1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Gambaran Kadar Hb Selama Kehamilan dan Pengetahuan Ibu
Hamil tentang Anemia di Desa Dolok Maraja Kota Pematangsiantar tahun 2013”.
1.3 Pertanyaan Penelitian “
Bagaimana gambaran kadar Hb selama kehamilan dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia ibu hamil di Desa Dolok Maraja Pematangsiantar tahun
2013?”.
1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi gambaran kadar Hb selama kehamilan dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia di Desa Dolok Maraja Kota
Pematangsiantar tahun 2013”.
1.4.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui gambaran kadar Hb pada ibu hamil di Desa Dolok Maraja Kota Pematangsiantar tahun 2013
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia di Desa Dolok Maraja Pematangsiantar tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi pelayanan keperawatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang kadar Hb selama kehamilan dan menambah
pengetahuan ibu hamil tentang anemia khususnya di Desa Dolok Maraja Kota Pematangsiantar, sehingga informasi tersebut dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan perawat dalam memberi asuhan keperawatan dan pendidikan kesehatan pada ibu hamil.
2. Bagi pendidikan keperawatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan informasi untuk memperoleh gambaran dan
pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sejenis.
3. Bagi penelitian keperawatan yang akan datang, hasil penelitian ini diharapkan sebagai pengalaman dan menambah pengetahuan pada
keilmuannya bagi penulis dalam melakukan penelitian tentang kadar Hb selama kehamilan dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fisiologi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan merupakan mata rantai yang berkesinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan pertumbuhan zigot, nidasi implantasi pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm Manuaba, 2010.
Kehamilan selalu berhubungan dengan perubahan fisiologis yang berakibat pada peningkatan volume cairan dan sel darah merah serta penurunan
konsentrasi protein pengikat gizi dalam sirkulasi darah begitu juga dengan penurunan gizi mikro Andonotopo Arifin, 2005.
Ibu hamil juga mengalami suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi
perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar Ruben, 1967a: Lederman, 1984: Stainton,1985 dalam Yeyeh A, 2009.
2.1.1 Adaptasi Fisiologi Selama Kehamilan
Pada trimester I sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta. Suplai darah ke dalam rahim meningkat seiring
dengan perkembangan rahim dan memenuhi kebutuhan plasenta yang mulai berfungsi. Pada trimester II, ukuran jantung membesar karena ada peningkatan
beban kerja yang disebabkan meningkatnya cardiac output. Jantung juga dapat bergeser ke kanan dan ke kiri serta berputar karena tekanan uterus meningkat
yang disebabkan oleh perkembangan uterus.
Universitas Sumatera Utara
Volume darah meningkat, tetapi tekanan darah cenderung menurun. Sedangkan pada trimester III volume darah semakin meningkat dimana jumlah
serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehinggat terjadi pengenceran darah. Hemodilusi mencapai puncaknya pada umur kehamilan 32 minggu, serum
darah bertambah sebesar 25-30. Selama kehamilan, dengan adanya peningkatan volume darah pada hampir semua organ dalam tubuh, terlihat adanya perubahan
yang signifikan pada sistem kardiovaskuler Jannah N, 2012.
Pada ibu hamil juga terjadi peningkatan aliran darah ke otak, uterus, ginjal, payudara dan kulit. Peningkatan ini artinya sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan fetus. Volume darah merah dan plasma juga meningkat selama kehamilan seiring dengan peningkatan curah jantung. Pembentukan darah merah
juga meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan dasar sebesar 30-33. Keadaan ini membutuhkan banyak bahan-bahan pembentukan sel darah merah
seperti zat besi, asam folat, dan lainnya pada ibu hamil. Peningkatan kebutuhan ini cenderung mengakibatkan anemia pada ibu hamil, dimana Hb menurun dan juga
Hematokrit Tarwoto Wasnidar, 2007.
Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan mulai pada 10-12 minggu usia kehamilan dan secara progresif sampai dengan usia kehamilan 30-34
minggu. Volume darah meningkat kira-kira 1500ml primigravida 1250ml, mulitigravida 1500ml, dan kehamilan kembar 2000ml. normalnya terjadi
peningkatan 8,5-9 dari berat badan atau terjadi peningkatan 25-45 diatas
manita tidak hamil Irene M. Bobak, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Walsh L.V 2007 mengatakan, sistem hematologic pada ibu hamil juga mengalami perubahan yang signifikan sebagai upaya untuk memenuhi kecukupan
perfusi dengan adanya peningkatan ruang pembuluh darah, untuk melindungi organ-organ ibu dan janin dari efek fostural terhadap tekanan dan aliran darah,
serta melindungi ibu terhadap kehilangan darah pada saat persalinan. Jumlah darah yang bersirkulasi meningkat antara 30 - 50 selama kehamilan, dengan
rata-rata peningkatan 1,5 liter. Jumlah darah mengalami perubahan pada kira-kira 6 minggu umur kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke-30 sampai
34. Volume plasma meningkat rata-rata 50, yang dimulai pada minggu ke-6 kehamilan. Peningkatan selanjutnya terjadi pada trimester kedua. Volume plasma
menetap pada minggu ke-32 sampai 34 kehamilan. Hipervolemia pada kehamilan menyebabkan pengenceran protein plasma dan komponen sel-sel darah. Keadaan
ini menyebabkan penurunan kekentalan viskositas darah sampai 20, dan
mengakibatkn penurunan tahanan aliran darah. 2.1.2 Kebutuhan Nutrisi Selama Kehamilan
Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan ibu dan janinnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil adalah
keadaan social ekonomi keluarga ibu hamil, keadaan kesehatan dan gizi ibu, jarak kelahiran, usia kehamilan pertama, dan kebiasaan ibu mengkonsumsi obat-obatan,
perokok, pengguna kopi Arisman, 2004. Huliana 2001 mengatakan, hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil
adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang, mengandung unsur-unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
Universitas Sumatera Utara
Sumber tenaga energi diperoleh dari karbohidrat dan asam lemak, sumber pembangun diperoleh dari protein hewani dan nabati yang dibutuhkan untuk
membentuk placenta dan untuk menambah unsur-unsur cairan darah terutama Hb dan plasma. Sedangkan sumber pengatur dan pelindung diperoleh dari air,
vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelamcaran proses metabolisme.
Gizi seimbang selama kehamilan adalah tercukupinya kebutuhan akan zat- zat gizi selama kehamilan dan sesuai dengan kebutuhan pada tiap semesternya
Mitayani dan Sartika W, 2010
Tabel 1. Contoh Menu Ibu Hamil Sesuai Ukuran Rumah Tangga URT Waktu
Jenis Hidangan URT SM I
URT SM II URT SM III
Pagi Nasibubur
Tempetahu Susu
1sd nasi1 mgkk
1pt sedang 1gls
1 ½ sd nasi 1pt sedang
1gls 1 ½ sd nasi
2pt sedang 1gls
Selingan 1 Krekes
Jus 1bh
1gls 2bh
1gls 2bh
1gls Siang
Nasi putih Ikandaging
Sayur Buah
1 ½ sd nasi 1ptg sedang
1 piring kecil 1pt sedang
2 sd nasi 1ptg sedang
1 mangkok 1pt sedang
2sd nasi 1ptg sedang
1 mangkok
Selingan 2 Es pudding
Snack segar 1gls
1bh 1gls
1 piring kecil 1gls
1 piring kecil Malam
Nasi putih Ikandaging
Sayurtumisan Buah
1sd nasi 1ptg sedang
1prg kecil 1bh
1 ½ sendok nasi
2ptg sedang 1prg kecil
1pt sedang 1 ½ sd nasi
1ptg sedang 1 mangkok
1pt sedang
Selingan 3 Biskuit
Susu 2pt
1gls 4pt
1gls 4ptg
1gls
Universitas Sumatera Utara
2.2 Haemoglobin 2.2.1 Defenisi
Pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi. Atom besi ini merupakan situs ikatan oksigen.
