Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN

seseorang atau suatu organisasi atau suatu sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun alternatif-alternatif kebijakan dari aspek kelembagaan adalah:  Menjalin sinergi kebijakan dan meningkatkan komunikasi antara lembaga pemerintah dan lembaga legislatif dan antara pemerintah pusat dan daerah untuk menjadikan perkebunan kelapa sawit sebagai motor penggerak ekonomi nasional dan daerah.  Pengembangan aturan UU dan aturan pelaksanaannya untuk diterapkan di agribisnis kelapa sawit melalui harmonisasi regulasi serta membangun system pengawasan yang efektif.  Peningkatan kualitas, moral dan etos kerja aparat yang bertugas pada pengembangan agribisnis kelapa sawit.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit elementer, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian. Sementara sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Pengambilan sampel dilakukan secara terkuota quoted sampling dan dengan teknik pengambilan contoh secara sengaja purposive sampling dengan kriteria mewakili setiap bidang keahlian dan diperioritaskan kepada pakar yang memiliki tingkat kepakaran yang telah diakui. Jumlah pakar yang disyaratkan untuk menggunakan AHP Analytical Hierarchy Process cukup beberapa orang Saaty,1993. Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh pihak yang berkepentingan baik langsung maupun secara tidak langsung terkait dengan pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatra Utara. Penentuan sampel diambil secara terkuota quoted sampling dan purposive sampling yaitu hanya sebanyak tiga puluh tujuh 37 orang responden n=37 dan diantaranya terdapat 7 orang keyperson. Penelitian ini hanya mengambil 37 responden karena dalam penerapan metode AHP yang diutamakan adalah kualitas data dari responden, dan tidak tergantung pada kuantitasnya Saaty, 1993. Oleh karena itu, penilaian AHP memerlukan para pakar sebagai responden dalam pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif. Para pakar disini merupakan orang-orang kompeten yang benar-benar menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau benar-benar mengetahui informasi yang dibutuhkan. Seluruh responden tersebut akan diwawancarai dengan menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data yang diperlukan. Adapun responden tersebut terdiri dari : 1. Departemen Perindustrian dan Perdagangan SUMUT 1 orang yaitu Bapak Donald S. Panjaitan sebagai Kepala Bagian Produksi Pengolahan IKA Industri Kayu dan Hasil Hutan. 2. Dinas Perkebunan dan Pertanian SUMUT 2 orang yaitu Bapak Djosua Ginting sebagai Kepala Divisi Produksi Dinas Perkebunan Propsu dan Ibu Hafnizar sebagai Kepala Divisi Pemasaran dan Keuangan Dinas Perkebunan Propsu. 3. Ahli Perkebunan 4 orang terdiri dari : salah satu manager PTPN di Provinsi Sumatra Utara, Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Perkebunan STIP-Medan, salah satu Pengawas dan Monitoring hasil perkebunan kelapa sawit di SUMUT dan Dosen di Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara USU-Medan. Dalam penelitian ini Pengusahapemilik sawit tidak diikutsertakan sebagai panel ahli Key Person melainkan sebagai responden biasa karena pengusaha dianggap kurang ahli dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit karena tidak terjun langsung ke lapangan dan panel ahli yang ada sudah cukup mewakili dalam penyelesaian penelitian ini. 4. Swasta Pengusaha Perkebunan Kalapa Sawit di Provinsi Sumatra Utara 10 orang. 5. PekerjaBuruh Sawit di Perkebunan Sawit di Provinsi Sumatra Utara 10 orang. 6. Masyarakat Lokal dan Stakeholder lainnya yang terkait langsung dengan dampak pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatra Utara 10 orang. Penelitian ini hanya mengambil 7 responden key persons karena untuk keperluan pengolahan data pada dasarnya AHP dapat menggunakan dari satu responden ahli. Namun dalam aplikasinya penilaian kriteria dan alternatif dilakukan oleh beberapa ahli multidisipliner. Konsekuensinya pendapat beberapa ahli perlu dicek konsistensinya satu persatu, pendapat yang konsisten kemudian digabungkan dengan menggunakan rata-rata geometrik Saaty, 1993. Selain key persons , penulis juga menambahkan sampel sebanyak 30 orang yang terdiri dari Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawitpihak swasta di Provinsi Sumatra Utara 10 orang, pekerjaBuruh Sawit di Perkebunan Sawit di Provinsi Sumatra Utara 10 orang dan masyarakat Lokal dan Stakeholder lainnya yang terkait langsung dengan dampak pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatra Utara 10 orang. Jumlah sampel tersebut ditentukan berdasarkan jumlah sampel terkecil yang hanya berjumlah 30 orang. Mutu suatu penelitian tidak ditentukan oleh besar kecilnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh rancangan penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya Soeratno dan Lincolin Arsyad, 2008. Kemudian data hasil wawancara dan kuesioner diolah dengan menggunakan Metode AHP Analytical Hierarchy Process untuk menghasilkan strategi kebijakan pengelolaan perkebunan kelapa sawit di daerah penelitian dengan langkah langkah analisis sebagaimana diuraikan pada metodologi analisis.

3.3 Jenis dan Sumber Data