Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI
DENGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH LAHAN IRIGASI
(Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh :

CITRANTY AKRIANA
060309023/PKP

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI
DENGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH LAHAN IRIGASI

(Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI
Oleh :

CITRANTY AKRIANA
060309023/PKP
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota

(Ir. Lily Fauzia, MSi)
Nip : 196308221988032003


(Ir. M.Jufri, MSi)
Nip : 19601110198803103

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

RINGKASAN
CITRANTY AKRIANA: Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi
Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi di desa Sidodadi Ramunia,
Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang dibimbing oleh Ibu Ir. Hj.
Lily Fauzia, M.Si dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si.
Latar belakang penelitian ini adalah produktivitas padi sawah lahan irigasi relatif
rendah, dan adopsi suatu teknologi berpeluang untuk meningkatkan produktivitas padi
sawah lahan irigasi di daerah penelitian maka untuk dapat meningkatkan produktivitas
padi sawah lahan irigasi peneliti melakukan penelitian : teknologi apa saja yang

berhubungan erat dengan produktivitas padi sawah lahan irigasi. Teknologi Penelitian
ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengetahui teknologi apa saja yang diterapkan oleh para
petani di daerah penelitian,
2) Untuk menganalisis hubungan antara tingkat
adopsi teknologi dengan produktivitas padi sawah lahan irigasi di daerah penelitian.
Hasil dari peneltian ini adalah : 1) Teknologi yang digunakan adalah teknologi
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang ditujukan pada kegiatan pengolahan lahan,
pembibitan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian gulma, pengendalian
hama dan penyakit, pengairan, panen dan pascapanen, 2) Hasil analisis korelasi :
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat adopsi teknologi dengan produktivitas
padi sawah lahan irigasi dikarenakan th > tα Ho ditolak.
Kata kunci : Tingkat adopsi teknologi, produktivitas

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

CITRANTY AKRIANA, lahir di Tanjung Gading 26 September 1988, anak
kedua dari 3 bersaudara dari Ayahanda H.Bacharudin Djumaya dan Ibunda Hj.
Malayanti Mardzuki.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1994 masuk Sekolah Dasar dan lulus tahun 2000 dari SDN.1 016396
Tanjung Gading.
2. Tahun 2000 masuk Sekolah Menengah Pertama dan lulus tahun 2003 dari
SLTP Swasta F.TANDEAN Tebing Tinggi.
3. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Atas dan lulus tahun 2006 dari
SMAN.1 Tebing Tinggi.

Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama kuliah :
1. Seksi Kesekretariatan IMASEP di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara, Medan.
2. Melaksanakan penelitian Skripsi di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan
Beringin, Kabupaten Deli Serdang pada bulan Oktober 2010.
3. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Lae Hole II
Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi dari tanggal 30 juni sampai 28 juli
2010.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah : “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT
ADOPSI TEKNOLOGI DENGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH
LAHAN IRIGASI”. (Studi Kasus di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan
Beringin Kabupaten Deli Serdang). Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Pada kesempatan ini pertama-tama penulis mengucapkan terimakasih
kepada kedua orangtua penulis yaitu Ayahanda H.Bacharudin Djumaya dan
Ibunda

Hj. Malayanti Mardzuki yang telah memberikan dukungan moril

dan materil kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ir. Hj. Lily Fauzia, M.Si, selaku Ketua Komisi Pembimbing.
2. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing.
3. Seluruh Dosen, Staff dan Pegawai di Departemen Agribisnis Fakultas

Pertanian USU.
4. Camat Kecamatan Beringin beserta seluruh pegawai.
5. Kepala Desa Sidodadi Ramunia beserta seluruh pegawai kantor desa.
6. Penyuluh Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli
Serdang.

Universitas Sumatera Utara

7. Seluruh responden dan instansi yang terkait dengan penelitian ini yang telah
memberikan data-data pendukung kepada penulis selama penelitian.
8. Sahabat-sahabat penulis yang telah banyak mendukung selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu
diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2010

Penulis


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Hal

RINGKASAN ..............................................................................................

i

RIWAYAT HIDUP .....................................................................................

ii

KATA PENGANTAR .................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...............................................................................................


v

DAFTAR TABEL .......................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

x

BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................
Identifikasi Masalah ....................................................................
Tujuan Penelitian .........................................................................
Kegunaan Penelitian ....................................................................


1
5
5
6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka………………………………………………….
Landasan Teori ............................................................................
Kerangka Pemikiran ....................................................................
Hipotesis Penelitian .....................................................................

7
11
18
18

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian ...........................................
Metode Pengambilan Sampel .......................................................
Metode Pengumpulan Data ..........................................................

Metode Analisis Data ..................................................................
Definisi dan Batasan Operasional ................................................

19
19
20
20
22

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
PETANI SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian .........................................................
Keadaan Umum ...........................................................................
Keadaan Penduduk .............................................................
Keadaan Potensi Areal Pertanian ........................................
Sarana dan Prasarana ...................................................................
Karakteristik Petani Sampel .........................................................

24
25

25
26
26
26

Universitas Sumatera Utara

Umur .........................................................................
Tingkat Pendidikan ....................................................
Pengalaman Bertani....................................................
Luas Lahan.................................................................
Jumlah Produksi .........................................................

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknologi yang digunakan di Desa Sidodadi Ramunia .................
Pengolahan Lahan ...........................................................
Pembibitan ......................................................................
Penanaman ......................................................................
Pemupukan .....................................................................
Pemeliharaan...................................................................
Pengendalian Gulma .......................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit ....................................
Pengairan ........................................................................
Panen ..............................................................................
Pasca Panen .....................................................................
Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi PTT ........................
Hubungan Tingkat Adopsi Teknologi dengan Produktivitas
Padi Sawah Lahan Irigasi ............................................................

