Kriteria Program Televisi yang Berkualitas Efektifitas

17 Berdasarkan bentuk formatnya, program acara “I Love Malang Raya” di ATV termasuk ke dalam format nonfiksi nondrama karena program acara ini termasuk program talk show, konser musik, dan variety show dan berita karena program acara ini juga menampilkan berita atau liputan kejadian di wilayah Malang Raya.

2. Kriteria Program Televisi yang Berkualitas

Semua stasiun televisi baik swasta maupun lokal berlomba-lomba agar dapat meraih perhatian pemirsa sebanyak-banyaknya. Apalagi persaingan yang ketat tengah terjadi antara televisi lokal dan televisi swasta. Karena itu televisi lokal bekerja keras agar dapat menarik perhatian masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan menyuguhkan berbagai program acara yang menarik yang terkait dengan unsur budaya masyarakat setempat. Hal ini sangat berguna demi mendukung terciptanya citra positif stasiun televisi lokal sebagai jendela bagi masyarakat setempat untuk menengok kampung halaman sendiri. Sebagaimana dikutip Nippon Hoso Kyoku NHK dalam Wibowo 1997:17, menciptakan sepuluh kriteria untuk mengukur kualitas suatu program televisi, yaitu. 1 Kesatuan antara gagasan dan kebenaran. 2 esatuan antara kemampuan daya cipta dan kemampuan tekhnis. 3 Relevan untuk setiap masa. 4 Memiliki tujuan yang jelas dan luhur. 5 Mendorong kemauan belajar dan mengetahui. 18 6 Mereduksi nafsu dan kekerasan. 7 Keaslian originalitas. 8 Menyajikan nilai-nilai universal. 9 Menampilkan sesuatu yang baru dalam gagasan, format dan sajian. 10 Memiliki kekuatan mendorong perubahan yang positif. Kesepuluh kriteria tersebut memiliki bobot nilai yang sama. Perbedaan kualitas program ditentukan oleh beberapa banyak sebuah program memenuhi kesepuluh kriteria tersebut. Makin banyak kriteria yang dipenuhi, makin tinggi bobot kualitas program. Landasan kriteria ini lebih jelas dan konkrit sebagai sarana peniliain program.

