Model Konseptual Keperawatan “Adaptation Model” Sister Callista Roy

(1)

MAKALAH

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN

“ADAPTATION MODEL” SISTER CALLISTA ROY

 

 

   

 

Yesi Ariani

19800909 200501 2 004

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Model Konseptual

Keperawatan “Adaptation Model” Sister Callista Roy.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah di masa mendatang. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua atas jerih payah dan doa yang tak henti-hentinya. Untuk suami tercinta, terima kasih atas segenap motivasi yang diberikan dan kedua ananda yang selalu menghibur ibunda. Semoga Allah SWT selalu meridhoi kehidupan kita, amin.


(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i

Daftar isi ... ii

Bab I Pendahuluan... 1

Bab II Tinjauan Pustaka... 3

2.1. Sejarah... 3

2.2. Filosofi... 3

2.3. Asumsi Dasar Teori... 5

Bab III Proses Keperawatan... 9

3.1. Proses Keperawatan Berdasarkan Teori “Model Adaptasi Roy”... 9

3.2. Peran Perawat Berdasarkan Teori Roy... 12

Bab IV Penutup... 13 Daftar Pustaka

                 


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.

Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.

Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).

Walaupun metateory sangat abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba, meta theory menyediakan arti-arti, kalimat-kalimat, situasi struktur interkoneksi, dan bahkan observasi oleh perawat-perawat dalam skala global. Meta theory dapat terdiri dari beberapa grand theory, middle range theory, bahkan practice theory. Meta theory keperawatan adalah teori


(5)

keperawatan tentang teori keperawatan. Meta theory dapat dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk diaplikasikan dalam praktik.

Meta theory dalam keperawatan akan tampil sebagai superstruktur dengan aplikasi praktik ganda dan kesempatan tambahan untuk peneliti-peneliti guna penemuan grand theory-grand theory, middle range theory, paradigma yang berhubungan, serta model-model dan mengeksplorasi bagaimana keperawatan merekonstruksi dan direkonstruksi.

Level ke tiga dari teori keperawatan adalah grand theory yang menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan.

Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Salah satu konsep model keperawatan yang termasuk dalam grand theory yang menunjang pengembangan keperawatan baik dalam pengembangan ilmu maupun dalam praktek adalah model adaptasi yang dikembangkan oleh Sister Callista Roy.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan konsep filosofi keperawatan menurut Sister Callista Roy.

2. Menjelaskan tentang konsep model adaptasi Roy.


(6)

BAB II

TINJAUAN TEORI “MODEL ADAPTASI ROY”

2.1. Sejarah

Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatan pada tahun 1963 di Mount Saint Mary’s College, Los Angeles dan menyelesaikan Master Keperawatan di California University pada tahun 1966. Roy menyelesaikan PhD Sosiologi pada tahun 1977 di Universitas yang sama. Roy bersama Dorothy E. Johnson mengembangkan teori model konseptual keperawatan. Ketika bekerja sebagai perawat anak, Roy melihat suatu perubahan besar pada anak dan mereka berkemampuan untuk beradaptasi dalam respon yang lebih besar terhadap perubahan fisik dan psikologis. Roy mengembangkan dasar konsep keperawatannya pada tahun 1964-1966 dan baru dioperasionalkan pada tahun 1968. Pada saat itu Mount Saint Mary’s College mengadopsi teori adaptasi sebagai dasar filosofi kurukulum keperawatannya. Roy menjabat sebagai asisten Professor pada Departemen Nursing di Mount Saint Mary’s College pada tahun 1982.

2.2. Filosofi

Model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dan banyak digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. Roy menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia selalu dihadapkan berbagai persoalan yang kompleks, sehingga dituntut untuk melakukan adaptasi. Penggunaan koping atau mekanisme pertahanan diri, adalah berespon melakukan peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan lingkungan sekitarnya.


(7)

Jadi ada 4 faktor penting dari Roy adalah manusia, sehat-sakit, lingkungan dan keperawatan yang saling terkait, yaitu sbb:

MANUSIA

 Sistem adaptasi dengan proses koping

 Menggambarkan secara keseluruhan bagian – bagian

 Terdiri dari individu atau dalam kelompok (keluarga, organisasi, masyarakat, bangsa

dan masyarakat secara keseluruhan)

 Sistem adaptasi dengan cognator dan regulator, subsistem bertindak untuk

memelihara adaptasi dalam 4 model adaptasi : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan saling ketergantungan.

