Profil Darah Domba Prasapih yang Diberi Milk replacer dengan Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Minyak Biji Bunga Matahari

PROFIL DARAH DOMBA PRASAPIH YANG DIBERI MILK
REPLACER DENGAN PENAMBAHAN MINYAK IKAN
LEMURU DAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI

MUHAMMAD JUNDI ADILA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Darah Domba
Prasapih yang Diberi Milk Replacer dengan Penambahan Minyak Ikan Lemuru
dan Minyak Biji Bunga Matahari adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014

Muhammad Jundi Adila
NIM D24100027

ABSTRAK
MUHAMMAD JUNDI ADILA. Profil Darah Domba Prasapih yang Diberi Milk
Replacer dengan Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Minyak Biji Bunga
Matahari. Dibimbing oleh DWIERRA EVVYERNIE dan LILIS KHOTIJAH.
Penelitian ini bertujuan mempelajari manfaat pemberian milk replacer
yang mengandung minyak ikan lemuru (MI) dan minyak biji bunga matahari
(MBBM) melalui analisis profil darah anak domba prasapih. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola tersarang
dan dianalisis menggunakan ANOVA. Dua belas ekor anak domba prasapih
dengan rataan bobot badan 2.5kg, dibagi secara acak menjadi 4 kelompok
perlakuan. P0 adalah susu sapi segar (kontrol), P1 (P0 + kuning telur + MBBM),
P2 (P0 + kuning telur + MI), dan P3 (P0 + kuning telur + MBBM + MI).
Perlakuan (P0,P1,P2, dan P3) tersarang pada umur domba (28 dan 56 hari) dengan

3 ulangan. Peubah yang diamati meliputi kadar hemoglobin, persentase
hematokrit (PCV), jumlah butir darah merah, dan jumlah butir darah putih. Hasil
uji statistik menunjukkan penambahan MBBM dan MI tidak memberikan
pengaruh nyata (P>0.05) terhadap hemoglobin, hematokrit, eritrosit dan leukosit.
Simpulan dari penelitian ini adalah milk replacer dapat diberikan kepada anak
domba tanpa perlu penambahan MI dan MBBM.
Kata kunci: domba prasapih, milk replacer, minyak biji bunga matahari, minyak
ikan lemuru, profil darah

ABSTRACT
MUHAMMAD JUNDI ADILA. Blood’s profile of the pre-weaning lamb which
consumed milk replacer containing sardinella lemuru oil and sunflower seed oil.
Supervised by DWIERRA EVVYERNIE and LILIS KHOTIJAH.
This research aims to study the benefits of milk replacer containing
sardinella lemuru oil (MI) and sunflower seed oil (MBBM) via analysis of
blood’s profiles pre-weaning lamb. This study used a completely randomized
nested design and data were analyzed using ANOVA. Twelve pre-weaning lambs
with average body weight of 2.5kg, were randomly divided into 4 treatment
groups. P0 is fresh milk (control), P1 (P0 + yolk + MBBM), P2 (P0 + yolk + MI),
and P3 (P0 + yolk + MBBM + MI). The treatment (P0,P1,P2 and P3) nested in

lamb’s age (28 days and 56 days) with 3 replications. Variables measured include
levels of hemoglobin, hematocrit percentage (PCV), red blood cells and white
blood cells. The results showed that there were no significant different (P>0.05)
additional sardinella lemuru oil (MI) and sunflower seed oil (MBBM) on levels of
hemoglobin, hematocrit percentage (PCV), red blood cells and white blood cells.
The results is milk replacer can be given to pre-weaning lamb without adding
sardinella lemuru oil (MI) and sunflower seed oil (MBBM).
Keywords: blood’s profile, milk replacer, pre-weaning lamb, sardinella lemuru oil,
sunflower seed oil

PROFIL DARAH DOMBA PRASAPIH YANG DIBERI MILK
REPLACER DENGAN PENAMBAHAN MNYAK IKAN
LEMURU DAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI

MUHAMMAD JUNDI ADILA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Profil Darah Domba Prasapih yang Diberi Milk replacer dengan
Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Minyak Biji Bunga
Matahari
Nama
: Muhammad Jundi Adila
NIM
: D24100027

Disetujui oleh

Dr Ir Dwierra Evvyernie MS MSc
Pembimbing I


Dr Ir Lilis Khotijah MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHK MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus: (

)

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni hingga November
2013 ini ialah profil darah, dengan judul Profil Darah Domba Prasapih yang
Diberi Milk Replacer dengan Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Miinyak Biji
Bunga Matahari. Penelitian ini dilakukan di laboratorim nutrisi ternak daging dan

kerja fakultas peternakan, institut pertanian bogor.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Dwierra Evvyernie MS MSc
dan Dr Ir Lilis Khotijah MSi yang telah membimbing penulis selama melakukan
penelitian hingga penyusunan karya ilmiah serta kepada Direktorat Jendral
Perguruan Tinggi yang telah membantu dalam pendanaan selama proses
penelitian melalui dana BOPTN.
Penulis sangat mengharapkan adanya manfaat yang bisa ditemukan dari
skripsi ini baik bagi masyarakat dan peternak domba terkhusus penulis secara
pribadi.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2014

Muhammad Jundi Adila

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN


xi
xi
xi
1

METODE

2

Tempat dan Waktu Penelitian
Alat
Bahan
Milk replacer
Konsentrat
Prosedur
Konsumsi Milk replacer

2
2

2
3
4
4
4

Pembuatan Milk replacer

5

Pengambilan Sampel Darah

5

Pemeliharaan

5

Prosedur Analisis
Hemoglobin (metode sahli) (g dL-1)


5
5

Hematokrit (% Volume BDM)

5

Jumlah butir darah merah (106 mm-3) dan butir darah putih (mm-3)

6

Perlakuan
Rancangan Percobaan
Peubah yang diamati
Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN

7
7

7
7
8

Konsumsi Milk Replacer
Hematologi Darah
Kadar Hemoglobin Darah
Kadar Hematokrit Darah
Jumlah Butir Darah Merah (Eritrosit)
Jumlah Butir Darah Putih (Leukosit)
SIMPULAN DAN SARAN

