BAB III - 23
Berdasarkan tabel 3.11, diperoleh gambaran bahwa proporsi realisasi Belanja Tidak Langsung lebih besar dibanding realisasi Belanja Langsung,
namun didalam komponen tidak langsung didominasi oleh belanja bagi hasil kepada KabupatenKota yang merupakan instrumen dana perimbangan dari
Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah KabupatenKota dan belanja bantuan keuangan sebagai instrumen bagi Pemerintah Provinsi untuk
membantu
Pemerintah KabupatenKota
dalam melaksanakan
kewenangannya sesuai dengan prioritas pembangunan Daerah Provinsi serta mengurangi disparitas wilayah.
3.2.2. Analisis Pembiayaan
Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja
Daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya SiLPA, pencairan dana cadangan,
hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan
piutang daerah.
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya SiLPA; pencairan
dana cadangan; hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman;
dan penerimaan piutang daerah.
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: pembentukan dana cadangan;
penyertaan modal
investasi pemerintah
daerah; pembayaran
pokok utang;
dan pemberian
pinjaman daerah.Perkembangan Pembiayaan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa
Timur sebagaimana tabel berikut. Pembiayaan daerah, digunakan untuk menutup adanya defisit
anggaran. Perkembangan defisit anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam kurun tahun 2009-2013 dapat digambarkan pada Tabel di
bawah.
BAB III - 24
Tabel 3.12 Perkembangan Defisit Riil Anggaran
Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013
dalam jutaan rupiah
Uraian 2009
2010 2011
2012 2013
Rp Rp
Rp Rp
Rp
Realisasi Pendapatan Daerah
7.827.694,82 9.777.104,16
11.493.375,58 15.551.059,77
17.390.237,95 Belanja Daerah
7.602.038,81 10.010.008,13
11.685.920,67 15.311.542,33
16.787.421,60 Pengeluaran
Pembiayaan Daerah 355.903,66
287.643,63 148.325,00
445.483,33 540.833,33
Defisit riil 130.247,66
520.547,60 340.870,09
205.965,90 61.983,02
Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur Keterangan: data unaudit
Dari tabel 3.12 tersebut, terlihat bahwa terdapat defisit riil anggaranselama tahun 2009-2012 yang cenderung menurun. tahun 2009
defisit riil anggaran sebesar Rp. 130,2 Milyar,tahun 2010 meningkat menjadi sebesar Rp 520,5 Milyar, namun tahun 2011-2012 mengalami
penurunan yaitu tahun 2011 menurun menjadi Rp 340,8 Milyar dan tahun 2012 menurun lagi menjadi Rp 205,9 Milyar, sedangkan pada
tahun 2013 mengalami surplus Rp Rp 61,9 Milyar.
Untuk menutupi defisit anggaran tersebut dilakukan optimalisasi pembiayaan melalui realisasi Penerimaan Pembiayaan dan realisasi
Pengeluaran Pembiayaan sebagaimanatabel berikut.
Tabel 3.13 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran
Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2009-2013
dalam jutaan rupiah
No. Uraian
Proporsi dari total defisit riil 2009
2010 2011
2012 2013
Rp Rp
Rp Rp
Rp
1. Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran SiLPA Tahun Anggaran sebelumnya
2.061.246,53 1.930.998,87
1.479.695,65 1.223.913,29
1.153.509,14 2.
Pencairan Dana Cadangan
41.500,00 600.000,00
3. Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan
227.446,23 243.826,83
365.149,16 352.899,91
4. Penerimaan Pinjaman
Daerah 23.254,58
34.687,76 2.057,69
5. Penerimaan Kembali
Pemberian Pinjaman Daerah
4.500,00 50.400,00
133.504,06 Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur
Keterangan: data unaudit
BAB III - 25
Tabel 3.14 Defisit Riil dan Penutup Defisit Riil Anggaran