Upaya dan Faktor Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat (TBM): Studi Kasus TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh: Ludfia

NIM. 1110025000062

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

Ludfia (NIM. 1110025000062). Upaya dan Faktor Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat (TBM): Studi Kasus TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu. Di bawah bimbingan Fadhilatul Hamdani, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.

Penelitian ini dilakukan di TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu. Tujuan penelitian ini adalah; pertama, untuk mengetahui upaya TBM SBJD dan TBM JI dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca terhadap masyarakat melalui program-program yang dilaksanakan dan dikembangkan; kedua, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program-program minat baca terhadap masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang pengambilan datanya melalui observasi dan wawancara dengan informan terkait. Teknik penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pembinaan minat baca melalui program-program di TBM SBJD dan TBM JI adalah menyelenggarakan pentas seni, membuat MADING, membaca buku selama 15 menit kemudian membuat ringkasan, mensirkulasi buku selama 1 minggu sekali dengan tema yang berbeda, menyelenggarakan kelas pekerjaan tangan, lomba memasak, pemutaran film/video, story telling, pameran buku dan bedah buku fiqih. Faktor pendukung minat baca secara internal dan eksternal di TBM SBJD dan TBM JI adalah sarana dan prasarana, dana operasional TBM, kualitas SDM, menyesuaikan program minat baca berdasarkan kelompok usia dan kerjasama dengan organisasi luar. Faktor penghambat minat baca di TBM SBJD dan TBM JI adalah kurangnya sosialisasi, perkembangan Teknologi Informasi, kurangnya dukungan dan kerjasama dari semua lapisan masyarakat, kurangnya dukungan dan kerjasama dari pemerintah, rendahnya sikap dan minat anak-anak terhadap bahan bacaan dan ketidakpedulian orang tua terhadap pendidikan anak.


(5)

ii

Reading in the Society of Library (TBM): The Case study are TBM Sanggar Baca Jendela Dunia (SBJD) and TBM Jendela Ilmu (JI). Supervised of Fadhilatul Hamdani, M.Hum. Department of Library Science Faculty of Adab and Humanities Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

This research is done at TBM Sanggar Baca Jendela Dunia and TBM Jendela Dunia. The purpose of this research are; first, to know TBM SBJD'S effort and TBM JI to improve and increases the interest in reading to society through executed and developed programs. Second, to understand the factors ofaffect in implementation of interest in reading programs to the society.The research uses descriptive qualitative method that take of data through observation and interviews with relevant informants. Technique of this research is using purposive sampling.The result shows that development effort of interest in reading through TBM SBJD and TBM JI programs are organizing art performances, making wall magazine, reading book up to 15 minutes then make a summary, circulating books up to 1 week with different theme, evening out handiwork class, cooking competitions, film/video showing, storytelling, book fairs and fiqh book review.Then, the supporting factor of interest in reading internally and externally at TBM SBJD and TBM JI are infrastructure, TBM’s operational fund, the quality of human resources, adjusting interest in reading program to base age and collaboration group with organisasitonal outer. Besides that, the inhibiting factors of interest in reading at TBM SBJD and TBM JI are its reducing socialization, informations technological developing, lack of support and collaboration of all society coat, lack of support and collaboration of government, low attitude and children interest to reading material and oldster doesn’t care of child education.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Illahi Robbi, yang telah memberikan nikmat, hidayah dan inayahnya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada baginda Nabi Muahammad SAW. yang telah membawa umatnya dari kegelapan hingga terang benderang yang penuh cahaya hidayah, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, semoga kami semua mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti, aamiin.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik moril maupun materiil terhadap penulis. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada :

1. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bpk. Prof. Dr. Oman Fathurahman, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014-2015. 3. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan. 4. Bpk. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan dan Pembimbing Akademik.

5. Ibu Fadhilatul Hamdani, M.Hum, selaku dosen pembimbing penulis yang membantu, mengarahkan, dan menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ayah Dr. Sihabudin Noor, MA selaku Pendiri Yayasan SBJD dan Bunda Karlina Helamanita, MA selaku Ketua Yayasan SBJD yang bersedia


(7)

iv

penulis. Ibu Reni Muplihah, S. Ag selaku ketua TBM JI yang bersedia menerima penulis untuk melakukan penelitian. Terima kasih atas kerjasamanya, dan segala motivasi dan informasi yang berikan kepada penulis.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah mencurahkan ilmunya untuk masa depan penulis.

8. Keluarga besar Yayasan SBJD yaitu Kakak-kakak Mentor Kak Ida, Kak Najmah, Mba Sri, Kak Dion, Kak Zainul, Kak Aziz, Kak Faisal, Kak Ulin dan Adik-adik Yayasan SBJD yang sepenuh hati memberikan motivasi dalam proses penelitian ini.

9. Orang tua tercinta dan terbaik yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik, mencontohkan teladan yang baik, sabar dalam setiap permasalahan dan memberikan nafkah sejak kecil sampai saat ini, Bapak Muhammad Jamil Zein dan Mama Rosmani.

10.Kakak tercinta Miftahul Husna dan keponakan tercinta Nayra Safira

Ma’uf, terima kasih atas segala perjuangan kakak untuk membantu adikmu

berupa moril dan materil dalam menuntut ilmu sampai saat ini, kalian selalu menjadi semangat menjalani hidup.

11.Terima kasih kepada sahabat-sahabat tersayang yang telah menjadi penyemangat dalam pengerjaan skripsi ini Agista, Nia, Rinda, Winda, Rochmah, Nurun, Vidi dan Syifa. Teman-teman yaitu Ima, Mey, Vida,


(8)

v

Tiwi, Dian dan lain-lain. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan 2010, yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.

12.Terima kasih kepada ibu dan bapak kostan pink, kakak-kakak kostan tersayang kak eka, hafizah adha, kak erni, kak putri, kak tika, kak devi dan ipeh yang telah memberikan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

13.Sepupuku tercinta Uswatun Hasanah yang telah membantu dan memberikan motivasi selama pengerjaan skripsi, terima kasih juga kepada sahabatku di rumah Khalida Zahra dan Nazira.

14.Kepada teman-teman KKN SUPER UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terima kasih atas pengalaman dan dukungannya Agis, Karina, Kaka, Fanny, Diana, Ufi dan lain-lain.

15.Terima kasih kepada kakak senior IPI, Kak Doni, Kak Nia, Kak Nissa yang telah memberikan kesempatan untuk bekerja dan mencari pengalaman di bidang Ilmu Perpustakaan.

16.Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis perlukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Ciputat, 11 Desember 2014


(9)

vi LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

ABSTRAK………... i

ABSTRACT………... ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR………... xi

DAFTAR LAMPIRAN……….……. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….….... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 9

D. Definisi Istilah ……….. 10

E. Sistematika Penulisan ………... 11

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Taman Bacaan Masyarakat 1. Definisi Taman Bacaan Masyarakat ... 13

a. Sumber Daya Fisik ... 15

b. Sumber Daya Manusia ... 15

2. Tujuan Taman Bacaan Masyarakat ... 17

3. Fungsi Taman Bacaan Masyaarakat ... 18


(10)

vii B. Membaca

1. Definisi Membaca ... 21

2. Fungsi Membaca ... 23

3. Manfaat Membaca ... 23

C. Minat Baca 1. Definisi Minat Baca ... 26

2. Menumbuhkan dan Meningkatkan Minat Baca ... 27

3. Faktor Pendukung Minat Baca ... 28

4. Faktor Penghambat Minat Baca ... 30

D. Upaya Pembinaan Minat Baca 1. Tujuan Pembinaan Minat Baca ... 31

2. Ciri-ciri Pembinaan Minat Baca ... 32

E. Upaya Pembinaan Minat Baca di TBM ... 34

F. Penelitian Relevan ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian... 43

B. Sumber Data... 44

C. Pemilihan Informan... 44

D. Teknik Pengumpulan Data... 45

E. Teknik Analisis Data... 47

F. Jadwal Penelitian... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Profil TBM Sanggar Baca Jendela Dunia………... 51

a. Sejarah TBM SBJD………. 51

b. Motto………... 52

c. Visi dan Misi………... 52


(11)

viii

g. Mentor dan Relawan……….………... 54

h. Jejaring dan Kerjasama………... 54

i. Mitra………..……….…... 55

j. Pengurus atau Sumber Daya Manusia…………... 56

k. Layanan TBM SBJD……….…… 56

l. Koleksi TBM SBJD……….…. 57

m.Pengolahan Koleksi………...…... 58

2. Profil TBM Jendela Ilmu a. Sejarah TBM JI………... 60

b. Visi dan Misi……….…….. 62

c. Struktur Organisasi………. 62

d. Layanan TBM JI………. 62

e. Uraian Tugas Pengurus TBM JI………. 62

f. Program-Program yang Diselenggarakan…………... 63

B. Hasil Penelitian ……….……… 63

1. Upaya Pembinaan Minat Baca melalui Program-Program yang diselenggarakan ………... 63

2. Faktor yang Mendukung Minat Baca di TBM SBJD dan TBM JI ………..………...……..…. 69

3. Faktor yang Menghambat Minat Baca di TBM SBJD dan TBM JI ……….……. 77

C. Pembahasan……….. 87

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 92


(12)

ix

DAFTAR PUSTAKA ……….. 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS


(13)

x

1. Tabel 1 Pola Pembinaan Minat Baca ... 37

2. Tabel 2 Daftar Informan Penelitian ... 46

3. Tabel 3 Jadwal Penelitian... 50


(14)

xi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Nomor Punggung Buku ... 58 2. Gambar 2 Struktur Organisasi TBM JI ... 61


(15)

xii

1. Lampiran 1 Pengajuan Proposal Skripsi

2. Lampiran 2 Pengajuan Dosen Pembimbing Skripsi 3. Lampiran 2 Surat Tugas Menjadi Pembimbing 4. Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

5. Lampiran 4 Surat Penggantian Judul Skripsi 6. Lampiran 5 Surat Penguji Skripsi


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perpustakaan adalah suatu kesatuan unit kerja yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian pengembangan koleksi, bagian pengolahan koleksi, bagian pelayanan pengguna, dan bagian pemeliharaan sarana-prasarana. Berbagai unsur terlibat dalam pengelolaan perpustakaan, antara lain sumber daya manusia, pengguna, sarana-prasarana, berbagai fasilitas pendukung, dan daya terpenting adalah koleksi yang disusun berdasarkan sistem tertentu. 1

Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan, perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan pemustaka. Setiap perpustakaan didirikan dengan tujuan tertentu dan dilandasi oleh visi-misi yang tertentu pula. Setiap perpustakaan mempunyai anggota yang berbeda, dikelola dengan sistem organisasi yang berbeda, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berbeda pula. Itulah yang menyebabkan timbulnya berbagai jenis perpustakaan dengan fungsinya masing-masing. 2

Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh

1Editor F. Rahayuningsih. Pengelolaan Perpustakaan. (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h. 1 2Ibid.,


(17)

lapisan masyarakat. Oleh karena itu posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan. Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang dinyatakan sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya. Pendek kata, perpustakaan umum memberikan layanan kepada semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun perempuan.