8
8
8
10
11
12
13


Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

13
14
14

LAMPIRAN

16

RIWAYAT HIDUP

18

UCAPAN TERIMA KASIH

18

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

Komposisi milk replacer (MR) yang diberikan per hari
Kandungan zat makanan milk replacer berdasarkan BK
Komposisi ransum konsentrat
Konsumsi milk replacer dan asupan zat makanan rata-rata per hari (g
ekor-1 hari-1)
Kadar hemoglobin darah anak domba prasapih (g dL-1)
Persentase hematokrit darah anak domba prasapih (%)
Jumlah eritrosit darah anak domba prasapih (106 mm-3)
Jumlah leukosit darah anak domba prasapih (103 mm-3)

3
4
4
8
9
10
11
12

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Contoh domba penelitian
Milk replacer penelitian
Kamar hitung counting chamber
Grafik korelasi antara hemoglobin (g dL-1) dan hematokrit (%) darah
anak domba umur 28 dan 56 hari

3
3
6
10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5

ANOVA kadar hemoglobin anak domba
ANOVA kadar hematokrit anak domba
ANOVA jumlah eritrosit anak domba
ANOVA jumlah leukosit anak domba
Perhitungan massa jenis Milk replacer

16
16
16
16
17

1

PENDAHULUAN
Domba merupakan jenis ternak yang dapat melahirkan lebih dari satu anak
(prolifik), dengan lama kebuntingan yang 5 bulan. Populasi domba akan lebih
cepat untuk dikembangkan, namun kemampuan hidup anak domba merupakan
salah satu parameter yang harus diperhatikan dalam perkembangan produktivitas.
Tingginya litter size tidak diikuti oleh banyaknya produksi susu induk domba.
Tiesnamurti et al. (2002) yang meneliti produksi susu pada domba Garut
menyatakan bahwa perbedaan produksi susu antara induk dengan anak tunggal
dan kembar dua hanya sekitar 10% dengan nilai masing-masing berturut-turut
35.6 dan 39.9 kg ekor-1 laktasi-1. Terjadi penurunan produksi susu pada induk
domba dengan anak kembar empat, yaitu 37.7 kg ekor-1 laktasi-1 jika
dibandingkan dengan produksi susu induk domba dengan anak kembar dua.
Berdasarkan penelitian tersebut, induk dengan anak kembar empat hanya
mampu menyapih satu ekor anak. Tiesnamurti (1992) juga melaporkan bahwa
induk dengan anak tunggal, kembar dua dan kembar tiga dengan pemberian pakan
yang baik mampu menyapih 90, 70 dan 60% dari total anak yang lahir dan
kemampuan sapih induk dengan kelahiran kembar empat bahkan akan
menurun hingga 40% seiring dengan memburuknya pemberian pakan pada
induk. Bouchard dan Brisson (1970) melakukan penelitian dengan memberikan
milk replacer pada 32 ekor anak domba persilangan yang lahir kembar dua
yang menghasilkan pertambahan bobot badan harian sebesar 120-290 g ekor-1
hari-1. Milk replacer diharapkan mampu menggantikan susu induk domba dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi maupun ketahanan tubuh anak.
Milk replacer adalah susu buatan untuk menggantikan susu induk yang
biasanya dibuat dari susu dan olahannya serta hasil sampingan susu dan
ditambahkan dengan minyak hewani, vitamin dan mineral (Moran 2002).
Produksi susu sapi di Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan produksi susu
ternak lainnya, sehingga susu sapi dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam
pembuatan milk replacer tanpa harus khawatir akan ketersediaannya. Protein dan
lemak pada susu sapi lebih rendah dibandingkan dengan susu domba. Komposisi
protein dan lemak pada susu sapi berturut turut adalah 3.2% dan 3.5% (Depkes RI
2005), sedangkan komposisi protein dan lemak pada susu domba adalah 5.8% dan
6.7% (Sunarlim et al. 1992). Penambahan sumber protein dan lemak diperlukan
dalam pembuatan milk replacer agar komposisi susu sapi mendekati komposisi
susu domba. Telur merupakan salah satu sumber protein yang seimbang, namun
putih telur segar mengandung avidin yang dapat mengikat biotin sehingga hanya
kuning telur yang ditambahkan pada milk replacer. Protein pada susu sapi
diharapkan dapat meningkat dengan ditambahkannya kuning telur, sedangkan
kandungan lemak dapat ditingkatkan dengan penambahan minyak.
Minyak merupakan sumber energi yang jumlahnya sangat terbatas untuk
diberikan kepada ternak. Penambahan minyak ikan lemuru dan minyak biji bunga
matahari dapat meningkatkan kandungan lemak dari milk replacer. Selain
sebagai sumber lemak, minyak ikan lemuru dan minyak biji bunga matahari juga
merupakan sumber asam lemak esensial. Minyak ikan lemuru kaya akan omega 3
dan minyak biji bunga matahari kaya akan omega 6. Asam lemak omega-3 terdiri
dari asam alfa-linolenat, eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid

2
(DHA) (Ritter-Gooder et al. 2008). Minyak biji bunga matahari merupakan
minyak nabati hasil ekstraksi dari biji bunga matahari yang kaya akan omega 6.
Komposisi minyak biji bunga matahari berkisar antara 23-45%. Minyak biji
bunga matahari mengandung asam linoleat 44-72% dan asam oleat 11.7%
(Rukmana 2004). Biji bunga matahari adalah sumber yang sangat baik dari
minyak tak jenuh ganda yang membuat biji bunga matahari merupakan makanan
yang bagus untuk kesehatan jantung. Hampir 90% dari lemak pada biji bunga
matahari adalah lemak yang baik, lemak tak jenuh (O’Brien 2009). Asam lemak
omega-3 diduga berperan dalam produksi leukotrinea (LT4) yang merupakan
komponen sel darah putih dan mediator dalam sistem pembentukan kekebalan
tubuh. Omega 6 pada minyak biji bunga matahari dapat mendukung fungsi dari
omega-3 (Astawan 2009). Sel darah putih atau leukosit merupakan komponen
sistem pertahanan tubuh untuk merespon keberadaan benda asing dan adanya
stress (Guyton dan Hall 2006).
Penelitian ini bertujuan mempelajari manfaat pemberian milk replacer yang
mengandung minyak ikan lemuru (MI) dan minyak biji bunga matahari (MBBM)
melalui analisis profil darah anak domba prasapih.

