Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Tempat Penampungan Unggas di Jakarta Barat

PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE
DI TEMPAT PENAMPUNGAN UNGGAS
DI JAKARTA BARAT

KUKUH GALIH WASKITA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE
DI TEMPAT PENAMPUNGAN UNGGAS
DI JAKARTA BARAT

KUKUH GALIH WASKITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan pada
Fakultas Kedokteran Hewan


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

ABSTRACT
KUKUH GALIH WASKITA. Applying of Biosecurity and Hygiene in the Poultry
Collecting Facilities in West Jakarta. Under direction by DENNY WIDAYA
LUKMAN and CHAERUL BASRI.
Poultry collecting facilities (PCFs) has an important role in distribution chain
of poultry in Indonesia. From the veterinary public health’s point of view, PCFs is
critical point in the distribution chain of poultry since the PCFs could be a source
of distribution and transmission of pathogenic agents which are significant in
zoonoses and food safety. This study is aimed to observe the application of
biosecurity and hygiene in PCFs in West Jakarta assessed by using checklist
which is developed from checklist of veterinary establishment number (Nomor
Kontrol Veteriner/NKV) and some literatures. The elements of biosecurity and
hygiene which are assessed include building and facilities, practices on
management, isolation, poultry movement control, sanitation, environmental
cleanliness, and personal hygiene. The results showed that the biosecurity and

hygiene practices in the PCFs in West Jakarta categorized as moderate and poor
were 41.9% and 58.1%, consecutively. The most critical evidences of biosecurity
and hygiene practices included no poultry health inspection on poultry arrived at
PCFs (100%). The most seriously evidences involved no isolation cages
(87.1%). The most major evidences comprised no disinfection on personnel who
enter and exit the PCFs (100%), no disinfection on vehicles which enter and exit
the PCFs (100%), personnel do not use personal protection equipment (PPE)
(96.8%), location of PCFs in residence and flood area (80.6%), and no hand
washing facilities (77.4%). This condition should be highly considered related to
public and environmental health.
Keywords: biosecurity, hygiene, poultry collecting facilities.

ABSTRAK
KUKUH GALIH WASKITA. Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Tempat
Penampungan Unggas di Jakarta Barat. Di bawah bimbingan DENNY WIDAYA
LUKMAN dan CHAERUL BASRI.
Tempat penampungan unggas (TPnU) memiliki peranan penting dalam
mata rantai distribusi unggas di Indonesia. Dari aspek kesehatan masyarakat
veteriner (Kesmavet), TPnU merupakan titik kritis dalam mata rantai penyediaan
unggas karena TPnU dapat menjadi sumber penyebaran agen patogen terkait

zoonosis dan keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
gambaran penerapan biosekuriti dan higiene pada TPnU di Jakarta Barat yang
dinilai dengan checklist yang telah dikembangkan atau modifikasi dari Nomor
Kontrol Veteriner (NKV) dan beberapa pustaka. Penelitian dilakukan dengan
metode observasi lapang. Jumlah TPnU yang dinilai sebanyak 31 di 5
kecamatan, yang merupakan semua TPnU yang terdaftar di Suku Dinas
Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat. Komponen biosekuriti dan higiene
TPnU yang dinilai meliputi bangunan dan fasilitas, praktek-praktek yang terkait
dengan manajemen pemeliharaan, isolasi, pengendalian lalu lintas unggas,
sanitasi, kebersihan lingkungan dan higiene personal. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa praktek biosekuriti dan higiene di TPnU di Jakarta Barat
dikategorikan sedang (41.9%) dan buruk (58.1%). Penyimpangan kritis yang
paling banyak ditemukan adalah tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan ayam
yang baru masuk TPnU (100%). Penyimpangan serius yang banyak ditemukan
adalah tidak mempunyai kandang isolasi (87.1%). Sedangkan penyimpangan
mayor yang banyak ditemukan adalah tidak dilakukan disinfeksi personal pada
saat keluar masuk ke komplek TPnU (100%), tidak dilakukan disinfeksi
kendaraan pada saat keluar masuk ke komplek TPnU (100%), pekerja yang
berhubungan langsung dengan unggas tidak memakai peralatan alat pelindung
diri (APD) minimal (96.8%), lokasi TPnU berada tidak jauh dari pemukiman atau

industri serta rawan banjir (80.6%), serta tidak terdapat fasilitas cuci tangan
seperti sabun (77.4%). Hal ini perlu mendapat perhatian terkait kesehatan
masyarakat dan lingkungan.
Kata kunci: biosekuriti, higiene, tempat penampungan unggas.

Judul

:

Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Tempat Penampungan
Unggas di Jakarta Barat

Nama

:

Kukuh Galih Waskita

NRP


:

B04104085

Disetujui

Dr. drh. Denny Widaya Lukman, MSi
Ketua

drh. Chaerul Basri
Anggota

Diketahui,

Dr. Nastiti Kusumorini
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Tanggal Lulus : ......................................

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
semua nikmat yang telah diberikan kepada penulis dalam menjalani hidup
hingga penulis bisa menyelesaikan studi dan skripsi dengan baik di
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB). Judul
skripsi yang diambil adalah “Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Tempat
Penampungan Unggas (TPnU) di Jakarta Barat “.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1 Bapak Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si selaku pembimbing pertama
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan,
dan nasehat yang membangun serta motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2 Bapak drh. Chaerul Basri selaku pembimbing kedua yang telah sabar dalam
membimbing dan mengarahkan dalam penulisan ini.
3 Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat dan Bapak
Herbet yang telah banyak membantu dan menemani penulis dalam
pengambilan data di lapangan.
4 Ibu Dr. drh. A. Winny Sanjaya, MS selaku dosen penilai dan Bapak drh. Trioso
Purnawarman, M.Si selaku dosen penguji.
5 Bapak drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS, PhD sebagai dosen
pembimbing akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan

memotivasi penulis dalam menjalankan studi di FKH IPB serta menjadi orang
tua penulis dalam menyelesaikan studi.
6 Ibu Nastiti Kusumorini, PhD selaku Wakil Dekan FKH IPB.
7 Keluarga tercinta (Bapak, Mama, Mbak Titis, Nisa, dan Ajeng) atas cinta,
kasih sayang, kelembutan, dan perhatian serta pengorbanannya kepada
penulis.
8 Keluarga di Lamongan, keluarga di Solo, keluarga di Magelang, keluarga di
Jakarta, serta keluarga besar di Jayapura dan Sorong Papua.
9 Helmayeni Chandra yang telah banyak berkorban dan memberikan semangat
serta kasih sayang di setiap waktunya kepada penulis.
10 Teman-teman seperjuangan di ORENZ Family, My Chick, Asteroidea, HMI,
BEM Pembaharuan, BEM Harmoni, dan UKM Futsal IPB.

