Perbedaan penelitian juga terlihat dari penelitian King dan Watson 1997 yang dilakukan di Amerika Serikat. Perbedaan ini terlihat dari motede yang
digunakan berupa motedo Fisher and sither dengan estimasi OLS. Selain itu variabel yang digunakan juga berbeda. Penelitian baru yang dilakukan oleh Abou
2014 dinegara Bahrain juga terdapat perbedaan dari segi metode yang digunakan berupa ECM dan granger causality serta variabel yang digunakan. Perbedaan juga
terlihat dari penelitian Sadeghi 2013, Amiri 2013 yang menggunakan alat berbeda berupa masing-masing VECM dan metode Fisher and sither dengan
estimasi OLS. Dari ulasan tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan mendasar antara penelitian satu dengan yang lain, meskipun terdapat kesamaan.
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dijelaskan melalui Gambar 2.2 . Penelitian ini merupakan eksplorasi dari simulasi model untuk mendapatkan
model terbaik dalam menjelaskan keberadaan netralitas uang di Indonesia. Simulasi model yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari peneltian .
Dalam menjelaskan netralitas uang terhadap pertumbuhan ekonomi, simulasi dalam penelitian menggunakan beberapa variabel seperti nilai tukar, suku bunga
bank indonesia, indeks harga konsumen untuk menjelaskan pergerakan pertumbuhan ekonomi.
Penelusuran kerangka pemikiran pada penelitian ini berangkat dari kebijakan moneter dengan instrumen jumlah uang beredar M2 serta tingkat suku
bunga sertifikat Bank Indonesia. Hypotesis kaum klasik yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Dengan kata
lain kebijakan moneter yang pegang secara independen oleh Bank Indonesia bedasarkan UU No.23 tahun 2004 dengan instrumen base money tidak
mempunyai dampak terhadap pertumbuhan ekonomi akan tetapi akan mempunyai dampak terhadap inflasi. Selanjutnya instrumen tingkat suku bunga sertifikat bank
Indonesia yang di kenal dengan BI rate mempunyai hubungan yang terbalik dengan siklus bisnis. Ketika tingkat suku bunga rendah pertumbuhan ekonomi
cenderung meningkat. Sebaliknya ketika tingkat suku bunga tinggti pertumbuhan ekonomi cenderung turun.
Selain itu susuai dengan penelitian Julaihah dan Insukindro 2004 selain faktor instrumen moneter yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ada faktor
kejutan lain yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu inflasi. Ada tidaknya pengaruh inflasi terhadap sikus bisnis riil dapat menandakan suatu
netralitas uang dalam suatu negara tersebut. Untuk menangkap kejutan dari eksternal maka model dalam penelitian ini
memasukan faktor nilai tukar. Hubungan antara nilai tukar dengan siklus kegiatan ekonomi sangat erat sekali. Ketika nilai tukar terdepresiasi maka tingkat
pendapatan pendapatan nasional semakin tinggi Mankiw, 2006. Logika ini di bangun dari ekspor impor. Ketika nilai tukar terdepresiasi maka ekspor neto
semakin meningkat yang selanjutnya akan menigkatkan pendapatan nasioanl. Sedangkan ketika nilai tukar terapresiasi maka akan menurunkan ekspor neto
yang selanjutnya
akan menurunkan
tingkat pendapatan
nasional.
Gambar. 2.5 kerangka pemikiran sumber: Penulis
2.5 Hipotesis Penelitian