Upaya Taman Bacaan Masyarakat (Tbm) Sumber Ilmu Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Di Kelurahan Pabatu Kota Madya Tebing Tinggi
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana upaya Bapak/ibu agar TBM ini? Dapat meningkatkan minat baca?
2. Bagaimana upaya Bapak/ibu untuk menambah buku-buku di TBM Sumber Ilmu? Sudahkah terpenuhi?
3. Bagaimana masalah dana untuk kemajuan TBM Sumber Ilmu?
4. Apakah ada faktor yang menghambat TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?
5. Apakah upaya TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca? 6. Apakah TBM Apakah ada hubungannya dengan sekretaris dengan minat
baca?
7. Sumber Ilmu melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan?
8. Apakah tugas Bapak/ibu membantu meningkatkan minat baca di TBM Sumber Ilmu?
9. Bagaimana cara Bapak/ibu sebagai sekretaris untuk memajukan TBM Sumber ilmu?
10.Bagaimana Bapak/ibu melayani pengguna di TBM Sumber Ilmu?
11.Apakah jam buka TBM Sumber Ilmu sesuai dengan permintaan masyarakat?
12.Apakah ada upaya TBM Sumber Ilmu dalam menyambut hari jadi kemerdekaan R.I yang dilakukan setiap harinya?
13.Bagaimana keadaan minat baca masyarakat di Kelurahan Pabatu ini? 14.Jenis koleksi apa yang tersedia diperpustakaan dan berapa jumlahnya? 15.Bagaimana kebiasaan membaca masyarakat di TBM Sumber Ilmu ini
(2)
LAMPIRAN II
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Transkrip Wawancara Informan 1 Nama Informan : Junaida
Jabatan : Pengelola TBM Sumber Ilmu Hari/Tanggal : Kamis, 23-03-2017
Waktu : 09:00 WIB
2. Keterangan : P : Peneliti I1 : Informan 1
P : Assalamualaikum bu, saya nanda dari mahasiswi USU yang mau mewawancarai tentang TBM Sumber Ilmu.
I : iya, silakan masuk nak P : saya mau bertanya bu, boleh ? I : boleh nak
P : Pertanyaan Pertama bu, Bagaimana upaya Bapak/ibu agar TBM ini? Dapat meningkatkan minat baca?
I : Upaya saya untuk meningkatkan minat baca masyarakat sudah saya lakukan tetapi belum maksimal karena belum ada bantuan dari kelurahan setempat untuk bantuan dana maupun perlengkapan lainnya.
P : Pertanyaan kedua, Bagaimana upaya Bapak/ibu untuk menambah buku-buku di TBM Sumber Ilmu? Sudahkah terpenuhi?
I : Belum.
P : Bagaimana cara ibu?
I : Saya akan bermohon kepada perpustakaan daerah maupun provinsi untuk bantuan buku-buku di TBM Sumber Ilmu.
(3)
P : Pertanyaan ketiga, Bagaimana masalah dana untuk kemajuan TBM Sumber Ilmu?
I : Kalau untuk masalah dana, yahh upaya saya sendiri namun saya pernah menerima dari pemerintah kota untuk bantuan buku-buku, bantuan lemari buku 2 buah dan rak buku sebanyak 2 buah.
P : Pertanyaan keempat, Apakah ada faktor yang menghambat TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?
I : Buku-buku koleksi di TBM Sumber ilmu ini masih kurang memenuhi kebutuhan pengguna dan kurangnya media elektronik seperti laptop, komputer, jaringan internet (WI-FI).
P : Pertanyaan kelima, Apakah upaya TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?
I : Menambah buku-buku maupun koleksi yang disenangi/dibutuhkan masyarakat. seperti pendidikan agama, olahraga, keterampilan, kamus dan lain/lain.
P : Pertanyaan Keenam, Apakah TBM Sumber Ilmu melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan?
I : Ya, tujuan saya disini dengan diadakannya kegiatan setiap tahun maka TBM Sumber Ilmu ini akan berkembang dan terkenal di masyarakat, sehingga minat baca masyarakat akan bertambah.
P : Terima kasih bu sudah menjawab pertanyaan saya. I : Iya, sama-sama
(4)
LAMPIRAN III
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Transkrip Wawancara Informan II
Nama Informan : Elfrida Syafriani Nasution Jabatan : Sekretaris TBM Sumber Ilmu Hari/Tanggal : Kamis, 23-03-2017
Waktu : 10.00 WIB
2. Keterangan : P : Peneliti I2 : Informan II
P : Assalamualaikum bu, saya nanda dari mahasiswi USU yang mau mewawancarai tentang TBM Sumber Ilmu.
I : iya, silakan masuk dek. P : saya mau bertanya bu, boleh ? I : boleh dek.
P : Pertanyaan Pertama ya bu, Apakah tugas Bapak/ibu membantu meningkatkan minat baca di TBM Sumber Ilmu?
I : Saya menyiapkan layanan administrasi seperti buku tamu, buku peminjaman/pengembalian dan menyiapkan laporan kegiatan TBM Sumber Ilmu.
P : Pertanyaan kedua, Apakah ada hubungannya dengan sekretaris dengan minat baca?
I : Saya bertugas mencatat dan menerima keluhan dari pengunjung jika ada keluhan maupun buku yang diinginkan tidak ada di TBM tersebut untuk dilaporkan kepada pengelola.
(5)
P : Pertanyaan ketiga, Bagaimana cara Bapak/ibu sebagai sekretaris untuk memajukan TBM Sumber ilmu?
I : Memberikan layanan administrasi secara teratur sehingga penunjung tertarik untuk datang ke TBM Sumber Ilmu.
P : Terima kasih bu sudah menjawab pertanyaan saya. I : Iya, sama-sama
(6)
LAMPIRAN IV
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Transkrip Wawancara Informan III Nama Informan : Sunaryo
Jabatan : Pelayanan Pengunjung TBM Sumber Ilmu Hari/Tanggal : Kamis, 23-03-2017
Waktu : 11:00 WIB
2. Keterangan : P : Peneliti I3 : Informan III
P : Assalamualaikum pak, saya nanda dari mahasiswi USU yang mau mewawancarai tentang TBM Sumber Ilmu.
I : iya, silakan masuk dek.
P : saya mau bertanya pak, boleh ? I : Boleh.
P : Pertanyaan pertama, Bagaimana Bapak/ibu melayani pengguna di TBM Sumber Ilmu?
I : Saya akan bersikap ramah, sopan santun, agar pengguna lebih tertarik untuk membaca di TBM Sumber Ilmu.
P : Pertanyaan kedua, Apakah jam buka TBM Sumber Ilmu sesuai dengan permintaan masyarakat?
I : Tidak sesuai, karena jam buka di TBM sumber ilmu terlalu singkat, sementara masyarakat menginginkan waktu yang lama, tetapi masyarakat boleh meminjam buku untuk dibawa pulang, tidak dikenakan denda tetapi kalau hilang harus diganti dengan buku.
(7)
P : Pertanyaan ketiga, Apakah ada upaya TBM Sumber Ilmu dalam menyambut hari jadi kemerdekaan R.I yang dilakukan setiap harinya? I : Ada, kami melakukan perlombaan seperti cerdas cermat, membaca puisi
dan lomba keterampilan.
P : Terima kasih paksudah menjawab pertanyaan saya. I : Iya, sama-sama
(8)
LAMPIRAN V
TRANSKRIP WAWANCARA
1. Transkrip Wawancara Informan IV Nama Informan : Khadijah
Jabatan : Pengadaan Koleksi TBM Sumber Ilmu Hari/Tanggal : Kamis, 23-03-2017
Waktu : 12:00 WIB
2. Keterangan : P : Peneliti I4 : Informan IV
P : Assalamualaikum bu, saya nanda dari mahasiswi USU yang mau mewawancarai tentang TBM Sumber Ilmu.
I : iya, silakan masuk nak P : saya mau bertanya bu, boleh ? I : Boleh.
P : Pertanyaan pertama, Bagaimana keadaan minat baca masyarakat di Kelurahan Pabatu ini?
I : Masih kurang, karena sekarang sudah ada media elektronik seperti hp android, game online, dan lain-lain.
P : Pertanyaan kedua, Jenis koleksi apa yang tersedia diperpustakaan dan berapa jumlahnya?
I : Jenis Koleksinya banyak, seperti buku keterampilan, olahraga, pendidikan agama, buku cerita dogeng dan lain-lain. Jumlah koleksi TBM Sumber Ilmu ini sebanyak 1228 judul dengan eksemplar sebanyak 2298. P : Pertanyaan ketiga, Bagaimana kebiasaan membaca masyarakat di TBM
(9)
I : Kebiasaannya sambil mengobrol.
P : Terima kasih bu sudah menjawab pertanyaan saya. I : Iya, sama-sama
(10)
(11)
(12)
Peneliti sedang mewawancarai pengelola TBM Sumber Ilmu.
(13)
(14)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Renika Cipta
Depdiknas, 2008, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,Gramedia Pustaka Indonesia. Depdiknas. 2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Direktorat Pendidikan Masyarakat. 2006. Pedoman Pengelolaan Taman Bacaan
Masyarakat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Pembina Pendidikan Masyarakat.. 2012. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengolahan Taman Bacaan Masyarakat Tahun 2012. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo.