11 Teman-teman di Ikatan Mahasiswa Papua dan Asrama Mahasiswa Papua
yang mempunyai satu tujuan membangun Papua.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2008
Kukuh Galih Waskita


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jayapura pada tanggal 22 Januari 1987.
Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, putra pasangan
Bapak Ir. Partono Hardi Sudarmo dan Ibu Khusnul Hidayah
Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada
tahun 1998 di SD Al-Ihsan Jayapura dan pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan ke SMPN 5 Jayapura hingga lulus pada tahun
2001.

Pendidikan SMU diselesaikan pada tahun 2004 di SMUN 1

Jayapura.

Pada tahun yang sama penulis berkesempatan untuk

melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor (FKH IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI)
sebagai mahasiswa.
Semasa menjadi mahasiswa FKH IPB, penulis pernah aktif dalam
kegiatan eksternal dan internal kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Islam

(HMI) komisariat FKH IPB,

HMI Cabang Bogor, dan organisasi

kemahasiswaan sebagai wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
FKH IPB periode 2006-2007, dan sebagai ketua umum UKM Futsal IPB
periode 2007-2008.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................


x

PENDAHULUAN ....................................................................................
Latar Belakang ……………………………………………………….

1
1

Tujuan …………………………………………………………………

2

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
Tempat Penampungan Unggas ..................................................

3
3

Biosekuriti …………………………………………………………….


3

Good Practices dan Biosekuriti di TPnU …………………………

5

Sistem Pengawasan dengan Menggunakan Checklist ...............

8

BAHAN DAN METODE ..........................................................................

10

Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................

10

Alat dan Bahan Penelitian ...........................................................

10

Metode Penelitian .......................................................................

10

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................

12

Lokasi dan Titik Koordinat Tempat Penampungan Unggas .......

12

Penilaian Biosekuriti dan Higiene ...............................................

14

Aspek Bangunan dan Fasilitas ...................................................

16

Aspek Manajemen Pemeliharaan ...............................................

23

Aspek Isolasi ...............................................................................

26

Aspek Pengendalian Lalu Lintas .................................................

28

Aspek Sanitasi ............................................................................

33

Aspek Higiene .............................................................................

35

Pembahasan Umum ...................................................................

39

SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………..……….

44

Simpulan .....................................................................................

44

Saran ..........................................................................................

45

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….…………...

46

LAMPIRAN …………………………………………………………………...

47

vii

DAFTAR TABEL

Halaman
1

Jumlah dan kegiatan tempat penampungan unggas di Jakarta
Barat …………………………………………………………………….

12

Kategori TPnU berdasarkan praktek biosekuriti dan higiene di
Jakarta Barat …………………………………………………………..

14

Penyimpangan yang bersifat kritis, serius, dan mayor pada TPnU
di Jakarta Barat ………………………………………………………..

15

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada bangunan dan
fasilitas TPnU di Jakarta Barat ……………………………………….

16

Kondisi bangunan dan fasilitas TPnU yang diamati di Jakarta
Barat ..............................................................................................

17

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada manajemen
pemeliharaan TPnU di Jakarta Barat ……………………………….

24

Kondisi manajemen pemeliharaan unggas di TPnU yang diamati
di Jakarta Barat ..............................................................................

24

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada isolasi TPnU di
Jakarta Barat …………………………………………………………..

26

9

Praktek isolasi di TPnU yang diamati di Jakarta Barat ..................

27

10

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada kontrol lalu
lintas TPnU di Jakarta Barat ………………………………………….

28

11

Pengendalian lalu lintas TPnU yang diamati di Jakarta Barat .......

29

12

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada sanitasiTPnU
di Jakarta Barat …………………………………...............................

33

13

Kondisi sanitasi di TPnU yang diamati di Jakarta Barat ................

34

14

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada higiene TPnU
di Jakarta Barat ………………………………………………………..

36

15

Kondisi higiene di TPnU yang diamati di Jakarta Barat .................

37

16

Disinfektan yang digunakan dalam peternakan unggas ................

43

2
3
4
5
6
7
8

viii

PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE
DI TEMPAT PENAMPUNGAN UNGGAS
DI JAKARTA BARAT

KUKUH GALIH WASKITA

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

PENERAPAN BIOSEKURITI DAN HIGIENE
DI TEMPAT PENAMPUNGAN UNGGAS
DI JAKARTA BARAT

KUKUH GALIH WASKITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan pada
Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

ABSTRACT
KUKUH GALIH WASKITA. Applying of Biosecurity and Hygiene in the Poultry
Collecting Facilities in West Jakarta. Under direction by DENNY WIDAYA
LUKMAN and CHAERUL BASRI.
Poultry collecting facilities (PCFs) has an important role in distribution chain
of poultry in Indonesia. From the veterinary public health’s point of view, PCFs is
critical point in the distribution chain of poultry since the PCFs could be a source
of distribution and transmission of pathogenic agents which are significant in
zoonoses and food safety. This study is aimed to observe the application of
biosecurity and hygiene in PCFs in West Jakarta assessed by using checklist
which is developed from checklist of veterinary establishment number (Nomor
Kontrol Veteriner/NKV) and some literatures. The elements of biosecurity and
hygiene which are assessed include building and facilities, practices on
management, isolation, poultry movement control, sanitation, environmental
cleanliness, and personal hygiene. The results showed that the biosecurity and
hygiene practices in the PCFs in West Jakarta categorized as moderate and poor
were 41.9% and 58.1%, consecutively. The most critical evidences of biosecurity
and hygiene practices included no poultry health inspection on poultry arrived at
PCFs (100%). The most seriously evidences involved no isolation cages
(87.1%). The most major evidences comprised no disinfection on personnel who
enter and exit the PCFs (100%), no disinfection on vehicles which enter and exit
the PCFs (100%), personnel do not use personal protection equipment (PPE)
(96.8%), location of PCFs in residence and flood area (80.6%), and no hand
washing facilities (77.4%). This condition should be highly considered related to
public and environmental health.
Keywords: biosecurity, hygiene, poultry collecting facilities.