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu tempat pemeliharaan domba
dan analisis darah. Pemeliharaan dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Ilmu
Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, sedangkan analisis sampel darah dilakukan di
Laboratorium Analisis Nutrisi Ternak Daging dan Kerja. Penelitian dilaksanakan
dari bulan Juni hingga bulan November 2013.

Alat
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini berupa peralatan selama
pemeliharaan dan peralatan saat analisis di laboratorium. Peralatan yang
digunakan selama pemeliharaan yaitu : kandang yang dilengkapi tempat makan
dan minum, dot, satu set perlengkapan untuk membuat milk replacer (gelas ukur,
sendok, syringe, mangkuk), dan timbangan. Peralatan yang digunakan ketika
analisis di laboratorium berupa : tabung heparin, Haemocytometer, pipet
pengencer butir darah merah dan darah putih, tabung sahli, sentrifuge, object
glass, cover glass, dan mikroskop.

Bahan
Penelitian ini menggunakan 12 ekor anak domba lokal umur 1 hari yang
dilahirkan prolifik. Bobot badan awal anak domba antara 2-2.5 kg.

3

Gambar 1 Contoh domba penelitian
Bahan yang digunakan untuk membuat milk replacer yaitu susu sapi segar,
kuning telur, minyak ikan lemuru (MI), dan minyak biji bunga matahari (MBBM).
Bahan konsentrat yang digunakan adalah jagung, bungkil kelapa, pollar, premix
dan CaCO3. Bahan kimia yang digunakan adalah larutan Turk, larutan Hayem,
larutan Gymsa, HCl 0.1N, dan aquadest.
Milk replacer
Milk replacer yang diberikan berupa susu sapi segar yang ditambah telur
dan sumber minyak berbeda, yaitu minyak ikan lemuru (MI) dan minyak biji
bunga matahari (MBBM).

Gambar 2 Milk replacer penelitian
Komposisi milk replacer yang diberikan per hari untuk setiap perlakuan
disajikan pada Tabel 1 dan kandungan zat makanan milk replacer disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 1 Komposisi milk replacer (MR) yang diberikan per hari
Perlakuan
Bahan Milk replacer
P0
P1
P2
P3
--------------------%volume-------------------Susu Segar
100
92.60
92.60
92.60
Kuning telur
0
3.70
3.70
3.70
Minyak Biji Bunga Matahari
0
3.70
0
1.85
Minyak Ikan Lemuru
0
0
3.70
1.85
P0=Susu sapi ; P1=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari; P2=P0+kuning telur+minyak
ikan lemuru; P3=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari+minyak ikan lemuru

4
Tabel 2 Kandungan zat makanan milk replacer berdasarkan BK
Perlakuan
Kandungan
P0*
P1**
P2**
P3**
----------------------- % ------------------------Bahan Kering
12.16
18.11
13.84
16.16
Lemak
33.80
35.62
43.79
45.42
Protein
29.19
21.26
21.24
18.92
Mineral
5.35
Kalsium
(tidak dianalisa)
0.103
0.113
0.111
Phospor
(tidak dianalisa)
0.061
0.061
0.061
P0=Susu sapi ; P1=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari; P2=P0+kuning telur+minyak
ikan lemuru; P3=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari+minyak ikan lemuru
*) hasil analisis laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Institut Pertanian Bogor (2013)
**) hasil analisis pusat penelitian sumberdaya hayati dan bioteknologi IPB (2014)

Konsentrat
Konsentrat disediakan sejak anak domba berumur 1 minggu dan diberikan
pagi hari setelah pemberian milk replacer. Konsentrat disusun berdasarkan
kebutuhan anak domba menurut Ensminger (2002).
Komposisi ransum
konsentrat disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Komposisi ransum konsentrat*
Bahan pakan
Komposisi (%)
Jagung
30.0
Bungkil kelapa
35.0
Pollard
31.8
Premix
0.2
CaCO3
3.0
*) kandungan zat makanan ransum konsentrat berdasarkan bahan kering yaitu BK (86.04%), Abu
(7.45%), PK (22/7%), SK (3.72%), LK (2.61%), Beta-N (54.29%), Ca (4%), P(0.42%).**
**) hasil analisis pusat penelitian sumberdaya hayati dan bioteknologi IPB (2014)

Prosedur
Konsumsi Milk replacer
Konsumsi milk replacer (g ekor-1 hari-1) dihitung dari hasil perkalian antara
konsumsi milk replacer (mL hari-1) dengan masa jenis milk replacer.
Konsumsi MR(g ekor-1 hari-1)= Konsumsi MR(mL ekor-1 hari-1)x massa jenis MR*
Konsumsi BK = Konsumsi MR (g ekor-1 hari-1) x %BK
Konsumsi PK = Konsumsi BK (g ekor-1 hari-1) x %PK
Konsumsi LK = Konsumsi BK (g ekor-1 hari-1) x %LK
MR : Milk replacer ; BK : Bahan Kering ; PK : Protein Kasar ; LK : Lemak Kasar
*Massa jenis (MR0=0.967;MR1=1.036;MR2=1.049;MR3=1.015);
Perhitungan massa jenis ada pada lampiran 5

