2. Proporsi Rumah Permanen, Semi Permanen

c. Kerangka Pengambilan Keputusan

Struktur dari sistem kerangka pengambilan keputusan tersebut tergantung dari :

1) Posisi orang yang berwenang, berwajib, dan atau bertanggung jawab untuk mengambil keputusan.

2) Problema atau masalh yang dihadapi dan harus ditangani atau dipecahkan.

3) Situasi dimana dari pengambilan keputusan dan problema itu berada.

Tingkah Laku

d. Proses Pengambilan Keputusan

Banyak peranan atau faktor – faktor yang mempengaruhi pengambilan pengambilan keputusan masyarakat baik faktor ekstern maupun intern. Seseorang dapat memainkan suatu peranan yang mungkin dapat dimainkan dalam sebuah pengambilan keputusan masyarakat. Adapun pihak – pihak yang terlibat dalam unit pengambilan keputusan masyarakat :

1) Initiator : yaitu orang yang pertama kali menyarankan atau mempunyai pendapat untuk pengambilan keputusan dalam tinggal di kawasan perumahan.

2) Influencer : yaitu orang yang memberi pengaruh keputusan akhir dalam pengambilan keputusan.

3) Decider : yaitu orang yang mengambil keputusan.

4) User : yaitu orang yang menggunakan barang atau jasa yang sudah

dibeli.

Dengan mengetahui pelaku utama peranan yang mereka mainkan akan membantu Perum – Perumnas untuk menyelaraskan keinginan masyarakat. Diantara peranan – peranan tersebut yang paling penting adalah peranan decider. Sebelum mengambil keputusan seseorang akan melalui empat tahapan. Tahap – tahap tersebut sebagai berikut :

Gambar 2.3. Tahap Pengambilan Keputusan

Evaluasi Alternatif

Pengambilan Keputusan

1) Pengenalan Masalah

Pengenalan kebutuhan dan kegiatan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Adanya kebutuhan yang belum terpenuhi tersebut akan menyebabkan masyarakat memahami adanya kebutuhan dan dapat segera memutuskan apakah kebutuhan tersebut dapat ditunda atau tidak memenuhinya. Proses pengenalan masalah adalah suatu proses yang komplek sebab, pertama karena proses ini melibatkan banyak variabel seperti kepribadian, proses belajar dan sebagainya. Kedua, proses penganalisaan kebutuhan dan keinginan merupakan suatu proses yang lebih komplek dan penganalisaan motivasi. Ketiga, proses ini melibatkan juga jumlah perbandingan dan pembobotan yang komplek terhadap macam – macam kebutuhan.

2) Pencarian Informasi

Masyarakat yang mulai tergugah minatnya mungkin akan mencari atau tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika dorongan masyarakat adalah kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, masyarakat akan melakukan pengambilan keputusan untuk meminjam uang. Jika tidak kebutuhan masyarakat itu akan mengendap dalam ikatan masyarakat. Masyarakat mungkin tidak berusaha untuk memperoleh informasi yang lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.

Sumber – sumber informasi masyarakat terbagi menjadi empat kelompok yaitu :

a) Sumber pribadi : yaitu keluarga, teman, tetangga dan sebagainya.

b) Sumber niaga : yaitu iklan perjudian, pameran dan sebagainya.

c) Sumber umum : yaitu media massa, organisasi masyarakat.

d) Sumber pengalaman : pernah mengalami, pernah mengunjungi dan sebagainya.

Sumber – sumber informasi ini memberikan pengaruh yang relatif berbeda – beda sesuai dengan jenis produk dan ciri – ciri pembeli. Pada umumnya masyarakat menerima sebagian besar informasi tentang suatu produk dari sumber – sumber yang bersifat niaga yakni sumber- sumber yang dikuasai oleh pemberi pinjaman uang. Namun sebaliknya, penerima informasi yang paling efektif cenderung dateng dari sumber-sumber pribadi. Setiap macam sumber bisa melaksanakan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan masyarakat. Informasi ini yang bersifat niaga biasanya berfungsi pemberitahuan dan sumber pribadi berfungsi sebagai suatu penilaian.

3) Penilaian alternatif

Setelah memperoleh informasi, masyarakat mengharapkan ada pilihan terakhir. Agar dapat memilih diantara beberapa alternatif merk yang tersedia.

4) Pengambilan Keputusan

Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merk yang tergabung dalam perangkat pilihan.

B. Penelitian Sebelumnya

Eny(2009) dengan judul “Kajian Hubungan antara Karakteristik Konsumen dengan Pemilikan Tipe Perumahan( Studi Kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar)” dengan metode Menggunakan analisis data frekuensi dengan korelasi tabel silang, Uji indepedensi Chi kuadrat, Uji kekuatan atau ke-eratan atau kekuatan hubungan antara dua variabel. Analisa pengolahan data menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 13 (Stastical Product and Service Solution). Pengujian indepedensi dan pengujian kekuatan hubungan antara dua variabel maka didapatkan informasi bahwa terdapat hubungan antara domisili asal dengan pemilihan tipe perumahan pada kelas perumahan sederhana, tipe perumahan dengan jenis pekerjaan (dalam kelas perumahan sederhana), tipe perumahan dengan luas kaveling (dalam kelas perumahan menengah), tipe perumahan dengan alasan pindah ke perumahan (dalam kelas perumahan menengah).

I Putu Dkk (2007) dengan judul “ Analisa Tingkat Preferensi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Badung terhadap Perumahan Menyongsong Puskem Baru”. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Proportional Stratified Random Sampling dalam pengambilan sampel dan wawancara dengan menggunakan kuisoner I Putu Dkk (2007) dengan judul “ Analisa Tingkat Preferensi Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Badung terhadap Perumahan Menyongsong Puskem Baru”. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Proportional Stratified Random Sampling dalam pengambilan sampel dan wawancara dengan menggunakan kuisoner