Perpustakaan umum merupakan satu-satunya jenis perpustakaan yang masih dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Perpustakaan-perpustakaan yang termasuk di dalam kategori perpustakaan umum adalah: perpustakaan umum kabupaten / kota, perpustakaan umum tingkat kecamatan, perpustakaan umum desa / kelurahan, perpustakaan cabang, taman bacaan rakyat / taman bacaan masyarakat, dan perpustakaan keliling.3

TBM (Taman Bacaan Masyarakat) adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan dan memberikan layanan di bidang bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan muliti media lain, yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator. Dalam rangka membangun masyarakat membaca untuk mewujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat, arah


(18)

3

kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional 2010-2014 yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.48 Tahun 2010 adalah penguatan dan perluasan budaya melalui penyediaan taman bacaan masyarakat, bahan bacaan dan sumber informasi lain yang mudah, murah, dan merata serta sarana pendukungnya.4

Untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca sehingga akan merubah pola berpikir masyarakat dan menambah wawasan. Maka diperlukannya dorongan kepada masyarakat yaitu pembinaan minat baca. Menurut Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 2001, pasal 1 (7) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintah daerah adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan atau wakil pemerintah di daerah.

Berdasarkan hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan, United Nations Education Society and Cultural Organization (UNESCO), minat baca penduduk Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Aditama yang menyatakan bahwa dua tahun sebelumnya, atau tahun 2006, UNESCO menempatkan posisi minat baca masyarakat Inonesia paling rendah di kawasan Asia. Sementara itu, International Educational Achievement mencatat kemampuan membaca siswa Indonesia paling rendah di kawasan ASEAN. Kesimpulan di atas diambil dari penelitian yang mendudukkan Indonesia di peringkat ke-38 dari 39 negara. Hal itu antara lain menyebabkan United Nations Development Program (UNDP) menempatkan Indonesia pada posisi rendah dalam hal pembangunan sumber daya manusia. Laporan UNDP tentang Human Development Index (HDI) tahun 2006 meyatakan

4

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Bantuan Perluasan dan Penguatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).(Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, 2012.),h. 4


(19)

bahwa HDI negara Indonesia berada pada peringkat ke 111 dari 177, dan berada jauh di bawah negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura yang berada pada peringkat 25, Brunei Darussalam peringkat 34, Malaysia peringkat 61, dan Filiphina yang berada pada peringkat 84. Hal ini menunjukkan bahwa standar hidup dan kualitas hidup bangsa Indonesia masih rendah.5

Terlepas dari itu segala suasana suram dalam dunia minat baca, perlu dipahami bahwa perubahan dari budaya dengar dan lisan ke budaya membaca dan menulis, diperlukan langkah-langkah yang strategis dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, membaca dan kebiasaan membaca umumnya diperoleh melalui pengalaman belajar membaca.

Karena kegiatan membaca merupakan kegiatan belajar dan merupakan kegiatan integral dari kegiatan pendidikan, maka tanggung jawab pengembangannya adalah pada keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pihak-pihak yang ikut bertanggung jawab dalam segi pendidikan yaitu orang tua, guru, pustakawan, pengarang, penerbit, toko buku dan pemerintah.

Minat baca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Dengan demikian minat baca bukanlah kebiasaan bawaan. Oleh karena itu minat baca dapat dipupuk, dibina, dan dikembangkan. Dalam era pembangunan dewasa ini peranan minat baca sangat penting karena dengan minat baca seseorang dapat memperoleh pengertian yang lebih mendalam tentang suatu gejala, dapat menganalisis aspek-aspek yang dibaca, serta dapat mengaitkan dengan berbagai gejala lain. Secara singkat dengan membaca akan diperoleh hasil,

5

Ifah Hanifah. Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN Cinembeuy-Kuningan). (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), h. 1.


(20)

5

baik informasi, pengertian, pengetahuan, keterampilan, motivasi, maupun fakta seperti yang disajikan oleh bahan bacaan.

Tahap selanjutnya dari hasil membaca ini adalah memanfaatkan hal-hal yang telah dibaca yang berguna baik bagi pembangunan diri pembaca, keluarga, maupun masyarakat yang lebih luas. Selain itu, juga dapat membina sikap menghargai waktu, sikap objektif dalam membahas suatu masalah, mementingkan fakta atau informasi, dan lain-lain. 6

Kegiatan membaca tidak mungkin dapat dipisahkan dari perpustakaan, karena perpustakaan pada dasarnya adalah sebuah lembaga yang mengoleksi berbagai jenis bahan pustaka dari berbagai disiplin ilmu, untuk seterusnya menyalurkan informasi yang terkandung di dalamnya bagi pengguna. Perpustakaan juga merupakan sarana penghimpun hasil karya budaya bangsa yang tertulis, tercetak maupun terekam, sehingga menjadi unsur perekat kesatuan bangsa. Mengingat betapa penting peran perpustakaan terhadap tumbuh kembangnya kemampuan dan kebiasaan membaca masyarakat, maka keberadaan perpustakaan di masyarakat perlu diprioritaskan dan ditingkatkan fungsinya sebagai penyedia informasi bagi pengguna.7 Untuk itu, penulis ingin memaparkan lebih dalam lagi penelitian ini tentang upaya pembinaan minat baca di taman bacaan masyarakat. Pemilihan objek penelitian yaitu di TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu.

Pengamatan awal pada masyarakat sekitar TBM Sanggar Baca Jendela Dunia, peneliti mengamati masyarakat di sekitar TBM Sanggar Baca Jendela

6Mudjito. Pembinaan Minat Baca. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 1.

7Perpustakaan Nasional RI. Pencanangan Pemberdayaan Perpustakaan di Masyarakat. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2001), h. 5


(21)

Dunia telah memberikan wadah kepada masyarakat melalui upaya layanan yang diberikan, terutama anak-anak dalam pendidikan islami yaitu Kelas Baca Qur’an dan Kelas Tahfidz. Anak-anak tidak hanya diberikan pengetahuan islami saja tetapi juga diberikan pengetahuan umum yaitu melalui buku-buku bacaan yang disediakan di perpustakaan. Anak-anak cukup antusias dengan adanya bahan bacaan untuk mereka, anak-anak memanfaatkan bahan bacaan yang disediakan.

Pada saat ini TBM SBJD baru memberikan sosialisasi untuk anak-anak pustaka sanggar jadi hanya anak-anak sanggar yang bisa meminjam buku yang ada di perpustakaan. TBM SBJD menyediakan empat buah buku di teras sanggar, dan setiap minggu diganti untuk bahan bacaan ibu-ibu sambil menunggu anak-anaknya selesai mengaji. Beberapa tahun yang lalu minat baca anak-anak di lingkungan sekitar sanggar cukup tinggi, berbeda zaman pada saat ini yang sudah serba instan dengan berbagai teknologi maka buku tidak lagi menjadi sumber informasi yang penting bagi anak-anak, remaja maupun dewasa, maka cukup sulit bagi kami untuk menyadarkan masyarakat, bahwa pentingnya bahan bacaan sebagai sumber informasi. Namun tidak semuanya minat baca anak-anak menghilang, dari kegiatan yang ada di TBM SBJD maka TBM SBJD lebih berperan aktif terhadap anak-anak yang mengikuti Kelas Baca Qur’an dan Kelas Tahfidz. Dari sinilah anak-anak belajar dan di latih untuk membiasakan diri dengan membaca buku-buku.

Salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan anak yaitu ketika anak-anak datang untuk belajar mengaji, sebelum mengaji mereka selalu menyempatkan diri untuk membaca buku sekitar 15 menit dengan didampingi oleh kakak mentor dan pustakawan sanggar. Setelah mereka selesai membaca


(22)

7

anak-anak mencatatnya di buku besar yang dinamakan “Pustaka Sanggar” dengan kriteria-kriteria yang tertulis di buku “Pustaka Sanggar” tersebut. Setelah selesai mengaji beberapa anak menyempatkan untuk meminjam buku untuk bahan bacaannya di rumah.

Dalam pengamatan awal ditemukan permasalahan yang dihadapi yaitu pemustaka yang masih sedikit tidak adanya pemustaka dari masyarakat sekitar sanggar, hanya anak-anak sanggar, mentor dan ibu-ibu wali santri. Selain itu minimnya SDM, kegiatan-kegiatan TBM, serta fasilitas yang terbatas.

