Pengaruh pH, Penggoyangan Media dan Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Linn.) terhadap Rhizoctonia sp

PENGARUH pH, PENGGOYANGAN MEDIA DAN EKSTRAK
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Linn.) TERHADAP
Rhizoctonia sp.

IMUN MULYANINGSIH

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
NRP

: Pengaruh pH, Penggoyangan Media dan Ekstrak Daun
Sirih Merah (Piper crocatum Linn.) terhadap
Rhizoctonia sp.
: Imun Mulyaningsih
: E44080024


Disetujui oleh

Dr Ir Achmad, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PENGARUH pH, PENGGOYANGAN MEDIA DAN EKSTRAK
DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Linn.) TERHADAP
Rhizoctonia sp.

IMUN MULYANINGSIH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan,penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut
tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mmgumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.


PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul pengaruh pH,
penggoyangan media dan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Linn.)
terhadap Rhizoctonia sp. adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013

Imun Mulyaningsih
NIM E44080024

ABSTRAK
IMUN MULYANINGSIH. Pengaruh pH, Penggoyangan Media dan Ekstrak Daun
Sirih Merah (Piper crocatum Linn.) terhadap Rhizoctonia sp. Dibimbing oleh
ACHMAD.

Penyakit tanaman merupakan salah satu faktor penghambat peningkatan
produksi bibit di persemaian. Mati pucuk merupakan salah satu penyakit yang
menyerang di persemaian. Penyebab mati pucuk salah satunya adalah Rhizoctonia
sp. Penelitian ini bertujuan untuk menguji ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum Linn.) sebagai bahan pestisida alami untuk mengembangkan metode
pengendalian hayati yang ramah lingkungan dan menguji pengaruh pemberian pH
serta menguji pengaruh penggoyangan media terhadap pertumbuhan Rhizoctonia
sp. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga
ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak
daun sirih merah, maka pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. semakin
terhambat. Perlakuan pH pada media PDA (Potato Dextrose Agar) menunjukkan
bahwa isolat Rhizoctonia sp. tidak mengalami pertumbuhan pada pH 2. Hasil
perlakuan penggoyangan media PDB (Potato Dextrose Broth) diperoleh bobot
kering miselia tertinggi pada penggoyangan 100 rpm.
Kata kunci: mati pucuk, pengendalian hayati, penggoyangan media, pH, Piper
crocatum, Rhizoctonia sp.

ABSTRACT
IMUN MULYANINGSIH. Effect of pH, Media Shake and Sirih Merah Leaf
Extract (Piper crocatum Linn.) Against Rhizoctonia sp. Supervised by

ACHMAD.
Plant diseases is one of the factors inhibiting the increased production of
seedlings in the nursery. Dieback is a disease that strikes one in the nursery.
Dieback causes one of which is Rhizoctonia sp. This research used Completely
Randomized Design (CRD) with three replications. The results showed that the
higher the concentration of sirih merah leaf extract, the colony diameter growth
Rhizoctonia sp. increasingly hampered. pH treatment on PDA (Potato Dextrose
Agar) showed that isolates Rhizoctonia sp. did not grow at pH 2. PDB (Potato
Dextrose Broth) treatment results obtained shakes highest mycelial dry weight at
100 rpm shake.
Key word: biological control, dieback, media shake, pH, Piper crocatum,
Rhizoctonia sp.

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Achmad MS selaku
pembimbing, Dr Dra Nining Puspaningsih MSi selaku penguji sidang

komprehensif, Tutin Suryatin BScF selaku Teknisi Laboratorium Pathologi Hutan
Fakultas Kehutanan IPB serta Ai Rosah S. Hut yang telah banyak memberikan
saran. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada staf Laboratorium
Bioteknologi Kehutanan Pusat Antar Universitas (PAU) Bioteknologi IPB, staf
Laboratorium Mikoriza Puslitbang Kehutanan Bogor, staf Laboratorium Mikologi
Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB, yang telah membantu
selama pengumpulan data. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada ayah,
ibu, serta seluruh keluarga dan sahabat atas do’a dan kasih sayangnya.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Akhir kata,
semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan bagi dunia
ilmu pengetahuan.

Bogor, Juli 2013

Imun Mulyaningsih

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODOLOGI
Waktu dan Tempat Penelitian
Bahan dan Alat
Prosedur Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pertumbuhan Diameter Koloni Rhizoctonia sp. pada Media PDA
dengan Beberapa Tingkat pH
Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. pada Media PDL
dengan Beberapa Tingkat pH
Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. pada Media PDL
dengan Penggoyangan Media
EDSM denganTingkat Konsentrasi yang Berbeda terhadap
Rhizoctonia sp. Secara In Vitro
Pembahasan
Pertumbuhan Diameter Koloni Rhizoctonia sp. pada Media PDA

dengan Beberapa Tingkat pH
Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. pada Media PDL
dengan Beberapa Tingkat pH
Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. pada Media PDL
dengan Penggoyangan Media
Penghambatan EDSM dengan Tingkat Konsentrasi yang Berbeda
terhadap pertumbuhan Rhizoctonia sp. Secara In Vitro
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
vi
vi
1
1
1
2

2
2
6
7
8
9
10
11
11
12
12
13
14
14
14
16

DAFTAR TABEL

1.

2.

Pembuatan larutan ekstrak daun sirih merah (EDSM) dengan
beberapa tingkat konsentrasi
Ringkasan hasil sidik ragam pertumbuhan Rhizoctonia sp.

5
7

DAFTAR GAMBAR

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.


Koloni Rhizoctonia sp. setelah diinkubasi selama 3 hari pada media
PDA dengan beberapa tingkat pH
Miselia Rhizoctonia sp. (a) Percabangan membentuk tegak lurus;
(b) Memiliki sekat
Pertambahan panjang diameter Rhizoctonia sp. pada media PDA
PDA dengan berbagai tingkat pH
Bobot kering miselia Rhizoctonia sp. pada setiap perlakuan enam HST
Penyaringan biomassa miselia Rhizoctonia sp. setelah diinkubasi selama
6 hari pada media PDL
dengan beberapa tingkat pH
Rata-rata bobot kering miselia Rhizoctonia sp. pada setiap perlakuan
penggoyangan media.
Biomassa Rhizoctonia sp. setelah diinkubasi selama 6 hari pada media
PDL dengan beberapa tingkat penggoyangan media
Pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. pada media PDA
dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih merah
Koloni Rhizoctonia sp. setelah diinkubasi selama 3 hari dengan
berbagai perlakuan kosentras ekstrak daun sirih merah

7
8
8
9
9
10
10
10
11

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.

