Analisis Pendidikan Pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan
LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA
Informan 1 dan Informan 2 (I1 dan I2)
1. Metode apa yang digunakan dalam pendidikan pemakai?
2. Apa materi pendidikan pemakai untuk orientasi perpustakaan yang dilakukan
dalam pelaksanaan pendidikan pemakai?
3. Apa materi pendidikan pemakai untuk tutorial perpustakaan yang dilakukan
dalam pelaksanaan pendidikan pemakai?
4. Kapan pendidikan pemakai dilaksanakan?
(2)
LAMPIRAN II
1. HASIL TRANSKRIP WAWANCARA PEGAWAI PERPUSTAKAAN 1.1Hasil Transkrip Wawancara Informan I
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 12 Maret 2016, pukul 11.00 WIB. Bertempat di Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan. Kondisi wawancara dilakukan dengan santai, dikarenakan informan sedang tidak menjalankan aktivitas apapun. Topik yang ditanyakan kepada informan adalah mengenai pendidikan pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan. Berikut adalah hasil wawancarapenulis disimbolkan dengan P dan informan disimbolkan dengan I1.
P: “Selamat siang bu”
I1: “Siang juga dik, silahkan masuk, dan silahkan duduk dik” P: “Terimakasih bu”
I1: “Adik ini siapa dan ada perlu apa ya?”
P: “Nama saya Rutshel bu, saya mahasiswi dari USU, saya sedang
mengadakan penelitian skripsi saya yang berjudul “Analisis Pendidikan Pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan” saya mau bertanya sekitar penelitian saya, boleh bu?”
I1: ”Ok, boleh dik. Mau Tanya apa?”
P: “Terima kasih bu. Saya mau Tanya bu, Apa tujuan diadakannya pendidikan pemakai di perpustakaan?”
I1: “Tujuan diadakannya pendidikan pemakai perpustakaan adalah untuk membimbing siswa-siswi yang berkebutuhan khusus ini menjadi lebih mandiri dalam menggunakan saran perpustakaan serta menumbuhkan minat baca siswa”
P: “Oh. Lalu menurut ibu sendiri apakah tujuan pendidikan pemakai tersebut sudah tercapai?”
I1: “Sebagian sudah dik, namun ada yang belum tercapai” P: “Apa itu yang sudah tercapai dan belum tercapainya bu?”
(3)
I1: “Yang sudah tercapai yaitu siwa-siswi ini mulai tertarik datang ke
perpustakaan dan membaca disini. Namun yang belum tercapai yaitu para siswa belum bisa dibebaskan untuk mengambil buku yang mereka ingini dari rak”
P: “Trus metode apa yang ibu gunakan dalam pendidikan pemakai?”
I1: “Dalam membimbing siswa mengenai perpustakaan, kami menggunakan metode ceramah di aula sekolah lalu mengajak para siswa melihat-lihat perpustakaan”
P: “Ohhh. Lalu dalam penyampaian pendidikan pemakai kepada siswa. Apa materi pendidikan pemakai untuk orientasi perpustakaan dalam pelaksanaan pendidikan pemakai bu?”
I1: “Isi materi yang disampaikan yaitu tentang fungsi dan jenis perpustakaan, lokasi perpustakaan, tata tertib perpustakaan dan pengenalan diri kami sebagai pegawai perpustakaan”
P: “Lalu apa materi pendidikan pemakai untuk tutorial perpustakaan dalam pelaksanaan pendidikan pemakai bu?”
I1: “Apa itu tutorial perpustakaan?”
P: “Tutorial perpustakaan dalam hal pendidikan pemakai perpustakaan yaitu mendidik pengguna agar dapat menggunakan sumber informasi yang tersedia di perpustakaan, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi”
I1: “ Ohhh.. berarti dalam hal ini materi yang kami sediakan yaitu mengenai macam bahan perpustakaan yang ada di perpustakaan ini serta teknik membaca yang baik”
P: “Kapan pendidikan pemakai dilaksanakan bu?”
I1: “Pendidikan pemakai kami laksanakan sejak perpustakaan ini dibuka sekitar tahun 2012. Pendidikan pemakai kami laksanakan setiap satu kali setahun, pada saat penerimaan siswi baru”
P:“Dimana pendidikan pemakai dilaksanakan bu?”
I1: “Pendidikan pemakai dilaksanakan di aula sekolah, karena mengingat jumlah siswa yang tidak sedikit”
(4)
P: “Memangnya siapa saja bu yang mengikuti pendidikan pemakai?”
I1: “Yang mengikuti pendidikan pemakai yaitu seluruh siswa mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA”
P: “Apa saja kendala yang didapat dalam melaksanakan pendidikan pemakai bu?”
I1:“Kendala yang kami dapat yaitu ketidakseriusan para siswa dalam mengikuti ceramah yang diadakan di aula sekolah”
P: “Lalu bagaiman ibu mengatasi kendala tersebut?”
I1: “Kami tidak bisa melakukan apa-apa lagi, hanya terus memberikan
bimbingan tersebut. Karena dalam hati kami, kami mengetahui kelemahan siswa kami yang memiliki retardasi mental ini sehingga pada saat mereka datang ke perpustakaan, kami selalu membimbing mereka dengan sepenuh hati”
P: “Oh begitu ya bu. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih ya bu atas waktu dan informasi yang telah ibu berikan pada saya”
(5)
1.2Hasil Transkrip Wawancara Informan II
Wawancara ini dilakukan pada tanggal 12 Maret 2016, pukul 11.30 WIB. Bertempat di Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan. Kondisi wawancara dilakukan dengan santai, dikarenakan informan sedang tidak menjalankan aktivitas apapun. Topik yang ditanyakan kepada informan adalah mengenai pendidikan pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan informan disimbolkan dengan I2.
P: “Selamat siang bu”
I2: “Siang dik, silahkan masuk” P: “Terimakasih bu”
I2: “Duduk dulu dik” P: “Iya bu”
I2: “Adik siapa dan ada perlu apa ya?”
P: “Nama saya Rutshel bu, saya mahasiswi dari USU, saya sedang
mengadakan penelitian skripsi saya yang berjudul “Analisis Pendidikan Pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan” saya mau bertanya sekitar penelitian saya, boleh bu?”
I2: ”Ok, boleh dik. Mau Tanya apa? Tapi jangan panggil ibu ya. Panggil kakak saja”
P: “Iya kak, Terima kasih. Saya mau Tanya kak, Apa tujuan diadakannya pendidikan pemakai di perpustakaan?”
I2: “Tujuan diadakannya pendidikan pemakai perpustakaan adalah untuk membimbing siswa-siswi disini menjadi lebih mandiri dalam menggunakan sarana perpustakaan serta mengembangkan pengetahuan para siswa”
P: “Oh. Lalu menurut kakak sendiri apakah tujuan pendidikan pemakai tersebut sudah tercapai?”
I2: “Sebagian sudah dik, namun ada yang belum tercapai” P: “Apa itu yang sudah tercapai dan belum tercapainya kak?”
(6)
I2: “Yang sudah tercapai yaitu siwa-siswi ini sudah mengetahui keberadaan perpustakaan sehingga mereka mulai tertarik datang keperpustakaan dan membaca disini. Namun yang belum tercapai yaitu tingkat kemandirian siswa dalam hal mengambil buku dari rak. Para siswa belum bisa dibebaskan untuk mengambil buku yang mereka ingini dari rak karena rak itu selalu diberantakin”
P: “Oh. berarti para siswa sudah pernah diberi kebebasan untuk mengambil sendiri buku yang mereka ingini kak?”
I2: “Iya dik, tapi itu sudah lama sewaktu perpustakaan ini baru dibuka” P: “Trus metode apa yang kakak gunakan dalam pendidikan pemakai?” I2: “Dalam membimbing siswa mengenai perpustakaan, kami menggunakan
metode ceramah di aula sekolah lalu mengajak para siswa melihat-lihat perpustakaan. Dan saat di perpustakaan kami juga sering memberikan permainan atau tugas mandiri bagi siswa yang dating ke perpustakaan ” P: “Permainan atau tugas mandiri yang bagaimana maksud kakak?”
