Latar Belakang Masalah PENULISAN HUKUM ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM NO 34/Pid.Sus/2013/PN MALANG TENTANG PERKARA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA GOLONGAN I

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Pegiat antinarkoba berpendapat, kejahatan narkoba merupakan extra ordinary crime kejahatan luar biasa, maka harus dilawan dengan ordinary pula, salah satunya hukuman mati. 1 Semakin maraknya pemakaian secara ilegal narkotika di indonessia merupakan sesuatu hal yang sangat miris sekali dengan jumlah penyalahguna narkotika di Indonesia yang selalu mengalami peningkatan. Persoalan penyalahgunaan Narkotika sangat serius. Peningkatan jumlah penggunanya sangat signifikan. Narkotika juga masuk ke semua institusi dan kalangan. Apabila tidak ditangani secara serius dan komprehensif, Indonesia akan mengalami kehilangan generasi. Hal ini disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Gories Mere sebelum menandatangani kesepahaman dengan Komisi Yudisial terkait pengawasan proses persidangan tindak pidana narkotika dan prekursor di Jakarta, Rabu 31102012. Prevalensi penyalahgunaan narkoba dalam penelitian BNN dan Puslitkes UI serta berbagai universitas negeri terkemuka, pada 2005 terdapat 1,75 persen pengguna narkoba dari jumlah penduduk di Indonesia. Prevalensi itu naik menjadi 1,99 persen dari jumlah penduduk pada 2008. Tiga tahun 1 .Henry yosodiningrat. 2012. narkoba itu kejahatan luar biasa, http:artikelhukum.com, diakses 4 Juni 2013 2 kemudian, angka sudah mencapai 2,2 persen. Pada 2012, diproyeksikan angka sudah mencapai 2,8 persen atau setara dengan 5,8 juta penduduk. 2 Perlunya ketegasan dari para penegak hukum sehingga mampu membuat para pengguna atau para terdakwa maupun terpidana akan merasa jera, namum tidak semua penegak hukum berlaku demikian, dari permasalahan tersebut membuat penulis tertarik untuk melihat lebih dalam tentang peran hakim sebagai ujung tombak penegak hukum. Hal ini diharapkan demikian agar hukum berjalan sesuai fungsinya, hukum mampu memberikan kedamaian dan ketertiban dalam hal ini penulis mencoba melihat fenomena yang ada kaitannya dengan tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang akhir-akhir ini persentasenya naik turun berdasarkan data tabel dibawah ini. Lembaga Peradilan adalah sebagai organisasi birokrasi modern, keberadaannya masih memberikan manfaat bagi masyarakat dan masih dianggap efektif untuk menyelesaikan segala macam konflik yang timbul. Hal ini ditandai masih banyaknya masyarakat untuk menyerahkan penyelesaian melalui lembaga peradilan. Proses penyelesaian perkara di pengadilan masih sering memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang mahal disamping keadilan sering tidak dapat diperoleh oleh yustisiabelen Pencari keadilan. Hakim yang diberi fungsi oleh Undang-Undang untuk menerima, memeriksa, 2 . http:nasional.kompas.comread2012103114280327Pengguna.Narkoba.5.8.Juta. Tahun.2012 3 memutus dan menyelesaikan perkara selalu dituntut untuk memberikan putusan yang sebenar-benarnya dan seadil-adilnya. 3 Oleh karena itu penulis ingin menganalisa putusan hakim No.34Pid.Sus2013PN Malang tentang perkara penyalahgunaan Narkotika golongan 1. Bahwa putusan ini menurut penulis masih belum mencerminkan nilai keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum, dari aspek keadilan hal ini terlihat dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum dan putusan Hakim lebih rendah dari pada tuntutan Jaksa, dari aspek kemanfaatan belum dapat dikatakan bahwa putusan hakim tersebut sudah memenuhi aspek kemanfaatan, jika hukuman masih ringan tentu saja tidak mampu memberikan efek jera bagi pelaku. Hal ini dapat mempengaruhi calon pelaku yang lain untuk berbuat tindak pidana penyalahgunaan narkotika. Dalam aspek kepastian hukum dapat dilihat dari pembuktiannya, Dalam hal ini hanya satu orang saksi yang dihadirkan dipersidangan oleh Jaksa, padahal ketentuan yang sah menurut Hukum Acara Pidana harus ada dua saksi, Dan keduanya harus memberikan kesaksiannya didalam persidangan serta disumpah. Namun dalam hal ini Jaksa Penuntut Umum hanya menghadirkan satu Saksi. Sedangkan keterangan saksi kedua diambil dari BAP penyidik untuk dijadikan sebagai alat bukti saksi, hal tersebut lah yang membuat penulis ingin mengulas lebih dalam lagi hal-hal yang terkait putusan hakim tersebut. 3 . Subiharta. 1999. “Kebebasan Hakim dalam Mengambil Putusan Perkara Pidana di Lingkungan Peradilan Umum Thesis Masters 4 Dalam perkara ini tersangka hanya dihukum 5 tahun 6 bulan dan denda Rp 1.000.000.000 sedangkan tuntutan jaksa yaitu pidana penjara selama 6 enam tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah agar terdakwa tetap ditahan dan pidana denda sebesar rp 1.000.000.000,- satu milyar rupiah subsidair 6 enam bulan penjara Berdasarkan Latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang “ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MALANG NO. 34Pid.SusPN MALANG TENTANG PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA GOLONGAN 1”.

B. Rumusan Masalah