33
Tabel 3.1 Data sampel kelompok usahatani tembakau VO Samporis Kabupaten Jember.
No Nama Kelompok Tani
Kecamatan Populasi
Sampel 1
Makmur Jaya 2 Jelbuk
80 17
2 Sritanjung
Sukorambi 35
8 3
Sidobangun 1 Tempurejo
50 11
Total 165
35 Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014, Lampiran 1
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin dari 165 petani diperoleh sampel sebanyak 35 petani. Semua populasi memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan sistem lotre.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian berdasarkan pada jenis data yang diperlukan yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang didapat oleh seorang peneliti untuk kepentingan serta tujuan penelitiannya. Jadi, disebut juga data yang didapat dari sumber
pertama, misalnya dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara menggunakan kuisioner, observasi dan foto hasil pengamatan dokumenter.
2. Data sekunder, adalah data yang telah dikumpulkan sebelumnya yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan maupun laporan lembaga atau instansi
yang terkait seperti Dinas Pertanian dan Kelompok tani.
3.5 Metode Analisis Data
Untuk menganalisis hipotesis yang pertama mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan petani usahatani tembakau VO Samporis
menggunakan uji korelasi Rank Spearman yaitu sebagai berikut Sugiono 2006:
34
Keterangan : bi
: Beda di antara pasangan jenjang N
: Jumlah pasangan jenjang Rs
: Koefisien korelasi rank spearman Menurut Santoso 2000, uji dilakukan dua sisi karena akan dicari atau
tidak ada hubungankorelasi, dan bukan lebih besar atau lebih kecil. Kriteria pengambilan keputusan :
1. Jika Probabilitas 0,05 maka H0 diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel pendapatan, luas lahan, modal, pengalaman, pendidikan
dan sumber informasi dengan variabel keputusan petani usahatani tem- bakau VO Samporis.
2. Jika Probabilitas 0,05 maka H0 ditolak, berarti ada hubungan antara variabel pendapatan, luas lahan, modal, pengalaman, pendidikan dan
sumber informasi dengan variabel keputusan petani usahatani tembakau VO Samporis.
Kriteria tingkat hubungan koefisien korelasi antar variabel berkisar antara ± 0,00 sampai ± 1.00 tanda + adalah positif dan tanda
– adalah negatif. Adapun kriteria penafsirannya adalah:
0,00 sampai 0,20, artinya : hampir tidak ada korelasi 0,21 sampai 0,40, artinya : korelasi rendah
0,41 sampai 0,60, artinya : korelasi sedang 0,61 sampai 0,80, artinya : korelasi tinggi
0,81 sampai 1,00, artinya : korelasi sempurna
Untuk menguji hipotesis kedua mengenai pendapatan usahatani tembakau VO Samporis di Desa Kamal Kecamatan Arjasa adalah dengan menggunakan
analisis pendapatan, dengan rumus sebagai berikut Soekartawi, 1995: Pd = TR
– TC Keterangan:
Pd = pendapatan usahatani Rp
35
TR = total penerimaan Rp, dimana TR = P x Q TC = total biaya Rp, dimana TC = FC + VC
Kriteria pengambilan keputusan:
a. TR TC, berarti usahatani tembakau VO Samporis menguntungkan b. TR TC, berarti usahatani tembakau VO Samporis mengalami kerugian
c. TR = TC, berarti usahatani tembakau VO Samporis mengalami impas break event point
C R
a ratio
C R
a = RC
R = Py.Y
C = FC + VC
a = {Py.YFC + VC}
Keterangan: R
= penerimaan C
= biaya Py
= harga output Y
= output FC
= biaya tetap VC = biaya variable
Kriteria Pengambilan Keputusan: RC ratio 1, maka penggunaan biaya produksi pada usahatani Tembakau
adalah tidak efisien. RC ratio 1, maka penggunaan biaya produksi pada usahatani Tembakau
adalah efisien. Pengujian hipotesis ketiga mengenai kontribusi usahatani tembakau VO
Samporis terhadap pendapatan petani tembakau rajang dapat diketahui dengan menggunakan analisis proporsi Milles dan Huberman, dalam Wulan 2013 se-
bagai berikut: Z =
B A
x 100
36
Keterangan : Z = Persentase kontribusi pendapatan terhadap total pendapatan petani temba-
kau rajang. A = Rata-rata pendapatan usahatani tembakau rajang selama satu tahun.
B = Rata-rata pendapatan petani dari usahatani tebakau VO Samporis, dan non usahatani selama satu tahun
Kriteria Pengambilan Keputusan menurut Milles dan Huberman dalam Wulan 2013:39
a. Jika Z 35 , maka kontribusi yang diberikan terhadap total pendapatan petani tembakau VO Samporis rendah.
b. Jika 35 ≤ Z ≤ 70 maka kontribusi yang diberikan terhadap total
pendapatan petani tembakau VO Samporis sedang. c. Jika Z 70 , maka kontribusi yang diberikan terhadap total pendapatan
petani tembakau VO Samporis tinggi .
3.6 Definisi Operasional Variabel