ABSTRAK
KUKUH GALIH WASKITA. Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Tempat
Penampungan Unggas di Jakarta Barat. Di bawah bimbingan DENNY WIDAYA
LUKMAN dan CHAERUL BASRI.
Tempat penampungan unggas (TPnU) memiliki peranan penting dalam
mata rantai distribusi unggas di Indonesia. Dari aspek kesehatan masyarakat
veteriner (Kesmavet), TPnU merupakan titik kritis dalam mata rantai penyediaan
unggas karena TPnU dapat menjadi sumber penyebaran agen patogen terkait
zoonosis dan keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan
gambaran penerapan biosekuriti dan higiene pada TPnU di Jakarta Barat yang
dinilai dengan checklist yang telah dikembangkan atau modifikasi dari Nomor
Kontrol Veteriner (NKV) dan beberapa pustaka. Penelitian dilakukan dengan
metode observasi lapang. Jumlah TPnU yang dinilai sebanyak 31 di 5
kecamatan, yang merupakan semua TPnU yang terdaftar di Suku Dinas
Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat. Komponen biosekuriti dan higiene
TPnU yang dinilai meliputi bangunan dan fasilitas, praktek-praktek yang terkait
dengan manajemen pemeliharaan, isolasi, pengendalian lalu lintas unggas,
sanitasi, kebersihan lingkungan dan higiene personal. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa praktek biosekuriti dan higiene di TPnU di Jakarta Barat
dikategorikan sedang (41.9%) dan buruk (58.1%). Penyimpangan kritis yang
paling banyak ditemukan adalah tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan ayam
yang baru masuk TPnU (100%). Penyimpangan serius yang banyak ditemukan
adalah tidak mempunyai kandang isolasi (87.1%). Sedangkan penyimpangan
mayor yang banyak ditemukan adalah tidak dilakukan disinfeksi personal pada
saat keluar masuk ke komplek TPnU (100%), tidak dilakukan disinfeksi
kendaraan pada saat keluar masuk ke komplek TPnU (100%), pekerja yang
berhubungan langsung dengan unggas tidak memakai peralatan alat pelindung
diri (APD) minimal (96.8%), lokasi TPnU berada tidak jauh dari pemukiman atau
industri serta rawan banjir (80.6%), serta tidak terdapat fasilitas cuci tangan
seperti sabun (77.4%). Hal ini perlu mendapat perhatian terkait kesehatan
masyarakat dan lingkungan.
Kata kunci: biosekuriti, higiene, tempat penampungan unggas.

Judul

:

Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Tempat Penampungan
Unggas di Jakarta Barat

Nama

:

Kukuh Galih Waskita

NRP

:

B04104085

Disetujui

Dr. drh. Denny Widaya Lukman, MSi
Ketua

drh. Chaerul Basri
Anggota

Diketahui,

Dr. Nastiti Kusumorini
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Tanggal Lulus : ......................................

PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
semua nikmat yang telah diberikan kepada penulis dalam menjalani hidup
hingga penulis bisa menyelesaikan studi dan skripsi dengan baik di
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB). Judul
skripsi yang diambil adalah “Penerapan Biosekuriti dan Higiene di Tempat
Penampungan Unggas (TPnU) di Jakarta Barat “.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1 Bapak Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si selaku pembimbing pertama
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan,
dan nasehat yang membangun serta motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2 Bapak drh. Chaerul Basri selaku pembimbing kedua yang telah sabar dalam
membimbing dan mengarahkan dalam penulisan ini.
3 Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat dan Bapak
Herbet yang telah banyak membantu dan menemani penulis dalam
pengambilan data di lapangan.
4 Ibu Dr. drh. A. Winny Sanjaya, MS selaku dosen penilai dan Bapak drh. Trioso
Purnawarman, M.Si selaku dosen penguji.
5 Bapak drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS, PhD sebagai dosen
pembimbing akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan
memotivasi penulis dalam menjalankan studi di FKH IPB serta menjadi orang
tua penulis dalam menyelesaikan studi.
6 Ibu Nastiti Kusumorini, PhD selaku Wakil Dekan FKH IPB.
7 Keluarga tercinta (Bapak, Mama, Mbak Titis, Nisa, dan Ajeng) atas cinta,
kasih sayang, kelembutan, dan perhatian serta pengorbanannya kepada
penulis.
8 Keluarga di Lamongan, keluarga di Solo, keluarga di Magelang, keluarga di
Jakarta, serta keluarga besar di Jayapura dan Sorong Papua.
9 Helmayeni Chandra yang telah banyak berkorban dan memberikan semangat
serta kasih sayang di setiap waktunya kepada penulis.
10 Teman-teman seperjuangan di ORENZ Family, My Chick, Asteroidea, HMI,
BEM Pembaharuan, BEM Harmoni, dan UKM Futsal IPB.

11 Teman-teman di Ikatan Mahasiswa Papua dan Asrama Mahasiswa Papua
yang mempunyai satu tujuan membangun Papua.

Semoga tulisan ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2008
Kukuh Galih Waskita

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jayapura pada tanggal 22 Januari 1987.
Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, putra pasangan
Bapak Ir. Partono Hardi Sudarmo dan Ibu Khusnul Hidayah
Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada
tahun 1998 di SD Al-Ihsan Jayapura dan pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan ke SMPN 5 Jayapura hingga lulus pada tahun
2001.

Pendidikan SMU diselesaikan pada tahun 2004 di SMUN 1

Jayapura.

Pada tahun yang sama penulis berkesempatan untuk

melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor (FKH IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI)
sebagai mahasiswa.
Semasa menjadi mahasiswa FKH IPB, penulis pernah aktif dalam
kegiatan eksternal dan internal kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) komisariat FKH IPB,

HMI Cabang Bogor, dan organisasi

kemahasiswaan sebagai wakil ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
FKH IPB periode 2006-2007, dan sebagai ketua umum UKM Futsal IPB
periode 2007-2008.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

x

PENDAHULUAN ....................................................................................
Latar Belakang ……………………………………………………….