LINGKUNGAN

 Semua kondisi, keadaan dan pengaruh lingkungan sekitar, pengaruh perkembangan

dan tingkah laku individu dalam kelompok dengan beberapa pertimbangan saling menguntungkan individu dan sumber daya alam.

 Tiga jenis stimulasi : fokal stimulasi, kontekstual stimulasi, dan residual stimulasi.

 Stimulasi bermakna dalam adaptasi semua manusia termasuk perkembangan keluarga

dan budaya.

SEHAT-SAKIT

 Kesehatan merupakan pernyataan dan proses keutuhan dan keseluruhan refleks

individu dan lingkungan yang saling menguntungkan.

 Adaptasi : proses dan hasil dimana dengan berfikir dan merasakan seperti individu

dan kelompok, menggunakan kesadaran dengan memilih untuk membuat kesatuan individu dan lingkungan.

 Respon adaptif : respon yang meningkatkan integritas dalam masa antara tujuan dan

sistem individu, yang bertahan, tumbuh, reproduksi, penguasaan, personal dan perubahan lingkungan.


(8)

 Inefektif respon : respon tidak berkontribusi untuk keutuhan pencapaian tujuan

 Tujuan adaptasi menunjukkan kondisi proses kehidupan yang menggambarkan tiga

perbedaan level yaitu : integrasi, kompensasi dan kompromi.

KEPERAWATAN

 Keperawatan adalah ilmu dan praktek yang memperluas kemampuan adaptasi dan

mempertinggi perubahan individu dan lingkungan.

 Tujuan adalah meningkatkan adaptasi untuk individu dan kelompok dalam empat

adaptasi model yang berkontribusi untuk kesehatan, kualitas hidup dan kematian dengan bermartabat.

 Ini adalah pekerjaan pengkajian tingkah laku dan faktor-faktor yang

mempengaruhi adaptasi dan intervensi untuk mempertinggi kemampuan dan memperluas interaksi lingkungan.

2.3. Asumsi Dasar Teori

Model Adaptasi dari Roy ini dipublikasikan pertama pada tahun 1970 dengan asumsi dasar model teori ini adalah :

1. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif.

Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu ; penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman beradaptasi.

2. Individu selalu berada dalam rentang sehat – sakit, yang berhubungan erat dengan


(9)

Roy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh akan menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan individu tersebut berespon melalui upaya atau perilaku tertentu. Setiap manusia selalu berusaha menanggulangi perubahan status kesehatan dan perawat harus merespon untuk membantu manusia beradaptasi terhadap perubahan ini.

Terdapat 3 tingkatan stimuli adaptasi pada manusia, diantaranya;

a. Stimuli Fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan

mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu.

b. Stimuli Kontekstual yaitu stimulus yang dialami seseorang dan baik internal

maupun eksternal yang dapat mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, diukur secara subyektif.

c. Stimuli Residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan yang ada atau

sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang sukar dilakukan observasi.

Proses adaptasi yang dikemukakan Roy:

a. Mekanisme koping. Pada sistem ini terdapat dua mekanisme yaitu pertama

mekanisme koping bawaan yang prosesnya secara tidak disadari manusia tersebut, yang ditentukan secara genetik atau secara umum dipandang sebagai proses yang otomatis pada tubuh. Kedua yaitu mekanisme koping yang didapat dimana coping tersebut diperoleh melalui pengembangan atau pengalaman yang dipelajarinya

b. Regulator subsistem. Merupakan proses koping yang menyertakan subsistem tubuh

yaitu saraf, proses kimiawi, dan sistem endokrin.

c. Cognator subsistem. Proses koping seseorang yang menyertakan empat sistem

pengetahuan dan emosi: pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran, pertimbangan, dan emosi.