5
Pembuatan Milk replacer
Milk replacer dibuat dari campuran susu sapi segar, kuning telur dan
minyak (minyak ikan lemuru dan/atau minyak biji bunga matahari). Kuning telur
dan susu sapi terlebih dahulu dihomogenkan di dalam mangkuk menggunakan
sendok. Susu sapi yang telah homogen dengan kuning telur kemudian
dimasukkan ke dalam botol dot dan ditambahkan minyak ikan lemuru/minyak biji
bunga matahari menggunakan spoit lalu diaduk hingga homogen.
Pengambilan Sampel Darah
Pengambilan sampel darah dilakukan pada pagi hari sebelum diberikan milk
replacer. Sampel darah anak diambil 2 kali yaitu pada saat anak berumur 28 hari
dan 56 hari untuk dianalisa profil darahnya, yaitu hemoglobin, hematokrit, butir
darah merah dan butir darah putih. Pengambilan darah dilakukan dari vena
jugularis menggunakan spoid sebanyak kurang lebih 5mL da kemudian langsung
dimasukkan ke dalam vaccum tube yang berisi antikoagulan EDTA kemudian
dibawa ke laboratorium untuk dilakukan analisis darah.
Pemeliharaan
Anak domba yang baru lahir ditimbang bobot lahirnya, kemudian dibiarkan
bersama induknya terlebih dahulu selama 1-2 hari untuk mendapatkan kolostrum.
Setelah itu, anak domba dipisah dan dipelihara hingga berumur 56 hari.
Pemberian milk replacer dilakukan dua kali sehari menggunakan dot
(kapasitas 300 mL). Pemberian dilakukan pada pagi hari (08.00 WIB) dan siang
hari (13.00 WIB). Setiap sekali pemberian, masing-masing domba diberikan milk
replacer sebanyak 270-300 mL.
Pakan (konsentrat) disediakan pada pagi hari setelah pemberian milk
replacer. Jumlah konsumsi susu dihitung setiap hari selama pemeliharaan,
sedangkan konsumsi pakan dihitung berdasarkan selisih pemberian pakan dan sisa
pakan yang tersisa pada tempat pakan yang dilakukan pada keesokan harinya.
Prosedur Analisis
Hemoglobin (metode sahli) (g dL-1)
Metode yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin dalam
penelitian ini adalah metode Sahli menurut Sastradipradja dan Hartini (1989).
Larutan HCl 0.1 N diteteskan sebanyak 0.1 mL ke dalam tabung. Kemudian
dimasukkan darah sebanyak 20 µl ke dalam tabung menggunakan pipet HB.
Larutan di dalam tabung diaduk hingga rata dan kemudian didiamkan selama 3
menit.
Aquadest ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk. Ketika warna
larutan sama dengan standar warna pada hemoglobinometer, maka aquadest
berhenti ditambahkan. Kadar hemoglobin dilihat pada garis di tabung (pada
kolom gram%) yang berarti banyaknya hemoglobin dalam gram per 100 mL
darah. (Sastradipradja dan Hartini 1989)
Hematokrit (% Volume BDM)
Darah dimasukkan ke dalam tabung mikrokapiler/tabung hematokrit.
Tabung hematokrit dimasukkan ke dalam tabung heparin dengan posisi miring

6
agar darah mengalir ke dalam tabung hematokrit. Tabung diisi hingga 2/3 bagian
tabung. Ujung tabung yang tidak tercelup ke dalam darah ditutup menggunakan
jari, kemudian diangkat dan ujung tabung yang tercelup ke dalam darah disumbat
menggunakan lilin. Tabung yang telah disumbat kemudian disentrifuge selama 5
menit dengan kecepatan 2 500-4 000 rpm. Nilai hematokrit ditentukan dengan
mengukur persentase volume sel darah merah menggunakan alat baca
microcapillary hematocrit reader. (Sastradipradja dan Hartini 1989).
Jumlah butir darah merah (106 mm-3) dan butir darah putih (mm-3)
Butir darah merah dan putih diamati menggunakan alat hitung counting
chamber dengan perbesaran 40 kali. Sampel darah dihisap menggunakan
aspirator sampai tanda tera 0.5, untuk BDM menggunakan pipet eritrosit dan
untuk BDP menggunakan pipet leukosit. Larutan pengencer Hayem dihisap
hingga tanda 101 untuk eritrosit dan larutan pengencer Turk hingga tanda 11
untuk leukosit. Pipet yang telah berisi larutan dan darah dihomogenkan. Setelah
cairan homogen, diteteskan pada counting chamber yang sudah ditutup cover
glass.

Gambar 3 Kamar hitung counting chamber
Penghitungan eritrosit dilakukan pada 5 kotak dari 25 kotak kecil yang
berada di tengah counting chamber. Lima kotak yang dihitung adalah pojok
kanan atas, pojok kiri atas, pojok kiri bawah, pojok kanan bawah, dan tengah
(lihat Gambar 3). Jumlah eritrosit per mm3 dihitung dengan cara menjumlahkan
eritrosit yang terhitung pada 5 kotak kecil dan kemudian dikali dengan 104.
Leukosit dihitung dalam counting chamber yang berjumlah 16 kotak kecil,
digunakan 4 kotak pada pojok kanan atas, pojok kiri atas, pojok kanan bawah dan
pojok kiri bawah seperti pada Gambar 3. Jumlah leukosit per mm3 dihitung
dengan cara menjumlahkan eritrosit terhitung pada 16 kotak dan kemudian dikali
dengan 50. Penghitungan jumlah eritrosit dan leukosit menggunakan metode
menurut Sastradipradja dan Hartini (1989).