Ernawati, Nurul. 2010.Optimalisasi Layanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dalam Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat Pedesaan.
www.bppnfireg4.net/index.php/optimalisasi-layanan-tbm.html di akses pada tanggal 20/3/2015
Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Gol A Gong, Agus M. 2011. Gempa Literasi Dari Kampung Untuk Nusantara.jakarta:kpg.
(15)
Hermanto, 2011. Konsep Minat.
http://kasturi82.blogspot.com/2011/12/konsep-minat.html pada tanggal 12 juni 2016
Kamah, Idris,dkk. 2002. Pedoman Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Perpustakaan RI
Lasa Hs. (2005). Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media. Lasa Hs. (2013). Manajemen Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Yogyakarta:
Ombak.
Lily K Somadikarta. 2007. Taman Bacaan Dalam Pertumbuhan (in statu
nascendi, (Online), https://kangbudhi.wordpress.com/2007/09/16/taman-bacaan-perpustakaan-dalam-pertumbuhan-in-statu-nascendi/, diakses Sabtu 25 Februari 2017
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Depdiknas.
Mikhael Gewati. (2016). Minat Baca Indonesia Ada di Urutan ke-60 Dunia, http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.d i.urutan.ke-60.dunia diakses 27 Februari 2017
Moleong, L.J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Moleong, Lexy J.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Munaf, Yarni. 2002. Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa. Jurnal Pendidikan Bahasa Sastra dan Seni, 3 (2): 241-250
(16)
Murniaty. 2012. Manajemen dan Organisas Taman Bacaan Masyarakat: Modul Teoritis. Medan : IPI kota Medan.
Mustofa Kamil. 2009. Pendidikan Non formal Pengembangan Melalui Pusat Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran Dari Kominkan Jepang). Bandung: Alfabeta.
Novita E., Dwi. 2007. Pembinaan Minat Baca Bagi Siswa Sekolah Dasar.
Makalah Disampaikan pada Pelatihan Perpustakaan SD Purwoasri II SingosariMalang.
Prasetyo, Dwi Sunar. 2008. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Think Jogjakarta.
Rahim, Farida, 2005, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar (Jakarta : PT.Bumi Aksara)
___________. 2001. Pengajaran Membaca Pemahaman berdasarkan Teori
Siregar, Ahmad Ridwan. Pembinaan Minat Baca Anak. Medan: USU Press, 2008. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soedarso. 2004. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
________.2008. Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta
(17)
Sutarno NS. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
---. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
Wahyudi. 2007. Upaya Perpustakaan dalam Menghadapi Krisis Budaya Baca. <http://www.hendromartojo.info/?pilih=news&aksi=lihat&id=>22/11/2012
https://pencilbooks.wordpress.com/2008/08/26/rendahnya-minat-baca/diakses 25 Februari 2017
http://gobekasi.pojoksatu.id/2016/05/19/survei-unesco-minat-baca-masyarakat-indonesia-0001-persen/ diakses 27 Februari 2017
https://www.eramuslim.com/berita/nasional/medsos-menyebabkan-minat-baca-rendah.htm#.WLQKoKKM9Ow diakses 27 Februari 2017
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini berusaha mengungkapkan dan menjelaskan adanya kenyataan, gejala, fakta, dan kejadian secara deskriptif yang ditemukan pada latar alamiah.
Menurut Sugiyono (2009: 15) menyatakan bahwa : Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pnelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Adapun tujuan dari penelitian kualitatif menurut Moleong (2006 : 8 – 13) yang menyebutkan beberapa ciri yang ada dalam proses pelaksanaannya, yaituberakar pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, menggunakan metode kualitatif, menganalisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil
(19)
penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu peneliti dan subjek penelitian Alasan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan angka-angka, akan tetapi menyangkut pendeskripsian, penguraian dan penggambaran suatu masalah yang sedang terjadi. Penelitian deskriptif ini bertujuan agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan terperinci tentang taman bacaan masyarakat serta memperoleh data dari permasalahan penelitian.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini adalah Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu yang berada di Jl. Berlian No. 2 Tebing Tinggi, Penulis tertarik melakukan riset di lokasi ini karena, TBM Sumber Ilmu adalah salah satu TBM terbaik tingkat nasional.
3.3 Proses Penelitian
Adapun proses penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
3.3.1 Mengindetifikasi informan
Dalam penelitian ini yang dimaksud informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti.
Purposive sampling adalah tekhnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. Sugiono (2009, 300)
(20)
Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dianggap berkompetensi dibidang perpustakaan keliling atau peneliti mengumpulkan informasi dengan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu.
Informan dalam penelitian ini yaitu, pemilik TBM sebagai pengelola dan tiga orang staf yaitu: sekretaris, bagian pelayanan dan pengadaan koleksi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
1. Teknik Wawancara,
Sebelum melakukan wawancara, informan terlebih dahulu dimintai kesediaaanya untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan. Wawancara dilakukan langsung dengan informan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh informan. Dalam melakukan wawancara, peneliti mempersiapkan pedoman wawancara terstruktur berupa pedoman wawancara yang disusun secara terperinci agar dapat menggali semua infromasi yang lengkap dan mendalam. Alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah alat perekam. Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
(21)
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Informan adalah orang yang memberikan informasi, dimana pemberian keterangannya karena dipancing oleh pihak peneliti.Wawancara yang dilakukan meliputi identifikasi perkembangan taman bacaan masyarakat (TBM) yang dikelola oleh informan sebagai pendiri TBM. Untuk menjaga agar interpretasi peneliti sesuai dengan apa yang disampaikan informan, maka peneliti mengulang dan menanyakan kembali jawaban yang dirasa kurang jelas. Keuntungan metode ini adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas. 2. Teknik Pengamatan/Observasi,
Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data melalui observasi ini dilakukan berkenaan dengan perilaku manusia dan proses kerja. Proses pelaksanaan pengumpulan data observasi dalam penelitian ini termasuk pada observasi partisipatif (observsi berperan serta), dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kegiataan sehari-hari orang yang sedang diamati ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa yakni pengurus Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu Kelurahaan Pabatu. Dimana peneliti berperan serta
(22)
sebagai mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dengan melihat langsung proses pada Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu Kelurahaan Pabatu
3. Teknik Dokumentasi,
Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
3.5 Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman (Emzir, 2010) menyatakan bahwa terdapat tiga macam teknik analisis data kualitatif deskriptif, yaitu:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti : merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan
(23)
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data bisa dibantu dengan alat elektronik seperti : komputer, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dengan reduksi, maka peneliti merangkum, mengambil data yang penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting dibuang.
2. Model Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan data.Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk : uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya. Miles dan Huberman (1984) menyatakan : “the most frequent form of display data for qualitative research data in the pas has been narative tex” artinya : yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja).
Fenomena sosial bersifat kompleks, dan dinamis sehingga apa yang ditemukan saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak lama di lapangan akan mengalami perkembangan data. Peneliti harus selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan yang masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu
(24)
didukung data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan berkembang menjadi teori yang grounded.Teori grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus menerus. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya didisplaykan pada laporan akhir penelitian.
3. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
(25)
pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
3.6 Jenis dan Sumber Data
Dalam setiap penelitian, selain menggunakan metode yang tepat juga diperlukan kemampuan memilih metode pengumpulan data yang relevan. Data merupakan faktor penting dalam penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :
1. Data Primer, merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Dalam penelitian ini data primer yang dikumpulkan diperoleh dari responden melalui kuesioner yang berisi daftar pertanyaan serta jawaban yang disediakan.
2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain, seperti : buku, jurnal, dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.7 Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian dilakukan agar dapat dihasilkan temuan dan interpretasi data yang absah dan dapat diterima semua pihak. Oleh karena itu diperlukan kredibilitas melalui berbagai instrumen : luangan waktu sebaik mungkin peneliti di lapangan, observasi yang intensif, triangulasi (menggunakan beberapa metode, sumber, peneliti, dan teori), pembahasan teman sejawat. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat
(26)
tidaknya ditransfer ke latar lain (transferability), pada konteksnya (dependability), dan dapat tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability) (Moleong dalam Harsono, 2008 : 172).
Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum dipakai dalam uji validitas penelitian kualitatif, triangulasi dilakukan berdasarkan wawancara dengan informan dan observasi oleh penulis dalam mengamati kejadian fakta yang terdapat dilapangan. Teknik pengumpulan data juga dilakukan untuk melengkapi data primer dan sekunder. Wawancara dan observasi dilakukan sebagai data primer yag berkaitan dengan informasi yang didapat dari kebijakan pihak TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu.
1. Triangluasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil observasi yang peneliti lakukan pada TBM Sumber Ilmu Keluarahan Pabatu.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori yang telah dijelaskan pada bab II akan digunakan untuk menguji hasil dari data yang terkumpul.
(27)
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peeliti melakukan metode wawancara yang ditunjangkan dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
(28)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu.
TBM Sumber Ilmu ini dikelola oleh Ibu Junaida dengan pemikiran beliau, para orang tua dapat menggunakan waktu luang untuk membaca sambil menungu kepulangan anak-anak mereka diluar jam belajar. Ibu Junaida ini dibantu oleh pihak kelurahan setempat dengan memberikan bantuan buku-buku yang sifat ekstrakulikuler antara lain: buku kesenian, olahraga, pendidikan agama, keterampilan dan lain-lain.