bangunan 45m 2 , luas lahan 100 – 125 m 2 , non finishing, kisaran harga 76- 175 juta rupiah dengan sistem pembayaran kredit uang muka 20%-35%. Nurul (2009) dengan judul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Untuk Memilih Tinggal di Kawasan Perumahan (Studi Kasus Perumahan Mojosongo di Kota Surakarta)”. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil secara proportional stratified random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah Uji Chi-Square dengan keterkaitan antara harga rumah, tipe rumah, status pekerjaan, pendidikan, besaarnya penghasilan, sistem pembayaran yang dikredit, kenyamanan lingkungan, kemudahan alat transportasi, tersedianya PDAM, tersedianya listrik, terjaminnya keamanan dan tersedianya fasilitas lainnya. dengan keputusan masyarakat untuk memilih tinggal di kawasan perumahan dengan rumah sangat sederhana, rumah sederhana dan rumah elit. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS 16.0 dengan tingkat bangunan 45m 2 , luas lahan 100 – 125 m 2 , non finishing, kisaran harga 76- 175 juta rupiah dengan sistem pembayaran kredit uang muka 20%-35%. Nurul (2009) dengan judul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Untuk Memilih Tinggal di Kawasan Perumahan (Studi Kasus Perumahan Mojosongo di Kota Surakarta)”. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil secara proportional stratified random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah Uji Chi-Square dengan keterkaitan antara harga rumah, tipe rumah, status pekerjaan, pendidikan, besaarnya penghasilan, sistem pembayaran yang dikredit, kenyamanan lingkungan, kemudahan alat transportasi, tersedianya PDAM, tersedianya listrik, terjaminnya keamanan dan tersedianya fasilitas lainnya. dengan keputusan masyarakat untuk memilih tinggal di kawasan perumahan dengan rumah sangat sederhana, rumah sederhana dan rumah elit. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS 16.0 dengan tingkat

C. Kerangka Pemikiran

Suatu kerangka pemikiran dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap akhir, merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kerangka pemikiran merupakan inti dari suatu penelitian yang menuju pada suatu tujuan, yaitu memecahkan masalah yang diteliti. Dibawah ini digambarkan kerangka pemukiran yang melandasi penelitian yang dilakukan.

Gambar 2.4. Skema Kerangka Pemikiran

Dari gambar 2.4 di atas dapat diketahui bahwa adanya keterkaitan antara kajian Teoritis, penelitian sebelumnya, data primer, analisis dan kesimpulan dan saran disebutkan diatas memiliki keterkaitan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di Lokasi perumahan dan Permukiman (Perumahan dan Permukiman Wonorejo Kabupaten Karanganyar).

Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi

Perumahan dan Permukiman

Kajian Teoritis - Perumahan dan Permukiman - Permintaan - Pengambilan Keputusan

Penelitian Sebelumnya - Eny (2009) - I Putu Swihendra(2007) - Nurul Hastria(2009)

Data Primer

A. Perumahan

- X 1 (Harga Rumah) - X 2 (Skema Pembayaran) - X 3 (Kondisi Lingkungan) - X 4 (Aksesibilitas)

- X 5 (Kondisi Fasilitas)

B. Permukiman

- X 1 (Harga rumah) - X 2 (Kondisi Lingkungan)

- X 3 (Aksesibilitas) - X 4 (Kondisi Fasilitas)

Analisis - Deskriptif - Chi Square

Kesimpulan dan Saran

D. Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesa yang diuji adalah :

1. Perumahan

a. Diduga ada keterkaitan antara harga rumah dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

b. Diduga ada keterkaitan antara skema pembayaran dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

c. Diduga ada keterkaitan antara kondisi lingkungan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

d. Diduga ada keterkaitan antara aksesibilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

e. Diduga ada keterkaitan antara kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan.

2. Permukiman

a. Diduga ada keterkaitan antara harga rumah dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

b. Diduga ada keterkaitan antara kondisi lingkungan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

c. Diduga ada keterkaitan antara aksesibilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

d. Diduga ada keterkaitan antara kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan analisis data primer mengenai judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman. Daerah penelitian ini adalah di Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Ukuran Populasi Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan atau individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan Pangestu, 1993:107). Dalam penelitian ini sebagai populasinya seluruh masyarakat yang tinggal di lokasi perumahan dan permukiman Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Karanganyar.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Dalam penelitian ini sampelnya adalah masyarakat di Perumahan dan Permukiman Wonorejo yang tinggal di Lokasi perumahan dan permukiman. Rumus slovin (Dalam Nurul Hastria, 2009) :

n= N

1 + N.(e x e )

N = jumlah populasi

e x e = frekuensi harapan yang ditentukan oleh peneliti sebesar 10 % ( e = 0,1 ).

Dari rumus Slovin di atas maka didapatkan hasil sebagai berikut : n = 3488

1 + 3488(0,1 x 0,1 ) n = 97,213 Dari rumus slovin maka dapatkan jumlah sampel sebesar 97,213 responden yang dibulatkan menjadi 100 responden. Penelitian ini merupakan survei dimana informasi yang dibutuhkan diperoleh dari responden melalui kuisioner. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Penelitian ini merupakan survei dimana informasi yang dibutuhkan diperoleh dari responden melalui kuisoner. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 45 orang yang tinggal di perumahan wonorejo dan 55 orang yang tinggal dipermukiman wonorejo.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Kuisioner, yaitu sekumpulan pertanyaan tertulis yang disebarkan kepada responden tetapi yang hanya menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian. Pertanyaan yang diajukan dan harus dijawab oleh 1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Kuisioner, yaitu sekumpulan pertanyaan tertulis yang disebarkan kepada responden tetapi yang hanya menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian. Pertanyaan yang diajukan dan harus dijawab oleh

2. Sumber Data yang digunakan adalah melalui survei lapangan yang dilakukan.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi dari masing – masing variabel dari penelitian ini, yaitu :

1. Perumahan, yaitu kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

2. Permukiman, yaitu bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

3. a. Harga rumah diperumahan, yaitu preferensi responden terhadap aspek harga rumah terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

b. Harga rumah dipermukiman, yaitu preferensi responden terhadap aspek harga rumah terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman dalam bentuk skala likert 1-5.

4. Skema pembayaran, yaitu preferensi responden terhadap aspek skema pembayaran terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

5. a. Kondisi lingkungan perumahan, yaitu preferensi responden terhadap aspek kondisi lingkungan terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

b. Kondisi lingkungan permukiman, yaitu preferensi responden terhadap aspek kondisi lingkungan terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman dalam bentuk skala likert 1-5.

6. a. Aksesibilitas diperumahan, yaitu preferensi responden terhadap aspek aksesibilitas terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

b. Aksesibilitas dipermukiman, yaitu preferensi responden terhadap aspek aksesibilitas terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman dalam bentuk skala likert 1-5.