I2: “Permainannya yaitu permainan seperti lomba mewarnai dengan teman- temannya. Tugasmandirinya meminjamkan komik untuk dibacakan lalu setelah dibaca kami Tanya isi buku itu”
P: “Ohhh. Lalu dalam penyampaian pendidikan pemakai kepada siswa. Apa materi pendidikan pemakai untuk orientasi perpustakaan dalam pelaksanaan pendidikan pemakai kak?”
I2: “Isi materi yang disampaikan yaitu tentang fungsi dan jenis perpustakaan, lokasi perpustakaan, tata tertib perpustakaan, fasilitas perpustakaan, jenis buku yang disediakan dan pengenalan diri kami sebagai pegawai perpustakaan”
P: “Lalu apa materi pendidikan pemakai untuk tutorial perpustakaan dalam pelaksanaan pendidikan pemakai kak?”
I2: “Apa itu tutorial perpustakaan?”
(7)
mendidik pengguna agar dapat menggunakan sumber informasi yang tersedia di perpustakaan, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi”
I2: “ Ohhh.. berarti dalam hal ini materi yang kami sediakan yaitu mengenai macam bahan perpustakaan yang ada di perpustakaan ini dan penggunaannya serta strategi dalam mencari informasi”
P: “Oh mungkin maksud kakak strategi penelusurannya?”
I2: “Iya dik begitulah, maklum kami tidak mengetahui lebih jelas mengenai bahasa-bahasa perpustakaan.”
P: “Kapan pendidikan pemakai dilaksanakan kak?”
I2: “Pendidikan pemakai kami laksanakan sejak perpustakaan ini dibuka sekitar tahun 2012. Pendidikan pemakai kami laksanakan setiap satu kali setahun, pada saat penerimaan siswi baru”
P: “Dimana pendidikan pemakai dilaksanakan kak?”
I2: “Pendidikan pemakai dilaksanakan di aula sekolah, karena mengingat jumlah siswa yang tidak sedikit yaitu siswa dari TK,SD, SMP, dan SMA”
P: “Apa saja kendala yang didapat dalam melaksanakan pendidikan pemakai kak?”
I2: “Kendala yang kami dapat yaitu para siswa kurang cepat menanggapi informasi yang diberikan”
P: “Lalu bagaiman kakak mengatasi kendala tersebut?”
I2: “Kami tidak bisa melakukan apa-apa lagi, hanya terus memberikan
bimbingan tersebut. Karena dalam hati kami, kami mengetahui kelemahan siswa kami yang memiliki retardasi mental ini sehingga pada saat mereka datang ke perpustakaan, kami selalu membimbing mereka dengan sepenuh hati”
P: “Oh begitu ya kak. Kalau begitu saya ucapkan terima kasih ya kak atas waktu dan informasi yang telah kakak berikan pada saya”
(8)
LAMPIRAN III
DOKUMENTASI – HASIL OBSERVASI
(9)
Gambar 2. Kondisi siswa-siswi SLB-C saat akan mengikuti pendidikan pemakai
(10)
Gambar 3. Salah seorang siswi SD sedang membaca buku di perpustakaan
(11)
(12)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
---. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Grasindo.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman. Ed. 3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981
Kosterman, Wayne. 1978. A Guide to Library Environment Graphics. Library Technology Reports.
Hasugian, Jonner 2009. Dasar – Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.
Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Samosir, Zurni Zahara. 2003. Pengantar Perpustakaan Sekolah. http://library.usu.ac.id/download/fs/perpus-zurni2.pdf, 24November 2012.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Soetminah. 1992. Perpustakaan kepustakawanan dan Pustakawan.Yogyakarta: Kanisius
Soedibyo, Noerhayati. 1987. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung : Alumni..
Subagyo, Joko. 1997. Metode penelitian : Dalam teori dan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono.1999. Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta
----.2010.Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta
Sulistyo-Basuki. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung : Rekayasa Sains.
Sunyoto, Danang. 2010. Uji KHI Kuadrat Dan Regresi Untuk Penelitian. Ed.1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(13)
Supardi, A. 1979. Statistik. Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN.
Sutarno NS. 2006. Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto
Yusup, Pawit M dan Subekti Priyo. 2010. Teori Dan Praktik Penelusuran Informasi. Jakarta: Kencana.
(14)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum
Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan didirikan pada tahun 2012 di Jl.
Sindoro no 4 Medan. Perpustakaan SLB-C Santa Lusia memiliki Visi, Misi dan
Tujuan.Visi perpustakaan menjadikan Perpustakaan Sekolah sarana terbentuknya
anak tunagrahita yang mandiri, cerdas dan mengalami hak yang sama dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Misi perpustakaan mengangkat harkat
dan martabatanak tunagrahita agar mandiri sejahtera dan mampu hidup
bermasyarakat melalui pendidikan dan pelatihan. Dan Tujuan perpustakaan
membantu anak tunagrahita dan orangtua dalam menyediakan tempat pelatihan
dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita demi kemandirian
mereka seoptimal mungkin.
Koleksi yang dimiliki perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan sebanyak
2700 eksemplar dan jumlah judul buku sekitar 630 judul buku. Seluruh jumlah
pengguna yaitu 330 orangi. Siswa berjumlah 304 orang yang terdiri dari siswa TK
50 orang, SD 134 orang, SMP 75 orang, dan siswa SMA 55 orang. Tenaga
pengajar 24 orang dan pegawai perpustakaan 2 orang.Keseluruhan siswa di
SLB-C Santa Lusia memiliki rentang usia antara 5 tahun – 45 tahun.. Meskipun usia mereka tergolong dewasa bahkan tua namun secara mental mereka tidak lebih dari
(15)
Layanan yang disediakan oleh perpustakaan terdiri dari Layanan ruang
baca untuk memberikan kenyamanan pengguna dalam membaca.Pegawai
perpustakaan juga memberikan bimbingan di aula sekolah mengenai perpustakaan
sehingga siswa tertarik untuk datang ke perpustakaan. Dalam hal penelusuran
informasi yang dibutuhkan pegawai juga membimbing setiap siswa yang datang
ke perpustakaan untuk membantu mereka menemukan informasi yang mereka
butuhkan.
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan
yang beralamat Jl. Sindoro No 4 Medan.Waktu penelitian ini mulai dari bulan
November 2015 yaitu dengan melakukan observasi awal.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Sugiyono (2010, 15), menyimpulkan bahwa metode penelitian kulitatif adalah:
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,
suatu data yang mengandung makna. Makna yaitu data yang sebenarnya, data
(16)
3.4 Data dan Sumber Data
Jenis dan sumber data penelitian ini adalah:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari narasumber atau
informan melalui wawancara.
2. Data sekunder, yaitu data yang bersumber dari buku, jurnal, majalah,
laporan tahunan dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Sugiyono (2010,225) menyebutkan
dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dapat dilakukan dalam kondisi atau
situasi yang alamiah, sumber datanya primer dan teknik pengumpulan data yang
lebih banyak digunakan adalah observasi, berperan serta wawancara mendalam
dan dokumentasi.
Untuk mengumpulkan data tersebut peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, sebagaiberikut:
1. Metode observasi (Pengamatan)
Arikunto (2006, 156) mengemukan bahwa: ‘’observasi atau juga yang
disebut dengan pengamatan adalah suatu kegiatan yang meliputi
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau
(17)
Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan peneliti dengan
cara terjun langsung ke lapangan atau lokasi tempat penelitian yaitu pada
Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan.
2. Wawancara,
Menurut Moleong (2006, 186), wawancara adalah percakapan yang
dilakukan oleh dua pihak yaitu antara pewawancara (interviewer)dan
terwawancara (interview) dengan maksud tertentu.Tujuan wawancara
adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat dan
adil.Teknik pengumpulan data dengan wawancara dilakukan untuk
mengetahui informasi lebih mendalam mengenai pendidikan pemakai.
