Latar Belakang KERANGKA ACUAN KERJA KAK

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA KAK

KAJIAN SISTEM PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

A. Latar Belakang

Masalah pengangguran merupakan masalah serius yang dihadapi indonesia. Dengan jumlah penduduk sekitar 256 juta 1 terdapat sekitar 3 juta orang angkatan kerja setiap tahun. Di sisi lain, penciptaan kesempatan kerja baru tidak mampu mengimbangi pertumbuhan angkatan kerja tersebut. Hal ini, menimbulkan tambahan pengangguran terbuka setiap tahunnya. Permasalahan kesenjangan antara jumlah pencari kerja dan lapangan kerja yang terjadi di dalam negeri, menjadikan pasar kerja luar negeri sebagai salah satu alternative mendapatkan pekerjaan. Seiring dengan pemanfaatan lapangan kerja luar negeri maka dinamika tenaga kerja Indonesia TKI luar negeri beberapa tahun ini, menunjukan situasi yang progresif. Peningkatan pendapatan yang terjadi di Negara-negara lain seperti Hongkong, Taiwan, Arab Saudi dan lain-lain telah menimbulkan pergeseran tenaga kerja di Negara-negara tersebut. Peluang kerja Informal tidak lagi terisi karena sebagian besar angkatan mereka beralih menjadi pekerja di sektor formal sehingga peluang kerja informal menjadi peluang pasar kerja tersendiri bagi negara- negara berkembang. 2 Untuk memanfaatkan peluang tersebut pemerintah melaksanakan program Penempatan dan Perlindungan Tenaga kerja Indonesia, sebagaimana amanat Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Dikaitkan dengan praktek 1 Data Pendataan oleh Kementerian Dalam negeri terhitung 31 Desember 2010 Sumber : nasional.kompas.comred20110919 2 penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia masalah penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri menyangkut hubungan antar negara maka kewenangan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri merupakan kewenangan Pemerintah. Namun pemerintah tidak dapat bertindak sendiri karena itu perlu melibatkan Pemerintah Provinsi maupun KabupatenKota serta institusi swasta. Di lain pihak karena masalah penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia langsung berhubungan dengan masalah nyawa dan kehormatan yang sangat azazi bagi manusia maka institusi swasta yang terkait tentunya haruslah mereka yang mampu dari aspek komitmen, profesional, maupun secara ekonomis dapat menjamin hak-hak azasi warga negara yang bekerja di luar negeri agar tetap terlindungi. Pembagian kewenangan tersebut, secara eksplisit telah di atur di dalam Uu No. 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor Per.14menx2010 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Peran daerah kabkota menjadi sangat penting sebagai ujung tombak penyiapan tenaga kerja Indonesia. Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, bidang Ketenagakerjaan menjadi tugas wajib Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota dan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan perlindungan TKI dari 109 pasal ada 7 pasal tugas Pemerintahan Daerah KabupatenKota dan tugas tersebut sangat strategis sebagai penyedia TKI yang berkualitas melalui pelaksanaan mekanisme Antar Kerja Antar Negara AKAN. Dengan demikian karena Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri melibatkan banyak instansi pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota maka penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri perlu dilakukan secara terpadu antara instansi Pemerintah, baik pusat maupun daerah dan peran serta masyarakat guna melindungi tenaga kerja Indonesia yang ditempatkan di luar negeri. Dalam rangka, mengoptimalkan peran daerah kabupatenkota sebagai salah satu instansi pemerintah yang memiliki peran strategis dalam pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia maka dibutuhkan langkah-langkah strategis dan komprehensif. Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi adalah merupakan salah satu daerah yang memanfaatkan peluang kerja luar negeri. Pada tahun 2009 jumlah penempatan TKI asal Kab. Kerinci adalah 160 orang, tahun 2010 meningkat menjadi 337 orang sedangkan tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 278 orang. 3 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan tenaga Kerja Indonesia BNP2TKI melalui unit kerja Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi PUSLITFO akan melakukan kajian terkait dengan sistem penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang dilaksanakan di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi sebagai salah satu daerah yang menempatkan tenaga kerja di luar negeri.

B. Dasar Hukum