27
27
28
28
29

32
33
34
36
37
40
42
43
45
46
48
51
53

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan.................................................................................
Saran ..........................................................................................

55
55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

57

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No.
1.

Hal
Luas Panen, Produksi, dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut
Kabupaten/ Kota Tahun 2009 ...............................................................

4

2.

Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford...........................................

15

3.

Luas Tanam, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Menurut
Kecamatan Tahun 2009 .........................................................................

19

4.

Strata Penentuan Petani Sampel Desa Sidodadi Ramunia Tahun 2010 ...

20

5.

Pembagian Luas Wilayah Desa Sidodadi Ramunia Tahun 2009.............

24

6.

Batas-batas Desa Sidodadi Ramunia Tahun 2009 ..................................

25

7.

Rincian Mata Pencaharian Penduduk Desa Sidodadi Ramunia
Tahun 2009 ...........................................................................................

25

Keadaan Potensi Areal Pertanian Desa Sidodadi Ramunia
Tahun 2009 ...........................................................................................

26

Jumlah Sarana dan Prasarana Petani Padi di Desa Sidodadi Ramunia
Tahun 2009 ...........................................................................................

26

10. Distribusi Petani Padi di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin
Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2009 ............................................

27

11. Distribusi Petani Padi di Desa Sidodadi Ramunia,
Kecamatan Beringin Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2009 .......

27

12. Distribusi Petani Padi di Desa Sidodadi Ramunia
Kecamatan Beringin Berdasarkan Pengalaman Bertani Tahun 2009 ......

28

13. Distribusi Petani Padi di Desa Sidodadi Ramunia
Kecamatan Beringin Berdasarkan Luas Lahan Tahun 2009 ...................

28

14. Distribusi Petani Padi di Desa Sidodadi Ramunia
Kecamatan Beringin Berdasarkan Jumlah Produksi Tahun 2009............

29

15. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Pengolahan Lahan
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................

33

8.

9.

Universitas Sumatera Utara

16. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Pembibitan
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................

35

17. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Penanaman
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................

36

18. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Pemupukan
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................

39

19. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Pemeliharaan
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................

41

20. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Pengendalian Gulma
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................

42

21. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................
44
22. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Pengairan
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................

46

23. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Panen
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................

47

24. Penerapan Teknologi PTT Pada Kegiatan Pasca Panen
Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi
Ramunia Tahun 2010 ............................................................................

49

25. Penerapan Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Terhadap
Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi Berdasarkan Jumlah Petani
yang Menerapkan Sesuai Anjuran .........................................................

50

26.

Kriteria Penilaian Tingkat Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan Irigasi Berdasarkan
Skor dan Jumlah Sampel yang Mengadopsi ..........................................
51

27.

Skor Tingkat Adopsi Teknologi PTT Terhadap Budidaya Padi Sawah Lahan
Irigasi ...................................................................................................
52

Universitas Sumatera Utara

28.

Korelasi Rank Spearman Tingkat Adopsi Teknologi Terhadap Produktivitas
Padi Sawah Lahan Irigasi .....................................................................
53

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No.

Hal

1.

Karakteristik Petani Sampel di Desa Pasar Miring Tahun 2010.............

59

2.

Luas Lahan, Produksi dan Produktivitas Petani Sampel di Desa
Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2010 ..........................................................................................

60

Skor Tingkat Adopsi Teknologi PTT Terhadap Budidaya Padi Sawah
Lahan Irigasi di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin,
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010 ...................................................

61

Hubungan Tingkat Adopsi Teknologi Terhadap Produktivitas Padi
Sawah Lahan Irigasi di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin,
Kabupaten Deli Serdang .......................................................................

62

Korelasi Rank Spearman Tingkat Adopsi Teknologi dengan
Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi…………………………………

63

Adopsi Teknologi Berdasarkan Teknologi Anjuran PTT………………...

65

3.

4.

5.

6.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No.
1.

Hal
Skema Kerangka Pemikiran..................................................................

19

Universitas Sumatera Utara

RINGKASAN
CITRANTY AKRIANA: Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi
Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi di desa Sidodadi Ramunia,
Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang dibimbing oleh Ibu Ir. Hj.
Lily Fauzia, M.Si dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si.
Latar belakang penelitian ini adalah produktivitas padi sawah lahan irigasi relatif
rendah, dan adopsi suatu teknologi berpeluang untuk meningkatkan produktivitas padi
sawah lahan irigasi di daerah penelitian maka untuk dapat meningkatkan produktivitas
padi sawah lahan irigasi peneliti melakukan penelitian : teknologi apa saja yang
berhubungan erat dengan produktivitas padi sawah lahan irigasi. Teknologi Penelitian
ini bertujuan untuk : 1) Untuk mengetahui teknologi apa saja yang diterapkan oleh para
petani di daerah penelitian,
2) Untuk menganalisis hubungan antara tingkat
adopsi teknologi dengan produktivitas padi sawah lahan irigasi di daerah penelitian.
Hasil dari peneltian ini adalah : 1) Teknologi yang digunakan adalah teknologi
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang ditujukan pada kegiatan pengolahan lahan,
pembibitan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian gulma, pengendalian
hama dan penyakit, pengairan, panen dan pascapanen, 2) Hasil analisis korelasi :
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat adopsi teknologi dengan produktivitas
padi sawah lahan irigasi dikarenakan th > tα Ho ditolak.
Kata kunci : Tingkat adopsi teknologi, produktivitas

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa.
Banyak contoh negara dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi
mengalami kehancuran karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi
penduduknya. Sejarah juga menunjukkan bahwa strategi pangan banyak
digunakan untuk menguasai pertahanan musuh. Dengan adanya ketergantungan
pangan, suatu bangsa akan sulit lepas dari cengkraman penjajah/musuh. Dengan
demikian upaya untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan
pangan nasional bukan hanya dipandang dari sisi untung rugi ekonomi saja
tetapi harus disadari sebagai bagian yang sangat mendasar bagi ketahanan
nasional yang harus dilindungi (Baharsjah, 2005).

Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang
peranan penting, karena selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh
penduduk, juga merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara dari
sektor non migas. Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya
jumlah penduduk yang masih bergantung pada sektor ini memberi arti bahwa
sektor ini masih perlu terus ditumbuhkembangkan (Novizar, 2000).

Pembangunan pertanian merupakan proses yang dinamis membawa
dampak perubahan struktural sosial dan ekonomi, pembangunan pertanian
dihadapkan pada kondisi lingkungan strategis, terus berkembang yang diarahkan
pada komoditas unggulan yang mampu bersaing hingga ke pasar internasional,

Universitas Sumatera Utara

hal ini dihubungkan dengan kemajuan iptek disektor pertanian untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan pasar (Salim, 1984).
Bergesernya pola konsumsi masyarakat yang beralih dari jagung ke beras
menyebabkan posisi beras menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat.
Terkait dengan itu maka pengembangan sistem usahatani padi sawah dapat
digalakan secara intensif. Namun kenyataannya teknologi padi sawah yang
dikembangkan masyarakat selama ini masih sangat sederhana. Potensi wilayah
yang mendukung pengembangan sistem usahatani padi sawah sering terabaikan.
Adanya komplikasi faktor teknis dapat menimbulkan rendahnya produktivitas
padi sawah dan pendapatan masyarakat. Pada sisi lain penelitian telah
menghasilkan berbagai jenis teknologi yang mampu mendorong peningkatan
produktivitas padi sawah. Dengan demikian terdapat adanya kesenjangan antara
produktivitas yang dihasilkan petani dengan produktivitas yang dihasilkan
lembaga penelitian (Kartasapoetra, 1994).

Kesenjangan produktivitas ini merupakan suatu tantangan sekaligus
merupakan peluang yang perlu digapai agar produktivitas padi sawah di daerah
penelitian paling tidak mendekati rata-rata produktivitas padi hasil penelitian.
Untuk mengantisipasi terhindarnya kesenjangan produktivitas yang terus
berlangsung maka perlu dilakukan desain suatu teknologi padi sawah secara
partisipatif, yang akan diterapkan pada sistem usaha tani yang sesuai dengan
agroklimat,

potensi

serta

kemampuan

masyarakat

dalam

mengatasi

permasalahan-permasalahan yang dihadapi masyarakat. Desain teknologi
tersebut diharapkan berpeluang meningkatkan produktivitas dari komoditas yang
akan dikembangkan tersebut Terminologi ini memberikan suatu nuansa baru

Universitas Sumatera Utara

bagi petani atau masyarakat secara keseluruhan bahwa begitu mahalnya nilai
partisipasi masyarakat dalam melakukan atau mendesain jenis teknologi yang
kompatibel dengan kondisi wilayah dan kondisi masyarakat (Kartasapoetra,
1994).

Dari segi ekonomi, air (irigasi) merupakan salah satu faktor produksi
penting dalam usahatani padi sawah, disamping lahan, modal (benih, pupuk, dan
pestisida), tenaga kerja, dan manajemen. Secara agronomis, benih padi varietas
unggul sangat responsif terhadap pemupukan, dengan syarat apabila tersedia air
yang cukup. Hal ini berarti, tersedianya air yang cukup akan mampu
meningkatkan produktivitas padi sawah. Peningkatan produktivitas terjadi
apabila setiap satu satuan input variabel akan menghasilkan output yang lebih
tinggi (Syahyuti, 2006).

Rendahnya penerapan teknologi budidaya tampak dari besarnya
kesenjangan potensi produksi dari hasil penelitian dengan hasil di lapangan yang
diperoleh oleh petani. Hal ini disebabkan karena pemahaman dan penguasaan
penerapan paket teknologi baru yang kurang dapat dipahami oleh petani secara
utuh sehingga penerapan teknologinya sepotong-sepotong. Seperti penggunaan
pupuk yang tidak tepat, bibit unggul dan cara pemeliharaan yang belum optimal
diterapkan petani belum optimal karena lemahnya sosialisasi teknologi, sistem
pembinaan serta lemahnya modal usaha petani itu sendiri (Yusdja, dkk. 2004).

Berbagai upaya terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nasional
akan beras, diantaranya tetap berupaya melakukan diversifikasi, mencegah laju
konversi,

pencetakan

sawah

baru,

penemuan

teknologi

baru,

dan

Universitas Sumatera Utara

mengoptimalkan adopsi teknologi yang telah dikembangkan. Upaya terakhir ini
merupakan upaya yang berkaitan dengan produktivitas tanaman padi (Prabowo,
2008).

Peningkatan produktivitas padi terkait erat dengan penggunaan benih
yang berasal dari varietas unggul. Keberhasilan penggunaan varietas unggul
harus didukung dengan kecukupan air irigasi dan penggunaan pupuk. Karena
interaksi ketiganya memberikan pengaruh terhadap laju perkembangan produksi
padi. Pengolahan lahan sebagai media tumbuh serta pengendalian hama dan
penyakit juga menentukan pencapaian potensi produksi yang dihasilkan
(Novizar, 2000).

Pengembangan padi sawah semakin meningkat terkait dengan kebutuhan
konsumsi beras dan meningkatnya jumlah penduduk. Oleh karena itu titik berat
perbaikan sumberdaya lahan sawah banyak diperuntukkan untuk pemacuan
peningkatan produktivitas (Deptan, 2008).

Salah satu daerah yang potensial di bidang pertanian dan berperan
sebagai daerah penghasil bahan pangan khususnya beras di Sumatera Utara
adalah Kabupaten Deli Serdang, seperti akan dijelaskan pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Menurut
Kabupaten/ Kota Tahun 2009
No
.