Pengamatan awal pada masyarakat sekitar TBM Jendela Ilmu, peneliti mengamati masyarakat di sekitar TBM Jendela Ilmu telah memberikan wadah kepada masyarakat melalui layanan yang diberikan, pengelola TBM Jendela Ilmu mengungkapkan pada awal pendirian TBM Jendela Ilmu pada tahun 2010 dan masih tergabung kedalam PAUD, karena kegiatan TBM yang masih berada di bawah payung PAUD belum bisa merangkul semua kegiatan TBM karena keterbatasan dana. Maka TBM memisahkan diri dari PAUD, setelah memisahkan antara PAUD dan TBM, pengelola mulai memfokuskan diri untuk TBM.

TBM Jendela Ilmu mendapatkan bantuan dana yang diberikan oleh pemerintah Tangerang Selatan dan bantuan buku dari Perpustakaan Nasional maka dibuatlah kegiatan-kegiatan serta program-program untuk TBM. Masyarakat disekitar TBM Jendela Ilmu sangat antusias dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh TBM Jendela Ilmu, namun minat baca masyarakatnya masih rendah karena masyarakat disekitar lebih banyak dari kalangan menengah keatas, jumlah pengunjung dari tingkatan anak-anak juga hanya sedikit.


(23)

Maka pengelola berinisiatif memperbanyak kegiatan-kegiatan dengan merangkul masyarakat sekitar, dan berkolaborasi dengan ibu-ibu PKK, Majelis

Ta’lim ibu-ibu dan Remaja Masjid. Dari kegiatan-kegiatan inilah masyarakat mulai bersentuhan dengan membaca. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut ialah Lomba mewarnai, Bazar buku, Demo memasak, menyelenggarakan hiburan yang edukatif, menyelenggarakan kegiatan keterampilan dan kreatifitas, memperingati hari besar Nasional/hari besar Islam, menyelenggarakan kegiatan cinta alam dan olah raga. Namun kendala yang diungkapkan oleh pengelola yaitu karena kurangnya minat baca masyarakat yang masih rendah dan lebih tertarik dengan kegiatan-kegiatannya saja.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah upaya pembinaan minat baca pada TBM Sanggar Baca Jendela Dunia (SBJD) dan TBM Jendela Ilmu (JI) telah melakukan upaya pembinaan minat baca terhadap masyarakat melalui program-program yang dilaksanakan. Sehingga penulis mengajukan judul penelitian ini sebagai berikut :

“Upaya Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) :


(24)

9

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang akan dicapai dan sesuai dengan masalah yang telah dijabarkan diatas, maka dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan batasan yang tidak terlalu luas pembahasannya maka penelitian ini hanya membahas mengenai Upaya Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) : Studi Kasus TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu.

2. Perumusan Masalah

Untuk memperjelas rumusan masalah yang sudah dipaparkan, maka penulis menuangkan rumusan diatas ke dalam bentuk-bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca terhadap masyarakat melalui program-program yang dilaksanakan dan dikembangkan?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pelaksanaan program-program minat baca terhadap masyarakat di lingkungan sekitar TBM SBJD dan TBM JI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui upaya TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat baca terhadap


(25)

masyarakat melalui program-program yang dilaksanakan dan dikembangkan.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program-program minat baca terhadap masyarakat di lingkungan sekitar TBM SBJD dan TBM JI.

Manfaat Penelitian ini adalah :

a. Dengan harapan bisa menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis secara nyata tentang Upaya Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) : Studi Kasus TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu.

b. Sebagai khazanah ilmu pengetahuan dalam menerapkan dan melaksanakan program-program perpustakaan khususnya Taman Bacaan Masyarakat. c. Memberikan masukan-masukan yang bermanfaat kepada perpustakaan-

perpustakaan yang ada di masyarakat yaitu khususnya TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu.

D. Definisi Istilah

Minat baca ialah keinginan seseorang terhadap suatu sumber pengetahuan dengan cara membaca, yang berguna untuk menambah informasi yang dibutuhkan, sehingga membuka cakrawala pengetahuan, dan dapat diartikan sebagai kecendrungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu.


(26)

11

TBM (Taman Bacaan Masyarakat) adalah lembaga yang menyediakan berbagai jenis bahan belajar yang dibutuhkan masyarakat. Minat baca akan timbul karena tersedianya berbagai jenis koleksi yang beragam, bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Maka TBM sebagai salah satu sarana dan akses informasi yang menunjang bagi masyarakat.

E. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika ini penulis membagi penulisan dalam lima bab, yang mana tiap bab membahas secara sistematis bagian-bagian yang dipaparkan, kelima bab itu adalah :

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini dikemukakan latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Literatur

Bab ini membahas teori – teori yaitu berasal dari kajian kepustakaan yang berkaitan tentang penelitian ini. Pembahasan teori ini mencakup tentang definisi upaya pembinaan minat baca di taman bacaan masyarakat, tujuan dan fungsi upaya pembinaan minat baca di taman bacaan masyarakat.

BAB III Gambaran Umum TBM Sanggar Baca Jendela Dunia Dan TBM Jendela Ilmu

Bab ini memuat gambaran umum mengenai TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu yang meliputi sejarah singkat, visi dan misi,


(27)

struktur organisasi, koleksi perpustakaan, fasilitas dan kegiatan dalam upaya pembinaan minat baca.

BAB IV Hasil dan Pembahasan Penelitian

Bab ini membahas hasil penelitian yang terdiri dari keberadaan, fungsi dan manfaat, sistem dan manajemen, kegiatan-kegiatan serta pembinaan minat baca yang diteliti yaitu TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu sehingga mengetahui upaya pembinaan minat baca yang dilakukan untuk masyarakat lingkungan sekitar.

BAB V Penutup

Berisi kesimpulan penelitian dan saran-saran dari penulis tentang upaya pembinaan minat baca di taman bacaan masyarakat untuk TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu.


(28)

13

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A.Taman Bacaan Masyarakat

1. Definisi Taman Bacaan Masyarakat

Menelusuri asal-muasal kata Taman Bacaan, pertama kali digunakan untuk peminjaman buku perpustakaan yang dikelola oleh orang cina peranakan pada akhir abad ke-19 di Batavia. Dengan membahas awal dimulainya suatu sastra nasional Indonesia dalam bahasa yang nanti menjadi bahasa nasional, yang tidak dapat dipisahkan dari pendirian Balai Pustaka dan perpustakaan umum pertama, bahwa bahasa Indonesia memperoleh suatu posisi yang kuat sebagai bahasa nasional. Sepanjang abad ke-20 perpustakaan yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum dan Taman Bacaan terus berkembang, hingga perpustakaan yang dikunjungi masyarakat umum muncul kembali setelah periode kemerdekaan dengan usaha Sukarno untuk menjalankan ribuan perpustakaan-perpustakaan desa.

Ada tiga reinkarnasi yang jelas berbeda di era modern sekarang ini, yang dapat ditelusuri kembali ke era persewaan buku Taman Bacaan, yang dimulai di Batavia pada akhir abad ke-19. Satu hal yang tidak banyak berubah, dan terus ada hingga saat ini adalah kios-kios kecil yang menyewakan buku dan komik. Yang kedua adalah persewaan buku yang dikombinasikan dengan suasana kafe, untuk menarik minat kelas menengah yang tengah tumbuh berkembang di Indonesia. Reinkarnasi yang ketiga, yang difokuskan di sini adalah pendirian perpustakaan-perpustakaan umum skala besar berdasarkan kesukarelaan, merupakan suatu upaya singkat di era Orde Baru Suharto dengan mendirikan Taman Bacaan


(29)

Masyarakat (TBM) di desa-desa pada tahun 1990-an, dan pada akhirnya berubah menjadi Taman Bacaan seperti yang kita kenal saat ini.1

Perpustakaan rakyat dan taman bacaan rakyat yang dibentuk dan menjamur pada tahun 1950-an, tapi kemudian meredup. Pada tahun 1990-an, ada perkembangan mengembirakan karena sejak tahun itu mulai ada dan sekarang terus meningkat taman bacaan yang ada di masyarakat, baik yang didirikan secara pribadi atau oleh sebuah institusi.2

TBM dapat dinyatakan sebagai perpustakaan yang sangat dekat dengan masyarakat karena sasaran utamanya adalah warga masyarakat bahkan sering tumbuh langsung dari masyarakat, terutama di daerah yang sulit dijangkau oleh perpustakaan umum (perpustakaan kota maupun daerah).

TBM hadir sebagai tempat baca dengan suasana sederhana dan terbuka bagi siapa saja yang ingin memanfaatkannya. Hal tersebut juga tidak terlepas dari peranan pemerintah setempat untuk mengembangkan TBM di wilayahnya, seperti dinyatakan dalam Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 bab XIII pasal 49

tentang pembudayaan kegemaran membaca; “Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mendorong tumbuhnya taman bacaan masyarakat dan rumah baca untuk menunjang pembudayaan kegemaran membaca. TBM pada hakikatnya memiliki fungsi yang hampir sama dengan perpustakaan, TBM yang ada beranekaragam keberadaannya, tergantung daerah setempat dan kondisi dana yang ada.

1Stian Haklev.Mencerdaskan Bangsa-Suatu Pertanyaan Fenomena Taman Bacaan di Indonesia. (Toronto: IDS University of Toronto at Scarborough, 2008), h. 45

2Asrorun Ni’am Sholeh. Perpustakaan Jendela Dunia : Teks, Konteks, dan Dinamika Pembahasan Undang-Undang tentang Perpustakaan. (Depok: eLSAS, 2008), h.117


(30)

15

Komponen-komponen yang ada di TBM untuk melaksanakan fungsinya sebagai sumber belajar, sumber informasi, dan tempat rekreasi edukasi. Komponen yang harus didukung oleh TBM ialah sumber daya fisik dan sumber daya manusia sebagai berikut:3

a. Sumber Daya Fisik

1) Sumber daya utama, merupakan bahan bacaan. yaitu: bahan bacaan dalam berbagai bentuk media seperti: buku, majalah, tabloid, koran, CD dan lainnya. Bahan bacaan yang disediakan perlu memperhatikan: karakteristik, kebutuhan nyata, dan kemampuan baca masyarakat.