Pemilihan informan dilakukan secara purposif, yaitu pemilihan
informan dengan petimbangan tertentu dengan. Pertimbangan tertentu
artinya informan akan dipilih karena dianggap paling tahu tentang apa
yang diharapkan Adapun informan dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan yang berjumlah 2 orang
(kode; I1 dan I2).
Tabel 1 : Informan Penelitian
Kode Sumber Bagian
I1 Informan I Pengelola perpustakaan I2 Informan II Pengelola
perpustakaan
Pedomanwawancara juga diperlukan agar tidak menyimpang dari
tujuan penelitian, pedoman wawancara juga disusun berdasarkan teori
(18)
wawancara ini akan menggunakan alat bantu berupa Pedoman wawancara
dan alat perekam suara.
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh dari wawancara, untuk memudahkan dalam analisis
data maka jawaban dari informan disortir, dihubungkan antara satu dengan yang
lainnya. Analisi data dilakukan untuk menemukan makna dari setiap data yang
terkumpul.
Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono 2010, 246) dalam
menganalisis data, ada tiga tahap yang harus dilakukan oleh penulis. Adapun
ketiga tahap itu adalah sebagai berikut:
1. Tahap reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Pada reduksi data penulis melakukan pengelompkan hasil wawancara sesuai dengan kategori yang penulis tentukan pada pedoman wawancara yang membahas tentang pendidikan pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan.
2. Data display(penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk mamahami apa yang terjadi.
Penulis melakukan penyajian data dengan bentuk teks naratif yang terdapat pada BAB IV hasil dan pembahasan dari penelitian.
3. Kesimpulan dan verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian.
(19)
3.7 Keabsahan Data
Penelitian kualitatif harus mengungkap penelitian yang objektif.Oleh
karena itu keabsaahan data dalam sebuah penelitiansangatlah penting. Melalui
proses keabsahan data, maka validitas penelitian dapat tercapai. Dalam penelitian
ini, untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi. Menurut
Moleong (2006, 330) “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu atau keperluanpengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu”.Triangulasi dilakukan berdasarkan
wawancara dengan informan. Teknik pengumpulan data juga dilakukan untuk
melengkapi data primer dan data sekunder.
Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara dan hasil
observasi yang peneliti lakukan pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia
Medan.
2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai
teori telah dijelaskan pada Bab II untuk dipergunakan pada pembahasan
penelitian dan menguji terkumpulnya data tersebut serta diperkuat dengan
artikel jurnal,buku yangmengurastentang pendidikan pemakai
(20)
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi.Metode yangdapat digunakan pada
penelitian ini ialah wawancara ke sumber penelitian dan observasi. Peneliti
melakukan analisa dari hasil wawancara dan hasil observasi yang
dilakukan langsung oleh peneliti terhadap pegawai perpustakaan SLB-C
(21)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kegiatan Pendidikan Pemakai Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan
Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan telah melakukan pendidikan
pemakai bagi siswa-siswi pengguna perpustakaan. Pendidikan pemakai dilakukan
sejak perpustakaan dibuka tepatnya pada tahun 2012. Pendidikan pemakai
dilaksanakan setiap satu kali setahun yang diadakan di aula sekolah. Selain itu
siswa juga mendapatkan bimbingan mengenai perpustakaan secara langsung di
perpustakaan pada saat siswa datang ke perpustakaan.
4.2 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah pengelola perpustakaan. Peneliti
melakukan wawancara dengan 2 informan, dimana wawancara dilakukan melalui
pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu. Setelah melakukan perkenalan
terlebih dahulu barulah kemudian diminta waktunya bersedia diwawancarai.
Adapun karakteristik dari para informan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2: Karakteristik Informan
Kode Sumber Bagian Lokasi Wawancara Hari/Tanggal Wawancara I1 Informan I Pengelola
perpustakaan
Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan
Sabtu, 12 Maret 2016 I2 Informan II Pengelola
perpustakaan
Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan
Sabtu, 12 Maret 2016
(22)
Wawancara berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan
berdasarkan pada pedoman wawancara dan wawancara mendalam. Pelaksanaan
wawancara dilakukan secara substansif, dimana wawancara dilakukan tidak harus
pada suatu tempat tertentu. Wawancara juga dilakukan pada jam yang telah
ditetapkan pada saat membuat janji untuk wawancara. Suasana wawancara
berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan
tertentu, begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal. Isi
wawancara berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.
4.3 Kategori
Setelah melakukan wawancara, peneliti menyusun kerangka awal analisis
sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding, memilih data yang relevan
dengan judul peneliti sehingga menghasilkan beberapa kategori sebagai berikut :
4.3.1 Metode Pendidikan Pemakai
Pada dasarnya setiap kegitan pendidikan pemakai yang dilakukan pasti
mempunyai metode. Metode pendidikan pemakai merupakan suatu cara atau jalan
penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis. Untuk mengetahui jawaban informan mengenai pertanyaan : Metode apa yang digunakan dalam pendidikan pemakai?
Berikut adalah jawaban informan I1, I2 mengenai pertanyaan diatas :
I1: “Dalam membimbing siswa mengenai perpustakaan, kami menggunakan metode ceramah di aula sekolah lalu mengajak para siswa melihat-lihat
(23)
I2: “Kami menggunakan metode ceramah di aula sekolah lalu mengajak para siswa melihat-lihat perpustakaan. Dan saat di perpustakaan kami juga sering memberikan permainan atau tugas mandiri bagi siswa yang datang ke perpustakaan ”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa metode
pendidikan pemakai yang digunakan pegawai perpustakaan SLB-C Santa Lusia
Medan yaitu dengan bimbingan atau ceramah di aula sekolah mengenai
perpustakaan dan sarana yang ada di perpustakaan. Pegawai perpustakaan juga
melakukan wisata perpustakaan dengan memperkenalkan sarana perpustakaan
yang ada dan memberikan permainan atau tugas mandiri sesuai dengan
kemampuan siswa.
4.3.2 Ragam Pendidikan Pemakai
Pendidikan pemakai memiliki ragam pendidikan pemakai. Ragam pendidikan pemakai yaitu orientasi perpustakaan dan tutorial perpustakaan.
a. Materi Pendidikan Pemakai untuk Orientasi Perpustakaan
Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan
perpustakaan secara umum kepada sivitas akademika. Pendidikan ini meliputi
kunjungan ke perpustakaan / atau peragaan dengan sarana multi media mengenai
fasilitas dan pelayanan perpustakaan, tetapi penyampaian informasi bergantung
pada materi yang disampaikan sehingga siswa mengetahui informasi yang
diberikan dengan jelas. Untuk mengetahui jawaban informan mengenai pertanyaan :
Apa materi pendidikanpemakai untuk orientasi perpustakaan yang dilakukan
(24)
Berikut adalah jawaban informan I1, I2 mengenai pertanyaan diatas :
“Isi materi yang disampaikan dalam memberikan pendidikan pemakai
pada orientasi perpustakaan yaitu tentang fungsi dan jenis perpustakaan, lokasi perpustakaan, informasi pegawai perpustakaan, jenis bahan perpustakaan, fasilitas perpustakaan, tata tertib dan peraturan
perpustakaan, sistem pencarian dan penyimpanan bahan perpustakaan”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa materi
pendidikan pemakai untuk orientasi perpustakaan yaitu tentang fungsi dan jenis
perpustakaan, lokasi perpustakaan, informasi pegawai perpustakaan, jenis bahan
perpustakaan, sistem pencarian dan penyimpanan bahan perpustakaan.
b. Materi Pendidikan Pemakai untuk Tutorial Perpustakaan
Tutorial perpustakaan mendidik pengguna agar dapat mengggunakan
perpustakaan serta sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat
lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi
sesuai dengan perkembangan teknologi.Untuk mengetahui jawaban informan
mengenai pertanyaan : Apa materi pendidikanpemakai untuk tutorial perpustakaan
yang dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan pemakai?