Komposisi media pertumbuhan Rhizoctonia sp.
Bobot kering miselia Rhizoctonia sp. dengan perlakuan pH yang
dibiakkan pada media PDL
Bobot kering miselia Rhizoctonia sp. dengan perlakuan penggoyangan
media yang dibiakkan pada media PDL
Pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. pada perlakuan
pemberian EDSM
Hasil sidik ragam pertumbuhan Rhizoctonia sp. diameter koloni
Rhizoctonia sp. perlakuan pH hari ke-1

16
17
17
17
18

6.

Hasil sidik ragam pertumbuhan Rhizoctonia sp. diameter koloni
Rhizoctonia sp. perlakuan pH hari ke-2
7. Hasil sidik ragam pertumbuhan Rhizoctonia sp. diameter koloni
Rhizoctonia sp. perlakuan pH hari ke-3
8. Hasil sidik ragam bobot kering miselia Rhizoctonia sp. dengan perlakuan
tingkatan pH
9. Hasil sidik ragam bobot kering biomassa miselia Rhizoctonia sp. dengan
perlakuan pemberian penggoyangan media
10. Hasil sidik ragam pengaruh pemberian ekstrak daun sirih merah
terhadap pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp.
11. Sirih merah (Piper crocatum Linn.)

18
18
18
18
18
18

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit tanaman merupakan salah satu faktor penghambat peningkatan
produksi bibit di persemaian (Hardaningsih 2008). Salah satu penyakit yang
menyerang di persemaian adalah mati pucuk. Gejala serangan mati pucuk diawali
dengan menguningnya daun kemudian daun mengering hingga akhirnya semai
mati kering. Menurut Siregar (2005), penyakit mati pucuk banyak terjadi pada
persemaian umur 3 – 12 bulan.
Penyakit mati pucuk disebabkan oleh fungi. Salah satu fungi yang
menyerang adalah Rhizoctonia sp. Pengendalian penyakit mati pucuk pada
umumnya dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan berbagai jenis pestisida
sintetis. Pengendalian ini dilakukan karena praktis dalam aplikasinya. Menurut
Soetikno (1992), banyak organisme pengganggu tanaman (OPT) menjadi kebal
terhadap pestisida sintetis. Serangan OPT yang tidak terkendali akan
menyebabkan hilangnya investasi yang telah ditanam. Beberapa kasus serangan
OPT justru menunjukkan peningkatan setelah penyemprotan pestisida sintesis
dilakukan. Kasus ini sering dikenal dengan istilah resurgensi.
Selain itu pengaruh residu yang ditinggalkan dapat mencemari lingkungan
dan membahayakan kesehatan manusia. Menurut Andoko (2004), menyatakan
bahwa usaha pengendalian penyakit tanaman akhirnya justru mengakibatkan
seluruh lingkungan tercemar sehingga menyebabkan ancaman penyakit dan
kematian bahkan untuk manusia itu sendiri. Salah satu cara pengendalian yang
ramah lingkungan yang perlu dikembangkan adalah dengan cara pengendalian
hayati. Pengendalian hayati adalah pengendalian OPT dengan melibatkan peranan
musuh alami dari OPT tersebut. Tanaman sirih merah (Piper crocatum)
merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antibakteri.
Sudewo (2005) menyatakan bahwa tanaman sirih merah (Piper crocatum)
memiliki kandungan senyawa kimia seperti alkaloid, flavonoid, tanin dan minyak
atsiri. Flavonoid pada sejumlah tumbuhan obat dilaporkan memiliki sifat
antibakteri, antiinflamasi, antialergi, antimutagenik, antiviral, antineoplastik, dan
antitrombotik. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji ekstrak
daun sirih merah (Piper crocatum) sebagai alternatif solusi pengendalian hayati
terhadap fungi Rhizoctonia sp.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pH, penggoyangan
media terhadap pertumbuhan Rhizoctonia sp. dan mempelajari pemanfaatan
ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) untuk pengendalian hayatinya.

Manfaat Penelitian
Mempelajari pengaruh pH dan penggoyangan media terhadap pertumbuhan
Rhizoctonia sp. serta memperoleh alternatif solusi untuk pengendalian hayati

2

penyakit mati pucuk yang disebabkan oleh fungi Rhizoctonia sp. agar tidak
mencemari lingkungan dan tidak membahayakan kesehatan manusia.

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai dengan Februari
2013. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pathologi Hutan Fakultas
Kehutanan IPB, Laboratorium Bioteknologi Kehutanan Pusat Antar Universitas
(PAU) Bioteknologi IPB, dan Laboratorium Mikoriza Puslitbang Kehutanan
Bogor, Laboratorium Mikologi Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian
IPB.

Bahan dan Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah cawan petri, blender,
timbangan analitik, labu erlenmeyer, autoclave, laminar air flow, oven, gelas
ukur, pH meter, MS. Office 2007, SAS 9.1, alat tulis, laptop, dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah isolat Rhizoctonia sp., daun
sirih merah, media PDA, media PDB, alkohol 70%, NaOH 1%, dan HCL 1%.

Prosedur Penelitian
Persiapan Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar)
Satu liter PDA dibuat dari 200 gram kentang yang diiris halus dan direbus
dalam aquades lalu diambil/disaring ekstraknya, kemudian ditambahkan
dekstrosa/glukosa 20 gram untuk membuat PDA, lalu ditambahkan lagi aquades,
sehingga larutan menjadi 1000 ml. Kemudian ditambahkan 15 gram agar. Larutan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah dipersiapkan, masing-masing
sebanyak 100 ml. Setelah itu masing-masing larutan dalam erlenmeyer dititrasi
dengan HCl dan NaOH 1% untuk mengatur pH media menjadi pH 2, pH 4, pH 6,
dan pH 8. Media disterilkan dengan menggunakan autoclave pada tekanan 1 atm
dan suhu 121 °C selama 15 menit.