7
Perlakuan
Percobaan ini menggunakan empat perlakuan dengan tiga ulangan.
Perlakuan didasarkan pada perbedaan komposisi milk replacer. Perlakuan yang
diberikan yaitu :
P0
: Susu sapi segar
P1
: P0 + Kuning telur + Minyak Biji Bunga Matahari
P2
: P0 + Kuning telur + Minyak Ikan Lemuru
P3
: P0 + Kuning telur + Minyak Biji Bunga Matahari + Minyak Ikan
Lemuru
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL) pola tersarang (nested design), perlakuan milk replacer (P0, P1, P2, dan
P3) tersarang dalam umur anak domba (28 dan 56 hari) dengan 3 kali ulangan.
Model matematik dari rancangan yang digunakan (Montgomery 2001) :
Yijk = µ + αi + βj(i) + εijk
Keterangan :
Yij
: pengamatan faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k
µ
: rataan umum
αi
: pengaruh umur anak domba (28 dan 56 hari) pada taraf ke-i
βj(i)
: pengaruh perlakuan milk replacer (P0, P1, P2, dan P3) pada taraf ke-j
pada αi
εijk
: Pengaruh galat dari pengaruh perlakuan ke-j tersarang pada perlakuan
umur anak domba ke-i ulangan ke-k
Peubah yang diamati
Peubah yang diamati pada penelitian ini yaitu konsumsi, profil darah yang
terdiri dari hemoglobin, hematokrit, jumlah butir darah merah (eritrosit), dan
jumlah butir darah putih (leukosit).
Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam
(Analyses of Variance, ANOVA) dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji
Duncan (Montgomery 2001).

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Milk Replacer
Data konsumsi milk replacer disajikan pada Tabel 4. Konsumsi milk
replacer memberikan pengaruh tidak langsung terhadap darah. Asupan milk
replacer yang masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi jumlah zat makanan
yang diperoleh anak domba.
Menurut Brandono et al 2004, milk replacer diberikan 3 kali sehari dari
botol susu dengan kuantitas yang diberikan dari setiap pemberian adalah 150-200
mililiter per ekor per pemberian milk replacer atau 500-610 mL ekor-1 hari-1.
Konsumsi milk replacer rata-rata per hari yaitu antara 437.1 ± 120.3 mL ekor-1
hari-1 hingga 583.7 ± 162.7 mL ekor-1 hari-1. Konsumsi milk replacer pada domba
penelitian termasuk dalam kisaran normal yang menandakan domba mendapatkan
asupan milk replacer yang cukup.
Tabel 4 Konsumsi milk replacer dan asupan zat makanan rata-rata per hari
(g ekor-1 hari-1)
Konsumsi milk replacer
Konsumsi zat makanan milk
-1
-1
(mL
ekor
hari
)
replacer (g ekor-1 hari-1)
Perlakuan
28 hari
56 hari
BK
PK
LK
P0
583.7±162.7
500.8±3.9
63.735
18.604
21.543
P1
437.1±120.3 450.7±95.4
83.262
17.702
29.658
P2
495.9±97.9
515.4±22.0
73.343
15.578
32.117
P3
532.0±126.7
520±0
86.280
16.324
39.188
P0=Susu sapi ; P1=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari; P2=P0+kuning telur+minyak
ikan lemuru; P3=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari+minyak ikan lemuru

Hematologi Darah
Hasil analisis statistik didapat bahwa penambahan minyak ikan lemuru dan
minyak biji bunga matahari pada milk replacer tidak memberikan pengaruh nyata
(P>0.05) terhadap kadar hemoglobin, persentase hematokrit, jumlah eritrosit dan
jumlah leukosit.
Kadar Hemoglobin Darah
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penambahan MI dan MBBM pada
milk replacer tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05) terhadap kadar
hemoglobin darah, serta umur anak domba juga tidak berpengaruh nyata terhadap
kadar hemoglobin darah anak domba. Kadar hemoglobin darah anak domba
penelitian disajikan pada Tabel 5.

9
Tabel 5 Kadar hemoglobin darah anak domba prasapih (g dL-1)
Hemoglobin Darah (g dL-1)
28 hari
56 hari
P0
6.1±1.7
6.7±1.2
P1
5.6±1.4
5.8±0.8
P2
5.4±3.0
6.3±1.3
P3
7.3±1.4
6.7±1.6
Rata-rata
6.1±1.8
6.4±1.1
Anak domba yang dipelihara bersama induk
7.5
Perlakuan

P0=Susu sapi ; P1=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari; P2=P0+kuning telur+minyak
ikan lemuru; P3=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari+minyak ikan lemuru

Kadar hemoglobin hasil penelitian berkisar antara 5.4±3.0 g dL-1 dan
7.3±1.4 g dL-1, sedangkan hemoglobin anak domba yang dipelihara bersama
induk adalah 7.5 g dL-1. Hemoglobin dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah kandungan protein, besi (fe), dan bobot badan. Menurut
Guyton (1993) kadar protein dan besi (fe) merupakan faktor penting dalam
pembentukan hemoglobin karena hemoglobin merupakan pigmen eritrosit yang
terdiri atas protein kompleks terkonjugasi yang mengandung besi. Kadar
hemoglobin pada tiap perlakuan secara statistik tidak berbeda nyata. Hal ini
diduga karena konsumsi protein pada tiap anak domba penelitian tidak jauh
berbeda yaitu 18.604, 17.702, 15.578, dan 16.324 g ekor-1 hari-1 untuk P0, P1, P2,
dan P3.
Rata-rata kadar hemoglobin umur 28 hari yaitu 6.1±1.8 g dL-1 dan pada
umur 56 hari yaitu 6.4±1.1 g dL-1. Menurut uji statistik, umur anak domba tidak
berpengaruh nyata terhadap kadar hemoglobin darah. Menurut Andhini (2014)
yang meneliti tentang performa anak domba yang diberi milk replacer, anak
domba mengalami pertambahan bobot badan harian (PBBH) antara 45.53 g ekor-1
hari-1 hingga 112.20 g ekor-1 hari-1. Walaupun tidak berbeda nyata, PBBH anak
domba cenderung akan meningkatkan bobot badan anak domba dari umur 28 hari
hingga 56 hari. Menurut Dwinidasari (2014), semakin berat tubuh suatu hewan
maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan. Hemoglobin diperlukan untuk
membawa oksigen dari paru-paru ke jantung dan jaringan lainnya.
Konsentrasi Hb pada setiap kelompok perlakuan tidak jauh berbeda dengan
konsentrasi Hb pada penelitian Wajuanna (2013) yang juga meneliti tentang
gambaran darah merah pada anak domba prasapih yang lahir kembar. Menurut
Wajuanna (2013) kadar hemoglobin darah anak domba yang lahir kembar adalah
7.25 g dL-1. Perbedaan kadar hemoglobin dapat dikarenakan oleh perbedaan
umur domba dan jenis domba. Secara fisiologis, konsentrasi Hb pada anak
domba yang berumur satu hari akan selalu lebih rendah dengan kondisi ketika
dewasa, dikarenakan pembentukan Hb tidak tinggi karena masih kurangnya
asupan bahan pembentukan Hb seperti zat besi. Sekitar 80% zat besi dibutuhkan
dalam pembentukan kadar Hb (Ganong 2003). Namun jika dibandingkan dengan
hemoglobin anak domba yang dibiarkan dipelihara bersama induk (7.5 g dL-1),
kadar hemoglobin tidak terlalu berbeda jauh.

