Dampak kebijakan ekonomi terhadap kinerja ekonomi tanaman pangan Indonesia : suatu pendekatan multi komoditi

DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI TERHADAP KINERJA
EKONOMI TANAMAN PANGAN INDONESIA:
SUATU PENDEKATAN MULTI KOMODITI

DISERTASI

Oleh:
SYAFRIAL DARMANSYAH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITlJT PERTANIAN BOGOR
2003

Jika telah selesai dengan suatu urusan maka kerjakan urusan berikutnya
dan berserah diri kepada Robbmu.
(A1 Qur'an surat a1 Insyiirah ayat 7-8)
Cari dan gunakan dengan Rahmat dan Karunia yang Allah telah berikan
kepadamu kebahagiaan negeri akherat dan jangan kamu lupakan nasib
(derajat)mu di dunia dan berbuat baiklah kamu sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu dan jangan kamu berbuat kerusakan di bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

(A1 Qur'an surat a1 Qoshosh ayat 77)

. .. . Jika tidak karena Karunia Allah kepadamu dan RahrnatNya dan
sesungguhnya Allah Maha Pemaaf dan Maha Penyayang.
(A1 Qur'an surat an Nuur ayat 20)

ABSTRAK
SYAFRIAL DARMANSYAH. 2003. Dampak Kebijakan Ekonomi Terhadap Kmerja
Ekonomi Tanaman Pangan Indonesia: Suatu Pendekatan Multi Komoditi (BONAR M.
SINAGA sebagai Ketua, SRI UTAMI KUNTJORO, SRI HARTOYO dan DELIMA HASRl
AZAHARI sebagai Anggota Komisi Pembimbing).
Tujuan umiun penelitian adalah mempelajari dampak berbagai kebijakan ekonomi
terhadap kinerja ekonomi tanaman pangan Indonesia dan tujuan khusus adalah: membangun
model ekonomi tanaman pangan dengan pendekatan inulti komoditi, menganalisis struktur
ekonomi tanaman pangan, mengevaluasi dampak berbagai skenario kebijakan ekonomi pada
periode 1985-1998 dan meramalkan dampak berbagai skenario kebijakan ekonoini pada
periode 2002-2007 terhadap kesejahteraan (welfare) dan kinerja produksi dan pasar
komoditi tanaman pangan.
Penelitian menggunakan data sekunder dari enam komoditi (padi, kedelai, jagung,
ubikayu, ubirambat dan tebu) tahun 1981-1998. Model ekonoinetrika yang dibangun terdiri

dari blok produksi, pasar domestik dan pasar dunia, dan diduga menggunakan metode two
stage least squares (2SLS). Analisis dampak dilakukan dengan simu~lasihistoris dan simulasi
peramalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ekonomi tanaman pangan yang dibangun
mampu dan efektif digunakan untuk analisis struktural dan dampak kebijakan. Analisis
struktur ekonomi tanaman pangan menunjukkan: terdapat persaingan antar komoditi
terhadap areal, dan produktivitas semila komoditi kecuali padi Luar Jawa tidak respon
terhadap penggunaan pupuk. Skenario terpilih adalah skenario kebijakan yang dapat
meningkatkan net welfare, sedangkan skenario terbaik adalah skenario terpilih yang
meningkatkan penerimaan devisa. Simulasi historis periode tahun 1985-1998 menunjukkan
terdapat 16 skenario terpilih dan 3 skenario terbaik yaitu: penurunan harga beras
domestik, peningkatan dana R&D dan peningkatan rendemen gabah ke beras. Kebijakan
pemerintah pada waktu yang lalu cenderung meningkatkan surplus konsumen, walaupun
terdapat alternatif kebijakan yang meningkatkan surplus produsen. Simulasi peramalan
periode 2002-2007 inenumjtlkkan terdapat 15 skenario terpilih dan 6 skenario terbaik,
dimana lima skenario terbaik akan meningkatkan surplus produsen dan peneritnaan
pemerintah, yaitu: penghapusan peran Bulog, penurunan harga beras domestik, penurunan
harga terigu, swasembada gula mutlak, liberalisasi perdagangan input (pupuk) dan output
(kedelai, jagung, gula) kecuali beras, sedangkan satu skenario terbaik hanya akan
meningkatkan siuplus konsiunen, yaitu: harga pasar sama dengan harga dasar beras.

Peningkatan penerimaan pemerintah pada skenario terbaik dan terpilih dapat digunakan
untuk mengkompensasi penurunan surplus konsurnen atau produsen.
Pada periode 2002-2007, simulasi skenario keb~jakanliberalisasi perdagangan akan
meningkatkan net welfare dan peningkatan tersebut akan lebih tinggi bila perdagangan beras
tetap diproteksi. Peningkatan ketahanan pangan dapat dilakukan dengan mengembangkan
komoditi potensial padi, kedelai dan gula, tnelalui skenario kebijakan: penghapusan peran
Bulog dan swasembada gula mutlak. Pilihan kebijakan yang memprioritaskan
pengembangan pergulaan domestik adalah: penghapusan peran Bulog, upah tenaga kerja
pertmiail saina dengan UMR, penuu-iman harga beras dan peningkatan rendemen gaball ke
beras. Pilihan kebijakan menglladapi peningkatan produksi beras dan gula dunia adalah:
penghapusan peran Bulog, penunman harga beras, liberalisasi perdagangan pupuk,
swasembada gula mutlak dan peningkatan rendemen gabah ke beras.

ABSTRACT
SYAFRIAL DARMANSYAH 2003. Impact of Economic Policy on The Economic
Performance of Food Crops in Indonesia: A Multi-Commodity Approach (BONAR M.
SINAGA as Chairman, SRI UTAMI KUNTJORO, SRl HARTOYO and DELIMA HASRl
AZAHARI as Members of Advisory Committee).
The general aim of the research is to study the impact of various economic policies on
the economic performance of food crops in Indonesia, and the specific objectives are: to