1
1

Tujuan …………………………………………………………………

2

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................
Tempat Penampungan Unggas ..................................................

3
3

Biosekuriti …………………………………………………………….

3

Good Practices dan Biosekuriti di TPnU …………………………

5

Sistem Pengawasan dengan Menggunakan Checklist ...............

8

BAHAN DAN METODE ..........................................................................

10

Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................

10

Alat dan Bahan Penelitian ...........................................................

10

Metode Penelitian .......................................................................

10

HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................

12

Lokasi dan Titik Koordinat Tempat Penampungan Unggas .......

12

Penilaian Biosekuriti dan Higiene ...............................................

14

Aspek Bangunan dan Fasilitas ...................................................

16

Aspek Manajemen Pemeliharaan ...............................................

23

Aspek Isolasi ...............................................................................

26

Aspek Pengendalian Lalu Lintas .................................................

28

Aspek Sanitasi ............................................................................

33

Aspek Higiene .............................................................................

35

Pembahasan Umum ...................................................................

39

SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………..……….

44

Simpulan .....................................................................................

44

Saran ..........................................................................................

45

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….…………...

46

LAMPIRAN …………………………………………………………………...

47

vii

DAFTAR TABEL

Halaman
1

Jumlah dan kegiatan tempat penampungan unggas di Jakarta
Barat …………………………………………………………………….

12

Kategori TPnU berdasarkan praktek biosekuriti dan higiene di
Jakarta Barat …………………………………………………………..

14

Penyimpangan yang bersifat kritis, serius, dan mayor pada TPnU
di Jakarta Barat ………………………………………………………..

15

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada bangunan dan
fasilitas TPnU di Jakarta Barat ……………………………………….

16

Kondisi bangunan dan fasilitas TPnU yang diamati di Jakarta
Barat ..............................................................................................

17

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada manajemen
pemeliharaan TPnU di Jakarta Barat ……………………………….

24

Kondisi manajemen pemeliharaan unggas di TPnU yang diamati
di Jakarta Barat ..............................................................................

24

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada isolasi TPnU di
Jakarta Barat …………………………………………………………..

26

9

Praktek isolasi di TPnU yang diamati di Jakarta Barat ..................

27

10

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada kontrol lalu
lintas TPnU di Jakarta Barat ………………………………………….

28

11

Pengendalian lalu lintas TPnU yang diamati di Jakarta Barat .......

29

12

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada sanitasiTPnU
di Jakarta Barat …………………………………...............................

33

13

Kondisi sanitasi di TPnU yang diamati di Jakarta Barat ................

34

14

Jumlah penyimpangan berdasarkan kategori pada higiene TPnU
di Jakarta Barat ………………………………………………………..

36

15

Kondisi higiene di TPnU yang diamati di Jakarta Barat .................

37

16

Disinfektan yang digunakan dalam peternakan unggas ................

43

2
3
4
5
6
7
8

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1

Lokasi dan titik koordinat TPnU yang diamati di Jakarta Barat .....

13

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1

Checklist biosekuriti dan higiene untuk tempat penampungan
unggas yang digunakan dalam penelitian ………………………….

47

2

Lokasi dan Koordinat TPnU ...........................................................

50

3

Hasil Penilaian TPnU di Jakarta Barat ………………………………

51

4

Dokumentasi TPnU di Jakarta Barat ………………………………..

52

x

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan akan kecukupan protein hewani dalam diet sehari-hari
merupakan kebutuhan mutlak.

Tubuh membutuhkan protein-protein untuk

metabolisme dan regenerasi sel-selnya. Protein hewani harus terpenuhi dalam
jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh dan harus aman untuk dikonsumsi. Oleh
karena itu, untuk menjamin produk-produk pangan asal hewan ini aman, sehat,
utuh, dan halal dalam rangka mewujudkan kesehatan dan ketentraman batin
masyarakat, maka setiap unit usaha pangan asal hewan wajib memenuhi
persyaratan teknis higiene sanitasi pangan asal hewan tersebut (Azhar 2006).
Produk unggas seperti daging dan telur merupakan pangan asal hewan
yang menduduki peringkat teratas dalam hal konsumsinya di Indonesia. Hal ini
disebabkan populasinya yang tinggi, harganya relatif terjangkau, gizinya yang
tinggi, serta mudah dan berbagai macam cara pengolahannya. Upaya menjaga
keamanan pangan asal hewan harus dilakukan mulai dari peternakan sampai
dikonsumsi, yang dikenal dengan konsep safe from farm to table.
Berbagai penyakit unggas merupakan ancaman yang sangat serius bagi
dunia perunggasan dan manusia karena beberapa diantaranya bersifat zoonosis.
Salah satu contoh zoonosis yang saat ini menjadi masalah di dunia dan
Indonesia khususnya adalah avian influenza (AI). Indonesia saat ini merupakan
negara dengan kasus kematian manusia akibat AI tertinggi. Menurut data dari
Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi
Pandemi Influenza (KOMNAS FBPI), sampai awal september 2008 terdapat 137
kasus avian influenza (AI) atau flu burung pada manusia di Indonesia dengan
jumlah kematian mencapai 112 orang (case fatality rate 81.75 %).
Merebaknya penyakit AI di Indonesia, khususnya DKI Jakarta, menjadikan
TPnU sangat penting dalam sumber penyebaran virus AI, baik antar unggas
maupun dari unggas ke manusia dan lingkungan. Selain virus AI, penyakit yang
dapat dibawa unggas dan menular ke manusia antara lain salmonelosis,
tuberkulosis, klamidiosis, dan Newcastle disease (ND) (Purchase 1995).
Tempat penampungan unggas (TPnU) merupakan tempat dikumpulkannya
unggas dari berbagai daerah sebelum dipotong atau dijual ke pasar. Di tempat
ini kontak tidak hanya terjadi pada unggas yang dikumpulkan, tetapi juga terjadi
antara unggas dan manusia. Unggas yang masuk ke TPnU dapat membawa
 
 

2
berbagai agen penyakit, sehingga TPnU dinilai sebagai tempat yang sangat
potensial untuk penyebaran penyakit asal unggas dan dikategorikan sebagai titik
kritis dalam mata rantai penyediaan unggas.
Pentingnya prosedur biosekuriti telah digarisbawahi sebagai tahap awal
untuk mencegah berbagai penyakit unggas yang mematikan. Biosekuriti dapat
digambarkan sebagai satu rangkaian program kerja dan prosedur yang akan
mencegah atau membatasi hidup dan menyebarnya hama dan jasad renik
berbahaya di berbagai tempat perunggasan seperti peternakan, tempat
penampungan unggas (TPnU), dan rumah potong unggas.

