Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah

(1)

1

FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL

DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.)

SECARA GRANULASI BASAH

SKRIPSI

OLEH:

VERONIKA DACHI

NIM 091501169

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

2

FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL

DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav.)

SECARA GRANULASI BASAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

VERONIKA DACHI

NIM 091501169

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

3

PENGESAHAN SKRIPSI

FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL

DAUN SIRIH MERAH

(Piper crocatum Ruiz & Pav.

)

SECARA GRANULASI BASAH

OLEH:

VERONIKA DACHI NIM 091501169

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada Tanggal : 11 Februari 2015

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Prof. Dr. Karsono., Apt. Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt. NIP 195409091982011001 NIP 195807101986012001

Pembimbing II, Prof. Dr. Karsono., Apt. NIP 195409091982011001

Dra. Aswita Hafni Lubis, M.Si., Apt. Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt. NIP 195304031983032001 NIP 195111021977102001

Dra. Fat Aminah , M.Sc., Apt. NIP 195011171980022001

Medan, Maret 2015 Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara Wakil Dekan I,

Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt. NIP 195807101986012001


(4)

4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Formulasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper

Crocatum Ruiz & Pav.) Secara Granulasi Basah. Skripsi ini diajukan untuk

melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis selama perkuliahan di Fakultas Farmasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Karsono., Apt., dan Ibu Dra. Aswita Hafni Lubis, M.Si., Apt., yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberikan petunjuk dan saran-saran selama penelitian hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Julia Reveny, M.Si., Apt., selaku ketua penguji juga kepada Ibu Dra. Juanita Tanuwijaya, M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Fat Aminah, M.Sc., Apt., selaku anggota penguji yang telah memberikan saran untuk menyempurnakan skripsi ini dan yang telah banyak membimbing penulis selama masa perkuliahan hingga selesai.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga tercinta khususnya untuk Papa dan Mama, serta kakak dan abang tercinta Imelda, Richard, Verawati, dan Wa’aro yang senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat dan kasih sayang yang tak ternilai dengan apapun. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Sarizal Hermanto Saragih yang juga senantiasa


(5)

5

memberikan semangat, doa dan menemani hingga skripsi ini selesai. Dan tidak lupa kepada Dwi Permanasari, Candra Prasetia, Jesaya, Nura dan semua teman-teman Mahasiswa farmasi klinis 2009 yang telah mendoakan, membantu dan memberi semangat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga Allah membalas segala budi baik dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Medan, 11 Februari 2015 Penulis,

Veronika Dachi NIM 091501169


(6)

6

FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL

DAUN SIRIH MERAH

(Piper crocatum Ruiz & Pav.)

SECARA GRANULASI BASAH

Abstrak

Latar Belakang : Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) mempunyai aktivitas antiseptik dan mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada daun sirih hijau. Nanoteknologi adalah teknologi yang mampu menyiapkan bahan aktif obat dalam partikel dengan ukuran nanometer.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah memformulasi, mengevaluasi dan melakukan uji kesukaan tablet hisap dari serbuk nano daun sirih merah (Piper

crocatum Ruiz & Pav.) pada pengguna.

Metode : Nanopartikel daun sirih merah dibuat dengan metode penggilingan, kemudian dilakukan karakterisasi yang meliputi ukuran nanopartikel. Tablet hisap nanopartikel daun sirih merah dibuat dalam 4 formula yang dibedakan oleh konsentrasi maltodekstrin dan gelatin. Formula 1 mengandung 20% maltodekstrin dan 0% gelatin, formula 2 mengandung 15% maltodekstrin dan 5% gelatin, formula 3 mengandung 10% maltodekstrin dan 10% gelatin dan formula 4 mengandung 0% maltodekstrin dan 20% gelatin dengan berat tablet 1500 mg Evaluasi sediaan tablet hisap meliputi uji keseragaman bobot, kekerasan tablet, friabilitas, dan waktu hancur.

Hasil : Ukuran nanopartikel daun sirih merah adalah 644 nm. Hasil evaluasi tablet nanopartikel daun sirih merah menunjukkan bahwa formula 2 dan formula 3 memenuhi persyaratan keseragaman bobot.

Kesimpulan : Nanopartikel daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan tablet hisap.


(7)

7

FORMULATION LOZENGES NANOPARTICLES

RED BETEL LEAVES (Piper crocatum Ruiz & Pav.)

IN WET GRANULATION

Abstract

Background : Red Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) have antiseptic activity and have a better antioxidant activity than green betel leaves. Nanotechnology is a technology that is able to prepare the active ingredient in the drug particles with nanometer size.

Purpose : The purpose of this research is to formulate, to evaluation and to test the taste of lozenges nanoparticles red betel leaves (Piper crocatum Ruiz & Pav.) to the user.

Method : The nanoparticles of red betel leaves was made with milling method, then perfomed a characterization that include the size of the nanoparticles. The lozenges nanoparticles of red betel leaves was made in 4 formulas were distinguished by the concentration of maltodextrin and gelatin. Formula 1 contained 20% maltodextrin and 0% gelatin, 2 formula contained 15% maltodextrin and 5% gelatin, formula 3 contained 10% maltodextrin and 10% gelatin and 4 formulas contained 0% maltodextrin and 20% gelatin with the weight of tablets was 1500 mg. The evaluation of preparation lozenges included weight, uniformity, tablet hardness, friability, and disintegration time.

Result : The size of nanoparticles red betel leaves was 644 nm. The result of evaluation nanoparticles red betel leaves showed that the formula 2 and formula 3 were qualified of weight uniformity.

Conclusion : Nanoparticles red betel leaves (Piper crocatum Ruiz & Pav.) can be formulated into dosage forms lozenges.


(8)

8 DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

1.6 Kerangka Konsep Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Uraian Tumbuhan ... 6

2.1.1 Sistematika tumbuhan ... 6

2.1.2 Nama daerah ... 6

2.1.3 Morfologi tumbuhan ... 7


(9)

9

2.1.5 Khasiat dan penggunaan ... 7

2.2 Nanopartikel ... 7

2.3 Metode Pembuatan Nanopartikel ... 9

2.3.1 Metode presipitasi ... 9

2.3.2 Metode penggilingan ... 9

2.3.3 Metode homogenisasi ... 11

2.4 Pemeriksaan Karakteristik Nanopartikel Daun Sirih Merah . 11 2.5 Tablet ... 12

2.6 Tablet Hisap ... 15

2.6.1 Definisi tablet hisap ... 15

2.6.2 Bahan tambahan tablet hisap ... 16

2.6.3 Permasalahan dalam pembuatan tablet hisap ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Alat ... 20

3.2 Bahan ... 20

3.3 Pengambilan Tumbuhan ... 20

3.4 Identifikasi Tumbuhan ... 21

3.5 Pembuatan Simplisia Daun Sirih Merah ... 21

3.6 Pembuatan Nanopartikel Daun Sirih Merah ... 21

3.7 Pemeriksaan Karakterisasi Nanopartikel Daun Sirih Merah 22

3.7.1 Mikroskop elektron payaran ... 22

3.7.2 Pengukuran ukuran partikel ... 22

3.8 Pembuatan Tablet Hisap ... 23


(10)

10

3.9 Uji Preformulasi Tablet Hisap ... 24

3.9.1 Sudut diam ... 24

3.9.2 Waktu alir granul ... 24

3.9.3 Indeks tap granul ... 25

3.10 Proses Pencetakan Tablet ... 25

3.11 Evaluasi Tablet ... 25

3.11.1 Uji keseragaman bobot tablet ... 25

3.11.2 Uji kekerasan tablet ... 26

3.11.3 Uji friabilitas ... 26

3.11.4 Uji waktu hancur ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan ... 28

4.2 Hasil Karakterisasi Nanopartikel Daun Sirih Merah ... 28

4.3 Hasil Pembuatan Tablet Hisap ... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1 Kesimpulan ... 35

5.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36


(11)

11

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah ... 23 Tabel 2 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang

akan dihitung ... 30 Tabel 3 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang

ditimbang ... 30 Tabel 4 Hasil uji preformulasi granul nanopartikel daun sirih merah ... 30 Tabel 5 Hasil evaluasi tablet hisap nanopartikel daun sirih merah ... 31


(12)

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Hasil SEM nanopartikel daun sirih merah ... 29 Gambar 2 Hasil SEM serbuk simplisia daun sirih merah ... 29 Gambar 3 Grafik hasil SEM skoring formula tablet hisap nanopartikel

daun sirih merah dengan level rasa ... 32 Gambar 4 Grafik hasil SEM skoring formula tablet hisap nanopartikel


(13)

13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil identifikasi tumbuhan ... 39

Lampiran 2 Gambar karakteristik tumbuhan sirih merah ... 40

Lampiran 3 Gambar simplisia daun sirih merah ... 41

Lampiran 4 Pengukuran ukuran partikel (PSA) ... 42

Lampiran 5 Gambar tablet hisap nanopartikel daun sirih merah ... 43

Lampiran 6 Gambar alat dan objek yang digunakan ... 44

Lampiran 7 Bagan kerja penelitian ... 46

Lampiran 8 Bagan alur pembuatan bahan pengikat ... 47

Lampiran 9 Bagan alur pembuatan bahan pengisi tablet ... 48

Lampiran 10 Bagan alur pembuatan granulat basah ... 49

Lampiran 11 Bagan alur pembuatan tablet hisap ... 50

Lampiran 12 Formula dalam pembuatan tablet hisap ... 51

Lampiran 13 Perhitungan dalam penimbangan bahan ... 52

Lampiran 14 Perhitungan uji preformulasi granul nanopartikel daun sirih merah ... 56

Lampiran 15 Perhitungan evaluasi tablet hisap nanopartikel daun sirih merah ... 62

Lampiran 16 Hasil analisis SPSS formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah dengan waktu hancur di mulut ... 72

Lampiran 17 Hasil analisis SPSS formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah dengan tanggapan rasa ... 73


(14)

6

FORMULASI TABLET HISAP NANOPARTIKEL

DAUN SIRIH MERAH

(Piper crocatum Ruiz & Pav.)

SECARA GRANULASI BASAH

Abstrak

Latar Belakang : Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) mempunyai aktivitas antiseptik dan mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada daun sirih hijau. Nanoteknologi adalah teknologi yang mampu menyiapkan bahan aktif obat dalam partikel dengan ukuran nanometer.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah memformulasi, mengevaluasi dan melakukan uji kesukaan tablet hisap dari serbuk nano daun sirih merah (Piper

crocatum Ruiz & Pav.) pada pengguna.

