T ES F ORMATIP
V. T ES F ORMATIP
Sebagai Akhir pembelajaran maka disini saudara diminta untuk mengejakan tes formatif untuk mengukur penyerapan pembelajaran yang sauadara peroleh.
Tes Formatif I.
1. Jelaskan perbedaan pengertian pemeriksaan yang dilakukan oleh para profesional dalam menjalankan tugas pemeriksaan menurut profesinya masing-masing?
2. Jelaskan kegiatan-kegiatan pemeriksaan pajak dalam rangka menghimpun dan mengolah data?
3. Jelaskan pengertian kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan?
4. Berikan komentar saudara terhadap muatan yang ada dalam Pasal 28 ayat (7) KUP!
5. Jelaskan pertanyaan ini, mungkinkah pemeriksaan pajak dilakukan oleh mereka yang tidak tahu ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan?
Tes Formatif II
1. Jelaskan pengertian “wewenang” dalam kalimat Pasal 29 ayat (1) yang berbunyi: “Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk……… .”?
2. Dalam sistem perpajakan yang menganut self assessment system suatu keanehan bahwa dapat terjadi perhitungan lebih bayar diakhir tahun. Coba jelaskan bagaimana terjadinya dan bagaimana pemeriksaan terhadap Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang terjadi Lebih Bayar harus dilakukan?
3. Demikian pula suatu keanehan bahwa Pajak Pertambahan Nilai yang pada dasarnya dikenakan pajak terhadap pertambahan nilai arus barang kena pajak atau jasa kena pajak dapat terjadi lebih bayar. Jelaskan bagaimana penanganan pemeriksaan klaim lebih bayar tersebut harus dilaksanakan?
Dgm 42
4 Jelaskan apakah ketentuan Pasal 31 tentang tata cara pemeriksaan tersebut telah diatur dan ditetapkan dengan baik?
5. Bagaimana hak-hak Wajib Pajak dalam proses pemeriksaan diatur dalam batang tubuh undang-undangnya?
Tes Formatif III.
1. Jelaskan pengertian “..dapat… “ dalam kalimat Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) KUP?
2. Bagaimana hubungan antara Pasal 12 ayat (3) dengan Pasal 13 ayat (1) KUP dimaksud?
3. Surat Pemberitahuan PPh Pasal 21 tahun pajak ’01 disampaikan pada tanggal 30 Maret ’02 dengan rincian sebagai berikut :
Penghasilan Bruto Pegawai Tetap (sumber 1721 A) :Rp.350.000.000,- Penghasilan Bruto Pegawai Tidak tetap (sumber 1721B) :Rp.340.000.000,-
Penghasilan Bruto ( dari 10 peg. tetap dan 30 tak tetap) :Rp.690.000.000,- Pajak Penghasilan Pasal 21
Kurang bayar (dilunasi)
Rp. 2.500.000,-
Terhadap Surat Pemberitahuan tersebut dilakukan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan melaporkan sebagai berikut :
a. Jumlah Penghasilan bruto sama yakni Rp.690.000.000,- Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang Rp. 89.500.000,- Terbitkan SKPB nya!
b. Berbeda dengan contoh tersebut dimuka apabila hasil pemeriksaan : Penghasilan Bruto karyawan tetap :Rp.375.000.000,- Penghasilan karyawan tidak tetap :Rp.360.000.000,- Jumlah Penghasilan bruto Rp.735.000.000,- Pajak Penghasilan pasal 21 terutang Rp.92.500.000,-
Terbitkan SKPKBnya!
Dgm 43
4. PKP A dan B menyampaikan SPT PPN bulan Juni ‘05
SPT Juni ’05 PKP. A PKP. B
Pajak Keluaran Rp. 2.000,- Rp.2.000,- Pajak masukan Rp. 1.800,- Rp.2.300,- Kurang bayar/ (Lebih bayar) Rp. 200,- ( Rp. 300,-) Dilunasi/ (dikompensasikan) Rp. 200,- ( Rp. 300,-)
a. Setelah dilakukan pemeriksaan, Laporan Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa jumlah pajak keluaran sudah benar, sedang besarnya Pajak masukan dilakukan koreksi berdasarkan peraturan perundang-undangan menjadi Rp.1.600,-.
b. Laporan Hasil Pemeriksaan ternyata sebaliknya yakni Pajak Masukan telah benar dan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan dilakukan koreksi terhadap Pajak Keluaran misalnya menjadi Rp.2.500,-.
Terbitkan SKPKBnya!
5. Wajib Pajak belum memiliki NPWP dan NPPKP dan tidak menyampaikan SPT. Dari alat keterangan yang ada per 20 Nopember ’01 diketemukan jumlah penyerahan untuk : Bulan April, Mei, dan Juni masing-masing
Rp.1.000 ,- Bulan Juli Rp.2.000,-
Jumlah Rp.5.000,- Pertanyaannya adalah langkah apa yang diambil pemeriksa pajak apabila : ¾ Pengusaha tersebut memang benar-benar tidak memungut PPN ? ¾ Pengusaha tersebut ternyata memungut PPN ?
( untuk mudahnya cara, anggap jumlah tersebut telah memenuhi syarat sebagai PKP).
Dgm 44