(10)

Sistem adaptasi memiliki empat model adaptasi yang akan berdampak terhadap respon adaptasi diantaranya, sbb:

a. Fungsi Fisiologis; Sistem adaptasi fisiologis diataranya adalah oksigenasi, nutrisi,

eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan endokrin.

b. Konsep diri; Bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi sosial dalam

berhubungan dengan orang lain.

c. Fungsi peran; Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran

seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.

d. Interdependen; Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang,

cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.

Terdapat dua respon adaptasi yang dinyatakan Roy yaitu:

a. Respon yang adaptif dimana terminologinya adalah manusia dapat mencapai tujuan

atau keseimbangan sistem tubuh manusia.

b. Respon yang tidak adaptif dimana manusia tidak dapat mengontrol dari terminologi

keseimbangan sistem tubuh manusia, atau tidak dapat mencapai tujuan yang akan diraih.

Respon tersebut selain menjadi hasil dari proses adaptasi selanjutnya akan juga menjadi umpan balik terhadap stimuli adaptasi.


(11)

Skema Model Adaptasi Roy

http://currentnursing.com/nursing_theory/application_Roy%27s_adaptation_model.htm

Proses keperawatan menggambarkan pandangan Roy tentang manusia sebagai sistem adaptif. Menurut Roy ada 6 (enam) tahap identifikasi dalam proses keperawatan yaitu: pengkajian perilaku, pengkajian stimulus, penentuan diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi, dan evaluasi.


(12)

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

3.1. Proses Keperawatan berdasarkan Teori “Model Adaptasi Roy” A. Pengkajian Perilaku

Model Adaptasi Roy memandang manusia secara holistik sebagai sistem adaptif. Masukan/input dalam proses adaptasi adalah stimuli dari lingkungan internal dan eksternal.

Proses adaptasi/mekanisme koping berupa aktivitas regulator dan cognator, yang

ditunjukkan dalam 4 (empat) model adaptif.

Pengkajian keperawatan berdasarkan model ini meliputi data tentang :

a. Kebutuhan fisiologis, terdiri dari : (George, 1995 ; Tomey dan Alligood, 2006)

1) Oksigenasi, yaitu pola penggunaan oksigen untuk pernapasan dan fungsi

kardiovaskuler, serta patofisiologinya.

2) Nutrisi, meliputi pola penggunaan nutrisi untuk mempertahankan fungsi,

meningkatkan pertumbuhan dan memperbaiki jaringan yang rusak.

3) Eliminasi, merupakan pola eleminasi dari produk buangan.

4) Aktivitas dan istirahat, adalah pola akivitas dan istirahat.

5) Proteksi, adalah pola yang berhubungan dengan integritas kulit dan kekebalan.

6) Penginderaan, yaitu proses pemberian informasi teradap proses persepsi.

7) Cairan dan elektrolit, merupakan proses yang kompleks untuk mempertahankan

cairan dan elektrolit tubuh dalam kondisi yang seimbang.

8) Fungsi neurologis, merupakan proses yang komplek yang berhubungan dengan sistem

regulator dan kognator. Fungsi ini mengkordinasi dan mengontrol pergerakan tubuh, kesadaran dan fungsi kognitif – emosional.

9) Fungsi endokrin, adalah pola pengaturan endokrin yang berhubungan dengan integrasi

dan koordinasi fungsi tubuh.

b. Kebutuhan konsep diri, meliputi ; integritas psikis, moral / etik / spiritual diri, konsistensi

diri, ideal diri dan harga diri.

c. Kebutuhan fungsi peran, meliputi; proses transisi peran, perilaku peran, integrasi peran,

pola penguasaan peran dan proses koping peran.

d. Kebutuhan interdependen, meliputi; pola memberi dan menerima, afeksi, pola


(13)

Pengumpulan data dilakukan melalui data subyektif, obyektif dan pengukuran data. Roy mengidentifikasi beberapa tanda yang menunjukkan ketidakefektifan adaptasi dari sistem regulator, antara lain ; peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, ketegangan, peningkatan serum kortisol, kehilangan nafsu makan, peningkatan rangsang. Sedangkan ketidakefektifan sistem cognator ditandai dengan salah persepsi, ketidakmampuan belajar, sulit mengambil keputusan, ketidaktepatan berespon.