2) Sumber daya pendukung, merupakan segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan TBM, antara lain: (1) rak/almari buku, (2) display buku baru, (3) rak majalah, (4) gantungan koran, (5 ) meja kerja, (6) fasilitas untuk membaca seperti: meja baca/bangku, alas duduk (tikar/karpet) (7) panggung kecil, (8) permainan edukatif untuk anak, dan (9) akses internet.

b. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia menjadi penentu optimalisasi fungsi layanan TBM sekurang-kurangnya terdiri dari unsur ketua pengelola, petugas layanan serta petugas administrasi dan teknis.

1) Ketua: (1) memimpin TBM, (2) menyusun dan menetapkan program, (3) memajukan dan mengembangkan TBM, (4) melakukan hubungan kerjasama, dan (5) mengelola keuangan,

3

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Teknis Pengajuan, Penyaluran, dan Pengolahan Bantuan Bacaan Masyarakat Ruang Publik. (Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, 2013),h. 9


(31)

2) Petugas administrasi dan teknis: (1) mengurus administrasi dan surat menyurat, (2) mengadakan seleksi dan pengadaan bahan bacaan, (3) melaksanakan pengolahan bahan bacaan, dan (4) melaksanakan pengembangan bahan bacaan,

3) Petugas layanan: (1) melaksanakan tata tertib, (2) memberikan layanan TBM, dan (3) melaksanakan administrasi keanggotanaan.

Untuk memahami kembali komponen-komponen yang sudah dijelaskan di atas, secara ringkas komponen yang ada dalam penyelenggaraan TBM terutama terdiri dari pola penyelenggaraan, sistem evaluasi, pengelola atau SDM, dukungan, jaringan kerja sama, motivasi, pembiayaan, koleksi bahan bacaan. Semua komponen tersebut kondisinya berbeda-beda tergantung dari lembaga penyelenggara masing-masing. Karena dalam pelaksanaannya, TBM mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.4

Sehingga untuk memperjelas pemahaman tentang TBM dan perbedaannya dengan perpustakaan sebaiknya melihat kembali pengertian perpustakaan menurut Undang-Undang nomor 43 tahun 2007 dalam Bab I Pasal 1 angka 1 yang

menyatakan bahwa; “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,

karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan

rekreasi pemustaka.”5

TBM (Taman Bacaan Masyarakat) adalah lembaga pembudayaan kegemaran membaca masyarakat yang menyediakan dan memberikan layanan di

4Melati Indri Hapsari. Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten

Semarang”. Jurnal diakses pada 26 April 2014 dari http://andragogia.p2pnfisemarang.org/wp-content/uploads/2010/10/andragogia1_2.pdf

5Ratih Rahmawati dan Blasius Sudarsono. Perpustakaan untuk Rakyat Dialog Anak dan Bapak. (Jakarta: Sagung Seto, 2012), h. 29


(32)

17

bidang bahan bacaan, berupa: buku, majalah, tabloid, koran, komik, dan bahan multi media lain, yang dilengkapi dengan ruangan untuk membaca, diskusi, bedah buku, menulis, dan kegiatan literasi lainnya, dan didukung oleh pengelola yang berperan sebagai motivator. Dalam rangka membangun masyarakat membaca untuk mewujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat, arah kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional 2010-2014 yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.48 Tahun 2010 adalah penguatan dan perluasan budaya melalui penyediaan taman bacaan masyarakat, bahan bacaan dan sumber informasi lain yang mudah, murah, dan merata serta sarana pendukungnya.6

2. Tujuan Taman Bacaan Masyarakat

Tujuan TBM adalah untuk menyediakan akses sarana pembelajaran yang menyediakan dan memberikan layanan bahan bacaan yang merata, meluas dan terjangkau oleh masyarakat dengan mudah dan murah. Adapun tujuannya adalah:

a. Meningkatkan kemampuan keberaksaraan dan keterampilan membaca b. Mengembangkan minat dan kegemaran membaca

c. Membangun masyarakat gemar membaca dan belajar

d. Mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat

e. Mewujudkan kualitas dan kemandirian masyarakat yang berpengetahuan, berketerampilan, berbudaya maju, dan beradab.7

6Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat Bantuan Perluasan dan Penguatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).(Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal, 2012.),h. 4


(33)

3. Fungsi Taman Bacaan Masyarakat Fungsi yang melekat pada TBM adalah : a. Sebagai sumber belajar

TBM dengan menyediakan bahan bacaan utamanya buku merupakan sumber belajar yang dapat mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat, seperti buku pengetahuan untuk membuka wawasan, juga berbagai keterampilan praktis yang bisa dipraktekkan setelah membaca, misal praktek memasak, budidaya ikan, menanam cabe dan lainnya.

b. Sebagai sumber informasi

TBM dengan menyediakan bahan bacaan berupa Koran, tabloid, referensi,

booklet-leaflet, atau akses internet dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari berbagai informasi.

c. Sebagai tempat rekreasi-edukasi

Dengan buku-buku nonfiksi yang disediakan memberikan hiburan yang mendidik dan menyenangkan. Lebih jauh dari itu, TBM dengan bahan bacaan yang disediakan mampu membawa masyarakat lebih dewasa dalam berperilaku dan bergaul di masyarakat lingkungan.8

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan TBM

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap pemanfaatan TBM adalah :

a. Minat Masyarakat

Faktor minat masyarakat sangat menentukan terhadap pemanfaatan TBM. Dengan adanya minat masyarakat terutama dalam hal membaca buku-buku

8Ibid., h. 7


(34)

19

yang tersedia di TBM maka dengan sendirinya TBM tersebut turut membantu kebutuhan masyarakat akan informasi. Apabila sarana dan fasilitas di TBM lengkap dan baik maka akan bermanfaat sebagaimana yang diinginkan, terutama minat baca masyarakat terhadap buku-buku di TBM. TBM dapat menumbuhkan minat baca masyarakat dengan menjadikan TBM bersifat aktif dan kondusif. TBM dapat mengadakan kelompok baca, bedah buku, story telling, berbagai macam perlombaan misal: membuat cerpen, baca puisi dan bedah buku. Untuk merangsang masyarakat agar rajin berkunjung ke TBM dan meminjam buku, TBM dapat memberikan hadiah atau penghargaan kepada pengunjung atau anggota TBM yang paling rajin datang dan meminjam buku yang diadakan secara berkala. Misalnya tiap semester atau tiap tahun.

b. Tenaga Pengelola

Faktor ini sangat memegang peranan yang sangat menentukan berhasil tidaknya sebuah TBM. Oleh karena itu untuk membuat TBM yang bermanfaat sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuannya, maka para pengelola, penyelenggara bisa menyadari akan kepentingan dan kedudukan TBM bagi masyarakat, memahami keperluan masyarakat dan kemudian menguasai liku-liku kegiatan dan teknik pekerjaan TBM itu sendiri.

c. Koleksi TBM

Keadaan koleksi TBM sebenarnya erat kaitannya dengan maksud didirikannya TBM itu sendiri.


(35)

d. Gedung dan fasilitas TBM

Mengenai keadaan gedung TBM, yang harus diperhatikan adalah letak, jumlah ruangan dan tata ruangnya. Letak TBM diharapkan strategis sehingga mudah diakses oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Fasilitas TBM merupakan hal yang penting, selain buku-buku dan bahan pustaka yang menjadi penunjang bagi masyarakat, yaitu perlengkapan atau fasilitas yang meliputi rak buku, rak surat kabar, rak majalah, meja sirkulasi, lemari/kabinet katalog, papan display, papan pengumuman, meja baca dan perlengkapan lainnya yang digunakan secara tidak langsung. Selain kelengkapan fasilitas TBM tersebut, yang perlu diperhatikan adalah penataan ruangan TBM sehingga memberikan kelancaran bagi pengelola dalam menyelenggarakan TBM, juga pengunjung pada umumnya.

e. Pendanaan dan Pengadaan

Pendanaan adalah masalah yang sering menjadi „momok’ bagi sebagian

pengelola TBM dalam mengembangkan TBM. Dana diperlukan dalam rangka pertumbuhan dan pengembangan TBM secara global. Agar TBM yang ada tetap eksis dan senantiasa tidak ditinggalkan oleh masyarakat penggunanya, maka pemerintah secara concent harus dapat menyuplai dana secara berkesinambungan. Untuk itu masalah pendanaan ini harus

direncanakan sedini mungkin. Melalui sebuah „assesment’ terhadap koleksi

dan tujuan pengembangan program, sebuah rencana pendanaan dapat dilakukan dan dikeluarkan dalam sebuah dokumen perencanaan bagi TBM. Selanjutnya apabila dana tersebut sudah ada maka tugas dari pengelola TBM untuk merancang dan mengawal penggunaan dana yang ada. Hal itu


(36)

21

harus dilakukan sistematis dan sesuai dengan prosedur yang sudah ada. Kegiatan pendanaan ini sangat erat hubungannya dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di TBM dapat meliputi pengadaan koleksi, fasilitas, ruang, alat maupun lainnya. Kenyataan di lapangan, pendanaan menjadi faktor penghambat utama dalam penyelenggaraan TBM. TBM yang ada hanya mengantungkan bantuan sosial dari pemerintah yang jumlahnya sangat terbatas, bantuan dari penyelenggara. Karena TBM dalam melayani pengunjung biasanya gratis tanpa dipungut biaya karena yang dilayani merupakan masyarakat yang kurang mampu sehingga tidak ada pemasukan sama sekali bagi TBM. Tetapi ada juga TBM yang memunggut biaya peminjaman buku walaupun sangat sedikit untuk biaya perawatan buku.9