3. Efektifitas

Sebagai media komunikasi yang terencana dalam mengirimkan pesan informasi dari stasiun televisi kepada khalayak, maka perlu dikaji efektivitas dari program acara “I Love Malang Raya” di ATV. Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan Cangara, 2010:165. Tradisi efek ini muncul sejak awal kajian komunikasi, dimana komunikasi dipahami sebagai proses linear. Media massa diajari untuk menempelkan pesan kepada orang seperti jarum hipodermik menginjeksikan obat ke dalam tubuh Hartley, 2010:71. Konsep efek merujuk pada proposisi tentang bagaimana dan mengapa produk media mempengaruhi para audiens Burton, 2012:19. 19 Efek program acara “I Love Malang Raya” juga mengirimkan pesan komunikasi yang diinjeksikan langsung kepada khalayak. Dengan adanya efek tersebut maka program acara “I Love Malang Raya” dapat menjadi media informasi yang menayangkan berbagai informasi tentang daerah Malang Raya. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan knowledge, sikap attitude, dan perilaku behavior. Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Adapun yang dimaksud dengan perubahan sikap, ialah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Sementara itu, yang dimaksud dengan perubahan perilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan Cangara, 2010:165-166. Dengan adanya efek atau pengaruh dari program acara “I Love Malang Raya” kepada khalayak, maka hal ini dapat memberikan perubahan terhadap pengetahuan knowledge, sikap attitude, dan perilaku behavior dari khalayak yang menonton acara tersebut. Pengetahuan khalayak atau audiens dapat bertambah, menunjukkan sikap yang positif dengan mendukung atau menerima informasi dari program acara yang ditontonnya, dan mendapat inspirasi tentang peluang usaha yang kemudian dapat diwujudkan dalam bentuk mendirikan suatu usaha. Efektivitas berasal dari kata efek, dalam perannya efek merupakan unsur penting dalam keseluruhan komunikasi. Efek merupakan tanggapan, respon atau reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah 20 akibat komunikasi. Yang penting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu: 1. Dampak kognitif Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanyalah pada upaya mengubah pikiran dari komunikan. 2. Dampak afektif Dampak ini lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. 3. Dampak behavioral Dampak ini adalah efek yang paling tinggi dari kedua dampak di atas yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan Effendy, 2008:6-7. Namun dikarenakan dalam penelitian ini efek yang diteliti dari program acara “I Love Malang Raya” di ATV sebagai media informasi daerah, maka efek atau dampak dari tayangan tersebut hanya sampai pada efek kognitif yakni memberikan informasi dan pengetahuan bagi warga desa Oro-oro Ombo. Apabila setelah menonton tayangan tersebut pengetahuan warga desa Oro-oro 21 Ombo tentang informasi daerah khususnya Malang raya bertambah maka program “I Love Malang Raya” efektif sebagai media informasi daerah. D.3 Televisi Lokal sebagai Media Informasi Daerah Kehadiran televisi lokal yang sekarang sudah menjamur bak cendawan harus disikapi secara bijak. Perkembangan dari menit ke menit terhadap munculnya berbagai stasiun televisi lokal adalah realitas kesadaran bermedia Priyowidodo, 2008:61. Mereka hadir dengan warna dan cita rasa khas lokal. Dengan mengusung nilai-nilai lokal pada tiap tayangannya, televisi lokal ini memiliki peran yang tidak kecil pada konstruksi identitas lokalnya. Dan ternyata sekarang hasilnya pun mulai tampak dengan semakin majunya televisi lokal dan peningkatan pemirsa televisi lokal Anabarja, 2011:270. Artinya, televisi lokal menjadi bagian penting untuk memperkenalkan dan mempromosikan segala sesuatu yang khas dimiliki oleh suatu daerah. Televisi lokal memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan daerahnya, dengan melakukan pengenalan-pengenalan mengenai potensi yang ada di daerahnya bahkan dapat menjadi tempat mensosialisasikan program-program pemerintah daerah agar diketahui masyarakatnya. Bagi masyarakat sendiri, kehadiran televisi lokal memegang peranan yang sangat penting pula. Melalui televisi lokal, masyarakat dapat mengetahui peristiwa maupun info terbaru dari daerahnya bahkan perkembangan apa saja yang terjadi di daerahnya. Hal tersebut dapat menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap daerahnya, karena masyarakat dapat mengenal daerahnya dengan baik Febriyana, 2013:341. 22 Dengan demikian, maka televisi lokal dapat berfungsi sebagai media untuk menayangkan berbagai informasi dari suatu daerah. Istilah informasi kerap dimaknai secara berbeda. Ia dapat mengenai data mentah, data tersusun, atau kapasitas sebuah saluran komunikasi. Arti pertama kata informasi information yang diberikan oleh kamus Funk adalah ”pengetahuan yang dimiliki”. Dalam pandangan Aubrey Fisher, informasi lebih merupakan istilah yang secara baku diterapkan pada beberapa fenomena yang berlainan. Pesan dapat dikatakan berisi informasi, atau informasi dapat dikirimkan dan diterima melalui saluran, atau informasi dapat dipilih dari lingkungan dalam bentuk seperangkat stimuli Sobur, 2009:21-23. Dalam penelitian ini, informasi adalah beragam hal yang dapat disampaikan terkait dengan segala hal yang terjadi di Malang Raya. Informasi membutuhkan media agar sampai ke khalayak. Secara umum dipahami bahwa istilah ”media” mencakup sarana komunikasi seperti pers, media penyiaran broadcasting dan sinema Burton, 2012:9. Media adalah sesuatu yang menjadi saluran atau perantara tersampaikannya pesan komunikasi. Media dalam komunikasi merupakan alat yang digunakan komunikator dalam menyampaikan atau mengirim simbol Hamidi, 2010:41. Dalam penelitian ini media yang dimaksud adalah media elektronik dalam bentuk televisi. Media informasi tersebut dalam format tayangan ”I Love Malang Raya”. Media elektronik seperti televisi dapat cepat dan bersifat sementara, tetapi tidak terikat dengan tempat tertentu karena dapat disiarkan secara luas. Media penyiaran memperluas persepsi dimana pun berada pada suatu waktu, menciptakan apa yang McLuhan sebut dengan ”desa global”. Pada saat yang 23 sama, layaknya media cetak, media elektronik memungkinkan adanya media informasi. Karena media eletronik lebih cepat tersedia daripada media cetak, media elektronik menciptakan sebuah ledakan informasi, dan terjadi persaingan yang besar antara berbagai media untuk dilihat dan didengar. Informasi dalam media elektronik dijual layaknya komoditas yang menciptakan tekanan agar informasi lebih atraktif Littlejohn dan Foss, 2011:412. Digunakannya televisi sebagai media informasi dalam tayangan ”I Love Malang Raya” dikarenakan media ini dapat lebih cepat dalam menyampaikan informasi daerah Malang Raya. Menurut McQuail 1994:70 bahwa ide dasar mengenai tujuan media dalam masyarakat sebagai berikut: 1. Informasi a. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia. b. Menunjukkan hubungan kekuasaan c. Memudahkan inovasi, adaptasi, dan kemajuan. 2. Korelasi a. Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi b. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan c. Melakukan sosialisasi d. Mengkoordinasi beberapa kegiatan e. Membentuk kesepakatan f. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status relatif 24 3. Kesinambungan a. Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus subculture serta perkembangan budaya baru. b. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai 4. Hiburan a. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi. b. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai 5. Mobilisasi a. Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang kala juga dalam bidang agama.

E. Definisi Konseptual