ea
I
f
Gambar 2.17. Proses pembangkitan tegangan pada generator arus searah
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.17 menunjukkan pembangkitan tegangan generator dalam tahapan - tahapan yang berlainan. Tahapan - tahapan ini digambarkan untuk
memperjelas feedback positif antara tegangan internal generator dengan arus medannya. Pada generator yang sesungguhnya, tegangan tidak dibangkitkan dalam
tahapan - tahapan tertentu, malah sebaliknya antara E
a
dan I
f
naik secara serempak sampai keadaan tunak tercapai. Ada beberapa kemungkinan yang dapat
menyebabkan tidak terjadi pembangkitan tegangan pada generator arus searah, yaitu :
a. Kemungkinan tidak adanya fluks sisa
b. Arah putaran generator mungkin terbalik
c. Besar tahanan medan mungkin diset terlalu besar dari nilai tahanan kritisnya.
II.7. Pengaturan Tegangan Generator Arus Searah