10
Kadar Hematokrit Darah
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penambahan MI dan MBBM
tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05) terhadap hematokrit darah.
Umur anak domba juga tidak berpengaruh nyata terhadap hematokrit darah.
Persentase hematokrit anak domba penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Persentase hematokrit darah anak domba prasapih (%)
Hematokrit Darah (%)

Perlakuan

28 hari
P0
28.3±2.1
P1
24.6±7.8
P2
21.0±12.3
P3
33.7±6.5
Rata-rata
26.9±8.4
Anak domba yang dipelihara bersama induk

56 hari
31.0±1.7
26.8±2.5
22.7±10.2
28.7±4.2
27.3±5.8
33

P0=Susu sapi ; P1=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari; P2=P0+kuning telur+minyak
ikan lemuru; P3=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari+minyak ikan lemuru

Nilai hematokrit penelitian berkisar antara 21.0% hingga 33.7%, sedangkan
nilai hematokrit anak domba yang dipelihara bersama induk yaitu 33%. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi nilai hematokrit menurut Rimayanti et al.
(1994) adalah karena perubahan hemoglobin (Hb), eritrosit atau hilangnya
kandungan air. Gambar 4 menunjukkan adanya korelasi positif antara nilai
hematokrit dan kadar hemoglobin, dimana nilai R2 berada pada 0-1 baik pada
umur 28 hari ataupun 56 hari. Nilai R2 pada umur 28 hari yaitu 0.94 (mendekati
1) menunjukkan hubungan keeratan (positif) yang kuat antara hematokrit dan
hemoglobin. Menurut Widjajakusuma dan Sikar (1986) hemoglobin sebanding
lurus dengan data hematokrit dan eritrosit pada hewan normal.
6.8

8
7

Hemoglobin (g dL-1)

6.6

6
6.4

y = 0.1533x + 1.9485
R² = 0.9409

5
Umur 56 hari

6.2

4
y = 0.0627x + 4.6897
R² = 0.2497

6

3
2

5.8

Umur 28 hari
Linear (Umur 56 hari)
Linear (Umur 28 hari)

1

5.6

0
0

10

20

30

40

Hematokrit (%)

Gambar 4 Grafik korelasi antara hemoglobin (g dL-1) dan hematokrit (%) darah
anak domba umur 28 dan 56 hari

11
Hematokrit merupakan persentase sel darah merah di dalam darah, dimana
kandungan air dalam darah juga berpengaruh terhadap kadar hematokrit. Menurut
Fradson (1996), nilai hematokrit memperlihatkan secara langsung viskositas darah
dan menurut Duncan (1997), nilai hematokrit akan menurun pada keadaan
kelebihan cairan. Kadar air dalam darah yang semakin tinggi akan mengurangi
viskositas darah sehingga menurunkan kadar hematokrit.
Kadar hematokrit rata-rata anak domba umur 28 hari yaitu 26.91±8.41 %
terlihat lebih rendah dibandingkan hematokrit umur 56 hari yaitu 27.27±5.83 %.
Secara fisiologis, nilai hematokrit pada anak domba yang berumur satu hari akan
selalu lebih rendah dengan kondisi ketika dewasa. Hal tersebut dikarenakan nilai
hematokrit menggambarkan perbandingan jumlah eritrosit dengan komponen
darah lain dalam volume tertentu. Pada hewan yang baru lahir, sel darah merah
hanya diproduksi di sumsum tulang, sedangkan pada hewan dewasa diproduksi
dalam sumsum tulang membranosa, seperti vertebra, sternum, rusuk, dan ilium
(Guyton dan Hall 2006).
Nilai hematokrit darah domba menurut penelitian Wajuanna (2013) adalah
24.4 %. Hasil pengamatan menunjukkan hematokrit darah anak domba umur 28
dan 56 hari berada kisaran 21.00-33.67 %, menunjukkan sebagian besar kadar
hematokrit sama dengan penelitian Wajuanna (2013).

Jumlah Butir Darah Merah (Eritrosit)
Berdasarkan hasil uji statistik, perlakuan milk replacer tidak memberikan
pengaruh nyata (P>0.05) terhadap jumlah eritrosit darah anak domba prasapih,
namun jumlah eritrosit darah anak domba secara nyata meningkat (P0.05) terhadap jumlah
leukosit darah anak domba. Nilai jumlah leukosit darah anak domba penelitian
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Jumlah leukosit darah anak domba prasapih (103 mm-3)
Leukosit Darah (103 mm-3)
Perlakuan
28 hari
56 hari
P0
2.683±0.416
4.483±2.077
P1
5.627±3.326
6.175±1.386
P2
3.517±0.794
4.963±3.561
P3
4.300±1.389
2.883±0.880
Rata-rata
4.032±1.947
4.626±2.259
Anak domba yang dipelihara bersama induk
5.250
P0=Susu sapi ; P1=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari; P2=P0+kuning telur+minyak
ikan lemuru; P3=P0+kuning telur+minyak biji bunga matahari+minyak ikan lemuru