Porifin yang mengandung besi disebut haem dan globin, globin sebagai istilah generic untuk protein globular. Hb haemoglobin adalah suatu bahan dalam
sitoplasma sel darah merah yang merupakan senyawa protein yang terdiri dari hema dan globin. Hema terdiri dari empat struktur pyrole dengan atom fFe
ditengahnya. Sedangkan globin terdiri dari dua pasang polypeptida Muraya, dkk,. 2003.
Menurut Manuaba 2001, Hb adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh
tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam Hb membuat darah berwarna merah. Fungsi dari Hb
adalah pengangkutan oksigen dari organ respirasi ke jaringan perifer dan pengangkutan karbondioksida, berbagai proton dari jaringan perifer ke organ
respirasi untuk selanjutnya diekresikan keluar. Hb dibentuk dalam SDM ketika SDM berada pada sus-sum tulang belakang.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Hb selama Kehamilan
Normalnya terjadi penurunan kadar Hb dalam kehamilan jika dikaitkan dengan meningkatnya berat badan dan kesejahteraan janin karena volume plasma
bertambah lebih cepat daripada volume sel darah merah SDM sehingga terjadi pengenceran terutama pada kehamilan multipel. Defisiensi zat besi lebih lazim
terjadi pada kehamilan akibat peningkatan kebutuhan zat besi karena meningkatnya massa SDM, pembentukan jaringan baru, kebutuhan janin Datta,
dkk. 2010. Jumlah total SDM meningkat kira-kira 33 450ml pada wanita hamil
yang mengkonsumsi zat besi dan 18 250 pada ibu yang tidak mengkonsumsi suplemen zat besi. Peningkatan eritroprotein sirkulasi dan peningkatan produksi
SDM menjadi penyebab keadaan ini. Rata-rata volume sel, diameter, dan ketebalan SDM berubah, menyebabkan penampilannya lebih bulat. Hb dan Ht
menurun sepanjang trimester II, sebagai akibat dari peningkatan volume plasma. Hb total meningkat dari 85-150gr selama kehamilan, tetapi kadar Hb menurun
akibat hemodilusi. Perubahan faktor pembekuan meningkatkan resiko koagulatif konsumtif. Data yang ada menunjukkan bahwa ada proses aktifasi yang terus
menerus dari sistem pembekuan darah di dalam sistem uteroplasenta pada minggu ke-11 kehamilan. Fibrin intravascular ekstravaskular ditemukan dalam sirkulasi
uteroplasenta, rongga antar vili, dan dinding plasenta Black burn dan Loper, 1992 dalam Walsh 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Metode Pemeriksaan Kadar Hb
Pengukuran yang disarankan WHO ialah dengan cara Cyanment, namun cara oxyhaemoglobin dapat juga dipakai jika distandarisasi terhadap cara
Cyanment Soenarto, 1991. Pemeriksaan Hb juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat canggih dan
praktis yaitu Haemochoma Plus, yaitu dengan cara membersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan desinfektan alkohol 70, betadhine, dan
sebagainya, kemudian tusuk dengan lancet ata alat lain, dengan tidak menekan area penusukan strip Hb disentuhkan ujungnya dengan tepat. Kemudian strip Hb
dimasukkan pada Haemochoma Plus, hanya menunggu 6 detik meteran akan mengidentifikasi strip secara otomatis yang dilakukan 2 kali selama kehamilan
yaitu trimester I dan trimester III Ganong, 2012.