Persiapan Pembuatan Media PDB (Potato Dextrose Broth)
Satu liter PDB dibuat dari 200 gram kentang yang diiris halus dan direbus
dalam aquades lalu diambil/disaring ekstraknya, kemudian ditambahkan
dekstrosa/glukosa 20 g untuk membuat larutan PDB lalu ditambahkan lagi
aquades, sehingga larutan menjadi 1000 ml. Larutan dimasukkan ke dalam labu

3
erlenmeyer yang telah dipersiapkan, masing-masing sebanyak 100 ml. Setelah itu
masing-masing larutan dalam labu erlenmeyer dititrasi dengan HCl dan NaOH 1%
untuk mengatur pH media menjadi pH 2, pH 4, pH 6, dan pH 8. Media PDB
disterilkan menggunakan autoclave pada tekanan 1 atm dan suhu 121 °C selama
15 menit.

Ekstraksi Daun Sirih Merah (EDSM)
Ekstraksi dilakukan dengan cara pemanasan pada suhu 100 °C selama 1
jam. Daun sirih merah segar sebanyak 100 gram dicuci kemudian dikering
anginkan. Setelah itu dihancurkan dengan blender ± 5 menit, kemudian direbus
dengan 100 ml aquades dalam keadaan tertutup selama 1 jam. Ekstrak daun sirih
disaring dan dimasukkan dalam labu erlenmeyer kemudian disterilkan
menggunakan autoclave pada tekanan 1 atm dan suhu 121 °C selama 15 menit
(Suryana 2009).

Sumber Fungi
Isolat yang dipergunakan adalah isolat murni Rhizoctonia sp. yang
diisolasi dari daun tanaman Anthocepalus cadamba yang menunjukkan gejala
mati pucuk. Isolasi dilakukan dengan menanam miselia dari permukaan daun yang
terserang, kemudian diperbanyak pada medium PDA (Potato Dextrose Agar)
dalam cawan petri dan dimurnikan.

Pemurnian dan Peremajaan
Pemurnian dan peremajaan biakan dilakukan sehingga diperoleh biakan
yang homogen, bebas dari kontaminasi dan memiliki viabilitas yang cukup tinggi.

Sterilisasi Bahan, Peralatan dan Ruang Inokulasi
Peralatan yang akan digunakan disterilkan dengan cara memasukkan ke
dalam oven selama 24 jam dalam suhu 60 °C, sedangkan untuk sterilisasi cork
borer dan sudip dilakukan pada saat pelaksanaan inokulasi dengan cara dibakar
pada api bunsen hingga membara. Strerilisasi ruang inokulasi (laminar air flow)
dilakukan dengan menyemprotkan alkohol 70 % dan sinar Ultra Violet (UV).

Pertumbuhan Diameter Koloni Rhizoctonia sp. dengan Media PDA pada
Beberapa Tingkat pH
a. Metode Pengujian Respon Pertumbuhan
Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5
taraf perlakuan, yaitu: pH 2, pH 4, pH 6, pH 8 dan kontrol (pH 6.8). Masingmasing dilakukan dalam tiga kali ulangan. Biakan murni Rhizoctonia sp. dipotong
dalam laminar air flow menggunakan cork borer Ø 8 mm, kemudian ditanam
tepat di tengah-tengah cawan petri berisi PDA yang diberi perlakuan pH 2, pH 4,
pH 6, pH 8 dan kontrol (pH 6.8). PDA pada perlakuan pH 2 tidak berbentuk padat
melainkan berbentuk cair. Hal tersebut terjadi karena pH terlalu asam. Kemudian

4

pengamatan dilakukan tiap 24 jam dengan mengukur diameter koloni sampai
miselia menutupi seluruh permukaan cawan (Pratomo 2006).
b. Pengambilan Data Diameter Koloni Rhizoctonia sp.
Perhitungan pertumbuhan diameter miselia Rhizoctonia sp. dilakukan
dengan cara mengukur diameter arah radial. Rumus perhitungannya sebagai
berikut :
Diameter arah radial = Ø x + Ø y
2
Øy
Keterangan :
Ø x = diameter sumbu x
Ø y = diameter sumbu y

Øx

Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. dengan Media PDB pada
Beberapa Tingkat pH
Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga
ulangan. Satu potong koloni Rhizoctonia sp. (Ø 8 mm) ditanam pada media PDB
dengan lima tingkatan pH, yaitu: pH 2, pH 4, pH 6, pH 8 dan kontrol (6.25). Pada
hari ke enam setelah tanam, dihitung bobot kering miselianya.
Pada hari ke enam setelah tanam biakan Rhizoctonia sp. dipisahkan antara
media PDB dengan miselianya. Pemisahan ini dilakukan dengan menyaring
miselia Rhizoctonia sp. dari media tumbuhnya dengan kertas saring yang telah
diketahui berat keringnya (dioven 24 jam pada suhu 60 °C). Miselia Rhizoctonia
sp. pada kertas saring kemudian dioven selama 24 jam pada suhu 60 °C, sehingga
akan didapatkan bobot kering miselia Rhizoctonia sp. dan kertas saring (Pratomo
2006). Bobot kering miselia didapatkan dengan perhitungan sebagai berikut:
Bobot kering miselia = (Bobot kering kertas saring+Bobot kering miselia)–Bobot
kering kertas saring
Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. pada Media PDB dengan
Penggoyangan Media
Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga
ulangan. Perlakuan penggoyangan media menggunakan shaker. Satu potong
koloni Rhizoctonia sp. (Ø 8 mm) ditanam pada media PDB dengan empat
tingkatan penggoyangan media, yaitu: 50 rpm, 100 rpm, 150 rpm dan kontrol (0
rpm). Pada hari ke enam setelah tanam, dihitung bobot kering miselianya.
Pada hari ke enam setelah tanam biakan Rhizoctonia sp. dipisahkan antara
media PDB dengan miselianya. Pemisahan ini dilakukan dengan menyaring
miselia Rhizoctonia sp. dari media tumbuhnya dengan kertas saring yang telah
diketahui berat keringnya (dioven 24 jam pada suhu 60 °C). Miselia Rhizoctonia
sp. pada kertas saring kemudian dioven selama 24 jam pada suhu 60 °C, sehingga
akan didapatkan bobot kering miselia Rhizoctonia sp. dan kertas saring.
Sedangkan bobot kering miselianya didapatkan dengan perhitungan sebagai
berikut:
Bobot kering miselia = (Bobot kering kertas saring+Bobot kering miselia)–Bobot
kering kertas saring