Pada saat bersamaan ketua tim penggerak PKK Keluarahan Pabatu mengadakan perlombaan PAUD terbaik di Kota Tebing Tinggi. PAUD MELUR mendapatkan juara 1 (satu) oleh karena PAUD ini sudah dilengkapi dengan sarana ruang baca maka oleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi bersama-sama dengan Perpustakaan Umum membuka sekaligus meresmikan TBM Sumber Ilmu sebagai sarana pembelajaran masyarakat.
4.2 Karateristik Informan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskripstif kualitatif, untuk mendapatkan data, penulis melakukan wawancara dengan pemilik TBM sebagai pengelola dan 3 (tiga) orang staf. Dalam melakukan wawancara, penulis menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan upaya taman bacaan masyarakat dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Wawancara dilakukan dengan
(29)
meminta waktu terlebih dahulu kepada pengelola untuk bersedia di wawancarai. Adapun karateristik dari para Informan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Karateristik Informan No
.
Kode Sumber Profesi Lokasi wawancara Hari/Tanggal Wawancara 1 I1 Informan 1 Pemilik TBM
Sumber Ilmu
TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu
Kamis, 23 Maret 2017 2 I2 Informan 2 Sekretaris TBM Sumber Ilmu
Kelurahan Pabatu
Kamis, 23 Maret 2017 3 I3 Informan 3 Bagian
Pelayanan
TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu
Kamis, 23 Maret 2017 4 I4 Informasi 4 Bagian
Pegadaan Koleksi
TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu
Kamis, 23 Maret 2017
Wawancara dilakukan secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara. Pelaksanaan wawancara dilakukan secara subtantif artinya dilakukan tidak hanya harus pada tempat tertentu. Wawancara dilakukan pada jam yang telah ditetapkan dan pada saat informan sedang ada di tempat. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal. Isi wawancara berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan kepada informan.
4.3 Kategori
Berdasarkan hasil wawancara dan pedoman wawancara, peneliti menyusun kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti membaca kembali transkrip wawancara, lalu
(30)
melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan dan menunjukan hubungan antar bagian-bagian yang diteliti sesuai dengan sub fokus penelitian.
4.4 Tolak Ukur dan Keberhasilan TBM Sumber Ilmu
Tolak ukur dan keberhasilan TBM Sumber Ilmu dapat dilihat dengan beberapa indikator sebagai berikut :
a. Tersedianya administrasi TBM Sumber Ilmu yang meliputi: Buku pengunjung TBM Sumber Ilmu, Buku peminjaman/pengembalian, buku inventaris, kearsipan dan berkas laporan-laporan.
b. Punya jaringan kerjasama antar TBM dan instansi yang terkait. c. Tempat TBM Sumber Ilmu yang memadai, nyaman dan kondusif. d. Koleksi buku yang terus berganti dan bertambah disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat/pengunjung. e. Sarana TBM Sumber Ilmu cukup.
f. Tersedianya layanan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan informasi seputar bahan bacaan dan buku-buku yang diperlukan.
g. Anggaran yang cukup untuk mengelola TBM Sumber Ilmu.
h. Meningkatnya pengunjung setiap hari yang dibuktikan dengan adanya buku tamu dan buku peminjaman.
(31)
STRUKTUR ORGANISASI TBM SUMBER ILMU
KELURAHAN PABATU KECAMATAN PADANG HULU KOTA TEBING TINGGI Pengelola
Sekretaris
Pengadaan Pelayanan 1) Informan I : Pengelola/Pengurus TBM Sumber Ilmu
Tugas Pengelola :
a) Melaksanakan semua fungsi kepengelolaan TBM Sumber Ilmu. b) Menjalin kerjasama dengan institusi lain untuk pengembangan TBM. c) Merencanakan pengembangan TBM Sumber Ilmu.
d) Melaksanakan sosialisasi TBM Sumber Ilmu dimasyarakat. 1. Pertanyaan : Bagaimana upaya Bapak/ibu agar TBM ini? Dapat
meningkatkan minat baca?
Jawaban : Upaya saya untuk meningkatkan minat baca masyarakat sudah saya lakukan tetapi belum maksimal karena belum ada bantuan dari kelurahan setempat untuk bantuan dana maupun perlengkapan lainnya.
2. Pertanyaan : Bagaimana upaya Bapak/ibu untuk menambah buku-buku di TBM Sumber Ilmu? Sudahkah terpenuhi?
Jawaban : Belum, saya akan bermohon kepada perpustakaan daerah maupun provinsi untuk bantuan buku-buku di TBM Sumber Ilmu.
(32)
3. Pertanyaan : Bagaimana masalah dana untuk kemajuan TBM Sumber Ilmu?
Jawaban : Kalau untuk masalah dana, yahh upaya saya sendiri
namun saya pernah menerima dari pemerintah kota untuk bantuan buku-buku, bantuan lemari buku 2 buah dan rak buku sebanyak 2 buah.
4. Pertanyaan : Apakah ada faktor yang menghambat TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?
Jawaban : Buku-buku koleksi di TBM Sumber ilmu ini masih kurang memenuhi kebutuhan pengguna dan kurangnya media elektronik seperti laptop, komputer, jaringan internet (WI-FI).
5. Pertanyaan : Apakah upaya TBM Sumber Ilmu dalam meningkatkan minat baca?
Jawaban :Menambah buku-buku maupun koleksi yang
disenangi/dibutuhkan masyarakat. seperti pendidikan agama, olahraga, keterampilan, kamus dan lain/lain. 6. Pertanyaan : Apakah TBM Sumber Ilmu melibatkan masyarakat dalam
setiap kegiatan?
Jawaban : Ya, tujuan saya disini dengan diadakannya kegiatan setiap tahun maka TBM Sumber Ilmu ini akan berkembang dan terkenal di masyarakat, sehingga minat baca masyarakat akan bertambah.
(33)
2) Informan II: Sekretaris TBM Sumber Ilmu. Tugas Sekretaris :
a) Menyiapkan layanan administrasi TBM Sumber Ilmu (buku tamu dan laporan).
b) Memberikan laporan kegiatan TBM Sumber Ilmu kepada pengelola. c) Memberikan pertimbangan rencana pengembangan TBM Sumber
Ilmu kepada pengelola.
1. Pertanyaan : Apakah tugas Bapak/ibu membantu meningkatkan minat baca di TBM Sumber Ilmu?
Jawaban : Saya menyiapkan layanan administrasi seperti buku tamu, buku peminjaman/pengembalian dan menyiapkan laporan
kegiatan TBM Sumber Ilmu.
2. Pertanyaan : Apakah ada hubungannya dengan sekretaris dengan minat baca?
Jawaban :Saya bertugas mencatat dan menerima keluhan dari pengunjung jika ada keluhan maupun buku yang diinginkan tidak ada di TBM tersebut untuk dilaporkan
kepada pengelola.
3. Pertanyaan : Bagaimana cara Bapak/ibu sebagai sekretaris untuk memajukan TBM Sumber ilmu?
Jawaban :Memberikan layanan administrasi secara teratur sehingga penunjung tertarik untuk datang ke TBM Sumber Ilmu.
(34)
3) Informan III : Pelayanan pengunjung TBM Sumber Ilmu. Tugas Pelayanan/pengunjung :
a) Melakukan layanan informasi koleksi buku.
b) Memberikan penjelasan kepada pengunjung mengenai TBM Sumber Ilmu.
c) Melakukan pendataan buku.
d) Memberikan laporan perkembangan pengguna TBM Sumber Ilmu. 1. Pertanyaan : Bagaimana Bapak/ibu melayani pengguna di TBM
Sumber Ilmu?
Jawaban :Saya akan bersikap ramah, sopan santun, agar pengguna lebih tertarik untuk membaca di TBM Sumber Ilmu. 2. Pertanyaan : Apakah jam buka TBM Sumber Ilmu sesuai dengan
permintaan masyarakat?
Jawaban : Tidak sesuai, karena jam buka di TBM sumber ilm
terlalu singkat, sementara masyarakat menginginkan waktu yang lama, tetapi masyarakat boleh meminjam buku untuk dibawa pulang, tidak dikenakan denda tetapi kalau hilang harus diganti dengan buku.
3. Pertanyaan : Apakah ada upaya TBM Sumber Ilmu dalam menyambut hari jadi kemerdekaan R.I yang dilakukan setiap harinya? Jawaban : Ada, kami melakukan perlombaan seperti cerdas cermat,
(35)
4) Informan IV : Pengadaan Koleksi TBM Sumber Ilmu. Tugas Pengadaan Koleksi :
a) Melakukan identifikasi kebutuhan bahan bacaan. b) Mengusulkan bahan bacaan.
c) Monitoring koleksi buku.
1. Pertanyaan :Bagaimana keadaan minat baca masyarakat di Kelurahan Pabatu ini?
Jawaban : Masih kurang, karena sekarang sudah ada media elektronik seperti hp android, game online, dan lain-lain. 2. Pertanyaan : Jenis koleksi apa yang tersedia diperpustakaan dan berapa
jumlahnya?
