Kerangka Konseptual ANALISIS NETRALITAS UANG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE 2001. M1-2013. M12

Perbedaan penelitian juga terlihat dari penelitian King dan Watson 1997 yang dilakukan di Amerika Serikat. Perbedaan ini terlihat dari motede yang digunakan berupa motedo Fisher and sither dengan estimasi OLS. Selain itu variabel yang digunakan juga berbeda. Penelitian baru yang dilakukan oleh Abou 2014 dinegara Bahrain juga terdapat perbedaan dari segi metode yang digunakan berupa ECM dan granger causality serta variabel yang digunakan. Perbedaan juga terlihat dari penelitian Sadeghi 2013, Amiri 2013 yang menggunakan alat berbeda berupa masing-masing VECM dan metode Fisher and sither dengan estimasi OLS. Dari ulasan tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan mendasar antara penelitian satu dengan yang lain, meskipun terdapat kesamaan.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui Gambar 2.2 . Penelitian ini merupakan eksplorasi dari simulasi model untuk mendapatkan model terbaik dalam menjelaskan keberadaan netralitas uang di Indonesia. Simulasi model yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari peneltian . Dalam menjelaskan netralitas uang terhadap pertumbuhan ekonomi, simulasi dalam penelitian menggunakan beberapa variabel seperti nilai tukar, suku bunga bank indonesia, indeks harga konsumen untuk menjelaskan pergerakan pertumbuhan ekonomi. Penelusuran kerangka pemikiran pada penelitian ini berangkat dari kebijakan moneter dengan instrumen jumlah uang beredar M2 serta tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia. Hypotesis kaum klasik yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain kebijakan moneter yang pegang secara independen oleh Bank Indonesia bedasarkan UU No.23 tahun 2004 dengan instrumen base money tidak mempunyai dampak terhadap pertumbuhan ekonomi akan tetapi akan mempunyai dampak terhadap inflasi. Selanjutnya instrumen tingkat suku bunga sertifikat bank Indonesia yang di kenal dengan BI rate mempunyai hubungan yang terbalik dengan siklus bisnis. Ketika tingkat suku bunga rendah pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat. Sebaliknya ketika tingkat suku bunga tinggti pertumbuhan ekonomi cenderung turun. Selain itu susuai dengan penelitian Julaihah dan Insukindro 2004 selain faktor instrumen moneter yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ada faktor kejutan lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu inflasi. Ada tidaknya pengaruh inflasi terhadap sikus bisnis riil dapat menandakan suatu netralitas uang dalam suatu negara tersebut. Untuk menangkap kejutan dari eksternal maka model dalam penelitian ini memasukan faktor nilai tukar. Hubungan antara nilai tukar dengan siklus kegiatan ekonomi sangat erat sekali. Ketika nilai tukar terdepresiasi maka tingkat pendapatan pendapatan nasional semakin tinggi Mankiw, 2006. Logika ini di bangun dari ekspor impor. Ketika nilai tukar terdepresiasi maka ekspor neto semakin meningkat yang selanjutnya akan menigkatkan pendapatan nasioanl. Sedangkan ketika nilai tukar terapresiasi maka akan menurunkan ekspor neto yang selanjutnya akan menurunkan tingkat pendapatan nasional. Gambar. 2.5 kerangka pemikiran sumber: Penulis

2.5 Hipotesis Penelitian