B. Pengkajian Stimuli

Setelah mengkaji perilaku, perawat menganalisa pola perilaku klien untuk mengidentifikasi respon adaptif dan inefektif, perawat juga perlu mengkaji stimulus internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku klien. Stimuli yang mempengaruhi perilaku

meliputi focal, contekstual dan residual. Pengkajian stimuli tersebut adalah :

 Kultur, yang meliputi status sosial ekonomi, etnis dan sistem keyakinan.

 Keluarga, yang meliputi struktur dan tugas-tugas.

 Tahap perkembangan meliputi usia, jenis kelamin, tugas, keturunan, dan genetik.

 Integritas model adaptif – fisiologis (mencakup patologi penyakit), konsep diri, fungsi

peran, interdependensi.

 Efektivitas kognator, meliputi persepsi, pengetahuan, dan keterampilan.

 Kondisi lingkungan, meliputi perubahan lingkungan internal atau eksternal, pengelolaan


(14)

C. Diagnosa Keperawatan

Roy menunjukkan 3 metode pembuatan diagnosa keperawatan, yaitu sebagai berikut:

1. Menggunakan tipe yang berhubungan dengan 4 model adaptasi.

2. Menggunakan diagnosa dengan mengobservasi respon dalam satu model berdasar stimuli

yang paling mempengaruhi. Contoh, nyeri dada akibat kekurangan oksigen pada otot jantung karena cuaca panas.

3. Menggunakan respon dalam satu atau beberapa model adaptif yang berhubungan

stimulus yang sama. Contoh, nyeri dada pada seorang petani yang bekerja di luar pada cuaca yang panas. Diagnosa dapat ditulis juga dengan kegagalan peran karena keterbatasan kemampuan fisik untuk bekerja pada cuaca panas.

D. Menetapkan Tujuan

Menetapkan tujuan adalah penetapan pernyataan jelas dari hasil perilaku asuhan keperawatan untuk klien. Tujuan umum didefinisikan sebagai mempertahankan dan memperkuat perilaku adaptif dan merubah perilaku tidak efektif menjadi adaptif. Tujuan jangka pendek mengidentifikasi hasil perilaku yang meningkatkan adaptasi. Pernyataan tujuan harus menunjukkan perilaku, perubahan yang diharapkan dan kerangka waktu.

E. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah perencanaan tindakan yang ditujukan untuk melakukan perubahan / pengaturan stimulus fokal dan konstektual. Rencana tindakan difokuskan pada peningkatan kesanggupan klien untuk melakukan koping sehingga seluruh stimuli yang mempengaruhi perilaku mampu diadaptasi dengan baik. Perawat dapat pula merencanakan aktivitas spesifik untuk mengubah stimulus terpilih secara tepat.

F. Evaluasi.

Evaluasi mencakup penilaian efektifitas intervensi keperawatan dalam hubungan dengan perilaku klien. Perawat perlu mengkaji perilaku klien setelah rencana diimplementasikan dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi menunjukkan efektivitas mekanisme koping klien terhadap stimuli yang diterimanya, dan perawat perlu menggunakan keterampilan observasi, pengukuran dan wawancara untuk melakukan kegiatan tersebut.


(15)

3.2.Peran Perawat yang Diharapkan Berdasarkan Teori Roy

Perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit. Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.

Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.

Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara optimal.


(16)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory,

grand theory, middle range theory, dan practice theory.

2. Grand theory dapat berperan sebagai dasar bagi middle range theory.

3. Model konseptual Roy termasuk salah satu grand theory yang berfokus pada model

konseptual adaptasi. Konsep kunci pada model konseptual Roy adalah manusia, tujuan, kesehatan, lingkungan, dan aktivitas keperawatan

B. Saran

1. Perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau

sakit.

2. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Fawcett, J. 2005. Middle-range nursing theories are necessary for the advancement of the

discipline. Retrieved from web September 20, 2008. http://www.redalyc.uaemex.mx

Tomey, A.M & Alligood, M.R. (2006). Nursing Theorists and Their Work. Six Edition. St.Louis,

Mosby.

Sell dan Kalofissudis. 2001. The evolving essence of the science of nursing: A complexity integration nursing theory. Retrieved from web September 4, 2008.

http://www.nursing.gr/Complexitytheory.pdf

...(2006). The Roys’s Adaptation Model. Diakses dari http://www2.bc.edu/ pada tanggal

18/02/2009.