construct an economic model of food crops with a multi-commodity approach, to analize the
economic structure of food crops, to evaluate the impact of economic policy scenarios in the
periode of 1985-1998 and to forecast the impact of economic policy scenarios in the periode
of 2002-2007 on welfare and production as well as market performance of food crops
commodity.
The study uses secondary data of six commodities (rice, soybean, corn, cassava, sweet
potato and sugar) from 1981 to 1998. T11e constructed econometric model consists of three
blocks: production, domestic and world markets, and the model is estimated by using the
method of two stage least squares (2SLS). The impact analysis uses historical and
forecasting simulations.
The results of the research show that the economic model of food crops that has been
constructed was found to be effective for struct~ualand impact analysis. The analysis of
food crops economic structure indicates that there is a competition among food crops in
terms of area coverage, and productivity of all cotnrno&ties is not responsive to the use of
fertilizers except for rice in outside Java. The selected scenarios are those that can increase
the net welfare, whereas the best scenarios are those selected scenarios that can increase
foreign earnings. The historical simulation in the periode of 1985-1998 resulted in the 16
selected scenarios and the 3 best scenarios: decreased price of domestic rice, increased
investment in R&D, and increased conversion rate from paddy (unl~uskedrice) to rice. The
government policies in the periode of 1985-1998 tended to increase consumer surplus,

although there was an alternative policy to increase producer surplus. The forecasting
simulation for the periode of 2002-2007 resulted in the 15 selected scenarios and the 6 best
scenarios. Five of the 6 best scenarios will increase producer surplus and government
revenue, that is, elimination of BULOG's role, decreased price of domestic rice, decreased
price of wheat, self sufficiency in sugar, and trade liberalization of input (fertilizers) and
output (soybean, corn, sugar) except for rice; and one of the 6 best scenarios will increase
consumer surplus only, that is, the market price being the same as floor price of rice. The
Increased government revenue through the best and the selected scenarios can be used to
compensate the decreased surpluses of consumers or producers.
In the periode of 2002-2007, the simulated scenarios of trade liberalization policies
will increase the net welfare and such increase will be higher if rice trade remains protected.
Food security can be improved by developing potential commodities such as rice, soybean
and sugar through policy scenarios: elimination of BULOG's role and self sufficiency in
sugar. The alternative policies to prioritize the domestic sugar industry are elimination of
BULOG's role, the agricultural labor wages being the same as the regonal minimum wages
(UMR), decreased price of domestic rice, and increased conversion rate from paddy to rice.
The alternative policies to anticipate the increased world production of sugar and rice are
elimination of BULOG's role, decreased price of domestic rice, trade liberalization of
fertilizers, self sufficiency in sugar, and increased conversion rate from paddy to rice.


SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya
yang berjudul :

DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI TERHADAP KINERJA
EKONOMI TANAMAN PANGAN INDONESIA:
SUATU PENDEKATAN MULTI KOMODITI
merupakan gagasan atau hasil penelitian disertasi saya sendiri, dengan pelnbimbingan
Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan mjukannya. Disertasi ini
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi
lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas d m dapat

diperiksa kebenarannya.

Bogor, 3 November 2003

Syafrial Darmansyah
Nrp. 975001

DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI TERHADAP KINERJA

EKONOMI TANAMAN PANGAN INDONESIA:
SUATU PENDEKATAN MULTI KOMODITI

Oleh:
SYAFRIAL DARMANSYAH

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2003

Judul Disertasi

: Dampak Kebijakan Ekonomi Terhadap Kinerja Ekonomi


Tanaman Pangan Indonesia: Suatu Pendekatan Multi Komoditi
Nama Mahasiswa : Syafrial Darmansyah
: 975001
Nomor Pokok
Program Studi
: Ilmu Ekonomi Pertanian
Menyetujui,
1. Komisi Pembimbing

Dr.Ir. Bonar M. S i n a ~ aMA
,
Ketua

Prof. Dr. Ir. Sri Utami Kuntioro, MS
Anggota

Dr. Ir. Delima Hasri Azahari, MS
Anggota

Dr. Ir. Sri Hartovo, MS

Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi
Ilmu Ekonomi Pertanian

Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA

Tanggal lulus: 3 November 2003

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 29 Mei 1958 dari ayah Darmansyah (Letkol
Pur. TNI-AU) dan Ibu Syamsidar. Penulis merupakan putra ke tiga dari tujuh bersaudara.
Tahun 1977 penulis lulus dari SMA Negeri I1 Malang, pada tahun 1978 melanjutkan
kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jurusan Sosial Ekonomi
pada tahun 1982.
Pertanian, dan 1~11~s
Pada tahun 1983 sampai sekarang, penulis bekerja sebagai staf pengajar pada
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Pendidikan Program Magster Sains (S-2)

diselesaikan pada tahun 1986, yakni pada program studi Ilmu Ekonomi Pertanian di Institut
Pertanian Bogor atas beasiswa TMPD DEPDIKBUD RI. Pada tahun 1997 memperoleh
kesempatan melanjutkan pendidikan Program Doktor (S-3) di Institut Pertanian Bogor atas
beasiswa BPPS DEPDIKNAS RI.
Penulis menikah dengan Dra. Enny Irawati, MPd pada tahun 1988 dan dikaruniai
empat orang putra, yakni: Rahmat Arif, Rahmat Aziz, Faris Umar Hasbullah dan
Muhammad Alimuddien Rasyid. Istri penulis bekerja sebagai Dosen Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang dan saat ini sedang mengkuti pendidikan Program Doktor di
Universitas Negeri Malang, bidang pendidikan Bahasa Inggris.

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT, karena atas segala Ral~nat
dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah disertasi berjudul Dampak

Kebijakan Ekonomi Terhadap Kinerja Ekonomi Tanaman Pangan Indonesia: Suatu
Pendekatan Multi Komoditi. Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2000, yakni setelah
proposal penelitian disetujui oleh komisi pembimbing dan analisis data dilakukan pada
tahun 2001 sehingga peramalan dampak dilnulai tahun 2002.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing,
yang telah membimbing penelitian disertasi ini hingga selesai dengan baik. Demikian pula

kepada penguji luar komisi pembimbing, dalam ha1 ini:
1. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA sebagai ketua komisi pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, perhatian, arahan dan waktunya dalan proses penyelesaian penelitian
disertasi ini. Disamping itu beliau juga banyak memberikan bekal ilmu yang sangat
berharga kepada penulis, baik pada perkuliahan teori dan teknik analisis kuantitatif
maupun selama proses pembimbingan penelitian disertasi ini.

2. Prof. Dr. Ir. Sri Utami Kuntjoro, MS dan Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS sebagai anggota komisi
pembimbing dari dalam IPB Bogor, yang telah memberikan bitnbingan, dorongan dan
arahan, serta bekal ilmu kepada penulis, sehingga memperlancar terselesaikannya
penelitian dm penulisan disertasi ini. Beliau juga lnelnberikan kuliah teori-teori
ekonomi produksi yang menjadi bekal untuk melakukan dan penyelesaian penelitian ini.
3. Dr. Ir. Delima Hasri Azahari, MS sebagai anggota komisi pembimbing dari luar IPB

Bogor, yang dengan kesibukannya di Departemen Pertanian RI masih dapat
menyisihkan waktunya dalam pembimbingan dan pengarahan maupun memotivasi
penyelesaian penelitian ini.