B.Membaca

1. Definisi Membaca

Membaca adalah kegiatan seseorang dengan menggunakan pengamatan melalui mata untuk menterjemahkan dan menginterprestasikan tanda atau lambang di atas kertas atau bahan lainnya. Jadi membaca merupakan proses ingatan, penilaian, pemikiran, penghayalan, pengorganisasian pemikiran dan pemecahan masalah.10

“Membaca adalah hal yang sangat fundamental dalam proses belajar dan pertumbuhan intelektual. Kualitas hidup seseorang dapat dilihat dari bagaimana seseorang dapat memaksimalkan potensinya. Salah satu upaya untuk memaksimalkan potensi diri adalah dengan membaca. Dengan membaca maka akan memperoleh informasi, dimana informasi diproduksi keseluruh dunia melalui media cetak dan elektronik. Sementara dengan

9Melati Indri Hapsari. Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten

Semarang”. Jurnal diakses pada 26 April 2014 dari http://andragogia.p2pnfisemarang.org/wp-content/uploads/2010/10/andragogia1_2.pdf

10Khotijah Samsul. Strategi Pengembangan Minat dan Kegemaran Baca. Artikel diakses pada 22 Januari 2014 dari http://e-dokumen.kemenag.go.id/files/G4pKDLun1338123296.pdf


(37)

dibuktikannya kemajuan teknologi maka tradisi lisan beralih ke tradisi tulisan dan persebaran naskah tulisan semakin meluas, dengan membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi apabila melek huruf menjadi salah satu indikator dalam indeks pembangunan yang akan mengukur kualitas suatu negara.11

“Menurut Ratnaningsih, membaca adalah memperoleh pengertian dari kata-kata yang ditulis orang lain dan merupakan dasar dari pendidikan awal. Dalam proses pembelajaran yang paling banyak dilakukan adalah kegiatan membaca, karena dengan membaca itulah orang bisa mendapatkan informasi, berita serta ilmu pengetahuan, yang tentunya akan menambah ilmu dan wawasan seseorang yang sekaligus dapat berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan bangsa.”12

“Reading is a basic skill which should be developed at an early age and nurtured continuously to help individuals become lifelong learners. One established way for improving the overall reading skills is through encouraging leisure reading”.

“Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dikembangkan pada

usia dini dan dipelihara terus menerus untuk membantu individu menjadi pembelajar seumur hidup. Satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca ialah dengan menciptakan kondisi baca yang menyenangkan.”13

Membaca sangat penting untuk pengembangan kualitas hidup manusia. Membaca juga dapat membawa seseorang ke suasana masa lalu, masa depan dan menjadi gerbang bagi seseorang untuk melihat dunia. Sebagaimana islam mengajarkan kepada ummatnya yaitu wahyu pertama yang diturunkan kepada

11Melati Indri Hapsari. Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten Semarang”. Jurnal diakses pada 26 April 2014 dari http://andragogia.p2pnfisemarang.org/wp-content/uploads/2010/10/andragogia1_2.pdf

12Perpustakaan Nasional RI. Kajian Pembudayaan Kegemaran Membaca. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h.6

13Shaheen Majid. “Understanding the Reading Habits of Children in Singapore.” Jurnal diakses pada 8 April 2014 dari http://www.vnseameo.org/zakir/Understanding-the-reading-habits-of-children-in-singapore.pdf


(38)

23

Rasulullah SAW yaitu perintah untuk membaca. Dengan membaca maka akan melahirkan generasi-generasi yang cerdas dan meningkatkan angka minat baca menjadi peringkat yang lebih baik di belahan dunia, dari hasil membaca seseorang dapat menambah kosa kata dalam berinteraksi dan bersosialisasi, dari hasil membaca seseorang dapat mahir dalam membuat tulisan, dengan membaca seseorang bisa menjadi seorang ilmuwan atau cendikiawan dan banyak manfaat dari hasil membaca.

Informasi dari hasil membaca seseorang akan terus bertambah jika dibiasakan dan seseorang akan merasa haus akan informasi. Membaca merupakan proses penyerapan informasi yang lebih efektif dari pada mendengar. Hal ini akan berpengaruh positif terhadap kreativitas seseorang.

2. Fungsi Membaca

Membaca pada umumnya memiliki fungsi sosial yakni:

a) Achievement reading, yakni membaca untuk memperoleh keterampilan

tertentu.

b) Devotional reading, yakni membaca sebagai kegiatan ibadah.

c) Cultural reading, artinya membaca sesuatu yang terkait dengan ibadah. d) Compensatory reading, yakni membaca untuk kepuasan pribadi.14 3. Manfaat Membaca

Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai setiap individu. Dengan membaca, kita akan mendapatkan banyak manfaat di antaranya mengetahui perkembangan yang terjadi, memenuhi kebutuhan intelektual, spiritual dan emosional. Membaca dapat membuat kita

14Perpustakaan Nasional RI. Kajian Pembudayaan Kegemaran Membaca. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 6


(39)

memperoleh suatu informasi berdasarkan analisis pikiran kita sendiri. Dengan banyak membaca berarti akan membantu seseorang untuk melatih kemampuannya menuangkan suatu gagasan atau pesan terhadap apa yang dilihat, didengar dan dirasakan ke dalam sebuah tulisan. Manfaat membaca ini ternyata belum dirasakan betul oleh sebagian besar masyarakat, dimana terlihat bahwa minat dan kemampuan membaca bangsa kita rendah. Di sisi lain, membaca merupakan jendela untuk mendapatkan pengalaman, memperbaiki wawasan, dan mempertajam daya nalar.15

Membaca memiliki manfaat dan banyak makna. Dengan banyak membaca kita akan memperoleh pengalaman dan pelajaran dari orang lain. Bahkan dengan membaca buku, seseorang dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak di masa tua. Beberapa manfaat membaca antara lain:16

a. Merangsang Sel-Sel Otak

Membaca merupakan proses berpikir positif karena menyerap ide dan pengalaman orang lain. Kegiatan ini akan merangsang sel-sel otak. Otak sebagai pengatur kegiatan manusia memiliki struktur dan sifat yang unik, misteri, dan penuh keajaiban. Otak memegang peran penting dalam kehidupan intelektual karena seluruh saraf diatur oleh otak ini. Maka otak perlu dijaga vitalitasnya, dijaga kesegarannya, dan dicegah proses penuaannya. Penuaan dan penyusutan otak sebenarnya dapat dikurangi bahkan bisa dicegah. Secara medis, kesegaran dan vitalitas otak dapat diatasi dengan cara mengatur pola makanan yang bergizi seimbang. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi beragam makanan

15

Muhammad Syarif Bando. Jadikan Membaca Sebagai Kebiasaan Sehari-hari. (Jakarta : Koran Tempo, 2014) 16Lasa HS. Peran Perpustakaan dan Penulis Dalam Peningkatan Minat Baca Masyarakat. Visi Pustaka. Volume 11 Nomor 2 Agustus 2009. h. 8


(40)

25

sayuran dan buah-buahan segar dapat mencegah penuaan dini dan memperbaiki kemampuan kognitif otak. Secara psikologis, agar otak terjaga vitalitasnya, hendaknya digunakan untuk berpikir positif, rasional, obyektif,

khusnudzhan, dan rileks. Oleh karena itu perlu dijauhi pola pikir yang negatif, subyektif, dan emosional. Sebab pikiran-pikiran itu dapat menimbulkan stress dan merusak kesehatan. Orang yang mampu mengoptimalkan kerja intelektual otak dengan menghasilkan pemikiran yang positif (buku, artikel, kebjakan dll), inovatif,dan membawa kemaslahatan manusia adalah orang yang mampu memperpanjang usia otak secara fisik dan psikologis.

b. Menumbuhkan Kreativitas

Dengan membaca kita memeroleh wawasan, pandangan, penemuan, dan pengalaman orang lain. Hasil bacaan ini kemudian kita renungkan dan pikirkan untuk dipraktekan dan dikembangkan. Cara baca inilah sebenarnya merupakan cara baca yang berkualitas. Sebab dalam proses baca ini tidak saja terjadi proses penyerapan informasi, tetapi ada proses seleksi, pengolahan, dan usaha kreatif untuk dikembangkan. Maka dapat dipahami bahwa mereka yang kreativitasnya menonjol, rata-rata memiliki kemampuan baca yang tinggi. Hanya orang-orang yang kreatif dan beranilah yang mampu membawa perubahan.

c. Meningkatkan Perbendaharaan Kata

Banyaknya kata-kata yang diserap seseorang memengaruhi kelancaran komunikasi lisan maupun tertulis. Maka membaca sebagai upaya penyerapan kosakata, pengetahuan tata bahasa, dan pengenalan ungkapan


(41)

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan perbendaharaan kata. Dengan membaca kita mengenal; persuasi, implikasi, sifat nada, unsur ekspresi lain. Unsur-unsur ini sangat penting bagi mereka yang bergerak di dunia kesenian, keilmuan, pendidikan, dan kemasyarakatan.

d. Membantu Mengekpresikan Pemikiran

Banyak orang yang lancar berbicara, ceramah, orasi, dan ngobrol dalam mengekspresikan pemikirannya. Tetapi begitu sedikitnya orang yang mampu menulis dengan baik. Hal ini sangat mungkin disebabkan kurangnya proses baca. Ekspresi melalui tulisan berbeda dengan ekspresi melalui lisan. Kegiatan menulis memerlukan penguasaan materi, pemilihan kata, perenungan masalah, dan penyusunan kalimat. Semua kegiatan ini dilakukan dengan cermat, teliti, dan penuh pertimbangan. Maka kualitas dan kuantitas bacaan akan memengaruhi kualitas tulisan.