Agar penerapan

biosekuriti dan higiene dapat terus dipelihara dan ditingkatkan, maka perlu
dikembangkan dan dilaksanakan sistem pengawasan atau penilaian atau audit
yang konsisten.
Penilaian atau audit terhadap biosekuriti dan higiene dapat dijadikan alat
pengukur efektivitas tindakan biosekuriti dan higiene terhadap pengendalian
penyakit, serta bagi pemerintah dapat dijadikan acuan bagi program pembinaan
dan pengawasan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dilaksanakan studi yang menilai
praktek biosekuriti dan higiene di TPnU di Jakarta Barat yang menggunakan
cheklist. Checklist merujuk kepada butir-butir penilaian Nomor Kontrol Veteriner
(NKV), pustaka, dan pendapat para pakar. Hasil penilaian dikategorikan menjadi
baik, sedang, dan buruk berdasarkan jumlah penyimpangan yang ada.

Tujuan
Tujuan dari penelitian dan penulisan skripsi ini adalah untuk mendapatkan
gambaran dan kategori praktek biosekuriti dan higiene di TPnU di Jakarta Barat.

 
 

3

TINJAUAN PUSTAKA
Tempat Penampungan Unggas (TPnU)
Tempat penampungan unggas (TPnU) adalah suatu tempat yang
memperoleh ijin dari otoritas pemerintah daerah sebagai tempat mengumpulkan
dan menampung sementara unggas yang diperuntukkan sebelum proses
pemotongan atau distribusi lebih lanjut (Anonim 2008).

Biosekuriti
Menurut rekomendasi FAO, biosekuriti meliputi manajemen terhadap risiko
biologis secara komperehensif untuk mewjudkan keamanan pangan, melindungi
kesehatan hewan, manusia dan tanaman, melindungi lingkungan serta
berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan (Tuovinen
2004).

Tindakan biosekuriti dalam bidang pertanian bertujuan untuk (1)

melindungi sistem pertanian dan semua sistem yang terkait, (2) melindungi
kepercayaan konsumen terhadap produk pertanian, serta (3) melindungi
lingkungan dan meningkatkan produksi yang berkelanjutan (Tuovinen 2004).
Dalam bidang peternakan, biosekuriti adalah praktek yang dirancang untuk
mencegah masuknya penyakit ke dalam suatu peternakan (Jeffrey 1997; Carey,
Jeffrey, Prochaska 2008). Hutchinson (2008) mendefinisikan biosekuriti dalam
peternakan unggas sebagai serangkaian tahapan manajemen yang diambil untuk
melindungi masuknya agen infeksius ke dalam suatu kelompok atau flok ternak
hewan.
Biosekuriti dapat digambarkan sebagai satu perangkat program kerja dan
prosedur yang akan mencegah atau membatasi hidup dan menyebarnya hama
dan jasad renik berbahaya di berbagai tempat perunggasan seperti peternakan,
tempat penampungan unggas (TPnU), dan rumah pemotongan unggas.
Implementasi biosekuriti akan menghalangi bergeraknya agen yang menyebar
dengan cepat yang berbahaya dari unggas ke berbagai fasilitas yang terdapat
disekitarnya dan peka terhadap agen tersebut (Grimes dan Jackson 2001).
Secara praktek di perunggasan, biosekuriti merupakan semua praktekpraktek manajemen yang diberlakukan untuk mencegah penyakit pada unggas
dan organisme penyebab penyakit zoonosa yang akan masuk ke kelompok
unggas. Biosekuriti merupakan konsep sebagai bagian integral dari suksesnya
sistem produksi suatu peternakan unggas, khususnya dalam mengurangi risiko
 
 

4
dan konsekuensi dari masuknya penyakit baik infeksius maupun non-infeksius
(Payne 2000).
Aspek biosekuriti dalam peternakan unggas yang perlu diperhatikan adalah
lokasi dan disain, pengendalian lalu lintas manusia, hewan, peralatan dan
kendaraan, pengendalian kesehatan unggas, pencegahan kontaminasi fasilitas
dengan pembersihan dan disinfeksi, serta pengendalian vektor (Carey et al.
2008). Biosekuriti mencakup pemeriksaan dan pengujian hewan yang datang
karantina/isolasi

hewan

yang

masuk,

serta

pemantauan

dan

evaluasi.

Penerapan biosekuriti sangat dibutuhkan dalam program keamanan pangan di
tingkat peternakan untuk menjamin mutu dan kesehatan hewan, memenuhi
keinginan konsumen serta memberikan keuntungan pada peternakan tersebut.
Selain itu biosekuriti menjamin hewan lebih sehat (Hutchinson 2008). Sumber
penyakit pada peternakan adalah orang, pegawai, dokter hewan, sopir; unggas
yang baru masuk; peralatan yang tercemar atau masih mengandung agen
penyakit; vektor seperti rodensia, burung liar, insekta, burung air (Carey et al.
2008).
Secara umum, biosekuriti meliputi tiga komponen utama yaitu isolasi,
pengendalian lalu lintas, dan sanitasi (Jeffrey 1997). Selanjutnya FAO (2003)
menyatakan bahwa tindakan biosekuriti meliputi pemantauan (monitoring),
survailans, isolasi, pembatasan lalu lintas, eliminasi, eradikasi, dan pencegahan.
Isolasi.

Isolasi merupakan pengurungan atau pengandangan hewan

dalam satu lingkungan terkendali atau dapat diartikan dengan penyediaan pagar
pemisah, kandang, atau sangkar untuk menjaga hewan tidak lepas atau keluar,
serta mencegah masuknya hewan lain ke dalam lingkungan tersebut.