Metode : Nanopartikel daun sirih merah dibuat dengan metode penggilingan, kemudian dilakukan karakterisasi yang meliputi ukuran nanopartikel. Tablet hisap nanopartikel daun sirih merah dibuat dalam 4 formula yang dibedakan oleh konsentrasi maltodekstrin dan gelatin. Formula 1 mengandung 20% maltodekstrin dan 0% gelatin, formula 2 mengandung 15% maltodekstrin dan 5% gelatin, formula 3 mengandung 10% maltodekstrin dan 10% gelatin dan formula 4 mengandung 0% maltodekstrin dan 20% gelatin dengan berat tablet 1500 mg Evaluasi sediaan tablet hisap meliputi uji keseragaman bobot, kekerasan tablet, friabilitas, dan waktu hancur.

Hasil : Ukuran nanopartikel daun sirih merah adalah 644 nm. Hasil evaluasi tablet nanopartikel daun sirih merah menunjukkan bahwa formula 2 dan formula 3 memenuhi persyaratan keseragaman bobot.

Kesimpulan : Nanopartikel daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan tablet hisap.


(15)

7

FORMULATION LOZENGES NANOPARTICLES

RED BETEL LEAVES (Piper crocatum Ruiz & Pav.)

IN WET GRANULATION

Abstract

Background : Red Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav.) have antiseptic activity and have a better antioxidant activity than green betel leaves. Nanotechnology is a technology that is able to prepare the active ingredient in the drug particles with nanometer size.

Purpose : The purpose of this research is to formulate, to evaluation and to test the taste of lozenges nanoparticles red betel leaves (Piper crocatum Ruiz & Pav.) to the user.

Method : The nanoparticles of red betel leaves was made with milling method, then perfomed a characterization that include the size of the nanoparticles. The lozenges nanoparticles of red betel leaves was made in 4 formulas were distinguished by the concentration of maltodextrin and gelatin. Formula 1 contained 20% maltodextrin and 0% gelatin, 2 formula contained 15% maltodextrin and 5% gelatin, formula 3 contained 10% maltodextrin and 10% gelatin and 4 formulas contained 0% maltodextrin and 20% gelatin with the weight of tablets was 1500 mg. The evaluation of preparation lozenges included weight, uniformity, tablet hardness, friability, and disintegration time.

Result : The size of nanoparticles red betel leaves was 644 nm. The result of evaluation nanoparticles red betel leaves showed that the formula 2 and formula 3 were qualified of weight uniformity.

Conclusion : Nanoparticles red betel leaves (Piper crocatum Ruiz & Pav.) can be formulated into dosage forms lozenges.


(16)

14 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak zaman dulu, nenek moyang kita telah memanfaatkan tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang sekarang ada. Merebaknya kecenderungan atau tren hidup kembali ke alam (back to

nature) semakin menambah tentang khasiat tanaman obat, salah satunya adalah

sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.). Penggunaan sirih merah secara tradisional dimanfaatkan dalam menyembuhkan penyakit seperti sariawan dan sakit gigi. Daun sirih yang ditambahkan air dapat digunakan sebagai obat kumur dengan cara direbus. Selain itu dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit diabetes mellitus, kolesterol, asam urat dan hipertensi (Sudewo, 2005). Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) mempunyai aktivitas antiseptik dan mempunyai aktivitas antiinflamasi yang lebih baik daripada daun sirih hijau (Juliantina, dkk., 2009).

Nanoteknologi adalah teknologi yang mampu menyiapkan bahan aktif obat dalam partikel dengan ukuran nano (seperjuta meter) dengan ketepatan lebih kecil dari satu mikrometer. Di Indonesia teknologi nanopartikel terutama untuk herbal masih dikembangkan. Sementara itu, efektifitas suatu obat akan tercapai setelah melalui proses LADME (liberasi, absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi). Bentuk dan ukuran partikel merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas`obat, karena ukuran partikel sangat berpengaruh dalam proses kelarutan, absorbsi dan distribusi obat (Prasetyorini, dkk., 2011). Menurut Mohanraj dan Chen (2006), penelitian tentang pengubahan bentuk mikropartikel


(17)

15

menjadi nanopartikel saat ini sedang berkembang yang memiliki ukuran 10 - 1000 nm. Nanopartikel memiliki luas permukaan yang besar serta jumlah atom yang banyak di permukaan, sehingga memiliki energi permukaan dan tegangan permukaan yang rendah yang memudahkan partikel menembus ke dalam membran sel. Sifat-sifat tersebut dapat diubah-ubah dengan mengatur ukuran material, komposisi kimiawi, memodifikasi permukaan, dan mengatur interaksi antarpartikel (Greco, 2002).

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok (Ditjen POM, 1979). Tablet hisap adalah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.

Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penelitian adalah mengetahui manfaat dari nanopartikel daun sirih merah dan untuk mengetahui apakah nanopartikel daun sirih merah dapat diformulasikan sebagai tablet hisap pelega tenggorokan dan disukai oleh pengguna. Penelitian ini meliputi pengambilan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan nanopartikel daun sirih merah, pemeriksaan karakterisasi nanopartikel daun sirih merah, uji preformulasi, pembuatan tablet hisap dan evaluasi tablet hisap.

1.2 Perumusan Masalah


(18)

16

a. Apakah nanopartikel daun sirih merah dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan tablet hisap?

b. Apakah tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah memenuhi persyaratan di Farmakope Indonesia Edisi III?

c. Apakah tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah disukai oleh pengguna?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dibuat hipotesis yaitu: a. Nanopartikel daun sirih merah dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan

tablet hisap.

b. Tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah memenuhi persyaratan di Farmakope Indonesia Edisi III.

c. Tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah disukai oleh pengguna.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Memformulasikan nanopartikel daun sirih merah menjadi bentuk sediaan tablet hisap.

b. Melakukan evaluasi tablet hisap dari nanopartikel daun sirih merah.

c. Melakukan uji kesukaan tablet hisap dari nanopartikel daun sirih merah terhadap pengguna.


(19)

17 1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai sumber informasi mengenai manfaat nanopartikel daun sirih merah.


(20)

18

1.6 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Gambar 1. Bagan kerangka konsep penelitian Simplisia Daun

Sirih Merah

Nanopartikel Daun Sirih

Merah

Karakteristik Nanopartikel

1. Ukuran Partikel 2. Bentuk Partikel

Granul Basah Nanopartikel Daun

Sirih Merah

Granul Kering Nanopartikel Daun

Sirih Merah

Uji Preformulasi

Evaluasi Tablet Tablet Hisap

Nanopartikel Daun Sirih Merah

1. Sudut Diam 2. Waktu

Alir Granul

1. Uji

Keseragaman Bobot 2. Uji Kekerasan Tablet 3. Uji Friabilitas

4. Uji Waktu Hancur 5. Uji Kesukaan


(21)

19 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Sirih merah merupakan tanaman yang diketahui tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, seperti di lingkungan Keraton Yogyakarta dan di lereng Merapi sebelah timur, serta di Papua dan Jawa Barat. Sirih merah bisa tumbuh dengan baik di tempat yang teduh dan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari. Jika terkena sinar matahari langsung secara terus-menerus warna merah daunnya bisa menjadi pudar dan kurang menarik (Sudewo, 2005).

2.1.1 Sistematika tumbuhan Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper

Spesies : Piper crocatum Ruiz & Pav. 2.1.2 Nama daerah

Nama daerah: suruh, sedah (Jawa), seureuh (Sunda); ranub (Aceh); cambai (Lampung) (Anonim, 2009).


(22)

20 2.1.3 Morfologi tumbuhan

Sirih merah merupakan tanaman yang tumbuh menjalar. Batangnya bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai berbentuk jantung dengan bagian atas meruncing, bertepi rata dan permukaannya mengkilap atau tidak berbulu. Panjang daunnya bisa mencapai 15 - 20 cm. Warna daun bagian atas hijau bercorak warna putih keabu - abuan. Bagian bawah daun berwarna merah cerah. Daunnya berlendir, berasa sangat pahit dan beraroma wangi khas sirih. Batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5 - 10 cm. Di setiap buku tumbuh bakal akar (Sudewo, 2005).

2.1.4 Kandungan senyawa kimia

Senyawa fitokimia yang terkandung dalam daun sirih merah yakni adanya kandungan senyawa steroid/triterpenoid, alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin dan tanin (Sudewo, 2005).

2.1.5 Khasiat dan penggunaan

Penggunaan sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar maupun simplisia. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti diabetes millitus, hepatitis, batu ginjal, kolesterol, hipertensi, asam urat, keputihan, obat kumur, maag, radang mata, nyeri sendi dan memperhalus kulit. Sirih merah banyak digunakan pada klinik herbal center sebagai ramuan atau terapi bagi penderita yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimia (Anonim, 2009).

2.2. Nanopartikel

Nanopartikel merupakan partikel bentuk padat dengan ukuran sekitar 10-1000 nm (Mohanraj dan Chen, 2006). Nanoteknologi merupakan kemampuan untuk


(23)

21

memproduksi dan memproses materi berukuran nano (nanosized) atau memanipulasi objek dalam skala nano (nanoscale). Nanoscale umumnya menyatakan rentang ukuran dari 1 hingga 100 nm. Akan tetapi, beberapa ilmuwan menganggap ukuran nanoscale adalah antara 1 hingga 200 nm, bahkan hingga 1000 nm (Jin, 2008).

Nanoteknologi berkembang semakin pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri akan ukuran partikel yang semakin kecil. Dalam industri farmasi dan bioteknologi, nanoengineering telah mempengaruhi setiap segmen dan subspesialisasi yang ada. Pengurangan ukuran partikel ini menawarkan suatu kesempatan bermakna bagi perancang formula untuk mengatasi hambatan dalam pengembangan produk terkait senyawa aktif obat yang sukar larut dalam air (Lee, dkk., 2008). Kelarutan yang rendah merupakan masalah utama dalam pengembangan formulasi obat.

Menurut Müller dan Keck (2004), ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk memproduksi nanopartikel dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan, yaitu:

a. mudah dikerjakan,

b. dapat diaplikasikan dalam pembuatan sebanyak mungkin jenis zat aktif obat atau dengan kata lain bersifat universal,

c. memberikan hasil yang stabil secara fisik,

d. diformulasi dengan bahan-bahan tambahan yang inert dan telah disetujui oleh badan regulasi,

e. dapat dikerjakan dalam skala besar,


(24)

22 yang berlaku.