Jawaban : Jenis Koleksinya banyak, seperti buku keterampilan,olahraga, pendidikan agama, buku cerita dogeng dan lain-lain. Jumlah koleksi TBM Sumber Ilmu ini sebanyak 1228 judul dengan eksemplar sebanyak 2298. 3. Pertanyaan :Bagaimana kebiasaan membaca masyarakat di TBM
Sumber Ilmu ini menurut Bapak/ibu? Jawaban :Kebiasaannya sambil mengobrol.
(36)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. TBM Sumber Ilmu adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan ruangan untuk membaca, diskusi, dan menulis dan kegiatan sejenis ataupun kegiatan lain terutama dalam pendidikan non formal yang dilengkapi dengan bahan bacaan dan sarana prasarana yang ada serta didukung oleh pengelola yang keberadaannya di masyarakat.Keberhasilan akan taman bacaan tergantung pada upaya yang dilakukan taman bacaan Sumber Ilmu antara lain melakukan berbagai jenis kegiatan literasi dan usaha kreatif.
2. TBM Sumber Ilmu sangat berperan sebagai sarana pembelajaran untuk belajar mandiri, penunjang kurikulum pendidikan luar sekolah bagi siswa dan sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat dalam meningkatkan minat baca.
3. Koleksi TBM Sumber Ilmu sudah memadai dan bervariasi, pengguna TBM
Sumber Ilmu khususnya bagi masyarakat Kelurahan Pabatu dan sekitarnya dapat memanfaatkan layanan koleksi untuk kebutuhan pendidikan, pekerjaan dan kewirausahaan.
4. Pengguna TBM Sumber Ilmu menyediakan koleksi sesuaikan dengan
(37)
5.2 Saran
1. Bagi pengelola TBM Sumber Ilmu perlu adanya tempat penyimpanan buku bacaan dan ruang baca yang lebih luas sehingga pengunjung lebih leluasa dalam memanfaatkan TBM Sumber Ilmu.
2. Penambahan koleksi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang secara pesat.
3. Bagi pengelola TBM Sumber Ilmu perlu menambah jadwal buka agar
masyarakat dapat meluangkan waktu mereka untuk membaca.
4. Pemerintah terkait seperti dari dinas pendidikan dan perpustakaan umum daerah juga diharapkan turut andil dalam peningkatan maupun pendanaan.
5. Bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi beserta aparatnya agar lebih peduli untuk berpartisipasi dalam pengembangan maupun keberadaan TBM Sumber Ilmu dan TBM lainnya agar terwujudnya reading habit bagi masyarakat dikota maupun desa.
6. Bagi Perpustakaan Umum Daerah Kota Tebing Tinggi hendaknya dapat memonitoring kegiatan atau melakukan kerjasama terhadap TBM Sumber Ilmu juga TBM lainnya untuk memberikan pelatihan/kursus singkat bagi pengelola TBM.
(38)
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Taman Bacaan Masyarakat
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) merupakan lembaga yang menyelenggarakan pengembangan budaya baca dan minat baca masyarakat, dengan menyediakan fasilitas bahan bacaan kepada masyarakat, dan juga berfungsi sebagai sumber informasi bagi masyarakat di sekitar TBM, selain itu TBM juga dapat berfungsi sebagai lembaga pengembangan masyarakat. Direktorat Pendidikan Masyarakat (2009) menyatakan bahwa “taman bacaan masyarakat adalah sebuah wadah/tempat yang didirikan atau dikelola baik masyarakat maupun pemerintah yang berfungsi sebagai sumber belajar untuk memberikan akses layanan bahan bacaan yang sesuai dan berguna bagi masyarakat sekitar. Sedangkan menurut Sutarno (2006: 19) menyatakan bahwa “taman bacaan masyarakat mempunyai tanggung jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola, dan mengembangkannya”. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa ikut memiliki, bertanggung jawab, dan memeliharanya. Masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian terhadap taman bacaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan bukan saja penting, tapi sangat diperlukan oleh masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut perlu terus dibina dan dikembangkan kearah terbentuknya masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas.
(39)
2.1.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang perorang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah taman bacaan masyarakat berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca. Masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian terhadap taman bacaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan bukan saja penting, tapi sangat diperlukan oleh masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut perlu terus dibina dan dikembangkankearah terbentuknya masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas. Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga yang menyediakan berbagai jenis bahan belajar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai tempat penyelenggaraan pembinaan kemampuan membaca dan belajar, sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat. (Depdiknas, 2008).
Menurut Lily K. Somadikarta (2007:13) Taman bacaan adalah ibarat perpustakaan dalam pertumbuhan (in statu nascendi). Taman bacaan yang menyediakan buku untuk menarik minat baca Sudah memenuhi persyaratan pertama dari “Five Laws of Library Science” yaitu “Books are for use” (Buku-buku untuk digunakan). Makna dari persyaratan pertama tersebut dapat dipahami lebih mendalam lagi bahwa bagi pembaca akan mendapatan manfaat yang lebih dari hasil membacanya.
(40)
Menurut S.R. Ranganathan yang dikutip oleh Lily (2007:3) Five Laws” dapat diterapkan pada semua jenis perpustakaan termasuk Taman Bacaan Masyarakat. TBM ibarat perpustakaan dalam pertumbuhannya (in statunascend) Keberadaanya ditengah tengah masyarakat adalah sebagai alat untuk meningkatkan minat dan lebih dari itu TBM juga berfungsi sebagai salah upaya dalam melakukan kegiatan pendidikan serta memenuhi kebutuhan akan membaca warga masyarakat pada umumnya serta Taman bacaan masyarakat merupakan jantung pendidikan masyarakat dengan berbagai macam progam dan pelayanan di dalamnya diharapkan mampu memotivasi dan menumbuhkan minat dan kegemaran membaca bagi. Dengan tumbuh kembangnya minat dan kegemaran membaca, maka membaca merupakan suatu kebiasaan yang mesti dilakukan tiap hari sebagaimana memenuhi kebutuhan hidup.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pengertian Taman Bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap orang perorang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah taman bacaan masyarakat berada dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca
(41)
2.1.2 Tugas dan Fungsi Taman Bacaan Masyarakat
Tugas TBM Taman Bacaan Masyarakat menyatakan bahwa :
a. Mengumpulkan, menyimpan, dan menyediakan informasi dalam bentuk tercetak ataupun dalam bentuk elektronik dan multimedia kepada para pengunjung TBM.
b. Menyediakan informasi yang dapat diakses lewat internet, namun pula harus disertai peraturan-peraturan yang dapat melindungi kepentingan TBM.
c. Terus memperhatikan kemajuan zaman dan kemajuan teknologi agar keinginan masyarakat dalam mengakses informasi dapat terpenuhi d. Sebagai jembatan penyedia informasi pada masa lalu, masa kini dan
masa depan (Petunjuk Teknis TBM. 2010:15)
Pada dasarnya fungsi TBM adalah sebagai wadah bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi yang diinginkan. Dalam buku Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengolahan Taman Bacaan Masyarakat Tahun 2012 (2012: 7) yaitu:
1. Sebagai sumber belajar–TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca, misalnya praktek memasak, budidaya ikan, menanam cabe dan lainnya.
2. Sebagai sumber informasi–TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa koran, tabloid, referensi, booklet-leaflet, dan/atau akses internet dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi.
Sedangkan menurut Sutarno NS (2003), fungsi taman bacaan masyarakat, mengacu pada tiga fungsi pokok perpustakaan, yaitu : a) Mengumpulkan (to collect) semua informasi, yang sesuai dengan bidang kegiatan, misi lembaga dan masyarakat yang sesuai dengan bidang kegiatan, misi lembaga dan masyarakat yang dilayaninya, b) Melestarikan, memelihara dan merawat (to preserve), koleksi yang dimiliki oleh TBM, agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai dan tidak lekas rusak baik karena pemakaian maupun karena usianya, maka harus dipelihara dan dirawat, dan c) Menyediakan koleksi, untuk siap dipergunakan dan diberdayakan (to make available), seluruh sumber informasi dan koleksi yang dimiliki perpustakaan bagi para pemustakanya.
(42)
Dari Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa tugas TBM adalah mengumpulkan, menyimpan, dan menyediakan informasi dalam bentuk tercetak ataupun dalam bentuk elektronik dan multimedia kepada para pengunjung TBM. Sedangkan fungsi TBM adalah sebagai sumber informasi dan belajar yang menyediakan bahan bacaan.
2.1.3 Tujuan Taman Bacaan Masyarakat
Penyelenggaraan taman bacaan masyarakat tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk mewujudkan kandungan maksud dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, diperlukan langkah-langkah strategis, kebijakan yang aplikatif dan terencana secara konseptual serta tindakan yang konkret. Tujuan Taman Bacaan Masyarakat dibentuk dengan maksud (Sutarno, 2006: 33) sebagai berikut :
a) Menjadi tempat mengumpulkan atau menghimpun informasi, dalam arti aktif, taman bacaan masyarakat tersebut mempunyai kegiatan yang terus-menerus untuk menghimpun sebanyak mungkin sumber informasi untuk di koleksi.
b) Sebagai tempat mengolah atau memproses semua bahan pustakadengan metode atau sistem tertentu seperti registrasi, klasifikasi, katalogisasi serta kelengkapan lainnya, baik secara manual maupun menggunakan sarana teknologi informasi, pembuatan perlengkapan lain agar semua koleksi mudah digunakan.
c) Menjadi tempat memelihara dan menyimpan. Artinya ada kegiatan untuk mengatur, menyusun, menata, memelihara, merawat, agar koleksi rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, mudah diakses, tidak mudah rusak, hilang, dan berkurang.
d) Sebagai salah satu pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi serta kegiatan ilmiah lainnya. Memberikan layanan kepada pemakai, seperti membaca, meminjam, meneliti, dengan cara cepat, tepat, mudah, dan murah.
e) Membangun tempat informasi yang lengkap dan ”up to date” bagi pengembangan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku/sikap (attitude).
