3.89 Kualitas Aset Asset Quality Tabel 4.2

6. Bank Danamon Indonesia Tbk 3.27 2.26 2.36 2.63 7. Bank Eksekutif Internasional Tbk 7.89 15.17 15.49 12.85 8. Bank International Indonesia Tbk 5.54 3.13 2.69 3.79 9. Bank Kesawan Tbk 6.20 6.81 4.08 5.69 10. Bank Mandiri Persero Tbk 16.34 8.64 5.35 10.11 11. Bank Mayapada Tbk 0.70 0.48 2.83 1.33 12. Bank Mega Tbk 1.68 1.53 1.18 1.46 13. Bank Negara Indonesia Tbk 10.50 8.53 5.00 8.01 14. Bank Niaga Tbk 3.08 3.03 2.50 2.87 15. Bank OCBC NISP Tbk 2.49 2.53 2.72 2.58 16. Bank Pan Indonesia Tbk 7.97 3.06 4.34 5.12 17. Bank Permata Tbk 6.39 4.56 3.53 4.83 18. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk 4.83 3.45 2.78 3.68 19. Bank Victoria International Tbk 3.55 3.75 2.52 3.27 Rata-Rata 5.24

4.39 3.89

4.51 Sumber: Penulis Melalui rumus NPL yaitu dengan membandingkan antara jumlah kredit bermasalah dengan keseluruhan total kredit yang diberikan, maka diperolehlah nilai NPL dari setiap bank seperti yang telah tertera pada tabel diatas. Pada tahun 2006, nilai tertinggi NPL terdapat pada Bank Madiri sebesar 16.34 dengan jumlah kredit bermasalah sebesar Rp 19,229,020,000,000 dan jumlah total kredit Rp 117,670,942,000,000. Nilai NPL 10.50 membuat bank BNI berada diposisi kedua dengan jumlah kredit bermasalah Rp6,976,259,000,000 dari total kredit Rp 66,459,947,000,000. Sementara nilai NPL terendah dipegang oleh Bank Mayapada yaitu 0,70 dengan jumlah kredit bermasalah hanya Rp 16,405,467,000 dari total kredit Rp 2,356,245,600,000. Dengan NPL 1.30, Bank BCA berada diurutan kedua setelah Bank Mayapada dengan jumlah kredit bermasalah Universitas Sumatera Utara Rp798,850,000,000 dari total kredit Rp 61,422,308,000,000. Rata-rata nilai NPL pada tahun 2006 adalah 5.24. Pada tahun 2007, nilai tertinggi NPL 15.17 menempatkan Bank Eksekutif Internasional diurutan terakhir menggeser Bank Mandiri yang dapat menekan NPL-nya menadi 8.64. Peningkatan NPL Bank Eksekutif Internasional ditandai dengan meningkatnya jumlah kredit bermasalah sekitar Rp 70,000,000,000, padahal total kredit yang diberikan meningkat hanya sekitar Rp 30,000,000,000. Bank Mandiri meningkatkan jumlah kredit sekitar Rp 20,000,000,000,000, tapi dapat menekan jumlah kredit bermasalahnya sekitar Rp 8,000,000,000,000. Sementara, NPL terendah yaitu 0.48 tetap dipegang oleh Bank Mayapada yang menurunkan nilai NPL sekitar 0.22 dari tahun lalu. Demikian pula Bank BCA yang dapat menurunkan nilai NPL-nya sekitar 0.50. Pada tahun ini penurunan NPL yang besar juga terjadi pada Bank Pan Indonesia. Penurunan NPL terjadi hampir 5 dari tahun sebelumnya. Rata- rata NPL keseluruhan bank tahun 2007 adalah 4.39. Pada tahun 2008, kinerja Bank BCA dalam mengatasi kredit bermasalah terus terbukti dengan penurunan NPL sebesar 0.21 menjadi 0.60. Hal tersebut membuat Bank BCA berada diurutan terendah dalam hal NPL. Begitu juga dengan Bank Mandiri dan Bank BNI yang terus-menerus menurunkan nilai NPL-nya yaitu sama sekitar 3. Sementara posisi NPL Bank Mayapada meningkat menjadi 2.38 dikarenakan jumlah kredit bermasalah yang meningkat sekitar Rp 100,000,000,000. Namun, meningkatnya kredit Universitas Sumatera Utara bermasalah Bank Mayapada diimbangi dengan peningkatan total kredit yang diberikan yaitu sekitar Rp 900,000,000,000. Bank Eksekutif Internasional masih belum bisa mengatasi kredit bermasalahnya. Terbukti dengan kenaikan NPL sekitar 3 menjadi 15.49 dari tahun sebelumnya. Penambahan total kredit sebesar Rp 55,000,000,000 pada bank ini diimbangi dengan kenaikan kredit bermasalah sebesar Rp 10.000.000.000. Gambar 4.2 Non Performing Loan Universitas Sumatera Utara

3. Manajemen Management

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Camel Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008- 2011

3 71 99

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

1 97 132

ANALISIS KESEHATAN BANK SWASTA BERDASARKAN MODEL CAMELS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2008.

0 2 8

ANALISIS CAMELS UNTUK MENILAI KESEHATAN PERBANKAN ANALISIS CAMELS UNTUK MENILAI KESEHATAN PERBANKAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2009.

0 1 15

ANALISIS CAMEL UNTUK MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK PADA SEKTOR PERBANKAN Analisis Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada sektor Perbankan yang Go Public.

0 1 10

Analisis Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Camel pada Industri Perbankan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

1 1 23

Analisis CAMELS untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank Pemerintah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2010.

0 0 20

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN - Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 0 10

Analisis CAMEL untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2011

0 0 11