2.3 Anemia Pada Kehamilan
Menurut WHO anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dalam darahnya kurang dari 11,0 gr, kondisi dimana berkurangnya sel darah
merah eritrosit dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan
Depkes, 2003. Wiknjosastro 2002, anemia adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dalam
darahnya kurang dari 12gr. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11gr pada trimester I dan III atau kadar Hb
kurang dari 10,5gr pada trimester II Saifuddin, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Nilai Batas Anemia pada Perempuan menurut Sarwono 2012
Derajat anemia berdasarkan kadar Hb menurut WHO dikatakan ringan Hb 8grdl-10grdl, sedang Hb 6grdl-7grdl, dan berat Hb 6grdl. Sedangkan
Depkes menetapkan derajat anemia dikatakan ringan jika Hb 8grdl-11grdl, sedang Hb 5grdl-8grdl, dan anemia berat Hb 5grdl Tarwoto Wasnidar,
2007.
2.3.1 Penyebab Anemia Kehamilan
Sekitar 95 anemia terkait kehamilan tergolong anemia defisiensi zat besi. Banyak faktor yang mempengaruhi asupan zat besi menjadi tidak adekuat,
yang dapat menyebabkan anemia. Misalnya asupan gizi karena kemiskinan, pola asuh dari kultur keluarga yang mengutamakan pemenuhan gizi pada kepala
keluarga, kurangnya pengetahuan tentang makanan yang mengandung zat besi, adanya penyakit tertentu seperti gastritis, tidak pernah mengkonsumsi tablet Fe
penambah darah Morgan, 2009. Penyebab utama tampaknya adalah karena konsumsi zat besi yang rendah,
pola makanan yang sebagian besar terdiri dari nasi dan menu yang kurang beranekaragam. Konsumsi zat besi dari makanan tersebut sering lebih rendah dari
dua pertiga kecukupan konsumsi yang dianjurkan, dan susunan menu makanan yang dikonsumsi tergolong pada tipe makanan yang rendah absorpsi zat besi
Rasmaliah, 2004.
Status kehamilan Hemoglobin gdl
Hematokrit
Tidak hamil 12,0
36 Hamil
a Trimester I b Trimester II
c Trimester III 11,0
10,5 11,0
33 32
33
Universitas Sumatera Utara
Leveno 2009, anemia pada kehamilan di Indonesia masih tinggi, dengan angka nasional 65 yang setiap daerah mempunyai variasi yang berbeda.
penyebab utama, yang berarti dapat terjadi: a. Anemia defisiensi besi, disebabkan oleh fertin serum darah turun, hemosiderin
sumsum tulang turun, parameter sttus besi normal, dan reabsorbsi meningkat. b. Anemia karena infeksi, disebabkan oleh infeksi cacing tambang, infeksi
malaria, infeksi HIV. c. Anemia karena kekurangan asam folat, disebabkan adanya gangguan
pembentuksn eritrosit, megaloblastik anemia, asam folat makanan kurang karena terlalu lama direbus, dan memanaskan makanan berulang.
d. Anemia karena kelainan Hb hemoglobinopathies, dapat terjadi karena talasemia anemia, dan siklus sel anemia.
Menurut Tarwoto dan Wasnidar 2007, adapun penyebab lain anemia pada ibu hamil adalah kebutuhan zat besi dan asam folat yang meningkat untuk
memenuhi kebutuhan darah ibu dan janinnya, penyakit tertentu: penyakit ginjal, jantung, pencernaan, diabetes mellitus, asupan gizi yang kurang, cara mengolah
makanan yang tidak tepat, kebiasaan makan atau pantangan terhadap makanan tertentu seperti ikan, sayur-sayuran dan buah-buahan, kebiasaan minum kopi, teh
yang bersamaan pada saat makan, kebiasaan minum obat penenang dan alcohol.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Gejala Klinis Anemia Kehamilan
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu sering mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan berkurang,
konsentrasi hilang, nafas pendek pada anemia berat, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil mudah Sohimah, 2006.
Rasa cepat lelah disebabkan karena pada penderita anemia zat besi, pengelolaan metabolisme energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena
kurang oksigen. Anemia besi dengan keluhan yang paling jelas yaitu cepat lelah, rasa mengantuk, malaise dan mempunyai wajah yang pucat Sukirman, 1999.