Berikut adalah jawaban informan I1, I2 mengenai pertanyaan diatas :
“Isi materi yang disampaikan dalam memberikan pendidikan pemakai pada tutorial perpustakaan yaitu tentang macam bahan perpustakaan dan
penggunaanya, teknik membaca yang baik, dan strategi penelusuran”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa materi
pendidikan pemakai untuk tutorial perpustakaan yaitu tentang macam-macam
bahan perpustakaan dan cara penggunaannya, teknik membaca yang baik dan
(25)
4.3.3 Waktu Pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu
memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya. Hal ini dirasa penting
karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan
waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan
program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang
tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan
perpustakaan.Untuk mengetahui jawaban informan mengenai pertanyaan : Kapan
pendidikan pemakai dilaksanakan?
Berikut adalah jawaban informan I1, I2 mengenai pertanyaan diatas :
“Pendidikan pemakai mulai dilaksanakan semenjak perpustakaan dibuka
yaitu sejak tahun 2012. Pendidikan pemakai dilaksanakan setiap satu
kali setahun pada saat penerimaan siswa baru”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa Perpustakaan
SLB-C Santa Lusia mulai melaksanakan pendidikan pemakai sejak perpustakaan
dibuka yaitu sejak tahun 2012, pendidikan pemakai dilaksanakan setiap satu tahun
sekali pada saat penerimaan siswa baru.
4.3.4 Lokasi Pendidikan Pemakai
Lokasi untuk pelakasanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih
yang baik dan strategis. Hal ini dilakukan demi kenyamanan anggota dan
pengguna perpustakaan. Namun pada umumnya lokasi pelaksanaan program
pendidikan pemakai berada pada salah satu ruang perpustakaan yang telah dipilih
pihak perpustakaan.Untuk mengetahui jawaban informan mengenai pertanyaan :
(26)
Berikut adalah jawaban informan I1, I2 mengenai pertanyaan diatas :
“Pendidikan pemakai dilaksanakan di aula sekolah, karena jumlah
peserta yang mengikuti pendidikan pemakai adalah seluruh siswa mulai
dari TK,SD,SMP dan SMA”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa Perpustakaan
SLB-C Santa Lusia mengadakan pendidikan pemakai di aula sekolah, karena
peserta yang mengikuti pendidikan pemakai adalah seluruh siswa mulai dari TK,
SD, SMP, dan SMA.
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian
Tabel 3 : Rangkuman Hasil Penelitian
No. Kategori Hasil Penelitian
1 Metode Pendidikan Pemakai Bimbingan atau ceramah di aula sekolah, melakukan wisata perpustakaan dan memberikan permainan atau tugas mandiri sesuai dengan kemampuan siswa.
2 Ragam Pendidikan Pemakai :
a. Materi Pendidikan Pemakai untuk Orientasi Perpustakaan
b. Materi Pendidikan Pemakai untuk Tutorial Perpustakaan
Fungsi dan jenis perpustakaan, lokasi perpustakaan, informasi pegawai perpustakaan, jenis bahan perpustakaan, sistem pencarian dan penyimpanan bahan perpustakaan.
Macam-macam bahan perpustakaan dan cara penggunaannya, teknik membaca yang baik dan strategi penelusuran bahan perpustakaan.
(27)
3 Waktu Pendidikan Pemakai Sejak tahun 2012, pendidikan pemakai dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada saat penerimaan siswa baru.
(28)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis pendidikan pemakai pada
Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan adalah :
1. Metode pendidikan pemakai yang diberikan yaitu bimbingan atau ceramah
di aula sekolah, melakukan wisata perpustakaan dan memberikan
permainan atau tugas mandiri sesuai dengan kemampuan siswa.
2. Ragam pendidikan pemakai :
Materi orientasi perpustakaan dalam pelaksanaan pendidikan
pemakai yang diberikan yaitu fungsi dan jenis perpustakaan, lokasi
perpustakaan, informasi pegawai perpustakaan, jenis bahan perpustakaan,
sistem pencarian dan penyimpanan bahan perpustakaan.
Materi tutorial perpustakaan dalam pelaksanaan pendidikan
pemakai yang diberikan yaitu macam-macam bahan perpustakaan dan cara
penggunaannya, teknik membaca yang baik dan strategi penelusuran
bahan perpustakaan.
3. Waktu pelaksanaan pendidikan pemakai sejak tahun 2012, pendidikan
pemakai dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada saat penerimaan siswa
(29)
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan
penulis memberikan beberapa saran yang perlu dikemukakan untuk menjadi
motivasi bagi Perpustakaan SLB-C Santa Lusia untuk menjadi lebih baik lagi,
yaitu sebagai berikut :
1. Hendaknya pelaksanaan pendidikan pemakai tidak dilaksanakan langsung
keseluruhan siswa. Sebaiknya bimbingan yang diberikan kepada siswa
yang berkebutuhan khusus yaitu bimbingan insidentil. Supaya pegawai
perpustakaan mampu memahamai siswa tersebut dan kenyamanan saat
pelaksanaan pendidikan pemakai akan tercapai
2. Pelaksanaan pendidikan pemakai seharusnya dilaksanakan lebih dari satu
kali setahun karena mengingat para siswa siswi SLB-C Santa Lusia
merupakan siswa-siswi yang berkebutuhan khusus dan pegawai
perpustakaan lebih rajin membawa siswa ke perpustakaan memberikan
rekreasi perpustakaan bagi siswa untuk membantu minat siswa ke
perpustakaan dan supaya meningkatkan kemandiran siswa dalam
(30)
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan Sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung proses
belajar bagi siswa. Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sumber belajar
yang tersedia di lingkungan sekolah. Jika dikaitkan dengan proses belajar
mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memiliki sumbangan yang sangat
berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan kualitas
pendidikan siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah, siswa dapat terlibat
langsung dalam proses belajar dimana siswa dapat belajar mandiri dengan
menggunakan koleksi perpustakaan.
Perpustakaan khusus berada di lingkungan suatu lembaga tertentu.Dalam Undang Undang No.43 Bab I Pasal I “Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan
sisitem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka”.
Menurut Hasugian (2009, 74), timbulnya berbagai bentuk perpustakaan
disebabkan oleh berbagai faktor yakni :
1. Koleksi atau bahan perpustakaan
2. Masyarakat / pengguna yang dilayaninya 3. Instansi dimana perpustakaan itu berada
(31)
Maka dengan adanya berbagai faktor tersebut diatas timbul berbagai jenis
perpustakaan,yang salah satu diantaranya ialah perpustakaan sekolah. Berikut ini
merupakan beberapa pendapat para ahli mengenai definisi perpustakaan sekolah.
Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah
dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan. Menurut Soetminah
(1992, 34),
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Menurut Samosir (2003) Perpustakaan Sekolah adalah:
Semua perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.Perpustakaan Sekolah merupakan bagian terpadu dari sekolah yang bertugas mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan memelihara bahan pustaka untuk dipergunakan oleh guru dan siswa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Menurut Darmono (2001, 2) Perpustakaan Sekolah adalah:
Pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan Sekolah dapat diartikan sebagai tempat kumpulan buku-buku atau tempat buku-buku dihimpun dan diorganisasikan sebagi media belajar siswa. Perpustakaan Sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran.
Sehingga Perpustakaan Sekolah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh
lembaga atau instansi pemerintah ataupun swasta yang koleksinya bersifat khusus
dan diperuntukkan khusus bagi pengguna di lingkungan lembaga atau instansi
yang bersangkutan serta merupakaan tempat penelitian dan penunjang pendidikan
(32)
Luar Biasa (SLB) merupakan perpustakaan yang koleksinya bersifat khusus dan
diperuntukkan khusus bagi siswa yang berkebutuhan khusus.
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sebagai sebuah unit kerja, baik yang berdiri sendiri maupun
yang tergabung dalam unit organisasi yang membawahinya, harus menetapkan
tujuan dan fungsinya.Semua itu merupakan pedoman, arah, dan tuntunan untuk
mencapai tujuan akhir.
1. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Untuk menjadikan perpustakaan sekolah sebagai sarana penting bagi seluruh
penggunanya, maka perpustakaan sekolah harus memiliki tujuan. Menurut Yusuf
(2005, 3) tujuan Perpustakaan Sekolah adalah:
a. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa
b. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan
c. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa
d. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum
e. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa
f. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan
g. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya.
Perpustakaan Nasional RI ( 1992, 10) membagi tujuan kedalam dua bagian yaitu
(33)
Tujuan perpustakaan sekolah secara umum adalah:
Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan system pendidikan yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan perpustakaan secara khusus diselenggarakan sebagai berikut yaitu :
1. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sector kehidupan.
2. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi.
3. Mendidik murid agar dapat mempelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna.
4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
Berdasarkan pendapat di atas dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan sekolah
adalah untuk menumbuhkan semangat dan kebiasaan membaca siswa. Tujuan
tersebut dapat diwujudkan dengan menyediakan sumber informasi yang sesuai
dengan kebutuhan siswa baik yang mendukung proses belajar di sekolah maupun
yang bersifat hiburan yang bermutu dan kreatif yang dapat memperluas wawasan
dan pengetahuan mereka.
2. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Biasanya tugas perpustakaan telah dicantumkan dalam bagan organisasi.Dan
Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari semua tugas
perpustakaan.Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi
(34)
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan).
Menurut Yusuf (2005, 4-6) fungsi Perpustakaan Sekolah adalah:
1. Fungsi edukatif, maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada di Perpustakaan Sekolah terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar.
2. Fungsi informatif, berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi
perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang
berhubungan dengan kebutuhan para siswa dan guru.
3. Fungsi rekreasi, dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan sebagainya yang dapat menghibur pembacanya disaat yang memungkinkan.
4. Fungsi riset atau penelitian, maksudnya koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.
Menurut Soeatminah (1992, 12) “Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai sarana yang dapat :
a. Meningkatkan kemampuan berpikir dan menanamkan kebiasaan belajar sendiri sesuai dengan bakatdan perkembangannya.
b. Menanamkan pengetahuan yang terpadu sebagai gabungan dari mata pelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah.
c. Menaikkan prestasi keilmuanmelalui bahan bacaan.
Berdasarkan pendapat diatas dikemukakan bahwa fungsi perpustakaan
sekolah yaitu sebagai sarana pendidikan, penyedia informasi yang berhubungan
dengan kebutuhan siswa dan guru, sebagai sarana penghibur pembacanya disaat
yang memungkinkan dan perpustakaan sekolah juga dapat dijadikan bahan untuk
(35)
2.2 Pendidikan Pemakai
Semakin berkembangnya metode pendidikan di sekolah, kebutuhan akan
perpustakaan semakin dirasakan. Tetapi dengan semakin cepatnya perkembangan
ilmu pengetahuan, jumlah dan macam koleksi juga semakin bertambah, sehingga
pemakai perpustakaan terutama mahasiswa, makin bingung dalam usahanya
menemukan informasi.Dengan demikian mereka tidak dapat memanfaatkan
perpustakaan semaksimal mungkin. Namun di lain pihak, keberadaan suatu
perpustakaan sebagai pusat pendidikan dan bahkan tempat pendidikan seumur
hidup (Lifelong Learning) sudah terpatri di hati pengguna.
Dalam rangka memenuhi kebutuhannya di bidang informasi dan ilmu
pengetahuan yang dapat ditemukan dan dipenuhi di perpustakaan, maka
perpustakaan dapat membuat suatu kegiatan untuk mengajak dan menarik
pengguna agar dapat memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin.Salah
satunya yaitu melakukan kegiatan pembinaan masyarakat pemakai.
Sutarno NS (2006, 113) mengemukakan bahwa pembinaan masyarakat
pemakai perpustakaan dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan 2. Memberikan pendidikan pemakai
3. Melakukan sosialisasi, publikasi, dan promosi perpustakaan
Dalam hal ini, perpustakaan dapat meningkatkan pemanfaatan perpustakaan
dengan melakukan pendidikan pemakai.Pendidikan pemakai dilakukan dalam
(36)
memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa banyak menghadapi
kesulitan.
Menurut Sutarno (2006,113) pendidikan pemakai adalah “Kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan untuk menjelaskan tentang seluk beluk perpustakaan”.
Definisi pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987, 121) adalah
sebagai berikut:
Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok.
Sedangkan definisi pendidikan pemakai dalam buku Perpustakaan
Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (1994, 75), dinyatakan bahwa:
Pendidikan pemakai adalah kegiatan membimbing atau memberikanpetunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan pemakai adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas perpustakaan untuk memberikan
bimbingan atau penjelasan individu ataupun kelompok mengenai seluk beluk dan
(37)
2.2.1 Tujuan Pendidikan Pemakai
Kegiatan pendidikan pemakai yang dilakukan oloeh setiap perpustakaan
memiliki tujuan tersendiri bagi pengguna maupun bagi perpustakaan yang
melaksanakan pendidikan pemakai tersebut. Secara umum tujuan pendidkan
pemakai dicantumkan dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman
(2004, 95) yaitu:
1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.
2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.
3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan. 4. Mempromosikan layanan perpustakaan
5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.
Sulistyo-Basuki (2004, 392) menyatakan bahwa tujuan pendidikan pemakai
adalah sebagai berikut:
Mengembangkan keterampilan pemakai yang diperlukannya untuk menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan keterampilan tersebut untuk mengidentifikasi masalah informasi yang dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri (pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan dan menerapkan informasi.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa
tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk
meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian
pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan
(38)
sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara
objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis
informasi ke dalam kehidupannya.
Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004, 95) juga
menjabarkan beberapa peran petugas perpustakaan yang perlu diperhatikan untuk
mencapai tujuan pendidikan pemakai diatas, antara lain:
1. Petugas harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.
2. Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.
3. Petugas perlu melibatkan guru.
4. Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu
2.2.2 Metode pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang dilaksanakan perpustakaan selayaknya
memiliki metode. Menurut Subagyo (1997, 50) metode adalah suatu cara atau
jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah.Jadi dengan
demikian dapatdirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.
Kosterman (1978, 269) menyarankan bahwa suatu metode pengajaran harus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat.
2. Dapat membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan.
3. Dapat mendorong peserta didik untuk ambil bagian dengan menolongnya mempersiapkan pelajaran-pelajaran.
(39)
5. Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.
Sementara itu Hills yang dikutip oleh Fjallbrant (1978, 33)menyebutkan ada
empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media
pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain:
1. Motivation
Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.
2. Activity
Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.
3. Understanding
Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
4. Feedback
Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.
Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat
dirumuskan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan
pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna
perpustakaan itu sendiri. Adapun metode atau teknik pendidikan pemakai tersebut
antara lain: ceramah atau pengajaran umum di kelas, wisata perpustakaan,
penggunaan audio visual, permainan dan tugas mandiri, penggunaanbuku
pedoman atau pamphlet.
Menurut Fjallbrant (1978, 38) Adapun bimbingan yang dapat digunakan
seseorang yang berkebutuhan khusus yaitu bimbingan insidentil. Bimbingan
(40)
dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut
konseling) yang bermuara pada teratasinyamasalah yang dihadapi konseling serta
dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada,
sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan
masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup dan berbeda
dengan kegiatan mengajar.
2.2.3 Ragam Pendidikan Pemakai
Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004, 95)
dijelaskan 2 macam ragam pendidikan pemakai, antara lain :
1. Orientasi Perpustakaan
Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademika. Pendidikan ini meliputi kunjungan ke perpustakaan atau peragaan dengan sarana multi media mengenai fasilitas dan pelayanan perpustakaan.