Pada

peternakan unggas, isolasi dapat dipraktekkan dengan manajemen all-in/ all-out
yaitu penyediaan jeda waktu antara satu pemeliharaan suatu flok dengan flok
yang berikutnya. Pada waktu jeda tersebut dilakukan pembersihan dan disinfeksi
pada fasilitas dalam peternakan untuk memutus siklus penyakit.
Pengendalian Lalu Lintas.

Pengendalian dan pengawasan diterapkan

terhadap lalu lintas ke dan dari peternakan, serta di dalam peternakan itu sendiri.
Pengendalian lalu lintas diterapkan pada manusia, unggas, hewan lain, bahan,
dan peralatan.

Pengendalian ini dapat mencakup penyemprotan desinfektan

terhadap peralatan dan kendaraan yang akan masuk ke dalam peternakan atau
kandang, tidak terjadinya pinjam-meminjam peralatan antar peternakan,
melarang masuk orang yang tidak berkepentingan ke dalam kandang, serta
 
 

5
melakukan penyemprotan terhadap sopir, penjual, atau petugas lainnya dan
mengganti pakaian ganti dengan pakaian khusus.
Sanitasi. Sanitasi meliputi pembersihan dan disinfeksi, bahan-bahan, dan
peralatan yang masuk ke dalam peternakan dan di dalam peternakan.
Pemantauan dan survalilans. Pemantauan bertujuan untuk mendeteksi
perubahan prevalensi penyakit dalam suatu populasi.

Perubahan tersebut

memberikan peringatan yang harus ditindak-lanjuti dengan tindakan spesifik
untuk menghentikan peningkatan kasus penyakit.
dilaksanakan setiap hari oleh pemilik peternakan.

Pemantauan sebaiknya
Keterlibatan dokter hewan

sangat diperlukan bila terjadi kecurigaan dalam kesehatan hewan. Pemantauan
dapat diterapkan pada tingkat negara dan internasional.
Isolasi, eliminasi dan eradikasi. isolasi terhadap hewan atau kelompok
hewan sakit, desa, provinsi, dan negara harus dilaksanakan secepat mungkin
Jika terjadi suatu kasus penyakit untuk menghentikan penyebaran penyakit
tersebut. Hewan yang sakit harus segera diisolasi, selanjutnya hewan tersebut
dapat diobati, atau dibunuh, tergantung dari diagnosa.

Eliminasi penyakit

merupakan pembunuhan hewan-hewan sakit atau semua hewan pada suatu
peternakan.

Pembunuhan hewan tersebut dilakukan secara manusiawi atau

memperhatikan kesejahteraan hewan. Istilah eradikasi mirip dengan eliminasi
namun lebih difokuskan pada pengendalian penyakit yang lebih besar seperti
provinsi, negara, atau benua.

Good Practices dan Biosekuriti di TPnU
Pelaksanaan biosekuriti adalah langkah utama dalam pengendalian infeksi
penyakit dan eliminasi patogenitas, sehingga dapat meningkatkan efesiensi
produksi, murah biaya, dan menurunkan risiko bagi peternak dan keluarga
(Buhman et al. 2007).
Menurut buku pedoman penataan pasar unggas, rantai distribusi unggas
dan produk unggas yang diterbitkan oleh Komnas FBPI (2008), lokasi TPnU
sebaiknya berada minimum lima (5) meter dari pemukiman penduduk atau
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Selain itu, lokasi juga tidak

rawan banjir dan sumber air tidak tercemar limbah industri.
Disain dan tata letak tempat harus memenuhi persyaratan yaitu
penampungan dibuat untuk melindungi unggas dari sinar matahari langsung dan
hujan selama dalam penampungan.

TPnU dibatasi dengan pagar tembok
 

 

6
dengan tinggi minimal 1.5 meter. Pintu masuk dan keluar untuk unggas dan
manusia harus dibedakan dan memiliki ventilasi udara yang cukup baik. Selain
itu, TPnU juga harus memiliki sistem drainase yang baik.
Agar semua kegiatan dapat terkoordinasi dengan baik maka bangunan
dapat dibagi dalam beberapa area yaitu area kandang, area pembersihan, area
pencucian dan desinfeksi, area tempat penurunan unggas (unloading), area
penampungan dan penanganan limbah, area disposal, dan area administrasi/
perkantoran. Agar pengangkutan unggas berjalan dengan lancar maka haruslah
disediakan fasilitas jalan yang cukup memadai bagi kendaraan pengangkut
menuju TPnU.
Untuk kandang, terdapat dua macam kandang yaitu kandang untuk
penampungan unggas sehat dan kandang penampungan unggas sakit (kandang
isolasi). Dua macam kandang tersebut merupakan bagian dari bangunan TPnU
yang dipisahkan dengan sekat-sekat semi-permanen atau permanen dan dapat
juga berupa keranjang-keranjang yang digunakan untuk menampung unggas
yang diletakkan di dalam ruangan khusus di TPnU.

Lantai kandang atau

ruangan tempat meletakkan keranjang sebagai pengganti kandang berlantai
semen dan dirancang supaya mudah dibersihkan dan disinfeksi.

Kandang

baterai harus dilengkapi dengan alas untuk menampung kotoran unggas dan
memiliki ventilasi udara yang cukup. Sementara itu tempat pakan dan minum
selama proses penampungan yang terbuat dari bahan yang kuat, mudah
dibersihkan dan didisinfeksi.
Area pembersihan, pencucian dan disinfeksi peralatan dan kendaraan
harus berlantai semen dan dilengkapi dengan air bersih yang mencukupi dan
sistem drainase yang baik. Area tempat penurunan unggas (unloading) memiliki
akses yang mudah menuju kandang penampungan unggas, harus berlantai
semen sehingga mudah dibersihkan.
Area penanganan limbah terbagi menjadi dua area penampungan, yaitu
area untuk limbah padat dan limbah cair yang dilengkapi fasilitas septic tank.
Area disposal merupakan bangunan tersendiri yang terpisah dengan bangunan
lainnya di dalam penampungan. Area ini dilengkapi dengan fasilitas disposal
yang dapat berupa drum atau bak penampungan yang dilengkapi dengan
penutup atau fasilitas sederhana lain yang dapat difungsikan untuk aktifitas
disposal.

