Pengaruh Perendaman Buah Dalam Larutan Cacl2 Terhadap Kualitas Tomat (Lycopersicon Esculentum)

PENGARUH PERENDAMAN BUAH DALAM LARUTAN CaCl2
TERHADAP KUALITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum)

Oleh :
Mawardi
A00499046

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

PENGARUH PERENDAMAN BUAH DALAM LARUTAN CaCl2
TERHADAP KUALITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor


Oleh :
Mawardi
A00499046

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

RINGKASAN

MAWARDI. Pengaruh Perendaman Buah dalam Larutan CaCl2 Terhadap
Kualitas Tomat (Lycopersicon esculentum). (Dibawah bimbingan
BAMBANG S. PURWOKO).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan
lama perendaman buah dalam CaCl2 terhadap kualitas tomat. Hipotesis yang
diajukan adalah peningkatan konsentrasi CaCl2 sampai 0.45 M dapat
memperpanjang daya simpan buah tomat, peningkatan lama perendaman dalam
larutan CaCl2 sampai 30 menit dapat memperpanjang daya simpan buah tomat dan
terdapat konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan CaCl2 tertentu yang

memberikan pengaruh terbaik terhadap kualitas dan daya simpan buah tomat.
Persiapan penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge.
Pengamatan dilaksanakan di laboratorium RGCI (Research Group on Crop
Improvement). Penyimpanan dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman.
Analisis total asam tertitrasi (TAT) dan padatan terlarut total (PTT) dilaksanakan
di Laboratorium Pendidikan Hortikultura. Analisis kandungan kalsium dilakukan
di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian. Penelitian
dilaksanakan dari awal bulan Maret 2005 sampai bulan Juni 2005. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor, tujuh perlakuan
dan tiga kali ulangan. Ketujuh perlakuan tersebut adalah kontrol, perendaman
dalam CaCl2 0.15 M selama 15 menit, perendaman dalam CaCl2 0.15 M selama
30 menit, perendaman dalam CaCl2 0.30 M selama 15 menit, perendaman dalam
CaCl2 0.30 M selama 30 menit, perendaman dalam CaCl2 0.45 M selama 15
menit, dan perendaman dalam CaCl2 0.45 M selama 30 menit
Bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas Arthaloka, pupuk
kandang, pupuk urea, SP-36, KCl, Dithane, Daconil, Benlate, Decis, Curacron,
Lanet, kalsium klorida, NaOH, indikator phenolptalein dan aquades. Alat-alat
yang digunakan adalah alat untuk budidaya, timbangan analitik, penetrometer,
refraktometer, cosmotektor dan alat untuk titrasi.
Buah tomat yang digunakan untuk uji kualitas adalah buah tomat yang

dipanen pada tingkat kemasakan breaker (semburat merah). Perendaman buah
dalam larutan kalsium sesuai perlakuan dilakukan di laboratorium RGCI pada hari
panen. Pengamatan terhadap uji kualitas meliputi kandungan kalsium, susut
bobot, perubahan warna, kelunakan buah, kandungan padatan terlarut total,
kandungan asam total tertitrasi, dan laju respirasi pada hari ke 0, 3, 6, 9, 12, 15,
18, 21 dan 24 setelah perendaman.
Perendaman buah dalam larutan CaCl2 dapat meningkatkan kandungan
kalsium pada buah tomat sekitar 1.0 – 1.6 mg/100 g. Perbedaan konsentrasi dan
lama perendaman dalam larutan CaCl2 tidak berpengaruh terhadap kandungan
kalsium pada buah.
Persentase susut bobot buah secara umum hingga hari terakhir pengamatan
semakin besar. Pada 24 HSP susut bobot pada perlakuan perendaman dalam
larutan CaCl2 0.15 M selama 15 menit dan 30 menit lebih kecil dibanding dengan
kontrol.

Perendaman buah dalam larutan CaCl2 0.15 M selama 15 menit dan 30
menit berbeda nyata dengan kontrol terhadap kelunakan buah pada 3 HSP, 9 HSP,
21 HSP dan 24 HSP. Pada saat 24 HSP perendaman buah dalam larutan CaCl2
dapat menghambat pelunakan buah karena pada semua perlakuan nilai kelunakan
buah lebih rendah dibanding kontrol. Perlakuan perendaman buah dalam larutan

CaCl2 pada semua konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
perubaha n warna kulit buah.
Nilai padatan terlarut total (PTT) secara umum hingga 15 HSP tidak
berbeda dengan kontrol. Pada 18 HSP dan 21 HSP perlakuan perendaman dalam
larutan CaCl2 0.45 M selama 15 menit memiliki nilai PTT lebih rendah yang
berbeda nyata dibanding kontrol. Perlakuan perendaman buah dalam larutan
CaCl2 pada semua konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
kandungan asam tertitrasi pada buah
Puncak respirasi (kenaikan produksi CO2 secara mendadak) pada
perlakuan kontrol terjadi pada 15 HSP sedangkan perlakuan perendaman dalam
larutan CaCl2 0.45 M 30 menit terjadi pada 12 HSP. Perlakuan perendaman
dalam larutan CaCl2 0.45 M selama 30 menit tidak dapat menurunkan laju
respirasi pada buah tomat. Perlakuan perendaman buah dalam larutan CaCl2 0.15
M memberikan pengaruh yang lebih baik dalam mempertahankan kualitas buah
tomat.

Judul : PENGARUH PERENDAMAN BUAH DALAM LARUTAN CaCl2
TERHADAP KUALITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum)
Nama : MAWARDI
NRP : A00499046


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, MSc
NIP 131 404 220

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP 130 422 698

Tanggal lulus :...........................................

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 9 Januari 1982 sebagai anak
ketiga dari lima bersaudara, anak dari Bapak M. Manaf dan Ibu Titin Sumarni.
Tahun 1993 penulis menyelesaikan pendidikan dari SD Negeri 12 Meruya

Utara Jakarta Barat, kemudian tahun 1996 penulis lulus dari SMP Negeri 134
Jakarta dan menyelesaikan studi di SMU Negeri 65 Jakarta pada tahun 1999.
Tahun 1999 penulis diterima di Program Studi Hortikultura, Jurusan
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian IPB melalui jalur UMPTN.

