HALAL DAN HARAM DALAM ISLAM
(5) Yang halal mencukupi kebutuhan manusia, yang haram tidak berguna
Allah melarang untuk mengerjakan sesuatu yang tidak berguna dan memberikan pengganti yang lebih baik. “Allah melarang riba tapi membolehkan perdagangan yang menguntungkan. Dia melarang laki-laki memakai sutra tapi memberi pilihan jenis kain lain seperti wool, linen, dan kapas. Dia melarang perzinahan dan homoseksual tapi menganjurkan pernikahan. Dia melarang minuman yang memabukkan agar orang-orang menikmati minuman yang menyehatkan badan dan pikiran. Dia melarang makanan yang tidak sehat tapi menyediakan banyak makanan sehat lainnya.” (Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Rawdah Al Muhibbin, hlm.
10 dan Al Muwaaqin, vol. 2, hlm. 111). Dalil dari prinsip kelima ini adalah
íΟŠÎ=tæ ª!$#uρ 3 öΝä3ø‹n=tæ z>θçGtƒuρ öΝà6Î=ö6s% ⎯ÏΒ z⎯ƒÏ%©!$# z⎯oΨß™ öΝà6tƒÏ‰öηtƒuρ öΝä3s9 7ãŠÏ9 t⎦Îi⎫t ª!$# ߉ƒÌム∩⊄∉∪ ÒΟŠÅ3ym Allah hendak menerangkan (hukum syari'at-Nya) kepadamu, dan menunjukimu
kepada jalan-jalan orang yang sebelum kamu (para Nabi dan shalihin) dan (hendak) menerima taubatmu. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. An Nisa 26)
(6) Apapun yang menyebabkan kepada yang haram, termasuk haram
Islam menutup semua jalan yang mengantarkan kepada yang haram. Contohnya, menyangkut minuman keras, Rasulullah melaknat tidak hanya melaknat orang yang membuatnya, tapi juga orang yang menyajikannya, yang memesannya, dan yang mendapat bayaran darinya. Bisa dilihat dalam juga Al Quran melarang zina dengan cara melarang mendekatinya, apalagi melakukannya.
26 Yaitu buruan yang ditangkap binatang buas semata-mata untukmu dan tidak dimakan sedikitpun oleh binatang itu Maksudnya di waktu melepaskan binatang buas itu disebut nama Allah sebagai ganti binatang buruan itu sendiri menyebutkan waktu menerkam buruan
∩⊂⊄∪ Wξ‹Î6y™ u™!$y™uρ Zπt±Ås≈sù tβ%x. …çμ¯ΡÎ) ( #’oΤÌh“9$# (#θç/tø)s? Ÿωuρ Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.
(7) Menyiasati yang haram, hukumnya haram
Islam melarang menyiasati suatu hukum dengan cara yang bertele-tele maupun dengan cara yang halus sehingga manusia dapat menjalankan hal yang haram dengan suatu cara sehingga perbuatan itu seolah ‘halal’. Contoh dari hal ini adalah larangan Allah atas bangsa Yahudi untuk berburu pada hari Sabtu (sabbath).
$yϑŠÏù Ïπyϑ≈uŠÉ)ø9$# tΠöθtƒ öΝæηuΖ÷t/ ÞΟä3ósu‹s9 y7−/u‘ ¨βÎ)uρ 4 ÏμŠÏù (#θàn=tG÷z$# š⎥⎪Ï%©!$# ’n?tã àMö6¡¡9$# Ÿ≅Ïèã_ $yϑ¯ΡÎ) ∩⊇⊄⊆∪ tβθàÎ=tFøƒs† Ïμ‹Ïù (#θçΡ$Ÿ2
Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) 27 hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan
memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu. (Q.S. An Nahl 124)
Agar terlepas dari larangan ini mereka menggali parit pada hari Jumat agar ikan- ikan berjatuhan ke dalam parit itu pada hari Sabtu dan mereka menangkapinya hari Minggu.
Menyebut sesuatu yang haram dengan nama lain agar halal tidak dibenarkan. Sehingga, walaupun riba berganti nama menjadi interest (Amerika Serikat),
usury 28 (Inggris) dan bunga (Indonesia) dia tetap haram.