4. Prof.Dr.Ir. Rudolf M. Sinaga dan Dr. M. Husein Sawit, SE, MADE sebagai penguji luar

kornisi pembimbing, yang telah menysihkan waktinya dan memberikan masukan serta
kntik berharga dalam memperkaya wawasan dan pembahasan penelitian disertasi ini.
5. Selinlh Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian IPB yang telah membekali ilmu

kepada penulis.
Disamping itu ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:

1. Departemen Pendidikan Nasional yang telah lnemberikan beasiswa dan ijin kepada
penulis dalam menempuh Program Doktor di IPB Bogor.
2. Pimpinan Universitas, Pimpinan Fakultas Pertanian dan Pimpinan Jimmsan Sosial

Ekonomi Universitas Brawijaya Malang yang telah mengijinkan serta memberikan
dukungan moril maupun materiil selalna penulis menempuh Program Doktor di IPB
Bogor, khususnya kepada atasan langsung: Prof.Dr. Ir. M. Iksan Semaoen, MSc,
Prof.Dr. Ir. M. Muslich Mustadjab, MSc dan Dr.Ir. Kliwon Hidayat, MS.
3. Kawan-kawan seperjuangan selama studi di Sekolah Pascasarjana IPB Bogor yang telah

memberikan nasehat, pengalaman dan sumbangan pikiran dalam proses penyelesaian
penelitian ini, dalam ha1 ini ucapan terima kasih atas atas budi baik dari: Dr. Nuhfil
Hanani, Dr. Suatmodjo, Dr. Ztdkifli, Dr. Zainal Abidin, Dr. Soepanto dan lain-lain yang
tak dapat disebutkan satu per satu, disamping itu juga kepada kawan-kawan satu kost,
yaitu: Dr. Sahri Muhamnad, Dr. Jabal Tarik Ibrahim, Ir. Agus Sucahyo, Ir. Rudi
Sulistiono, MS dan Ir. Sujanvo.

4. Bp. Ir. H. Sadikin sekeluarga yang telah memberi tempat tinggal dengan tulus ikhlas dan
sangat kondusif b a g penyelesaian studi Program Doktor di IPB Bogor.
5. Seluruh guru-gum penulis mulai kecil sampai sekarang, yang ikut memberikan

s~unbangsihsemangat dan bimbingan berharga kepada penulis, tenltama yang saya

muliakan K.H.Rd. Achrnad Zailani, Pimpinan Pondok Pesantren h n u l Yaqien di Bekasi
dan Pr0f.Drs.H. Amirudin Anef (almarhum), sebagai ulama yang t i n t merekonstn~ksi
pandangan hidup penulis, sehingga hambatan-hambatan psikhologis selama studi
Program Doktor ini dapat teratasi.
6. Terima kasih dan penghonnatan kepada kedua orang tua yang telah membesarkan,

mendidik dan memberi teladan yang baik kepada penulis, semoga penyelesaian studi
Program Doktor ini juga merupakan basan dari berbakti kepada kedua orang tua.
Demikian pula rasa hormat dan terima kasih kepada mertua yang telah memotivasi dan
memberikan perhatian kepada istri dan anak-anak selama penulis berada di Bogor, serta
keluarga kakak-kakak dan adik-adik, berkat doa restu mereka selnua dan bantuan
materiil dapat mengantar penulis menyelesaikan studi Program Doktor ini.
7. Terakllir dan paling utama, dengan tulus penulis mengrcapkan terima kasih dan

penghargaan sekaligus maaf yang sebesar-besamya kepada: istri (Dra. Enny Irawati,
MPd) dan etnpat orang anak-anak penulis (Rahmat Anf, Rahmat Aziz, Faris Umar
Hasbullah dan Muhammad Alimuddien Rasyid) yang dengan penuh kesabaran dan
ketabahan mengatasi segala kesulitan yang dihadapi selama penulis berada di Bogor
serta berkat doa restu dan dukungan penuh mereka dapat mengantarkan penulis
menyelesaikan Program Doktor di IPB Bogor ini.
Kepada selnuanya selnoga Allah SWT melnbalas segala amalnya dengan balasan
yang sebaik-baiknya, karena hanya Allah SWT yang paling baik dalam membalas segala
amal perbuatan kita. Aamiin ya Robbal 'aalainiin.
Semoga karya ilmiah disertasi ini bermanfaat.
Bogor, 3 November 2003
Penulis

DAFTAR IS1
Halaman

DAFTAR TABEL ....................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
1. PENDAHULUAN ...................................................................................

xix
1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................

1

1.2. Permasalahan .........................................................................................

3

1.3. Tujuan dan Kegmaan Penelitian...........................................................
..
1.3. 1. Tujuan Penelltian.........................................................................

9
9

1.3.2. Kegunaan Penelitian ...................................................................

10

1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian.........................................

11

I1. TTNJAUAN PUSTAKA .........................................................................

14

2.1. Kontribusi Tanaman Pangan dalam Perekonomian Indonesia ..............

14

2.2. Tinjauan Umtun Kebijakan Ekonomi Pangan Indonesia .....................

20

2.3. Beberapa Hasil Penelitian Ekonomi Pangan Terdahulu dan Posisi
Penelitian Ini ..........................................................................................

27

111. KERANGKA TEORITIS .......................................................................

35

3.1. Keterkaitan Variabel-Variabel Ekonomi Tanaman Pangan ..................

35

3.2. Dampak Kebijakan terhadap Kinerja Ekonomi Tanaman
Pangan ...................................................................................................

38

3.3. Penurunan Fungsi Penawaran Output dan Permintaan Input ................

41

3.4. Penunman Fungsi Pennintaan Komoditi ...............................................

45

3.5. Penurunan Fungsi Ekspor, Impor, Stok dan Harga Dunia.....................

49

3.6. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang .....................................

52

3.7. Dampak Kebijakan terhadap Kesejahteraan .........................................

54

IV . METODE PENELITTAN .......................................................................

57

4.1. Sistem Ekonomi Tanaman Pangan .........................................................

57

4.2. Model Ekonomi Tanaman Pangan .........................................................

61

4.2.1. Blok Produksi ...............................................................................
4.2.2. Blok Pasar Domestik ....................................................................
4.2.3. Blok Pasar Dunia ..........................................................................
4.3. Prosedur Analisis ....................................................................................
4.3.1 . Identifikasi Model ........................................................................
4.3.2. Metode Pendugaan Model ............................................................
4.3.3. Validasi Model .............................................................................
..