Selama

menjadi mahasiswa di IPB penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Budidaya Buah-buahan pada tahun 2003.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul
Pengaruh Perendaman Buah dalam Larutan CaCl2 terhadap Kualitas Tomat
(Lycopersicon esculentum) ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, MSc. atas bimbingan dan
pengarahannya selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.
2. Dr. Ir. Sobir MSc. sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan saran dan nasehat.
3. Dr. Ir. Darda Efendi, MSi. dan Ir. Diny Dinarti, MSi. yang berkenan
menjadi dosen penguji skripsi.
4. Ayah, Mama, Feri, Neti, Ci Yana dan Aa Eman atas doa, perhatian dan
kasih sayangnya.
5. Renata Widi Astuti atas kesabaran dan dukungan semangat yang tidak
pernah putus.
6. Pak Nana atas kerjasamanya selama penanaman di KP Pasir Sarongge.
7. Pak Joko Mulyono atas bantuannya di Laboratorium Ekofisologi
Tanaman.
8. Pak Yudhi dan Mas Bambang atas arahan dan bantuannya di Laboratorium
RGCI, IPB.
9. Pak Didi atas bantuannya di Laboratorium Pendidikan Hortikultura.
10. Ibu Hety atas bantuannya di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pasca Panen, Bogor.
11. Teman-teman baikku Ade, Hendra, Ami, Dian, Deni, Erlin, Khafid, Afifi,
dan Nina atas bantuan dan sarannya.
12. Teman-teman Hortikultura 36 lainnya atas persahabatannya.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Bogor, November 2005


Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN ..............................................................................................
Latar Belakang .......................................................................................
Tujuan Penelitian ...................................................................................
Hipotesis .................................................................................................

1
1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................
Botani .....................................................................................................
Syarat Tumbuh .......................................................................................
Kualitas Buah Tomat .............................................................................

Proses-proses Pasca Panen.....................................................................
Penggunaan Kalsium Klorida ................................................................

3
3
4
5
5
6

BAHAN DAN METODE..................................................................................
Tempat dan Waktu Penelitian................................................................
Bahan dan Alat.......................................................................................
Metode Penelitian ..................................................................................
Pelaksanaan............................................................................................
Pengamatan ............................................................................................

8
8
8

9
9
11

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 14
Keadaan Umum...................................................................................... 14
Hasil dan Pembahasan ........................................................................... 14
KESIMPULAN .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20
LAMPIRAN ....................................................................................................... 23

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman
Teks

1. Indeks Warna Kulit Buah Tomat (Kader, 1992) ............................................. 11
2. Kandungan Ca pada Buah............................................................................... 14

3. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Susut Bobot Buah ..... 15
4. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Kelunakan Buah........ 16
5. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Warna Kulit Buah ..... 16
6. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Padatan Terlarut Total17
7. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Total Asam Tertitrasi 17
8. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Laju Respirasi ........... 18
Lampiran

1. Sidik Ragam Kandungan Ca pada Buah Tomat.............................................. 24
2. Sidik Ragam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Susut
Bobot Buah.................................................................................................... 25
3. Sidik Ragam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap
Kelunakan Buah ............................................................................................ 26
4. Sidik Ragam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Warna
Kulit Buah ..................................................................................................... 27
5. Sidik Ra gam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap
Padatan Terlarut Total................................................................................... 28
6. Sidik Ragam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Total
Asam Tertitrasi.............................................................................................. 29

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman
Teks

1. Buah Tomat pada Tingkat Kemasakan Breaker ............................................. 8
2. Laju Respirasi Tomat ...................................................................................... 18

PENGARUH PERENDAMAN BUAH DALAM LARUTAN CaCl2
TERHADAP KUALITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum)

Oleh :
Mawardi
A00499046

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

PENGARUH PERENDAMAN BUAH DALAM LARUTAN CaCl2
TERHADAP KUALITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Mawardi
A00499046

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005

RINGKASAN

MAWARDI. Pengaruh Perendaman Buah dalam Larutan CaCl2 Terhadap
Kualitas Tomat (Lycopersicon esculentum). (Dibawah bimbingan
BAMBANG S. PURWOKO).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan
lama perendaman buah dalam CaCl2 terhadap kualitas tomat. Hipotesis yang
diajukan adalah peningkatan konsentrasi CaCl2 sampai 0.45 M dapat
memperpanjang daya simpan buah tomat, peningkatan lama perendaman dalam
larutan CaCl2 sampai 30 menit dapat memperpanjang daya simpan buah tomat dan
terdapat konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan CaCl2 tertentu yang
memberikan pengaruh terbaik terhadap kualitas dan daya simpan buah tomat.
Persiapan penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge.
Pengamatan dilaksanakan di laboratorium RGCI (Research Group on Crop
Improvement). Penyimpanan dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman.
Analisis total asam tertitrasi (TAT) dan padatan terlarut total (PTT) dilaksanakan
di Laboratorium Pendidikan Hortikultura. Analisis kandungan kalsium dilakukan
di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian. Penelitian
dilaksanakan dari awal bulan Maret 2005 sampai bulan Juni 2005. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor, tujuh perlakuan
dan tiga kali ulangan. Ketujuh perlakuan tersebut adalah kontrol, perendaman
dalam CaCl2 0.15 M selama 15 menit, perendaman dalam CaCl2 0.15 M selama
30 menit, perendaman dalam CaCl2 0.30 M selama 15 menit, perendaman dalam
CaCl2 0.30 M selama 30 menit, perendaman dalam CaCl2 0.45 M selama 15
menit, dan perendaman dalam CaCl2 0.45 M selama 30 menit
Bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas Arthaloka, pupuk
kandang, pupuk urea, SP-36, KCl, Dithane, Daconil, Benlate, Decis, Curacron,
Lanet, kalsium klorida, NaOH, indikator phenolptalein dan aquades. Alat-alat
yang digunakan adalah alat untuk budidaya, timbangan analitik, penetrometer,
refraktometer, cosmotektor dan alat untuk titrasi.
Buah tomat yang digunakan untuk uji kualitas adalah buah tomat yang
dipanen pada tingkat kemasakan breaker (semburat merah). Perendaman buah
dalam larutan kalsium sesuai perlakuan dilakukan di laboratorium RGCI pada hari
panen. Pengamatan terhadap uji kualitas meliputi kandungan kalsium, susut
bobot, perubahan warna, kelunakan buah, kandungan padatan terlarut total,
kandungan asam total tertitrasi, dan laju respirasi pada hari ke 0, 3, 6, 9, 12, 15,
18, 21 dan 24 setelah perendaman.
Perendaman buah dalam larutan CaCl2 dapat meningkatkan kandungan
kalsium pada buah tomat sekitar 1.0 – 1.6 mg/100 g. Perbedaan konsentrasi dan
lama perendaman dalam larutan CaCl2 tidak berpengaruh terhadap kandungan
kalsium pada buah.
Persentase susut bobot buah secara umum hingga hari terakhir pengamatan
semakin besar. Pada 24 HSP susut bobot pada perlakuan perendaman dalam
larutan CaCl2 0.15 M selama 15 menit dan 30 menit lebih kecil dibanding dengan
kontrol.