Kabupaten/ Kota

Luas Panen
(Ha)

Produksi
(Ton)

Rata-Rata Produktivitas
(Ton/Ha)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu
Asahan

14.271
42.801
68.981
28.192
23.175
22.633
57.769
17.098

54.810
194.387
323.218
117.618
101.085
100.830
259.953
77.556

38,41
45,42
46,86
41,72
43,62
44,55
45,00
45,36

Universitas Sumatera Utara

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Nias Selatan
Humbang Hasundutan
Pak-pak Bharat
Samosir
Serdang Bedagai
Batu Bara
Tanjung Balai
Pematang Siantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai
Padang Sidempuan

Jumlah/total
Sumber : BPS Sumut, 2010

81.144
15.133
13.067
73.820
69.464
8.822
13.408
1.690
7.155
72.766
33.193
622
3.715
1.319
5.343
4.111
7.090

395.424
65.968
56.857
347.766
343.309
34.124
58.314
7.277
31.424
348.806
150.571
2.644
17.5191
5.942
24.036
18.346
32.334

48,73
43,65
43,51
47,11
45,72
38,68
43,49
43,06
44,17
47,94
45,36
42,51
46,19
45,05
44,99
44,63
45,60

686,722

3.169.758

45,78

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa Kabupaten Deli Serdang memiliki
luas panen padi sawah sebesar 73.820 Ha, produksi sebesar 347.766 ton, serta
rata-rata produktivitas sebesar 47,11 Kw/Ha. Hal ini membuktikan bahwa
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu sentra produksi padi yang cukup
besar. Di Kabupaten Deli Serdang ini, lahan sawah yang banyak digunakan
adalah lahan sawah irigasi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui
hubungan antara tingkat adopsi teknologi dengan produktivitas padi sawah lahan
irigasi di Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Beringin.

Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang antara
lain:
1. Bagaimana teknologi yang diterapkan oleh para petani di daerah penelitian?
2. Bagaimana hubungan antara tingkat adopsi teknologi dengan produktivitas
padi sawah lahan irigasi di daerah penelitian?

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk menganalisis teknologi yang diterapkan oleh para petani di daerah
penelitian.
2. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat adopsi teknologi dengan
produktivitas padi sawah lahan irigasi di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk :
1. Mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara Medan.
2. Diharapkan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan
kebijakan dalam peningkatan produktivitas pada tanaman padi sawah.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka
Padi merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan
penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab di dalamnya terkandung bahanbahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu, padi (beras) disebut
juga makanan energi (AAK, 1989).

Dalam bahasa latin, padi disebut dengan "Oryza sativa L", masuk dalam
famili Poaccae (Gramincae), Tanaman semak semusim ini merupakan tanaman
yang berbatang basah, dengan tinggi antara 50 cm-1,5 m. Batangnya tegak,
lunak, beruas, berongga, kasar dan berwarna hijau. Padi mempunyai daun
tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm. Ujungnya runcing, tepinya
rata, berpelepah, pertulangan sejajar, dan berwarna hijau. Bunganya majemuk
berbentuk malai. Buahnya seperti buah batu (keras) dan terjurai pada tangkai.
Setelah tua, warna hijau akan menjadi kuning. Bijinya keras, berbentuk bulat
telur, ada yang berwarna putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas
dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut
beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan
bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia (Deptan, 2008).
Padi tumbuh di berbagai lingkungan produksi, diantaranya sawah irigasi,
lahan kering tadah hujan, pasang surut dan lebak atau rawa. Dari berbagai
tipologi ini, lahan sawah irigasi (teknis, setengah teknis, sederhana, desa)
mendominasi area produksi padi di Indonesia (Novizar, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Upaya Peningkatan Produksi Usahatani Padi Sawah
Sistem produksi padi saat ini juga sangat rentan terhadap penyimpangan
ilkim. Penanganan masalah secara parsial yang telah ditempuh selama ini
ternyata tidak mampu mengatasi masalah yang kompleks dan juga tidak efisien.

Suartha (2002), memprediksi bahwa negara kita akan mengalami krisis
pangan khususnya beras, apabila usaha-usaha kita dalam meningkatkan produksi
pangan masih tetap seperti waktu-waktu sebelumnya. Oleh karena itu guna
memenuhi kebutuhan beras yang terus meningkat perlu diupayakan untuk
mencari terobosan teknologi budidaya yang mampu memberikan nilai tambah
dan meningkatkan efisiensi usaha.
Upaya peningkatan produksi, dapat mengandalkan pada pertanaman
sawah irigasi. Namun, dengan berbagai kendala upaya yang telah dilakukan
belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produksi
beras nasional. Dalam jangka panjang, pengembangan lahan potensial dengan
mengembangkan berbagai teknologi (benih, sistem usaha, dan infrastruktur lain)
tetap dilakukan secara terencana, bertahap, dan konsisten (Kartasapoetra, 1994).
Sejalan dengan upaya jangka panjang, upaya jangka pendek dengan
mengoptimalkan lahan sawah konvensional perlu ditingkatkan. Upaya tersebut
hanya dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas dengan penggunaan
teknologi. Penggunaan teknologi yang intensif di masa lalu dilakukan dengan
dorongan kebijakan pemerintah yang berupa pembangunan dan rehabilitasi
sistem irigasi, pembangunan pabrik pupuk, pemberian subsidi pupuk dan

