HAL-HAL PENTING DALAM WAWANCARA

B. HAL-HAL PENTING DALAM WAWANCARA

Standar Kompetensi

Memahami wacana lisan melalui kegiatan wawancara.

Kompetensi Dasar

Menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara.

Indikator

1. Mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang diwawancarai.

2. Mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif.

1. Hal-Hal Penting Masih ingatkah wawancara singkat antara Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono dan wartawan cilik? Kamu pasti bisa menuliskan hal-hal penting dari kegiatan wawancara itu. Informasi penting yang dapat dituangkan ke dalam satu atau dua kalimat adalah sebagai berikut.

1. Cara mengatasi banjir dan longsor dapat dilakukan dengan menjaga lingkungan, memelihara tanaman, memelihara kebersihan, dan keindahan. Selain itu, menyayangi pepohonan dan melestarikan hutan sehingga alam menjadi baik kepada manusia.

2. Cukup mudah bila ingin menjadi seorang presiden. Pertama, harus sering berdoa, sering beribadah sesuai agamanya masing-masing. Kedua, belajar dengan sungguh-sungguh.Ketiga , memelihara jasmani supaya

Kompetensi Berbahasa Indonesia 141 Kompetensi Berbahasa Indonesia 141

2. Uji Kemampuan

1. Bacalah dengan saksama teks wawancara berikut!

2. Tentukanlah dua orang yang akan memeragakan wawancara sesuai dengan teks berikut!

3. Berkonsentrasilah untuk menyimak dan siapkan bukumu

untuk mendata dan mencatat hal-hal penting!

Mungkin tak seorang pun wartawan yang belum mengenal namanya. Pak Jakob Oetama memang wartawan senior di Indonesia. Ia telah melewati lebih setengah usianya. Pak Jakob lahir di Borobudur Magelang, 27 September1931 sebagai wartawan. Selama hampir 38 tahun menjadi wartawan, Pak Jakob tidak hanya memimpin koran Kompas. Ia pun menjadi anggota Dewan Kehormatan PWI, penasehat Konfederasi Wartawan ASEAN, dan mengajar di FISIP UI Indonesia. Selain itu, ia pernah jadi anggota DPR-RI. Sebelum jadi wartawan, Pak Jakob menjadi guru di sebuah SMP di Jakarta.

Berikut petikan wawancara antara wartawan korcil Republika (WKR) dengan Jakob Oetama! WKR : Menjadi wartawan itu bagaimana Pak? JO

: Wartawan itu selain mempunyai otak yang cerdas,

142 Kompetensi Berbahasa Indonesia 142 Kompetensi Berbahasa Indonesia

WKR : Apa saja yang harus dimiliki wartawan? JO

: Sifat yang cocok dimiliki wartawan adalah lincah otaknya dan gelisah hatinya. Dia tidak bisa terima begitu saja apa yang diperolehnya. Dia akan cari terus, kenapa kok begini, kok begitu. Wartawan harus terbuka, tidak punya prasangka buruk, mau bekerja keras. Pengetahuan umum juga perlu dimiliki seorang wartawan.

WKR : Koran atau majalah yang baik itu yang bagaimana? JO

: Yang enak dan mudah dibaca itu Republika. Pendekatannya sangat menonjolkan sisi kemanusiaan, menghibur, tidak hanya memberi informasi, tetapi enak dibaca, tidak berat. Barangkali kalau Kompas berat (Pak Jakob tertawa).

WKR : Perbedaan wartawan dulu dengan sekarang itu apa? JO

: Kalau dulu itu segala sesuatu serba sederhana. Selain hidup sederhana, masalah yang diliput juga sederhana. Menulis berita masih pakai mesin ketik, belum ada komputer. Kalau wartawannya bisa naik kendaraan roda dua sudah beruntung, dulu umumnya naik kendaraan umum. Wartawan sekarang pekerjaannya lebih berat, karena masyarakat maupun

Kompetensi Berbahasa Indonesia 143 Kompetensi Berbahasa Indonesia 143

WKR : Kalau perbedaan wartawan tulis dengan wartawan televisi apa Pak? JO

: Wartawan televisi itu mengandalkan pada gambar, misalnya pertandingan sedang berjalan langsung diliput dan disiarkan, kita sudah menonton saat itu juga. Sedangkan wartawan tulis, pertandingan sedang berjalan mereka juga menonton tetapi menulisnya setelah pertandingan selesai. Kita baru membaca koran sore hari atau pagi harinya saat koran terbit. Karena itu wartawan tulis harus lebih cerdas, cermat, lebih canggih.

WKR : Enaknya menjadi wartawan apa Pak? JO

: Seperti saya sama Presiden kenal, sama menteri kenal, sama pengusaha-pengusaha gede kenal, sama orang susah kenal, sama orang biasa kenal dan juga dikenal. Makanya wartawan itu disebut kuli tinta, tapi juga ratu dunia.

WKR : Kenapa menurut Bapak menjadi wartawan itu menarik? JO

: Karena pekerjaannya tidak selesai-selesai. Meski hari ini selesai, tapi besok ada lagi. Jadi tantangan itu ada terus. Sedikit banyak pekerjaan wartawan itu ada risiko.

WKR : Waktu kecil dulu Bapak ingin menjadi apa sih?

144 Kompetensi Berbahasa Indonesia

JO : Saya ingin jadi guru atau wartawan. Akhirnya saya pernah menjadi guru di SMP dan Universitas di Jakarta.

WKR : Hobi Bapak waktu kecil apa? JO

: Saya ini orang desa. Bapak saya guru SD. Hobi saya mandi di sungai (Pak Jakob tersenyum), membantu Mbah saya yang punya warung di samping sekolah.

WKR : Bapak lulusan dari mana? JO

: Saya belajar mulai dari bawah. Waktu lulus SMA saya ke Jakarta menjadi guru sambil kursus Ilmu Sejarah sampai selesai. Setelah itu saya mengikuti Perguruan Tinggi Jurnalistik yang sekarang ada di Lenteng Agung Jakarta sampai sarjana muda, baru saya pindah ke Yogyakarta kuliah di UGM hanya satu tahun.

WKR : Apa yang kadang Bapak ingat tentang masa kecil Bapak? JO

: Saya dulu hidup sederhana saja. Bapak hanya mempunyai sepeda. Tetapi kayaknya dulu itu senang, main bola dari jeruk atau kertas, membuat kereta- keretaan dari kulit jeruk. Kalau malam, main nini towok dan petak umpet.

(Sumber: Republika Online; Minggu, 4 Februari 1996)

Kompetensi Berbahasa Indonesia 145

4. Isilah format berikut!

Format Hasil Mendengarkan Wawancara

Hal-Hal Penting

Kompetensi Berbahasa Indonesia 147