...(2008). Roy’s Adaptation Model. Diakses dari : http://currentnursing.com/nursing

theory/Roy adaptation model.htm pada tgl 18/02/2009.

...(2008). Application of Roy’s Adaptation Model. Diakses dari:

http://currentnursing.com/nursing_theory/application_Roy%27s_adaptation_model.htm. pada tanggal 18/02/2009.

               


(1)

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

3.1. Proses Keperawatan berdasarkan Teori “Model Adaptasi Roy” A. Pengkajian Perilaku

Model Adaptasi Roy memandang manusia secara holistik sebagai sistem adaptif. Masukan/input dalam proses adaptasi adalah stimuli dari lingkungan internal dan eksternal. Proses adaptasi/mekanisme koping berupa aktivitas regulator dan cognator, yang ditunjukkan dalam 4 (empat) model adaptif.

Pengkajian keperawatan berdasarkan model ini meliputi data tentang :

a. Kebutuhan fisiologis, terdiri dari : (George, 1995 ; Tomey dan Alligood, 2006)

1) Oksigenasi, yaitu pola penggunaan oksigen untuk pernapasan dan fungsi kardiovaskuler, serta patofisiologinya.

2) Nutrisi, meliputi pola penggunaan nutrisi untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan memperbaiki jaringan yang rusak.

3) Eliminasi, merupakan pola eleminasi dari produk buangan. 4) Aktivitas dan istirahat, adalah pola akivitas dan istirahat.

5) Proteksi, adalah pola yang berhubungan dengan integritas kulit dan kekebalan. 6) Penginderaan, yaitu proses pemberian informasi teradap proses persepsi.

7) Cairan dan elektrolit, merupakan proses yang kompleks untuk mempertahankan cairan dan elektrolit tubuh dalam kondisi yang seimbang.

8) Fungsi neurologis, merupakan proses yang komplek yang berhubungan dengan sistem regulator dan kognator. Fungsi ini mengkordinasi dan mengontrol pergerakan tubuh, kesadaran dan fungsi kognitif – emosional.

9) Fungsi endokrin, adalah pola pengaturan endokrin yang berhubungan dengan integrasi dan koordinasi fungsi tubuh.

b. Kebutuhan konsep diri, meliputi ; integritas psikis, moral / etik / spiritual diri, konsistensi diri, ideal diri dan harga diri.

c. Kebutuhan fungsi peran, meliputi; proses transisi peran, perilaku peran, integrasi peran, pola penguasaan peran dan proses koping peran.

d. Kebutuhan interdependen, meliputi; pola memberi dan menerima, afeksi, pola kemandirian, strategi koping perpisahan dan kesendirian.


(2)

Pengumpulan data dilakukan melalui data subyektif, obyektif dan pengukuran data. Roy mengidentifikasi beberapa tanda yang menunjukkan ketidakefektifan adaptasi dari sistem regulator, antara lain ; peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, ketegangan, peningkatan serum kortisol, kehilangan nafsu makan, peningkatan rangsang. Sedangkan ketidakefektifan sistem cognator ditandai dengan salah persepsi, ketidakmampuan belajar, sulit mengambil keputusan, ketidaktepatan berespon.

B. Pengkajian Stimuli

Setelah mengkaji perilaku, perawat menganalisa pola perilaku klien untuk mengidentifikasi respon adaptif dan inefektif, perawat juga perlu mengkaji stimulus internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku klien. Stimuli yang mempengaruhi perilaku meliputi focal, contekstual dan residual. Pengkajian stimuli tersebut adalah :

 Kultur, yang meliputi status sosial ekonomi, etnis dan sistem keyakinan.  Keluarga, yang meliputi struktur dan tugas-tugas.

 Tahap perkembangan meliputi usia, jenis kelamin, tugas, keturunan, dan genetik.

 Integritas model adaptif – fisiologis (mencakup patologi penyakit), konsep diri, fungsi peran, interdependensi.

 Efektivitas kognator, meliputi persepsi, pengetahuan, dan keterampilan.