(7) Niat baik tidak dapat membatalkan yang haram
Dalam Islam, yang dinamakan ibadah harus dilakukan dengan dua rukun: (1) niat yang benar dan (2) cara yang benar. Maksudnya niat yang benar adalah
Menghormati hari Sabtu ialah dengan memperbanyak ibadat dan amalan-amalan yang saleh serta meninggalkan pekerjaan sehari- hari. 28 Jika ada sesuatu yang berjalan seperti bebek, bersuara seperti bebek dan berperilaku seperti bebek, apa namanya? Jawabannya: bebek.
demi untuk Allah semata. Sedangkan cara yang benar adalah mencontoh sunah Rasulullah. Dasarnya adalah sabda Rasulullah, “Amalan itu tergantung niatnya .” (H.R. Bukhari). Sedangkan, cara yang benar adalah cara Rasulullah seperti dalam hadits Rasulullah yang lain, “Shalatlah kalian sebagaimana aku shalat .” Karena hidup ini adalah ibadah berdasarkan dalil
∩∈∉∪ Èβρ߉ç7÷èu‹Ï9 ωÎ) }§ΡM}$#uρ £⎯Ågø:$# àMø)n=yz $tΒuρ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Adz Dzariyat 56)
maka tidak mungkin kita mengaku berbuat baik dengan cara yang salah. Dengan demikian pula, maka perilaku Robin Hood sama sekali tidak bisa dibenarkan dalam Islam. Hal ini bersesuaian dengan dalil Al Quran yang mengatakan
∩∈⊇∪ ×Λ⎧Î=tæ tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ’ÎoΤÎ) ( $·sÎ=≈|¹ (#θè=uΗùå$#uρ ÏM≈t6Íh‹©Ü9$# z⎯ÏΒ (#θè=ä. ã≅ß™”9$# $pκš‰r'¯≈tƒ Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang saleh. Sesungguhnya aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mu’minun 51)
(9) Hal yang meragukan harus dijauhi
Sesungguhnya hal yang haram sudah jelas dan hal-hal yang halal sudah jelas, namun di antara keduanya ada hal yang meragukan (syubhat). Bagaimana sikap seorang muslim dengan hal-hal yang syubhat? Jawabannya adalah sebagai berikut
“Dari Abu Abdillah, Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma, beliau berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alayhi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya perkara yang halal itu sudah jelas, dan perkara yang haram juga sudah jelas. Dan di antara keduanya ada perkara-perkara yang samar (syubhat), yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Maka siapa yang menjaga diri dari perkara syubhat tersebut, maka sesungguhnya dia telah membersihkan dien (agama) dan kehormatannya. Dan siapa yang terjatuh ke dalam perkara tersebut, maka dia telah terjatuh ke dalam perkara yang haram. Seperti penggembala yang menggembala ternaknya di sekitar hima (tanah khusus yang tidak boleh dimasuki siapapun—ed.), dikhawatirkan dia akan terjatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja itu mempunyai hima, dan ketahuilah bahwa hima Allah (batas-batas yang telah ditetapkan-Nya—ed)
tersebut. Ketahuilah bahwa itu adalah qalb (jantung hati).” 29
(10) Hal yang haram dilarang bagi semua
manusia tanpa kecuali
Di dalam Islam tidak ada perkecualian dalam hukum, apakah ia kaum muslimin atau bukan, Arab atau ajam, keluarga Rasulullah atau bukan dan sebagainya. Karena pada hakekatnya Islam adalah agama peradaban semua manusia dan semua zaman yang syariatnya berlaku universal dan total.
∩⊇⊃∠∪ š⎥⎫Ïϑn=≈yèù=Ïj9 ZπtΗôqy‘ ωÎ) š≈oΨù=y™ö‘r& !$tΒuρ Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (Q.S. Al Anbiya 107)
Hal ini berbeda dengan agama Yahudi yang telah diselewengkan oleh kaum Yahudi sendiri. Contohnya adalah orang Yahudi mengharamkan riba hanya jika hal itu diterapkan pada sesama Yahudi sendiri. Islam menuntut kita berlaku adil tanpa pandang bulu.