Perendaman buah dalam larutan CaCl2 0.15 M selama 15 menit dan 30
menit berbeda nyata dengan kontrol terhadap kelunakan buah pada 3 HSP, 9 HSP,
21 HSP dan 24 HSP. Pada saat 24 HSP perendaman buah dalam larutan CaCl2
dapat menghambat pelunakan buah karena pada semua perlakuan nilai kelunakan
buah lebih rendah dibanding kontrol. Perlakuan perendaman buah dalam larutan
CaCl2 pada semua konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
perubaha n warna kulit buah.
Nilai padatan terlarut total (PTT) secara umum hingga 15 HSP tidak
berbeda dengan kontrol. Pada 18 HSP dan 21 HSP perlakuan perendaman dalam
larutan CaCl2 0.45 M selama 15 menit memiliki nilai PTT lebih rendah yang
berbeda nyata dibanding kontrol. Perlakuan perendaman buah dalam larutan
CaCl2 pada semua konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
kandungan asam tertitrasi pada buah
Puncak respirasi (kenaikan produksi CO2 secara mendadak) pada
perlakuan kontrol terjadi pada 15 HSP sedangkan perlakuan perendaman dalam
larutan CaCl2 0.45 M 30 menit terjadi pada 12 HSP. Perlakuan perendaman
dalam larutan CaCl2 0.45 M selama 30 menit tidak dapat menurunkan laju
respirasi pada buah tomat. Perlakuan perendaman buah dalam larutan CaCl2 0.15
M memberikan pengaruh yang lebih baik dalam mempertahankan kualitas buah
tomat.

Judul : PENGARUH PERENDAMAN BUAH DALAM LARUTAN CaCl2
TERHADAP KUALITAS TOMAT (Lycopersicon esculentum)
Nama : MAWARDI
NRP : A00499046

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, MSc
NIP 131 404 220

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP 130 422 698

Tanggal lulus :...........................................

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 9 Januari 1982 sebagai anak
ketiga dari lima bersaudara, anak dari Bapak M. Manaf dan Ibu Titin Sumarni.
Tahun 1993 penulis menyelesaikan pendidikan dari SD Negeri 12 Meruya
Utara Jakarta Barat, kemudian tahun 1996 penulis lulus dari SMP Negeri 134
Jakarta dan menyelesaikan studi di SMU Negeri 65 Jakarta pada tahun 1999.
Tahun 1999 penulis diterima di Program Studi Hortikultura, Jurusan
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian IPB melalui jalur UMPTN.

Selama

menjadi mahasiswa di IPB penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah
Budidaya Buah-buahan pada tahun 2003.

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul
Pengaruh Perendaman Buah dalam Larutan CaCl2 terhadap Kualitas Tomat
(Lycopersicon esculentum) ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, MSc. atas bimbingan dan
pengarahannya selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi.
2. Dr. Ir. Sobir MSc. sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan saran dan nasehat.
3. Dr. Ir. Darda Efendi, MSi. dan Ir. Diny Dinarti, MSi. yang berkenan
menjadi dosen penguji skripsi.
4. Ayah, Mama, Feri, Neti, Ci Yana dan Aa Eman atas doa, perhatian dan
kasih sayangnya.
5. Renata Widi Astuti atas kesabaran dan dukungan semangat yang tidak
pernah putus.
6. Pak Nana atas kerjasamanya selama penanaman di KP Pasir Sarongge.
7. Pak Joko Mulyono atas bantuannya di Laboratorium Ekofisologi
Tanaman.
8. Pak Yudhi dan Mas Bambang atas arahan dan bantuannya di Laboratorium
RGCI, IPB.
9. Pak Didi atas bantuannya di Laboratorium Pendidikan Hortikultura.
10. Ibu Hety atas bantuannya di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pasca Panen, Bogor.
11. Teman-teman baikku Ade, Hendra, Ami, Dian, Deni, Erlin, Khafid, Afifi,
dan Nina atas bantuan dan sarannya.
12. Teman-teman Hortikultura 36 lainnya atas persahabatannya.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya.
Bogor, November 2005

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN ..............................................................................................
Latar Belakang .......................................................................................
Tujuan Penelitian ...................................................................................
Hipotesis .................................................................................................

1
1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................
Botani .....................................................................................................
Syarat Tumbuh .......................................................................................
Kualitas Buah Tomat .............................................................................
Proses-proses Pasca Panen.....................................................................
Penggunaan Kalsium Klorida ................................................................

3
3
4
5
5
6

BAHAN DAN METODE..................................................................................
Tempat dan Waktu Penelitian................................................................
Bahan dan Alat.......................................................................................
Metode Penelitian ..................................................................................
Pelaksanaan............................................................................................
Pengamatan ............................................................................................

8
8
8
9
9
11

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 14
Keadaan Umum...................................................................................... 14
Hasil dan Pembahasan ........................................................................... 14
KESIMPULAN .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 20
LAMPIRAN ....................................................................................................... 23

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman
Teks

1. Indeks Warna Kulit Buah Tomat (Kader, 1992) ............................................. 11
2. Kandungan Ca pada Buah............................................................................... 14
3. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Susut Bobot Buah ..... 15
4. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Kelunakan Buah........ 16
5. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Warna Kulit Buah ..... 16
6. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Padatan Terlarut Total17
7. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Total Asam Tertitrasi 17
8. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Laju Respirasi ........... 18
Lampiran

1. Sidik Ragam Kandungan Ca pada Buah Tomat.............................................. 24
2. Sidik Ragam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Susut
Bobot Buah.................................................................................................... 25
3. Sidik Ragam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap
Kelunakan Buah ............................................................................................ 26
4. Sidik Ragam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Warna
Kulit Buah ..................................................................................................... 27
5. Sidik Ra gam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap
Padatan Terlarut Total................................................................................... 28
6. Sidik Ragam Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Total
Asam Tertitrasi.............................................................................................. 29

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman
Teks

1. Buah Tomat pada Tingkat Kemasakan Breaker ............................................. 8
2. Laju Respirasi Tomat ...................................................................................... 18

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman tomat merupakan jenis sayuran penting. Penggunaan buah tomat
dalam konsumsi masyarakat sangat beragam, selain dikonsumsi dalam bentuk
segar buah toma t juga dapat diolah menjadi saus, pure, kecap, sari buah dan
dikalengkan dalam bentuk utuh maupun potongan (Prosea, 1994). Kandungan
gizi buah tomat yang tinggi, pemanfaatan yang beragam dan penerimaan
masyarakat yang baik menjadikan buah tomat sebagai komoditas hortikultura
yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia.
Pada umumnya produk hortikultura dikonsumsi dalam bentuk segar,
sehingga kadar air sangat menentukan kualitasnya. Buah tomat memiliki kadar
air mencapai 94% dari total beratnya. Kadar air yang tinggi menyebabkan produk
tersebut mudah rusak (perishable) (Ashari, 1995).
Kehilangan hasil pascapanen buah tomat dapat mencapai 30% (Maletta et
al., 1995). Kehilangan hasil ini disebabkan oleh daya simpan yang relatif singkat
berkisar antara 4 sampai dengan 10 hari tergantung pada kultivar dan tingkat
kematangan buah tomat pada saat panen.

