Pengembangan Kawasan Agropolitan KAWASAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir VI - 2 Adapun jenis-jenis kawasan strategis adalah sebagai berikut: 1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan dengan kriteria:  Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;  Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;  Memiliki potensi ekspor;  Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;  Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;  Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan;  Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional; atau  Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. 2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya ditetapkan dengan kriteria:  Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;  Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;  Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan;  merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya ;  memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;  memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial 3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria:  Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;  Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora danatau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi danatau dilestarikan;  Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara;  Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;  menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;  rawan bencana alam nasional; atau  sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan. Nilai strategis kawasan berdasarkan aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang tentang Pemerintahan Daerah. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi adalah kawasan Agropolitan di Ngrambe dan Kawasan Perikanan di Bringin. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya yaitu kawasan sekitar Arca Banteng, Candi Pendem, Musium Trinil, Pesanggrahan Srigati, Monumen Suryo dan Benteng Van Den Bosch Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yaitu kawasan disekitar lereng Gunung Lawu, Kawasan disekitar aliran Sungai Bengawan Solo, Kawasan sekitar Waduk Pondok, Waduk Sangiran dan Waduk Kedung Bendo.

6.2. KAWASAN

STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Ngawi adalah kawasan Agropolitan dan Perikanan. Rencana pengembangan kawasan ini antara lain meliputi :

6.2.1. Pengembangan Kawasan Agropolitan

Agroplitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian agribisnis diwilayah RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir VI - 3 sekitarnya. Sistem agribisnis adalah pembangunan pertanian yang dilakukan secara terpadu, tidak saja dalam usaha budidaya on farm tetapi juga meliputi pembangunan agribisnis hulu penyedeiaan sarana pertanian, agribisnis hilir prosessing dan pemasaran hasil pertanian dan jasa – jasa pendukunganya. Maka rencana kawasan Agropolitan yaitu pengembangan suatu kawasan dengan basis utamanya dalam sektor pertanian dan holtikultura. Tujuan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Ngawi adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, keberlanjutan tidak merusak lingkungan dan terdesentralisasi wewenang berada di pemerintah daerah dan masyarakat di kawasan agropolitan. Adapun arah pengembangan agropolitan Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut : 1. Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis didalamnya termasuk peningkatan kualitas pengusaha petani dan aparatur, sehingga mampu memanfaatkan potensi atau peluang ekonomi yang ada di perdesaan. 2. meningkatkan agribisnis komoditi unggulan lokalita, yang saling mendukung dan menguatkan termasuk usaha industri kecil, pengolahan hasil, jasa pemasaran dan agrowisata dengan mengoptimalkan manfaat sumer daya alam secara efisien dan ekonomis. 3. menjalin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian dengan enam tepat yaitu jumlah, kualitas, jenis, waktu, harga dan lokasi. 4. Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra pembelajaran dan pengembangan agribisnis. 5. Pengembangan kelembagaan sistem agribisnis penyedian agroinput, pengolahan hasil, pemasaran dan penyedia jasa. 6. Pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian menjadi balai penyuluhan pengembangan terpadu. 7. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan industri secara lokalita. 8. Peningkatan perdagangan pemasaran termasuk pengembangan terminal subterminal agribisnis dan pusat lelang hasil pertanian. 9. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang bersifat strategis. 10. Pengembangan pendidikan pertanian untuk generasi muda. 11. Pengembangan percobaan pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai lokalita. Rencana pengembangan kawasan Agropolitan ini dilakukan dengan beberapa proses yaitu mencari kawasan yang berpotensi sebagai pertanian, perkebunan dan peternakan selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi dalam hal sektor industri seperti kerajinan, jasa, wisata dan transportasi. Dari potensi yang ada dibuat linkage sistemnya. Sehingga akan muncul perkembangan agroindustri dan agrowisata basis ekologi. Untuk itu telah ditetapkan Kawasan Ngrambe yang terdiri dari Kecamatan Ngrambe, Kecamatan Sine, Kecamatan Jogorogo dan Kecamatan Kendal sebagai kawasan agropolitan, dengan pusat pengembangan di Perkotaan Ngrambe. Pengembangan ekonomi tinggi di kawasan Kabupaten Ngawi tengah memicu tingginya aktivitas baik di dalam maupun di sekitar kawasan pengembangan, sehingga perlu adanya dukungan dari aspek lainnya misalnya dari transportasi. Gambar 6.1 Kawasan Agropolitan RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir VI - 4 Diagram 6.1 Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Ngawi Diagram 6.2 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Ngawi Diagram 6.3 Peluang Pengolahan Hasil Komoditi Unggulan Tebu Kabupaten Ngawi Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Ngawi Produk Unggulan Kabupaten Ngawi  Pertanian  Perkebunan  Peternakan  Industri  Bernilai ekonomis tinggi  Bisa diolah  Ada jaring pemasaran  Ada lembaga keuangan yang mendukung  Mengembangkan sistem pertanian yang progresif dan terpadu TEBU Batang untuk bahan baku pembuat gula - Modal - Manajemen  Pemasaran - Kreativitas Produksi - SDM Bahan bakar ketel uap pabrik gula Campuran asbess Ampas PULP Bahan baku kertas Sumber bahan baku pisang ada di semua kecamatan di Kabupaten Ngawi Batang untuk bahan baku pembuat gula di PG Soedono Kecamatan Geneng Ampas Dipasarkan pada pasar lokal di tiap Kecamatan dan pasar regional di luar Kabupaten Ngawi seperti Madiun, Sragen, Bojonegoro, Magetan  Campuran asbes  Bahan baku kertas PULP di Kecamatan Karangannyar bahan baker ketel uap pada pabrik gula RENCANA TATA RUANG WILAYAH RTRW KABUPATEN NGAWI Laporan Akhir VI - 5 Diagram 6.4 Peluang Pengolahan Hasil Komoditi Unggulan Sapi Kabupaten Ngawi

6.2.2. Pengembangan Kawasan Perikanan