Selain itu, harus tersedia pula fasilitas disposal untuk penanganan

unggas mati dan fasilitas pengolahan limbah padat dan cair.
 
 

7
Area administrasi/perkantoran merupakan area khusus yang difungsikan
untuk melakukan kegiatan administrasi atau pencatatan.
Tersedianya air bersih sebagai sarana dan prasarana pencucian,
pembersihan dan disinfeksi haruslah dalam kapasitas yang mencukupi untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan di TPnU.
Tersedianya sarana yang mencukupi untuk melakukan proses pencucian,
pembersihan dan didisinfeksi yang meliputi bak disinfeksi kendaraan dan orang,
desinfektan, sabun dan deterjen, sapu, sikat, sprayer, dan sarana pencucian
tangan.
Keranjang unggas yang digunakan di TPnU terbuat dari bahan yang kuat,
mudah dibersihkan dan didisinfeksi (kawat atau plastik, tidak boleh terbuat dari
bambu atau kayu).

Alas keranjang untuk menampung kotoran unggas

didalamnya terbuat dari bahan plastik, karet, atau seng sehingga mudah
dibersihkan dan didisinfeksi.
Fasilitas standar untuk personal yang menangani unggas berupa alat
perlindungan diri (APD) meliputi baju kerja yang diganti setiap hari, sepatu bot,
dan masker. Peralatan-peralatan yang disediakan meliputi keranjang unggas,
tempat makan dan minum, sprayer, sikat, sapu dan bak disinfeksi.
Beberapa prosedur operasional yang harus dilakukan di TPnU mencakup
tindakan biosekuriti, higiene dan sanitasi, serta tatalaksana.
Untuk biosekuriti, setiap kendaraan pengangkutan unggas yang masuk dan
keluar TPnU wajib didisinfeksi.

Setiap unggas yang datang harus dilengkapi

dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang dibuat oleh dokter
hewan berwenang di daerah asal unggas dan mendapat pemeriksaan kesehatan
oleh petugas di bawah pengawasan dokter hewan berwenang.

Hasil

pemeriksaan kesehatan unggas yang datang wajib didokumentasikan dan
dilaporkan secara berkala setiap bulan kepada dokter hewan berwenang.
Jika ada spesies unggas yang berbeda, unggas tersebut harus
ditempatkan di kandang yang berbeda, tidak disatukan dengan spesies lain.
Selain itu, unggas yang sakit harus dipisahkan di dalam kandang isolasi untuk
diobservasi lebih lanjut.

Unggas yang baru datang tidak langsung dicampur

dengan unggas yang lama atau sudah ada.
Batas waktu maksimal penampungan unggas adalah 48 jam.

Sebelum

unggas dikeluarkan dari tempat penampungan, harus dipastikan bahwa unggasunggas tersebut dalam keadaan sehat dan jika ada unggas mati haruslah
 
 

8
dimusnahkan menggunakan fasilitas disposal. Penanganan limbah padat dan
cair sebelum dikeluarkan dari lingkungan penampungan dan pengosongan
kandang satu hari dalam satu minggu juga perlu dilakukan.
Penerapan higiene dan sanitasi, dapat dilakukan dengan membersihkan
dan mendisinfeksi tempat penampungan, mencuci dan mendisinfeksi peralatan
pakan dan minum, serta peralatan perlindungan diri setiap harinya.
Keranjang berisi unggas diturunkan dari kendaraan pengangkut satu
persatu dengan memperhatikan kaidah kesejahteraan hewan. Kemudian unggas
dikeluarkan dari keranjang satu per satu dan dimasukkan ke dalam kandang
penampungan dengan memperhatikan kaidah kesejahteraan hewan.
Jumlah unggas yang masuk dan keluar wajib didokumentasikan dan
dilaporkan secara berkala setiap sebulan sekali kepada dokter hewan yang
berwenang.

Selama di tempat penampungan, unggas diberikan makan dan

minum (ad libitum). Segala kegiatan penampungan termasuk proses pemasukan
dan pengeluaran unggas kecuali pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh pekerja
penampungan unggas.

Program pengendalian hama termasuk mencegah

masuknya kucing, anjing, burung liar dan hewan pengganggu lainnya ke
lingkungan TPnU harus dilakukan.
Hal yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah higiene personal.
Setiap pekerja dan petugas penampungan diwajibkan berperilaku hidup bersih
dan sehat, mencuci tangan dan menggunakan disinfektan sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan penampungan unggas, serta menggunakan alat pelindung
diri (baju khusus di penampungan unggas, sepatu bot, dan masker) selama
melakukan kegiatan penampungan unggas.
Dalam pengendalian hama, hal pertama yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi sumber hama atau vektor yang berpotensi sebagai pembawa
agen penyakit infeksi, serta pencegahan bersarangnya hama tersebut di tempat
penampungan.

Sistem Pengawasan dengan Menggunakan Checklist
Dalam pengawasan penerapan biosekuri dan higiene ada beberapa sistem
pengawasan, salah satunya adalah pengawasan, penilaian (assessment) atau
audit yang menggunakan checklist. Checklist penilaian atau audit adalah daftar
kriteria penilaian yang disusun untuk menunjang suatu proses penilaian atau
audit yang berguna untuk mengingatkan penilai atau auditor akan aspek-aspek
 
 

9
yang perlu dinilai atau diaudit.

Dari informasi awal yang terkumpul melalui

penggunaan checklist audit ini, auditor dapat mengarahkan perhatiannya secara
lebih mendalam pada aspek-aspek manajemen mutu yang dipandang signifikan
yang telah terindikasi dalam checklist audit (Susilo 2003).
Kegunaan penggunaan checklist dalam penilaian atau audit memiliki
beberapa keuntungan seperti:
a Menjamin pendekatan penilaian atau audit yang konsisten.
b Dapat bertindak sebagai pengingat dalam proses penilaian atau audit.
c Dapat digunakan sebagai dasar informasi untuk proses penilaian atau audit
lebih lanjut.
d Membantu narasumber untuk menyampaikan informasinya.
Sedangkan kerugian penggunaan checklist audit antara lain:
a Penggunaan checklist dapat terlihat seolah-olah mengintimidasi narasumber.
b Fokus dari checklist kurang mendalam sehingga tidak mendapatkan apa yang
diharapkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang spesifik.
c Dapat juga menjadi pembatas untuk penilai atau auditor dalam proses
penilaian atau audit.
d Terkadang penilai atau auditor menjadi sangat tergantung terhadap checklist.
Kelebihan dan kerugian dari penggunaan checklist ini tergantung banyak faktor.
Penilai atau auditor sebaiknya menggunakan nilai kegunaan checklist sebagai
alat bantu dalam proses penilaian atau audit, dan menyadari kegunaanya hanya
sebagai alat bantu fungsional (ISO dan IAF 2004).