Tomat mudah rusak disebabkan

berbagai faktor fisik, kimiawi dan hayati. Kehilangan hasil dapat terjadi sejak
panen, penanganan yang kurang baik, keterlambatan mencapai konsumen, cara
bongkar/muat yang kasar dan penggunaan kemasan yang tidak memadai, serta
keadaan yang tidak menguntungkan selama pengangkutan (Marpaung, 1997).
Usaha untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang daya simpan
buah tomat tersebut sampai tiba ke konsumen perlu dilakukan (Ashari, 1995).
Salah satu cara untuk memperpanjang daya simpan buah tomat adalah dengan
perlakuan pascapanen dengan perendaman buah dalam larutan kalsium. Buah
dengan kandungan kalsium yang tinggi mempunyai tingkat respirasi yang rendah
dan lama penyimpanan yang lebih panjang dibandingkan dengan buah dengan
kandungan kalsium yang rendah. Kalsium dapat mempertahankan organisasi
selular dan jika kekurangan dapat menyebabkan disintegrasi membran (Shear dan
Faust, 1975).

Perlakuan dengan CaCl2 telah banyak dilakukan pada beberapa jenis buah.
Pelunakan apel ‘MacIntosh’ selama penyimpanan dapat direduksi dengan
perendaman buah 2 hari setelah panen dalam larutan 4% CaCl2 (Mason et al.,
1975). Apel ‘Golden Delicious’ lebih keras dibandingkan kontrol setelah diberi
perlakuan perendaman dalam larutan kalsium (Conway et al., 1994). Purwoko
dan Juniarti (1998) melaporkan perlakuan dengan CaCl2 memberikan hasil terbaik
dalam memperlambat peningkatan pelunakan buah, padatan terlarut total dan
memberikan hasil yang baik dalam indeks skala warna kulit pada buah pisang
cavendish.

Perlakuan perendaman dalam kalsium klorida juga meningkatkan

kekerasan dari buah melon cantaloupe potong (Luna-Guzman et al., 1999).
Perendaman dalam larutan CaCl2 1% dapat mempertahankan kualitas buah tomat
potong (Artes et al., 1999).

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan
lama perendaman buah dalam CaCl2 terhadap kualitas tomat.

Hipotesis
1. peningkatan konsentrasi CaCl2 sampai 0.45 M dapat memperpanjang daya
simpan buah tomat.
2. peningkatan lama perendaman dalam larutan CaCl2 sampai 30 menit dapat
memperpanjang daya simpan buah tomat.
3. terdapat konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan CaCl2 tertentu
yang memberikan pengaruh terbaik terhadap kualitas dan daya simpan
buah tomat.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani
Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) termasuk ke dalam famili
Solanaceae.

Tanaman ini berasal dari Peru dan Ekuador, yang kemudian

menyebar ke seluruh dunia.

Tanaman tomat merupakan herba semusim,

bunganya hermafrodit dan bersifat self-compatible pada daerah yang lebih dingin.
Penyerbukan sendiri sangat tinggi persentasenya, tetapi di daerah tropik 24%
buahnya terjadi melalui penyerbukan silang oleh serangga penyerbuk (Ashari,
1995).

Tanaman tomat sangat bervariasi dalam karakter pertumbuhannya.

Tanaman ini terbagi menjadi tiga jenis, yakni tipe determinate, semideterminate
dan indeterminate (Crockett, 1972)
Bunga tanaman tomat berjenis kelamin dua , kelopaknya berwarna hijau
dan mahkota bunganya berwarna kuning. Kepala sari membentuk tabung dan
mengelilingi putik. Tangkai putik terus tumbuh memanjang ketika kepala sari
dalam persiapan membebaskan tepung sarinya (Ashari, 1995). Pembuaha n atau
fertilisasi terjadi 50-96 jam setelah penyerbukan dan pematangan buah terjadi 4250 hari setelah anthesis (Harjadi dan Sunarjono, 1989). Menurut Pantastico
(1986) buah tomat termasuk tipe buah buni karena bijinya terletak pada daging
buah yang lunak dan berair.
Sistem perakaran tomat berupa akar tunggang dengan akar samping yang
menjalar merata.

Tanaman tomat berbatang lunak, mudah patah dan berbulu

halus pada waktu muda, setelah tua batangnya menjadi persegi dan hampir
berkayu.

Tanaman tomat memiliki percabangan yang menyebar atau tegak

dengan cabang-cabang berwarna hijau (Thompson dan Kelly, 1957). Pada ujung
batang utama terdapat meristem apikal yang merupakan bagian paling aktif
membentuk daun dan bunga (Jaya, 1997).
Setiap 100 g buah tomat me ngandung air sebanyak 94.1%; protein 1.0 g;
lemak 0.2 g; karbohidrat 4.1 g; serat 0.8 g; abu 0.6 g; Ca 18.0 mg; P 18.0 mg; Fe
0.8 mg; Na 4.0 mg; K 266.0 mg; vitamin A 735 IU; tiamin 0.06 mg; riboflavin
0.04 mg; niasin 0.60 mg; dan asam askorbat 29.0 mg (Ashari, 1995)

Syarat Tumbuh
Tanaman tomat toleran terhadap beberapa kondisi lingkungan tumbuh.
Suhu optimum untuk tumbuh dan berkembang tanaman tomat berkisar antara 2124o C (Prosea, 1994). Apabila suhu melebihi 26o C, hujan lebat dan mendung
menyebabkan dominasi pertumbuhan vegetatif dan masalah serangan penyakit
tanaman. Suhu malam sangat menentukan terhadap pembentukan buah. Pigmen
penyebab warna merah pada kulit buah hanya dapat berkembang pada suhu antara
15-30oC. Pada suhu di atas 30o C hanya pigmen warna kuning saja yang terbentuk
(Ashari, 1995).
Tomat tidak sensitif terhadap panjang hari.