Tujuan orientasi perpustakaan adalah agar peserta:
a. Mengetahui lokasi dan berbagai fasilitas perpustakaan
b. Termotivasi untuk memanfaatkan perpustakaan secara optimal c. Mengetahui peraturan dan tata tertib perpustakaan
d. Mengetahui sistem pencarian dan penyimpanan bahan perpustakaan e. Mengenal staf perpustakaan dan tugas utama mereka
Sarana yang harus disiapkan adalah: a. Peta tata ruang perpustakaan b. Brosur dan sejenisnya c. Perlengkapan multi media
Materi pendidikan pengguna untuk orientasi perpustakaan adalah: a. Fungsi dan jenis perpustakaan
b. System dan jenis layanan perpustakaan c. Jenis bahan perpustakaan
(41)
d. Fasilitas perpustakaan
e. Prosedur pelayanan perpustakaan f. Ragam dan fungsi alat penelusuran g. System klasifikasi bahan perpustakaan h. Tata tertib dan peraturan perpustakaan i. Sumber informasi perpustakaan
j. Pelayanan dan jenis bahan perpustakaan
k. Fungsi, bentuk, jenis, dan cara menggunakan catalog l. Fungsi dan kegunaan bibliografi, indeks dan abstrak m. Sistem jaringan informasi
n. Pangkalan data dan system penelusuran informasi
o. Macam bahan perpustakaan rujukan dan kegunaan masing-masing
2. Tutorial perpustakaan
Tutorial perpustakaan mendidik pengguna agar dapat mengggunakan perpustakaan serta sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi.
Setelah mengikuti kegiatan ini, pengguna diharapkan mampu: a. Memanfaatkan berbagai media informasi yang tersedia b. Memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik
c. Memanfaatkan bahan perpustakaan primer, sekunder, tersier dengan benar d. Menyusun strategi penelusuran informasi, baik secara manual maupun
elektronik
e. Memilih dan mengevaluasi informasi dengan tepat Sarana yang disediakan adalah:
a. Ruang pertemuan dengan perlengkapannya
b. Bahan perpustakaan rujukan dari berbagai disiplin ilmu c. Meja informasi
d. Brosur dan sejenisnya
Materi pendidikan pengguna untuk tutorial perpustakaan adalah: a. Macam bahan perpustakaan ilmiah dan perkembangannya b. Macam bahan perpustakaan rujukan dan penggunaannya c. Teknik membaca cepat
d. Tata cara pennulisan karya tulis ilmiah
e. Sistem jaringan informasi dan kerja sama perpustakaan
f. Komputerisasi data bahan perpustakaan dan jennies pangkalan data g. Strategi penelusuran
(42)
Dalam menyelenggarakan pendidikan pemakai perpustakaan, unsur yang
paling penting adalah mengupayakan bagaiamana sebagian besar koleksi dan
layanan perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan baik.Tugas
perpustakaan adalah untuk mengajak, menarik dan mengundang masyarakat
pengguna berkunjung ke perpustakaan atas kesadaran dan kemauannya sendiri,
agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan
berbudaya tinggi.
Masyarakat yang demikian senantiasa mengikuti peristiwa dan
perkembangan mutakhir karena menguasai sumber informasi dan ilmu
pengetahuan, sehingga masyarakat pengguna tersebut mempunyai pandangan dan
wawasan yang luas, bersikap mandiri, percaya diri dan dapat mengikuti kemajuan
zaman.
2.2.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan juga perlu
memperhatikan waktu yang tepat untuk pelaksanaanya. Hal ini dirasa penting
karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan
waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan
program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang
tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan
perpustakaan. Darmono (2001,168-169) menyatakan bahwa:
Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung dari jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.
(43)
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan
pendidikan pemakai pada perpustakaan sangat tergantung dari besarnya gedung
dan banyaknya jenis layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, untuk perpustakaan
sekolah sebaiknya waktu untuk program pendidikan pemakai lebih baik diadakan
pada saat les tambahan.
Lokasi untuk pelakasanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih
yang baik dan strategis. Hal ini dilakukan demi kenyamanan anggota dan
pengguna perpustakaan. Namun pada umumnya lokasi pelaksanaan program
pendidikan pemakai berada pada salah satu ruang perpustakaan yang telah dipilih
pihak perpustakaan. Oleh sebab itu hal ini sangat berkaitan erat dengan lokasi
perpustakaan SLB-C Santa Lusia.
Soedibyo (1987,108-109) memberikan batasan pengaturan lokasi perpustakaan
sebagai berikut :
1. Perpustakaan itu terletak dalam arus lalu lintas manusia, tetapi tidak dijadikan lalu lintas manusia.
2. Perpustakaan itu terletak di suatu tempat yang tanahnya memungkinkan dilakukannya perluasan pada masa yang akan datang,sesuai dengan perkembangan perpustakaan serta instansi penaungannya.
3. Perpustakaan itu mudah dicapai oleh pemakai, sehingga mereka tidak membuang-buang waktu secara sia-sia.
4. Perpustakaan itu mempunyai hubungan yang fungsional dengan gedung-gedung lainnya dalam keseluruhan kompleks itu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa inti dari
lokasi perpustakaan, dimana juga biasanya dipakai untuk pelaksanaan program
pendidikan pemakai, harus mempertimbangkan jarak bagi semua pihak, yaitu
anggota perpustakaan. Oleh sebab itu jika lokasi perpustakaan sudah memenuhi
(44)
Pendidikan Pemakai
Pendidikan pemakai adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas
perpustakaan untuk memberikan bimbingan atau penjelasan individu ataupun
kelompok mengenai seluk beluk dan tatacara pemanfaatan perpustakaan secara
efektif dan efisien.
Adapun indikator dari pendidikan pemakai yaitu:
1. Metode pendidikan pemakai
2. Ragam pendidikan pemakai ( Orientasi dan Tutorial )
(45)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan penyebaran informasi mendorong
manusia selalu ingin tahu tentang suatu hal yang dapat memperluas wawasannya.
Kebutuhan informasi seseorang menjadi meningkat apabila ia memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi terhadap suatu hal.Mengingat beragamnya kebutuhan informasi
siswa,dalam hal ini pelajar, ditambah sumber informasi yang bervariasi maka
perpustakaan sekolah sebagai fasilitator dalam mendukung kebutuhan informasi
siswa, memegang peranan yang sangat penting. Akan jauh lebih baik apabila
perpustakaan sekolah dapat memenuhi tuntutan kebutuhan informasi siswa.
Perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang melayani siswa, guru dan
karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan sekolah merupakan pusat
sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang berada di sekolah. Oleh karena itu
perpustakaan sekolah mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar dan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Agar koleksi perpustakaan yang disediakan oleh perpustakaan dapat
dimanfaatkan oleh pemakainya secara tepat guna, perpustakaan harus selalu
berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Perpustakaan juga harus
berusaha memberi semacam pendidikan bagi pemakainya tentang bagaimana cara
yang baik dalam mempergunakan bahan pustaka serta fasilitas yang tersedia di
(46)
Pendidikan pemakai merupakan usaha bimbingan atau penunjang pada
pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara
efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun
secara kelompok.
Penyelenggaraan pendidikan pemakai pada perpustakaan, harus mampu
menginformasikan aspek-aspek penting yang berkaitan dan dimiliki oleh
perpustakaan kepada pengguna perpustakaan, dengan harapan melalui pendidikan
pemakai maka pengguna perpustakaan tidak akan merasa asing dan lebih cepat
beradaptasi terhadap tatanan sistem opersional perpustakaan.
Tujuan pendidikan pemakai yaitu untuk meningkatkan minat dan keterampilan
pengguna sehingga dengan demikian pengguna perpustakaan akan menyadari arti
penting memanfaatkan perpustakaansecara lebih maksimal, yang artinya
pengguna diharapkan memiliki sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap
serta mampu menilai secara objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih
selektif menerapkan jenis informasi ke dalam kehidupannya.Keberhasilan suatu
perpustakaan dasarnya dinilai dari banyaknya pemakai maupun pengunjung yang
memanfaatkan jasa perpustakaan.
