Biografi Ridwan Aman Nasution

2.4 Biografi Ridwan Aman Nasution

Biografi Ridwan Aman Nasution yang akan dideskripsikan dalam tulisan ini, mencakup aspek-aspek: latar belakang keluarga, pendidikan beliau, kehidupan sebagai pemusik, dan kehidupan sebagai pembuat alat musik khususnya mengenai sarune buatan beliau tersebut. Semua uraian dibawah ini penulis dapatkan dari hasil wawancara langsung dengan Bapak Ridwan Aman Nasution, juga dari beberapa keluarga dan kerabat beliau.

2.4.1 Latar Belakang Keluarga

Bapak Ridwan Aman Nasution lahir di Pekantan, 13 Januari 1960. Beliau adalah putera dari alm. Burhanuddin Nasution dan alm. Fatimah Lubis. Beliau merupakan anak ke empat(4) dari sepuluh(10) orang bersaudara. Beliau lahir dari keturunan seniman Mandailing. Ayah dari bapak Ridwan ini merupakan seniman Mandailing. Beliau mendapat pengalaman bermain musik dan membuat alat musik dari ayahnya sendiri. Sampai saat ini masih ada alat musik peninggalan ayah beliau di kampung mereka , Pekantan, yaitu berupa gordang sambilan dan lain-lain. Ibu dari ibu beliau ini merupakan seorang vokal di tradisi Mandailing. Ayah dari ibu beliau merupakan kepala kelompok Lubis, sedangkan ayah dari ayah beliau juga merupakan kepala kelompok Nasution. Beliau pertama kali merantau ke medan berusia 20 tahun, sewantu lajang, beliau pernah membuat grup gambus, beliau juga dulu pernah membuat beberapa alat musik seperti biola dari bambu, uyup-uyup batang padi (wawancara penulis dengan Bapak Ridwan Aman Nasution 15 Juni 2015).

2.4.2 Latar Belakang Pendidikan

Pendidikan terakhir bapak Ridwan Aman Nasution adalah hanya tamatan SD. Bapak Ridwan SD di tempat kelahirannya yaitu Pekantan. Beliau tidak dapat melanjutkan pendidikan dikarenakan kekurangan biaya. Sehingga setelah tamat SD, beliau mengikuti ayahnya dalam bertani dan bermain musik. (wawancara penulis dengan Bapak Ridwan Aman Nasution 15 Juni 2015).

2.4.3 Berumah Tangga

Bapak Ridwan menikah tahun 1987 dengan istrinya Rosmati Lubis, dari pernikahan mereka lahirlah satu orang putra dan dua orang putrid, yaitu:

1. Hardiansyah Nasution (20 tahun tamat SMA)

2. Umi Arpa Nasution ( 18 tahun tamat SMA)

3. Dina Rahmadani (14 tahun SMP kelas 3) (wawancara penulis dengan Bapak Ridwan Aman Nasution 15 Juni 2015).

2.4.4 Bapak Ridwan Aman Nasution Sebagai Pembuat Alat Musik

Seperti yang telah dibahas di sub bab sebelumnya, bahwa latar belakang keluarga banyak mempengaruhi dan membuat beliau seorang yang piawai dalam bermain musik tradisional Mandailing. Demikian juga halnya sebagai pembuat instrumen musik Mandailing. Kemampuan dalam membuat instrumen musik tradisional masyarakat Mandailing diperoleh beliau semenjak dia masih anak-anak, beliau sering membantu ayahnya yang mahir dalam membuat instumen musik tradisional Mandailing. Hingga sekarang ilmu yang di dapat dari ayahnya itu ia kembangkan terus menerus.

Berawal dari pengalaman hidup pada masa anak-anak tersebutlah yang terus dikembangkan dan menjadi bekal bagi beliau untuk memulai karir beliau sebagai pembuat instrumen musik tradisional Mandailing. . Hingga kini, beliau masih tetap membuat alat musik Mandailing khususnya Sarune Mandailing di Medan.

2.4.5 Bapak Ridwan Aman Nasution Sebagai Pemusik Tradisional Mandailing

Seperti yang telah diterangkan di sub bab sebelumnya, tidak hanya pembuat alat musik tradisional Mandailing saja, beliau juga mahir dalam memainkan alat musik tradisional Mandailing tersebut. Telah banyak tempat yang dijalani beliau dalam hal bermain musik Mandailing.

Beliau pernah nampil di Amerika Serikat dalam acara Pameran Kebudayaan Indonesia (KIAS) pada tahun 1990-1991, beliau juga pernah mengikuti acara budaya Penang Fair di Malaysia pada tahun 1988-1989 yang pada saat itu beliau mengikuti grup batang gadis, pada tahun 1988, beliau juga mengikuti acara MTQ Nasional di Jogjakarta yang pada saat itu beliau mengikuti grup Sarta Barita. Bukan hanya itu, beliau juga pernah mengikuti acara-acara kebudayaan lainnya seperti di Jakarta, HUT TVRI Medan tahun 2014, acara budaya di Batam.