 
 

10

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di semua TPnU yang terdaftar di Suku Dinas
Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat, yang bertempat di lima kecamatan di
Jakarta Barat, yaitu Cengkareng, Grogol Petambutan, Kalideres, Kebon Jeruk,
dan Tambora, yang berlangsung dari bulan Mei sampai Juli 2008.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan berupa alat tulis untuk mencatat data-data hasil
observasi di lapangan, kamera untuk mengambil gambar-gambar di lapangan
sebagai penunjang data observasi, alat pencatat titik koordinat dan lokasi (global
positioning system/GPS).
Bahan penelitian yang digunakan mencakup checklist untuk penilaian
(assessment) biosekuriti dan higiene TPnU, program SPSS 13.0 digunakan
untuk mengolah data.

Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu persiapan, penilaian
biosekuriti, dan higiene, serta analisis data.

1 Persiapan
Perizinan.

Sebelum pelaksanaan penelitian, terlebih dahulu dilakukan

rangkaian koordinasi dengan Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta
Barat untuk memperoleh izin dan kelengkapan administrasi lainnya demi
kelancaran dalam melakukan studi.
Penentuan TPnU.

TPnU yang menjadi tempat penelitian yaitu semua

TPnU yang terdaftar di Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat.
Pengembangan checklist penilaian biosekuriti dan higiene. Checklist
penilaian biosekuriti dan higiene secara garis besar didasari pada checklist
Nomor Kontrol Veteriner (NKV), dilengkapi dengan pustaka terkait biosekuriti
dikembangkan, dan pendapat pakar. Penilaian dalam checklist menggunakan
kalimat negatif dan penyimpangannya dikategorikan menjadi kritis, serius, mayor,
dan minor. Penetapan kategori penyimpangan didasarkan pada estimasi risiko .

 
 

11
Simpulan yang diambil dari penilaian setiap TPnU dikategorikan menjadi baik,
sedang, dan buruk. Selanjutnya, checklist diverifikasi.

2 Penilaian Biosekuriti dan Higiene
Penilaian biosekuriti dilakukan dengan checklist yaitu dengan cara
pengamatan tempat penampungan unggas dan melakukan wawancara kepada
pemilik atau penanggung jawab TPnU untuk menunjang kelengkapan informasi.

3 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menggunakan program
SPSS 1.3 untuk memberikan gambaran umum tingkat biosekuriti dan higiene
pada TPnU.

 
 

12

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tempat Penampungan Unggas (TPnU) dan Titik Koordinat
Tempat penampungan unggas (TPnU) yang diambil dalam penelitian ini
sebanyak 31 dari 41 TPnU yang terdaftar di Suku Dinas Peternakan dan
Perikanan Jakarta Barat. Hal ini disebabkan karena 3 TPnU tidak beroperasi, 1
TPnU sedang direnovasi, dan 6 TPnU memiliki kegiatan utama memotong
sehingga dikategorikan sebagai tempat pemotongan unggas atau rumah
pemotongan unggas skala kecil (RPU SK).
TPnU yang berada di wilayah Jakarta Barat tersebar dalam beberapa
kecamatan. Ada lima dari delapan kecamatan yang terdapat TPnU di daerah
tersebut. TPnU terbanyak berlokasi di Kecamatan Tambora (16 TPnU). Jumlah
TPnU di empat kecamatan lainnya adalah Kecamatan Cengkareng (5 TPnU),
Kecamatan Kebon Jeruk (4 TPnU), Grogol Petamburan (3 TPnU), dan
Kecamatan Kalideres (3 TPnU).

Kegiatan di ke-31 TPnU tersebut adalah

penampung unggas (14 TPnU) di Kecamatan Grogol Petamburan, Kalideres, dan
Kebon Jeruk), serta penampungan unggas dan pemotongan unggas (17 TPnU di
Kecamatan Cengkareng dan Tambora).

Jumlah dan lokasi TPnU di Jakarta

Barat dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah dan kegiatan tempat penampungan unggas di Jakarta Barat
No

Kecamatan

n

Menampung

Jumlah
Menampung dan
memotong

1

Cengkareng

5

1

4

2

Grogol Petamburan

3

0

3

3

Kalideres

3

0

3

4

Kebon Jeruk

4

0

4

5

Tambora

16

13

3

31

14

17

Total

Umumnya jarak antar TPnU pada setiap kecamatan berjauhan, tetapi jarak
antar TPnU di Kecamatan Tambora sangat berdekatan. Lokasi dan koordinat
TPnU yang diukur berdasarkan hasil penggunaan global positioning system
(GPS) dapat dilihat pada Gambar 1.
 
 

 

.
13

 

Gambar 1 Lokasi dan titik koordinat TPnU yang diamati di Jakarta Barat

14
Penilaian Biosekuriti dan Higiene
Hasil pengamatan penerapan biosekuriti dan higiene pada TPnU di Jakarta
Barat menunjukkan bahwa sebagian besar TPnU berkategori sedang (41.9%)
berkategori buruk (58.1%). Tidak ada satupun TPnU yang diamati memiliki nilai
baik. Umumnya TPnU yang menerapkan biosekuriti dan higiene dengan kategori
sedang berada di Kecamatan Grogol Petamburan (100%), Kalideres (100%),
Kebon jeruk (75.0%), dan Cengkareng (60.0%).

Penerapan biosekuriti dan

higiene dengan kategori buruk umumnya ditemukan pada TPnU di Kecamatan
Tambora (93.8%). Hasil penilaian biosekuriti dan higiene pada TPnU di Jakarta
Barat selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Biosekuriti dan higiene sebagai program pencegahan dan pengendalian