7. a. Kondisi fasilitas diperumahan, yaitu preferensi responden terhadap aspek kondisi fasilitas terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dalam bentuk skala likert 1-5.

b. Kondisi fasilitas dipermukiman, yaitu preferensi responden terhadap aspek kondisi fasilitas terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman dalam bentuk skala likert 1-5.

8. Keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan permukiman, yaitu keputusan masyarakat untuk memilih suatu tempat 8. Keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan permukiman, yaitu keputusan masyarakat untuk memilih suatu tempat

E. Pengukuran Variabel

1. Jenis Kelamin Dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Laki – laki diberikan angka 1

b. Perempuan diberikan angka 2

2. Umur

Dalam penelitian ini berdasarkan umur dibagi menjadi 3, yaitu :

a. umur 20 – 35 tahun diberikan angka 1

b. umur 36 – 50 tahun diberikan angka 2

c. umur > 50 tahun diberikan angka 3

3. Status Pernikahan Dalam penelitian ini berdasarkan status martial dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Menikah diberikan angka 1

b. Belum menikah diberikan angka 2

4. Pekerjaan

Dalam penelitian ini berdasarkan pekerjaan dibagi menjadi 5,yaitu :

a. PNS diberikan angka 1

b. TNI/POLRI diberikan angka 2

c. Pegawai Swasta diberikan angka 3

d. Wiraswasta diberikan angka 4

e. Lainnya diberikan angka 5

5. Pendidikan Terakhir Dalam penelitian ini berdasarkan pendidikan terakhir dibagi menjadi 6,yaitu :

a. SD diberikan angka 1

b. SMP diberikan angka 2

c. SMA diberikan angka 3

d. Diploma diberikan angka 4

e. Sarjana diberikan angka 5

f. Lainnya diberikan angka 6

6. Penghasilan Dalam penelitian ini berdasarkan penghasilan dibagi menjadi 5, yaitu :

a. Kurang dari Rp 500.000,00 diberikan angka 1

b. Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 diberikan angka 2

c. Rp 1.100.000,00 – Rp 1.500.000,00 diberikan angka 3

d. Rp 1.600.000,00 – Rp 2.000.000,00 diberikan angka 4

e. Lebih dari Rp 2.000.000,00 diberikan angka 5

7. Status Rumah Dalam penelitian ini berdasarkan status rumah dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Rumah sendiri diberikan angka 1

b. Sewa / Kontrak diberikan angka 2

c. Lainnya diberikan angka 3

8. Total Harga Rumah Dalam penelitian ini harga rumah dibagi menjadi 2 untuk lokasi perumahan dan permukiman ,yaitu : (Nurul,2009) 8. Total Harga Rumah Dalam penelitian ini harga rumah dibagi menjadi 2 untuk lokasi perumahan dan permukiman ,yaitu : (Nurul,2009)

b. 11 – 21 = murah

9. Total Skema Pembayaran Dalam penelitian ini skema pembayaran dibagi menjadi 2 untuk lokasi perumahan dan permukiman, yaitu : (Nurul,2009)

a. 1 – 6 = tidak mudah

b. 7 – 12 = mudah

10. Total Kondisi Lingkungan Dalam penelitian ini kondisi lingkungan dibagi menjadi 2 untuk lokasi perumahan dan permukiman, yaitu : (Nurul,2009)

a. 1 – 7 = tidak baik

b. 8 – 15 = baik

11. Total Aksesibilitas Dalam penelitian ini aksesibilitas dibagi menjadi 2 untuk lokasi perumahan dan permukiman, yaitu : (Nurul,2009)

a. 1 – 9 = tidak strategis

b. 10 – 18 = strategis

12. Total Kondisi Fasilitas Dalam penelitian ini kondisi fasilitas dibagi menjadi 2 untuk lokasi perumahan dan permukiman,yaitu : (Nurul,2009)

a. 1 – 4 = tidak lengkap

b. 5 – 9 = lengkap

13. Total Keputusan Masyarakat Dalam penelitian ini keputusan masyarakat dibagi menjadi 2 untuk lokasi perumahan dan permukiman, yaitu: (Nurul,2009)

a. 1 – 9 = Rumah sederhana

b. 10 – 18 = Rumah mewah Dalam penelitian ini keputusan masyarakat dibagi menjadi 2 untuk lokasi perumahan dan permukiman, yaitu: (Nurul,2009)

a. 1 – 7 = Rumah sederhana

b. 8 – 15 = Rumah mewah

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis data yang tidak dapat dinominalkan dengan menggunakan angka – angka, melainkan disajikan berupa keterangan, penjelasan dan pembahasan teori.

2. Analisis Uji Chi Square Analisis ini diolah dengan menggunakan program SPSS. Analisis ini yang memerlukan berbagai uji yaitu :

a. Analisis Uji Chi - Square Uji Chi – Square digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan keterkaitan antara masing - masing variabel harga rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan permukiman.

Langkah dalam uji independency dengan menggunakan metode Chi – Square menurut Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo ( 1993 : 243 – 244 ) dengan urut – urutan sebagai berikut : 1)

Menentukan formulasi nol hipotesis ( Ho ) dengan alternatif hipotesis ( Ha ) : Ho = P11 = P12 = P13 = .............................................= P1k

P21 = P22 = P 23 = ............................................= P2k Pr1 = Pr2 = Pr3 = .............................................= Prk

Artinya bahwa tidak ada hubungan antara masing – masing variabel harga rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan permukiman. i.

Menentukan level of signifikan sebesar 0,05 dengan derajat kebebasan ( r – 1 ) (k – 1 ).

ii.

Kriteria pengujian

Gambar III. Uji Hipotesis Wilayah penerimaan Ha

Wilayah penolakan Ho

T-tab Ho diterima apabila

tab { alpha; ( r – 1 ) ( k – 1 ) } dan

Chi- Square hitung < Chi – Square tabel. Ho ditolak apabila tab { alpha; ( r – 1 ) ( k – 1 ) } dan

Chi- Square hitung > Chi – Square tabel.