5
Ekstrak Daun Sirih Merah (EDSM) dengan Tingkat Konsentrasi yang
Berbeda terhadap Fungi Rhizoctonia sp. Secara In Vitro.
Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga
ulangan. Satu potong koloni Rhizoctonia sp. (Ø 8 mm) ditanam pada media PDB
dengan enam tingkatan konsentrasi larutan ekstrak daun sirih merah, yaitu: 0%,
20%, 40%, 60%, 80% dan 100%.
Pembuatan larutan ekstrak daun sirih berbagai konsentrasi dilakukan dengan
mencampurkan EDSM dengan air steril berdasarkan perbandingan volume hingga
diperoleh volume akhir larutan 10 ml ditampilkan dalam Tabel 1.
Tabel 1 Pembuatan larutan ekstrak daun sirih merah (EDSM) dengan beberapa
tingkat konsentrasi
Konsentrasi EDSM (%)
0
20
40
60
80
100

Volume EDSM
(%)
0
2
4
6
8
10

Volume aquades
(ml)
10
8
6
4
2
0

Volume total
(ml)
10
10
10
10
10
10

Pengujian pengaruh EDSM terhadap pertumbuhan Rhizoctonia sp.
disiapkan dengan prosedur berikut. Ke dalam cawan petri berdiameter 9 cm
dituangkan 2 ml ekstrak daun sirih merah sesuai konsentrasi yang diujikan,
kemudian ditambahkan 10 ml media PDA. Untuk tingkat konsentrasi ekstrak daun
sirih 0% (kontrol) maka yang ditambahkan adalah 2 ml air steril dan 10 ml media
PDA. Cawan kemudian digoyang-goyang agar ekstrak dan media tercampur
merata, selanjutnya didiamkan agar media membeku dan dingin. Selanjutnya
dilakukan penanaman potongan inokulum Rhizoctonia sp. di tengah-tengah cawan
petri tiap perlakuan. Seluruh pekerjaan dilakukan dalam kondisi aseptik.
Selanjutnya seluruh cawan beserta isinya diinkubasi pada suhu kamar.
Perhitungan pertumbuhan diameter miselia Rhizoctonia sp. dilakukan
dengan cara mengukur diameter arah radial. Rumus perhitungannya sebagai
berikut:
Diameter arah radial = Ø x+ Ø y
2
Øy

Keterangan :
Ø x = diameter sumbu x
Ø y = diameter sumbu y

Øx

Pengamatan
Peubah yang diamati pada satu biakan fungi dalam media padat adalah
diameter koloni Rhizoctonia sp., kondisi fungi secara makroskopis, dan
mikroskopis. Pengamatan waktu fungi untuk memenuhi cawan petri dilakukan
dengan mengamati pertumbuhan miselia per hari sampai miselia memenuhi cawan
petri.

6

Pengamatan kondisi makroskopis fungi dilakukan dengan mengamati tipis
tebalnya miselia dan warna miselia. Pengamatan mikroskopis fungi dilakukan
dengan cara miselia yang akan diamati diambil dengan menggunakan jarum ose
dan diletakkan pada gelas objek setelah itu ditutup dengan kaca penutup menjadi
preparat basah. Preparat basah diletakkan dalam cawan perti yang telah diberikan
kapas basah agar miselia dapat tumbuh. Miselia fungi dibiarkan satu hari agar
tumbuh, kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40µ x 10µ
kemudian difoto.
Peubah yang diamati pada biakan fungi dalam media cair adalah bobot
kering miselia Rhizoctonia sp. hasil inkubasi selama 6 hari, yang telah disaring
dan dioven 24 jam pada suhu 60 °C, kemudian ditimbang. Peubah yang diamati
pada pengujian ektraksi daun sirih merah adalah diameter koloni Rhizoctonia sp.
Pengamatan waktu fungi untuk memenuhi cawan petri dilakukan dengan
mengamati pertumbuhan miselia per hari sampai miselia memenuhi cawan petri.

Analisis Data
Analisis data penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH,
penggoyangan media, dan pengaruh ekstrak daun sirih merah terhadap
pertumbuhan Rhizoctonia sp. Rancangan percobaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) kali ulangan
pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf α 0,05 dan kemudian dilanjutkan dengan
uji Duncan. Semua data dianalisis dengan menggunakan program SAS 9.1.
Model umum yang digunakan:
Yij : μ + αi + εij
Keterangan:
Yij
= Nilai respon pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. pada
masing-masing percobaan (pH, penggoyangan media dan konsentrasi
EDSM) ke-i dan ulangan ke-j
μ
= Nilai rata-rata umum
αi
= perlakuan (pH, penggoyangan media dan EDSM) ke-i
εij
= Galat (kesalahan percobaan) percobaan perlakuan konsentrasi (pH,
penggoyangan media dan EDSM) ke-i dan ulangan ke-j

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian macam pH pada
media PDA dan PDB, teknik penggoyangan serta pemberian ekstrak daun sirih
merah (Piper crocatum) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Rhizoctonia sp.
Ringkasan hasil sidik ragam ditampilkan pada Tabel 2.

7

Tabel 2 Ringkasan hasil sidik ragam pertumbuhan Rhizoctonia sp.
Perlakuan, Peubah
Pertumbuhan diameter pemberian pH
Pertumbuhan diameter pemberian ekstrak daun sirih merah
Bobot kering miselia perberian pH
Bobot kering miselia dengan penggoyangan media
Berbeda nyata pada α 0.05