Universitas Sumatera Utara

pestisida, kebijakan harga dasar gabah, penyediaan kredit usahatani, dan
peningkatan lembaga penyuluhan (Notohadiprawiro, 2006).
Pada saat ini dengan keterbatasan yang ada, tidak semua kebijakan
sejenis di masa lalu dapat dilakukan. Oleh karena itu selain keterlibatan
pemerintah, diperlukan juga keterlibatan masyarakat. Karena keterbatasan dana,
pemerintah diharapkan melakukan upaya-upaya yang lebih fokus yang sulit jika
mengharapkan keterlibatan masyarakat, karena upaya tersebut membutuhkan
dana besar. Selain itu, pada dasarnya pembangunan pertanian adalah bagian
integral dari pembangunan nasional, oleh karena itu diperlukan juga koordinasi
pemerintah karena kebijakan yang dilakukan akan melibatkan banyak institusi
lintas departemen dan lintas daerah. Pada pihak lain, peran petani dan
kelembagaan petani yang telah ada, perlu lebih diberdayakan. Hal-hal yang
sudah dapat dilakukan petani terus dikembangkan, pemerintah hanya
mendukung dengan regulasi dan petunjuk operasional sesuai persyaratan teknis
yang diperlukan sesuai standar (Yusdja, dkk. 2004).
Adopsi dapat diartikan sebagai penerapan atau penggunaan suatu ide
atau alat teknologi yang baru yang disampaikan lewat pesan komunikasi. Adopsi
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap sesuatu
inovasi sejak mengenal, menaruh minat, memilih sampai menerapkan inovasi
tersebut

(Levis, 1996).

Besarnya

perhatian

dan

keyakinan

pemerintah Indonesia

akan

pentingnya sektor pertanian dapat dilihat dari kesungguhannya dalam
membangun pertanian di negara ini. Segala sarana dan prasarana pertanian
disediakan, demikian pula segala kemudahan bagi petani, termasuk berbagai

Universitas Sumatera Utara

bentuk subsidi. Guna mencapai peningkatan produksi, teknologi memang
diperlukan, dan para petani perlu mengadopsi teknologi itu. Petani harus
berubah dari penggunaan teknologi lama ke penggunaan teknologi baru yang
lebih maju (Slamet, 2003).
Proses penerimaan inovasi terdapat 5 (lima) tahapan yang dilalui
sebelum seseorang bersedia menerapkan suatu inovasi yang diperkenalkan
kepadanya, yaitu :
1. Sadar, adalah seseorang belajar tentang ide baru, produk, atau praktek baru. Dia
hanya mmpunyai pengetahuan umum mengenai ide baru tersebut, tidak
mengetahui kualitasnya dan pemanfaatannya secara khusus.
2. Tertarik, adalah seseorang tidak hanya mengetahui keberadaan ide baru itu, tetapi
ingin mendapatkan informasi lebih banyak dan lebih mendetail.
3. Penilaian, adalah seseorang menilai semua informasi yang diketahuinya dan
memutuskan apakah ide baru itu baik untuknya.
4. Mencoba, adalah seseorang sekali dia putuskan bahwa dia menyukai ide tersebut,
dia akan mengadakan percobaan. Hal ini mungkin terlaksana dalam kurun waktu
yang lama dan dalam skala yang terbatas.
5. Adopsi atau menerapkan, adalah tahap seseorang meyakini akan kebenaran atau
keunggulan ide baru tersebut sehingga menerapkannya dan mungkin juga
mendorong penerapan orang lain.

Suhardiyono (1992) menyatakan bahwa dalam menunjang pembangunan
pertanian tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi secara
efektif dan penyuluh bertindak sebagai jembatan sekaligus penghantar teknologi.
Teknologi yang dimaksudkan adalah teknologi pertanian yang berarti bagaimana cara

Universitas Sumatera Utara

penyebaran benih, pemeliharaan tanaman, memungut hasil serta termasuk pula benih
pupuk, obat-obatan, pemberantasan hama, alat-alat, sumber tenaga kerja dan
kombinasi jenis-jenis usaha oleh para petani dalam fungsinya selaku pengelola untuk
mengambil keputusan.

Landasan Teori
Marchlup dan Chamberlin mengemukakan bahwa produktivitas batas
dalam arti produk batas fisis; jadi artinya jumlah produksi in natura, yang
ditambahkan oleh kesatuan terakhir sebuah alat produksi kepada produksi total
seorang pengusaha; produktivitas batas dalam arti nilai daripada produk batas
fisis; jadi artinya produk batas fisik kali harga per satuan; produktivitas batas
dalam arti jumlah uang, yang ditambahkan oleh kesatuan terakhir sebuah alat
produksi, kepada hasil total berupa uang pengusaha yang bersangkutan (Ginting,
2002).

Menurut Soeharsono (1989), menyatakan bahwa usahatani yang bagus
sebagai usahatani yang produktif dan efisien sering dibicarakan sehari-hari.
Usahatani yang produktif berarti usahatani itu produktivitasnya tinggi.
Pengertian produktivitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara
konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur
banyaknya hasil produksi (output) yang dapat diperoleh dari satu kesatuan
(input). Sedangkan kapasitas dari sebidang tanah tertentu menggambarkan
kemampuan tanah itu untuk menyerap tenaga dan modal sehingga memberikan
hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya pada tingkatan teknologi tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu, secara teknis produktivitas merupakan perkalian antara efisiensi
(usaha) dan kapasitas (tanah).

Penelitian Mosher (1997), menyebutkan bahwa lahan pertanian sebagai
aset penting yang dimiliki petani sangat menentukan peluang berusaha bagi
dirinya. Aset ini berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang mereka
peroleh dari pengelolaan atas lahan tersebut. Lahan sempit tentu saja hasil yang
diperoleh juga tidak memadai, pendapatan yang mereka peroleh juga rendah.
Senada dengan Alimoeso (2008), yang menyatakan bahwa di samping perluasan
areal, upaya peningkatan produksi padi dapat dilakukan dengan menaikkan
produktivitas dan stabilitas hasil, serta menekan senjang hasil dan kehilangan
hasil pada saat panen dan pascapanen. Peningkatan produksi padi dapat
dilakukan dengan : 1) memperluas areal tanam, 2) meningkatkan produktivitas,
3) mengamankan produksi, dan 4) memperkuat kelembagaan. Perluasan areal
tanam diutamakan pada wilayah yang pernah menjadi sentra produksi padi dan
pemanfaatan lahan secara optimal melalui peningkatan indeks pertanaman.
Peningkatan produktivitas antara lain dilakukan dengan menggunakan benih
varietas unggul bermutu; pengamanan produksi dengan memberikan bantuan
sarana pascapanen; dan perbaikan sistem kelembagaan dengan memperbaiki
sistem lembaga permodalan dan menguatkan peran gabungan kelompok tani dan
kemitraan.

