Penelitian yang Relevan

B. Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan perbandingan dan petunjuk agar memperoleh gambaran yang jelas dalam melakukan penelitian selanjutnya, maka dikemukakan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh:

Bendall & Goldberg (1993) yang melaporkan tentang sebuah penelitian yang dirancang untuk menggambarkan praduga dasar guru secara lisan dan dalam gambar diagram tentang cahaya, penglihatan, bayangan dan bayangan cermin datar. Data dikumpulkan melalui wawancara individu dan peralatan yang simpel (bola lampu, objek, layar dan cermin datar). Selanjutnya diselidiki perihal gagasan siswa yang timbul dari penafsiran setiap pengalaman tersebut dan dinilai perubahan konsep yang terjadi dari wawancara yang telah dilakukan.

Susilowati (2012) dengan judul Penyusunan Tes Diagnostik Fisika SMA Kelas X di SMA 2 Sukoharjo. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Uji Coba I dilakukan pada siswa kelompok kecil dengan jumlah responden 42 siswa dan diperoleh hasil sebanyak 4 soal belum dapat dipakai untuk mengungkap miskonsepsi siswa minimal 10% dari jumlah responden. Untuk rata-rata prosentase derajat pengungkapan konsep ada 2 konsep yang belum memenuhi

commit to user

tes saat uji coba I adalah 0,29 sehingga termasuk kategori rendah yang berarti instrumen tersebut tingkat keajegan dalam mengungkap miskonsep siswa masih rendah. Uji Coba II yang dilakukan pada siswa kelompok besar dengan jumlah responden 78 siswa dan semua soal sudah dapat dipakai untuk mengungkap miskonsepsi siswa minimal 10% dari jumlah responden. Untuk rata-rata prosentase derajat pengungkapan konsep semuanya telah memenuhi patokan minimal 50% dapat mengungkap miskonsepsi siswa. Besarnya reliabilitas tes saat uji coba II adalah 0,69 sehingga termasuk kategori tinggi yang berarti instrumen tersebut tingkat keajegan dalam mengungkap miskonsep siswa tinggi.

Sholfiani (2006) dengan judul Penyusunan Tes Diagnostik Fisika Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus Untuk Siswa Kelas X SMA di Kota Semarang Tahun Pelajaran 2005/2006. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa butir tes diagnostik Fisika yang disusun memiliki taraf kesukaran rata-rata sedang, dan daya pembeda rata-rata cukup. Prosentase kevalidan soal 94,28%, derajat reliabilitasnya tergolong sedang dengan koefisien reliabilitas soal pilihan ganda sebesar 0.56 dan untuk soal esai 0.671. Prosentase pencapaian siswa secara umum berada di bawah batas pencapaian (passing score) yaitu 65%. Siswa secara umum memiliki kelemahan pada pencapaian tujuan pengajaran, penguasaan prasyarat pengetahuan, pengetahuan terstruktur dan masih mangalami miskonsepsi.

Sari (2011) telah melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Instrumen Penilaian Pokok Bahasan Fluida untuk Mendeteksi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas XI. Hasil penelitian tersebut menunjukkan produk instrumen penilaian memenuhi kriteria kelayakan produk, yaitu validasi butir soal, taraf kesukaran, daya beda, dan reliabilitas butir soal. Berdasarkan validitas butir soal dinyatakan valid. Kriteria taraf kesukaran butir soal tampak dengan nilai prosentase 49,9 % tergolong sukar, 40 % tergolong sedang, dan 17,1 % tergolong butir soal yang mudah. Daya beda butir soal pilihan ganda ini memiliki kualitas baik dengan prosentase 20%, nilai reliabilitas butir soal yang dikembangkan termasuk dalam kriteria sedang, yaitu 0,71.

commit to user

Tes Diagnostik Kognitif Materi Pengukuran, Konsep Zat dan Kalor untuk SMP. Dari penelitian tersebut dihasilkan 28 soal terdiri atas 12 soal berdaya beda baik,

15 soal berdaya beda cukup dan 2 soal berdaya beda jelek. Tingkat kesukaran dari tes tersebut terdiri atas 1 soal mudah, 21 soal sedang dan 6 sukar, serta 21 soal berdistraktor efektif dan 7 soal berdistraktor tidak efektif. Soal yang memiliki daya beda jelek dan memiliki distraktor tidak efektif selanjutnya direvisi kembali untuk menghasilkan tes yang baik. Tes yang dihasilkan sudah reliable dengan koefiisen reliabilitas sebesar 0,889.

Fajariyah & Wasis (2011) telah melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Tes Diagnostik (Diagnostic Test) Teknik Analitik pada Materi Listrik Dinamis untuk Siswa SMA Kelas X. Hasil penelitian tersebut menunjukkan perangkat tes diagnostik teknik analitik pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA kelas X yang dikembangkan telah layak digunakan sebagai instrumen untuk mendeteksi kesulitan belajar yang dialami siswa pada listrik dinamis. Hal ini ditunjukkan oleh prosentase penilaian terhadap perangkat tes diagnostik teknik analitik oleh para ahli yaitu kelayakan konstruksi kisi-kisi soal dan butir soal sebesar 89,28% dan kelayakan konstruksi pedoman penskoran sebesar 90,00%. Sedangkan kelayakan isi kisi-kisi soal dan butir soal sebesar 89,58% dan kelayakan isi pedoman penskoran sebesar 83,33% dengan kategori sangat layak, dan validitas bahasa sebesar 100% pada pengembangan kisi-kisi soal dan butir soal, dan 92,86% pada pengembangan pedoman penskoran dengan kategori sangat layak. Prosentase siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah atau soal berdasarkan pada empat jenis kemampuan adalah 30% siswa mengalami kesulitan dalam linguistic knowledge, 100% siswa mengalami kesulitan dalam schematic knowledge 100% siswa mengalami kesulitan dalam strategy knowledge, 80% siswa mengalami kesulitan dalam algoritmic knowledge . Sedangkan prosentase 233 kesulitan yang dialami siswa kelas X dalam menyelesaikan permasalahan atau soal Fisika pada materi listrik dinamis meliputi schematic knowledge yaitu kemampuan mengidentifikasi skema penyelesaian masalah, sebesar 69,32%; strategy knowledge yaitu kemampuan

commit to user

algoritmic knowledge yaitu kemampuan melakukan tahapan-tahapan penyelesaian masalah, sebesar 44,97%; linguistic knowledge yaitu kemampuan menerjemahkan masalah ke dalam bahasa sains, sebesar 23,29%.