Adapun tanda dan gejala menurut Tarwoto dan Wasnidar 2007, yaitu pucat pada mata, kekuningan pada mata, cepat lelah, sering pusing dan sakit
kepala, sering terjadi keram dan kaki, terjadi sariawan, peradangan gusi, peradangan pada lidah dan peradangan pada sudut mulut, pemeriksaan Hb kurang
dari 9,5 grdl, tekanan darah cenderung turun. Rochjati 2003, gejala anemia yang dapat dilihat pada ibu hamil adalah
lemas, badan lesu, cepat lelah, mata berkunang_kunang, jantung berdebar, dengan pemeriksaan pandang, ditemukan pucat pada muka, kelopak mata, lidah dan
telapak tangan, jika diperiksa melalui tes laboratorium didapatkan kadar Hb dalam darah kurang dari 11gr.
Universitas Sumatera Utara
Tanda dan gejala yang berkaitan dengan anemia meliputi adanya keletihan, mengantuk,pusing, sakit kepala, malaise, pica, nafsu makan berkurang,
perubahan dalam kesukaan, perubahan mood, perubahan kebiasaan tidur, pucat, icterus, edema perifer, membrane mukosa dan bantalan kuku pucat, takipnea,
dispnea saat beraktivitas Varney, 2007. 2.3.3 Komplikasi Anemia Kehamilan
Menurut WHO, adapun akibat anemia pada ibu hamil dapat terjadi abortus, kelainan congenital, persalinan premature, perdarahan anterpartum,
gangguan pertumbuhan janin dan rahim, BBLR, IQ rendah, kematian ibu, retensio plasenta, infeksi dan lain-lain Sarwono, 2010.
Informasi yang dikumpulkan oleh Sub Committee on Nutrition WHO menunjukkan bahwa paling sedikit satu diantara dua kematian ibu di Negara
sedang berkembang adalah anemia akibat kurang zat besi. Apabila kadar Hb 8 grdl, resiko kematian maternal meningkat sekitar 8 kali lebih tinggi dibandingkan
wanita dengan wanita tidak anemia. Penelitian Saraswati dan Sumarno 2008 menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kadar Hb 10 gdl mempunyai resiko 2
kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil dengan kadar Hb di atas 10grdl, dimana ibu hamil yang menderita anemia berat
mempunyai resiko untuk melahirkan bayi 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia berat Mitayani dan Sartika W 2010.
Universitas Sumatera Utara
Tarwoto dan Wasnidar 2007 mengatakan, akibat anemia pada ibu hamil menyebabkan padi ibu menjadi penyulit persalinan, resiko syok saat persalinan,
mudah terjadi penyakit saat persalinan, keguguran, lahir prematur, BBLR, kelainancacat pada janin, dan lematangan fungsi organ tubuh janin tidak
sempurna. Sedangkan menurut Rochjati 2003, komplikasi yang dapat terjadi pada
kehamilan dengan anemia berat, yaitu Hb kurang dari 6 adalah kematian janin dalam kandungan, persalinan premature, pada kehamilan kurang dari 37 minggu,
persalinan lama, perdarahan pasca persalinan.
2.3.4 Pengobatan Anemia pada Kehamilan
Leveno dkk. 2009, tujuan pengobatan perbaikan deficit massa Hb dan ahirnya pemulihan zat besi. Kadua tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian
senyawa zat besi sederhana per oral, fero sulfat, fumarat, atau glukonat yang memberikan dosis harian sekitar 200mg zat besi elemental. Transfusi sel darah
merah atau darah lengkap jarang diindikasikan sebagai terapi anemia defisiensi zat besi juga terdapat hipovolemia akibat kehilangan darah atau harus dilakukan
pembedahan darurat pada wanita dengan anemia berat hematokrit 20 volume.