13
Rata-rata jumlah leukosit anak domba umur 28 dan 56 hari berturut-turut
adalah 4.032±1.947 103 mm-3 dan 4.626±2.259 103 mm-3. Domba umur 56 hari
sudah lebih dewasa dibandingkan dengan domba yang berumur 28 hari yang
berarti produksi limfositnya akan cenderung lebih tinggi. Menurut Tizard (1988),
sumsum tulang pada hewan yang lebih dewasa berlaku sebagai sumber sel darah
termasuk limfosit.
Hasil penelitian menunjukkan jumlah leukosit pada domba umur 28 dan 56
hari yang diberi milk replacer berkisar antara 2.683±0.416 103 mm-3 hingga
6.175±1.386 103 mm-3, sedangkan jumlah leukosit anak domba yang dipelihara
bersama induk adalah 5.250 103 mm-3. Jumlah total sel darah putih berkisar
antara (5-20) 103mm-3 pada mamalia (Meyer dan Harvey 2009). Jumlah
leukosit darah anak domba menurut penelitian Maharani (2013) adalah 7.87 103
mm-3. Anak domba penelitian walaupun memiliki jumlah leukosit lebih rendah
dibandingkan dengan anak domba yang dipelihara bersama induk masih berada
pada kisaran jumlah leukosit pada mamalia.
Jumlah total dan tipe leukosit dapat digunakan untuk mendiagnosis keadaan
atau status infeksi pada hewan (Lawhead dan Baker 2005). Penambahan MI
dan MBBM pada milk replacer secara nyata tidak berpengaruh terhadap jumlah
leukosit. Konsumsi lemak menjadi salah satu faktor dalam pembentukan leukosit
darah. Minyak ikan lemuru dan minyak biji bunga matahari merupakan sumber
minyak hewani dan nabati yang mengandung asam-asam lemak esensial, dimana
asam lemak esensial digunakan tubuh untuk menyusun jaringan terutama jaringan
limfoid (Fritsche et al. 1992). Jaringan limfoid internal meliputi sumsum tulang,
timus, limpa, dan simpul limfe, yang mengatur produksi limfosit (Tizard 1988).
Menurut Ganong (2003), kenaikan leukosit dapat diartikan dengan kenaikan
limfosit. Fungsi utama limfosit adalah produksi antibodi atau sebagai sel efektor
khusus dalam menanggapi antigen terikat makrofag. Konsumsi lemak yang tidak
berbeda nyata, diduga membuat jumlah leukosit juga tidak berbeda nyata.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, penambahan minyak ikan lemuru dan minyak
biji bunga matahari pada milk replacer tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap gambaran profil darah anak domba prasapih, namun eritrosit domba
secara nyata meningkat dari umur 28 hari ke 56 hari. Milk replacer dapat
diberikan kepada anak domba hingga umur 56 hari tanpa perlu penambahan
minyak ikan lemuru dan minyak biji bunga matahari.

14
Saran
Menindaklanjuti penelitian ini, diharapkan adanya penelitian lanjutan yang
meneliti tentang milk replacer dengan menggunakan sumber minyak lain sebagai
pengganti minyak ikan lemuru dan/atau minyak biji bunga matahari.

DAFTAR PUSTAKA
Andhini DS. 2014. Performa anak domba prolific dengan pemberian milk
replacer yang disuplementasi minyak biji bunga matahari dan minyak ikan
lemuru. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Astawan M. 2009. Departemen teknologi pangan dan gizi IPB [internet]. Bogor
(ID):
[diunduh
2014
Okt
28].
Tersedia
pada
http://www.masenchipz.com/bahaya-laten-sosis 05 Juli 2009.
Bouchard R, Brisson GJ. 1970. Tallow versus corn oil in a milk substitute for
artificially reared lambs and digestibility of diet constituents. J Anim Sci.
31:804-809
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Daftar komposisi
bahan makanan. Jakarta (ID): Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Duncan JR, Prase KW. 1997. G'eterinarv Lahoratan, Medicine. Clinical
Patholoy. Ames (US) : Iowa State Univ Pr.
Dwinidasari A. 2014. Respirasi pada tumbuhan dan hewan. www.academia.edu.
[internet]. Bogor (ID): [diunduh 2014 Okt 28]. Tersedia pada
http://www.academia.edu/6251482/respirasi_pada_tumbuhan_dan_hewan.
Ensminger ME. 2002. Sheep & Goat Science. Sixth edition. Danville (US):
Insterstate Publishers
Fradson RD. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi ke-4. Srigandono, K.
Praseno, penerjemah. Yogyakarta (ID): Gajah Mada University Pr.
Fritsche KL, Cassity NA, Huang SC. 1992. Dietary (n-3) fatty acid and vitamin E
interactions in rats: Effect on vitamin E status, immune cell prostaglandin E
production and primary antibody response. J Nutr. 122:1009-1018.
Ganong WF. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-20.
Widjajakusumah D, Irawati D, Siagian M, Moeloek D, Pendit BU,
penerjemah; Widjajakusumah D, editor. Jakarta (ID); ECG. Terjemah dari:
Review of Medical Physiology.
Guyton AC. 1993. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-7. Tengadi KA,
penerjemah. Jakarta (ID): EGC.
Guyton AC, Hall EJ. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Irawati, editor.
Jakarta(ID): EGC.
Lawhead JB, Baker M. 2005. Introduction to Veterinary Science. Australia (AU):
Thomson and Learning.
Maharani A J. 2013. Gambaran diferensial leukosit anak domba yang dilahirkan
oleh induk domba dengan perlakuan superovulasi sebelum perkawinan.
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Meyer DJ, Harvey JW. 2009. Veterinary Laboratory and Medicine: Interpretation
and Diagnosis. Third edition. Washington (US): Saunders.