t⎦⎫ÏΖÍ←!$y‚ù=Ïj9 ⎯ä3s? Ÿωuρ 4 ª!$# y71u‘r& !$oÿÏ3 Ĩ$¨Ζ9$# t⎦÷⎫t/ zΝä3óstGÏ9 Èd,ysø9$$Î/ |=≈tGÅ3ø9$# y7ø‹s9Î) !$uΖø9t“Ρr& !$¯ΡÎ) š⎥⎪Ï%©!$# Ç⎯tã öΑω≈pgéB Ÿωuρ ∩⊇⊃∉∪ $VϑŠÏm§‘ #Y‘θàxî tβ%x. ©!$# χÎ) ( ©!$# ÌÏøótGó™$#uρ ∩⊇⊃∈∪ $Vϑ‹ÅÁyz Ÿωuρ Ĩ$¨Ζ9$# z⎯ÏΒ tβθà÷‚tGó¡o„ ∩⊇⊃∠∪ $VϑŠÏOr& $ºΡ#§θyz tβ%x. ⎯tΒ =Ïtä† Ÿω ©!$# ¨βÎ) 4 öΝæη|¡àΡr& tβθçΡ$tFøƒs† tβθè=yϑ÷ètƒ $yϑÎ/ ª!$# tβ%x.uρ 4 ÉΑöθs)ø9$# z⎯ÏΒ 4©yÌötƒ Ÿω $tΒ tβθçGÍhŠu;ムøŒÎ) öΝßγyètΒ uθèδuρ «!$# z⎯ÏΒ tβθà÷‚tGó¡o„
H.R. Bukhari dan Muslim dari Nukman bin Basyir. Imam Bukhari dalam al-Fath No. (52) dan (15-20) cetakan Salafiyyah dengan tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi. Riwayat Muslim dengan No. 1599, hadits keenam dari hadits Arba’in Imam Nawawi. Ibnu Rajab telah mengemukakan dalam syarah-nya “Jami al-Ulum wa al-Hikam” halaman 193 – 214, Cetakan Risalah, dengan tahqiq Syua’ib al-Arnawuth dan Ibrahim Bajis H.R. Bukhari dan Muslim dari Nukman bin Basyir. Imam Bukhari dalam al-Fath No. (52) dan (15-20) cetakan Salafiyyah dengan tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi. Riwayat Muslim dengan No. 1599, hadits keenam dari hadits Arba’in Imam Nawawi. Ibnu Rajab telah mengemukakan dalam syarah-nya “Jami al-Ulum wa al-Hikam” halaman 193 – 214, Cetakan Risalah, dengan tahqiq Syua’ib al-Arnawuth dan Ibrahim Bajis
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak
bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat 30 , Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, Padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. dan adalah Allah Maha meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan. Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah)? (Q.S. An Nisa 105 – 109)
(11) Hal yang haram diperbolehkan dalam
keadaan darurat
Darurat dalam hal ini adalah apabila hal itu tidak dilakukan maka ia akan membahayakan jiwa. Sedangkan kuantitas yang diperbolehkan ditentukan oleh besarnya kepentingan dan memiliki syarat tidak menginginkannya serta tidak juga melampaui batas kebutuhannya. Dalil dari prinsip ini adalah
8ø$t/ uöxî §äÜôÊ$# Ç⎯yϑsù ( «!$# ÎötóÏ9 ⎯ÏμÎ/ ¨≅Ïδé& !$tΒuρ ̓̓ΨÏ‚ø9$# zΝóss9uρ tΠ¤$!$#uρ sπtGøŠyϑø9$# ãΝà6ø‹n=tæ tΠ§ym $yϑ¯ΡÎ) ∩⊇∠⊂∪ íΟŠÏm§‘ Ö‘θàxî ©!$# ¨βÎ) 4 Ïμø‹n=tã zΝøOÎ) Iξsù 7Š$tã Ÿωuρ
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan berhubungan dengan pencurian yang dilakukan Thu'mah dan ia Menyembunyikan barang curian itu di rumah seorang Yahudi. Thu'mah tidak mengakui perbuatannya itu malah menuduh bahwa yang mencuri barang itu orang Yahudi. hal ini diajukan oleh kerabat-kerabat Thu'mah kepada Nabi s.a.w. dan mereka meminta agar Nabi membela Thu'mah dan menghukum orang-orang Yahudi, Kendatipun mereka tahu bahwa yang mencuri barang itu ialah Thu'mah, Nabi sendiri Hampir-hampir membenarkan tuduhan Thu'mah dan kerabatnya itu terhadap orang Yahudi.
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. 31 tetapi
Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Baqarah 173)
Penutup
Sesungguhnya hukum-hukum dalam Islam sangat masih banyak sekali, namun sebelas prinsip ini memudahkan kita untuk memahami kaidah-kaidah pokok halal dan haram, persis seperti yang Nicholas Gregory Mankiw menyederhanakan ilmu ekonomi Barat
dengan “Sepuluh Prinsip Ekonomi”nya yang terkenal itu. 32
Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah. 32 Nicholas Gregory Mankiw, Pengantar Ekonomi. 2001. Jakarta: Penerbit Erlangga, Bab I
ÉΟŠÏm§9$# Ç⎯≈uΗ÷q§9$# «!$# ÉΟó¡Î0