2) Perhitungan

keterangan : = Chi- Square

Nij = Frekuensi pengamatan ( observasi ) dari baris ke 1 dari kolom ke j. eij = Frekuensi harapan dari baris 1 kolom ke j

i = 1,2,3,.....,r j = 1,2,3,.....,r

3) Kesimpulan Dengan membandingkan hasil perhitungan dalam langkah d dengan kriteria pengujian dari langkah c diambil kesimpulan apakah Ho diterima atau ditolak.

b. Langkah – langkah pengujian Chi-Square

1) Menentukan hipotesis alternatif

Ho = 0, artinya ada hubungan antara masing - masing variabel harga rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan permukiman. Ha ¹ 0, artinya tidak ada hubungan antara masing - masing variabel harga rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas Ho = 0, artinya ada hubungan antara masing - masing variabel harga rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan dan permukiman. Ha ¹ 0, artinya tidak ada hubungan antara masing - masing variabel harga rumah, skema pembayaran, kondisi lingkungan, aksesibilitas

2) Kriteria pengujian =

Ho ditolak apabila Chi- Square Pearson hitung ( hit ) > Ho diterima apabila Chi- Square Pearson hitung ( hit ) <

3) Nilai Asymp.Sig / Asymotic hitung

Menggunakan hasil pengolahan data menggunakan komputer program SPSS diketahui Chi- Square Pearson hitung.

4) Kesimpulan

Dengan membandingkan hasil perhitungan dalam langkah d dengan kriteria pengujian dari langkah c diambil kesimpulan apakah Ho diterima atau ditolak.

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Letak Geografis

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Sragen di sebelah utara, Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo di sebelah selatan dan Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali di sebelah barat. Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka Kabupaten Karanganyar terletak antara

110 0 40” – 110 0 70” Bujur Timur dan 0 7 28” - 7 0 46” Lintang Selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter di atas

permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 22 0 – 31 0 . Kelurahan Wonorejo merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Gondangrejo yang berbatasan sebelah utara dengan Desa Selokaton, Kota Surakarta disebelah selatan, Kabupaten Boyolali disebelah barat dan Desa Plesungan disebelah timur.

2. Curah Hujan dan Ketinggian Wilayah

Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun 2009 adalah 97 hari dengan rata-rata curah hujan 2.601 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan terendah pada Bulan Juni, dan Oktober. Rata –rata ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berada di atas Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di Kabupaten Karanganyar, banyaknya hari hujan selama tahun 2009 adalah 97 hari dengan rata-rata curah hujan 2.601 mm, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan terendah pada Bulan Juni, dan Oktober. Rata –rata ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berada di atas

3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha, yang terdiri dari luas tanah sawah 22.465,11 Ha dan luas tanah kering 54.912,53 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis 12.922,74 Ha, non teknis 7.586,76 Ha, dan tidak berpengairan 1.955,61 Ha. Sementara itu luas tanah untuk pekarangan/bangunan 21.197,69 Ha dan luas untuk tegalan/kebun 17.847,48 Ha. Di Kabupaten Karanganyar terdapat hutan negara seluas 9.729,50 Ha dan perkebunan seluas 3.251,50 Ha. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya luas Tanah sawah di kabupaten karanganyar mengalami penyusutan sekitar 9,8 Ha. Sedangkan untuk luas tanah kering mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 9,8 Ha, namun penggunaan tanah kering untuk tegalan/kebun sesungguhnya mengalami penurunan yakni sebesar 15,92 Ha, dan peningkatan penggunaan untuk pekarangan/ bangunan sebesar 25,72. Perubahan fungsi penggunaan ini dapat dimaklumi seiring dengan pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karanganyar. Luas wilayah Kelurahan Wonorejo adalah 409,6035 Ha. Jumlah penduduk di Kelurahan Wonorejo adalah 9.628 jiwa dengan 3488 KK.

B. Karakterisitik Responden yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Berikut ini akan dikemukakan karakteristik responden yang menjadi objek dalam penelitian ini, yaitu masyarakat yang tinggal di perumahan dan permukiman Wonorejo Karanganyar. Responden yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 45 orang yang tinggal di lokasi perumahan dan 55 orang yang tinggal di lokasi permukiman. Responden akan dibagi menjadi 7 kategori, yaitu : Responden menurut jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan dan status rumah.

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di lokasi perumahan dan 55 orang yang tinggal di lokasi permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran tentang jenis kelamin dari masing-masing responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Jenis Kelamin

Jumlah di perumahan

(Orang)

Prosentase

Jumlah di permukiman

(Orang)

Prosentase

Laki - laki

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden diperumahan maupun dipermukiman adalah laki laki dengan jumlah sebesar 28 orang atau 62,2% yang tinggal di perumahan dan 30

17 orang atau 37,8% yang tinggal di perumahan dan 25 orang atau 45,5% yang tinggal di permukiman.

b. Responden Berdasarkan Usia

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di lokasi perumahan dan 55 orang yang tinggal di lokasi permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran tentang usia dari masing-masing responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Usia yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Usia

Jumlah di perumahan

(Orang)

Prosentase

Jumlah di permukiman

(Orang)

Prosentase

20 - 35 tahun

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden diperumahan dan permukiman berusia 36 - 50 tahun dengan jumlah sebesar

26 orang atau 57,8 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 24 orang atau 43,6% yang tinggal di lokasi permukiman. Responden terbesar selanjutnya yaitu usia 20 – 35 tahun dengan jumlah 17 orang atau 37,8 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 22 orang atau 40% yang tinggal di lokasi permukiman. Responden berusia lebih dari 50 tahun berjumlah 2 orang atau 4,4 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 9 orang atau 16,4% yang tinggal di lokasi permukiman. Sebagian besar responden berusia antara 36 –

50 tahun dikarenakan usia tersebut adalah usia pasangan suami istri yang 50 tahun dikarenakan usia tersebut adalah usia pasangan suami istri yang

c. Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di lokasi perumahan dan 55 orang yang tinggal di lokasi permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran tentang status pernikahan dari masing-masing responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3. Responden Berdasarkan Status Pernikahan yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Status Pernikahan

Jumlah di perumahan

(Orang)

Prosentase

Jumlah di permukiman (Orang)

49 89,1 Belum/Tidak Menikah

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden diperumahan memiliki status pernikahan sudah menikah yaitu sebanyak 44

orang atau 97,8% yang tinggal di lokasi perumahan dan 49 orang atau 89,1% yang tinggal di lokasi permukiman. Belum menikah sebanyak 1 orang atau 2,2% yang tinggal di lokasi perumahan dan 6 orang atau 10,9% yang tinggal di lokasi permukiman. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar responden adalah yang telah menikah karena mereka ingin tinggal di rumah sendiri untuk berumah tangga.

d. Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

Tabel 4.4. Responden Berdasarkan Pekerjaan yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Pekerjaan

Jumlah di perumahan

(Orang)

Prosentase

Jumlah di permukiman (Orang)