Pertumbuhan Rhizoctonia sp.
*
*
*
*

Pertumbuhan Diameter Koloni Rhizoctonia sp. pada Media PDA dengan
Beberapa Tingkat pH
Hasil pengamatan secara visual pengaruh pH terhadap pertumbuhan miselia
Rhizoctonia sp. pada media padat PDA menunjukkan pertumbuhan yang beragam.
Meski pun pada pH 4, pH 6, pH 8 dan kontrol (pH 6.8) miselia dapat memenuhi
cawan petri dalam tiga hari setelah tanam (HST), tetapi masing-masing perlakuan
memiliki pertambahan panjang yang berbeda pada tiap harinya.
Rata-rata pertambahan panjang diameter koloni Rhizoctonia sp. per hari
yang paling maksimal adalah pada media PDA dengan pH kontrol (pH 6.8), yaitu
sebesar 2.38 cm pada hari pertama, kemudian sebesar 6.35 cm pada hari kedua,
dan sebesar 9 cm pada hari ketiga. Koloni pada media pH 2 tidak mengalami
pertambahan diameter.
Penampakan visual pertumbuhan miselia Rhizoctonia sp. tampak berbeda
antar perlakuan. Berdasarkan pengamatan pertumbuhan miselia, pada pH kontrol
(pH 6.8) menunjukkan penampakan paling baik dengan miselia terlihat lebih tebal
dibandingkan pada pH yang lainnya. Penampakan koloni Rhizoctonia sp. pada
media PDA ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Koloni Rhizoctonia sp. setelah diinkubasi selama 3 hari pada media
PDA dengan beberapa tingkat pH (a) pH kontrol (pH 6.8); (b) pH 2;
(c) pH 4; (d) pH 6; (e) pH 8
Secara mikroskopis percabangan miselia Rhizoctonia sp. tampak tegak
lurus dan memiliki sekat. Alexopoulus et al. (1996), menyatakan bahwa
Rhizoctonia sp. memiliki susunan percabangan hifa yang tegak lurus atau hampir
tegak lurus, adanya septa yang berpori (delipore septa) dan tidak ada sambungan
apit (clamp connection). Penampakan mikroskopis Rhizoctonia sp. ditampilkan
dalam Gambar 2.

8

Gambar 2 Miselia Rhizoctonia sp. (a) Percabangan membentuk tegak lurus;
(b) Memiliki sekat (perbesaran 400 kali)

Pertumbuhan diameter (cm)

Pertumbuhan diameter Rhizoctonia sp. ditampilkan pada Gambar 3.
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00

kontrol (6.8)
pH 2
pH 4

pH 6
pH 8
1

2
Lama inkubasi (hari)

3

Gambar 3 Pertambahan panjang diameter Rhizoctonia sp. pada media PDA
dengan berbagai tingkat pH
Gambar 3 menunjukkan pertumbuhan biakan Rhizoctonia sp. pada pH 4, pH
6, pH 8 dan pH kontrol (pH 6.8) berpengaruh nyata. Pertumbuhan telah terjadi
sejak hari pertama dan memenuhi cawan petri pada hari ketiga. Berbeda dengan
pertumbuhan biakan Rhizoctonia sp. pada pH 2, selama tiga hari masa
pengamatan miselia fungi Rhizoctonia sp. tidak memperlihatkan pertumbuhan
sedikitpun. Hal ini karena kondisi pH terlalu asam sehingga miselia Rhizoctonia
sp. tidak dapat tumbuh.

Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. pada Media PDB dengan
Beberapa Tingkat pH
Hasil analisis ragam uji pertumbuhan in vitro biomassa miselia Rhizoctonia
sp. menunjukan bahwa perlakuan pH pada media PDB berpengaruh nyata
terhadap bobot kering miselia.
Berdasarkan pengamatan bobot kering miselia pada media PDB dengan
perlakuan pemberian pH, diperoleh bahwa pH 4 memberikan hasil tertinggi
dengan biomassa miselia sebesar 0.157 gram diikuti dengan bobot kering miselia

9
pH kontrol (6.25), pH 8, pH 6 dan pH 2 dengan masing-masing bobot berturutturut 0.135 gram, 0.133 gram, 0.126 gram, dan 0.092 gram.

Bobot kering miselia (gram)

Bobot kering miselia Rhizoctonia sp. pada setiap perlakuan pH enam HST
ditampilkan pada Gambar 4 dan 5.
0.18
0.16
0.14

0.157
0.135

0.126

0.133

0.12
0.092

0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
kontrol (6.25)

2

4
pH media

6

8

Gambar 4 Bobot kering miselia Rhizoctonia sp. pada setiap perlakuan pH enam
HST

Gambar 5 Penyaringan biomassa miselia Rhizoctonia sp. setelah inkubasi selama
6 hari pada media PDB dengan beberapa tingkat pH (a) pH kontrol; (b)
pH 2; (c) pH 4; (d) pH 6; (e) pH 8

Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. pada Media PDB dengan
Penggoyangan Media
Hasil analisis ragam uji pertumbuhan in vitro biomassa miselia Rhizoctonia
sp. pada 6 HST menunjukkan bahwa perlakuan penggoyangan pada media PDB
berpengaruh nyata terhadap bobot kering miselia.
Hasil inkubasi Rhizoctonia sp. pada media PDB dengan perlakuan
penggoyangan 0 rpm, 50 rpm, 100 rpm, dan 150 rpm secara berturut-turut
memiliki bobot kering miselia sebagai berikut: 0.025 gram, 0.205 gram, 0.232
gram, dan 0.044 gram. Rata-rata bobot kering miselia Rhizoctonia sp. terendah
adalah pada media 0 rpm atau tanpa penggoyangan yaitu sebesar 0.025 gram.
Sedangkan rata-rata bobot kering miselia Rhizoctonia sp. tertinggi adalah pada
media dengan penggoyangan 100 rpm yaitu mencapai 0.232 gram.
Pertumbuhan miselia Rhizoctonia sp. pada masing-masing perlakuan
ditampilkan pada Gambar 6 dan 7.