2.3 Metode Pembuatan Nanopartikel

Sediaan nanopartikel dapat dibuat dengan berbagai metode, yaitu metode presipitasi, penggilingan (milling methods), dan homogenisasi.

2.3.1 Metode presipitasi

Salah satu metode presipitasi yang pertama adalah teknologi pembuatan

Hydrosol. Dalam metode ini, zat aktif dilarutkan ke dalam pelarut, lalu larutan

tersebut dimasukkan ke dalam larutan lain yang bukan pelarut zat aktif tersebut sehingga menghasilkan presipitasi zat aktif yang halus. Kelemahan metode ini adalah nanopartikel yang terbentuk harus distabilisasi untuk mencegah timbulnya kristal berukuran mikro dan zat aktif yang hendak dibuat nanopartikelnya harus larut setidaknya dalam salah satu jenis pelarut, sementara diketahui bahwa banyak zat aktif memiliki kelarutan rendah baik di air maupun pelarut organik(Junghanns dan Müller, 2008).

2.3.2 Metode penggilingan

Penggilingan merupakan teknik standar yang telah digunakan dalam beragam bidang aplikasi industri untuk mengurangi ukuran partikel. Pengurangan ukuran partikel lewat penggilingan dapat dijelaskan oleh tiga mekanisme kunci yang saling mempengaruhi yakni gesekan antara dua permukaan karena tekanan yang dihasilkan melampaui kekuatan inheren partikel sehingga mengakibatkan frakturasi (patahan atau retakan), gaya gesek yang dihasilkan (shear force) mengakibatkan pecahnya partikel menjadi beberapa bagian, dan deagregasi terkait kolisi (tabrakan) antar agregat pada laju diferensial yang tinggi (Gour, 2010).


(25)

23

Metode penggilingan dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yaitu berdasarkan kondisi medium penggilingan atau berdasarkan mekanisme fraktur yang terjadi selama penggilingan berlangsung. Berdasarkan kondisi medium ketika partikel digiling, metode dibagi 2 yaitu metode penggilingan kering dan metode penggilingan basah (Burcham, dkk., 2009). Sedangkan berdasarkan mekanisme fraktur yang terjadi, metode dapat dibagi menjadi pemotongan (cutting), kompresi (compression), impaksi (impaction), dan erosi (attrition) (Staniforth, 2002).

Metode penggilingan kering (dry milling) merupakan suatu proses memperkecil ukuran partikel tanpa adanya larutan. Hal ini dicapai lewat penggilingan atau penggerusan dengan tenaga tinggi menggunakan suatu baut (pin) atau pelatuk (hammer) yang berputar. Kelemahan utama metode ini adalah kemampuannya menghasilkan distribusi ukuran partikel yang luas berkisar beberapa ratus nanometer hingga 25 μm atau dengan kata lain, hanya beberapa persen produknya yang berupa nanopartikel (Müller, dkk., 2000).

Metode berikutnya adalah metode penggilingan basah (wet atau slurry

milling) yaitu proses penggilingan suatu zat padat yang disuspensikan dalam suatu

larutan. Penggunaan penggilingan basah memiliki beberapa keuntungan dibandingkan penggilingan kering, di antaranya:

a. penggillingan basah dapat dikerjakan bersamaan dengan tahapan isolasi- kristalisasi bahan aktif sehingga tidak menggunakan unit operasi yang terpisah-pisah seperti halnya penggilingan kering sehingga dapat mengurangi waktu penggilingan dan biaya produksi,


(26)

24

atau fase pada suhu tinggi, seperti memiliki titik leleh yang rendah. Hal ini dikarenakan peningkatan kapasitas panas larutan pembawa yang akan menghasilkan fluktuasi suhu yang lebih rendah selama proses penggilingan.

Metode penggilingan basah (wet milling) merupakan teknologi pengecilan ukuran partikel yang mampu terus berkembang dan bertahan (viable). Keunggulannya telah dibuktikan dengan persetujuan registrasi 4 jenis produk obat yang menggunakan metode ini oleh FDA. Waktu yang diperlukan dalam penggilingan ini berkisar antara 30 menit hingga beberapa hari (Möschwitzher dan Müller, 2007).

2.3.3 Metode homogenisasi

Homogenisasi bertekanan tinggi merupakan pendekatan lain untuk memperkecil ukuran partikel senyawa yang sukar larut. Ada 3 teknologi penting yang dikenal yaitu teknologi mikrofluidisasi (microfluidizer technology atau IDD-

PTM technology), homogenisasi di celah piston dalam air (piston gap homogenization in water atau Dissocubes® technology), dan di dalam campuran

air atau media non-air (Nanopure® technology) (Junghanns dan Müller, 2008).

Selain ketiga metode utama di atas, beragam metode kombinasi juga telah dikembangkan seperti Nanoedge® technology yang menggabungkan presipitasi

dengan homogenisasi celah piston dan Nanopure® XP (Extended Performance) technology antara mikrofluidisasi dengan homogenisasi celah piston.

2.4 Pemeriksaan Karakteristik Nanopartikel Daun Sirih Merah

Scanning electron microscope (SEM) terdiri dari sebuah senapan elektron


(27)

25

Berkas elektron tersebut dilewatkan pada beberapa lensa elektromagnetik untuk menghasilkan gambar berukuran kecil dari 10 nm pada sampel yang ditampilkan dalam bentuk film fotografi atau ke dalam tabung layar (Anggraeni, 2008).

Particles size analyzer (PSA) merupakan pengujian ukuran partikel

dengan range 2-7000 nm menggunakan prinsip dynamic ligh scattering dan gerak

brown. Ukuran partikel dihitung berdasarkan fungsi korelasi Stokes-Einstein dan

gerak Brown ditetapkan sebagai koefisien difusi translasi. Kecepatan gerak Brown dipengaruhi oleh size, viscosity dan temperature. Keluaran yang dihasilkan merupakan sistem dari statistical, commulant dan laplace methods, dimana masing-masing sistem menghasilkan size distribution dalam intensity, number dan

volume (Anonim, 2013).

Spektroskopi infra merah (FTIR) digunakan untuk mengidentifikasi gugus kompleks dalam senyawa tetapi tidak dapat menentukan unsur-unsur penyusunnya. Pada FTIR, radiasi infra merah dilewatkan pada sampel. Sebagian radiasi sinar infra merah diserap oleh sampel dan sebagian lainnya diteruskan. Jika frekuensi dari suatu vibrasi spesifik sama dengan frekuensi radiasi infra merah yang langsung menuju molekul, molekul akan menyerap radiasi tersebut. Spektrum yang dihasilkan menggambarkan penyerapan dan transmisi molekuler. Transmisi ini akan membentuk suatu sidik jari molekuler suatu sampel. Karena bersifat sidik jari, tidak ada dua struktur molekuler unik yang menghasilkan spektrum infra merah yang sama.

2.5 Tablet

Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,


(28)

26

mengandung satu jenis atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Ditjen POM, 1979). Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat kekerasan, ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung dari cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989).

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk tablet berkualitas baik adalah sebagai berikut :

a. Kekerasan yang cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya tetap baik selama fabrikasi/pengemasan dan pengangkutan hingga sampai pada konsumen.

b. Dapat melepaskan bahan obatnya sampai pada ketersediaan hayatinya. c. Memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet dan kandungan obatnya. d. Mempunyai penampilan yang menarik, baik pada bentuk, warna, maupun

rasanya.

Untuk mendapatkan tablet yang baik tersebut, maka bahan yang akan dikempa menjadi tablet harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:

a. Mudah mengalir, artinya jumlah bahan yang akan mengalir dalam corong alir ke dalam ruang cetakan selalu sama setiap saat, dengan demikian bobot tablet tidak akan memiliki variasi yang besar.

b. Kompatibel, artinya bahan mudah kompak jika dikempa, sehingga dihasilkan tablet yang keras.


(29)

27

c. Mudah lepas dari cetakan, hal ini dimaksudkan agar tablet yang dihasilkan mudah lepas dan tak ada bagian yang melekat pada cetakan, sehingga permukaan tablet halus dan licin.

Metode pembuatan tablet ada tiga cara yaitu : metode kempa langsung, granulasi basah dan granulasi kering.

1. Metode Kempa Langsung

Istilah kempa langsung berlaku untuk proses umum pada pembuatan - pembuatan tablet yang dikompresi ketika tidak ada perlakuan pendahuluan atau hanya perlakuan kecil yang dibutuhkan sebelum memasukkan bahan kedalam mesin tablet. Beberapa bahan mempunyai karakteristik pengikatan yang penting. 2. Metode Granulasi Basah

Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut : menimbang dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah. Menyaring granul basah, menjadi butiran yang lebih halus, pengeringan, pengayakan granul kering, pencampuran bahan pelikan dan bahan penghancur, pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989).

3. Metode Granulasi Kering

Metode granulasi kering dibentuk oleh pelembaban atau penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa dalam jumlah yang besar dari campuran serbuk dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan kedalam massa granul yang kecil. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan


(30)

28

metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel, 1989).

2.6 Tablet Hisap

2.6.1 Definisi tablet hisap

Tablet hisap adalah suatu sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat,umumnya dengan bahan dasar beraroma manis, yang dapat melarut atau hancur perlahan - lahan di dalam mulut (Ditjen POM, 1995). Tablet hisap adalah bentuk lain dari tablet untuk pemakaian dalam rongga mulut. Tablet ini digunakan dengan tujuan memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan yang umumnya di berikan sebagai pengobatan sakit tenggorokan atau untuk mengurangi batuk pada influenza, atau dapat pula mengandung anastetika lokal, berbagai antiseptik dan antibakteri, demulsen, astrigen dan antitusif. Jenis tablet ini di rancang tidak hancur di dalam rongga mulut tetapi melarut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam waktu 30 menit atau kurang (Lachman, 1994).

Tablet hisap adalah bentuk sediaan obat tablet yang diberi penambah rasa untuk dihisap dan di diamkan (ditahan) di dalam mulut atau faring (Siregar, 2010). Berbeda dengan tablet biasa, pada tablet hisap tidak digunakan bahan penghancur, dan bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan-bahan yang larut air. Tablet hisap cenderung menggunakan banyak pemanis (50% atau lebih dari berat tablet keseluruhan) seperti sukrosa, laktosa, manitol, sorbitol dan sebagainya. Selain itu diameter tablet hisap umumnya lebih besar yaitu >18 mm. Tablet hisap yang baik memiliki kekerasan >10 kg/m3 (Hasyim, 2008; Lachman, 1994; Parrot, 1970).