Sekolah Luar Biasa Tunagrahita (SLB-C) merupakan sekolah khusus untuk
anak cacat mental atau anak yang IQ-nya 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi,
kekurangan dalam perilaku adaptif, terjadi pada masa konsepsi hingga usia 18
tahun. Hambatan yang dimiliki anak retardasi mental membuat mereka sering kali
dianggap menjadi beban, sehingga tidak jarang mereka kurang perhatian. Seiring
(47)
mental bukan lagi anak yang dianggap jadi beban, tetapi mereka adalah manusia
yang berhak mendapatkan penghargaan yang sama dengan manusia pada
umumnya. Mereka mendapat pendidikan demi perkembangan kemandirian agar
mereka dapat hidup dalam masyarakat dimana mereka tinggal.Dalam hal ini
Sekolah Luar Biasa Tunagrahita (SLB-C) ini memiliki perpustakaan yang dapat
digunakan mereka sebagai salah satu penunjang belajar mengajar mereka.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kondisi yang ada di Perpustakaan
SLB-C Santa Lusia Medan adalah koleksi yang dimiliki perpustakaan sebanyak
2700 eksemplar dan jumlah judul buku sekitar 630 judul buku. Seluruh jumlah
pengguna yaitu 330 orang. Siswa berjumlah 304 orang yang terdiri dari siswa TK
50 orang, SD 134 orang, SMP 75 orang, dan siswa SMA 55 orang. Tenaga
pengajar 24 orang dan pegawai perpustakaan 2 orang.Keseluruhan siswa di
SLB-C Santa Lusia memiliki rentang usia antara 5 tahun – 45 tahun.Meskipun usia mereka tergolong dewasa bahkan tua namun secara mental mereka tidak lebih dari
usia mental anak 10 tahun kebawah.
Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan memberikan pendidikan pemakai
kepada pengguna perpustakaan dalam hal ini adalah siswa SLB-C Santa
Lusia.Tujuan Pegawai Perpustakaan memberikan program Pendidikan Pemakai
adalah untuk membantu pengguna perpustakaan agar dapat memanfaatkan semua
sarana perpustakaan dengan mudah. Dalam hal ini perpustakaan memberikan
pelayanan pendidikan pemakai dalam upaya untuk mengetahui lokasi
perpustakaan dan cara menggunakan buku secara cepat dan tepat. Namun pada
(48)
memanfaatkan sarana perpustakaan dengan mudah. Seperti mengambil buku dari
rak, mereka masih harus dituntun pegawai perpustakaan. Para pengguna juga
belum bisa untuk memilih sendiri bahan pustaka apa yang mereka inginkan karena
mereka belum mengetahui dengan jelas jenis bahan pustaka yang ada di
perpustakaan.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dan mengetahui lebih lanjut tentang pendidikan pemakai terhadap pengguna
perpustakaan di lingkungan Sekolah Luar Biasa Tunagrahita Medan.Dengan judul
Analisis Pendidikan Pemakai Pada Perpustakaan SLB-CSanta Lusia Medan
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang
masalah, maka dirumuskan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimanakah pendidikan pemakaipada perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan?”
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pendidikan
(49)
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1) Bagi Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan sebagai bahan masukan
khususnya yang berkaitan dengan pendidikan pemakai pada
perpustakaandalam mengambil keputusan dan kebijakan untuk
pengembangan perpustakaan sekolah
2) Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan rujukan dalam pengembangan
penelitian yang berhubungan dengan pendidikan pemakai pada
perpustakaan
3) Bagi peneliti, yaitu dapat memperdalam pengetahuan peneliti khususnya
tentang pendidikan pemakai padaperpustakaan.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini metode pendidikan pemakai, ragam pendidikan
(50)
ABSTRAK
Pandiangan, Rutshel Yovita. 2016. Analisis Pendidikan Pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan. Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pendidikan pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan. Lokasi penelitian ini pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan.Metode penelitian ini merupakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (depth interview) terhadap 2 orang informan, yang dipilih dengan metode purposif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pendidikan pemakai yang diberikan pada Perpustakan SLB-C Santa Lusia medan yaitu bimbingan atau ceramah di aula sekolah, melakukan wisata perpustakaan dan memberikan permainan atau tugas mandiri sesuai dengan kemampuan siswa. Adapun materi pendidikan pemakai yang diberikan dalam ragam pendidikan pemakai yaitu fungsi dan jenis perpustakaan, lokasi perpustakaan, informasi pegawai perpustakaan, jenis bahan perpustakaan, sistem pencarian dan penyimpanan bahan perpustakaan, macam-macam bahan perpustakaan dan cara penggunaannya, teknik membaca yang baik dan strategi penelusuran bahan perpustakaan.Waktu pelaksanaan pendidikan pemakai sejak tahun 2012, pendidikan pemakai dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada saat penerimaan siswa baru dan lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai di aula sekolah.
Sebaiknya bimbingan yang diberikan kepada siswa yang berkebutuhan khusus yaitu bimbingan insidentil. Supaya pegawai perpustakaan mampu memahamai siswa tersebut dan kenyamanan saat pelaksanaan pendidikan pemakai akan tercapai
(51)
ANALISIS PENDIDIKAN PEMAKAI PADA PERPUSTAKAAN SLB-C SANTA LUSIA MEDAN
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang
Ilmu Perpustakaan dan Informasi
OLEH:
RUTSHEL YOVITA PANDIANGAN 090709014
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(52)
ABSTRAK
Pandiangan, Rutshel Yovita. 2016. Analisis Pendidikan Pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan. Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pendidikan pemakai pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan. Lokasi penelitian ini pada Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan.Metode penelitian ini merupakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (depth interview) terhadap 2 orang informan, yang dipilih dengan metode purposif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pendidikan pemakai yang diberikan pada Perpustakan SLB-C Santa Lusia medan yaitu bimbingan atau ceramah di aula sekolah, melakukan wisata perpustakaan dan memberikan permainan atau tugas mandiri sesuai dengan kemampuan siswa. Adapun materi pendidikan pemakai yang diberikan dalam ragam pendidikan pemakai yaitu fungsi dan jenis perpustakaan, lokasi perpustakaan, informasi pegawai perpustakaan, jenis bahan perpustakaan, sistem pencarian dan penyimpanan bahan perpustakaan, macam-macam bahan perpustakaan dan cara penggunaannya, teknik membaca yang baik dan strategi penelusuran bahan perpustakaan.Waktu pelaksanaan pendidikan pemakai sejak tahun 2012, pendidikan pemakai dilaksanakan setiap satu tahun sekali pada saat penerimaan siswa baru dan lokasi pelaksanaan pendidikan pemakai di aula sekolah.
Sebaiknya bimbingan yang diberikan kepada siswa yang berkebutuhan khusus yaitu bimbingan insidentil. Supaya pegawai perpustakaan mampu memahamai siswa tersebut dan kenyamanan saat pelaksanaan pendidikan pemakai akan tercapai
(53)
KATA PENGANTAR
Syukur dan pujian kepada Allah Yang Mahabaik yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, semangat, serta bimbingan-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai pada waktu yang ditentukan. Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi persyaratan penyelesaian program Sarjana (Strata Satu) dalam bidang studi perpustakaan dan informasi pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.. Skripsi ini berjudul: Kebutuhan Pengguna Perpustakaan Sekolah Luar Biasa tunagrahita Santa Lusia Medan.
Sebagai insan yang biasa, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat selesai, berkat peran serta berbagai pihak yang senantiasa memberi dukungan kepada penulis, baik itu dalam bentuk doa, dukungan moril, maupun saran-saran atau masukan. Sebab itu, pantaslah dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terimakasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya kepada Bapak saya Robert Pandiangan, terima kasih atas cinta kasih sayang, serta semangat yang tak berhujung, dan motivasi serta doa yang tulus untuk kelancaran skripsi ini, untuk Mama tercinta Romauli Sitohangatas segala doa, dukungan dan pengorbanan moril dan materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
(54)
1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Irawaty A. Kahar, M.Pd selaku ketua Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
3. Ibu Irawaty A. Kahar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengarahan dan saran serta meluangkan waktu kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Komselaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dan semoga sehat selalu Tuhan memberkati.