Pembentukan buah dapat

terjadi pada saat panjang hari sekitar 7-19 jam (Prosea, 1994). Menurut Harjadi
dan Sunarjono (1989) cahaya sebaiknya cukup moderat. Cahaya yang terlalu terik
dapat meningkatkan transpirasi, memperbanyak gugur bunga dan gugur buah. Bila
cahaya kurang, tanaman beretiolasi dan lemah.
Tomat dapat tumbuh pada berbagai macam jenis tanah, mulai dari tanah
berpasir hingga tanah liat yang mengandung banyak bahan organik. Kisaran pH
tanah ideal 6.0-6.5, pH yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan
defesiensi mineral dan keracunan. (Prosea, 1994)
Tanaman tomat lebih banyak diusahakan di dataran tinggi (700-1500 m di
atas permukaan laut). Pada suhu tinggi (dataran rendah), produksinya rendah dan
buahnya lebih pucat. (Ashari, 1995). Di dataran tinggi, penanaman tomat pada
musim kemarau adalah yang terbaik. Temperatur yang optimal dan penyinaran
matahari yang penuh sudah cukup. Selama musim hujan di dataran tinggi, curah
hujan yang tinggi, drainase yang buruk dan penyinaran matahari yang terganggu
dapat menyebabkan masalah yang serius pada tanaman tomat. Petani menanam
tomat pada musim hujan karena untuk mendapatkan harga yang baik di pasaran
(Villareal, 1980).

Menanam tomat berurutan pada lokasi yang sama dapat

mengundang risiko kegagalan yang tinggi karena serangan penyakit layu (Ashari,
1995).

Kualitas Buah Tomat
Kualitas komoditi hortikultura segar merupakan kombinasi dari ciri-ciri,
sifat dan nilai harga yang mencerminkan nilai komoditi tersebut. Penerima dan
distributor pasar komoditi hortikultura tertarik pada kualitas penampilan, tingkat
kekerasan dan daya simpan yang panjang. Konsumen memperhatikan kualitas
buah dan sayur didasari pada penampilan dan tingkat kekerasan yang baik, nilai
rasa, dan gizi (Santoso dan Purwoko, 1995).
Ameriana (1997) menyatakan kualitas buah tomat dapat dinilai
berdasarkan sifat fisik dan sifat kimianya. Sifat fisik meliputi bentuk buah, warna,
kekerasan, ketebalan daging buah, tekstur, ada tidaknya kerusakan, bebas
serangan hama dan penyakit. Sifat kimia meliputi kandungan vitamin C (asam
askorbat), kadar gula, kadar asam, kadar air dan komposisi nilai gizi.
Tigchelaar (1986) membedakan komponen kualitas buah antara tomat
untuk konsumsi segar dan tipe olahan. Komponen kualitas buah tomat untuk
konsumsi segar meliputi ukuran, bentuk, kekerasan dan permukaan kulit buah
yang bebas dari cacat dan serangan hama penyakit.

Buah tomat tipe olahan

memiliki komponen kualitas yaitu warna, pH, total keasaman, dan total padatan
terlarut.

Proses-proses Pasca Panen
Selama pematangan, buah mengalami beberapa perubahan nyata dalam
warna, tekstur, dan aroma, yang menunjukkan bahwa terjadi perubahan-perubahan
dalam susunannya (Mattoo et al., 1986).

Marpaung (1997) menyatakan

perubahan kimia selama proses pemasakan buah tomat terjadi pada warna kulit
buah yang berubah dari hijau menjadi merah, tergantung pada perubahan struktur
klorofil; karbohidrat berubah dari pati menjadi gula; asam organik semakin
menurun; protein dan pembebasan asam amino yang meningkat diikuti kerusakan
jaringan sel-sel; aroma yang tergantung pada perubahan enzim-enzim dan
menurunnya kandungan bahan organik terlarut untuk kegiatan metabolisme
Tomat tergolong dalam buah klimakterik dimana terjadi puncak respirasi
yang khas. Peningkatan yang tajam dalam respirasi ditunjukkan oleh peningkatan

produksi CO2 atau penurunan O2 internal, yang berkaitan dengan proses
mekanisme pemasakan buah (Santoso dan Purwoko, 1995).

Penggunaan Kalsium Klorida
Kalsium

merupakan nutrisi tanaman yang paling sering diasosiasikan

dengan kualitas buah dan kekerasan buah. Keterlibatan kalsium dalam beberapa
proses fisiologi dan biokimia diasosiasikan dengan pelunakan buah (Sams, 1999).
Kalsium merupakan kation utama dari lamela tengah dinding sel, dimana kalsium
pektat merupakan unsur utama. Kalsium berhubungan erat dengan kekuatan
mekanis suatu jaringan. Konsentrasi kalsium dalam jaringan yang sehat pada
berbagai macam tanaman berkisar antara 0.2 persen hingga beberapa persen
(Epstein, 1972).
Ferguson dan Drobak (1988) menyatakan kalsium dapat mereduksi atau
menunda kerusakan dinding sel. Pengaruh ini biasanya diekspresikan pada
penundaan pelunakan buah diasosiasikan dengan aktifitas poligalakturonase.
Kalsium juga mempertahankan fungsi membran.

Luna-Guzman dan Barrett

(2000) melaporkan pengaruh pengerasan yang disebabkan kalsium klorida dapat
dijelaskan dengan:
1. kompleks dari ion kalsium dengan dinding sel dan pektin lamela tengah.
2. penstabilan membran sel oleh ion kalsium.
3. pengaruh kalsium pada tekanan turgor sel.
Tekstur buah-buahan tergantung pada tebalnya kulit luar, kandungan
padatan terlarut total, dan perbedaan kandungan patinya. Tekstur buah-buahan
juga tergantung pada ketegangan, ukuran, bentuk, dan keterikatan sel-sel, adanya
jaringan penunjang, dan susunan tanamannya. Dengan dinding sel yang tegang
dan kuat dipertahankan suatu tekstur yang kokoh (Pantastico, 1986).
Ferguson (1984) melaporkan perlakuan kalsium pada jaringan sel apel
memberikan efek pada komposisi dinding sel, penguatan mekanis dan fungsi
membran. Larutan 0.14 g/L CaCl2 merupakan konsentrasi untuk memperpanjang
masa simpan serta meminimalkan risiko kerusakan permukaan buah apel ‘Golden
Delicious’.