C.Minat Baca

1. Definisi Minat Baca

“Mengingat “minat” per-definisi adalah dorongan hati yang tinggi untuk

melakukan sesuatu, maka “minat baca” adalah dorongan hati yang tinggi

untuk membaca. Keinginan membaca bukan karena ada faktor eksternal sebagai pemaksa untuk membaca, melainkan karena ada faktor internal sebagai pendorong untuk membaca. Faktor internal itu ialah keinginan untuk mendapat pengalaman yang menyenangkan dari kegiatan membaca.17

Baca adalah ba.ca [v] , mem.ba.ca v (1) melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).18

17Melling Simanjuntak. Memaknai Hakikat Minat Baca untuk Tujuan Praktis”. Visi Pustaka. Volume 13 No.3 Desember 2011. h. 47

18Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada tanggal 23 April 2014 dari www.KamusBahasaIndonesia.org


(42)

27

Dengan demikian minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan (kecendrungan hati) untuk membaca. Perhatian atau kesukaan untuk membaca perlu dipupuk, dibina, diarahkan dan dikembangkan dari sejak dini mulai dari masa bayi dan pra sekolah (0-5 tahun), masa anak sekolah (6-12 tahun), masa remaja (13-18 tahun) sampai masa dewasa yang melibatkan peranan orang tua, sekolah dan masyarakat.19

“Reading behavior and interest are obtained skill after someone born. So, reading behavior and interest can be fertilized, build, and developed. With reading interest will be obtained a result, information, meaning, skill knowledge, motivation or fact as a served by reading matter. The substance has been read very useful for reader self development, family and wider community. Beside it, from reader result will also built a value at time attitude, objective attitude in discuss a problem, make important fact or information, and others. Reading interest building is needed to do early starting from family, school surroundings and further in community surrounding.”20

“Perilaku dan minat membaca diperoleh setelah seseorang lahir. Jadi, perilaku dan minat baca dapat dipupuk, dibangun, dan dikembangkan. Dengan minat baca akan diperoleh informasi, makna, pengetahuan keterampilan, motivasi atau fakta yang disajikan dengan materi bacaan. Bahan bacaan berguna untuk pengembangan diri pembaca, keluarga dan lebih luas lagi masyarakat. Selain itu, dari hasil membaca juga akan membangun sikap menghargai waktu, sikap objektif dalam membahas masalah, membuat fakta penting atau informasi, dan lain-lain. Minat baca dibangun mulai dari keluarga, sekolah, lingkungan dan lebih lanjut dalam masyarakat sekitar.”

2. Menumbuhkan dan Meningkatkan Minat Baca

Menumbuhkan adalah Me-num-buh-kan [v] menjadikan (menyebabkan) tumbuh, memelihara dan sebagainya supaya tumbuh (bertambah besar, sempurna, dan sebagainya); memperkembangkan; menimbulkan (kebencian, perselisihan,

19

Syamsul Bahri. Pedoman Pembinaan Minat Baca. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009), h.8

20

Heri Hidayat dan Siti Aisah. “Read Interest Co-Relational With Student Study Performance In IPS Subject Grade IV (Four) In State Elementary School 1 Pagerwangi Lembang”. Artikel diakses pada 8 April 2014 dari http://www.ijstr.org/final-print/jan2013/Read-Interest-Co-relational-With-Student-Study-Performance-In-Ips-Subject-Grade-Iv-Four-In-State-Elementary-School-1-Pagerwangi-Lembang.pdf


(43)

dan sebagainya).21 Menumbuhkan minat baca yaitu menjadikan, memelihara, mengembangkan, menimbulkan keinginan untuk membaca sehingga menjadikan seseorang bertambah wawasannya dan dengan membaca menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi seseorang. Minat baca ibarat bibit yang jika ditanam pada lahan yang tepat akan tumbuh menjadi kebiasaan membaca dan pada waktunya akan berbuahkan budaya baca. Sebagai bibit, minat baca harus ditanam dan dipelihara agar tumbuh menjadi minat baca.

Meningkatkan adalah Me-ning-kat-kan [v] menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya); mempertinggi; memperhebat (produksi dan sebagainya); mengangkat diri; memegahkan diri.22 Dengan meningkatkan keinginan membaca maka akan melahirkan sebuah kebutuhan dari kegiatan membaca dan bukan hanya sebuah pengalaman membaca yang menyenangkan, tetapi bisa menjadi kebiasaan dan budaya membaca.

3. Faktor Pendukung Minat Baca a. Faktor Internal

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri.

Faktor internal meliputi intelegensi, usia, jenis kelamin, kemampuan membaca, sikap, serta kebutuhan psikologis. Intelegensi merupakan kemampuan keseluruhan atau global individu untuk bertindak

21

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada tanggal 23 April 2014 dari www.KamusBahasaIndonesia.org


(44)

29

sesuai dengan tujuan, berpikir logis atau rasional, dan berbuat secara efektif terhadap keadaan.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal meliputi belum tersedianya bahan bacaan yang sesuai, status sosial, ekonomi, kelompok etnis, pengaruh teman sebaya, orang tua, guru, televisi, serta film. Belum tersedianya bahan bacaan yang sesuai, maksudnya masih memilih-milih bahan bacaan, padahal, sebetulnya untuk dapat meningkatkan minat membaca, tidak harus membaca buku yang sangat kita senangi, karena dengan cara membaca bahan bacaan apapun, secara tidak langsung kita sedang melatih diri agar terbiasa untuk membaca, sehingga kita akan senang membaca, karena membaca adalah untuk mendapat informasi, dan informasi itu dapat diperoleh dari berbagai macam bahan bacaan.

Dalam rangka menumbuhkan minat membaca sebagai suatu kebiasaan, maka proses terbentuknya kebiasaan membaca memakan waktu yang cukup lama, karena proses terbentuknya minat baca seseorang selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, juga secara khusus dipengaruhi oleh sosio-psikologis.

Informasi yang mendukung dalam belajar adalah berupa bahan-bahan yang tertulis yang mengharuskan kegiatan membaca sehingga apa yang dibutuhkan dapat tercapai. Sebagai sarana membaca, perpustakaan merupakan sumber informasi dan pengetahuan yang mengantar pemustaka ke dunia yang lebih luas, sebagai media yang dapat menghubungkan segala peristiwa pada masa lalu, sekarang dan masa


(45)

yang akan datang. Keberadaan perpustakaan sangat diperlukan karena perpustakaan dapat memberikan segala kebutuhan akan minat, khususnya minat dalam membaca koleksi-koleksi perpustakaan.23

4. Faktor Penghambat Minat Baca

Kelompok masyarakat yang memiliki minat dan budaya baca rendah disebabkan karena:

a. Akses informasi dari dan ke perpustakaan (sumber-sumber bacaan) terbatas.

b. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih banyak di bawah standar. c. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang kurang menguntungkan

sehingga mempengaruhi daya beli mereka terhadap bahan bacaan d. Layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum merata, dan e. Apresiasi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan yang masih

rendah.24

Faktor tersebut dapat terpelihara melalui sikap-sikap, bahwa dalam diri tertanam komitmen membaca memperoleh keuntungan ilmu pengetahuan, wawasan atau pengalaman dan kearifan. Terwujudnya kondisi yang mendukung minat baca, adanya tantangan dan motivasi untuk membaca, serta tersedianya waktu untuk membaca, baik di rumah, perpustakaan ataupun di tempat lain. Dalam masyarakat kita yang telah berkembang budaya tutur, oral atau lisan, maka masih membutuhkan tekad dan semangat untuk mengubahnya menjadi budaya

23Teguh Yudi Cahyono. “Peran Perpustakaan dalam Membina Kemampuan dan Minat Baca.” Artikel diakses

pada 14 November 2014 dari http://118.97.219.90/images/stories/pustakawan/pdfteguh/kemampuan dan minat baca.pdf.

24Perpustakaan Nasional RI. Kajian Pembudayaan Kegemaran Membaca. (Jakarta: Perpustakaan


(46)

31

baca-tulis. Namun yang paling penting adalah bahwa hal itu seharusnya dimulai dengan tindakan nyata, tidak terbatas wacana atau discourses.25

D.Upaya Pembinaan Minat Baca

Upaya n usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb); daya upaya: --menegakkan keamanan patut dibanggakan.26

Menurut Intruksi Presiden no. 15 tahun 1974, tanggal 13 September 1974, pasal 4 bahwa yang dimaksud dengan pembinaan minat baca mencakup perencanaan, pengaturan, pengendalian, dan penilaian terhadap kegiatan penumbuhan dan pengembangan minat baca.27

Pembinaan minat baca adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca masyarakat, antara lain dengan cara memperbanyak dan menyebarluaskan secara merata jenis-jenis koleksi yang dipandang dapat meningkatkan minat dan kebiasaan membaca serta mendorong masyarakat untuk mendapatkan koleksi yang ada.

1. Tujuan Pembinaan Minat Baca a. Tujuan Umum

Tujuan pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (Reading Society), masyarakat belajar (Learning Society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Nation Educated) yang ditandai dengan terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang

25Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. (Jakarta: Sagung Seto, 2006). h. 29

26Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses pada tanggal 2 April 2014 dari http://kbbi.web.id/upaya 27Mudjito. Pembinaan Minat Baca. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 61


(47)

berkualitas sebagai piranti pembangunan nasional menuju masyarakat madani (Civil Society).

b. Tujuan Khusus

1) Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuhkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2) Menyelenggarakan program untuk menumbuhkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.

3) Menggerakan dan menumbuhkan minat baca semua lapisan masyarakat.

4) Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui taman bacaan masyarakat.

2. Ciri-Ciri Pembinaan Minat Baca

a. Pembinaan minat baca merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Hal ini mengandung arti bahwa kegiatan minat baca bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, incidental, sewaktu-waktu, tidak sengaja, asal saja dan sebagainya, melainkan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis, sengaja, berencana continue, dan terarah kepada tujuan. Setiap kegiatan pembinaan minat baca merupakan kegiatan yang berkelanjutan, artinya senantiasa diikuti terus-menerus sampai sejauh mana pengguna perpustakaan berkembang minat bacanya. b. Pembinaan minat baca merupakan suatu proses untuk membantu individu

agar minat bacanya tumbuh dan berkembang. Berarti bukan suatu paksaan pembinaan minat baca tidak memaksakan seseorang untuk


(48)

33

menuju ke arah tujuan yang sesuai dengan yang ditetapkan oleh pembinaan minat baca, melainkan membantu atau menolong, mengarahkan seseorang atau sekelompok orang ke arah suatu tujuan yang sesuai dengan minat mereka masing-masing. Jadi yang menentukan pilihan dalam buku-buku atau bahan yang akan dibaca adalah individu atau kelompok individu itu sendiri.

c. Pembinaan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu adalah untuk meningkatkan minat bacanya, baik individu itu berupa anak-anak, remaja maupun dewasa. Dengan demikian kalau ada pendapat bahwa pembinaan minat baca hanya untuk individu yang masih anak-anak saja adalah pendapat yang kurang tepat, karena yang memerlukan pembinaan minat baca ada hakikatnya bukan hanya anak-anak saja, melainkan setiap individu, meskipun dalam situasi tertentu anak-anak akan membutuhkan pembinaan lebih banyak dibandingkan dengan individu-individu lainnya.

d. Pembinaan yang diberikan agar individu dapat mengembangkan minat bacanya secara maksimal. Setiap individu mempunyai minat yang berbeda-beda dengan individu lainnya. Individu seringkali banyak menghadapi kesulitan dalam mengembangkan diri dan kemampuannya. Pembinaan minat baca membantu agar setiap individu dapat mengembangkan kemampuannya secara maksimal dan sebaik-baiknya. Ini berarti bahwa individu harus dapat memahami apa yang disukainya dalam memilih buku-buku yang dibacanya. Pustakawan dapat mengerahkan individu untuk mengembangkan dirinya semaksimal


(49)

mungkin dengan membaca buku-buku yang disediakan oleh perpustakaan.

e. Untuk pelaksanaan pembinaan minat baca diperlukan adanya personal (petugas) baik pustakawan maupun petugas lainnya yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam membina minat baca. Ini berarti bahwa meskipun pembinaan minat baca dapat dilakukan oleh sembarang orang, tetapi juga memerlukan pembimbing atau petugas yang memiliki syarat-syarat dan kualifikasi tertentu, terutama pendidikan, latihan dan pengalaman. Itu dapat dilakukan oleh petugas perpustakaan yang professional. Karena itu setiap pustakawan harus mempunyai profesi tersebut.28

Agar tercapainya usaha pembinaan minat baca tersebut maka diperlukan adanya kerjasama yang baik dengan berbagai instansi atau unsur terkait, yaitu; masyarakat, guru, pengarang, penerbit, toko buku serta pustakawan dan organisasi/praktisi baik dari pihak swasta terlebih pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.

E.Upaya Pembinaan Minat Baca di Taman Bacaan Masyarakat

Bangsa yang maju dapat dilihat dari kebiasaan dan minat baca masyarakatnya. Dalam hal ini, perpustakaan berfungsi sebagai media yang memfasilitasi masyarakat untuk membaca. Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khazanah budaya


(50)

35

bangsa, serta memberikan layanan jasa lainnya. Mengingat betapa pentingnya fungsi perpustakaan bagi kemajuan suatu bangsa, pemerintah saat ini sudah melakukan berbagai upaya.29 Maka upaya pembinaan minat baca di Taman Bacaan Masyarakat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk meningkatkan minat baca.

Idealnya, minat baca ditanamkan sejak anak dalam asuhan orang tua ketika mereka belum memasuki bangku sekolah. Kemudian, minat ini ditumbuhkan mengikuti perkembangan dan pendidikan anak selanjutnya, baik melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan di perpustakaan sekolah maupun kunjungan ke perpustakaan umum. Dan seyognya kunjungan ke perpustakaan ini tidak semestinya dihentikan walaupun seorang anak kemudian tumbuh menjadi manusia dewasa yang telah menyandang sebuah profesi.30

Hal yang masih berkaitan dalam upaya pembinaan minat baca dan sama pentingnya dalam rangka meningkatkan minat baca adalah dengan mengadakan program-program yang dilakukan untuk menarik minat membaca. Program yang dilaksanakan untuk menarik anak datang ke perpustakaan dan sekaligus secara tak langsung memberitahukan kepada masyarakat sekitar akan adanya perpustakaan di kawasan tempat tinggal mereka. Program tersebut yaitu:

1. Mula-mula melalui acara yang tidak ada kaitan secara langsung dengan buku, tetapi karena dilaksanakan di perpustakaan maka diharapkan anak akan tertarik melihat-lihat dan akhirnya membaca buku.

a. Menyelenggarakan kelas melukis, pameran lukisan dan lomba melukis.

29Daniel Hermawan.”KOMPAS (Komunitas Pembaca Setia) : Peran Masyarakat Sebagai Agent of Change

dalam Pengembangan Perpustakaan”. Visi Pustaka. Volume 12 Nomor 3 Desember 2010, h. 7

30Murti Bunanta. Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. (Jakarta: Kelompok Pecinta Bacaan Anak, 2008), h. 121.


(51)

b. Menyelenggarakan kelas seni: musik, tari, drama, dan nyanyi.

c. Menyelenggarakan kelas pekerjaan tangan: membuat berbagai prakarya. d. Mengadakan kelas permainan, catur, kuis, congklak, dan lain-lain. e. Pemutaran film/video untuk anak dan remaja.

2. Mengadakan acara langsung yang langsung berhubungan dengan buku. a. Kegiatan mendongeng secara langsung tanpa alat peraga atau dengan

jalan membacakan cerita. Kegiatan ini bisa melibatkan anak dengan memintanya ikut menjadi salah satu tokoh. Bisa juga mendongeng dengan boneka atau alat peraga.

b. Kegiatan membicarakan buku/berdiskusi setelah acara mendongeng, baik mengenai buku yang bersangkutan ataupun mengenai buku dengan tema sejenis untuk memperluas wawasan anak.

c. Mengadakan kegiatan penelitian kecil-kecilan untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan menyalurkan kreativitas anak terutama setelah membaca buku non-fiksi.

d. Pameran buku dengan tema-tema tertentu misal cerita petualangan, cerita tentang hantu, humor, dan sebagainya.

e. Mengadakan pameran buku secara teratur misalnya datang buku baru. Pameran buku juga bisa dilakukan untuk memperingati berbagai peristiwa.31

Dalam hal ini setiap kelompok usia dibedakan jenis bacaan yang dibutuhkannya. Jika dilihat dari tabel di bawah ini terlihat bahwa pola pembinaan


(52)

37

untuk semua jenis usia tidak berbeda banyak. Tetapi strategi dan format pembinaannya perlu dibedakan diantara kelompok usia tersebut.32

Tabel 2.

Pola Pembinaan Minat Baca

USIA LINGKUNGAN JENIS BACAAN

1-3 Tahun

Bimbingan Keluarga

 Untuk anak-anak : alat-alat yang mengandung unsur pendidikan, buku bacaan yang amat sederhana (satu, dua kata, gambar, warna-warni) 4-6 Tahun Taman kanak-kanak, Pendidikan Usia Dini (PAUD)

 Alat-alat bermain yang

mengandung unsur pendidikan.

 Bacaan ringan (bahasa yang amat mudah difahami, bergambar/berwarna)

 Bahan alat peraga belajar menghitung dan membaca sesuai dengan tingkat usia dan pemahamannya

7-12 Tahun

Sekolah Dasar  Bacaan ringan (bergambar/tidak bergambar)

 Majalah populer/hiburan

 Surat kabar (harian/mingguan) terbitan pusat dan daerah 13-18

Tahun

SLTP/SLTA  Buku cerita fiksi/novel

 Majalah hiburan dan olahraga

 Surat kabar (harian/mingguan) terbitan pusat dan daerah

≥ 19 Tahun

Mahasiswa/masya rakat

 Buku cerita/novel

 Majalah hiburan dan olahraga

 Surat kabar (harian/mingguan) terbitan pusat dan daerah

 Buku-buku ilmu pengetahuan, agama, sejarah dll.

*) Ket : 1 = Taman Bacaan 2 = Perpustakaan

32Perpustakaan Nasional RI. Kajian Pembudayaan Kegemaran Membaca. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h.15 1 2 * Kebiasaan Membaca


(53)

Kebijakan pembinaan minat baca masyarakat diarahkan melalui lima jalur sebagai berikut:

1. Pembinaan melalui jalur rumah tangga berkeluarga; Pembinaan Minat Baca melalui jalur rumah tangga merupakan tanggung jawab orang tua terhadap anak-anak bahkan terhadap semua anggota keluarga termasuk dalam lingkungan keluarga tersebut;

2. Pembinaan melalui jalur masyarakat dan lingkungan (luar sekolah); Pembinaan Minat Baca melalui jalur masyarakat dan lingkungan (luar sekolah) merupakan tanggung jawab tokoh-tokoh masyarakat, Ketua RT/RW, Lurah/Kepala Desa, Camat dan Muspida setempat;

3. Pembinaan melalui jalur pendidikan (sekolah); Pembinaan Minat Baca melalui jalur pendidikan (sekolah) merupakan tanggung jawab Kepala Sekolah, Guru, termasuk Orang Tua Murid;

4. Pembinaan melalui jalur instansional (perkantoran); Pembinaan Minat Baca melalui jalur Instansional (perkantoran Pemerintah ataupun swasta) menjadi tanggung jawab instansi dan perangkat pimpinan pada instansi tersebut; 5. Pembinaan melalui jalur instansi secara fungsional (Perpustakaan Nasional,

Badan Perpustakaan Provinsi dan Kantor Perpustakaan Kabupaten/Kota); Pembinaan Minat Baca melalui jalur instansi secara fungsional merupakan tanggungan secara nasional dari instansi pembina dalam hal ini. Perpustakaan Nasional RI, Badan Perpustakaan Provinsi serta Kantor Perpustakaan Kabupaten/Kota. Perpustakaan Nasional merupakan


(54)

39

penggerak utama terhadap semua (ke-empat) jalur di atas sebagai pemberi motivasi, bimbingan teknis, perencanaan, program dan sebagainya.33

Dalam uraian tersebut telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan upaya pembinaan minat baca adalah serangkaian kegiatan sebagai suatu sistem meliputi perencanaan program, pengaturan pelaksanaan program, pengendalian pelaksanaan program, serta penilaian pelaksanaan program di bidang penumbuhan dan pengembangan minat baca. Oleh karena itu dalam pembinaan minat baca telah direncanakan segala sesuatu yang menyangkut program kegiatan penumbuhan dan pengembangan minat baca, pembiayaan, infrastruktur yang diperlukan, ketenagaan yang terlibat di dalamnya, penyiapan bahan bacaan yang diperlukan, penentuan waktu pelaksanaan program, survey dalam rangka penilaian pelaksanaan program.

