21 dari material sumber energi biomassa yang terlebih dahulu dikonversikan di
dalam boiler. Kemudian, uap panas yang dihasilkan digunakan untuk
menggerakkan turbin generator. 2.2.3.12 Tenaga Pasang Surut
Energi pasang surut berasal dari pergerakan gaya gravitasi antara bumi dan bulan, serta bumi dan matahari. Bendungan yang panjang dibangun melintasi
muara sungai, ketika air pasang surut masuk keluar maka akan melewati terowongan bendungan. Surutnya dan mengalirnya aliran air tersebut dapat
digunakan untuk menggerakkan turbin. Ketika air pasang datang, air tersebut disimpan di waduk penampung yang terletak di belakang bendungan. Ketika air
surut, air yang disimpan di waduk penampung tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin, sehingga turbin dapat terus digerakkan.
Seperti pembangkit energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga pasang surut juga ramah lingkungan. Biaya perawatan dan operasi juga tidak
tinggi. Namun biaya pembangunan bendungan membutuhkan biaya yang besar dan memakan banyak tempat.
2.2.4 Keuntungan Distributed Generation
Dengan diinterkoneksikan distributed generation pada sistem jaringan distribusi tenaga listrik yang telah ada, dimana untuk melayani kebutuhan energi
listrik, ada beberapa keuntungan pada jaringan distribusi itu sendiri, diantaranya [8]:
1. Meningkatkan ketersediaan dan kehandalan dari energi listrik. 2. Dapat mengurangi beban puncak.
Universitas Sumatera Utara
22 3. Dapat menghemat energi, karena sumber energi utama distributed
generation memanfaatkan energi yang terbarukan. 4. Dapat menjadi alternatif untuk kompensasi daya reaktif, karena jika
diinterkoneksikan pada jaringan yang telah ada dapat mengurangi rugi- rugi daya.
5. Mengurangi harmonisa dan tegangan kedip. 6. Dalam proses pembangkitan energi listrik, distributed generation
bersifat ramah lingkungan, karena emisi CO
2
yang dihasilkan rendah.
2.2.5 Dampak Interkoneksi Distributed Generation
Seiring dengan kenaikan akan kebutuhan energi listrik, sistem tenaga listrik telah berkembang dari tahun ke tahun. Pada saat sekarang, pembangkit
listrik energi terbarukan menjadi salah satu pilihan dengan berkurangnya sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Biasanya suatu sistem pembangkit energi
terbarukan diinterkoneksikan dengan jaringan distribusi pada sisi beban, dimana sistem tersebut telah meninggalkan sistem tenaga listrik konvensional.
Pada sistem tenaga listrik konvensional energi listrik dibangkitkan pada stasiun pusat pembangkit dengan daya yang besar. Kemudian pada stasiun ini,
tegangan dinaikkan menjadi tegangan tinggi, ekstra tinggi, dan ultra tinggi untuk ditransmisikan dengan jarak yang jauh dan diinterkoneksikan dengan sistem
transmisi tenaga listrik. Kemudian tegangan tinggi tersebut diturunkan menjadi tegangan menengah untuk didistribusikan pada jaringan distribusi, dan diturunkan
lagi menjadi tegangan rendah yang menuju beban. Sistem tenaga listrik yang
Universitas Sumatera Utara
23 demikian disebut dengan sistem tenaga listrik konvensional dan dapat dilihat pada
Gambar 2.2 [1].
Gambar 2. 9 Sistem tenaga listrik konvensional
Dengan ditinggalkannya sistem tenaga listrik konvensional, tentu saja akan merubah operasi sistem dan kontrol pada sistem tenaga listrik. Tanpa
diinterkoneksikan DG pada jaringan distribusi, arah aliran daya pada sistem selalu bergerak satu arah dari stasiun pusat pembangkit sampai pada beban, dengan
diinterkoneksikan DG pada jaringan distribusi akan berdampak pada pola aliran daya. Aliran daya yang satu arah pada sistem tenaga listrik konvensional tidak
dapat dianggap lagi dengan adanya DG pada jaringan distribusi. Akibatnya, dengan adanya DG pada jaringan distribusi akan berdampak pada operasi sistem
dan kontrol jaringan distribusi. Interkoneksi DG pada jaringan distribusi dapat dilihat pada Gambar 2.3 [1].
Universitas Sumatera Utara
24
Gambar 2. 10 Interkoneksi DG pada jaringan distribusi
Pada jaringan distribusi radial, tegangan akan turun pada akhir penyulang jaringan distribusi, hal ini dikarenakan jatuh tegangan. Dengan adanya DG pada
jaringan distribusi hal tersebut akan berubah. DG akan menaikkan tegangan pada pada titik interkoneksi DG, sehingga tegangan pada sepanjang penyulang jaringan
distribusi juga akan mengalami kenaikan. Untuk itu perlu dilakukan studi aliran daya pada jaringan distribusi yang diinterkoneksikan DG, agar operasi sistem
distribusi dapat berjalan dengan baik.
2.3 Studi Aliran Daya