Perlakuan perendaman buah dengan larutan kalsium lebih efektif jika
dikombinasikan dengan perlakuan panas. Lurie dan Klein (1992) melaporkan
buah apel ‘Anna’ menyerap kalsium lebih efektif dengan perlakuan panas
sebelum perendaman dalam larutan kalsium. Komb inasi perlakuan CaCl2 dan
perlakuan panas pada buah apel 'Lobo' meningkatkan pH. Pada saat akhir masa
penyimpanan kekerasan buah apel yang diberi perlakuan lebih tinggi dan gejala
kerusakan lebih rendah dibandingkan kontrol (Dris et al., 2000).
Pemberian garam CaCl2 0.1 M dan 0.2 M pada waktu aplikasi 18±2 hari
setelah anthesis (HSA) dan 25±2 HSA tidak dapat mempertahankan kualitas buah
tomat.

Pemberian CaCl2 0.1 M prapanen dapat menghambat perkembangan

warna kulit buah (Normasari dan Purwoko, 2002). Hamaisa (2005) melaporkan
pemberian garam CaCl2 pra panen pada buah tomat dapat meningkatkan
kandungan kalsium pada buah. Peningkatan tersebut secara umum tidak dapat
mempertahankan kualitas buah. Perlakuan kalsium laktat merupakan alternatif
yang potensial dibandingkan kalsium klorida untuk memperpanjang masa segar
dari melon potong (Luna-Guzman dan Barrett, 2000). Rahayu (2003) melaporkan
perlakuan Ca(NO3 )2 memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan
CaCl2 terhadap warna kulit buah tomat.

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Persiapan penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge,
Cianjur dengan ketinggian 1100 m di atas permukaan laut.

Pengamatan

kelunakan buah, perubahan warna, susut bobot buah dan laju respirasi
dilaksanakan di laboratorium RGCI (Research Group on Crop Improvement),
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB. Penyimpanan
dilakukan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman. Analisis total asam tertitrasi
(TAT) dan padatan terlarut total (PTT) dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan
Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Darmaga, Bogor.

Analisis kandungan

kalsium dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen
Pertanian, Bogor. Penelitian dilaksanakan dari awal bulan Maret 2005 sampai
bulan Juni 2005.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah benih tomat varietas Arthaloka, pupuk
kandang, pupuk urea, SP-36, KCl dan pestisida. Fungisida yang digunakan adalah
Dithane, Daconil dan Benlate.

Insektisida yang digunakan adalah Decis,

Curacron, dan Lanet. Bahan kimia yang digunakan yaitu kalsium klorida, NaOH,
indikator phenolptalein dan aquades.

Buah tomat yang digunakan untuk uji

kualitas adalah buah tomat yang dipanen dengan bentuk dan ukuran yang relatif
sama dan pada tingkat kemasakan breaker yaitu pada umur 45 Hari Setelah
Anthesis (HSA) seperti pada Gambar 1. Alat-alat yang digunakan adalah alat
untuk budidaya, timbangan analitik, penetrometer, refraktometer, cosmotektor dan
alat untuk titrasi.

Gambar 1. Buah Tomat pada Tingkat Kemasakan Breaker.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu
faktor, 7 perlakuan dan 3 kali ulangan. Ketujuh perlakuan adalah:
P0 = Kontrol (perendaman dalam air selama 15 menit)
P1 = perend aman dalam CaCl2 0.15 M selama 15 menit
P2 = perendaman dalam CaCl2 0.15 M selama 30 menit
P3 = perendaman dalam CaCl2 0.30 M selama 15 menit
P4 = perendaman dalam CaCl2 0.30 M selama 30 menit
P5 = perendaman dalam CaCl2 0.45 M selama 15 menit
P6 = perendaman dalam CaCl2 0.45 M selama 30 menit
Terdapat 21 satuan percobaan dan setiap percobaan terdiri atas 18 buah
tomat untuk 9 kali pengamatan (2 buah/pengamatan). Empat buah tomat untuk
pengamatan susut bobot dan warna. Pada perlakuan kontrol dan perendaman
buah dalam CaCl2 0.45 M selama 30 menit ditambahkan satu buah setiap
pengamatan untuk pengukuran laju respirasi. Oleh karena itu untuk 21 satuan
percobaan dibutuhkan 516 buah tomat.
Model matematika yang digunakan adalah:
Yij = µ + a i + Rj + eij
i = 1,2,3,4,5,6,7

j = 1,2,3

Keterangan :
Yij

= Pengaruh perendaman CaCl2 ke-i dan kelompok ke-j

µ

= Nilai rataan umum

ai

= Pengaruh perendaman CaCl2 ke-i

Rj

= Pengaruh pengelompokan ke-j

eij

= Galat percobaan perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
Hasil pengamatan dianalisis dengan uji F, jika berbeda nyata maka

dilakukan uji lanjut dengan uji Jarak Berganda Duncan.

Analisis statistik

disajikan pada Tabel lampiran 1-6.

Pelaksanaan
Benih tomat disemai di bak semai dengan kedalaman ± 0.5 cm. Media
tanam yang digunakan pada penyemaian adalah tanah dan pupuk kandang dengan

perbandingan 1:1. Setelah 1 minggu benih yang telah disemai dipindahkan ke
tempat pembumbungan.
Tanah yang akan ditanami diolah pada kedalaman lapisan tanah 30 cm.
Fumigasi dilakukan dengan cara : tanah dicangkul kemudian dibasahi dengan air
dan diratakan, lalu ditaburi basamid dengan dosis 40 g/m2 dan pupuk kandang
dengan dosis 0.5 kg/tanaman kemudian dicangkul hingga tercampur rata antara
tanah, basamid dan pupuk kandang. Selanjutnya dibuat bedengan selebar 0.4m0.6m dan ditutup dengan mulsa selama 1 minggu.

Setelah 1 minggu, mulsa

dibuka kemudian dicangkul dan dibiarkan selama 2 minggu sebelum ditanami.
Setelah 2 minggu, tanaman siap ditanam dalam lubang tanam yang dibuat dengan
jarak 50 cm x 80 cm.
Penanaman dilakukan setelah 3 minggu tanaman dibumbung. Pada saat
penanaman diberikan pupuk urea 15 gram/tanaman, SP-36 10 gram/tanaman, dan
KCL 10 gram/tanaman. Urea kedua diberikan 15 gram/tanaman saat tanaman
berumur 4 minggu. Pupuk diberikan dengan cara membuat alur melingkar di
sekitar tanaman dengan kedalaman + 3 cm.
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, pengajiran, pewiwilan,
pemangkasan bagian pucuk tanaman (topping), pengendalian hama dan penyakit
serta penjarangan buah.
Buah tomat dipanen pada + 45 hari setelah anthesis (HSA) yaitu pada
tingkat kemasakan breaker. Buah yang dipilih adalah bentuknya seragam, sehat
dan tidak luka. Kemudian buah dimasukkan ke dalam kotak kardus dengan
terlebih dahulu dilapisi kertas koran untuk menghindari terjadinya benturan
selama dalam perjalanan ke Laboratorium RGCI, Bogor.
Persiapan larutan untuk perendaman dilakukan dengan melarutkan garam
CaCl2 dengan konsentrasi sesuai masing- masing perlakuan, kemudian ditera
dengan menggunakan labu takar.