10
Bobot kering miselia (gram)

0.25

0.232
0.205

0.2
0.15
0.1
0.05

0.044

0.025

0
Kontrol (0 rpm)

50 rpm
100 rpm
Penggoyangan media (rpm)

150 rpm

Gambar 6 Rata-rata bobot kering miselia Rhizoctonia sp. pada setiap perlakuan
penggoyangan media

Gambar 7 Biomassa Rhizoctonia sp. setelah diinkubasi selama 6 hari pada media
PDB dengan beberapa tingkat penggoyangan media (a) kontrol (0 rpm);
(b) penggoyangan 50 rpm; (c) penggoyangan 100 rpm;
(d) penggoyangan 150 rpm

Pertumbuhan diameter (cm)

Penghambatan EDSM dengan Tingkat Konsentrasi yang Berbeda terhadap
Pertumbuhan Rhizoctonia sp. Secara In Vitro
Berdasarkan hasil analisis ragam yang dilakukan, pemberian ekstrak daun
sirih merah memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter koloni
Rhizoctonia sp. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih merah, maka
pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. semakin terhambat. Pertumbuhan
diameter koloni Rhizoctonia sp. pada masing-masing perlakuan ditampilkan pada
Gambar 8 dan 9.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

9

Kontrol

8.47

EDSM 20%

8.02

EDSM 40%

7.73

EDSM 60%

7.57

7.23

EDSM 80% EDSM 100%

Konsentrasi ekstrak daun sirih merah (%)

Gambar 8 Pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. pada media PDA
dengan berbagai konsentrasi ekstrak daun sirih merah

11

Gambar 9 Koloni Rhizoctonia sp. setelah diinkubasi selama 3 hari dengan
berbagai perlakuan kosentras ekstrak daun sirih merah (a) kontrol;
(b) konsentrasi 20%; (c) konsentrasi 40%; (d) konsentrasi 60%;
(e) konsentrasi 80%; (f) konsentrasi 100%
Penghambatan pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. dihitung untuk
mengetahui sejauh mana ekstrak daun sirih merah dapat memberikan pengaruh
penghambatan. Hasil pengukuran pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp.
menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak daun sirih merah yang
diberikan maka pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. semakin terhambat.
Oleh karena itu, daun sirih merah dapat digunakan sebagai bahan pestisida alami.

Pembahasan

Pertumbuhan Diameter Koloni Rhizoctonia sp. pada Media PDA dengan
Beberapa Tingkat pH
Menurut Sarles et al. (1956), semua mikroorganisme mempunyai pH
optimum, mereka dapat tumbuh baik, serta pH minimum saat sebagian besar
reaksinya asam, sehingga pertumbuhan mereka akan terhambat. Sebagian besar
pH maksimum reaksinya adalah alkali atau basa yang memungkinkan mereka
tumbuh.
Berdasarkan pengujian pertumbuhan in vitro Rhizoctonia sp. pada media
PDA menunjukkan bahwa pada pH 2 fungi tidak mengalami pertumbuhan pH 4,
pH 6, pH 8, dan kontrol (pH 6,8) sama-sama memenuhi cawan petri dengan
diameter 9 cm pada 3 HST, akan tetapi memiliki pertambahan panjang diameter
koloni per hari yang berbeda antar perlakuan pH. Pertambahan diameter koloni
paling tinggi terjadi pada perlakuan pH kontrol (pH 6.8). Hasil penelitian ini
sesuai dengan pernyataan Goswami (2011), menyatakan bahwa Rhizoctonia sp.
tumbuh pada kisaran pH 4-8 dengan pH optimum untuk pertumbuhannya adalah
pH 6-7.
Menurut Suharti (1973), Rhizoctonia sp. bila ditumbuhkan pada media PDA
mula-mula miselianya akan tampak berwarna putih, lama-kelamaan warna miselia
berubah menjadi coklat muda sampai tua.

12

Penampakan visual pertumbuhan miselia Rhizoctonia sp. berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan adanya perbedaan pada pH kontrol (pH 6.8) dengan yang
lainnya. Pada pH kontrol menunjukkan penampakan visual miselia Rhizoctonia
sp. yang paling baik dengan miselia terlihat paling tebal dan warna miselia terlihat
paling coklat dibandingkan dengan pH yang lainnya.

Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. pada Media PDB (Potato
Dextrose Liquid) dengan Beberapa Tingkat pH
Fungi bersifat heterotrof. Fungi mendapatkan nutrisinya melalui penyerapan
(absorption) molekul-molekul organik kecil dari medium di sekitarnya. Menurut
Smith dan Onions (1994), sebagian besar fungi tumbuh baik antara pH 3-7
walaupun ada pula yang dapat tumbuh pada pH 2 dan kurang dari pH 2.
Menurut Kucharek (1994), Rhizoctonia sp. memiliki toleransi hidup pada
selang pH yang lebar sehingga harus diwaspadai. Selain itu Rhizoctonia sp. dapat
menyebabkan penyakit pada sejumlah spesies tanaman dengan kondisi lingkungan
yang beragam.
Hasil uji pertumbuhan in vitro biomassa miselia Rhizoctonia sp. pada
perlakuan pemberian pH dengan media PDB pertumbuhan terbaik terjadi pada pH
4. Perlakuan pemberian pH terbaik terjadi pada pH kontrol (pH 6.8). Lilly dan
Barnett (1951) menemukan bahwa selang pH dari banyak fungi bervariasi pada
media yang berbeda dan menyimpulkan bahwa selang pH yang paling luas
diperoleh pada media yang baik, dalam hal ini media PDB dan PDA yang
memiliki sumber karbon dekstrosa/glukosa.

Pertumbuhan Biomassa Miselia Rhizoctonia sp. pada Media PDB dengan
Penggoyangan Media
Penggoyangan ditujukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam larutan,
dengan mekanisme seperti dalam ruang yang terisolasi, larutan yang dikocok
molekul H2O nya akan lebih banyak mengikat oksigen dari udara (Stanier et al.
1979).
Menurut Stakman dan Harrar (1957) sebagian besar patogen tanaman adalah
aerob. Oleh karena itu memerlukan persediaan oksigen untuk mencapai
pertumbuhan yang maksimum. Chang dan Miles (1997) menjelaskan bahwa
komponen dari udara yang paling banyak digunakan adalah oksigen dan
karbondioksida. Fungi merupakan spesies aerobik sehingga memerlukan oksigen
yang cukup untuk pertumbuhan miselia.
Hasil analisis ragam uji pertumbuhan in vitro biomassa miselia Rhizoctonia
sp. pada 6 HST menunjukkan bahwa perlakuan penggoyangan pada media PDB
berpengaruh nyata terhadap bobot kering miselia.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pengujian pada media PDB dengan
kecepatan 50 rpm dan 100 rpm menghasilkan bobot kering miselia yang tinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa Rhizoctonia sp. tumbuh dengan baik. Akan tetapi
pada kecepatan penggoyangan 150 rpm dan 0 rpm (tanpa penggoyangan) bobot
kering miselia lebih rendah dibandingkan dengan bobot kering miselia pada
kecepatan 50 rpm dan 100 rpm. Kondisi ini menunjukkan bahwa oksigen memang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan fungi.