(43)
f) Merupakan agen perubahan kebudayaan dari masa lalu, sekarang, dan masa depan. Dalam konsep yang lebih hakiki, eksistensi dan kemajuan taman bacaan masyarakat menjadi kebanggaan dan simbol peradaban kehidupan umat manusia.
Sedangkan Menurut Lasa Hs, dalam bukunya Manajemen Perpustakaan (2013) yang pada definisi perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumber daya perpustakaan dan layanan kepada warga masyarakat, maka taman bacaan masyarakat sebagai sumber belajar, memiliki beberapa tujuan yaitu :
1. Menumbuhkembangkan minat baca, kebiasaan membaca di taman bacaan masyarakat, mampu meningkatkan minat baca. Banyak membaca dan kualitas bacaan yang dibaca, pada umumnya akan menumbuhkan minat menulis pada seseorang.
2. Menumbuhkan dan mendorong literasi informasi. Literasi informasi, yang kemudian sering disebut dengan istilah melek informasi, merupakan kesadaran akan kebutuhan seseorang terhadap informasi, mengindentifikasi, pengaksesan, evauasi, menggabungkan informasi dalam pengetahuan dan mengkomunikasikan informasi.
3. Mengembangkan bakat dan kecerdasan (intelektual, emosional, dan spiritual). Bacaan anak, tayangan gambar, dan musik mampu menumbuhkan bakat dan minat seseorang. Bakat seseorang bisa berkembang pesat walaupun nilai akademiknya tidak terlalu tinggi. Maka taman bacaan yang mempertimbangkan pengembangan bakat dan kecerdasan pada warga belajarnya, akan memiliki kekuatan yang baik terhadap bakat dan minat.
Sejalan Pendapat lain berdasarkan Panduan Pendirian TBM (2012) menyatakan bahwa :
1. Pengoptimalkan peran TBM dalam mengembangkan budaya baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat gemar belajar yang berdampak pada peningkatan mutu sumber daya manusaia
2. Sebagai wadah komunikasi dan interaksi positive dan kontruktif yg bersifat kekeluargaan diantara pengelola TBM seluruh Indonesia, antara pengelola TBM dengan pemerintah maupun dengan pihak-pihak lain.
(44)
3. Kemudian mewadahi, menyalurkan aspirasi, dan perkarsa TBM diIndonesia dalam memelihara warga belajar pendidikan keaksaraan yang dinilai telah bebas buta aksara
4. Memelihara semangat kerja dan nilai-nilai luhur dalam pengertian TBM terhadap masyarakat.
Dari Uraian di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan TBM Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2.1.4 Sasaran dan Pengguna Taman Bacaan Masyarakat
Salah satu tujuan yang terpenting bagi manusia dalam hidupnya adalah berusaha untuk menjadi masyarakat yang lebih berharga. Dalam dunia modern, setiap individu anggota masyarakat memperoleh hak azasi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, memperoleh pengertian-pengertian dan penjelasan-penjelasan yang baik hampir semua masalah yang penting. Setiap anggota masyarakat itu sendiri harus menyediakan waktu yang cukup secara teratur dan terus menerus sepanjang hidupnya untuk membina kecakapan, keterampilan, menambah ilmu pengetahuan, serta budi pekerti yang baik untuk mencapai standar hidup yang lebih baik.
Jalan untuk mencapai hal tersebut di atas yang termudah, efesien, ekonomis dan demokratis untuk sebelum, selama dan sesudah menempuh pendidikan formal dan nonformal adalah melalui layanan-layanan baca yang dapat menyediakan bahan bacaan dan bahan-bahan lainnya. Bahan-bahan tersebut disediakan untuk jangkauan semua orang guna melebarkan pandangan serta melepaskan diri dari keterikatan kepada orang lain. Selain itu, juga dapat mendorong kepada
(45)
penemuan-penemuan baru yang dapat membawa penghayatan hidup diri sendiri dan umat manusia secara keseluruhan dengan ragam dan tingkat kehidupannya. Dalam Petunjuk Teknis TBM (2010 :10) Adapun sasaran pengguna TBM adalah:
1. Warga belajar Pendidikan keaksaraan baik yang telah menyelesaikan program keaksaraan dasar atau yang saat ini sedang belajar di program Keaksaraan Usaha Mandiri.
2. Masyarakat yang sedang belajar di program PNFI
3. Masyarakat umum baik yang berkepentingan maupun tidak.
Ikatan pengguna dengan TBM semata-mata karena buku atau bahan bacaan. Oleh karena itu tidak mudah bagi para petugas layanan baca untuk membantu atau mengajak mereka agar mau membaca. Oleh karena itu mereka harus disediakan bahan-bahan bacaan yang dapat memenuhi seleranya sesuai dengan kemampuan berbahasa mereka dan tingkat pengetahuannya. Ada yang mencari informasi untuk kepentingan belajar, ada pula yang membutuhkan informasi untuk hal-hal yang lebih mendalam sifatnya, yaitu untuk kepentingan penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan atau untuk keputusan secara teliti dan bijaksana. Ada pula yang membaca santai untuk mendapatkan hiburan sesuatu dalam mengisi waktu senggang. Orang-orang yang menggunakan dan memanfaatkan layanan baca disebut masyarakat pembaca. (Depdikbud, 2007 :9)
(46)
Dari Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa sasaran dan pengguna TBM ialah Warga belajar Pendidikan keaksaraan baik yang telah menyelesaikan program keaksaraan dasar atau yang saat ini sedang belajar di program Keaksaraan Usaha Mandiri dan Masyarakat umum baik yang berkepentingan maupun tidak.
2.1.5 Pengelola Taman Bacaan Masyarakat
Program Taman Bacaan Masyarakat belum dapat dikatakan berhasil apabila kemampuan, keterampilan dan kinerja pengelola belum memadai untuk mengelola Taman Bacaan Masyarakat, sehingga bagi para Pengelola TBM agar dapat mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan penyelenggaraan TBM sebelum melaksanakan tugasnya.Pada Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006:23) Pengelola Taman Bacaan Masyarakat harus memiliki :
a. Pengelola TBM yang diselenggarakan oleh masyarakat harus memiliki sikap peduli tanpa pamrih (relawan) untuk membantu melayani bahan bacaan dan pembimbing masyarakat membaca, berbeda dengan TBM yang dikelola oleh pemerintah.
b. Pengelola diutamakan berlatar pendidikan bidang komunikasi atau pendidikan yang memahami berbagai bahan bacaan serta responsif gender dan berkomitmen untuk mengembangkan minat baca masyarakat.
c. Pengelola TBM diutamakan memiliki usaha ekonomi ditempat TBM, misalnya warung kopi, wartel, counter HP, dll.
(47)
Sedangkan menurut Murniaty (2012, 7) bahwa:
Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola TBM harus seorang yang memiliki kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi serta memiliki kemampuan teknis dalam mengelola dan melaksanakan layanan kepustakaan kepada masyarakat. Kualifikasi dan kompetensi pengelola TBM harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga ketersediaan tenaga pengelola. Selain tenaga pengelola, TBM juga dapat memberdayakan masyarakat, anak-anak muda, atau mahasiswa sebagai relawan.
Untuk meningkatkan kompetensi, wawasan, pengetahuan dan keterampilan, maka setiap pengelola TBM dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan pengelolaan TBM, mengikuti seminar, atau kunjungan ke TBM lain. Menurut Ernawati (2010, 71) syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pengelola di bidang pelayanan informasi di TBM antara lain:
1. Memiliki pengetahuan dasar tentang pengelolaan TBM.
2. Memiliki kemauan, dedikasi dan kemampuan untuk melayani orang dengan ramah, sopan, teliti, tekun dan senang membaca
3. Berpenampilan menyenangkan sehingga orang tidak segan bertanya atau minta pertolongan.
4. Pandai bergaul sehingga orang merasa dekat dan diperhatikan.
5. Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas agar tercapainya masyarakat yang terampil dan menumbuhkembangkan minat baca terhadap masyarakat.
Untuk mewujudkan peran TBM tersebut maka pengelola mempunyai tugas untuk tercapainya masyarakat yang akan belajar keterampilan dan menumbuhkembangkan minat baca terhadap masyarakat. Menurut Buku Pedoman Pengelolahan Taman Bacaan Masyarakat (2006: 24) tugas-tugas pengelola TBM adalah :
a. Melakukan sosialisasi promosi bahan bacaan yang ada di TBM bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri.