Setelah CaCl2 menjadi larutan, kemudian

dimasukkan ke dalam ember plastik. Buah direndam dalam 4 liter larutan.
Buah yang diberi perlakuan dicuci dahulu sampai bersih, kemudian
direndam dalam ember yang berisi larutan kalsium sesuai perlakuan yang
diberikan. Setelah kering, buah dicelupkan ke dalam larutan Benlate 500 ppm
selama 30 detik untuk mencegah kerusakan akibat mikroorganisma yang dapat

menimbulkan penyakit.

Kemudian buah diletakkan pada piring kertas dan

disimpan dengan suhu kamar berkisar 28o C - 30o C.

Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisik dan kimia buah tomat. Sifat
fisik meliputi susut bobot, perubahan warna dan kelunakan buah, sedangkan sifat
kimia meliputi kandungan padatan terlarut total, kandungan asam total tertitrasi,
dan laju respirasi. Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21
dan 24 setelah perendaman.
Perubahan warna ditentukan berdasarkan indeks skala warna kulit buah
tomat (Tabel 1).

Pengukuran kelunakan buah menggunakan penetrometer.

Pengukuran dilakukan pada tiga tempat yang berbeda yaitu bagian pangkal,
tengah, dan ujung buah tomat.
Tabel 1. Indeks Warna Kulit Buah Tomat (Kader, 1992)
Skor

Warna Kulit Buah

1

Hijau tidak ada warna kuning (6-10 hari sebelum semburat, breaker).
Fase masak hijau

2

Semburat warna kuning atau pink awal pada bagian luar ujung buah. Fase
breaker

3

10-30% warna buah yang nyata kombinasi hijau, kuning, pink, merah.
Fase turning

4

30-60% permukaan buah menunjukkan warna pink atau merah. Fase pink

5

60-90% menunjukkan warna pink- merah. Fase light red

6

Lebih dari 90% permukaan kulit menunjukkan warna merah. Fase red

7

Warna merah tua, kulit buah mengkerut. Fase lewat masak

Susut bobot dinyatakan dalam persen yang diperoleh dengan menimbang
buah yang telah disiapkan pada hari ke 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, kemudian
dibandingkan dengan bobot awal sebelum penyimpanan.
% Susut Bobot = bobot awal – bobot akhir x 100 %
bobot awal

Kandungan

padatan

terlarut

total

diukur

dengan

menggunakan

refraktometer. Buah tomat dihancurkan dengan blender, kemudian cairan buah
yang telah disaring diteteskan pada prisma refraktometer. Hasil pengukuran dapat
terlihat pada skala yang tertera (o Brix).
Pengukuran kandungan total asam dilakukan dengan cara titrasi yaitu
menghancurkan buah tomat dengan menggunakan blender kemudian diambil
sebanyak 25 gram, disaring, dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
ditambahkan aquades hingga tanda tera lalu dikocok dan disaring. Hasil saringan
dipipet sebanyak 25 ml dan ditetesi indikator phenolphtalein kemudian dititrasi
dengan larutan NaOH 0.1 N hingga berubah warna menjadi merah jambu.
Kandungan total asam dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Total Asam (mg/100 g bahan)= ml NaOH x N NaOH x fp x BE x 100
Bobot contoh
Keterangan : fp
BE

= faktor pengenceran (100/25)
= Bobot ekivalen asam sitrat yaitu 64

Pengukuran respirasi dilakukan dengan menggunakan cosmotektor tipe
XP. 314, yaitu dengan cara menimbang 3 buah tomat, lalu dimasukkan ke dalam
stoples respirasi dan diinkubasi selama + 5 jam, kemudian diukur kadar CO2
akhir. Rumus perhitungannya adalah :
L = V x K : W x 1.76
B
Keterangan

: L

= Laju Respirasi (mg CO2 /kg/jam)

V

= Volume bebas stoples (ml)

K

= Kadar CO2 setelah beberapa jam – Kadar CO2 awal (%)

W

= Waktu yang digunakan untuk inkubasi (jam)

B

= Bobot bahan (kg)

1.76 = Faktor koreksi untuk konversi ml CO2 ke mg CO2
(pada suhu 26o C – 28o C)
Analisis kandungan Ca pada buah tomat (pada skor warna 2)
menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer). Buah tomat
sebanyak satu gram bobot kering diekstrak dengan HNO3 pekat, ditambah air
destilata, setelah itu disaring dan diambil filtratnya. Filtrat tersebut dianalisis

dengan metode AAS pada panjang gelombang ? = 422.7 nm untuk mengukur Ca
(AOAC, 1999). Data hasil analisis diuji dengan ANOVA dan uji lanjut dengan uji
Duncan.

Kemudian kandungan kalsium untuk masing- masing perlakuan

dibandingkan dengan kontrol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum
Pertumbuhan vegetatif tanaman tomat mulai dari penyemaian hingga
dipindahkan ke lapang cukup baik. Pertumbuhan tanaman tomat di dalam rumah
plastik tanaman tomat mengalami etiolasi yang disebabkan sedikitnya cahaya
matahari yang diterima tanaman. Cahaya matahari terhambat oleh kondisi atap
rumah plastik yang berlumut dan cuaca saat penanaman yang sering mendung dan
hujan.
Hama yang menyerang tanaman tomat yaitu hama Liriomyza huidobrensis
dengan gejala pada daun terdapat liang korokan berwarna putih dan berkelokkelok.

Hama lainnya adalah kutu kebul (Bemisia tabaci), belalang dan ulat

jengkal yang memakan daun dan buah. Penyakit yang menyerang tanaman tomat
yaitu jamur dan layu Phytopthora. Untuk mengatasi serangan hama dan penyakit
dilakukan penyemprotan pestisida terhadap tanaman.

Hasil dan Pembahasan
Kandungan kalsium pada buah mengalami peningkatan 1.0 – 1.6 mg/100 g
dibandingkan kontrol setelah diberi perlakuan perendaman buah dalam larutan
CaCl2 (Tabel 2).