(31)

29 2.6.2 Bahan tambahan tablet hisap

Bahan tambahan atau bahan pembantu tabletasi dapat di artikan sebagai zat - zat yang memungkinkan suatu obat atau bahan obat yang memiliki beberapa sifat khusus untuk dibuat menjadi suatu sediaan obat, dengan mempertimbangkan efek obat, kinerja obat, organoleptis, sifat kimia obat dan kemungkinan pengembangan jenis sediaan lain, adapun zat-zat tambahan dalam sediaan tablet hisap meliputi :

a. Bahan Pembawa

1. Pembawa Dasar Gula

Formulasi tablet yang paling sederhana kemungkinan menggunakan gula (sukrosa) sebagai pembawa dasar. Gula tidak mahal dan dapat digunakan untuk membentuk tablet yang memiliki karakteristik pengempaan dan raba mulut yang dapat diterima.

2. Pembawa dekstrosa dan sukrosa yang di modifikasi, seperti Nu-tab atau Sugartab.

3. Pembawa dasar bebas gula, seperti manitol dan sorbitol.

4. Pengisi-pengisi lain, seperti dikalsium fosfat, kalsium sulfat, kalsium karbonat, laktosa (Siregar, 2010).

b. Bahan Pengikat

Bahan pengikat adalah bahan tambahan yang diperlukan untuk memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi dan memberikan sifat kohesif yang telah ada pada bahan pengisi sehingga dapat membentuk struktur tablet yang kompak setelah pencetakan dan meningkatkan daya tahan tablet, oleh karena itu bahan pengikat menjamin penyatuan beberapa partikel


(32)

30

serbuk dalam sebuah butiran granulat. Bahan pengikat dapat di tambahkan ke dalam bahan yang akan dicetak dalam bentuk kering, cairan atau larutan, tergantung pada metode pembuatan tablet (Ditjen POM, 1995).

c. Bahan Pelincir

Bahan pelincir dapat memenuhi berbagai fungsi yang berbeda sehingga banyak di kelompokkan menjadi bahan pengatur aliran (glidant), bahan pelincir (lubricant) dan bahan pemisah hasil cetakan (antiadheren). Bahan pengatur aliran atau glidant berfungsi untuk memperbaiki daya luncur dan daya gulir bahan yang akan di cetak, karena itu menjamin terjadinya keteraturan aliran dari corong pengisi ke dalam lubang cetakan.

Glidant juga berfungsi untuk mengurangi penyimpangan massa, memperkecil gesekan sesama partikel dan meningkatkan ketepatan takaran tablet. Contoh zat yang dapat digunakan sebagai glidant yaitu talk, kalsium/magnesium stearat, asam stearat, PEG, pati dan aerosil. Bahan pelincir atau lubrikan berfungsi untuk mengurangi gesekan logam (stempel di dalam lubang ruang cetak) dan gesekan tablet dengan logam, serta memudahkan pengeluaran tablet dari mesin pencetak. Pada umumnya lubrikan bersifat hidrofobik sehingga cenderung menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar lubrikan yang berlebihan harus dihindarkan. Contoh lubrikan antara lain talk, kalsium, atau magnesium stearat, asam stearat, PEG, pati dan paraffin.

Bahan pemisah hasil cetakan atau antiadheren adalah bahan yang berfungsi untuk mencegah lekatnya bahan yang dikempa pada permukaan stempel atas. Contoh bahan ini adalah talk, amilum maydis, cab-o-sil, natrium lauril sulfat, kalsium dan magnesium stearat (Voight, 1994).


(33)

31 d. Zat Warna

Penggunaan zat warna dalam tablet memberikan keuntungan yaitu menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi lebih menarik. Penyediaan warna alami dari tumbuh - tumbuhan dibatasi karena warna-warni ini sering kali tidak stabil (Lachman, 1994). Zat pewarna larut air dapat ditambahkan pada campuran serbuk selama pembuatan pembawa granulasi basah sebelum dilakukan granulasi eksipien dan zat aktif. Selain itu, pewarna dapat dilarutkan dalam larutan penggranulasi dan ditambahkan pengikat (Siregar, 2010).

e. Pemberi Rasa

Bahan pemberi rasa biasanya pada tablet kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan larut dalam mulut. Pada umumnya zat pemberi rasa yang larut dalam air jarang dipakai dalam pembuatan tablet oleh karena stabilitasnya kurang baik (Lachman, 1994). Untuk tablet hisap, waktu huni tablet yang lama dalam rongga mulut mensyaratkan agar formulator mengembangkan tidak saja produk dengan penambah rasa yang menyenangkan, tetapi juga produk yang penambah rasanya dapat menutupi dasar pahit yang mungkin dimiliki formulasi (Siregar, 2010). 2.6.3 Permasalahan dalam pembuatan tablet hisap

Masalah-masalah yang terjadi dalam pembuatan tablet hisap dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :

1. Kekerasan Tablet

Pada pembuatan formulasi granulasi basah, penambahan jumlah pengikat yang tidak cukup akan menghasilkan granul yang kekurangan gaya intragranul


(34)

32

atau intergranul. Pada pengempaan, tablet yang dihasilkan akan mengandung granul yang tidak terikat dalam area tekanan tinggi.

2. Lembab

Tiap granul tablet yang memiliki rentang kandungan lembab kritis tertentu yang membantu membentuk granul yang memiliki gaya kohesif optimum. Jika kandungan lembab berada dalam rentang 0,75-2,0%, granul yang terbentuk biasanya merupakan granul yang baik.

3. Penjeratan Udara

Penjeratan udara merupakan sumber masalah yang biasa menyebabkan kaping pada tablet berbobot tinggi. Hal yang menyebabkan laminasi tablet ini biasanya diperbaiki dengan memadatkan granul, yaitu dengan menambahkan jumlah pengikat dalam produk granulasi basah.

4. Tekanan Berlebihan Selama Pengempaan

Penggunaan tekanan pengempaan granul yang melebihi tekanan pengikatan optimum partikel-partikel mengakibatkan kerusakan ikatan intergranul. Sebagai penyebab kaping, laminasi, pengaruh tekanan dapat ditentukan dengan mengurangi tekanan pengempaan secara bertahap sampai terbentuk tablet yang dapat diterima atau sampai terbentuk tablet yang terlalu lunak untuk dikempa.

5. Kegagalan lubrikan

Kesulitan pengeluaran tablet akibat kegagalan lubrikan biasanya ditunjukkan oleh keberadaan garis-garis yang tidak beraturan di pinggir tablet (Siregar, 2010).


(35)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental yang meliputi pengambilan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan nanopartikel daun sirih merah, pemeriksaan karakterisasi nanopartikel daun sirih merah, pembuatan tablet hisap, uji preformulasi tablet hisap dan evaluasi tablet hisap.

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi lemari pengering, neraca listrik (HenHer BL-H2), Desintegration tester (Copley), Strong Cob

(Copley), Roche Friabilator (Copley), mesin pencetak tablet (Erweka), penangas

air, dan alat-alat gelas laboratorium.

3.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) bentuk nanopartikel yang dibuat di Balai Inkubator Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten. Maltodekstrin, gelatin, manitol, sugar, talkum, Mg stearat (FACI) dan aerosil.

3.3 Pengambilan Tumbuhan

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan tanaman serupa dari daerah lain.

Sampel yang digunakan adalah daun sirih merah diambil dari halaman belakang rumah di jalan Pahlawan gang Anom No. 29, kecamatan Medan Perjuangan, Sumatera Utara.


(36)

34 3.4 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi tanaman dilakukan di “Herbarium Bogoriense” Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bogor.

3.5 Pembuatan Simplisia Daun Sirih Merah

Pembuatan simplisia daun sirih merah dilakukan dengan mengambil daun sirih merah yang masih segar, dicuci sampai bersih, ditiriskan kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC. Setelah daun kering kemudian dihaluskan menjadi serbuk dengan cara diblender.

3.6 Pembuatan Nanopartikel Daun Sirih Merah

Pembuatan nanopartikel daun Sirih Merah dilakukan di Balai Inkubator Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten. Prosedur pembuatan nanopartikel daun Sirih Merah sebagai berikut :

1. Masukkan bola‐bola yang akan digunakan sebagai media penghancur ke dalam jar/vial HEM.

2. Bola‐bola dengan ukuran diameter lebih besar dimasukkan terlebih dahulu, kemudian bola‐bola dengan ukuran diameter lebih kecil, dan terakhir sampel dimasukkan.

3. Volume total dari Bola‐bola dan Sampel yang bisa dimasukkan dalam jar/vial tidak boleh melebihi 2/3 volume jar/vial.

4. Sampel yang bisa dimilling adalah material logam, keramik dan mineral alam, dan ukuran pada hasil milling tergantung pada material yang dimilling.


(37)

35

5. BPR (Ball to Powder Ratio) yang biasa digunakan adalah 20:1, 10:1, dan 8:1,contoh BPR 20:1 dimana setiap 20 gr berat bola yang digunakan maka 1 gr sampel dapat dimilling.

6. Tutup jar/vial yang telah berisi bola dan sampel dengan rapat.

7. Pasangkan jar/vial pada dudukan jar/vial yang terdapat dalam HEM. Nyalakan HEM dengan mengoperasikan tombol‐tombol elektronik.

3.7 Pemeriksaan Karakterisasi Nanopartikel Daun Sirih Merah (NDSM) Pemeriksaan karakteristik nanopartikel daun sirih merah menggunakan mikroskop elektron payaran dan pengukuran ukuran partikel.

3.7.1 Mikroskop elektron payaran

Mikroskop elektron payaran atau scanning electron microscope (SEM) terdiri dari sebuah senapan elektron yang memproduksi berkas elektron pada tegangan dipercepat sebesar 2 – 30 kV. Berkas elektron tersebut dilewatkan pada beberapa lensa elektromagnetik untuk menghasilkan gambar berukuran kecil dari 10 nm pada sampel yang ditampilkan dalam bentuk film fotografi atau ke dalam tabung layar (Anggraeni, 2008).

Pemeriksaan karakterisasi nanopartikel daun Sirih Merah dengan alat SEM dilakukan di Universitas Negeri Padang Air Tawar Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang.

3.7.2 Pengukuran ukuran partikel

Pengukuran ukuran partikel atau particle size analyzer (PSA) merupakan pengujian ukuran partikel dengan range 2-7000 nm menggunakan prinsip dynamic

ligh scattering dan gerak brown. Ukuran partikel dihitung berdasarkan fungsi


(38)

36

translasi. Kecepatan gerak Brown dipengaruhi oleh size, viscosity dan

temperature. Keluaran yang dihasilkan merupakan sistem dari statistical, commulant dan laplace methods, dimana masing-masing sistem menghasilkan size distribution dalam intensity, number dan volume (Anonim, 2013).