Soeharsono (1989), menyatakan bahwa kualitas dari seorang manusia
(pendidikan, ketrampilan dan keahlian) yang rendah mengakibatkan rendahnya
pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam proses produksi, sehingga bukan saja

Universitas Sumatera Utara

kemampuan produksi akan rendah, tetapi produktivitas dalam produksi pun akan
rendah. Rendahnya tingkat produksi mengakibatkan tingkat penghasilan yang
rendah pula. Sementara dengan rendahnya tingkat kualitas sumber daya
manusia, kemampuan dalam pengembangan teknologi akan semakin rendah
pula, sehingga membutuhkan dana investasi yang cukup besar untuk melakukan
penelitian dan perkembangan. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Supadi
(1995), bahwa perbedaann letak geografis dan letak administratif dapat
mendorong perkembangan yang berbeda pada suatu wilayah. Hal ini terlihat
dengan adanya perbedaan perkembangan kondisi wilayah maupun kondisi
masyarakatnya. Keberhasilan penyuluhan yang terjadi pada suatu desa akan
mendorong perubahan karakteristik masyarakatnya, dimana akan mempengaruhi
produktivitas kerja petani terkait dalam penerimaan materi penyuluhan sehingga
petani dapat menerapkan inovasi dari materi penyuluhan yang diterima.
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
Penyebab semakin berkurangnya produktivitas padi sawah antara lain
adalah ketidakterpaduan pengelolaan lahan dan kurangnya perhatian terhadap
upaya pelestarian lahan dan lingkungan. Di satu sisi, usaha pelestarian lahan
sawah secara intensif dan terus-menerus telah berlangsung selama bertahuntahun sehingga berdampak terhadap penurunan tingkat kesuburan dan sifat fisik
tanah. Di sisi lain, terabaikannya penggunaan bahan organik dan intensifnya
pemberian pupuk kimia untuk mengejar hasil tinggi telah menurunkan bahan
organik tanah. Akibat lebih lanjut dari kondisi ini adalah menurunnya
kemampuan tanah menyimpan dan melepaskan hara dan air bagi tanaman,

Universitas Sumatera Utara

sehingga mengurangi efisiensi penggunaan pupuk dan air irigasi (BPTP Deli
Serdang, 2004).

Untuk

mengatasi masalah

ini,

Badan Litbang

pertanian telah

menghasilkan suatu model melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) yang tujuan utamanya meningkatkan produktivitas baik lahan maupun
hasil, dan melestarikan sumberdaya lahan untuk keberlanjutan sistem produksi.

Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) bersifat spesifik lokasi
dengan memperhatikan asupan teknologi (mengintegrasikan teknologi asli
petani dengan teknologi maju) dan keseimbangan ekologis tanaman dengan
lingkungannya sehingga usahatani dapat berkelanjutan dan menguntungkan dari
segi ekonomi (BPTP Deli Serdang, 2004).

Pendekatan PTT merupakan alternatif pengelolaan padi secara intensif
dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan sawah
irigasi dan produktivitas padi (Zaini, et al., 2003).

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) diartikan sebagai penerapan
teknologi secara terpadu dan tepat pada seluruh rangkaian usahatani mulai dari
pengolahan lahan, pembibitan, sampai pada rangkaian pengolahan hasil yang
bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan daya
tahan

tanaman

memanfaatkan

dari

gangguan

sumberdaya

alam

organisme
dengan

pengganggu
menerapkan

tanaman

serta

teknologi

yang

disesuaikan dengan kondisi daerah, kebutuhan petani, dan ramah lingkungan
(BPTP Deli Serdang, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Desa Sidodadi Ramunia merupakan sentra produksi tanaman padi sawah,
dan merupakan lokasi penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Dalam
menjalankan usahataninya petani di desa tersebut dibina oleh penyuluh pertanian
lapangan.

Dalam penelitian ini, terdapat 2 variabel yang saling berhubungan, yaitu
tingkat adopsi teknologi dengan produktivitas padi sawah lahan irigasi. Oleh
karena itu, peneliti memutuskan untuk memakai metode analisis korelasi linier
sederhana.

Korelasi Linier Sederhana
Korelasi dapat didefinisikan sebagai tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Tingkat hubungan antara dua variabel ini disebut dengan
korelasi sederhana.
Dua variabel bisa memiliki korelasi positif, korelasi negatif, atau tidak
berkorelasi. Hal ini terjadi baik untuk korelasi linier maupun non linier.
Korelasi positif
Dua variabel dikatakan berkorelasi positif jika mereka cenderung
berubah bersama-sama pada arah yang sama, yaitu jika mereka naik atau turun
secara bersama. Jika semua titik tepat berada pada satu garis (kurva) maka
korelasi akan dikatakan positif sempurna.
Korelasi negatif

Universitas Sumatera Utara

Dua variabel dikatakan berkorelasi negatif jika mereka cenderung
berubah pada arah yang berlawanan. Jika semua titik tepat berada pada satu
garis (kurva) maka korelasi akan dikatakan negatif sempurna.
Tidak berkorelasi
Dua variabel tidak berkorelasi jika mereka berubah tidak berhubungan
satu sama lain, atau korelasi bernilai nol.