13
Penghambatan EDSM dengan Tingkat Konsentrasi yang Berbeda terhadap
Pertumbuhan Rhizoctonia sp. Secara In Vitro
Komponen penyusun terbesar dalam minyak atsiri daun sirih merah adalah
senyawa fenol. Senyawa fenol yang terdapat dalam minyak atsiri daun sirih
kemungkinan bersifat antimikroba.
Pelczar dan Chan (1988), menjelaskan bahwa semakin tinggi konsentrasi
suatu zat antimikroba maka semakin tinggi daya antimikrobanya, artinya banyak
bakteri akan terbunuh lebih cepat bila konsentrasi zat tersebut lebih tinggi. Suatu
antimikroba dapat bersifat fungistatik atau fungitoksik. Fungistatik merupakan
keadaan yang menggambarkan kerja suatu bahan fungisida yang menghambat
pertumbuhan fungi. Fungitoksik merupakan keadaan yang menggambarkan kerja
suatu bahan fungisida yang menghentikan pertumbuhan fungi. Fungistatik dapat
diubah menjadi fungitoksik dengan cara menaikkan konsentrasi suatu antimikroba
sampai titik kritis, sehingga fungi dapat dibunuh oleh fungisida tersebut.
Berdasarkan hasil analisis ragam yang dilakukan, pemberian ekstrak daun
sirih merah pada media PDA memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan
diameter koloni Rhizoctonia sp. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih
merah, maka pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. semakin terhambat.
Menurut Oktaviani (2012), kandungan kimia yang terdapat pada tanaman
sirih merah mengandung metabolit sekunder yang menyimpan senyawa aktif
seperti alkali, flavonoid, polivenol, tanin, minyak atsiri, saponin, hidroksikaficol,
kavicol, kavibetol, karbavakrol, cyanogenic, eugenol, cineole, kadimen, glucoside,
isoprenoid, nonprotein amino acid, terpenena, dan fenil propada. Kandungan zat
kimia pada daun sirih merah yang memiliki efek antifungi:
1. Karvakrol
Menunjukkan anti jamur dan desinfektan, sehingga dapat digunakan sebagai
obat antiseptik.
2. Flavonoid
Memiliki sifat antioksidan, senyawa fenol yang bersifat sebagai antidiabetik,
antifungi,
antikanker,
antioksidan,
antiseptik,
antihepatotoksik,
antihiperglikemik, dan antiinflamasi.
3. Alkaloid
Memiliki sifat antimikroba, penghambat pertumbuhan sel kanker.
4. Eugenol
Memiliki kandungan analgetik (mengurangi rasa sakit atau nyeri).
5. Saponin
Menunjukkan efek antijamur dan antibakteri.
Sastrahidayat (1990), menyatakan bahwa mekanisme bahan desinfektan
dalam mematikan jamur adalah dengan cara melarutkan lemak pada dinding sel,
sehingga dinding sel akan rusak dan terganggu permeabilitasnya. Sebagai akibat
dari rusaknya dinding sel maka sel-sel pada jamur tersebut menjadi tidak selektif
dan menimbulkan kerusakan. Kerusakan membran sel juga dapat mengganggu
keluar masuknya zat-zat dari dan ke dalam sel seperti ion organik, enzim dan
asam amino yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan dan kematian
jamur.

14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Diameter koloni Rhizoctonia sp. untuk perlakuan pH paling baik adalah
pada media PDA dengan pH kontrol (6.8). Bobot kering miselia Rhizoctonia sp.
dengan perlakuan pH paling baik adalah pada media PDB dengan pH 4 yaitu
sebesar 0.157 gram. Bobot kering miselia paling tinggi pada perlakuan
penggoyangan media dengan media PDB yaitu pada kecepatan penggoyangan 100
rpm diperoleh bobot kering miselia sebesar 0.232 gram. Koloni Rhizoctonia sp.
yang paling terhambat pertumbuhannya adalah yang diberi ekstrak daun sirih
merah dengan konsentrasi 100%.

Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji in vivo pengaruh
pemberian ekstrak daun sirih merah terhadap serangan Rhizoctonia sp.

DAFTAR PUSTAKA

Alexopoulos CJ, Mims CW, Blackwell M. 1996. Introductory Mycology 4th Ed.
New York (US): John Wiley & Sons, Inc.
Andoko, A. 2004. Budi Daya Padi Secara Organik. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Chang St, Miles PG. 1997. Mushroom Biology Concise Basics and Current
Development. Singapore (SG): World Scientific Publishing.
Hardaningsih S. 2008. Penyakit ubi kayu dan pengendaliannya. Di dalam
Hardaningsih S, editor. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan
PEI PFI XIX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan [internet]. [waktu dan
tempat pertemuan tidak diketahui]. Sulawesi Selatan (ID): Balai Penelitian
Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Hlm 1-6; [diunduh 2013
Mei
5].
Tersedia
pada:
http://www.peipfi-komdasulsel.org/wpcontent/uploads/2011/06/23-SRI-HARDANINGSIH-Penyakit-Ubikayu219-224.pdf
Kucharek T. 1994. Rhizoctonia seedling blights of vegetables and field crops.
[internet].
[diunduh
2013
Mei
21].
Tersedia
pada:
university.uog.edu/cals/people/.../VH00500.pdf.
Lilly VG, Barnett HL. 1951. Physiology of the Fungi. New York (US): McGrawHillBook Company, Inc.
Oktaviani N. 2012. Uji banding efektifitas ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum) dengan zinc pyrithione 1% terhadap pertumbuhan Pityrosporum