(48)
b. Melakukan kajian sederhana untuk mendapatkan data profil masyarakat yang akan dilayani sehingga jenis bahan bacaan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan bahan bacaan masyarakat. Untuk itu pengelola TBM perlu memiliki katalog dari seluruh penerbit untuk memudahkan penelusuran dan pemesanan bahan bacaan yang diperlukan.
c. Memberi layanan membaca, meminjam, melakukan berbagai aktifitas untuk meningkatkan kemampuan membaca, merangsang minat baca dan lain-lain.
d. Mengumpulkan bahan bacaan (buku, leaflet,booklet,dll) dari para donator bahan bacaan baik masyarakat perorangan maupun lembaga dan juga dari lembaga pemerintah maupun swasta baik dari pusat maupun daerah. Sehingga bahan bacaan selalu kaya dan bervariasi, tidak membosankan tetapi selalu berbasis kebutuhan masyarakat setempat.
e. Memberi layanan (jam buka TBM) secara optimal setiap hari sejak pagi sampai malam agar masyarakat yang tidak sempat berkunjung ke TBM pagi hari akibat kesibukan dapat dikunjungi malam hari.
f. Menata bahan bacaan di ruang display bahan bacaan.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pengelola TBM harus memiliki sikap peduli dan tanpa pamrih untuk melayani dan membimbing masyarakat membaca dengan latar belakang pendidikan bidang komunikasi atau pendidikan agar dapat mengembangkan minat baca masyarakat. Pengelola Taman Bacaan Masyarakat juga memiliki tugas untuk mempromosikan bahan bacaan yang ada di Taman Bacaan Masyarakat bagi masyarakat sekitar dan keberadaan TBM itu sendiri.
2.1.6 Pengunjung Taman Bacaan Masyarakat
Pengunjung, pengguna atau sasaran TBM adalah orang-orang yang mempunyai kepentingan untuk memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh TBM. Sebagaimana namanya, pengunjung TBM bisa siapa saja. Artinya, pengunjung area atau tempat layanan publik tidak dibatasi oleh usia, pendidikan, latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya (Gol A gong, 2011 :261).
(49)
Perlu diperhatikan, pengguna TBM bersifat heterogen, sehingga bentuk layanan, jenis bacaan, kegiatan penunjang, dan usaha produktif yang diselenggarakan disesuaikan dengan kondisi psikologis pengunjung TBM. (Gol A gong, 2011 : 263). Secara umum karakteristik pengunjung pada TBM (dan tempat layanan publik) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Memiliki waktu luang atau memiliki kesempatan untuk menunggu. b. Di samping aktivitas utamanya, mereka membutuhkan aktivitas lain
sampai datangnya waktu aktivitas utama. c. Bersifat heterogen, bervariasi.
d. Cenderung berada di tempat tersebut untuk jangka waktu yang tidak tertentu (tidak teratur).
Dari Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pengunjung TBM adalah orang-orang yang mempunyai kepentingan untuk memanfaatkan fasilitas yang diberikan oleh TBM.
2.2 Minat Baca Masyarakat
Minat baca perlu di pupuk dan ditingkatkan lebih lanjut. Dalam hal ini adabeberapaalternatif untukdapat merangsang terciptanya kebiasaan membacadalam waktu yang tidak terlalu lama adalah (a)perbanyak bahan bacaan, (b) pembentukanperpustakaan-perpustakaan maupun taman-tamanbacaan, (c) libatkan semua unsur terkait dalampembinaan perpustakaan maupun taman-taman bacaan, (d) dalam menyebarluaskan bahan bacaan perlu mendapat prioritas utama, (e) lakukan berbagai kegiatan dan prom osi yang berkesinambungan dan
(50)
libatkan tokoh-tokoh masyarakat, (t) pemerintah pusat (Perpustakaan Nasional RI) perlu menetapkan penjadwalan secara tetap dan rutin setiap tahun, kegiatan Gemar Membaca dengan melibatkan semua unsur terkait, dan (g) perlu suatu landasan hukum yang kuat yaitu Undang-Undang Sistem Nasional Perpustakaan (Perpusnas, 2003).
2.2.1 Pengertian Minat
Seseorang yang menyukai suatu aktivitas, biasanya akan termotivasidan mau melakukan aktivitas tersebut. Dengan demikian dapat dikatakanbahwa minat menjadi kekuatan tersendiri untuk melakukan suatu hal.Menurut Noeng Muhajir (Dwi Sunar Prasetyono, 2008: 54), minat adalah kecenderungan efektif (perasaan, emosi) seseorang untuk membentukaktifitas. Dari sini dapat dilihat bahwa minat itu melibatkan kondisi psikis(kejiwaan) seseorang. Senada dengan hal ini, Crow dan Crow (Dwi SunarPrasetyono, 2008: 54), menjelaskan bahwa minat merupakan kekuatanpendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada oranglain atau objek lain. Sementara itu Hurlock (Dwi Sunar Prasetyono, 2008 :54), mengutarakan pendapat yang sama yaitu bahwa minat merupakansumber motivasi sama, yaitu bahwa minat merupakan sumber motivasiuntuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu halatau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010: 180).
(51)
Menurut Hurlock (Hermanto Blogs, 2011), mengartikan minatsebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apayang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bilamereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka merekaakan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akanmenimbulkan kepuasan bagi dirinya.
Sedangkan Menurut Chaplin (Hermanto Blogs, 2011), menyebutkan bahwainterest atau minat dapat diartikan sebagai:
1. Suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi polapada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektifterhadap objek minatnya.
2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atauobjek itu berharga atau berarti bagi individu.
3. Satu keadaan atau satu set motivasi yang menuntut tingkah lakumenuju satu arah tertentu
Dari berbagai pendapat diatas maka dapat di simpulkan bahwayang dimaksud dengan minat adalah suatu rasa yang lebih suka atau rasaketertarikan pada suatu kegiatan yang ditunjukkan dengan keinginan,kecenderungan untuk memperhatikan kegiatan tersebut tanpa adaseorangpun yang menyuruh, dilakukan dengan kesadaran diri sendiri dandiikuti dengan perasaan yang senang. Minat merupakan sumber motivasiseseorang. Sehingga minat itu besar pengaruhnya terhadap kegiatan yangdilakukan seseorang. Bahkan kegiatan yang menarik minat masyarakat akandilakukannya dengan senang hati.
2.2.2 Pengertian Membaca
Dalam mencari informasi dan memperluas cakrawala pengetahuan, membaca mempunyai arti penting. Dalam studi ilmu pengetahuan, hampir semuanya diperoleh dengan membaca. Apabila seseorang bisa membaca dia akan
(52)
dapat mengenal kata-kata, gambar-gambar, mengetahui, mengerti dan menghayati ide yang dikemukakan oleh pengarang yang terdapat dalam suatu bacaan. Menurut Soedarso (2004: 4), membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat.
Sedangkan Menurut Rahim (2001: 163) yang menyatakan bahwa membaca meliputi informasi tekstual yang dihubungkan dengan istilah skemata menunjukkan kelompok konsep yang tersusun dalam otak Pseseorang yang berhubungan dengan objek-objek, tempat tempat, tindakan-tindakn atau peristiwa-peristiwa.Membaca mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia sepanjang masa karena pertama, membaca itu merupakan satu alat komunikasi yang amat diperlukan dalam suatu masyarakat berbudaya, kedua bahwa bahan bacaan yang dihasilkan dalam setiap kurun waktu zaman dalam sejarah sebahagian besar dipengaruhi oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang, dan ketiga bahwa sepanjang masa sejarah terekam. Oleh karena itu, dengan membaca dapat diketahui sejarah suatu bangsa, kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa waktu lampau, maupun waktu sekarang di tempat lain, atau berbagai cerita yang menarik tentang masalah kehidupan di dunia ini (Munaf, 2002: 241).
Membaca hendaknya memiliki tujuan. Sebab, seseorang yang hendak membaca dengan sesuatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan orang yang tidak memiliki tujuan. Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan.
(53)
Menurut Rahim (2008, 11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu: 1. Kesenangan.
2. Menyempurnakan membaca nyaring. 3. Menggunakan strategi tertentu.
4. Mempernaharui pengetahuannya tentang suatu topic.
5. Mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya.
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis. 7. Mengonfirmasikan atau menolak prediksi.
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks.
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Dari uraian di atas maka dapat dinyatakanbahwa membaca meliputi informasi tekstual yang dihubungkan dengan istilah skemata menunjukkan kelompok konsep yang tersusun dalam otak seseorang yang berhubungan dengan objek-objek, tempat tempat, tindakan-tindakn atau peristiwa-peristiwa
2.2.3 Pengertian Minat Baca
Keterampilan dan kemampuan membaca merupakan salah satu langkah yang penting untuk menuju wawasan penguasaan ilmu pengetahuan. Namun demikian, kemampuan membaca harus disertai dengan hasrat atau minat baca. Minat baca akan timbul apabila adanya curiousity atau keingin tahuan yang kuat pada diri seseorang untuk melakukannya. Oleh karena itu perpustakaan harus menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pemakai, pelayanan yang baik dari pustakawan, situasi, dan lingkungan perpustakaan yang kondusif merupakan motivator bagi masyarakat untuk mau memanfaatkan perpustakaan sebagai lingkungan belajar dan hiburan.