Mengingat pentingnya pembinaan minat baca untuk menumbuhkan perhatian dan kesukaan membaca, maka fungsi pembinaan minat baca terutama sebagai berikut:

a. Sumber terhadap pelaksanaan kegiatan menumbuhkan minat baca

b. Pedoman atau referensi terhadap kegitan-kegiatan yang dilakukan dalam menumbuhkan minat baca

c. Tolak ukur atau parameter terhadap keberhasilan menumbuhkan minat baca.

Dengan demikian pembinaan minat baca sekurang-kurangnya mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai sumber kegiatan, pedoman pelaksanaan kegiatan, dan sekaligus sebagai tolak ukur atau parameter terhadap keberhasilan upaya


(55)

menumbuhkan minat baca. Agar fungsi minat baca tersebut dapat diwujudkan, maka:

a. Penyusunan program agar dibuat secara komprehensif, yang meliputi berbagai aspek yang terkait

b. Program tersebut perlu didukung kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan seperti dana, bahan bacaan, tenaga yang membina, dan lain-lain

c. Program tersebut perlu dipantau pelaksanaannya, agar tidak menyimpang dari program yang telah dilaksanakan

d. Pelaksanaan program perlu diteliti dan dinilai apakah mencapai sasarannya atau tidak.34

F. Penelitian Relevan

Penelitian ini terinspirasi dari penelitian yang dilakukan beberapa tahun sebelumnya, yaitu:

1. Peran Perpustakaan Komunitas dalam Pemberdayaan Masyarakat Studi Kasus Sanggar Baca Jendela Dunia yang di tulis oleh Nia Eka Sari Juliana, Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengambil gelar sarjana tahun 2013. Perbedaan penelitian saya dengan penelitian ini adalah dari judul penelitiannya yang berbeda. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Sanggar Baca Jendela Dunia dalam pemberdayaan masyarakat melalui program-program di bidang pendidikan dan keagamaan bagi anak-anak dan keterlibatan masyarakat dalam program-program


(56)

41

pemberdayaan masyarakat tersebut serta solusi dari kendala-kendala yang dihadapi oleh Sanggar Baca Jendela Dunia. Persamaan penelitian saya dengan penelitian ini adalah lokasi penelitiannya yang serupa, jenis dan pendekatan penelitiannya yang serupa yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus, informan serta teknik pengambilan sampling yaitu purposive sampling.

2. Minat dan Kebiasaan Membaca Anak di Lingkungan Rumah Pintar Bhara Cendekia 1 yang di tulis oleh Erawati, Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengambil gelar sarjana tahun 2012. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya ialah dari judul penelitian ini mengenai Minat dan Kebiasaan Membaca sedangkan penelitian yang saya lakukan mengenai Upaya Pembinaan Minat Baca, lokasi penelitiannya yang berbeda, jenis dan pendekatan penelitiannya yang berbeda, teknik pengambilan sample yang dilakukan penelitian ini adalah accidental sampling, peneliti akan mengkaji hal-hal mengenai minat baca anak seperti jenis-jenis bahan bacaan yang dibaca, koleksi buku yang diminati anak dan alasan anak membaca. Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya ialah pembatasan dan perumusan masalah yang sedikit menyerupai.

3. Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Taman Bacaan Masyarakat Area Publik Di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang yang ditulis oleh Juniawan Hidayanto, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Semarang yang mengambil


(57)

gelar sarjana tahun 2013. Perbedaan penelitian saya dengan penelitian ini ialah judul yang diangkat dari penelitian ini yaitu mengenai Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat sedangkan penelitian yang saya lakukan ialah Upaya Pembinaan Minat Baca, latar penelitiannya yang berbeda. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan ialah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Permasalahan penelitian yang serupa. Hasil dari penelitian ini adalah Upaya yang dilakukan oleh Taman Bacaan Masyarakat dengan melakukan berbagai upaya yang antara lain dengan melakukan berbagai kegiatan literasi dan usaha kreatif, kendala yang dialami antara lain kurangnya pendampingan dan ruang atau tempat tempat menyimpan buku yang kurang luas, Solusi dalam meminimalisir kendala dengan melakukan berbagai kegiatan dan usaha produktif sehingga masyarakat lebih sering dan tidak canggung dalam mengunakan layanan TBM Area Publik.


(58)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang berlangsung, dengan tujuan agar objek yang dikaji dapat dibahas secara mendalam. Penelitian ini difokuskan pada wawancara mendalam, studi dokumentasi, serta observasi langsung terhadap objek penelitian.1

Pemilihan pendekatan penelitian disesuaikan dengan jenis penelitian yang dipergunakan, pada kesempatan ini pendekatan penelitian yang akan dipergunakan adalah pendekatan kualitatif, karena tujuan utama penelitian

kualitatif adalah untuk memahami “makna” yang berada di balik fakta-fakta itu. Taman Bacaan Masyarakat yang terdapat di Tangerang Selatan sudah banyak tersebar di beberapa Kecamatan, TBM pada saat ini yang berada di bawah naungan Pemerintah Tangerang Selatan terdapat empat puluh Taman Bacaan Masyarakat yang sudah memiliki surat izin operasional. TBM di Tangerang Selatan ini didirikan, diantaranya atas gagasan dari Pemerintah Tangerang Selatan sendiri yaitu Ibu Hj. Airin Rachmi Diany. SH.MH karena keperihatinannya terhadap minat baca masyarakat di Tangerang Selatan yang masih minim. Alasan peneliti memilih dua lokasi penelitian ini karena kedua TBM ini sudah melaksanakan program-program pembinaan minat baca dan lokasi yang dipilih strategis dan cukup dekat yaitu TBM SBJD yang terletak di Ciputat Timur, Jl.


(59)

Legoso Raya dan TBM JI di Pamulang, Jl. Lembah Pinus Sasmita Jaya, sehingga memberi kemudahan bagi peneliti untuk melakukan penelitian.

B.Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara dari sumbernya. Sumber ini dapat berupa benda-benda, situs atau manusia. Seorang peneliti sosial bisa mendapatkan data-data primer dengan cara menyebarkan kuisioner, melakukan wawancara, atau melakukan pengamatan langsung terhadap suatu aktifitas masyarakat.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah).2

C.Pemilihan Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.3 Alasan penulis menentukan informan karena untuk mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian di TBM Sanggar Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah

purposive sampling, purposive sampling ialah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin

2Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. (Jakarta : STIA-LAN, 1999), h.86


(60)

45

dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.4

Informan yang akan menjadi sumber data dalam penelitian ini, dengan beberapa kriteria pertimbangan yang dianggap relevan, yaitu :

a. TBM Sanggar Baca Jendela Dunia :

1. Pendiri Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia, yaitu Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA.

2. Ketua Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia, yaitu Ibu Karlina Helmanita, MA.

b. TBM Jendela Ilmu:

1. Ketua TBM Jendela Ilmu, yaitu Ibu Reni Muplihah, S. Ag

D.Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.5 Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang telah peneliti siapkan kepada informan, lalu dijawab oleh pemberi data dengan bebas.

Jenis wawancara ini adalah wawancara terpimpin, dimana pertanyaan yang diajukan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disusun.6 Dalam melakukan wawancara kepada informan, ada beberapa

4Sugiyono. MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 218

5Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 135. 6Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. (Bandung : Alfabeta, 2010), h.102.


(1)

TBM JI

Gambar I. Wawancara Gambar II. Kegiatan Membaca

Gambar III. Koleksi Buku Gambar IV. Kegiatan Majelis Ta’lim & PKK


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

BIODATA PENULIS

Ludfia lahir di Jakarta, pada tanggal 05 Februari

1992, putri ketujuh dari Bapak M. Jamil Zein

dengan Rosmani. Penulis bertempat tinggal di

Jln. Desa Putra Gg. Delima II RT 008/005 No.13

Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa, Jak-Sel.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar dan

menengah di Jakarta Selatan, SDN 08 Pagi

(tahun 2004). Kemudian, melanjutkan sekolah

menengahnya di MTSN4 (tahun 2007) dan MAN 13 (tahun 2010). Pada tahun

2010 penulis melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu

Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta dan menulis skripsi berjudul “Upaya Pembinaan Minat Baca Di Taman Bacaan Masyarakat (TBM): Studi Kasus TBM Sanggar

Baca Jendela Dunia dan TBM Jendela Ilmu”. Penulis pernah melakukan

Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan Nasional selama satu bulan pada

tahun 2013. Selama kuliah penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa

Islam (HMI) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan IPI pada tahun 2011. Penulis

pernah melakukan magang di Perpustakaan STEI SEBI selama satu bulan.

Volunteer di Yayasan Sanggar Baca Jendela Dunia. Penulis pernah melakukan