4.3.4. Simulasi Kebijakan .......................................................................
4.3.5. Penghitungan Perubahan Kesejahteraan.......................................
4.3.6. Knteria Seleksi Skenario Kebijakan ...........................................
4.4. Sumber dan Jenis Data ..........................................................................

V . KEADAAN UMUM EKONOMI TANAMAN PANGAN ..........
5.1. Perkembangan Areal Panen Komoditi ..................................................
5.2. Perkembangan Produktivitas Komoditi.................................................
5.3. Perkembangan Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor
Koinoditi ................................................................................................
5.4. Perkembangan Harga Komoditi ...........................................................

VI . MODEL DAN STRUKTUR EKONOMI TANAMAN
PANGAN ....................................................................................................
6.1. Hasil Pendugaan Model Ekonomi Tanaman Pangan .............................
6.2. Persamaan Blok Produksi .......................................................................
6.2.1. Areal Panen Komoditi .................................................................
6.2.2. Produktivitas Komoditi ...............................................................
6.2.3. Penggunaan Pupuk Komoditi ......................................................
6.2.4. Penggmaan Tenaga Kerja Komoditi ..........................................
6.3. Persamaan Blok Pasar Domestik ...........................................................
6.3.1. Permintaan Koinoditi ..................................................................
6.3.2. Harga Komoditi di Pasar Domestik .............................................
6.3.3. Stok Tak-Tercatat Beras dan Gula ..............................................
6.4. Persamaan Blok Pasar Dunia .................................................................
6.4.1. Ekspor dan Impor Komoditi ........................................................
6.4.2. Harga Beras dan Gula di Pasar Dunia ..........................................
xii

VII . DAMPAK KEBIJAKAN EKONOMI TERHADAP
KINERJA EKONOMI TANAMAN PANGAN ..............................
7.1. Hasil Validasi Model Ekonomi Tanaman Pangan .................................
7.2. Evaluasi Dampak Kebijakan terhadap TOnerja Ekonomi Tanaman
Pangan Periode Tahun 1985-1998 ..........................................................
7.2.1. Dampak Kebijakan terhadap Kesejahteraan ...............................
7.2.2. Hasil Seleksi Skenario Kebijakan ................................................
7.2.3. Dampak Kebijakan terhadap Produksi dan Pasar Komoditi ........
7.3. Ramalan Dampak Kebijakan terhadap Kinerja Ekonomi Tanaman
Pangan Periode Tahun 2002-2007..........................................................
7.3.1. Dampak Kebijakan terhadap Kesejahteraan ................................
7.3.2. Hasil Seleksi Skenario Kebijakan ................................................
7.3.3. Dampak Kebijakan terhadap Produksi dan Pasar Komoditi ........

VIII . LIBERALISAS1 PERDAGANGAN DAN KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN EKONOMI TANAMAN PANGAN ..........
8.1. Tanaman Pangan Menghadapi Liberalisasi Perdagangan .....................
8.2. Pnoritas Kebijakan Peningkatan Ketahanan Pangan ............................
8.3. Prioritas Kebijakan Pengembangan Perberasan dan
Pergulaan Nasional ................................................................................
8.3.1. Pnoritas Kebijakan Pengembangan Pergulaan Nasional ............
8.3.2. Pnoritas Kebijakan Pergulaan dan Perberasan Nasional
Menghadapi Peningkatan Produksi Gula dan Beras Dunia .........

IX . KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN ...........................
9.1. Kesimpulan ............................................................................................
..

9.2. Implikasi Kebijakan................................................................................
9.3. Saran untuk Penelitian Lebih Lanjut ......................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Komposisi PDB Sektor Pertanian. Tahun 1970-1 999 ......................................

16

2. Komposisi PDB Sektor Pertanian dalam Perekonomian Indonesia
pada Harga Konstan 1993..................................................................................

17

3. Nilai Ekspor Beberapa Komoditi Pangan dan Hortikultura.
Tahun 1 9 9 6 1999 ..............................................................................................

18

4 . Nilai Impor Beberapa Komoditi Pangan dan Hortikultura.
Tahun 1996-1999...............................................................................................

19

5 . Komponen Model Ekonomi Tanaman Pangan .................................................

62

6 . Luas Areal Padi Indonesia. Tahun 1981-1998 ..................................................

100

7. Produktivitas per Hektar Padi Indonesia. Tahm 1981-1998.............................

100

8 . Luas Areal dan Produktivitas per Hektar Kedelai Indonesia.
Tahun 198 1.1998...............................................................................................

100

9. Luas Areal dan Produhvitas per Hektar Jagung Indonesia.
Tahun 1981.1998...............................................................................................

101

10. Luas Areal dan Produktivitas per Hehqar Ubikayu Indonesia.
Tah~m1981-1998...............................................................................................

101

11. Luas Areal dan Produktivitas per Hektar Ubijalar Indonesia.
Tahun 1981.1998..............................................................................................

101

12. Luas Areal dan Produktivitas per Hektar Tebu Indonesia.
Tahun 1981.I998 ..............................................................................................

102

13. Produksi Padi Produksi. Permintaan dan Impor Beras Indonesia.
Tahun 198 1.1998 ..............................................................................................

106

14. Produksi. Permintaan dan Impor Kedelai Indonesia. Tahun 1981-1 998..........

106

15. Produksi. Permintaan. lmpor dan Ekspor Jagung Indonesia.
T a h 1981-1998
~
...............................................................................................

106

16. Produksi Ubikayu. Permintaan dan Ekspor Gaplek Indonesia.
Tahim 1 98 1.1998 ...............................................................................................