3 5,5 TNI/POLRI

0 0 Pegawai Swasta

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta sebesar 17 orang atau 37,8% ,wiraswasta 17 orang atau 37,8% yang tinggal di perumahan dan 23 orang atau 41,8% yang tinggal di lokasi permukiman. Lainnya sebesar 6 orang atau 13,3% yang tinggal di lokasi perumahan dan 19 orang atau 34,5 yang tinggal di lokasi permukiman. PNS sebesar 4 orang atau 8,9% yang tinggal di lokasi perumahan dan 3 orang atau 5,5% yang tinggal di lokasi permukiman. TNI?POLRI sebesar 1 orang yang tinggal di lokasi perumahan. Dengan demikian diketahui bahwa mayoritas responden adalah Wiraswasta dan pegawai swasta yang memiliki penghasilan cukup untuk melakukan pembelian perumahan maupun permukiman Wonorejo.

e. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di perumahan dan 55 orang yang tinggal di 45 orang yang tinggal di perumahan dan 55 orang yang tinggal di

Tabel 4.5. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir yang Tinggal di lokasi Perumahan dan Permukiman

Pendidikan Terakhir

Jumlah di perumahan

(Orang)

Prosentase

Jumlah di permukiman

Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Dari Tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan terakhir SMA sebesar 24 orang atau 53,3% yang tinggal di lokasi perumahan dan 19 orang atau 34,5% yang tinggal di lokasi permukiman. Sarjana sebesar 9 orang atau 20% yang tinggal di lokasi perumahan dan 6 orang atau 10,9% yang tinggal di permukiman. Diploma sebesar 8 orang atau 17,8% yang tinggal di lokasi perumahan dan 3 orang atau 5,5% yang tinggal di permukiman. SMP sebesar 2 orang atau 4,4% yang tinggal di lokasi perumahan dan 9 orang atau 16,9% yang tinggal di permukiman. SD sebesar 2 orang atau 4,4% yang tinggal di lokasi perumahan dan 14 orang atau 25,5% yang tinggal di permukiman. Lainnya sebesar 4 orang atau 7,3% yang tinggal di permukiman. Dengan demikian diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir SMA karena mereka adalah orang-orang yang memiliki pendidikan cukup tinggi berpendidikan terakhir SMA sebesar 24 orang atau 53,3% yang tinggal di lokasi perumahan dan 19 orang atau 34,5% yang tinggal di lokasi permukiman. Sarjana sebesar 9 orang atau 20% yang tinggal di lokasi perumahan dan 6 orang atau 10,9% yang tinggal di permukiman. Diploma sebesar 8 orang atau 17,8% yang tinggal di lokasi perumahan dan 3 orang atau 5,5% yang tinggal di permukiman. SMP sebesar 2 orang atau 4,4% yang tinggal di lokasi perumahan dan 9 orang atau 16,9% yang tinggal di permukiman. SD sebesar 2 orang atau 4,4% yang tinggal di lokasi perumahan dan 14 orang atau 25,5% yang tinggal di permukiman. Lainnya sebesar 4 orang atau 7,3% yang tinggal di permukiman. Dengan demikian diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan terakhir SMA karena mereka adalah orang-orang yang memiliki pendidikan cukup tinggi

f. Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah

45 orang yang tinggal di perumahan dan 55 orang yang tinggal di permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh gambaran tentang penghasilan per bulan dari masing-masing responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.6. Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan yang Tinggal di Lokasi Perumahan dan Permukiman

Penghasilan per bulan

Jumlah di perumahan

(Orang)

Prosentase Jumlah di permukiman (orang)

Kurang dari Rp 500.000,00

16 Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00

26 Rp 1.100.000,00 – Rp 1.500.000,00

3 Rp 1.600.000,00 – Rp 2.000.000,00

4 Lebih dari Rp 2.000.000,00

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpenghasilan sebesar Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 sebanyak 16 orang atau 35,6 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 26 orang yang tinggal di lokasi permukiman. Lebih dari Rp 2.000.000,00 sebanyak 12 orang atau 26,7% yang tinggal di lokasi perumahan dan 16 orang yang tinggal di lokasi permukiman. Rp 1.600.000,00 – Rp 2.000.000,00 sebanyak

4 orang atau 8,9 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 4 orang yang tinggal di lokasi permukiman. Rp 1.100.000,00 – Rp 1.500.000,00 sebanyak

10 orang atau 22,2 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 3 orang yang 10 orang atau 22,2 % yang tinggal di lokasi perumahan dan 3 orang yang

g. Responden Berdasarkan Status Rumah

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sampel yang berjumlah 100 orang yang tinggal di perumahan dan permukiman Wonorejo Karanganyar dapat diperoleh karakteristik responden tentang status rumah dari masing-masing responden yaitu tinggal dirumah mereka sendiri.

C. Analisis Data dan Pembahasan

Uji Chi – Square untuk menguji apakah sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi asal sampel tersebut mengikuti suatu distribusi yang telah diterapkan. Oleh karena itu, uji ini sering disebut uji keselarasan karena untuk menguji sampel apakah selaras dengan salah satu distribusi teoritis. Namun prakteknya, uji ini tetap mengikuti prinsip dasar uji Chi – Square, yaitu membandingkan antara frekuensi harapan dengan frekuensi amatan.

1. Distribusi Responden di Perumahan

a. Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.7. Distribusi Responden Menurut Harga rumah dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Murah

Tidak Murah

Total Keputusan

% Total Responden

% Total

3 5,5 %

28 25,5 %

5 2,5 %

9 11,5 %

8 8%

37 37%

Total

Responden

% Total

31

31 %

14

14 %

45 45%

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.7 menunjukkan deskripsi mengenai harga rumah terhadap keputusan masyarakat terdapat 3 responden ( 5,5 % ) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan di rumah sederhana dengan alasan harga yang murah, 5 responden ( 2,5 % ) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan harga yang tidak murah, 28 responden ( 25,5 % ) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan harga yang murah dan terdapat 9 responden ( 11,5 % ) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan harga yang tidak murah.

b. Skema Pembayaran dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Skema Pembayaran dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Mudah

Tidak Mudah

Total Keputusan

Responden % Total Responden % Total

Responden % Total

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.8 menunjukkan deskripsi mengenai skema pembayaran terhadap keputusan masyarakat terdapat 4 responden (6,4 %) yang memiliki keputusan Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.8 menunjukkan deskripsi mengenai skema pembayaran terhadap keputusan masyarakat terdapat 4 responden (6,4 %) yang memiliki keputusan

c. Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.9. Distribusi Responden Menurut Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Baik

