dengan jarak perambatan pelarut yang dihitung dari titik penotolan pelarut zat. Jarak yang ditempuh oleh tiap bercak dari titik penotolan diukur dari pusat bercak.
Untuk mengidentifikasi suatu senyawa, maka harga Rf senyawa tersebut dapat dibandingkan dengan harga Rf senyawa pembanding Sastrohamidjojo, 1991.
penotolan titik
dari pelarut
peramba Jarak
penotolan titik
dari bercak
n perambat
Jarak Rf
tan
a
=
2.3.2. Ekstraksi
Ekstraksi dapat dilakukan dengan metode maserasi, sokletasi, dan perkolasi. Sebelum ekstraksi dilakukan, biasanya serbuk tumbuhan dikeringkan lalu,
dihaluskan dengan derajat kehalusan tertentu, kemudian diekstraksi dengan salah satu cara diatas. Ekstraksi dengan metode sokletasi dapat dilakukan secara
bertingkat dengan berbagai pelarut berdasarkan kepolarannya, misalnya n- heksana, eter, benzena, kloroform, etil asetat, metanol, etanol, dan air.
Ekstraksi dianggap selesai bila tetesan terakhir memberikan reaksi negatif terhadap senyawa yang diekstraksi. Untuk mendapatkan larutan ekstrak pekat
biasanya pelarut ekstrak diuapkan dengan menggunakan alat rotari evaporator Harbone, 1996.
2.4.Teknik Spektroskopi
Teknik spektroskopi adalah salah satu teknik analisis kimia – fisika yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektronagnetik.
Ada dua macam instrument pada teknik spekstroskopi yaitu spectrometer dan spektrofotometer. Instrumen yang memakai monokromator celah tetap pada
bidang focus disebut sebagai spectrometer. Apabila spectrometer tersebut
Universitas Sumatera Utara
dilengkapi dengan detektor yang bersifat fotoelektrik maka disebut spektrofotometer Muldja, 1995.
Informasi Spektroskoi Inframerah menunjukkan tipe-tipe dari adanya gugus fungsi dalam satu molekul . Resonansi magnetik inti memberikan informasi
tentang bilangan dari setiap tipe dari atom hidrogen. Kombinasinya dan data kadang-kadang menentukan struktur yang lengkap dari molekul yang tidak
diketahui Pavia, 1986.
Walaupun spektrum infra – merah merupakan kekhasan sebuah molekul secara menyeluruh, gugus atom tertentu memberikan penambahan pita-pita pada
kerapatan tertentu, ataupun didekatnya, apapun bangun molekul selebihnya. Keberlakuan seperti itulah yang memungkinkan kimiawan memperoleh informasi
tentang struktur yang berguna serta mendapatkan acuan bagi peta umum frekuensi gugus yang khas Silverstain , 1986.
2.4.1. Spektrometri ultra violet
Serapan molekul di dalam derah ultra ungu dan terlihat dari spektrum bergantung pada struktur ultra elektronik dari molekul. Penyerapan sejumlah energi,
menghasilkan percepatan dari elektron dalam orbital tingkat dasar ke orbital yang berenergi lebih tinggi di dalam keadaan tereksitasi Silverstein, 1986.
Spektrum Flavonoida biasanya ditentukan dalam larutan dengan pelarut Metanol MeOH atau Etanol EtOH. Spektrum khas terdiri atas dua maksima
pada rentang 240-285 nm pita II dan 300-550 nm pita I. Kedudukan yang tepat dan kekuatan nisbi maksima tersebut memberikan informasi yang berharga
mengenai sifat flavonoida dan pola oksigenasinya. Ciri khas spektrum tersebut ialah kekuatan nisbi yang rendah pada pita I dalam dihidroflavon, dihidroflavonol,
dan isoflavon serta kedudukan pita I pada spektrum khalkon, auron dan antosianin yang terdapat pada panjang gelombang yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Ciri spektrum golongan flavonoida utama dapat ditunjukkan sebagai berikut : Markam, 1988
λ maksimum utama nm
λ maksimum tambahan nm dengan intensitas
nisbi Jenis flavonoida
475-560 390-430
365-390 350-390
250-270 330-350
300-350 ± 275 55
240-270 32 240-260 30
± 300 40 ± 300 40
tidak ada tidak ada
Antosianin Auron
Kalkol Flavonol
Flavonol Flavon dan biflavonil
Flavon dan biflavonil λ maksimum
utama nm λ maksimum tambahan
nm dengan intensitas nisbi
Jenis flavonoida
275-295 ± 225
310-330 310-330 30
310-330 30 310-330 25
Flavanon dan flavononol Flavonon dan flavononon
Isoflavon
2.4.2. Spektrofotometri Infra Merah FT - IR