Pemeriksaan karakterisasi nanopartikel daun Sirih Merah dengan alat PSA dilakukan di Balai Inkubator Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten.

3.8 Pembuatan Tablet Hisap

Metode pembuatan tablet hisap ekstrak daun sirih merah secara granulasi basah dengan bobot tablet 1500 mg. Adapun formula tablet hisap daun sirih merah sebagai berikut :

Tabel 1 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Nanopartikel Maltodekstrin Gelatin Manitol Sugar Talkum Mg Stearat Aerosil 3 % 20 % - 60 % 12 % 1 % 1 % 3 % 3 % 15 % 5 % 60 % 12 % 1 % 1 % 3 % 3 % 10 % 10 % 60 % 12 % 1 % 1 % 3 % 3 % - 20 % 60 % 12 % 1 % 1 % 3 % 3.8.1 Pembuatan granul tablet hisap

Dipanaskan air di atas penangas air kemudian dimasukkan ke beaker glass kemudian ditambahkan bahan pengikat gelatin dibiarkan mengembang lalu dipanaskan di atas penangas air sambil diaduk sampai rata (massa 1).

Ke dalam lumpang dimasukkan bahan khasiat nanopartikel daun sirih merah ke dalam lumpang sebanyak 2,25 gram kemudian diikuti dengan penambahan bahan pengisi manitol sebanyak 45 gram, maltodekstrin, sugar 9


(39)

37

gram dan aerosil 2,25 gram kemudian digerus homogen (massa 2). Kemudian massa 1 dicampurkan ke dalam massa 2, gerus homogen.

Massa digranulasi dengan ayakan mesh 12. Granulat basah dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40–60oC. Setelah kering granulat diayak kembali dengan ayakan mesh 14, kemudian tambahkan talkum dan mg stearat masing-masing sebanyak 0,75 gram, gerus hingga homogen dan ditimbang, lalu dicetak menjadi tablet dengan bobot 1500 mg, diameter 20 mm dan dilakukan uji preformulasi tablet.

3.9 Uji Preformulasi 3.9.1 Sudut diam

Penentuan sudut diam dilakukan dengan menggunakan corong. Granul dimasukkan kedalam corong, lalu dialirkan melalui corong (Lachman, 1994). Ditentukan besar sudut diamnya dengan rumus:

Keterangan: � = Sudut diam

h = Tinggi tumpukan granul (cm) D = Diameter tumpukan granul (cm) Persyaratan: 200

, < � < 400 3.9.2 Waktu alir granul

Granul dimasukkan kedalam corong yang telah dirangkai, sampai memenuhi 2/3 bagian corong, permukaan granul diratakan lalu penutup bawah corong dibuka dan secara serentak stopwatch dihidupkan, dibiarkan granul

Tan� = 2ℎ


(40)

38

mengalir sampai habis, stopwatch dimatikan jika granul telah habis melewati corong dan dicatat waktu alirnya.

Syarat: Granul harus habis mengalir dalam waktu lebih singkat dari 10 detik (Lachman, 1994).

3.9.3 Indeks tap granul

Dimasukkan granul ke dalam gelas ukur 250 ml dan dinyatakan sebagai volume awalnya (VO), kemudian gelas ukur dihentakkan sebanyak 20 kali dengan

alat yang dimodifikasi. Setelah hentakan, volumenya dinyatakan sebagai volume akhir (V1).

Indeks tap dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

VO = Volume awal sebelum hentakan

V1 = Volume akhir sesudah hentakan Syarat: I ≤ 20% (Cartensen, 1977).

3.10 Proses Pencetakan Tablet

Massa dicetak dengan berat yang telah ditentukan yaitu 1500 mg dengan penampang 20 mm. Dibuat dengan tekanan konstan kemudian dilakukan uji evaluasi tablet.

3.11 Evaluasi Tablet

3.11.1 Uji keseragaman bobot tablet

Ditimbang 20 tablet dan dibersihkan dari debu, hitung bobot rata–rata tiap tablet kemudian timbang satu persatu dan diambil yang bervariasi tinggi.

I

=

��−�1


(41)

39

Persyaratan: Jika ditimbang satu-persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing–masing bobotnya menyimpang dari bobot rata–ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun bobotnya menyimpang dari bobot rata–ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B (Ditjen POM, 1979).

3.11.2 Uji kekerasan tablet

Penentuan uji kekerasan tablet dilakukan dengan menggunakan alat Hardness (Copley).

Sebuah tablet diletakkan di tengah besi penahan, kemudian alat dijalankan sehingga besi penahan menekan tablet. Kekerasan tablet dapat dilihat pada skala yang muncul di monitor. Pemeriksaan kekerasan tablet dilakukan sebanyak 5 tablet dan dihitung rata-ratanya.

Syarat: Kekerasan tablet 4 – 8 kg (Parrot, 1970). 3.11.3 Uji friabilitas

Penentuan uji friabilitas tablet dilakukan dengan menggunakan alat Roche Friabilator (Copley).

Sebanyak 20 tablet ditimbang yang telah dibersihkan dari debu, misalkan beratnya “a gram”. Dimasukkan ke dalam alat friabilator, lalu tekan tombolnya sehingga alat berputar selama 4 menit (100 kali putaran). Tablet dikeluarkan,

Bobot Rata – Rata Penyimpangan Terhadap Bobot Rata–rata

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg sampai 150 mg 10% 20%

151 mg sampai 300 mg 7,5% 15%


(42)

40

dibersihkan dari debu dan ditimbang beratnya misalnya “b gram”. Maka friabilitas adalah:

Keterangan : F = Friabilitas a = Berat awal tablet b = Berat akhir tablet

Ketentuan umum: Kehilangan berat ≤ 1 % (Lachman dkk., 1994). 3.11.4 Uji waktu hancur

Penentuan uji waktu hancur tablet dilakukan dengan menggunakan alat Disintegration Tester (Copley).

Pengujian dilakukan terhadap 5 tablet. Dimasukkan 1 tablet pada masing- masing tabung dari keranjang. Digunakan air dengan suhu 36o C – 37oC sebagai media kemu dicatat yaitu sejak tablet dinaikturunkan sampai dengan tablet hancur. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal dikasa. Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut. Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet satu per satu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5 tablet dengan cakram.

Persyaratan: Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut (Ditjen POM, 1979).

=

� − �


(43)

41 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi yang dilakukan di “Herbarium Bogoriense” Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor, menunjukkan bahwa tanaman sirih merah yang diteliti adalah jenis Piper

crocatum Ruiz & Pav., suku Piperaceae. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat

pada Lampiran 1, halaman 39.

4.2 Hasil Karakteristik Nanopartikel Daun Sirih Merah

Hasil pemeriksaan karakteristik nanopartikel daun sirih merah dilakukan di Balai Inkubator Teknologi BPPT R.B07 Serpong, Banten. Pemeriksaan makroskopik simplisia daun sirih merah yaitu daun bertangkai berbentuk jantung, ujung daun runcing, bertepi rata, daun berkerut, berwarna coklat, panjang 10 - 15 cm, lebar 7 - 8 cm dan beraroma wangi khas sirih (Sitepu, 2010).

Sirih merah rasanya sangat pahit dibandingkan dengan sirih biasa atau varietas lainnya, warna daun bagian atas hijau bercorak warna putih keabu-abuan sedangkan bagian bawah daun berwarna merah cerah (Sudewo, 2005).

Hasil pengujian mikroskop elektron payaran atau scanning electron

microscopy (SEM) dengan perbesaran 5300x dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Nanopartikel daun sirih merah mempunyai ukuran 644 nm dan simplisia daun Sirih Merah mempunyai ukuran 88,6 nm. Menunjukkan hasil ukuran nanopartikel daun sirih merah lebih kecil dari simplisia daun sirih merah. Morfologi nanopartikel daun sirih merah berbentuk bola dengan permukaan yang halus dan


(44)

42

bulat, sedangkan simplisia daun sirih merah berbentuk kristal dan permukaan yang lebih kasar.Dapat dilihat pada Gambar 2 dengan perbesaran 1000x.

Gambar 1 Hasil SEM nanopartikel daun sirih merah

Gambar 2 Hasil SEM serbuk simplisia daun sirih merah 4.3 Hasil Pembuatan Tablet Hisap

Formula yang dirancang untuk pembuatan tablet hisap dapat dilihat pada Tabel 2.


(45)

43

Tabel 2 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang akan dihitung

Formula yang terdapat pada Tabel 2 kemudian dihitung dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman 38. adapun hasil perhitungan bahan yang akan ditimbang tertera pada Tabel 3.

Tabel 3 Formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang ditimbang Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Nanoprtikel Maltodekstrin Gelatin Manitol Sugar Talkum Mg stearat Aerosil 2,25 g 15 g - 45 g 9 g 0,75 g 0,75 g 2,25 g 2,25 g 11,25 g 3,75 g 45 g 9 g 0,75 g 0,75 g 2,25 g 2,25 g 7,5 g 7,5 g 45 g 9 g 0,75 g 0,75 g 2,25 g 2,25 g - 15 g 45 g 9 g 0,75 g 0,75 g 2,25 g

Setelah dilakukan penimbangan bahan, pembuatan granul basah hingga granul kering dilakukan uji preformulasi pada granul. Adapun hasil uji preformulasi granul nanopartikel daun sirih merah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil uji preformulasi granul nanopartikel daun sirih merah

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Waktu Alir Sudut Diam Indeks Tap 2 detik 24,48o 5,91% 2 detik 22,6o 7,33% 2 detik 28,9o 7,88% 2 detik 25,3o 10,89% Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Nanopartikel Maltodekstrin Gelatin Manitol Sugar Talkum Mg Stearat Aerosil 3 % 20 % - 60 % 12 % 1 % 1 % 3 % 3 % 15 % 5 % 60 % 12 % 1 % 1 % 3 % 3 % 10 % 10 % 60 % 12 % 1 % 1 % 3 % 3 % - 20 % 60 % 12 % 1 % 1 % 3 %


(46)

44

Dalam uji preformulasi yang dilakukan pada masing – masing formula memiliki waktu alir yang baik dimana dapat mengalir dengan lancar tanpa ada hambatan dan sisa yang melekat pada alat, begitu juga dengan sudut diam dan indeks tap yang telah dilakukan sehingga granul dari nanopartikel daun sirih merah telah memenuhi persyaratan dalam Farmakope Indonesia dan dapat dilakukan pencetakan tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang dilanjutkan dengan evaluasi tablet hisap.

Pada saat pencetakan tablet ada sedikit kendala pada formula 1 dan formula 4, pada kedua formula tersebut pada saat pencetakan agak lengket sehingga tablet yang dicetak agak susah untuk keluar dari ruang cetak (die). Hal ini dikarenakan pada formula 1 dan formula 4 mengandung gula dimana gula bersifat lengket sehingga pada saat pencetakan tablet agak lengket.

Setelah pencetakan tablet hisap, kemudian dilakukan evaluasi tablet yang meliputi keseragaman bobot, kekerasan, uji friabilitas dan waktu hancur. Adapun hasil evaluasi tablet hisap nanopartikel daun sirih merah dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Hasil evaluasi tablet hisap nanopartikel daun sirih merah

Dari evaluasi tablet hisap nanopartikel daun sirih merah yang telah dilakukan hanya formula 2 dan formula 3 yang memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia.

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Keseragaman Bobot Kekerasan Uji Friabilitas Waktu Hancur 13,88% 11,16% 10,4% 7,072 kg 18,5% 11,26 menit 5,01% 4,47% 4,33% 7,2 kg 1,9% 11,22 menit 4,5% 3,9% 3,4% 7,47 kg 0,67% 11,65 menit 5,91% 4,53% 3,85% 7,26 kg 0,62% 11,51 menit


(47)

45

Sedangkan pada formula 1 dan formula 4 tidak memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia. Setelah dilakukan uji preformulasi dan evaluasi tablet pada tablet hisap nanopartikel daun sirih merah dilakukan uji tanggapan rasa oleh pengguna. Uji ini diberikan pada 16 orang sukarelawan untuk merasakan tablet hisap yang telah dibuat apakah disukai atau tidak.

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program Statistic

Product and Service Solutions (SPSS) versi 17. Data dianalisis menggunakan

metode one-way analysis of variance (ANOVA) untuk menentukan perbedaan rata - rata diantara kelompok.

Jika terdapat perbedaan, dilanjutkan dengan menggunakan uji Post Hoc

Tukey HSD untuk melihat perbedaan nyata antar perlakuan. Adapun hasil

perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman 72 dan Lampiran 17 halaman 73. Hasil skoring formula tablet hisap nanopartikel daun sirih merah dengan level rasa dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Grafik hasil skoring formula tablet hisap nanopartikel daun sirih

merah dengan level rasa

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

1 2 3 4

L e v e l R

a s a

Formula


(48)

46

Dari masing – masing formula diberi skor yaitu formula 1 mempunyai skor 1 yang berarti mempunyai rasa pahit, formula 2 mempunyai skor 3 yang berarti mempunyai rasa agak manis, formula 3 mempunyai skor 4 yang berarti mempunyai rasa manis, formula 4 mempunyai skor 2 yang berarti mempunyai rasa agak pahit sehingga dapat dilihat bahwa formula 2 dan formula 3 yang lebih disukai oleh pengguna. Setelah skoring formula dengan level rasa oleh pengguna, dilakukan perbandingan formula dengan waktu hancur di mulut, dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Grafik hasil perbandingan formula tablet hisap nanopartikel daun

sirih merah dengan waktu hancur di mulut

Data uji tanggapan rasa yang dilakukan pada 16 orang dianalisa secara statistik. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perbandingan masing – masing formula dengan waktu hancur di mulut diambil dari waktu tertinggi yaitu formula 1 hancur selama 8 menit, formula 2 hancur selama 9 menit, formula 3 hancur selama 10 menit dan formula 4 hancur selama 8 menit. Pada setiap formula

0 2 4 6 8 10 12

1 2 3 4

W

aktu

Han

cu

r d

i mu

lu

t

(me

n

it)


(49)

47

terdapat perbedaan yang signifikan yaitu pada formula 1 dan formula 4 lebih cepat hancur dikarenakan rasa dari formula tersebut terasa pahit dan agak pahit sehingga pengguna lebih cepat menghabiskan formula 1 dan formula 4 dibandingkan dengan formula 2 dan formula 3 yang memiliki rasa yang agak manis yang terdapat pada formula 2 dan rasa yang manis pada formula 3.

Dan hasil analisis statistik dengan menggunakan program Statistic Product

and Service Solutions (SPSS) menunjukkan bahwa perbandingan formula dengan

waktu hancur di mulut yaitu perbandingan formula 1 dan formula 4 tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan 0,837 (P > 0,05). Begitu juga dengan formula 2 dan formula 3 tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan 0,745 (P > 0,05). Sedangkan perbandingan formula 1 dengan formula 2 memiliki perbedaan yang signifikan dengan 0,001 (P < 0,05). Perbandingan formula 1 dengan formula 3 memiliki perbedaan yang signifikan dengan 0,000 (P < 0,05). Begitu juga pada formula 4 yang dibandingkan dengan formula 2 memiliki perbedaan yang signifikan dengan 0,017 (P < 0,05). Dan Perbandingan formula 4 dengan formula 3 memiliki perbedaan yang signifikan dengan 0,001 (P < 0,05) dan dapat dilihat dari Lampiran 15 halaman 62.


(50)

48 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: a. Nanopartikel daun sirih merah dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan

tablet hisap.

b. Tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah yang memenuhi persyaratan di Farmakope Indonesia Edisi III adalah formula 3.

c. Tablet hisap yang dibuat dari nanopartikel daun sirih merah disukai oleh pengguna adalah formula 2 dan formula 3.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menguji khasiat antiinflamasi dan antioksidan dari nanopartikel daun sirih merah yang dapat digunakan sebagai obat.


(51)

49

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Sirih Merah Tanaman Multi Fungsi. Diakses 1 Agustus 2014. Anonim. (2013). aaLab aAnalisis Bahan. aaDiaksesaa tanggal 15aa Maret aa2014.

http:// physics.ipb.ac.id/2014/03/15/laboratoium.pdf.lab analisis bahan/ Anggraeni, N.D. (2008). Analisa SEM (Scanning Electron Microscopy) dalam

Pemantauan Proses Oksidasi Magnetite Menjadi Hematite. Seminar Nasional ke-VII. Artikel. Halaman 52.

Ansel, H. C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI Press.

Burcham, C.L., Collins, P.C., Jarmer, D.J., dan K.D. Seibert. (2009). Reduction of Particle Size of Drug Substance for Low-Dose Drug Products. In: J. Zheng (eds). Formulation and Analytical Development for Low-Dose Oral Drug

Products. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. Halaman 207, 209-216

Cartensen, J.T. (1977). Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. New York: John Wiley and Sons. A Wiley Interscience Publication. Halaman 133-135, 209-214, 216-218, 342.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 9, 902.

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Halaman 683.

Gour, S. (2010). Manufacturing Nano-Sized Powders Using Salt- and Sugar-

Assisted Milling. Tesis, Master of Science in Biomedical Engineering.

Philadelphia: Drexel University. Halaman 4-5.

Greco, R.S. (2002). Nanoscale Technology in Biological System. Florida: CRC Press. Halaman 77.

Nursiah, H. (2008). Studi Formulasi Tablet Hisap Sari Kencur (Kampferia galangal L.) dengan Membandingkan Gelatin dan Polivinil Pirolidon sebagai Bahan Pengikat. Majalah Farmasi dan Farmakologi 12(2): 25-27. Jin, Y.G. (2008). Nanotechnology in Pharmaceutical Manufacturing. In: S.C. Gad

(eds). Pharmaceutical Manufacturing Handbook: Production and


(52)

50

Juliantina F. (2009). Manfaat Sirih Merah ( Piper Crocatum) Sebagai Agen Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. JKKI – Jurnal

Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. 1(1): 6-29.

Junghanns, J.U.A.H. dan Müller, R.H. (2008). Nanocrystal Technology, Drug Delivery and Clinical Applications. Int. J. Nanomedicine. 3(3): 295-309. Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi

Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI Press. Halaman 651-654, 657-660, 690,

703.

Lee, R.W., McShane, J., Shaw, J.M., Wood, R.W. dan D.B. Shenoy. (2008). Particle Size Reduction. In: R. Liu (eds). Water-Insoluble Drug

Formulation, 2nd Edition. Boca Raton: Taylor & Francis Group. Halaman 468, 483-484.

Mohanraj V.J., dan Chen Y. (2006). Nanoparticles - A Review. Tropical Journal

of Pharmaceutical Research. 5(1): 561-573.

Möschwitzher, J., dan R.H. Müller. (2007). Drug Nanocrystals-The Universal Formulation Approach for Poorly Soluble Drugs. In: D. Thassu, M. Deleers dan Y. Pathak (eds). Nanoparticulate Drug Delivery Systems. New York: Informa Healthcare USA, Inc. Halaman 72-73, 77-78.

Müller, R.H., Böhm, B.H.L., dan M.J. Grau. (2000). Nanosuspensions: A Formulation Approach for Poorly Soluble and Poorly Bioavailable Drugs. In: D.L.Wise (eds). Handbook of Pharmaceutical Controlled

Release Technology. New York: Marcel Dekker, Inc. Halaman 345-346.

Müller, R.H., dan C.M. Keck. (2004). Challenges and Solutions for The Delivery of Biotech Drugs – A Review of Drug Nanocrystal Technology and Lipid Nanoparticles. J. Biotech. 113: 151-170.

Parrot, E. L. (1970). Pharmaceutical Technology Fundamental

Pharmaceutics. First Edition. London: Pharmaceutical Press. Halaman

731.

Prasetyorini., Zainal, A.E., dan Rofiqoh, S. (2011). Penerapan Teknologi Nanopartikel Propolis Trigona Spp Asal Bogor Sebagai Antibakteri

Escherichia coli Secara In Vitro. Jurnal Ekologia. 11(1): 36-43.

Siregar, Charles, JP., dan Wikarsa, S. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar – Dasar Praktis. Jakarta : EGC.


(53)

51

Sitepu, S. H. (2010). Uji Efek Hipoglikemik Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah

Piper cf. fragile Benth.) Terhadap Tikus Putih Jantan. Skripsi. Medan.

Fakultas Farmasi USU.

Staniforth, J. (2002). Particle-Size Reduction. In: M.E. Aulton (eds). Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd Edition. Leicester: Churchill Livingstone. Halaman 169-172.

Sudewo, B. (2005). Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah. Cetakan Pertama. Jakarta: Agro Media Pustaka. Halaman 35-37, 72.

Voight, R. (1994). Lehrburch der Pharma Zeutishen Technology, Terjemahan Soendari Noerono, Buku Pelajaran Tehnologi Farmasi, Edisi Ke-IV, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


(54)

52 Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan


(55)

53

Lampiran 2. Gambar karakteristik tumbuhan daun sirih merah

Tanaman sirih merah


(56)

54 Lampiran 3. Gambar simplisia daun sirih merah


(57)

55 Lampiran 4. Pengukuran ukuran partikel (PSA)


(58)

56

Lampiran 5. Gambar tablet hisap nanopartikel daun sirih merah

Formula 1 Formula 2


(59)

57

Lampiran 6. Gambar alat dan objek yang digunakan

Waktu Alir (Copley) Strong Cobb (Copley)


(60)

58 Lampiran 6 (Lanjutan)

Desintegration Tester (Copley) Penangas Air

Neraca Analitik (Henher BL-H2)


(61)

59 Lampiran 7. Bagan kerja penelitian

Dipisahkan dari pengotornya Dicuci, ditiriskan dan ditimbang Dikeringkan dalam lemari pengering Pada suhu ± 40-500C

Dihaluskan menggunakan blender

Karakterisasi dengan alat SEM dan PSA

Dibuat tablet hisap Daun Sirih Merah

Simplisia

Serbuk simplisia

Nanopartikel daun Sirih Merah

Hasil


(62)

60

Lampiran 8. Bagan alur pembuatan bahan pengikat

Dipanaskan di penangas air

Ditambahkan gelatin biarkan mengembang Diaduk sampai larut

Digunakan selagi panas (±400C)

Dimasukkan air ke

beaker glass


(63)

61

Lampiran 9. Bagan alur pembuatan bahan pengisi tablet

Dimasukkan ke lumpang

Ditambahkan manitol, maltodekstrin sedikit demi sedikit, gerus hingga homogen

Dimasukkan sugar lalu gerus homogen

Dimasukkan aerosil setengah dari bahan yang ditimbang

Digerus hingga homogen Nanopartikel

Daun Sirih


(64)

62

Lampiran 10. Bagan alur pembuatan granulat basah

Dicampurkan ke dalam lumping lalu gerus hingga homogen

Ditambahkan sisa aerosil Diayak dengan ayakan mesh 12

Massa 1 Massa 2


(65)

63

Lampiran 11. Bagan alur pembuatan tablet hisap

Dikeringkan di lemari pengering pada suhu (± 40-600C) selama satu hari

Diayak dengan ayakan mesh 14

Ditambahkan sisa talkum dan mg stearat lalu gerus hingga homogen hingga diperoleh massa yang baik

Ditimbang berat granulat kering Dilakukan uji preformulasi Dicetak menjadi tablet hisap

Dilakukan evaluasi tablet

Diuji tanggapan rasa pada pengguna Granulat Basah

Granulat Kering

Tablet Hisap

Tanggapan Rasa pada Pengguna


(66)

64

Lampiran 12. Formula dalam pembuatan tablet hisap

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Nanopartikel Maltodekstrin Gelatin Manitol Sugar Talkum Mg Stearat Aerosil 3% 20% - 60% 12% 1% 1% 3% 3% 15% 5% 60% 12% 1% 1% 3% 3% 10% 10% 60% 12% 1% 1% 3% 3% - 20% 60% 12% 1% 1% 3% Konversi perhitungan dalam penimbangan selama penelitian

Formula 1 Formula 2 Formula 3 Formula 4 Nanopartikel Maltodekstrin Gelatin Manitol Sugar Talkum Mg Stearat Aerosil 2,25 g 15 g - 45 g 9 g 0,75 g 0,75 g 2,25 g 2,25 g 11,25 g 3,75 g 45 g 9 g 0,75 g 0,75 g 2,25 g 2,25 g 7,5 g 7,5 g 45 g 9 g 0,75 g 0,75 g 2,25 g 2,25 g - 15 g 45 g 9 g 0,75 g 0,75 g 2,25 g


(67)

65

Lampiran 13. Perhitungan dalam penimbangan bahan

 Formula 1

Nanopartikel = 3

100 x 1500 mg = 45 mg x 500 tablet = 2250 mg = 2, 25 g

Gelatin = -

Maltodekstrin = 20

100 x 1500 mg = 300 mg x 50 tablet = 1500 mg = 15 g

Manitol = 60

100 x 1500 mg = 900 mg x 50 tablet = 45000 mg = 45 g

Sugar = 12

100 x 1500 mg = 180 mg x 50 tablet = 9000 mg = 9 g

Talkum = 1

100 x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet = 750 mg = 0,75 g

Mg Stearat = 1

100 x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet = 750 mg = 0,75 g

Aerosil = 3

100 x 1500 mg = 45 mg x 50 tablet = 2250 mg = 2,25 g


(68)

66 Lampiran 13 (Lanjutan)

 Formula 2

Nanopartikel = 3

100 x 1500 mg = 45 mg x 500 tablet = 2250 mg = 2, 25 g

Maltodekstrin = 15

100 x 1500 mg = 225 mg x 50 tablet = 11250 mg = 11,25 g

Gelatin = 5

100 x 1500 mg = 75 mg x 50 tablet = 3750 mg = 3,75 g

Manitol = 60

100 x 1500 mg = 900 mg x 50 tablet = 45000 mg = 45 g

Sugar = 12

100 x 1500 mg = 180 mg x 50 tablet = 9000 mg = 9 g

Talkum = 1

100 x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet = 750 mg = 0,75 g

Mg Stearat = 1

100 x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet = 750 mg = 0,75 g

Aerosil = 3


(69)

67 Lampiran 13 (Lanjutan)

= 2250 mg = 2,25 g

 Formula 3

Nanopartikel = 3

100 x 1500 mg = 45 mg x 500 tablet = 2250 mg = 2,25 g

Maltodekstrin = 10

100 x 1500 mg = 150 mg x 50 tablet = 7500 mg = 7,5 g

Gelatin = 10

100 x 1500 mg = 150 mg x 50 tablet = 7500 mg = 7,5 g

Manitol = 60

100 x 1500 mg = 900 mg x 50 tablet = 45000 mg = 45 g

Sugar = 12

100 x 1500 mg = 180 mg x 50 tablet = 9000 mg = 9 g

Talkum = 1

100 x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet = 750 mg = 0,75 g

Mg Stearat = 1

100 x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet = 750 mg = 0,75 g

Aerosil = 3


(70)

68 Lampiran 13 (Lanjutan)

= 2250 mg = 2,25 g

 Formula 4

Nanopartikel = 3

100 x 1500 mg = 45 mg x 500 tablet = 2250 mg = 2, 25 g

Maltodekstrin = -

Gelatin = 20

100 x 1500 mg = 300 mg x 50 tablet = 15000 mg = 15 g

Manitol = 60

100 x 1500 mg = 900 mg x 50 tablet = 45000 mg = 45 g

Sugar = 12

100 x 1500 mg = 180 mg x 50 tablet = 9000 mg = 9 g

Talkum = 1

100 x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet = 750 mg = 0,75 g

Mg Stearat = 1

100 x 1500 mg = 15 mg x 50 tablet = 750 mg = 0,75 g

Aerosil = 3

100 x 1500 mg = 45 mg x 50 tablet = 2250 mg = 2,25 g


(71)

69

Lampiran 14. Perhitungan uji preformulasi granul nanopartikel daun sirih merah

 Formula 1 Waktu Alir

No Waktu Alir (detik) 1 2 3 2 2 2

t Rata-rata 2

Persyaratan : memenuhi syarat Sudut Diam

No Tinggi (h = cm) Diameter (d = cm) 1 2 3 2 3 3,8 11,3 13,7 13,6

Rata - rata 2,93 12,87

Tan � = 2ℎ � =

2 (2,93)

12,87 = 24,48

0

Persyaratan : memenuhi syarat Indeks Tap

No Vo Vtap I Rata-rata

1 2 3 74 73 72 69 68 69 6,75% 6,84% 4,16%


(72)

70 Lampiran 14 (Lanjutan)

I.1 = ��−����

�� x 100% = 74−69

74 x 100% = 6,75% I.2

=

��−����

�� x 100% = 73−68

73 x 100% = 6,84% I.3 = ��−����

�� x 100% = 72−69

72 x 100% = 4,16% Persyaratan : memenuhi syarat

 Formula 2 Waktu Alir

No Waktu Alir (detik) 1

2 3

2 2 2

t Rata-rata 2

Persyaratan : memenuhi syarat Sudut Diam

No Tinggi (h = cm) Diameter (d = cm) 1

2 3

2,8 3 3,5

15,5 15 14


(73)

71 Lampiran 14 (Lanjutan)

Tan � = 2ℎ � =

2 (3,1)

14,83 = 22,6

0

Persyaratan : memenuhi syarat Indeks Tap

No Vo Vtap I Rata-rata

1 2 3

80 84 82

74 80 74

7,5% 4,76% 9,75%

Rata – rata 7,33%

I.1 = ��−����

�� x 100% = 80−74

80 x 100% = 7,5% I.2 = ��−����

�� x 100% = 84−80

84 x 100% = 4,76% I.3 = ��−����

�� x 100% = 82−74

82 x 100% = 9,75% Persyaratan : memenuhi syarat


(74)

72 Lampiran 14 (Lanjutan)

 Formula 3 Waktu Alir

No Waktu Alir (detik) 1 2 3 2 2 2

t Rata-rata 2

Persyaratan : memenuhi syarat Sudut Diam

No Tinggi (h = cm) Diameter (d = cm) 1 2 3 3,2 3,4 3,5 11,5 12 13

Rata - rata 3,36 12,16

Tan � = 2ℎ � =

2 (3,36)

12,16 = 28,9

0

Persyaratan : memenuhi syarat Indeks Tap

No Vo Vtap I Rata-rata

1 2 3 93 94 92 85 87 85 8,60% 7,44% 7,60%

Rata – rata 7,88%

I.1 = ��−����

�� x 100% = 93−85


(75)

73 Lampiran 14 (Lanjutan)

I.2 =��−����

�� x 100% = 94−87

94 x 100% = 7,44% I.3 = ��−����

�� x 100%

=92−85

92 x 100% = 7,60% Persyaratan : memenuhi syarat

 Formula 4 Waktu Alir

No Waktu Alir (detik) 1

2 3

2 2 2

t rata-rata 2

Persyaratan : memenuhi syarat Sudut Diam

No Tinggi (h = cm) Diameter (d = cm) 1

2 3

3 3,2

4

13 14 16

Rata - rata 3,4 14,33

Tan � = 2ℎ � =

2 (3,4)

14,33 = 25,3

0


(76)

74 Lampiran 14 (Lanjutan)

Indeks Tap

No Vo Vtap I Rata-rata

1 2 3

110 100 110

106 80 100

3,6% 20% 9,09%

Rata - rata 10,89%

I.1 = ��−����

�� x 100% = 110−106

110 x 100% = 3,6%

I.2 = ��−����

�� x 100% = 100−80

100 x 100% = 20%

I.3 = ��−����

�� x 100% = 110−100

110 x 100% = 9,09% Persyaratan : memenuhi syarat


(77)

75

Lampiran 15. Perhitungan Evaluasi Tablet Hisap Nanopartikel Daun Sirih Merah

 Formula 1

Keseragaman Bobot

Berat 20 tablet = 35,30 g

Berat rata-rata = �����������ℎ��� �����20������ =

35,30�

20 = 1765 mg No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi

1 1730 35 13 1520 245

2 1800 35 14 1520 245

3 1520 245 15 1800 35

4 1560 205 16 1580 185

5 1680 85 17 1560 205

6 1780 15 18 1800 35

7 1800 35 19 1810 45

8 1600 165 20 1750 15

9 1610 155 21 1720 45

10 1580 185 22 1720 45

11 1670 95 23 1690 75

12 1800 35

A1 = deviasitertinggipertama

beratrata−rata x 100%

= 245

1765 x 100% = 13,88% A2 = deviasitertinggikedua

beratrata−rata x 100%

= 205

1765 x 100% = 11,16% A3 = deviasitertinggiketiga

beratrata−rata x 100%

= 285

1765 x 100% = 10,4% Persyaratan : tidak memenuhi syarat


(78)

76 Uji Kekerasan Tablet

No Kekerasan (kg) 1

2 3 4 5

7,75 8,00 5,23 7,82 6,56 Rata - rata 7,072

Persyaratan : memenuhi syarat Uji Friabilitas

A = 17,56 g  10 tablet B = 14,31 g

Maka Friabilitas tablet = �−�

� X 100% = 17,56�−14,31�

17,56� x 100% = 18,5%


(79)

77 Lampiran 15 (Lanjutan)

Waktu Hancur

No Waktu Hancur (t) 1

2 3 4 5 6

12,27 12,29 10,10 09,45 11,30 12,16 Rata-rata 11,26

Persyaratan : memenuhi syarat

 Formula 2

Keseragaman Bobot

Berat 20 tablet = 29,53 g

Berat rata-rata = �����������ℎ��� �����20������ =

29,53�

20 = 1476 mg No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi

1 1510 34 23 1440 36

2 1420 56 24 1420 56

3 1550 74 25 1540 64

4 1530 54 26 1420 56

5 1520 44 27 1440 36

6 1430 46 28 1510 34

7 1530 54 29 1410 66

8 1510 34 30 1520 44

9 1510 34 31 1420 56

10 1510 34 32 1530 54


(80)

78 Lampiran 15 (Lanjutan)

No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi

12 1530 54 34 1530 54

13 1430 46 35 1410 66

14 1540 64 36 1520 44

15 1530 54 37 1510 34

16 1430 46 38 1550 74

17 1510 34 39 1420 56

18 1540 64 40 1510 34

19 1520 44 41 1540 64

20 1530 54 42 1430 46

21 1410 66 43 1520 44

22 1530 54 44 1520 44

A1 = deviasitertinggipertama

beratrata−rata x 100%

= 74

1476 x 100% = 5,01% A2 = deviasitertinggikedua

beratrata−rata x 100%

= 66

1476 x 100% = 4,47% A3 = deviasitertinggiketiga

beratrata−rata x 100%

= 64

1476 x 100% = 4,33% Persyaratan : memenuhi syarat


(81)

79 Lampiran 15 (Lanjutan)

Uji Kekerasan Tablet

No Kekerasan (kg) 1

2 3 4 5

6,36 7,39 7,45 6,51 8,29 Rata - rata 7,2

Persyaratan : memenuhi syarat Uji Friabilitas

A = 29,41 g B = 28,85 g

Maka Friabilitas tablet = �−�

� X 100% = 29,41g−28,85g

29,41g x 100% = 1,9%

Persyaratan : tidak memenuhi syarat Waktu Hancur

No Waktu Hancur (t) 1

2 3 4 5 6

13,47 10,08 13,20 10,02 9,57 11,00

Rata-rata 11,22


(82)

80 Lampiran 15 (Lanjutan)

 Formula 3

Keseragaman Bobot

Berat 20 tablet = 32,49 g

Berat rata-rata = �����������ℎ��� �����20������ =

32,49�

20 = 1624,5 mg No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi

1 1650 25,5 11 1550 74,5

2 1560 64,5 12 1570 54,5

3 1580 44,5 13 1680 55,5

4 1560 64,5 14 1680 55,5

5 1550 74,5 15 1570 54,5

6 1650 25,5 16 1640 15,5

7 1550 74,5 17 1640 15,5

8 1580 44,5 18 1580 44,5

9 1670 45,5 19 1640 15,5

10 1680 55,5 20 1660 35,5

A1 = deviasitertinggipertama

beratrata−rata x 100%

= 74,5

1624,5 x 100% = 4,5%

A2 = deviasitertinggikedua

beratrata−rata x 100%

= 64,5

1624,5 x 100% = 3,9%

A3 = deviasitertinggiketiga

beratrata−rata x 100%

= 55,5

1624,5 x 100% = 3,4%


(1)

81 Uji Kekerasan Tablet

No Kekerasan (kg) 1

2 3 4 5

6,95 7,40 7,85 8,53 6,62 Rata - rata 7,47

Persyaratan : memenuhi syarat Uji Friabilitas

A = 32,72 g B = 32,50 g

Maka Friabilitas tablet = �−�

� X 100% = 32,72g−32,50g

32,72g x 100% = 0,67%


(2)

82

Lampiran 15 (Lanjutan)

Waktu Hancur

No Waktu Hancur (t) 1

2 3 4 5 6

12,26 12,26 10,49 13,20 10,28 11,44 Rata-rata 11,65

Persyaratan : memenuhi syarat  Formula 4

Keseragaman Bobot

Berat 20 tablet = 29,08 g

Berat rata-rata = �����������ℎ���

�����20������ =

29,08�

20 = 1454 mg

No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi

1 1500 46 19 1490 36

2 1490 36 20 1540 86

3 1400 54 21 1520 66

4 1510 56 22 1490 36

5 1540 86 23 1510 56

6 1490 36 24 1420 34

7 1490 36 25 1470 16

8 1410 44 26 1470 16


(3)

83

No Bobot (mg) Deviasi No Bobot (mg) Deviasi

10 1430 24 28 1400 54

11 1480 26 29 1440 14

12 1520 66 30 1500 46

13 1500 46 31 1410 44

14 1500 46 32 1410 44

15 1510 56 33 1410 44

16 1540 86 34 1520 66

17 1540 86 35 1490 36

18 1430 24

A1 = deviasitertinggipertama

beratrata−rata x 100%

= 86

1454 x 100% = 5,91%

A2 = deviasitertinggikedua

beratrata−rata x 100%

= 66

1454 x 100% = 4,53%

A3 = deviasitertinggiketiga

beratrata−rata x 100%

= 56

1454 x 100% = 3,85% Persyaratan : memenuhi syarat


(4)

84

Lampiran 15 (Lanjutan)

Uji Kekerasan Tablet

No Kekerasan (kg) 1

2 3 4 5

7,59 7,40 6,54 7,62 6,95 Rata - rata 7,26

Persyaratan : memenuhi syarat Uji Friabilitas

A = 28,90 g B = 28,72 g

Maka Friabilitas tablet = �−�

� X 100% = 28,90�−28,72�

28,90� x 100% = 0,62%

Persyaratan : memenuhi syarat Waktu Hancur

No Waktu Hancur (t) 1

2 3 4 5 6

10,01 12,28 10,50 10,56 13,28 12,46 Rata-rata 11,51


(5)

85

Descriptive Statistics

Descriptives

ANOVA Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups Within Groups Total 35976.125 64387.875 100364.000 3 60 63 11992.042 1073.131

11.175 .000

N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum F1 F2 F3 F4 16 16 16 16 470.06 515.25 526.94 479.75 22.635 34.522 39.907 31.556 440 455 476 432 528 595 602 538 (I)formula (J)formula Mean Difference (I-J) Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound f1 f2

f3 f4 -45.188* -56.875* -9.688 11.582 11.582 11.582 .001 .000 .837 -75.79 -87.48 -40.29 -14.58 -26.27 20.92 f2 f1

f3 f4 45.188* -11.688 35.500* 11.582 11.582 11.582 .001 .745 .017 14.58 -42.29 4.89 75.79 18.92 66.11 f3 f1

f2 f4 56.875* 11.688 47.188* 11.582 11.582 11.582 .000 .745 .001 26.27 -18.92 16.58 87.48 42.29 77.79 f4 f1

f2 f3 9.688 -35.500* -47.188* 11.582 11.582 11.582 .837 .017 .001 -20.92 -66.11 -77.79 40.29 -4.89 -16.58


(6)

86

Lampiran 17. Hasil analisis SPSS formula tablet hisap nanopartikel daun sirih

merah dengan tanggapan rasa Descriptive Statistics

Descriptives (I) rasa (J) rasa

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound pahit agak pahit

agak manis manis -9.688 -45.188* -56.875* 11.582 11.582 11.582 .837 .001 .000 -40.29 -75.79 -87.48 20.92 -14.58 -26.27 agak pahit pahit

agak manis manis 9.688 -35.500* -47.188* 11.582 11.582 11.582 .837 .017 .001 -20.92 -66.11 -77.79 40.29 -4.89 -16.58 agak manis pahit

agak pahit manis 45.188* 35.500* -11.688 11.582 11.582 11.582 .001 .017 .745 14.58 4.89 -42.29 75.79 66.11 18.92 manis pahit

agak pahit agak manis 56.875* 47.188* 11.688 11.582 11.582 11.582 .000 .001 .745 26.27 16.58 -18.92 87.48 77.79 42.29 ANOVA Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups Within Groups Total 35976.125 64387.875 100364.000 3 60 63 11992.042 1073.131

11.175 .000

N Mean Std.

Deviation Minimum Maximum pahit agak pahit agak manis manis 16 16 16 16 470.06 479.75 515.25 526.94 22.635 31.556 34.522 39.907 440 432 455 476 528 538 595 602