Tidak Baik

Total Keputusan

% Total Responden

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.9 menunjukkan deskripsi mengenai kondisi lingkungan terhadap keputusan masyarakat terdapat 4 responden (5,7 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi lingkungan yang baik, 4 responden (2,3 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi lingkungan yang tidak baik, 28 responden (26,3 %) yang memiliki Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.9 menunjukkan deskripsi mengenai kondisi lingkungan terhadap keputusan masyarakat terdapat 4 responden (5,7 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi lingkungan yang baik, 4 responden (2,3 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi lingkungan yang tidak baik, 28 responden (26,3 %) yang memiliki

d. Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.10. Distribusi Responden Menurut Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Strategis

Tidak Strategis

Total Keputusan

% Total Responden

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.10 menunjukkan deskripsi mengenai aksesibilitas terhadap keputusan masyarakat terdapat 6 responden (3,2 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan aksesibilitas yang tidak strategis, 2 responden (4,8 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan aksesibilitas yang strategis, 12 responden (14,8 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan aksesibilitas yang tidak strategis dan terdapat 25 responden (22,2 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan aksesibilitas yang strategis.

e. Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.11. Distribusi Responden Menurut Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Lengkap

Tidak Lengkap

Total Keputusan

% Total Responden

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012 Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.11

menunjukkan deskripsi mengenai kondisi fasilitas terhadap keputusan masyarakat terdapat 2 responden (6,4 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi fasilitas yang lengkap, 6 responden (3,4 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah sederhana dengan alasan kondisi fasilitas yang tidak lengkap, 24 responden (21,4 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan kondisi fasilitas yang lengkap dan terdapat 13 responden (15,6 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi perumahan dirumah mewah dengan alasan kondisi fasilitas yang tidak lengkap.

2. Distribusi Responden di Permukiman

a. Harga rumah dengan keputusan masyarakat

Tabel 4.12. Distribusi Responden Menurut Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

Murah

Tidak Murah

Total Keputusan

% Total Responden

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.12 menunjukkan deskripsi mengenai harga rumah terhadap keputusan masyarakat terdapat 3 responden (6,9 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan harga yang murah, 18 responden (14,1 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan harga yang Tidak murah, 15 responden (11,1 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan harga yang murah dan terdapat 19 responden (22,9 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan harga yang tidak murah.

b. Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.13. Distribusi Responden Menurut Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

Baik

Tidak Baik

Total Keputusan

% Total Responden

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.13 menunjukkan deskripsi mengenai kondisi lingkungan terhadap keputusan masyarakat terdapat 7 responden (12,2 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan kondisi lingkungan yang baik, 14 responden (8,8 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan kondisi lingkungan yang tidak baik, 25 responden (19,8 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan kondisi lingkungan yang baik dan terdapat 9 responden (14,2 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan kondisi lingkungan yang tidak baik.

c. Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.14. Distribusi Responden Menurut Aksesibiltas dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

Strategis

Tidak Strategis

Total Keputusan

% Total Responden

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.14 menunjukkan deskripsi mengenai aksesibilitas terhadap keputusan masyarakat terdapat 13 responden (14,9 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan aksesibilitas yang strategis, 8 responden (6,1 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan aksesibilitas yang tidak strategis, 26 responden (24,1 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan aksesibilitas yang strategis dan terdapat 8 responden (9,9 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan aksesibilitas yang tidak strategis.

d. Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat

Tabel 4.15. Distribusi Responden Menurut Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

Lengkap

Tidak Lengkap

Total Keputusan

% Total Responden

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

Berdasarkan hasil kuisioner yang telah disebarkan dari tiap responden telah diperoleh total nilai masing – masing seperti terlihat pada tabel 4.15 menunjukkan deskripsi mengenai kondisi fasilitas terhadap keputusan masyarakat terdapat 8 responden (12,6 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan kondisi fasilitas yang lengkap, 13 responden (8,4 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah sederhana dengan alasan kondisi fasilitas yang tidak lengkap, 25 responden (20,4 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan kondisi fasilitas yang lengkap dan terdapat 9 responden (13,6 %) yang memiliki keputusan tinggal di lokasi permukiman dirumah mewah dengan alasan kondisi fasilitas yang tidak lengkap.

D. Interpretasi Data dari Hasil Uji Chi – Square

Pengolahan data dengan menggunakan uji Chi – Square diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel. 4.16. Hasil Uji Chi-Square Seluruh Variabel dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Perumahan

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

1. Pengujian Keterkaitan Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variable model harga rumah sebesar 4,473. Oleh karena pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 4,473 lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,034 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keputusan masyarakat akan harga rumah dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Hal tersebut sejalan dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa kuantitas jumlah yang diminta menurun ketika harga suatu barang meningkat dengan menganggap hal

No Nama Variabel

Nilai

Chi- Square Hitung

Nilai

Chi- Square

Tabel

Nilai Asymp.Sig.

Nilai Asymp.Sig. Chi-Square

Pearson Tabel

Keterangan

1 Harga Rumah

Ho ditolak dan Ha diterima

2 Skema Pembayaran

Ho ditolak dan Ha diterima

3 Kondisi Lingkungan

Ho diterima dan Ha ditolak

Ho ditolak dan Ha diterima

5 Kondisi Fasilitas

Ho ditolak dan Ha diterima

lainnya konstan (Mankiw:2000). Harga merupakan salah satu kondisi yang mempengaruhi kuantitas barang yang dibeli oleh konsumen. Secara umum harga yang murah akan menarik konsumen tetapi perlu juga dipertimbangkan bahwa harga yang murah dapat memberikan kesan yang negatif atau mutu yang rendah pada suatu barang. Dengan demikian harga juga merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan seseorang dalam pembelian rumah. .Responden kebanyakan berpenghasilan Rp 500.000,00 – Rp 1000.000,00 sehingga dengan penghasilan yang tidak besar tersebut harga rumah menjadi pertimbangan bagi responden untuk tinggal di lokasi perumahan tersebut. Harga rumah didukung dengan kesesuaian harga dengan daya beli konsumen yang baik. Kesesuaian harga dengan daya beli yang tepat akan dilirik oleh banyak konsumen dikarenakan harga merupakan faktor yang sensitif akan minat beli konsumen. Dengan kata lain, penerapan harga yang semakin baik dan sesuai akan meningkatkan keputusan pembelian rumah.