107

17. Produksi. Permintaan dan Ekspor Ubirarnbat Indonesia. Tahun 1981.1998 ...

107

18. Produksi Tebu. Produksi. Permintaan dan Impor Gula Indonesia.
Tdlun 1981.1998..............................................................................................
Perkembangan Harga Komoditi Tanaman Pangan. Tahun 1981-1998 ...........
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Areal Padi ...................................
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Areal Kedelai. Jagung dan
Ubikayu ............................................................................................................
Hasil Pendugaan Parameter dm Elastisitas Areal Ubirambat dan Tebu .........
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Produktivitas Padi .......................
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Produktivitas Kedelai dan Jagung
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Produktivitas Ubikayu dan
Ubirambat .........................................................................................................
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Penggunaan Pupuk ......................
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Penggunaan Tenaga Kerja...........
Hasil Pendugaan Parameter Permintaan Komoditi di Pasar Domestik ............
Hasil Pendugaan Parameter Harga Komoditi di Pasar Domestik ....................
Hasil Pendugaan Parameter Stok Tak-Tercatat Beras dan Gula ......................
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Ekspor dan lmpor Komoditi ........
Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Harga Komohti di Pasar Dunia ..
Berbagai Skenario Kebijakan Periode Tahun 1985-1998 ................................
Hasil Perhitungan Perubahan Surplus Produsen dan Konsumen. Penerimaan
Pemerintah dan Penerilnaan Devisa dari Berbagai Skenario Kebjjakan
Periode Tahun 1985-1998 (SimH1 sampai dengan SimH7) ............................
Hasil Perhihmgan Penlballan Surpli~sProdusen dan Konsumen. Penerimaan
Pemerintah dan Penerimaan Devisa dari Berbagai Skenario Kebijakan
Periode Tahun 1985-1998 (SimH8 sampai dengan SiinH14) ..........................
Hasil Perhitungan Perubahan Surplus Produsen dan Konswnen. Penerimaan
Pemerintah dan Penerimaan Devisa dari Berbagai Skenario Kebijakan
Periode Tahun 1985-1998 (SimH15 sampai dengan SimH2 1) ........................

108

37. Hasil Perhitungan Perubahan Surplus Produsen dan Konsumen, Penerimaan
Pemerintah dan Penerimaan Devisa dari Berbagai Skenario Kebijakan
Periode Tahun 1985-1998 (SimH22 sampai dengan SimH27) ........................
38. Karakteristik 16 Skenario Kebijakan Terpilih Berdasarkan Komponen
Welfare dan Penerimaan Devisa Periode Tahun 1985-1998............................
39. Karakteristik 11 Skenario Kebijakan Tidak Terpilih Berdasarkan Komponen
Welfare dan Penerimaan Devisa Periode Tahun 1985-1998............................
40. Dampak Dua Skenario Terbaik dan Dua Skenario Terpilih terhadap Kinerja
Ekonomi Tanaman Pangan Periode Tahun 1985-1998....................................
41 . Berbagai Skenario Kebijakan Periode Tahun 2002-2007 ................................
42. Hasil Perhitungan Perubahan Surplus Produsen dan Konsumen, Penerimaan
Pemerintah dan Penerimaan Devisa dari Berbagai Skenario Kebijakan
Periode Tahun 2002-2007 (SimFI sampai dengan SimF6) ..............................
43. Hasil Perhitungan Perubahan Surplus Produsen dan Konsumen, Penerilnaan
Pemerintah dan Penerimaan Devisa dari Berbagai Skenario Kebijakan
Periode Tahun 2002-2007 (SimF7 sampai dengan SimF12)............................
44. Hasil Perhitungan Perubahan Surplus Produsen dan Konsumen, Penerimaan
Pemerintah dan Penerimaan Devisa dari Berbagai Skenario Kebijakan
Periode Tahun 2002-2007 (SimF13 sampai dengan SimF18)..........................
45. Hasil Perhitungan Perubahan Surplus Produsen dan Konsumen, Penerimaan
Pemerintah dan Penerimaan Devisa dari Berbagai Skenario Kebijakan
Periode Tall~ln2002-2007 (SimF19 sampai dengan SimF23)..........................
46. Karakteristik 15 Skenario Kebijakan Terpilih Berdasarkan Komponen
Welfare dan Penerimaan Devisa Periode Tahun 2002-2007 ............................
47. Dampak Skenario Kebijakan Terbaik terhadap Kinerja Ekonomi Tanaman
Pangan Periode Tahun 2002-2007 ...................................................................
48. Kriteria Penilaian terhadap Setiap Skenario Kebijakan Terbaik
dan Terpilih unhik Mengevaluasi Komoditi Potensial dan Tidak Potensial
dalam Memperkuat Ketahanan Pangan Periode Tahun 2002-2007 ..................
49. Komoditi yang Berpotensi unhik Dikembangkan dari Enam Skenario
Kebijakan Terbaik terhadap Ketahanan Pangan Periode Tahun 2002-2007.. ..
50. Komoditi yang Berpotensi imhik Dikembangkan dari 15 Skenario Kebijakan
Terpilih terhadap Ketahanan Pangan Periode Tahun 2002-2007 ....................

DAFTAR GAMBAR
Noinor

Halainan

1 . Pendekatan untuk Perumusan Masalah Penelitian ............................................

7

2 . Kerangka Keterkaitan antar Variabel Ekonomi Tanaman Pangan ....................

36

3. Dampak Kebijakan pada Pasar Domestik .........................................................

39

4 . Penunman Permintaan Individu Konsumen terhadap Komoditi A
dan Komoditi B .................................................................................................

48

5 . Dampak Kebijakan Berdasarkan Elastisitas Penawaran yang Berbeda dan
Elastisitas Permintaan Tertentu .........................................................................

55

6 . Dampak Kebijakan Berdasarkan Elastisitas Permintaan yang Berbeda dan
Elastisitas Penawaran Tertentu ..........................................................................

55

7 . Dampak Kebijakan Terhadap Kesejahteraan Secara Umum .............................

56

8 . Diagram Keterkaitan antar Variabel Model Ekonomi Tanaman Pangan...........

58

9. Perkembangan Luas Areal Komoditi Tanaman Pangan Indonesia. Tahun
1981-1998 ...........................................................................................................

98

10. Perkernbangan Produktivitas per Hektar Koinoditi
Tanaman Pangan Indonesia. Tahun 1981-1998 ................................................

104

11 . Perkembangan Produksi Komoditi Tanaman Pangan
Indonesia. Tahun 198 1.1998 .............................................................................

105

12. Perkernbangan Produksi. Konsuinsi. Impor dan Ekspor
Komoditi Tanaman Pangan Indonesia. Tahun 198 1.1998 ................................

109

13. Perkernbangan Harga Pedagang Besar Komoditi Tananan Pangan
Indonesia. Tahun 1981.1998 .............................................................................

110

14. Total Pen~bahanSurplus Produsen. Surplus Konsumen dan Penerimaan
Pemerintah pada Blok Produksi Periode Tahun 1985-1998 ..............................

151

15. Total Perubahan Surplus Produsen. Surplus Konsumen dan Penerimaan
Pemerintah pada Blok Pasar Domestik Periode Tahun 1985-1998 ..................

