Respon Fisiologis Domba yang Diberi Minyak Ikan Dalam Bentuk Sabun Kalsuim
RESPON FISIOLOGIS DOMBA YANG DIBERI MINYAK IKAN
DALAM BENTUK SABUN KALSIUM
SKRIPSI
R. LU’LUUL AWABIEN
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
R. Lu’luul Awabien (D24101036). 2007. Respon Fisiologis Domba yang Diberi
Minyak Ikan dalam Bentuk Sabun Kalsium. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan
Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing utama : Dr.Ir. Asep Sudarman, M. Rur.Sc.
Pembimbing Anggota : Dr.Ir. Komang G. Wiryawan
Kondisi dalam tubuh ternak pada dasarnya merupakan hasil dari serangkaian
proses fisiologis sebagai respon pengaruh lingkungan yang senantiasa berubah sesuai
dengan waktu dan tempat dalam kaitannya dengan faktor iklim, nutrisi dan
manajemen. Kenaikan suhu lingkungan seringkali diikuti oleh naiknya suhu tubuh
hewan sehingga dapat menimbulkan keadaan yang disebut heat stress atau cekaman
panas. Pemberian lemak dalam ransum diharapkan dapat menurunkan stres panas
pada domba, karena lemak memiliki energi yang lebih tinggi daripada protein dan
karbohidrat, tetapi menghasilkan panas metabolis yang rendah, oleh karena itu tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas suplementasi minyak ikan
(sabun kalsium) dalam mangurangi tingkat cekaman panas pada domba.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging
dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor. Ternak yang digunakan sebanyak 16 ekor domba yang
dipelihara selama 5 bulan.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Ransum yang diberikan terdiri atas R0
= ransum basal, R1 = ransum basal + 1,5 persen sabun kalsium, R2 = ransum basal +
3 persen sabun kalsium, R3 = ransum basal + 4,5 persen sabun kalsium. Data yang
diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (Analysis of variance), jika berbeda nyata
dilanjutkan uji Kontras Ortogonal. Peubah yang diamati adalah suhu rektal, laju
respirasi, denyut jantung, nilai hematokrit dan rasio heterofil/limfosit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
terhadap nilai hematokrit dan rasio heterofil/limfosit. Pada siang hari suhu rektal
tidak menunjukkan adanya perbedaan, tetapi pada pagi hari domba yang diberi
ransum perlakuan R2 dan R3 sangat nyata (P
DALAM BENTUK SABUN KALSIUM
SKRIPSI
R. LU’LUUL AWABIEN
PROGRAM STUDI NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
R. Lu’luul Awabien (D24101036). 2007. Respon Fisiologis Domba yang Diberi
Minyak Ikan dalam Bentuk Sabun Kalsium. Skripsi. Program Studi Nutrisi dan
Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing utama : Dr.Ir. Asep Sudarman, M. Rur.Sc.
Pembimbing Anggota : Dr.Ir. Komang G. Wiryawan
Kondisi dalam tubuh ternak pada dasarnya merupakan hasil dari serangkaian
proses fisiologis sebagai respon pengaruh lingkungan yang senantiasa berubah sesuai
dengan waktu dan tempat dalam kaitannya dengan faktor iklim, nutrisi dan
manajemen. Kenaikan suhu lingkungan seringkali diikuti oleh naiknya suhu tubuh
hewan sehingga dapat menimbulkan keadaan yang disebut heat stress atau cekaman
panas. Pemberian lemak dalam ransum diharapkan dapat menurunkan stres panas
pada domba, karena lemak memiliki energi yang lebih tinggi daripada protein dan
karbohidrat, tetapi menghasilkan panas metabolis yang rendah, oleh karena itu tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas suplementasi minyak ikan
(sabun kalsium) dalam mangurangi tingkat cekaman panas pada domba.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging
dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor. Ternak yang digunakan sebanyak 16 ekor domba yang
dipelihara selama 5 bulan.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok
dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Ransum yang diberikan terdiri atas R0
= ransum basal, R1 = ransum basal + 1,5 persen sabun kalsium, R2 = ransum basal +
3 persen sabun kalsium, R3 = ransum basal + 4,5 persen sabun kalsium. Data yang
diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (Analysis of variance), jika berbeda nyata
dilanjutkan uji Kontras Ortogonal. Peubah yang diamati adalah suhu rektal, laju
respirasi, denyut jantung, nilai hematokrit dan rasio heterofil/limfosit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata
terhadap nilai hematokrit dan rasio heterofil/limfosit. Pada siang hari suhu rektal
tidak menunjukkan adanya perbedaan, tetapi pada pagi hari domba yang diberi
ransum perlakuan R2 dan R3 sangat nyata (P