2. Pengujian Keterkaitan Skema Pembayaran dengan Keputusan Masyarakat Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model skema pembayaran sebesar 5,473. Oleh karena pada taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 5,473 lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara skema pembayaran dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Suatu kemudahan dalam pembayaran yang ditawarkan 2. Pengujian Keterkaitan Skema Pembayaran dengan Keputusan Masyarakat Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model skema pembayaran sebesar 5,473. Oleh karena pada taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 5,473 lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,019 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara skema pembayaran dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Suatu kemudahan dalam pembayaran yang ditawarkan

3. Pengujian Keterkaitan Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model skema pembayaran sebesar 2,111. Oleh karena pada taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 2,111 lebih kecil dari dari Chi – Square tabel sebesar 3,841atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,146 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kondisi lingkungan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Kondisi lingkungan perumahan Wonorejo saat ini masih dalam kondisi yang kurang baik misalnya lingkungan perumahan Wonorejo yang rawan banjir dikarenakan saluran air yang kurang lebar, persediaan air bersih yang kurang di lingkungan perumahan Wonorejo dan lingkungan perumahan yang tidak cukup aman karena tidak ada penjagaan keamanan dan tidak rutinnya diadakan siskamling di lingkungan tersebut maka masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut menjadi kurang nyaman. Hal – hal tersebutlah yang menjadi kondisi 3. Pengujian Keterkaitan Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model skema pembayaran sebesar 2,111. Oleh karena pada taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 2,111 lebih kecil dari dari Chi – Square tabel sebesar 3,841atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,146 lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kondisi lingkungan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Kondisi lingkungan perumahan Wonorejo saat ini masih dalam kondisi yang kurang baik misalnya lingkungan perumahan Wonorejo yang rawan banjir dikarenakan saluran air yang kurang lebar, persediaan air bersih yang kurang di lingkungan perumahan Wonorejo dan lingkungan perumahan yang tidak cukup aman karena tidak ada penjagaan keamanan dan tidak rutinnya diadakan siskamling di lingkungan tersebut maka masyarakat yang tinggal di perumahan tersebut menjadi kurang nyaman. Hal – hal tersebutlah yang menjadi kondisi

4. Pengujian Keterkaitan Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model aksesibilitas sebesar 4,966. Oleh karena pada taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 4,966 lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,026 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara aksesibilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pembeli untuk membeli perumahan adalah letak perumahan tersebut atau lokasi. Dengan kesibukan masyarakat dewasa ini tentu lokasi menjadi pertimbangan pembeli dalam membeli rumah. Akses jalan yang cepat dan mudah, dekat dengan pusat kota, transportasi mudah adalah salah satu contoh mengapa lokasi perumahan penting. Lokasi perumahan mempengaruhi kenyamanan seseorang dirumah. Lokasi rumah yang strategis memudahkan penghuninya pergi ke tempat kerja, ke tempat hiburan, ke pusat pendidikan, maupun ke pusat pembelanjaan. Secara umum konsumen menyukai lokasi perumahan yang strategis dan nyaman. Perumahan Wonorejo memiliki lokasi yang strategis yaitu cukup dekat dengan pusat kota sehingga responden yang kebanyakan sudah bekerja menjadikan aksesibilitas di perumahan Wonorejo sebagai salah satu pertimbangan untuk tinggal di perumahan Wonorejo.

5. Pengujian Keterkaitan Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model skema pembayaran sebesar 4,285. Oleh karena pada taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 4,285 lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,038 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Seseorang membeli rumah biasanya tidak hanya tertarik dari produk rumah itu sendiri melainkan lebih menekankan pada fasilitas yang ada pada perumahan. Rumah dengan fasilitas yang memadai lebih disukai oleh konsumen. Fasilitas ini meliputi ketersediaan, listrik, jalan yang memadai, pusat pertokoan, jaringan telepon, tempat beribadah, tempat olah raga, tempat pendidikan, keamanan, maupun taman. Perumahan Wonorejo memiliki fasilitas yang lengkap didalamnya sehingga responden menjadikan kondisi fasilitas sebagai salah satu pertimbangan untuk tinggal di lokasi perumahan Wonorejo.

Tabel. 4.17. Hasil Uji Chi-Square Seluruh Variabel dengan Keputusan Masyarakat Untuk Tinggal di Lokasi Permukiman

No Nama Variabel

Nilai

Chi Square Hitung

Nilai

Chi Square

Tabel

Nilai Asymp.Sig.

Nilai Asymp.Sig. Chi-Square

1 Harga Rumah 5,247

Ho ditolak dan Ha diterima

2 Kondisi Lingkungan

Ho diterima dan Ha ditolak

Ho diterima dan Ha ditolak

4 Kondisi Fasilitas

Ho ditolak dan Ha diterima

Sumber : Data primer yang diolah, crosstabulation SPSS, 2012

1. Pengujian Keterkaitan Harga Rumah dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variable model harga rumah sebesar 5,247. Oleh karena pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 5,247 lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,022 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara keputusan masyarakat akan harga rumah dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Hal tersebut sejalan dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa kuantitas jumlah yang diminta menurun ketika harga suatu barang meningkat dengan menganggap hal lainnya konstan (Mankiw:2000). Harga merupakan salah satu kondisi yang mempengaruhi kuantitas barang yang dibeli oleh konsumen. Secara umum harga yang murah akan menarik konsumen tetapi perlu juga dipertimbangkan bahwa harga yang murah dapat memberikan kesan yang

negatif atau mutu yang rendah pada suatu barang. Dengan demikian harga juga merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan seseorang dalam pembelian rumah. .Responden kebanyakan berpenghasilan Rp 500.000,00 – Rp 1000.000,00 sehingga dengan penghasilan yang tidak besar tersebut harga rumah menjadi pertimbangan bagi responden untuk tinggal di lokasi permukiman Wonorejo. Harga rumah didukung dengan kesesuaian harga dengan daya beli konsumen yang baik. Kesesuaian harga dengan daya beli yang tepat akan dilirik oleh banyak konsumen dikarenakan harga merupakan faktor yang sensitif akan minat beli konsumen. Dengan kata lain, penerapan harga yang semakin baik dan sesuai akan meningkatkan keputusan pembelian rumah.