Berdasarkan analisis statistik buah tomat yang mendapat

perlakuan perendaman dalam larutan CaCl2 berbeda nyata dengan kontrol.
Konsentrasi larutan CaCl2 dan waktu perendaman tidak berpengaruh terhadap
peningkatan kandungan kalsium dalam buah tomat.
Tabel 2. Kandungan Ca pada Buah
Perlakuan
Kontrol
CaCl2 0.15 M 15’
CaCl2 0.15 M 30’
CaCl2 0.30 M 15’
CaCl2 0.30 M 30’
CaCl2 0.45 M 15’
CaCl2 0.45 M 30’

Ca

Peningkatan
mg/ 100 g
5.11a
6.53b
1.42
6.29b
1.18
6.34b
1.23
6.49b
1.38
6.20b
1.09
6.71b
1.60

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda
nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 0.05

Hamaisa

(2005)

melaporkan

pemberian

CaCl2 0.3 M prapanen

meningkatkan kandungan kalsium pada buah tomat dari 4.12 mg/100 g menjadi
6.04 mg/100 g, namun peningkatan tersebut secara umum tidak dapat memberikan
pengaruh nyata dalam mempertahankan kualitas buah tomat.
Persentase susut bobot buah secara umum hingga hari terakhir pengamatan
semakin besar. Pada 24 HSP susut bobot pada perlakuan perendaman dalam
larutan CaCl2 0.15 M selama 15 menit dan 30 menit berbeda nyata dengan kontrol
(Tabel 3). Perlakuan perendaman buah dalam larutan CaCl2 0.15 M selama 15
menit dan 30 menit memiliki persentase susut bobot yang lebih kecil dibanding
kontrol
Persentase susut buah tomat selama penyimpanan semakin besar karena
buah mengalami kehilangan kandungan air disebabkan transpirasi. Santoso dan
Purwoko (1995) menyatakan transpirasi selain berpengaruh langsung terhadap
kehilangan kuantitatif, juga menyebabkan kehilangan kualitas (layu dan
pengkerutan).
Tabel 3. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Susut Bobot Buah
Perendaman
3

6

Hari Setelah Perendaman
9
12
15
18
(%)
4.2abc 5.5ab 6.9ab 8.2ab
3.6c
4.7b
5.8b
6.9b
3.7bc
4.7b
5.8b
6.9b
4.5ab 5.9ab 7.3ab
8.5a
4.6a
6.0a
7.5a
8.7a
4.8a
6.2a
7.6a
8.8a
4.6a
6.1a
7.7a
9.0a

21

24

Kontrol
1.1b
2.8abc
9.4ab 10.9a
CaCl2 0.15 M 15’
1.1b
2.4c
7.8b
8.8b
CaCl2 0.15 M 30’
1.2ab 2.5bc
7.9b
8.9b
CaCl2 0.30 M 15’
1.4ab 2.9ab
9.7a
10.9a
CaCl2 0.30 M 30’
1.6a
3.0a
10.0a
11.2a
CaCl2 0.45 M 15’
1.3ab
3.1a
10.0a
11.4a
CaCl2 0.45 M 30’
1.4ab 2.9ab
10.3a
11.6a
Keterangan : - Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda
nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 0.05

Perendaman buah dalam larutan CaCl2 0.15 M selama 15 menit dan 30
menit berbeda nyata dengan kontrol terhadap kelunakan buah pada 3 HSP, 9 HSP,
21 HSP dan 24 HSP (Tabel 4). Pada saat 24 HSP perendaman buah dalam larutan
CaCl2 dapat menghambat pelunakan buah karena pada semua perlakuan nilai
kelunakan buah lebih kecil dibanding kontrol.

Santoso dan Purwoko (1995)

menyatakan pemecahan polimer karbohidrat, khususnya senyawa pektin dan
hemiselulose, melemahkan dinding sel dan gaya kohesif yang mengikat sel-sel

bersama.

Pada tahap awal, tekstur menjadi lebih lunak, tetapi pada akhirnya

struktur buah menjadi rusak.
Tabel 4. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Kelunakan Buah
Hari Setelah Perendaman
9
12
15
(mm/ 102 g/ 5 detik)
5.1a
5.3
5.4
4.7b
5.2
5.0
4.7b
4.9
5.1
5.1a
5.2
5.1
5.1a
5.1
5.3
4.9ab
5.3
5.0
4.9ab
5.0
5.0

Perendaman

0

3

6

18

Kontrol
2.4
4.5a
4.8
5.6
CaCl2 0.15 M 15’
2.3
3.9c
4.8
4.9
CaCl2 0.15 M 30’
2.3
4.0bc
4.7
4.9
CaCl2 0.30 M 15’
2.2
4.4ab
4.8
5.0
CaCl2 0.30 M 30’
2.2
4.4ab
4.8
5.0
CaCl2 0.45 M 15’
2.1 4.2abc 4.6
5.1
CaCl2 0.45 M 30’
2.0 4.2abc 4.7
5.2
Keterangan : - Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang
nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 0.05

21

24

5.4a
4.7b
4.9ab
4.7b
5.1ab
5.0ab
5.3a

5.7a
4.9b
4.9b
5.1b
5.2b
5.1b
5.2b

sama berbeda

Perlakuan perendaman buah dalam larutan CaCl2 pada semua konsentrasi
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan warna kulit buah (Tabel 5).
Secara umum buah yang diberi perlakuan memiliki skor warna yang lebih kecil
dibanding kontrol. Perubahan skor warna berkisar antara 2.0 (fase breaker) pada
0 HSP hingga 4.9 (fase light red) pada 24 HSP. Perubahan warna dari hijau
menjadi merah pada buah tomat dikarenakan adanya sintesis likopen dan
perombakan klorofil (Pantastico, 1986).

Tabel 5. Pengaruh Perendaman dalam Larutan CaCl2 terhadap Warna Kulit Buah
Perendaman

0

3

6

Hari Setelah Perendaman
9
12
15
Skor Warna
4.1
4.2
4.3
3.9
4.0
4.3
3.8
3.8
3.9
4.1
4.2
4.3
3.9
3.9
4.1
3.9
3.8
3.8
4.0
4.0
4.2

18

21

24

Kontrol
2.0
3.1
3.7
4.3
4.5
4.9
CaCl2 0.15 M 15’
2.0
3.0
3.6
4.3
4.4
4.7
CaCl2 0.15 M 30’
2.0
3.1
3.7
4.0
4.0
4.4
CaCl2 0.30 M 15’
2.0
3.1
3.8
4.3
4.4
4.9
CaCl2 0.30 M 30’
2.0
3.1
3.7
4.1
4.4
4.8
CaCl2 0