15
Montgomery DC. 2001. Design and Analysis of Experiment. fifth edition.
Washington (US): Prentice Hall.
Moran J. 2002. Calf Rearing a Particle Guide. second Edition. Australia (AU):
Landlinks Pr.
O’Brien RD 2009. Fats and Oils. London (GB): CRC Pr.
Ritter-Gooder PK, Nancy ML, Kimberly B, Megan W. 2008. Developmentand
pilot testing of an omega-3 fatty acid food frequency questionnaire. Lincoln
and Greenville. J Food Comp. 21:43–49.
Rukmana R. 2004. Budidaya Bunga Matahari. Semarang (ID): Aneka Ilmu
Sastradipradja D, Hartini S. 1989. Fisiologi Veteriner. Bogor (ID): IPB Pr.
Sturkie, P.D dan Grimingger. 1976. Blood : Physical Charateristic, Formed
Elements, Haemoglobin, and Coagulation. Di dalam : P.D Sturkie, Editor.
Avian Physicology. New York (US) : Springer-Verleg.
Sunarlim R, Triyantini B, Setiati, Setiyanto. 1992. Upaya mempopulerkan dan
meningkatkan penelitian susu kambing dan domba. Di dalam: Domba dan
Kambing untuk Kesejahteraan Masyarakat. Seminar Nasional ISPI dan
HPDKI; 1992; Bogor, Indonesia. Bogor (ID). hlm 171.
Tiesnamurti B, Inounu I, Subandriyo. 2002. Kapasitas produksi susu domba
peridi : I. Pertumbuhan anak prasapih. JITV. 7:227-236
Tiesnamurti B. 1992. Reducing the preweaning mortalityrate of Javanese thin-tail
sheep. In: New technologiesfor small ruminant production in Indonesia.
Ludgate PJ, editor. Winrock International Institute for Agriculture
Development : 93-101.
Tizard I. 1988. Pengantar Imunologi Veteriner. Surabaya (ID): Airlangga
University Pr.
Wajuanna A N. 2013. Gambaran darah merah anak domba yang dilahirkan oleh
induk domba yang disuperovulasi sebelum perkawinan. [Skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor
Widjajakusuma R, Sikar H. 1986. Fisiologi Hewan Laboratorium Fisologi dan
Farmakologi. Bogor (ID): IPB Pr.

16

LAMPIRAN
Lampiran 1 ANOVA kadar hemoglobin anak domba
SK
JK
db
KT
Umur
.640
1
.640
Umur *
8.335
6
1.389
Perlakuan
Error
43.327
16
2.708
Total
52.302
23

Fhit
.236

Sig
.633

.513

.790

SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.

Lampiran 2 ANOVA kadar hematokrit anak domba
SK
JK
db
KT
Umur
.792
1
.792
Umur *
375.277
6
62.546
Perlakuan
Error
777.814
16
48.613
Total
1153.883
23

Fhit
.016

Sig
.900

1.287

.318

SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.

Lampiran 3 ANOVA jumlah eritrosit anak domba
SK
JK
db
KT
Umur
4.211E13
1
4.211E13
Umur *
2.074E13
6
3.457E12
Perlakuan
Error
6.829E13
16
4.268E12
Total
1.311E14
23

Fhit
9.866

Sig
.006

.810

.577

SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.

Lampiran 4 ANOVA jumlah leukosit anak domba
SK
JK
db
KT
Umur
2121283.068
1 2121283.068
Umur *
3.082E7
6 5136441.924
Perlakuan
Error
6.698E7
16 4186405.938
Total
9.992E7
24

Fhit
.507

Sig
.487

1.227

.344

SK: sumber keragaman, db: derajat bebas, JK: jumlah kuadrat, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.

17
Lampiran 5 Perhitungan massa jenis Milk replacer
Massa jenis =
Milk replacer

Massa (gram)

Volume (mL)

MR0

483.30

500

MR1

538.54

520

MR2

545.32

520

MR3

527.84

520

* MR : Milk replacer

Massa jenis (gram/mL)

18

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 30
November 1992. Penulis adalah anak pertama dari tiga
bersaudara dari pasangan bapak Supriyanto dan ibu
Novriza Heria Utami. Awal pendidikan dasar ditempuh
penulis di SDN 09 Argamakmur, Bengkulu Utara pada
tahun 1998. Pendidikan menengah pertama pada tahun
2004 di SMP Negeri 1 Argamakmur, Bengkulu Utara dan
melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 5
kota Bengkulu pada tahun 2007. Penulis masuk di
Fakultas Peternakan jurusan Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menempuh jenjang sarjana, penulis menjadi asisten praktikum mata
kuliah Teknik Formulasi Ransum Fapet IPB tahun ajaran 2013/2014 dan
2014/2015. Penulis juga aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan yaitu
sebagai ketua rohis INTP47 (2011/2014), anggota Departemen Polkastrad BEM
D’Oreamnos (2011/2012), dan pengurus besar Ikatan Senat Mahasiswa
Peternakan Indonesia (ISMAPETI) (2012/2014).
Penulis pernah memperoleh dana hibah DIKTI pada Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan tahun 2011. Selain itu, selama di
fakultas peternakan penulis aktif di bidang musik dengan membuat themesong
Masa Perkenalan Fakultas Peternakan selama 2 tahun berturut-turut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT atas segala karunia
yang telah diberikan sampai saat ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr
Ir Dwierra Evvyernie MS MSc dan Dr Ir Lilis Khotijah MSi selaku dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih kepada Dr Anuraga Jayanegara SPt MSc yang
telah memberikan sarannya pada saat seminar hasil penelitian serta terima kasih
kepada Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi yang telah membantu dalam
pendanaan penelitian melalui dana BOPTN. Terima kasih kepada dosen penguji
ujian akhir skrip Prof Dr Ir Yuli Retnani MSc dan Ir Hj Komariah MSi. Terima
kasih terkhusus kepada keluarga, Bapak Supriyanto, Ibu Novriza Heria Utami,
dan adik-adikku Azzam dan Afifah yang selalu memberikan doanya serta
dukungan moril dan materi. Terima kasih kepada Pak Darmawan, Kak Ani, Kang
Edi, dan Kang Asep yang telah membantu penulis dalam proses pemeliharaan
hingga analisis darah, kepada teman satu kelompok penelitian Dian dan Ajeng,
serta kepada Dinar yang telah menemani serta selalu memberikan semangat
hingga penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Adhrid, Isti,
teman-teman pondok rantau, Nutrisi 47, Fakultas Peternakan IPB dan ISMAPETI
yang telah menjadi keluarga selama penulis berada di perantauan. Big Thanks.