(54)
Untuk mencari akar-akarnya tidaklah sulit, karena sering didiskusikan, antara lain masih kuatnya budaya dengar dan budaya lisan, kondisi sosial ekonomi masyarakat belum menunjang masyarakat minat baca, dan daya beli masyarakat yang masih rendah serta kemajuan teknologi dan komunikasi terutama media elektronik dapat menjadi ancaman untuk meningkatkan minat baca. Sistem belajar mengajar dan kurikulum di sekolah atau perguruan tinggi pun kurang menunjang kegemaran membaca dan menulis.
Menurut Rahim (2008, 28) menyatakan bahwa:
Minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.
Secara teoritis ada hubungan yang positif antara minat baca (reading interest) dengan kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan membaca (reading ability). Rendahnya minat baca masyarakat menjadikan kebiasaan membaca yag rendah, dan kebiasaan membaca yang rendah ini menjadikan kemampuan membaca rendah. Itulah yang sedang terjadi pada masyarakat indonesia sekarang ini.
Menurut Kamah dkk (2002 :7) tujuan minat baca dapat dibagi dua, yaitu :
1. Tujuan umum minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM ) yang berkualitas sebagai subyek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani.
2. Tujuan Khusus
a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
(55)
b. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan. c. Menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca semua
lapisan masyarakat.
d. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat.
Seseorang yang melakukan aktivitas membaca tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan Semakin banyak seseorang membaca, semakin tertantang seseorang untuk terus berpikir terhadap apa yang mereka telah baca. Oleh karena itu dibutuhkan pembinaan minat membaca untuk membantu masyarakat dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan cepat.
Menurut Siregar (2008, 139) secara umum pembinaan minat baca mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan masyarakat membaca dengan penekanan pada penciptaan lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan yang dimulai dalam lingkungan keluarga.
2. Mewujudkan suatu sistem penumbuhkembangan minat baca dengan menyediakan fasilitas berupa bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
Sedangkan Menurut Sutarno NS (2003 : 25) menjelaskan faktor pendukung minat baca adalah faktor yang turut mempelancar terlaksananya pembinaan minat baca. Faktor pendukung tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Kesadaran orang tua 2. Inisiatif guru sekolah
3. Tersedianya perpustakaan, baik perpustakaan sekolah maupun perpustakaan umum.
4. Penulis atau pengarang.
Kesadaran dari penulis atau pengarang untuk menyajikan informasi atau karya-karya yang baik.
(56)
5. Penerbit
Kesadaran penerbit untuk menerbitkan buku-buku yang bermutu. Penerbit jangan hanya memikirkan keuntungan belaka, tetapi juga memperhatikan kualitas buku-buku yang diterbitkan.
6. Toko buku
Tersedianya buku-buku yang beragam untuk semua lapisan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan informasinya.
7. Kebijakan Pemerintah
Adanya kebijakan pemerintah yang memacu tumbuh dan kembangnya minat baca, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya mengadakan perlombaan mengarang, membaca puisi, memberikan penghargaan kepada pengarang terbaik, mengurangi pajak kertas, mengurangi pajak import buku serta membebaskan pajak buku-buku perpustakaan dan lain-lain
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seorang untuk membaca. Seseorang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.
2.3 Upaya Meningkatkan Minat Baca
Mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan literasi ataupun membaca itu bukan lah hal yang mudah perlu adanya upaya ataupun suatu bentuk nyata akan mewujudkan harapan tersebut yang antara lain dengan adanya suatu layanan publik akan literasi seperti TBM. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.
(57)
Upaya-Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan minat baca mencakup dua faktor antara lain:
1. Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri atau faktor yang interent dalam diri meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Hasil temuan terkait dengan Faktor Personal yang mempengarui minat baca masyarakat yaitu: Faktor personal yang ada dalam diri atau faktor yang interent diri, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan. Hal ini berasal dari manusia atau Masyarakat itu sendiri. Hal ini disampaikan oleh Kepala PKBM dan Pendamping TBM yang menyatakan:
”Faktor internal dari dalam diri masyarakat itu yang mempengarui besar kecilnya minat baca masyarakat karena itu adalah faktor yang melekat dalam diri sesorang.”
Berdasarkan pernyataan (Haryoto Edi, 2004 :12) menyatakan bahwa Faktor personal adalah salah satu sebab atau faktor yang mendasari akan minat seseorang akan sesuatu hal atau kegiatan.
Dikaitkan dengan pernyataan ini faktor-faktor yang dimaksudkan faktor yang mempengarui minat baca masyarakat yang ada dalam diri atau faktor yang interent diri, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Minat dapat mendorong seseorang mempunyai keinginan akan membaca dan memanfaatkan taman bacaan masyarakat yang tinggi pula. Dimana memperlihatkan adanya rasa senang dan melalui mau
(58)
membaca tanpa ada pengaruh dari siapapun, Karena mereka melakukan semua itu didasari dalam diri masyarakat.
Menurut Wahyudi (2007, 1) agar dapat berperan bagi pengguna jasa perpustakaan perlu melakukan berbagai upaya peningkatan dan pengembangan minat baca, antara lain:
1. Mencerminkan eksistensi dan keberadaan perpustakaan adalah koleksi dan layanan.
2. Koleksi perpustakaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pemakaiannya agar dapat berfungsi efektif dalam mendukung keberhasilan pendidikan.
Sedangkan Menurut Sutarno (2006: 292) memberikan masukan dalam hal upaya meningkatkan minat baca dan kebiasaan membaca ditingkatan masyarakat pelajar anatara lain :
1. Memperbaiki dan meningkatkan sarana prasarana pada setiap perpustakaan.
2. Memperbaiki silabus atau sistem belajar mengajar di setiap sekolah. 3. Mengadakan lomba penulisan karya ilmiah bagi pelajar.
4. Membentuk club pecinta buku. 5. Membuat program buku murah.
Upaya peningkatan minat baca merupakan tanggung jawab semua pihak mulai dari diri pribadi, orang tua (keluarga), lingkungan sosial (LSM, Organisasi, Pemuka Masyarakat, Pendidik) dan Pemerintah. Keempat Komponen tersebut saling bersinggungan satu sama lainnya yang tak dapat dipisahkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 1060) dinyatakan bahwa peningkatan adalah proses, perbuatan, atau cara dalam meningkatkan suatu usaha atau kegiatan.
(59)
Menurut Siregar (2008, 2), peningkatan minat baca ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
1. Keinginan dan sikap masyarakat terhadap bahan bacaan. Jika keinginan dan sikap positif terhadap bahan bacaan terdapat dalam masyarakat, maka akan timbul minat baca. Dengan kata lain, minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan untuk membaca.
2. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap bahan bacaan. Ini berarti, tersedia bahan bacaan yang diminati oleh masyarakat dan mudah untuk memperolehnya. Faktor ini erat kaitannya dengan dunia penerbitan dan pelayanan perpustakaan. Selain itu, adanya berbagai penerbit dan lembaga media massa yang ikut mendorong tumbuhnya minat baca melalui berbagai terbitan juga sangat membantu.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwaUpaya meningkatkan minat baca ialah mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan literasi ataupun membaca itu bukan lah hal yang mudah perlu adanya upaya ataupun suatu bentuk nyata akan mewujudkan harapan tersebut yang antara lain dengan adanya suatu layanan publik akan literasi seperti TBM.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, tentangga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu membaca.Dalam rangka menumbuhkan minat membaca sebagai suatukebiasaan, maka proses terbentuknya kebiasaan membaca memakan waktuyang cukup lama, karena proses
(60)
terbentuknya minat baca seseorang selaindipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, Makaada empat faktor yang mempengaruhi minat baca menurut laboratorium dan Arnold seperti yang dikutip Rahim (2005) adalah:
a. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar.
b. Faktor intelektual
Intelegensi terdiri atas dua macam faktor, yaitu : kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh. c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan itu mencangkup menjadi dua bagian:
1. Faktor latar belakang dan pengalaman individu ramah lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa individu.
2. Faktor sosial ekonomi
Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah individu. d. Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:
a. Motivasi
Motivasi adalah kunci dalam membaca. Kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemontrasikan kepada siswa / individu praktik pengajaran dengan minat dan pengalaman individu.
b. Kematangan sosial, ekonomi emosi, dan penyesuaian diri individu yang lebih mudah perhatiannya pada teks yang dibacanya, daripada individu yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu atau menarik diri akan mendapat kesulitan dalam membaca.
Faktor – faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang dapat dalakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
a. Dimulai sejak usia anak – anak atau dini. b. Dilakukan secara terus menerus.
c. Tersedia bahan bacaan yang mencukupi. d. Ditanamkan suatu kebiasaan.
e. Lingkungan yang mendukung. f. Adanya suatu kebutuhan.
(61)
h. Tersedia fasilitas dan kemudahan seperti teknologi informasi dan peralatan yang memadai. (Sutarno 2006, 261)
Menurut pendapat lain, Ada dua kelompok besar faktor dan unsur yang mempengaruhi minat membaca yaitu faktor personal dan faktor institusional (Purves dan Beach, dalam Harris dan Sipay, 2005: 14) Menyatakan bahwa :
1. Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri atau faktor yang interent diri, yaitu meliputi usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis.
2. Faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri atau faktor exterent, yaitu meliputi ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri, seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, tentangga maupun lingkungan sekolah.
2.5 Faktor Rendahnya Minat Baca
Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia. Namun, kenyataannya banyak orang yang belum menjadikan kegiatan membaca sebagai suatu budaya (kebiasaan) dan kebutuhan. Hal ini yang menjadikan rendahnya minat seseorang terhadap membaca. Rendahnya minat membaca pada seseorang dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Menurut Prasetyo (2008), “Ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi rendahnya minat membaca di taman bacaan masyarakat, yaitu faktor internal dan faktor eksternal”. Secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
(62)
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu tersebut. Faktor internal meliputi adanya kecendungan malas dalam membaca, kesibukan dalam beraktivitas, sehingga tidak sempat untuk membaca.
Malas hampir menjadi masalah bagi kebanyakan orang untuk membaca. Malas bisa diakibatkan oleh minat dan motivasi yang rendah dalam diri seseorang. Selain minat dan motivasi yang rendah, kecenderungan orang tidak memiliki gairah dalam membaca. Jika hal ini sudah mendarah dalam diri seseorang, maka rasa malas akan semakin kuat.
Kesibukan beraktivitas, kebanyakan masyarakat memiliki begitu banyak kegiatan dalam kesehatiannya, hal itu adalah salah satu faktor yang sering membuat orang malas untuk menyempatkan membaca karena sudah lelah dalam beraktivitas.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu tersebut. Faktor eksternal meliputi belum memadainya sarana yang ada di taman bacaan, pelayanan yang diberikan kurang baik, status sosial, pengaruh lingkungan, dan kecendrungan masyarakat sekarang yang lebih bergantung pada multimedia saat mencari informasi.
(63)
Sarana membaca, dalam kegiatan membaca di TBM harus didukung dengan sarana yang memadai, sehingga masyarakat bisa mendapatkan kepuasan dalam mencari sumber ilmu di tempat tersebut. Hal ini harus diperhatikan oleh mengelola dari TBM tersebut.
Pelayanan, taman bacaan masyarakat seharusnya memiliki pelayanan yang baik kepada masyarakat, sehingga masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan buku yang mereka inginkan, selain itu bisa mengetahui apa saja yang dibutuhkan masyarakat.
Status sosial, membaca bukan untuk orang yang status sosialnya tinggi, tetapi membaca yaitu untuk semua lapisan masyarakat yang ingin mengubah kebiasaan buruk, yaitu tidak mau membaca. Walaupun seseorang yang dikatakan status sosialnya rendah, tetapi jika dia banyak membaca, maka sebetulnya dia sedang melakukan proses kemajuan.
Lingkungan yang pertama dan utama adalah rumah. Dalam hal ini, orang tua yang paling mempengaruhi perkembangan minat membaca anak. Rangsangan yang diberikan orang tua agar anak gemar membaca lebih baik bila diberikan sejak dini mungkin daripada menyuruh anak membaca di usia sekolah. Hal ini Pada anak usia sekolah telah mengenal aktivitas yang lebih mengasyikkan berupa main game online dan bermain dengan teman sebaya. Oleh karena itu, bila orang tua mampu memberikan.
(64)
Kemajuan teknologi memperkenalkan masyarakat dengan begitu banyak multimedia berupa internet, televisi, telepon genggam, ipad, dan sebagainya. Multimedia memudahkan masyarakat untuk memperoleh berbagai informasi dengan cepat, sehingga memungkinkan masyarakat malas untuk mencari sumber informasi dari buku.
Taman Bacaan Masyarakat tidak akan tercipta apabila tidak ada minat baca yang tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam menumbuhkan minat baca masyarakat, ada beberapa faktor rendahnya minat baca masyarakat. Menurut Novita (2007), beberapa faktor yang menghambat minat baca adalah :
a. Mengemukan bahwa derasnya arus hiburan melalui media elektronik seperti televisi. Saat ini teknologi semakin canggih dan anak-anak cenderung kecanduan dengan berbagai macam permainan berbasis teknologi seperti video game, playstation, dan lain-lain.
b. Budaya bangsa Indonesia baik remaja maupun orang tua lebih sering menghabiskan waktu dengan mengobrol daripada membaca.
c. Kuatnya daya tarik luar yang bersifat hura-hura sangat kuat menggoda generasi muda seperti ngeband, nongkrong dimall, menonton film dan sebagainya.
d. Tingkat pendapatan masyarakat atau perekonomian bangsa Indonesia yang relative rendah dapat mempengaruhi daya beli atau proritas kebutuhan utama. Buku bukan sebagai salah satu kebutuhan primer, hanya dipenuhi bila kebutuhan sehari-hari mereka telah tercukupi.
(65)
e. Kurangnya kesadaran dan pentingnya membaca. Masih rendanhya kesadaran keluarga Indonesia akan pentingnya membaca bagi anak. Misalnya kurangnya perhatian orang tua dalam pemanfaatan waktu senggang dapat member dampak terhadap minat baca sejak masa kanak-kanak.
f. Dalam beberapa taraf, kemampuan masyarakat untuk berbahasa Indonesia masih di permasalahkan seperti masyarakat yang masih buta huruf atau yang tidakmengerti bahasa Indonesia.
g. Sistem pendidikan yang lebih menekankan pada transfer ilmu pengetahuan dari guru ke murid. Kedudukan guru sebagai sumber utama informasi serta murid sebagai penerima pengetahuan dengan anggapan hadiah atau sesuatu yang dibeli.
h. Kurang tersedianya bahan bacaan dan fasilitasnya. Buku yang bermutu masih langka karena penerbit melihat pangsa pasar yang lebih suka bacaan ringan seperti komik, novel, atau majalah.
i. Kurang meningkatnya mutu perpustakaan baik dalam koleksi maupun sistem pelayanan yang dapat juga diberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan minat baca. Contohnya : jumlah perpustakaan yang kondisinya kurang memadai dan sumber daya pustakawan yang minim. j. Mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak
(1)
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sumber Ilmu Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Di Kelurahan Pabatu Kota Madya Tebing Tinggi” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan guna mencapai gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ishak, SS, M.Hum selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Hj. Eva Rabita, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan memberikan arahan serta waktu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar membimbing dan mengajari penulis.
(2)
vi
7. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah mendidik penulis selama ini.
8. Pengelola dan anggota TBM Sumber Ilmu Kelurahan Pabatu Kotamadya Tebing Tinggi. selaku informan terima kasih atas waktu yang telah banyak membantu dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
9. Ter-istimewa Kepada Alm. Papa H. Emil Akhyar S.E, Mama Nurhayati Wardhany Siregar A.md.Ak dan Nenek Ritonga Terima kasih yang sudah memberikan motivasi, doa, semangat, kasih sayang yang tidak terhingga, serta membantu dalam segala hal apapun sampai saat ini.
10.Kepada Sahabat saya Rahmi Nasution, Arihta Nurmala Sari, Santana Sembiring, Marishe Tampubolon, Kak Endang Ruminola, Vivi Oktaviyanti, Hasan dan teman-teman ekstensi stambuk 2015. Terima kasih yang sudah memberikan motivasi, semangat, kasih sayang yang tidak terhingga, serta membantu dalam segala hal apapun sampai saat ini. ☺
Medan, 21 April 2017 Penulis
Nanda Fitria Dewi 150723003
(3)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS……….i
LEMBAR PERSETUJUAN ……….ii
LEMBAR PENGESAHAN ………..iii
ABSTRAK ………..iv
KATA PENGANTAR ……….v
DAFTAR ISI ...vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1
1.2Rumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan Penelitian ... 5
1.4Manfaat Penelitian ... 5
1.5Ruang Lingkup Penelitian ...5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Taman Bacaan Masyarakat ... 6
2.1.1 Pengertian Taman Bacaan Masyarakat ...7
2.1.2 Tugas Dan Fungsi Taman Bacaan Masyarakat ... 9
2.1.3 Tujuan Taman Bacaan Masyarakat ... 10
2.1.4 Sasaran dan Pengguna Taman Bacaan Masyarakat ... 12
2.1.5 Pengelola Taman Bacaan Masyarakat ... 14
2.1.6 Pengunjung Taman Bacaan Masyarakat ... 16
2.2Minat Baca Masyarakat ...17
2.2.1 Pengertian Minat ...18
2.2.2 Pengertian Membaca ... 19
2.2.3 Pengertian Minat Baca ... 21
2.3Upaya Meningkatkan Minat Baca ... 24
2.4Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca...27
(4)
viii
3.6Jenis dan Sumber Data ... 42
3.7Keabsahan Data ...42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Sejarah Singkat Taman Bacaan Masyarakat Sumber Ilmu ...45
4.2Karakteristik Informan ...45
4.3Kategori ...46
4.4Tolak Ukur dan Keberhasilan TBM Sumber Ilmu ...47
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...53
5.2 Saran ...54
(5)
DAFTAR TABEL
(6)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ... 59
Lampiran 2 Transkrip Wawancara Informan 1 ... 60
Lampiran 3 Transkrip Wawancara Informan 2 ... 62
Lampiran 4 Transkrip Wawancara Informan 3 ... 64
Lampiran 5 Transkrip Wawancara Informan 4 ... 66
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian... 68