15
ovale pada penderita berketombe [skripsi]. Semarang (ID): Universitas
Diponegoro.
Pelczar MJ Jr, Chan ECS. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume ke-2.
Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah. Jakarta
(ID): UI Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.
Pratomo R. 2006. Pengaruh macam pH dan penggoyangan media terhadap
pertumbuhan fungi Rhizoctonia sp. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Sarles WB, William CF, Joe WB, Stanley GK. 1956. Microbiology General and
Applied 2nd ed. New York (US): Harper and Brother.
Sastrahidayat IR. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Surabaya (ID): Penerbit Usaha
Nasional.
Siregar EBM. 2005. Penyakit tanaman pinus [skripsi]. Sumatera Utara (ID):
Universitas Sumatera Utara.
Soetikno. 1992. Dasar-Dasar Pestisida dan Dampak Penggunaannya. Jakarta
(ID): Gramedia Pusat Utama.
Smith D, Onions HS. 1994. The Preservation and Maintenance of Living Fungi
2nd ed. London (GB): Commonwealth Agricultural Bureau International.
Stakman EC, JG Harrar. 1957. Principles of Plant Pathology. New York (US):
The Ronald Press Company.
Stanier RY, Edward A Adelberg, John Ingraham. 1976. Dunia Mikroba 1.
Gunawan AG, Angka SL, Ko GL, Haswoto, Bibiana L, penerjemah;
Tjitrosomo SS, Editor. Jakarta (ID): Penerbit Bhatara Karya Aksara;
Terjemahan dari: Microbial world 1.
Suharti M. 1973. Penyebab dan Pengaruh Lingkungan Hidup Terhadap
Timbulnya Penyakit “damping off” pada Persemaian Pinus merkusii Jungh
et de Vries. Bogor (ID): Lembaga Penelitian Hutan.
Suryana I. 2009. Pengujian Aktivitas Daun Sirih (Piper betle Linn.) Terhadap
Rhizoctonia sp. Secara In Vitro [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Sudewo B. 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Jakarta (ID): Agromedia
Pustaka.

16

LAMPIRAN
Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan Rhizoctonia sp.
No

Komposisi Media

1

Jumlah

Potato Dextrose Agar (PDA)
Kentang
Dextrose
Agar-agar
Aquades

2

200 gr
20 gr
15 gr
1 l

Potato Dextrose Liquid (PDB)
Kentang
Dextrose
Aquades

200 gr
20 gr
1 l

Lampiran 2 Bobot kering miselia Rhizoctonia sp. dengan perlakuan pH yang
dibiakkan pada media PDB
Perlakuan pH

Kontrol

Ulangan

Bobot kertas saring
sebelum dioven
(gram)

Bobot kertas
saring+miselia
setelah dioven (gram)

1

0.925

1.073

0.148

2

0.915

1.053

0.138

3

0.919

1.038

0.119

Rata-rata

2

4

0.315

1

0.889

0.986

0.097

2

0.881

0.966

0.085

3

1.130

1

1.036
Rata-rata
0.881

1.051

0.094
0.092
0.170

2

0.825

0.992

0.167

3

0.868

1.002

0.134

Rata-rata

6

0.157

1

0.884

1.007

0.123

2

0.873

0.992

0.119

3

0.896

1.031

0.135

1

0.902

1.038

0.136

2

0.917

1.036

0.119

3

0.906

1.050

0.144

Rata-rata

8

Bobot kering
miselia (gram)

Rata-rata

0.126

0.133

17
Lampiran 3 Bobot kering miselia Rhizoctonia sp. dengan perlakuan
penggoyangan media yang dibiakkan pada media PDB
Perlakuan
penggoyangan
Kontrol

Ulangan

Bobot kertas saring
sebelum dioven
(gram)

1
2
3

50 rpm

1
2
3

100 rpm

1
2
3

150 rpm

1
2
3

Bobot kertas
saring+miselia setelah
dioven (gram)

0.839
0.840
0.845
Rata-rata
0.815
0.836
0.847
Rata-rata
0.836
0.853
0.829
Rata-rata
0.832
0.840
0.839
Rata-rata

0.865
0.873
0.861
1.039
1.078
0.995
1.053
1.083
1.077
0.878
0.883
0.883

Bobot kering
miselia (gram)
0.026
0.033
0.016
0.025
0.224
0.242
0.148
0.205
0.217
0.230
0.248
0.232
0.046
0.043
0.044
0.044

Lampiran 4 Pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp. pada perlakuan
pemberian EDSM
Perlakuan
konsentrasi

Ulangan

Kontrol (0%)

1
2
3
Rata-rata
1
2
3

20%
Rata-rata

1
2
3

40%
Rata-rata

1
2
3

60%
Rata-rata

1
2
3

80%
Rata-rata

1
2
3

100%
Rata-rata

Pengamatan diamter (cm) hari ke1

2

3

2.5
2.35
2.45
2.43
2.25
2.25
2.2
2.23
2
2.15
2
2.05
1.95
2
2.1
2.02
2
2.25
2.25
2.17
1.6
1.5
1.75
1.62

6
5.95
5.9
5.95
5.5
5.3
5.5
5.43
5
5.2
5
5.07
4.9
5
5.1
5
5
5.1
5.05
5.05
4.6
4.15
4.6
4.45

9
9
9
9
8.45
8.55
8.4
8.47
7.95
8
8.1
8.02
7.75
7.65
7.8
7.73
7.6
7.55
7.37
7.51
7.15
7.3
7.25
7.23

18

Lampiran 5 Hasil sidik ragam pertumbuhan Rhizoctonia sp. diameter koloni
Rhizoctonia sp. perlakuan pH hari ke-1
SK
Perlakuan
Sisa
Total

Db
4
10
14

JK
11.458
0.009
11.546

KT
2.864
0.009

F hit
324.27

Pr > F
F
< 0.0001*

Lampiran 7 Hasil sidik ragam pertumbuhan Rhizoctonia sp. diameter koloni
Rhizoctonia sp. perlakuan pH hari ke-3
SK
Perlakuan
Sisa
Total

Db
4
10
15

JK
194.400
0.000
194.400

KT
48.600
0.000

F hit
Infty

Pr > F
F
0.0021*

Lampiran 9 Hasil sidik ragam bobot kering biomassa miselia Rhizoctonia sp.
dengan perlakuan pemberian penggoyangan media
SK
Perlakuan
Sisa
Total

Db
5
12
17

JK
6.194
0.048
6.242

KT
1.239
0.004

F hit
307.57

Pr > F
< 0.0001*

Lampiran 10 Hasil sidik ragam pengaruh pemberian ekstrak daun sirih merah
terhadap pertumbuhan diameter koloni Rhizoctonia sp.
SK
Perlakuan
Sisa
Total

Db
3
8
11

JK
0.103
0.006
0.108

KT
0.034
0.0007

Lampiran 11 Sirih Merah (Piper crocatum Linn.)

F hit
48.77

Pr > F