2. Pengujian Keterkaitan Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model skema pembayaran sebesar 8,621. Oleh karena pada taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 8,621 lebih besar dari dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,003 lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kondisi lingkungan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman. Kondisi lingkungan dipermukiman Wonorejo saat ini dalam kondisi yang baik misalnya udara dipermukiman Wonorejo masih segar karena masih dalam lingkup pedesaan, persediaan air bersih yang memadai karena masyarakat kebanyakan menggunakan sumur dan lingkungan perumahan yang cukup aman karena rutinnya 2. Pengujian Keterkaitan Kondisi Lingkungan dengan Keputusan Masyarakat Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model skema pembayaran sebesar 8,621. Oleh karena pada taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 8,621 lebih besar dari dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,003 lebih besar dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kondisi lingkungan dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman. Kondisi lingkungan dipermukiman Wonorejo saat ini dalam kondisi yang baik misalnya udara dipermukiman Wonorejo masih segar karena masih dalam lingkup pedesaan, persediaan air bersih yang memadai karena masyarakat kebanyakan menggunakan sumur dan lingkungan perumahan yang cukup aman karena rutinnya

3. Pengujian Keterkaitan Aksesibilitas dengan Keputusan Masyarakat

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model aksesibilitas sebesar 1,335. Oleh karena pada taraf signifikasi 0,05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 1,335 lebih kecil dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,248 lebih kecil dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara aksesibilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman. Aksesibilitas di permukiman Wonorejo dalam hal akses jalan masih dalam keadaan yang kurang baik, banyak ruas jalan yang masih rusak sehingga masyarakat yang tinggal di lokasi tersebut yang hendak bepergian menjadi kurang lancar dan tidak nyaman sehingga dengan melihat kondisi tersebut responden tidak mempertimbangkan aksesibilitas sebagai salah satu faktor yang dipertimbangkan untuk tinggal di lokasi permukiman tersebut,

4. Pengujian Keterkaitan Kondisi Fasilitas dengan Keputusan Masyarakat Berdasarkan hasil pengolahan SPSS diketahui nilai Chi – Square hitung variabel model skema pembayaran sebesar 6,792. Oleh karena pada taraf signifikasi 0, 05 diperoleh hasil Chi- Square hitung sebesar 6,792

lebih besar dari Chi – Square tabel sebesar 3,841 atau nilai Asymp.Sig. Chi Square Pearson hitung sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Seseorang membeli rumah biasanya tidak hanya tertarik dari produk rumah itu sendiri melainkan lebih menekankan pada fasilitas yang ada di permukiman tersebut. Rumah dengan fasilitas yang memadai lebih disukai oleh konsumen. Fasilitas ini meliputi ketersediaan listrik, jalan yang memadai, pusat pertokoan, jaringan telepon, tempat beribadah, tempat olah raga, tempat pendidikan, keamanan, maupun taman. Permukiman Wonorejo memiliki fasilitas yang lengkap didalamnya sehingga responden menjadikan kondisi fasilitas sebagai salah satu pertimbangan untuk tinggal di lokasi permukiman Wonorejo.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan :

1. Karakteristik responden di perumahan dan permukiman menunjukkan lebih banyak responden yang berjenis kelamin laki – laki, dari segi usia responden paling banyak berusia 36 – 50 tahun, dari segi status pernikahan kebanyakan responden sudah menikah, dari segi pekerjaan responden yang tinggal diperumahan banyak yang bekerja sebagai pegawai swasta dan wiraswasta, sedangkan responden yang tinggal di permukiman banyak yang bekerja sebagai wiraswasta, dari segi pendidikan terakhir responden yang tinggal diperumahan dan permukiman banyak yang berpendidikan terakhir SMA, dari segi penghasilan perbulan responden yang tinggal di lokasi perumahan dan permukiman kebanyakan memiliki penghasilan sebesar Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 dan semua responden memiliki rumah sendiri.

2. Harga rumah, skema pembayaran, aksesibilitas dan kondisi fasilitas menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Karena adanya keterkaitan antara harga rumah, skema pembayaran, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Kondisi lingkungan tidak menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan karena tidak ada keterkaitan 2. Harga rumah, skema pembayaran, aksesibilitas dan kondisi fasilitas menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Karena adanya keterkaitan antara harga rumah, skema pembayaran, aksesibilitas dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan. Kondisi lingkungan tidak menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan karena tidak ada keterkaitan

3. Harga rumah, kondisi lingkungan dan kondisi fasilitas menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman karena adanya keterkaitan antara harga rumah, kondisi lingkungan dan kondisi fasilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman. Aksesibilitas tidak menjadi bahan pertimbangan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman karena tidak ada keterkaitan antara aksesibilitas dengan keputusan masyarakat untuk tinggal di lokasi permukiman. Nilai keterkaitan yang paling tinggi terhadap keputusan masyarakat untuk tinggal di Lokasi permukiman adalah kondisi lingkungan.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran :

1. Pihak pengelola perumahan Wonorejo Karanganyar Dilihat dari kesimpulan bahwa skema pembayaran menjadi faktor utama yang dijadikan pertimbangan bagi masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan sehingga Pengelola perumahan Wonorejo Karanganyar sebaiknya lebih memberikan kemudahan pembayaran bagi masyarakat baik yang membeli secara tunai ataupun kredit sehingga masyarakat lebih tertarik untk memilih tinggal di lokasi perumahan Wonorejo. Dari segi fasilitas 1. Pihak pengelola perumahan Wonorejo Karanganyar Dilihat dari kesimpulan bahwa skema pembayaran menjadi faktor utama yang dijadikan pertimbangan bagi masyarakat untuk tinggal di lokasi perumahan sehingga Pengelola perumahan Wonorejo Karanganyar sebaiknya lebih memberikan kemudahan pembayaran bagi masyarakat baik yang membeli secara tunai ataupun kredit sehingga masyarakat lebih tertarik untk memilih tinggal di lokasi perumahan Wonorejo. Dari segi fasilitas

2. Pihak Pemerintah Kondisi Lingkungan merupakan faktor paling dominan yang mempengaruhi masyarakat untuk tinggal di permukiman, sehingga pemerintah seharusnya lebih meningkatkan kondisi lingkungan di permukiman.

3. Peneliti yang akan datang

a. Diharapkan penelitian yang akan datang, sampel yang digunakan lebih banyak sehingga hasil dari analisis dari penelitian yang didapatkan akan lebih akurat.

b. Melakukan penelitian dengan aspek yang sama dengan menambahkan variabel yang menyangkut aspek tersebut untuk lebih mengetahui variabel-variabel lain yang mempengaruhi keputusan konsumen, diluar variabel yang telah diteliti penulis.