5. Bapak Ishak, SS.,M.Hum, selaku Penguji I yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi
6. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku Penguji II yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
7. Ibu Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Dosen Wali dan seluruh staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah banyak membekali ilmu pengetahuan kepada penulis dibidang Perpustakaan dan Informasi.
8. Staf pegawai pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi
(B’Yudi) yang telah membantu dalam mengurus surat-surat yang
berhubungan dengan skripsi ini.
9. Suster Beatris Sitinjak selaku kepala sekolah SLB-C Santa Lusia Medan dan kepada Ibu Hotrika dan Ibu Dewi yang telah memberikan waktu untuk menjadi informan dalam penelitian ini.
10.Untuk kakakku Maria Br. Pandiangan /Bang Novendra Simanjuntak dan untuk Abangku Gospel Pandiangan / Eda Dengsi Br. Simbolon yang amat kusayangi terima kasih atas segala dukungan, motivasi, waktu, perhatian, dan doa yang tiada henti selalu menyertai dan menyemangati penulis selama kuliah dan selama proses penyelesaian skripsi ini.
(55)
11.Buat adik-adikku Tonggi Pandiangan, Bavo Pandiangan dan Fr. Kurwa Pandiangan yang selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis. 12.Buat Uda Marsel Sitompul dan Inanguda Marsel Br. Sitohangdan juga
adikku tersayang Marselinus Sitompul yang selalu selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis.
13.Buat saudara-saudaraku Leti Sitohang, Dopino Sitohang, Mondra Sitohang, Junarto Sitohang, Manuk Barutu dan Andre Sihombing yang tinggal dirumah yang selalu memberi semangat, hiburan dan dorongan kepada penulis.
14.Terima kasih buat sahabat ku tersayang,Melati, Tiodora dan Erika yang telah memberikan semangat, dorongan dan kenangan yang begitu banyak. 15.Kepada Kak Morina, Kak Louis, Kak Nova, Bang Radius, Bang Fikar,
Bisma dan Ramson yang telah memberikan masukan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16.Buat teman-teman angkatan 2009, kakak/abang dan adek stambuk terima kasih sudah pernah memberikan kenangan selama masih kuliah.
17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini mempunyai makna bagi para pembaca. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran-saran serta kritikan yang bersifat membangun, demi penyempurnaan skripsi ini.
Medan, April 2016 Penulis
Rutshel Yovita Pandiangan 090709014
(56)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6
2.1 Perpustakaan Sekolah ... 6
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 8
2.2 Pendidikan Pemakai ... 20
2.2.1 Tujuan Pendidikan Pemakai ... 22
2.2.2 Metode pendidikan Pemakai ... 23
2.2.3 Ragam Pendidikan Pemakai ... 25
2.2.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Gambaran Umum ... 21
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 31
3.3 Metode Penelitian ... 31
3.4 Data dan Sumber Data ... 32
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ... 32
3.6 Teknik Analisis Data ... 34
3.7 Keabsahan Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 37
4.1 Kegiatan Pendidikan Pemakai Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan .. 37
4.2 Karakteristik Informan ... 37
4.3 Kategori ... 29
(57)
4.3.2 Ragam Pendidikan Pemakai ... 30
4.3.3 Waktu Pendidikan Pemakai ... 41
4.3.4 Lokasi Pendidikan Pemakai ... 41
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
5.1 Kesimpulan ... 44
5.2 Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
(58)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Informan Penelitian ... 24
Tabel 2 : Karakteristik Informan ... 28 Tabel 3 : Rangkuman Hasil Penelitian ... 33
(59)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Pedoman Wawancara ... 39
Lampiran II : Hasil Transkrip Wawancara Pegawai Perpustakaan ... 40 Lampiran III : Dokumentasi – Hasil Observasi ... 46
(1)
1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Irawaty A. Kahar, M.Pd selaku ketua Jurusan Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
3. Ibu Irawaty A. Kahar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, pengarahan dan saran serta meluangkan waktu kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Komselaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dan semoga sehat selalu Tuhan memberkati.
5. Bapak Ishak, SS.,M.Hum, selaku Penguji I yang telah memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi 6. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku Penguji II yang telah
memberikan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
7. Ibu Irawaty A. Kahar, M.Pd, selaku Dosen Wali dan seluruh staf pengajar Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah banyak membekali ilmu pengetahuan kepada penulis dibidang Perpustakaan dan Informasi.
8. Staf pegawai pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi (B’Yudi) yang telah membantu dalam mengurus surat-surat yang berhubungan dengan skripsi ini.
9. Suster Beatris Sitinjak selaku kepala sekolah SLB-C Santa Lusia Medan dan kepada Ibu Hotrika dan Ibu Dewi yang telah memberikan waktu untuk menjadi informan dalam penelitian ini.
10.Untuk kakakku Maria Br. Pandiangan /Bang Novendra Simanjuntak dan untuk Abangku Gospel Pandiangan / Eda Dengsi Br. Simbolon yang amat kusayangi terima kasih atas segala dukungan, motivasi, waktu, perhatian, dan doa yang tiada henti selalu menyertai dan menyemangati penulis
(2)
11.Buat adik-adikku Tonggi Pandiangan, Bavo Pandiangan dan Fr. Kurwa Pandiangan yang selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis. 12.Buat Uda Marsel Sitompul dan Inanguda Marsel Br. Sitohangdan juga
adikku tersayang Marselinus Sitompul yang selalu selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis.
13.Buat saudara-saudaraku Leti Sitohang, Dopino Sitohang, Mondra Sitohang, Junarto Sitohang, Manuk Barutu dan Andre Sihombing yang tinggal dirumah yang selalu memberi semangat, hiburan dan dorongan kepada penulis.
14.Terima kasih buat sahabat ku tersayang,Melati, Tiodora dan Erika yang telah memberikan semangat, dorongan dan kenangan yang begitu banyak. 15.Kepada Kak Morina, Kak Louis, Kak Nova, Bang Radius, Bang Fikar,
Bisma dan Ramson yang telah memberikan masukan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16.Buat teman-teman angkatan 2009, kakak/abang dan adek stambuk terima kasih sudah pernah memberikan kenangan selama masih kuliah.
17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Tuhan melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini mempunyai makna bagi para pembaca. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran-saran serta kritikan yang bersifat membangun, demi penyempurnaan skripsi ini.
Medan, April 2016 Penulis
Rutshel Yovita Pandiangan 090709014
(3)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 6
2.1 Perpustakaan Sekolah ... 6
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 8
2.2 Pendidikan Pemakai ... 20
2.2.1 Tujuan Pendidikan Pemakai ... 22
2.2.2 Metode pendidikan Pemakai ... 23
2.2.3 Ragam Pendidikan Pemakai ... 25
2.2.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Gambaran Umum ... 21
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 31
3.3 Metode Penelitian ... 31
3.4 Data dan Sumber Data ... 32
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ... 32
3.6 Teknik Analisis Data ... 34
3.7 Keabsahan Data ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 37
4.1 Kegiatan Pendidikan Pemakai Perpustakaan SLB-C Santa Lusia Medan .. 37
(4)
4.3.2 Ragam Pendidikan Pemakai ... 30
4.3.3 Waktu Pendidikan Pemakai ... 41
4.3.4 Lokasi Pendidikan Pemakai ... 41
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
5.1 Kesimpulan ... 44
5.2 Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Informan Penelitian ... 24 Tabel 2 : Karakteristik Informan ... 28 Tabel 3 : Rangkuman Hasil Penelitian ... 33
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Pedoman Wawancara ... 39 Lampiran II : Hasil Transkrip Wawancara Pegawai Perpustakaan ... 40 Lampiran III : Dokumentasi – Hasil Observasi ... 46