Untuk sebuah ketepatan pengukuran tingkat korelasi antara Y dan X kita
menggunakan parameter yang disebut dengan koefisien korelasi yang
dilambangkan dengan ρ dan diestimasi dari sampel yang dinotasikan dengan r.
Koefisien korelasi sampel didefinisikan dengan rumus :

Nilai dari hubungan statistika dua peubah berada pada selang tutup (-1,
1). Untuk membaca besarnya derajat keeratan dari hubungan statistika dua
peubah, terdapat dua hal yang harus diperhatikan, yakni :
1. Lihatlah tanda dari derajat keeratan tersebut, positif atau negatif. Hubungan
statistika kedua peubah akan negatif apabila salah satu variabel memiliki
hubungan yang bertolak belakang dengan peubah lainnya. Atau dengan kata
lain, apabila nilai satu peubah membesar maka nilai peubah lainnya
mengecil. Sedangkan hubungan statistika kedua peubah akan bernilai positif
jika hubungan kedua peubah searah atau dengan kata lain apabila suatu
peubah membesar nilainya maka peubah lainnya ikut membesar, dan

Universitas Sumatera Utara

sebaliknya jika satu peubah mengecil nilainya maka peubah lainnya ikut
mengecil.
2. Lihat besarnya nilai dari derajat keeratan, Untuk membaca nilai dari derajat
keeratan dapat digunakan klasifikasi hubungan statistika dua peubah
(asosiasi, korelasi, dan korelasi pangkat) menurut Guilford pada tabel 2
berikut ini :
Tabel 2. Nilai Hubungan Korelasi Menurut Guilford
Nilai Hubungan Statistika dua
Keterangan
peubah
< 0,2
Tidak terdapat hubungan antara kedua peubah
0,2 ≤ r < 0,4

Hubungan kedua peubah lemah

0,4 ≤ r < 0,7

Hubungan kedua peubah sedang

0,7 ≤ r < 0,9

Hubungan kedua peubah kuat

0,9 ≤ r < 1

Hubungan kedua peubah sangat kuat

Sumber : Diktat Ekonometrika, 2008

Sebagai catatan penting, nilai hubungan statistika dua peubah sama
dengan

1 memiliki makna bahwa terdapat hubungan yang sempurna antara

kedua peubah, dengan kata lain, nilai suatu peubah dapat dengan tepat/pasti
dijelaskan oleh peubah lainnya. Nilai r = -1 menunjukkan suatu hubungan linier
negatif yang sempurna, sedangkan nilai r = +1 menunjukkan suatu hubungan
linier positif yang sempurna. Semakin besar nilai mutlak dari r, semakin kuat
hubungan linier kedua variabel tersebut. Nilai koefisien korelasi (r) dua peubah
sama dengan nol menunjukkan tidak adanya hubungan diantara dua peubah
(Supriana. T, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Korelasi Rank Spearman
Korelasi ini mengasumsikan bahwa data terdiri dari pasangan-pasangan
hasil pengamatan numerik atau nonnumerik. Setiap data Xi maupun Yi
ditetapkan peringkatnya relative terhadap X dan Y yang lain dari terkecil sampai
terbesar. Peringkat terkecil diberi nilai 1. Jika diantara nilai-nilai X atau Y
terdapat angka sama, masing-masing nilai sama diberi peringkat rata-rata dari
posisi yang seharusnya. Dan terakhir, jika data terdiri atas hasil pengamatan
nonnumerik bukan angka, data tersebut harus dapat diperingkat seperti yang
telah dijelaskan di atas.
Rumus :

Dimana :
rs

= Koefisien Korelasi Spearman

di

= Menunjukkan Perbedaan Setiap Rank

n

= Menunjukkan Jumlah Pasangan Ranking

Dengan Kriteria Uji :
Ho

= Tidak ada hubungan antara kedua variabel

H1

= Ada hubungan antara kedua variabel

Kaidah Keputusan :
Jika th ≤ tα, berarti terima Ho (tidak ada hubungan)
Jika th > tα, berarti tolak Ho (ada hubungan)

Universitas Sumatera Utara

Kerangka Pemikiran

Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda, yaitu
tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun, dan hanya satu
kali berproduksi, setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi
dapat hidup dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengandung
uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun,
suhu sekitar 23 ºC, ketinggian antara 6-650 dpl.

Tingkat adopsi teknologi petani sangat membantu dan berhubungan
dengan cara berpikir petani dalam usahataninya. Dengan mengadopsi suatu
teknologi yang tepat untuk usahataninya, petani dapat memperoleh hasil yang
tinggi dari usaha pertaniannya. Dalam pertimbangan tersebut, para petani harus
yakin mampu mengelola usahataninya semaksimal mungkin.

Tingkat adopsi teknologi, dapat memberi pengaruh tinggi, sedang,
ataukah rendah pada tingkat produktivitas. Jika petani mau mengadopsi apa
yang disarankan penyuluh, artinya petani tersebut mau menerapkannya dalam
usahataninya.

Teknologi yang diadopsi oleh para petani tentunya akan mampu
meningkatkan produktivitas padi. Teknologi yang digunakan oleh petani untuk
meningkatkan produktivitas padinya adalah Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) yang terdiri dari beberapa kegiatan seperti : pengolahan lahan,

Universitas Sumatera Utara

pembibitan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengendalian gulma,
pengendalian hama dan penyakit, pengairan, panen, dan pascapanen.

Adapun skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 berikut :

3.
Usahatani Padi Sawah

Petani

Tingkat Adopsi Teknologi
(PTT)

Tinggi

Sedang

Rendah

Produktivitas
Keterangan :
: Menyatakan Hubungan
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
Beberapa tingkat adopsi teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
(pengolahan lahan,

pembibitan,

penanaman,

pemupukan,

pemeliharaan,

pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca panen)
berhubungan nyata terhadap produktivitas padi sawah lahan irigasi di daerah
penelitian.

Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin,
Kabupaten Deli Serdang. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara
purposive (sengaja) dengan pertimbangan waktu dan kemampuan serta
jangkauan peneliti seperti pernyataan dari Notohadiprawiro (2006), terhadap
desa tersebut karena desa tersebut merupakan sentra produksi padi sawah
terbesar dibandingkan dengan desa lainnya seperti dijelaskan pada tabel 3
berikut :
Tabel 3. Luas Tanam, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Menurut
Kecamatan Tahun 2009
No.
Desa
Luas Tanam
Produksi
Produktivitas
(Ha)
(Ton)
(kw/Ha)
1.
Karang Anyar
356
712
78
2.

Sidodadi Ramunia

506

1012

76

3.

Beringin

298

596

73

4.

Tumpatan

164

328

68

5.

Pasar V Kebun Kelapa

73

146

69

6.

Atas Kabu

123

246

67

7.

Sidourip

223

446

67

8.

Serdang

287

574

70

Jumlah

2030

4060

568

Sumber : BPP Tanjung Garbus, 2010

Universitas Sumatera Utara

Metode Pengambilan Sampel
Populasi penelitian sampel adalah petani yang melakukan usahatani padi
di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.
Metode penentuan sampel dilakukan dengan teknik Proportional Stratified
Random Sampling yaitu pemilihan sampel secara acak berstrata dari keseluruhan
populasi yang ada dimana setiap strata diwakili oleh sampel yang jumlahnya
ditetapkan secara proporsional. Strata dalam hal ini terdiri atas luas lahan.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 petani sampel di Desa Sidodadi
Ramunia. Gay menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima
berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan yaitu minimal 30 sampel.
Penentuan petani sampel diambil dengan distribusi sebagai berikut :
Tabel 4. Strata Penentuan Petani Sampel Desa Sidodadi Ramunia Tahun 2010
Kelas Interval
Populasi
Sampel
No
Berdasarkan Luas Lahan (Ha)
1
≤ 1 Ha
295
295/478 x 30 = 19
3
> 1 Ha
178
178/478 x 30 = 11
Jumlah
478
30
Sumber : Analisis Data Primer

Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.

Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada petani

dengan bantuan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya, sedangkan data
sekunder diperoleh dari Biro Pusat Statistik, Dinas Pertanian, Kantor Camat
Kecamatan Beringin, instansi terkait lainnya, buku serta literatur yang
mendukung penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

Metode Analisis Data
Untuk menguji identifikasi masalah 1 digunakan analisis deskriptif
dengan menjelaskan teknologi apa saja yang diterapkan oleh para petani di
daerah penelitian.
Untuk menguji identifikasi masalah 2 diuji dengan metode scoring
dengan menghitung tingkat adopsi petani padi sawah terhadap paket teknologi
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dalam upaya meningkatkan produktivitas
padi sawah lahan irigasi, dengan skor penerapan :
- Menggunakan semua teknologi anjuran skor 3
- Menggunakan 1-2 teknologi anjuran skor 2
- Tidak menggunakan teknologi anjuran skor 1

Berdasarkan penentuan skala rating, tingkat adopsi dapat diukur dengan
parameter :
- ≤ 16 = tingkat adopsi rendah
- 17 sampai dengan 23 = tingkat adopsi sedang
- 24 sampai dengan 30 = tingkat adopsi tinggi
(Mardikanto, 1994).

Dengan menggunakan rumus Rank Spearman terhadap masing-masing
tingkat adopsi teknologi yang berhubungan dengan produktivitas padi sawah
lahan irigasi di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Rumus :

Keterangan :
Σ XiYi
Σ Xi

=Penjumlahan antara variabel X dan Y
=Penjumlahan Variabel X (pengolahan lahan, pembibitan, penanaman,
pemeliharaan, panen, pascapanen)

Σ Yi

=Penjumlahan variabel Y (produktivitas padi)

Σ Xi ²

=Penjumlahan variabel X²

Σ Yi ²

=Penjumlahan variabel Y²

Dimana :

th

Kaidah Keputusan :
Jika th ≤ tα, berarti terima Ho (tidak ada hubungan antara ke 2 variabel)
Jika th > tα, berarti tolak Ho (ada hubungan antara ke 2 variabel)
Analisis Korelasi Rank Spearman ini akan diselesaikan dengan
menggunakan software SPSS.

Universitas Sumatera Utara

Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan penelitian maka dibuat
defenisi dan batasan operasional antara lain:
Defenisi
1. Usahatani padi sawah merupakan usahatani dalam melaksanakan dan
mengelola tanaman padi pada sebidang tanah atau lahan.
2. Adopsi dapat diartikan sebagai penerapan atau penggunaan suatu ide atau
alat teknologi yang baru yang disampaikan lewat pesan komunikasi.
3. Inovasi adalah gagasan, tindakan, atau teknologi termasuk barang yang
dinggap baru oleh seseorang.
4. Usahatani adalah kegiatan atau upaya petani untuk menggunakan atau
memanfaatkan faktor faktor produksi alam, tanah, tenaga kerja, modal, da

Dokumen yang terkait

Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang

19 143 103

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Antara Petani Pengguna Pompa Air Dan Petani Pengguna Irigasi Pada Lahan Irigas) Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

2 36 140

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 55 82

KETERSEDIAAN IRIGASI PADI SAWAH DIDESA SIDOURIP KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 18

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 8

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 1

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 7

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

0 0 12

Analisis Tingkat Ketimpangan Pendapatan dan Kemiskinan Petani Padi Sawah di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Deli Serdang

0 0 33

ANALISIS TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DAN KEMISKINAN PETANI PADI SAWAH (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI

1 9 12