Universitas Sumatera Utara
Manuaba 2002, di puskesmas pernah dirancangkan pemberian preparat Fe, dengan bantuan WHO, tetapi preparat tersebut berbau besi dan tampak
karatan, sehingga ditolak masyarakat. Angka anemia pada kehamilan cukup tinggi sekitar 67 dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masin-
masing. Sekitar 10-15 tergolong anemia berat yang sudah tentu akan mempengaruhi tumbuh kembang janin. Sebagian besar anemia ibu hamil
tergolong kekurangan gizi. Pada kasus anemia berat dapat diberikan Fe secara langsung melalui intravena atau intramuscular. Sebagian gambaran upaya
penanggulangan anemia adalah peningkatan sel darah merah ibu dengan total jumlah keburutuhan 900 mgr Fe yaitu 500 mgr Fe untuk peningkatan sel darah
merah pada ibu, 300 mgr Fe untuk kebutuhan plasenta, dan untuk penambangan darah janin sebanyak 100 mgr Fe.
2.3.5 Pencegahan Anemia pada Kehamilan
Melalui program perbaikan gizi rutinnya, telah melakukan pencegahan dan penaggulangan anemia zat besi melalui pemberian suplementasi langsung zat besi
berupa tablet besi pada ibu hamil60 mg elementasi besi, 0,25 mg asam folat. Diberikan setiap hari sejak kehamilan trimester I dan diharapkan ibu hamil
mengkonsumsi minimal 90 tablet selama kehamilannya. Pemberian sirup Fe juga diberikan kepada balita yang mengalami kurang gizi. Dilakukan bersama kegiatan
usaha perbaikan gizi keluarga UPKG di posyandu, puskesmas, klinik bersalin dan rumah sakit Depkes, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Manuaba 2002, melalui pendidikan, anemia dapat diturunkan dengan jalan menjarangkan kehamilan, meningkatkan kesejahteraan diri dan lingkungan,
melakukan antenatal intensif dan memberikan tambahan vitamin dan meningkatkan gizi ibu saat hamil.
Pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil antara lain Wirahadikusuma, 1999:
1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, seperti mengkonsumsi pangan hewani daging, ikan, hati dan telur, makanan nabati sayuran hijau,
buah-buahan, kacang-kacangan, dan padi-padian. Buah dan sayur yang segar merupakan sumber vitamin C yang diperlukan untuk penyerapan zat besi di
dalam tubuh. Hindari mengkonsumsi makanan bersamaan dengan nasi, seperti teh karena dapat mengurangi penyerapan zat besi.
2. Suplemen zat besi yang berfungsi dapat memperbaiki Hb dalam waktu singkat.
3. Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitan pangan.
Menurut Tarwoto dan Wasnidar 2007, cara mencegah anemia pada ibu hamildengan makan makanan yang banyak mengandung zat besi, asam folat,
konsumsi vitamin C yang lebih banyak, hindari atau kurangi minum teh dan kopi, minum suplemen zat besi 90 tablet selama kehamilan, hindari aktifitas yang
berat, istirahat yang cukup, ukur tekanan darah, periksa Hb pada tempat pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Pengetahuan
2.4.1 Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melaui panca indera manusia, yakni indera pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh malalui mata dan telinga
Notoadmodjo, 2010. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendiri dan dari pengalaman
orang lain. Pengetahuan dan kognitif merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang Notoadmodjo, 2010.
2.4.2 Domain Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup didalm kognitif mempunyai 6 tingkatan, yang terdiri dari tingkatan tahu Know, memahami Comprehention, aplikasi
Aplication, analisa Analysis, sintesis Shintesis, dan evaluasi Evaluation. Tahu Know diartikan sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Memahami Comprehention diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Aplikasi Aplication diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi dapat digunakan sebagai penggunaan atau hukum-hukum rumus metode transit dalam konteks atau situasi lain.
Universitas Sumatera Utara
Analisa Analysis yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sedangkan sintesis Shintesis menunjukkan suatu kepada suatu komponen untuk melakukan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bneuk keseluruhan yang baru. Tingkatan yang terahir yaitu evaluasi Evaluation berkaitan dengan kemampuan
yang melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu objek Notoadmodjo, 2010.