152

16. Total Perubahan Surplus Produsen. Surplus Konsumen dan Peneriinaan
Pemerintah pada Blok Pasar Dunia Periode Tahun 1985-1998 ........................

153

17. Total Perubahan Surplus Produsen, Surplus Konstunen dan Penerimaan
Pemerintah pada Blok Produksi dan Blok Pasar Domestik Periode
Tahun 2002-2007 .... ............................................................................................

177

18. Total Perubahan Surplus Produsen, Surplus Kons~unendan Peneri~naan
Pemerintah pada BIok Pasar Dunia Periode Tahun 2002-2007 .... .....................

178

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

halaman

1. Data dan Program Pendugaan Model Ekonomi Tanaman Pangan ....................

218

2 . Program Validasi Model Ekonomi Tanaman Pangan dan
Simulasi Historis Periode Tahun 1985-1998.....................................................

245

3 . Program Peramalan Variabel Eksogen. Simulasi Dasar dan Simulasi
Peramalan Periode Tahun 2002-2007 ...............................................................

251

4 . Hasil Validasi Model Ekonomi Tanaman Pangan dan Simulasi Dasar
Periode Tahun 1985-1998 .................................................................................

259

5. Hasil Simulasi Dasar Periode Tahun 2002-2007............................................

266

6 . Hasil Simulasi Historis Periode Tahun 1985-1998 ...........................................

269

7 . Hasil Simulasi Peramalan Periode Tallun 2002-2007 .......................................

277

8 . Hasil Dampak Simulasi Historis Periode Tahun 1985-1998 .............................

289

9 . Hasil Dampak Simulasi Peramalan Periode Tahun 2002-2007 ........................

305

10. Dampak Skenario Kebijakan Terpilih terhadap
Kinerja Ekonomi Tanaman Pangan Periode Tahun 1985-1998........................

317

11 . Dampak Skenario Kebijakan Terpilih terhadap
Kinerja Ekono~niTana~nanPangan Periode Tahun 2002-2007 .........................

326

12. Dampak Skenario Kebijakan Terpilih terhadap Ketahanan Pangan
pada Ko~noditiPadi Periode Tahun 2002-2007 .................................................

332

13. Dampak Skenario Kebijakan Terpilih terhadap Ketahanan Pangan
pada Komoditi Kedelai Periode Tahun 2002-2007 ............................................

333

14. Dampak Skenario Kebijakan Terpilih terhadap Ketahanan Pangan
pada Komoditi Jagung Periode Tahun 2002-2007 .............................................

334

15. Dampak Skenario Kebijakan Terpilih terlladap Ketahanan Pangan
pada Komoditi Ubikayu Periode Tahun 2002-2007 ..........................................

335

16. Dampak Skenario Kebijakan Terpilih terhadap Ketahanan Pangan
pada Komoditi Ubirambat Periode Tahun 2002-2007 .....................................

336

17. Da~npakSkenario Kebijakan Terpilih terhadap Ketahanan Pangan
pada Komoditi Tebu Periode Tahun 2002-2007 ..............................................

337

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pembangunan perekonomian Indonesia mulai Pelita I (April 1968-1974) sampai
dengan Pelita I11 (April 1979-1984) memprioritaskan sektor pertanian khususnya pertanian
tanaman pangan sedangkan mulai Pelita IV prioritas utama dialihkan kepada sektor non
pertanian terutarna sektor industri dan jasa. Pembangunan sektor pertanian dan jasa pada
Pelita IV dan selanjutnya diharapkan memanfaatkan landasan yang telah dibangun selama
Pelita I sampai Pelita 111, yakni pembangunan sektor industri dan jasa yang mendukung
perturnbuhan sektor pertanian, khususnya pembangunan industri hulu dan industri hilir
yang terkait dengan sektor pertanian. Banyak ahli ekonorni menilai bahwa pembangunan
industri yang dikembangkan di Indonesia sejak Pelita IV tersebut adalah industi-industri
yang bersifat foot lose industry, yakni industri padat modal yang tidak berdasarkan pada
sumberdaya yang tersedia didalam negeri dan industri tersebut diimpor dari negara lain
yang relatif sudah usang dan tidak efisien sehingga potensi sumberdaya pertanian belurn
dikelola secara optimal.
Keberhasilan pembangunan pertanian sampai dengan Pelita 111, khususnya pertanian
tanaman pangan dalam berswasembada beras nasional tahun 1984, ditunjang oleh banyak
faktor. Soepardi (1996) mengemukakan keberhasilan tersebut terutama disebabkan oleh
pemanfaatan teknologi baru seperti benil1 varietas unggul, pupuk buatan, pengendalian
hama penyakit tanaman, pembangunan jaringan irigasi dan penyuluhan pertanian yang
memungkmkan produksi padi meningkat dari 2 tonha menjadi 6 tonha. Mulyana (1998)
mengemukakan bahwa keberhasilan tersebut juga karena kebijakan pemerintah berupa
penyediaan kredit usahatani, subsidi harga pupuk, harga dasar gabah dan pengendalian
harga beras dibawah harga eceran tertinggi yang diingtnkan serta alasan sosial politik

karena beras merupakan bahan pangan pokok sehingga dengan keberhasilan tersebut
menjarnin ketersediaannya bagi rakyat.
Perkembangan mulai Pelita IV sampai sekarang menunjukkan keberhasilan
swasembada beras yang pernah dicapai tidak marnpu dipertahankan. Abbas (1997)
mengemukakan berdasarkan data tahun 1984-1996, ha1 ini disebabkan oleh laju
peningkatan produksi berm (2,38 persen per tahun) lebih rendah dibandingkan laju
pertumbuhan penduduk (3,25 persen per tahun) dirnana produktivitas padi secara nasional
telah mengalami levelling-off(pelandaian) disebabkan inefisiensi penggunaan pupuk TSP
dan SP36 di Jawa. Sawit (1998) mengemukakan keadaan tersebut karena diabaikannya
saran kebijakan untuk meningkatkan penyediaan dana atau investasi berbagai aktivitas
penting seperti: kredit pertanian, riset, penyuluhan, pemeliharaan dan pembangunan
infiastruktur yang dapat mendorong peningkatan produksi pangan.
Kendala lain swasembada baas gaga1 dipertahankan adalah bertambahnya alih fbngsi
atau konversi lahan menjadi kawasan industti, pefumahan dan lahan non pertanian yang
sebagian terbesar di Jawa. Suprapto (1994) mengemukakan bahwa lahan sawah di Jawa
mengalami pengurangan luas dari 2.946 ribu hektar tahun 1983 menjadi 2.508 ribu hektar
tahun 1993 atau turun 14,87 persen. Secara nasional konversi lahan pertanian (sawah dan
bukan sawah) terkonsentrasi di Jawa, yang mencapai 92 persen dari total konversi lahan
pertanian Indonesia.
Mulai Pelita VI (awal PJP 11), pada tahun 1996 telah dilakukan pengkajian suatu
paket teknologi SUTPA (Sistem Usahatani berbasis Padi) dan uji cobanya dilakukan pada
tahun 1997. Karena Indonesia dilanda krisis ekonomi dan politik maka Program SUTPA
yang belurn mantap menjadi paket program sektor pertanian tanaman pangan tidak
dilanjutkan dan pada tahun 1998 digantikan dengan program GEMA PALAGUNG

3

(Gerakan Mandiri Padi Kedelai dan Jagung), yakni program pencapaian swasembada padi
kedelai dan jagung yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2001.
Program Gema Palagung dalam pelaksanaannya menghadapi banyak tantangan dan
hambatan sehingga dalam rangka memperkuat ketahanan pangan dan konsisten dengan
program jangka panjang, sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan dengan IMF
(International Monetary Fund), sesarna negara ASEAN (AFTA), negara-negara dikawasan
Asia Pasifik (APEC) serta negara-negara di dunia (WTO) menuju liberalisasi perdagangan
dunia, maka sejak tahun 2002 pemerintah telah menetapkan rencana strategis sektor
pertanian untuk peningkatan laju pertumbuhan sektor pertanian melalui dua program
utama, yakni: Program Ketahanan Pangan dan Program Pengembangan Agribisnis. Dalam
ha1 ini Delima (1995) mengemukakan pentingnya strategi diversifikasi yang tepat dalam
rangka menjamin tercapainya tujuan-tujuan masa yang akan datang melalui pengembangan
komoditi yang potensial, sedangkan Nasution (1995) mengemukakan bahwa: "Selama
keadaan damai-damai saja tanpa ada perang dan keadaan darurat lainnya, mungkm lebih
baik kita mengadakan analisis pasar dan meneliti komoditi apa yang lebih baik kita impor
dari luar negeri, dan sebagai gantinya komoditi apalagi yang sebaiknya kita kembangkan di
dalam negeri untuk dijadikan komoditi ekspor kita yang penting ".
Berdasarkan hal-ha1 diatas dan dalam rangka perumusan alternatif kebijakan ekonomi
yang sesuai dengan arah pembangunan sektor pertanian maka perlu dilakukan penelitian
tentang kebijakan ekonomi tanaman pangan Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan
sektor pertanian, khususnya penyediaan pangan nasional, peningkatan kesejahteraan petani
dan konsumen serta peningkatan penerimaan pemerintah dan penerimaan devisa.
1.2. Permasalahan

Kasryno (1996) mengemukakan berdasarkan hasil sensus pertanian bahwa sektor
pertanian tanaman pangan masih menjadi lapangan pekerjaan utama dan sumber

pendapatan masyarakat, dalam hal ini pada tahun 1993 terdapat sekitar 45.88 persen dari
77.8 juta total tenaga kerja bekerja di sektor pertanian, dimana dari jumlah itu sekitar 18,3
juta diserap oleh subsektor tanaman padi dan palawija (BPS, 1994: Sensus Pertanian).
Suryana dan Purwoto (1998) menambahkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan
penting dalam menghasilkan bahan pangan, sebagai sumber bahan baku bagi agroindustri
dan sebagai penghasil devisa tetapi sumbangan sektor pertanian terhadap pendapatan
nasional menurun tajam dari 34 persen pada tahun 1971 menjadi 17 persen pada tahun
1996 sehingga permasalahan perekonomian secara nasional adalah: (1) merninimumkan
ketergantungan perekonomian pada industri perminyakan, (2) mendorong peningkatan
ekspor non minyak dan gas, clan (3) meminimwnkan subsidi atau pengeluaran devisa.
Simatupang et.al. (1995) dan Arifin (1997) mengemukakan bahwa kebijakan
pemerintah setelah Pelita 111mengandung kontradiksi antara kebijakan jangka pendek yang
berupaya menyediakan pangan melalui harga beras yang dapat terjangkau oleh masyarakat
dengan kebijakan jangka panjang yang bertujuan meningkatkan diversifbsi pangan. Arnin
(1997) dan Erwidodo et.al. (1997) mengemukakan bahwa diversifikasi konsumsi pangan
dari baas ke bahan pangan lain masih kurang mendapat perhatian secara luas dari
masyarakat kecuali di daerah perkotaan yang mulai menunjukkan kecendemgan kearah
diversifikasi konsumsi.
Kontroversi tentang pengurangan peran pemerintah dalam intervensi ekonomi pangan
juga masih berlanjut, padahal pembangunan pertanian tanaman pangan Indonesia selama
ini sangat ditunjang oleh berbagai proteksi dan kebijakan pemerintah, ba& secara langsung

maupun tidak langsung. Secara langsung yakni subsidi harga input dan output,
pengendalian stok oleh pemerintah, dan program pertanian: Bimas, Inmas, Insus, Supra
Insus dan Upsus (upaya khusus dalarn menunjang keberhasilan Gema Palagung). Secara
tidak langsung diantaranya kebijakan artijicial overvalued exchange rate, subsidi impor

5

gandum dan terigu, proyek pengembangan jaringan irigasi dan pembangunan jalan atau
jembatan.
Saragh (1998) mengemukakan bahwa kebijakan pemerintah untuk meningkatkan
ketahanan pangan yang efisien dan lestari dapat diwujudkan melalui mekanisme pasar
sepanjang syarat-syarat bekerjanya mekanisme pasar dapat diwujudkan. Jika syarat-syarat
bekerjanya mekanisme pasar tidak t e m j u d maka pasar gaga1 mewujudkan sistem
ketahanan pangan yang efisien dan lestari sehingga timbul pembenaran ekonomi dari
kebijakan pemerintah, yakni menciptakan iklim yang kondusif bagi bekerjanya mekanisme
pasar yang efisien, bukan menggantikan atau merusak mekanisme pasar.
Kebijakan ekonomi dalam rangka peningkatan kinerja ekonomi sub-sektor pertanian
tanaman pangan, sebagai bagian dari sektor pertanian dan perekonomian nasional
merupakan pennasalahan utama penelitian ini, dalam ha1 ini kebijakan ekonomi yang
berhasil adalah yang dapat meningkatkan kesejahteman produsen dan konsumen rnaupun
penerimaan pemerintah dan devisa. Berdasarkan perkembangan kinerja ekonomi tanaman
pangan dua dekade terakhir (tahun 1981-1998), sebagai resultante kinerja produksi, kinerja
pasar komoditi dan berbagai kebijakan ekonomi yang telah ditempuh pemerintah
menunjukkan bahwa: (1) terdapat peningkatan produksi padi, kedelai dan jagung,
sedangkan ubikayu, ubi rambat dan tebu relatif konstan, (2) terdapat peningkatan konsumsi
beras, kedelai, jagung dan gula, dimana peningkatannya lebih tinggi dibandingkan
peningkatan produksi sehingga impor semakin meningkat, sebaliknya ekspor ubikayu
semakin menurun dan ekspor ubirambat meskipun kecil terjadi peningkatan, dan (3) harga
kornoditi secara nominal semakin meningkat namun secara riel semakin menurun.
Berbagai kebijakan ekonomi yang terkait dengan tanaman pangan telah ditempuh
pemerintah namun masalah kesejahteraan petani dan konsumen serta penerimaan
pernerintah dan devisa khususnya dan masalah kinerja produksi dan pasar umumnya, masih

merupakan permasalahan yang perlu dievaluasi dan dianalisis sebagai bahan pertimbangan
perumusan altematif kebijakan masa akan datang. Pengkajian berbagai alternatif kebijakan
ekonomi yang telah maupun belurn ditempuh pemerintah semakin penting untuk
peningkatan kinerja ekonomi tanaman pangan masa akan datang, terutama: peningkatan
kinerja produksi untuk peningkatan ketersediaan pangan, peningkatan kinerja pasar
komoditi pangan domestik untuk mengurangi impor komoditi yang membebani penerimaan
pemerintah maupun penerimaan devisa serta permasalahan dengan negara-negara lain
menghadapi liberalisasi perdagangan.
Pada era liberalisasi perdagangan yang akan datang, petani rakyat yang umurnnya
petani tanaman pangan akan semakin mempunyai kebebasan dalam memilih komoditi yang
ditanamnya, maka perumusan berbagai kebijakan hams dilihat dalam kerangka keterkaitan
berbagai komoditi yang ditanam oleh petani sehingga penelitian tentang kebijakan ekonorni
tanaman pangan perlu dilakukan dengan pendekatan multi komoditi. Dalam ha1 ini
perumusan kebijakan dengan pendekatan multi komoditi mampu melihat efek balik dari
produsen komoditi dengan komoditi lain maupun dengan konsumen berdasarkan harga
pasar serta keterkaitannya dengan pasar input. Dengan demikian setiap alternatif kebijakan
yang ditempuh oleh pemerintah akan berdampak terhadap output akhir yakni kinerja
ekonomi tanaman pangan, yang terdiri dari: (1) kesejahteraan produsen dan konsumen

maupun penerimaan pemerintah dan devisa, dan (2) kinerja produksi dan pasar komoditi,
terutama: produksi, konsurnsi, impor atau ekspor dan harga komoditi.
Berdasarkan Gambar 1 dapat dijelaskan pendekatan yang digunakan untuk
mengungkapkan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:

-

PENDEKATAN PENELlTlAN

Single
Komohti

Kebijakan
Single komoditi

Welfare Petani
(single komoditi)

KINERJA EKONOMI
TANAMAN PANGAN

4
Kinerja Produksi
dan Pasar Komoditi
Multi
Komoditi

a
b.
c.
d.

Padi, Kedelai, Jagung, Ubikayu
Ubirambat dan Tebu
a.

Mempunyai keterkaitan
antara kornoditi
b. Petani mempunyai
kebebasan memilih macam
tanamkomoditi
c. Pendapatan petani tidak
single komoditi

!

Instrumen Kebijakan

II

Protehi

a Subsidi Input
b. Harga Dasar
c. Harga Maksimum
d. Pajak imporlekspor
e. Monopoli Bdog

Welfare Petani
(mdti komoditi)

I
makroekonomi
Indonesia

Gambar I . Pendekatan untuk Perurnusan Masalah Penelitian

Produksi
Konsurnsi
Irnporlekspor
Harea.

Welfare I
Kesejahteraan
a. Produsen
b. Konsumen
c. Devisa

8

1. Komoditi tanaman pangan utama Indonesia (padi, kedelai, jagung, ubikayu, ubirambat,
dan tebu) umumnya dihasilkan oleh petani rakyat, dimana terdapat keterkaitan antar
komoditi dalam menggunakan sumberdaya terutama lahan yang tersedia. Berdasarkan
kecenderungan bahwa petani semakin bebas dalarn menghasilkan produksi komoditi
maka berbagai analisis maupun kebijakan yang didasarkan pada pendekatan single
komoditi tentu kurang mendekati fenomena yang ada karena penetapan kebijakan
ekonomi untuk suatu komoditi berimplikasi kepada faktor-faktor produksi dan pasar
komoditi lainnya. Penelitian dengan pendekatan multi komoditi tanaman pangan mulai
sisi produksi sampai pasar domestik dan dunia belum banyak dilakukan di Indonesia,
padahal untuk mengevaluasi kebijakan yang telah ditempuh maupun yang akan
ditempuh perlu dilakukan secara multi komoditi.

Dengan demikian permasalahan

pertama adalah bagaimanakah model ekonomi tanaman pangan Indonesia berdasarkan
pendekatan multi komoditi dan meliputi sisi produksi sampai pasar komoditi.
2. Berdasarkan model ekonomi tanaman pangan dengan pendekatan multi komoditi
tersebut permasalahan kedua adalah bagaimanakah dampak berbagai kebijakan ekonomi
terhadap kinerja ekonorni tanaman pangan Indonesia, yakni: (1) berdasarkan berbagai
kebijakan ekonomi yang telah maupun belum diternpuh pemerintah pada masa lalu,
bagaimanakah hasil evaluasi berbagai alternatif kebijakan ekonomi masa laly dan (2)
alternatif kebijakan manakah yang dapat dipertimbangkan sebagai kebijakan masa akan
datang agar kesejahteraan, kinerja produksi dan pasar komoditi tanaman pangan dapat
ditingkatkan.
3. Pennasalahan ketiga adalah kebijakan ekonomi manakah yang dapat dipertimbangkan

untuk perurnusan kebijakan pada masa akan data