 Kondisi lingkungan, meliputi perubahan lingkungan internal atau eksternal, pengelolaan pengobatan, penggunaan obat, alkohol, dan tembakau.


(3)

C. Diagnosa Keperawatan

Roy menunjukkan 3 metode pembuatan diagnosa keperawatan, yaitu sebagai berikut:

1. Menggunakan tipe yang berhubungan dengan 4 model adaptasi.

2. Menggunakan diagnosa dengan mengobservasi respon dalam satu model berdasar stimuli yang paling mempengaruhi. Contoh, nyeri dada akibat kekurangan oksigen pada otot jantung karena cuaca panas.

3. Menggunakan respon dalam satu atau beberapa model adaptif yang berhubungan stimulus yang sama. Contoh, nyeri dada pada seorang petani yang bekerja di luar pada cuaca yang panas. Diagnosa dapat ditulis juga dengan kegagalan peran karena keterbatasan kemampuan fisik untuk bekerja pada cuaca panas.

D. Menetapkan Tujuan

Menetapkan tujuan adalah penetapan pernyataan jelas dari hasil perilaku asuhan keperawatan untuk klien. Tujuan umum didefinisikan sebagai mempertahankan dan memperkuat perilaku adaptif dan merubah perilaku tidak efektif menjadi adaptif. Tujuan jangka pendek mengidentifikasi hasil perilaku yang meningkatkan adaptasi. Pernyataan tujuan harus menunjukkan perilaku, perubahan yang diharapkan dan kerangka waktu.

E. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah perencanaan tindakan yang ditujukan untuk melakukan perubahan / pengaturan stimulus fokal dan konstektual. Rencana tindakan difokuskan pada peningkatan kesanggupan klien untuk melakukan koping sehingga seluruh stimuli yang mempengaruhi perilaku mampu diadaptasi dengan baik. Perawat dapat pula merencanakan aktivitas spesifik untuk mengubah stimulus terpilih secara tepat.

F. Evaluasi.

Evaluasi mencakup penilaian efektifitas intervensi keperawatan dalam hubungan dengan perilaku klien. Perawat perlu mengkaji perilaku klien setelah rencana diimplementasikan dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi menunjukkan efektivitas mekanisme koping klien terhadap stimuli yang diterimanya, dan perawat perlu menggunakan keterampilan observasi, pengukuran dan wawancara untuk melakukan kegiatan tersebut.


(4)

3.2.Peran Perawat yang Diharapkan Berdasarkan Teori Roy

Perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit. Perawat dapat mengambil tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.

Pada situasi sehat, perawat berperan untuk membantu pasien agar tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.

Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan bukanlah keadaan yang mudah untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara optimal.


(5)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory,

grand theory, middle range theory, dan practice theory.

2. Grand theory dapat berperan sebagai dasar bagi middle range theory.

3. Model konseptual Roy termasuk salah satu grand theory yang berfokus pada model

konseptual adaptasi. Konsep kunci pada model konseptual Roy adalah manusia,

tujuan, kesehatan, lingkungan, dan aktivitas keperawatan

B. Saran

1. Perawat harus mampu meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit.

2. Perawat harus mampu bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Fawcett, J. 2005. Middle-range nursing theories are necessary for the advancement of the discipline. Retrieved from web September 20, 2008. http://www.redalyc.uaemex.mx

Tomey, A.M & Alligood, M.R. (2006). Nursing Theorists and Their Work. Six Edition. St.Louis, Mosby.

Sell dan Kalofissudis. 2001. The evolving essence of the science of nursing: A complexity integration nursing theory. Retrieved from web September 4, 2008.

http://www.nursing.gr/Complexitytheory.pdf

...(2006). The Roys’s Adaptation Model. Diakses dari http://www2.bc.edu/ pada tanggal 18/02/2009.

...(2008). Roy’s Adaptation Model. Diakses dari : http://currentnursing.com/nursing

theory/Roy adaptation model.htm pada tgl 18/02/2009.

...(2008). Application of Roy’s Adaptation Model. Diakses dari:

http://currentnursing.com/nursing_theory/application_Roy%27s_adaptation_model.htm.

pada tanggal 18/02/2009.