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
2.5.1 Umur
Umur adalah lamanya tahun yang dihitung sejak dilahirkan hingga penelitian ini dilakukan. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola-
pola dan harapan baru. Semakin banyak umur seseorang maka makin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki Notoadmodjo, 2010.
2.5.2 Paritas
Paritas adalah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita usia subur yang pernah kawin pada tahun tertentu. Semakin tua umur seorang wanita
maka tingkat kesuburan wanita pun berkurang sehingga hanya sedikit dari mereka yang melahirkan. Orang tua yang belum pernah memiliki anak dianggap belum
berpengalaman dalam hal merawat anak Notoadmodjo, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Paritas dibagi menjadi empat kategori yaitu: 1. Primipara yaitu seorang wanita yang melahirkan untuk pertama kalinya
2. Skundipara yaitu seorang wanita yang melahirkan untuk kedua kalinya 3. Multipara yaitu seorang manita yang melahirkan lebih dari dua kali
4. Grande multipara yaitu seorang wanita yang melahirkan lebih dari lima kali
2.5.3 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat Notoadmodjo, 2010.
Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan seluruh kemampuan dan perilaku melalui pekerjaan sehingga dalam pendidikan itu perlu
dipertimbangkan umur dan hubungannya dengan proses belajar. Tingkat pengetahuan pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ide-
ide dan teknologi baru Arikunto, 2006. Pendidikan meliputi peranan penting dalam menentukan kalitas hidup
manusia, dengan pendidikan manusia dianggap akan mempengaruhi pengetahun. Semakin tinggi pendidikan hidup manusia akan semakin berkualitas Hurlock,
2007.
Universitas Sumatera Utara
2.5.4 Sumber Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi maka ia
cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas, sumber informasi adalah sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang
fikiran dan kemampuan. Semakin sering seseorang mendapatkan atau mendengarkan informasi suatu keadaan maka seseorang semakin mengerti
sengan keadaan tersebut Notoadmodjo, 2006. Sumber informasi adalah suatu informasi dengan mendengar dan melihat sesuatu baik secara langsung maupun
tidak langsung Notoadmodjo, 2010.
2.5.5 Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan seseorang setiap hari dalam kehidupannya. Dalam sebuah bidang pekerjaan pada umumnya diperlukan
adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul dengan orang lain. Setiap orang harus dapat bergaul dengan teman
sejawat ataupun dengan atasannya, sehingga orang yang hubungan sosialnya luas maka akan lebih tinggi pengetahuannya dibanding dengan orang yang kurang
hubungan sosialnya dengan orang lain Notoadmodjo, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.5.6 Pengukuran pengetahuan
Menurut Arikunto 2002 bahwa pengukuran pengetahuan dapat dikategorikan menjadi empat bagian, yaitu:
1. Tingkat pengetahuan baik : 76-100
2. Tingkat pengetahuan cukup baik : 56-75
3. Tingkat pengetahuan kurang baik : 40-55
4. Tingkat pengetahuan tidak baik : 40
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini disusun untuk mendeskripsikan gambaran kadar Hb selama kehamilan dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia di Desa Dolok
Maraja Kota Pematangsiantar. Hb normal pada ibu hamil adalah 11grdl. Jika kurang dari normal atau kebutuhannya, maka dikatakan anemia bagi yang
bersangkutan.
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian
Kadar Hb pada Ibu selama kehamilan berdasarkan Depkes
- Hb 11grdl - Hb 11grdl-8grdl
- Hb 8grdl-5grdl - Hb 5grdl
Ibu hamil Trimester I, II, dan III
Tingkat pengetahuan ibu tentang anemia:
- Baik
- Cukup
- Kurang
- Tidak baik
Universitas Sumatera Utara
3.2 Defenisi Operasional Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional