ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B MEDAN)
ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B MEDAN)
Argensia *, Ritha F. Dalimunthe**, Sitti Raha Agoes Salim**
*Alumnus Magister Ilmu Manajemen SPs USU
**Dosen Magister Ilmu Manajemen SPs USU
Abstract: The purpose of this descriptive quantitative explanatory survey study was to find out and analyze the influence of work satisfaction and motivation on the performances of the employees with organizational commitment as intervening variable (a Study on the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan). The were obtaied through documentation study and questionnaire distribution. The data obtained were analyzed through Structural Equation Model (SEM). The result of this study was that work satisfaction had positive and significant influence on the performances of the employees of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Motivation had positive and significant influence on the performances of the employees of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Work satisfaction had positive and significant influence on the performance of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Motivation did not have any positive and insignificant influence on organizational commitment of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Organizational commitment had positive and significant influence on the performances of the employees of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Work satisfaction indirectly had positive and significant influence on the performances of the employees through the variable of organizational commitment of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Motivation did not have positive influence and indirectly be insignificant on the performances of the employees through the variable of organizational commitment of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan.
Keywords: Work Satisfaction, Motivation, Organizational commitment, Performance of Employees
PENDAHULUAN
Reformasi birokrasi pada
hakekatnya merupakan upaya untuk
melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan, terutama menyangkut aspek-
apsek
kelembagaan
(organisasi),
ketatalaksanaan (business proces) dan
sumber daya manusia aparatur. Reformasi
tersebut harus dimaknai sebagai
penyempurnaan birokrasi yang dinamis,
terus menerus. Kegiatan ini dilakukan
dalam rangka meningkatkan kinerja
birokrasi, sehingga pelayanan yang diberikan menjadi semakin baik. Reformasi tidak hanya dimaknai sebagai “usaha untuk membentuk ulang dan membangun ulang” suatu struktur, melainkan sebagai “usaha melaksanakan perbaikan tatanan di dalam struktur” (Winarno, 2007).
Departemen Keuangan (Depkeu) merupakan departemen yang strategis dan dikenal sebagai pengelola fiskal. Instansi ini juga dikenal sebagai pengumpul dana terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang memiliki
39
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
kantor vertikal yang tersebar di seluruh
Indonesia dan bersifat holding type
organization, dengan jumlah pegawai
sekitar 60.000 orang. Depkeu yang
memiliki kewenangan dalam pengaturan
kebijakan publik di bidang ekonomi dan
fiskal sehingga terkait erat dengan pasar,
mulai melakukan reformasi birokrasi di
tubuhnya sesuai dengan Keputusan Menteri
Keuangan (KMK) - 30/KMK.01/2007
tentang Reformasi Birokrasi Depkeu dan
KMK-31/KMK.01/2007
tentang
Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi
Pusat Depkeu Tahun Anggaran 2007.
Program utama dalam reformasi
birokrasi Depkeu tahun 2007 antara lain
meliputi 4 (empat) poin, yaitu :Penataan
Organisasi; Perbaikan Business Proses;
Peningkatan Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM) dan Perbaikan
Renumerasi.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC) adalah salah satu instansi
pemerintah dibawah naungan Kementerian
Keuangan (Kemenkeu), melaksanakan
sebagian tugas pokok Kemenkeu di bidang
kepabeanan dan cukai berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan Menteri
Keuangan (Menkeu) dengan visi, misi,
strategi dan lima komitmen harian sebagai
acuan setiap aparat Bea Dan Cukai dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga terdapat
kesamaan pandang, persepsi dan gerak
langkah dalam mencapai tujuan organisasi,
yakni: Visi : Sejajar dengan institusi
kepabeanan dan cukai dunia di bidang
kinerja dan citra. Misi :Pelayanan yang
terbaik kepada industri, perdagangan dan
masyarakat. Strategi : Profesionalisme,
efisiensi dan pelayanan.
Lima Komitmen Harian :Tingkatkan
pelayanan ;Tingkatkan transparansi,
keadilan dan konsistensi; Pastikan
pengguna jasa bekerja sesuai ketentuan;
Hentikan
perdagangan
illegal
danTingkatkan integritas.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea Dan Cukai ( KPPBC) Tipe Madya
Pabean (TMP) B Medan sebagai bagian
dari DJBC merupakan unit organisasi
vertikal dari DJBC juga mengalami
reformasi birokrasi berbasis pada
akuntabilitas
jabatan/pekerjaan,
penyempurnaan proses kerja, transparansi,
janji layananan serta lebih berorientasi pada
40
stakeholder.
Untuk merealisasikan
reformasi tersebut, KPPBC TMP B Medan
meningkatkan kinerja pegawai dengan
mengacu kepada tujuan organisasi yang
akan dicapai. Berbagai cara dilakukan
KPPBC TMP B Medan dalam
meningkatkan kinerja pegawainya, yakni
memperhatikan kepuasan kerja pegawai
dan memberikan motivasi kepada pegawai
tersebut serta membina komitmen
organisasional pegawai.
Organisasi memenuhi kepuasan
kerja pegawai harus memperhatikan
lingkungan dimana pegawai melaksanakan
tugasnya, seperti hubungan antar personal,
kondisi kerja, pimpinan dan lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuan pegawai
dalam melaksanakan pekerjaanya. Pegawai
yang puas dengan apa yang diperolehnya
dari organisasi akan memberikan lebih dari
apa yang diharapkan dan akan terus
berusaha memperbaiki kinerjanya.
Sebaliknya pegawai yang kepuasan
kerjanya rendah, cenderung melihat
pekerjaan sebagai hal yang menjemukan
dan membosankan, sehingga ia bekerja
dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu
KPPBC TMP B Medan harus mengenali
faktor-faktor apa saja membuat pegawai
puas bekerja. Dengan tercapainya kepuasan
kerja pegawai, produktivitas pun akan
meningkat.
Pemahaman tentang jenis atau
tingkat kebutuhan pegawai menjadi hal
mendasar untuk meningkatkan motivasi.
Motivasi bekerja para pegawai KPPBC
TMP B Medan harus diperhatikan.
Motivasi adalah proses sebagai langkah
awal seseorang melakukan tindakan akibat
kekurangan secara fisik dan psikis atau
dengan kata lain adalah suatu dorongan
yang ditunjukkan untuk memenuhi tujuan
tertentu (Luthans, 2006). Pemberian
motivasi yang tepat kepada para pegawai
akan termotivasi untuk berbuat semaksimal
mungkin dalam melaksanakan tugasnya,
karena meyakini bahwa dengan
keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan, kepentingan pribadi para anggota
organisasi akan terpenuhi pula. Dengan
motivasi yang tinggi akan menciptakan
sebuah komitmen terhadap apa yang
menjadi tanggungjawabnya dalam
menyelesaikaan setiap pekerjaan (Smith et
al, 1995).
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
Komitmen organisasional dianggap
penting bagi organisasi, karena sebagai
derajad dimana karyawan percaya dan mau
menerima tujuan-tujuan organisasi dan
akan tetap tinggal atau tidak akan
meninggalkan organisasinya (Mathis dan
Jackson dalam (Sopiah, 2004)).
KPPBC TMP B Medan telah
mengalami reformasi birokrasi, namun ada
saja pegawai KPPBC TMP B Medan yang
melanggar aturan disiplin yang ditetapkan,
seperti datang terlambat, sakit tanpa
keterangan dokter, absen tanpa keterangan
(mangkir) dan terkena hukuman disiplin
serta belum mendukung reformasi walaupun telah
dilakukan
perbaikan
renumerasi
(http://beritasore.com/2008/06/06).
Komitmen pegawai tinggi maka
kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan
tersebut juga meningkat, sehingga performa
organisasi akan bereaksi positif
(meningkat). Komitmen organisasional
didefinisikannya sebagai sebuah keadaan
psikologi yang mengkarakteristikkan
hubungan karyawan dengan organisasi atau
implikasinya mempengaruhi apakah
karyawan akan tetap bertahan dalam
organisasi atau tidak, yang teridentifikasi
dalam tiga komponen yaitu: komitmen
afektif, komitmen kontiniu dan komitmen
normatif (Zurnali, 2010).
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini :menganalisis pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja
pegawai KPPBC TMP B Medan,
menganalisis pengaruh motivasi
terhadap kinerja pegawai KPPBC TMP
B Medan dan menganalisis pengaruh
kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasional KPPBC TMP B Medan.
1. Menganalisis pengaruh motivasi
terhadap komitmen organisasional
KPPBC TMP B Medan.
Menganalisis pengaruh komitmen
organisasional terhadap kinerja pegawai
KPPBC TMP B Medan
METODE Menurut jenisnya penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif kuantitatif (descriptive quantitative research). Sifat penelitian ini adalah menguraikan dan menjelaskan (deskriptif explanatory) yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel
serta hubungannya dengan variabel yang lain.
Lokasi penelitian ini adalah di KPPBC TMP B Medan, Jl.Suwondo Ujung No.1, Kotak Pos 43 Medan 20157. Penelitian ini dimulai bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai KPPBC TMP B Medan yang berjumlah 131 pegawai. Menurut Sugiyono (2005), bahwa semua anggota populasi dijadikan sampel disebut sampling jenuh atau istilah lainnya adalah sensus. Oleh karena itu, dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti sama dengan jumlah populasi dari subyek yang akan diteliti, yaitu sebanyak 131 pegawai.
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model struktur berjenjang dan untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM) yang dioperasikan melalui program AMOS versi 16. Persamaan yang dibangun terdiri dari (Ferdinand, 2002) persamaan-persamaan struktural (Structural Equation). Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan struktural dibangun dengan pedoman sebagai berikut. :
HASIL Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung korelasi Pearson Correlation ( r ). Nilai r hitung≥ 0,30 bermakna, bahwa instrumen penelitian valid (Sugiyono, 2004). dan Kinerja pegawai diperoleh hasil pengujian instrumen variabel Kepuasan kerja memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0,30). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Kepuasan kerja adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
Hasil pengujian instrumen variabel Motivasi memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0,30). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Motivasi adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian
Hasil pengujian instrumen variabel Komitmen organisasional memiliki nilai rhitung > r-tabel (0,30). Dengan demikian dapat
41
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Komitmen organisasional adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
Uji Reliabilitas
Suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,60 (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas yang
dilakukan
terhadap
penelitian
memperlihatkan hasil pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Variabel
Kepuasan kerja Motivasi Komitmen organisasion al Kinerja pegawai
Cronbach's Keterang-
Alpha
an
.749 Reliabel
.759 Reliabel .763
Reliabel
.745 Reliabel
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (data diolah
Pada Tabel 3.6 diperoleh hasil bahwa hasil pengujian seluruh variabel penelitian memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0.60). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Kepuasan kerja, Motivasi, Komitmen organisasional dan Kinerja pegawai adalah reliabel, sehingga seluruh item layak dipergunakan dalam penelitian.
Uji Normalitas Distribusi disebut normal bila
angka CR Skewness atau CR Kurtosis berada diantara -2.58 sampai dengan 2.58. Jika angka-angka tersebut berada dibawah 2,58 atau diatas +2,58, maka distribusi disebut tidak normal (Santoso, 2012). Hasil pengujian normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat di Tabel 3.7 dibawah ini :
Tabel. 3.7. Hasil Uji Normalitas
Assessment of normality
(Group number 1)
Variable skew
c.r. Kurtosis c.r.
Y15 ,086 ,404 -1,986 -4,639
Y14 -,246 -1,149 -1,886 -4,406
Y13 -,506 -2,362 -1,723 -4,025
Z14 -1,433 -6,698 ,454 1,060
X26 -,513 -2,399 -1,005 -2,347
X25 -,493 -2,305 -,964 -2,253
X24 -,434 -2,028 -1,026 -2,396
X15 -,755 -3,526 -,847 -1,978
X14 -,591 -2,761 -,889 -2,077
X13 -1,988 -9,290 2,817 6,583
Y12 -,267 -1,248 -1,306 -3,051
Y11 -,722 -3,375 -1,232 -2,879
Z13 -,417 -1,950 -1,476 -3,447
Z12 -2,098 -9,802 3,705 8,655
Z11 -,285 -1,329 -1,290 -3,014
X23 -,512 -2,395 -1,064 -2,486
X22 -,331 -1,549 -,792 -1,851
X21 -,218 -1,019 -,637 -1,487
X12 -,336 -1,569 -1,054 -2,462
X11
1,253 5,856 ,062
,145
Multivariate
- 2,459
-,474
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)
Pada Tabel 3.7, hasil penelitian secara keseluruhan (multivariate) data berdistribusi normal karena angka multivariate (-,474 ) < 2,58.
PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis-1 : Kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai H0 : Tidak ada pengaruh konstruk kepuasan
kerja dengan kinerja pegawai H1 : Ada pengaruh konstruk kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai. Dasar Pengambilan Keputusan, untuk praktisnya dapat dilihat langsung pada kolom P (Probability) : Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi Jika P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kepuasan kerja (X1) berpengaruh dengan arah hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.091 dengan nilai C.R. sebesar 2.559 dan diperoleh probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.010 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0.05 ( P < 0.05, maka 0,010 < 0.05) sehingga H0 ditolak atau H1 diterima.
Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis-1, diperoleh P < 0.05,
42
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
menunjukkan Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Pegawai memperoleh kepuasan kerja yang diperoleh dari pimpinan maupun organisasi, sehingga kepuasan kerja pegawai memberikan pengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai.
Menurut Robbins (1996), empat cara mengungkapkan ketidakpuasan karyawan, salah satu Mengabaikan (Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau datang terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.
Menurut Sedarmayanti (2001), beberapa faktor untuk mengetahui tingkat kinerja (pegawai yang tidak aktif), yakni salah satu, faktor organisasi :selama bekerja terjadi keterlambatan ; kehadiran ; pelatihan; penurunan produktivitas; perubahan rencana; peningkatan tanggung jawab kepengawasan dan kekeliruan dan ketidakefisienan, kemudian faktor sosisal, yakni: ketidakpuasan klien, hubungan masyarakat dan kredibilitas dan abilitas sistem untuk memberikan pelayanan efektif.
Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi, pelanggaran disiplin dan terkena hukuman disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan. Dari Pengujian Hipotesis-1; Menurut Robbins (1996) dan Sedarmayanti (2001) serta Fenomena di latar belakang penelitian, menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja pegawai.
Hasil Pengujian Hipotesis-1, menunjukkan hasil yang sama dengan ke -3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni Devi (2009) : Menunjukkan ada pengaruh positif antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan; Juli S (2012) : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan Utomo (2011) : Kepuasan kerja berpengaruh posotif dan signifikan terhadap kinerja. Tella (2007): Tidak melakukan penelitian antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
Pengujian Hipotesis-2 : Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja pegawai
H0 : Tidak ada pengaruh konstruk motivasi
dengan kinerja pegawai
H1 : Ada pengaruh konstruk motivasi
terhadap kinerja pegawai.
Dasar Pengambilan Keputusan, untuk
praktisnya dapat dilihat langsung pada
kolom P (Probability) :
Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi Jika
P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Motivasi (X2) berpengaruh dengan arah
hubungan positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai (Y2). Hal ini terlihat dari
koefisien jalur yang bertanda positif sebesar
0.213 dengan nilai C.R. sebesar -1.988 dan
diperoleh probabilitas signifikansi (P)
sebesar 0.047 yang lebih kecil dari taraf
signifikansi (α) yang ditentukan sebesar
0.05 ( 0.047 < 0.05) sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima.
Berdasarkan hasil penelitian
Hipotesis-2, diperoleh P < 0.05,
menunjukkan Motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Pegawai termotivasi dalam bekerja dan
meningkatkan kinerja, namun harus juga
adanya dukungan dari organisasi, sehingga
pada saat motivasi pegawai menurun dari
dalam diri pegawai (internal), maka
dorongan dari luar (external) dapat
membangkitkan semangat pegawai untuk
meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi.
Menurut Vroom dalam Robbins
(1998), yang menyampaikan teori
pengharapannya (expectancy theory), yang
menguraikan bahwa seorang karyawan
dimotivasi untuk menjalankan tingkat
upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya
tersebut akan menghantar kepada penilaian
kinerja yang baik, kinerja yang baik akan
mendorong
ganjaran-ganjaran
organisasional, seperti pemberian bonus,
kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain
yang akan memuaskan tujuan pribadi
karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh
terhadap tingkat pencapaian kinerjanya,
mengurangi ketidakhadiran, dan suatu
kemungkinan istirahat yang mengurangi
jam kerjanya (Meyer & Allen, 1997).
Fenomena di latar belakang penelitian
adalah, masih adanya pegawai yang
melakukan absensi (ketidakhadiran),
pelanggaran disiplin dan terkena hukuman
43
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan.
Dari Pengujian Hipotesis-2; Menurut Vroom, dalam Robbins (1998) dan Meyer & Allen (1997) serta Fenomena di latar belakang penelitian, menunjukkan motivasi berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja pegawai.
Hasil Pengujian Hipotesis-2, menunjukkan hasil yang sama dengan ke -3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni menurut Devi (2009): Ada pengaruh positif antara motivasi dengan kinerja karyawan; Juli S. (2012) : Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara motivasi dengan kinerja dan Utomo (2011) : Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Tella (2007): Tidak melakukan penelitian antara motivasi terhadap kinerja karyawan.
Pengujian Hipotesis-3 : Kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Komitmen organisassional
H0 : Tidak ada pengaruh konstruk kepuasan
kerja
dengan
komitmen
organisasional.
H1 : Ada pengaruh konstruk kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasional.
Dasar Pengambilan Keputusan, untuk
praktisnya dapat dilihat langsung pada
kolom P (Probability) :
Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi Jika
P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Kepuasan kerja (X1) berpengaruh dengan
arah hubungan positif dan signifikan
terhadap komitmen organisasional (Y1). Hal
ini terlihat dari koefisien jalur yang
bertanda positif sebesar 0.066 dengan nilai
C.R. sebesar 2.089 dan diperoleh
probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.037
yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α)
yang ditentukan sebesar 0.05 (0.037 < 0.05)
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan hasil penelitian
Hipotesis-3, diperoleh P < 0.05,
menunjukkan Kepuasan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasional. Kepuasan Kerja yang
diperoleh pegawai dari pimpinan maupun
organisasi, membentuk komitmen yang
positif buat pegawai dalam bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi.
Tingkat kepuasan kerja yang tinggi
akan mendorong karyawan senantiasa hadir
dan mencurahkan tenaga, pikiran dan
44
waktunya untuk keberhasilan perusahaan.
Sebaliknya bila kebutuhan itu tidak
terpenuhi akan timbul ketidakpuasan dalam
bekerja. Akibat yang ditimbulkan dari
ketidakpuasan tersebut antara lain : tingkat
produktivitas menurun, tingkat absensi
tinggi, tingkat turnover karyawan tinggi,
prestasi kerja menurun (Robbins, 2002).
Kepuasan kerja adalah tingkat dimana
seseorang merasa positif atau negatif
tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat
kerja, dan hubungan dengan teman kerja
(Donley, 1985). Positif dan negatifnya
sikap kerja seseorang akan mengikuti
tingkat kepuasan kerja yang dirasakan.
Tingkat kepuasan kerja yang dimiliki akan
berpengaruh terhadap komitmen karyawan
pada organisasinya. Komitmen organisasi
menggambarkan seberapa jauh seseorang
itu mengidentifikasikan dan melibatkan
dirinya pada organisasinya dan keinginan
untuk tetap tinggal di organisasi itu
(Greenberg & Baron, 1997).
Fenomena di latar belakang
penelitian adalah, masih adanya pegawai
yang melakukan absensi (ketidakhadiran),
pelanggaran disiplin dan terkena hukuman
disiplin dari tahun 2008 sampai dengan
2013 mengalami peningkatan.
Dari Pengujian Hipotesis-3; Menurut
Robbins (2002); Donley (1985) dan
Greenberg & Baron (1997), serta Fenomena
di latar belakang penelitian, menunjukkan
kepuasan kerja berpengaruh positif dan
siginifikan
terhadap
komitmen
organisasional.
Hasil Pengujian Hipotesis-3,
menunjukkan hasil yang sama dengan ke –
3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni menurut
Tella (2007): menunjukkan bahwa ada
korelasi dirasakan antara motivasi,
kepuasan kerja, dan komitmen; Devi
(2009): Ada pengaruh positif antara
kepuasan kerja dengan komitmen
organisasional; Juli S (2012) :
Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
antara kepuasan kerja dengan komitmen
organisasional. Utomo (2011): Tidak
melakukan hipotesis antara kepuasan kerja
dengan komitmen organisasional.
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
Pengujian Hipotesis-4: Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Komitmen organisasional
H0 : Tidak ada pengaruh konstruk motivasi
dengan komitmen organisasional.
H1 : Ada pengaruh konstruk motivasi
terhadap komitmen organisasional.
Dasar Pengambilan Keputusan, untuk
praktisnya dapat dilihat langsung pada
kolom P (Probability) :
Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi
Jika P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1
diterima. Motivasi (X2) tidak berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
Komitmen organisasional (Y1). Hal ini
terlihat dari koefisien jalur yang bertanda
positif sebesar 0.155 dengan nilai C.R.
sebesar -0.619 dan diperoleh probabilitas
signifikansi (P) sebesar 0.536 yang lebih
besar dari taraf signifikansi (α) yang
ditentukan sebesar 0.05 (0.536 > 0.05)
sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
Menurut Vroom dalam Robbins
(1998), yang menyampaikan teori
pengharapannya (expectancy theory), yang
menguraikan, bahwa seorang karyawan
dimotivasi untuk menjalankan tingkat
upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya
tersebut akan menghantar kepada penilaian
kinerja yang baik, kinerja yang baik akan
mendorong
ganjaran-ganjaran
organisasional, seperti pemberian bonus,
kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain
yang akan memuaskan tujuan pribadi
karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh
terhadap tingkat pencapaian kinerjanya,
mengurangi ketidakhadiran, dan suatu
kemungkinan istirahat yang mengurangi
jam kerjanya. (Meyer & Allen, 1997).
Robbins dalam Sopiah (2008)
mendefinisikan komitmen organisasional
sebagai “Suatu sikap yang merefleksikan
perasaan suka atau tidak suka dari
karyawan terhadap organisasi”. Dalam
penelitiannya Porter dan Steers (dalam
Luthans, 1992) menunjukkan bahwa
komitmen yang tinggi berpengaruh
terhadap tingginya tingkat performansi.
Selain itu seseorang yang mempunyai
tingkat komitmen yang tinggi terhadap
organisasinya cenderung untuk bertahan
sebagai anggota dalam waktu yang relatif
panjang. Penelitian Dessler (1999) yang
menunjukkan, bahwa pegawai yang
memiliki komitmen tinggi memiliki nilai
absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.
Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi (ketidakhadiran), pelanggaran disiplin dan terkena hukuman disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan. Dari Pengujian Hipotesis-4; Menurut Robbins dalam Sopiah (2008); Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) dan Dessler (1999), serta Fenomena di latar belakang penelitian menunjukkan motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak siginifikan terhadap komitmen organisasional.
Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis4, diperoleh P > 0.05, menunjukkan Motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Komitmen organisasional. Motivasi pegawai bukan membentuk sebuah komitmen dalam organisasi, pegawai termotivasi bekerja bukan untuk berkomitmen dalam mencapai tujuan organisasi, melainkan pegawai termotivasi bekerja untuk meningkatkan kinerja atau mencapai prestasi kerja dalam diri pegawai.
Hasil Pengujian Hipotesis-4, menunjukkan hasil yang sama dengan peneliti Tella (2007): menunjukkan bahwa korelasi antara motivasi dan komitmen negatif dan berbeda dengan ke -2 (dua) peneliti sebelumnya, yakni : Devi (2009): Ada pengaruh positif antara motivasi dengan komitmen organisasional; Juli S (2012) :Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara motivasi dengan komitmen organisasional. Utomo (2011) tidak melakukan hipotesis antara motivasi dengan komitmen organisasional
Pengujian Hipotesis-5 : Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai H0 : Tidak ada pengaruh konstruk
komitmen organisasional dengan kinerja pegawai H1 : Ada pengaruh konstruk komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai Dasar Pengambilan Keputusan, untuk praktisnya dapat dilihat langsung pada kolom P (Probability) :
45
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi Jika P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Komitmen organisasional (Y1) berpengaruh dengan arah hubungan positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai (Y1). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.212 dengan nilai C.R. sebesar 2.096 dan diperoleh probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.036 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0.05 (0.036 < 0.05), sehingga H0 ditolak atau H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis-5, diperoleh P < 0.05, menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan dengan adanya komitmen organisasional dalam diri pegawai, maka pegawai dapat bekerja dengan maksimal untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Robbins dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai “Suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi”. Dalam penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan, bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi. Selain itu seseorang yang mempunyai tingkat komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung untuk bertahan sebagai anggota dalam waktu yang relatif panjang. Penelitian Dessler (1999) yang menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.
Menurut Sedarmayanti (2001), beberapa faktor untuk mengetahui tingkat kinerja (pegawai yang tidak aktif), yakni salah satu, faktor organisasi :selama bekerja terjadi keterlambatan ; kehadiran ; pelatihan; penurunan produktivitas; perubahan rencana; peningkatan tanggung jawab kepengawasan dan kekeliruan dan ketidakefisienan, kemudian faktor sosisal, yakni: ketidakpuasan klien, hubungan masyarakat dan kredibilitas dan abilitas sistem untuk memberikan pelayanan efektif.
46
Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi (ketidakhadiran), pelanggaran disiplin dan terkena hukuman disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan.
Dari Pengujian Hipotesis-5; Menurut Robbins dalam Sopiah (2008); Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992); Dessler (1999) dan Sedarmayanti (2001), serta Fenomena di latar belakang penelitian menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja pegawai.
Hasil Pengujian Hipotesis 5, menunjukkan hasil yang sama dengan ke -3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni menurut Devi (2009) : Ada pengaruh posisitf antara komitmen organisasional dengan kinerja karyawan; Juli S (2012): Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara komitmen organisasional dengan kinerja karyawan dan Utomo (2011) : Bahwa motivasi, kepuasan dan komitmen organisasional secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Tella (2007): Tidak melakukan penelitian antara komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh tidak langsung kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai melalui
variabel komitmen organisasional
Pengaruh tidak langsung kepuasan
kerja terhadap kinerja pegawai melalui
komitmen organisasional :
Variabel kepuasan kerja memiliki
hubungan langsung pada kinerja pegawai
dengan factor loading (estimate)
=
1.026, hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Hipotesis-1 diperoleh P (Probability) <
0.05, menunjukkan kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai dan didukung oleh
pendapat Robbins (2003), seseorang dengan
tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan
sikap yang positif terhadap kerja serta
menurut Rivai (2004), kepuasan merupakan
evaluasi yang menggambarkan seseorang
atas perasaan sikapnya senang atau tidak
puas dalam bekerja. Konsekuensinya
adalah orang yang puas akan bersikap
positif, misalnya rajin bekerja, sungguh-
sungguh dan mempunyai semangat kerja,
sementara orang yang tidak puas akan
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
berperilaku negatif, misalnya jarang masuk kerja, melalaikan tugas dan malas. Menurut Robbins (2003) dan Rivai (2004), kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja, yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pekerja.
Variabel kepuasan kerja memiliki hubungan langsung pada komitmen organisasional dengan factor loading (estimate)= 0.628, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-3 diperoleh P < 0.05, menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional dan didukung pendapat : Kepuasan kerja adalah tingkat dimana seseorang merasa positif atau negatif tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donley, 1985). Positif dan negatifnya sikap kerja seseorang akan mengikuti tingkat kepuasan kerja yang dirasakan. Tingkat kepuasan kerja yang dimiliki akan berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada organisasinya.
Variabel komitmen organisasional memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) = 0.429, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-5 diperoleh P < 0.05, menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan, bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi.
Penelitian Dessler (1999) menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.
Lampiran–3 :Hasil Penelitian, 2013 (data
diolah) : Standardized Direct Effects
(Group number 1 - Default model)
Moti Kepu Komitmen Kinerja vasi asan Organisasi Pegawai
KomitmenO rganisasi
,142
,628
,000 ,000
KinerjaPega wai
,604
1,026
,429 ,000
Pengaruh tidak langsung Kepuasan kerja terhadap Kinerja pegawai melalui Komitmen organisasional adalah = (0.628) x (0.429) = 0.269 (Lampiran3:Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model) (Group number 1 - Default model), hal ini sesuai dengan penelitian Hipotesis-1, Hipotesis-3 dan Hipotesis-5 dan didukung pendapat Robbins (2003), Rivai (2004), (Donley, 1985), Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) dan Dessler (1999).
Lampiran–3 :Hasil Penelitian, 2013 (data
diolah) : Standardized Indirect Effects
(Group number 1 - Default model)
Moti Kepu Komitmen Kinerja vasi asan Organisasi Pegawai
Komitmen Organisasi
,000 ,000
,000
,000
KinerjaPeg awai
,061
,269
,000
,000
Total Effects pengaruh Kepuasan kerja terhadap Kinerja pegawai melalui Komitmen organisasional adalah = (1,026) + (0,269) = 1.295 (Lampiran-3: Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model), hal ini sesuai dengan penelitian Hipotesis-1, Hipotesis-3 dan Hipotesis-5, bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional dengan effects positif.
Pengaruh tidak langsung motivasi terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional
Pengaruh tidak langsung motivasi terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional :
Variabel motivasi memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) = - 0.604 walaupun dengan kekuatan negatif, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-2 diperoleh P < 0.05, menunjukkan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung oleh Vroom dalam Robbins (1998), yang menyampaikan teori pengharapannya (expectancy theory) menguraikan, bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila
47
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
ia meyakini upaya tersebut akan menghantar kepada penilaian kinerja yang baik, kinerja yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti pemberian bonus, kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain yang akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerjanya, mengurangi ketidakhadiran, dan suatu kemungkinan istirahat yang mengurangi jam kerjanya (Meyer & Allen, 1997).
Variabel motivasi tidak memiliki hubungan langsung pada komitmen organisasional dengan factor loading (estimate) dengan kekuatan negatif sebesar = - 0.142, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-4 diperoleh P > 0.05, menunjukkan motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasional dan didukung Menurut Vroom dalam Robbins (1998), yang menyampaikan teori pengharapannya (expectancy theory) menguraikan, bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya tersebut akan menghantar kepada penilaian kinerja yang baik, kinerja yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti pemberian bonus, kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain yang akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerjanya, mengurangi ketidakhadiran dan suatu kemungkinan istirahat yang mengurangi jam kerjanya (Meyer & Allen, 1997). Dari pendapat Vroom dalam Robbins (1998) dan (Meyer & Allen, 1997), menunjukkan motivasi pegawai bukan membentuk sebuah komitmen dalam organisasi, melainkan pegawai termotivasi bekerja untuk meningkatkan kinerja.
Variabel komitmen organisasional memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) dengan kekuatan positif sebesar= 0.429, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-5, diperoleh P < 0.05, menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan, bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh
48
terhadap tingginya tingkat performansi. Penelitian Dessler (1999) menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.
Pengaruh tidak langsung motivasi terhadap kinerja pegawai melalui komitmen organisasional adalah = (- 0.142 ) x (0.429) = - 0.061, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-4, menunjukkan motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasional dan didukung Menurut Vroom, dalam Robbins, (1998) dan Meyer & Allen (1997).
Total Effects pengaruh Motivasi langsung terhadap Kinerja pegawai melalui komitmen organisasional adalah = (-0.604) + (-0.061) = -0.665 (Lampiran-3: Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model), hal ini sesuai dengan penelitian Hipotesis-4, bahwa motivasi tidak berpengaruh positif (negatif) dan tidak signifikan secara tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional dengan effects negatif.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepuasan kerja serta Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai, juga Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap Kinerja pegawai melalui variabel Komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan. 2. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan. 3. Motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Komitmen organisasional, juga tidak berpengaruh positif (negatif) dan tidak signifikan secara tidak langsung terhadap Kinerja pegawai melalui variabel Komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan. 4. Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan.
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
Dari Fenomena yang peneliti uraikan pada latar belakang penelitian, jika dibandingkan dengan hasil penelitian terhadap 131 pegawai di lapangan, mengenai Kepuasan kerja, Motivasi, Komitmen organisasional dan Kinerja pegawai berada di rentang interval tinggi, hal ini memperlihatkan, bahwa fenomena yang ada tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap reformasi birokrasi yang dialami KPPBC TMP B Medan.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan KPPBC TMP B Medan
memberikan Kepuasan kerja kepada
pegawai berupa, menyediakan angkutan
bus antar jemputan dari tempat
pemukiman pegawai ke lokasi kantor di
daerah pelabuhan dengan membuat rute
titik kumpul pegawai yang akan di
antar jemput, agar tidak terjadi
keterlambatan masuk kantor dan
kemudahan pulang.
2. Diharapkan KPPBC TMP B Medan
dapat meningkatkan Motivasi pegawai
dengan cara berupaya meningkatkan
taraf hidup pegawai melalui perhatian
yang bersifat eksternal.
3. Diharapkan
pegawai
dapat
meningkatkan
Komitmen
organisasional lebih baik lagi dengan
cara, dalam bekerja melakukan
peningkatan keadilan sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan.
4. Diharapkan
pegawai
dapat
meningkatkan Kinerja dengan tidak
bersifat passif dalam menyelesaikan
pekerjaan, tetapi proaktif sesuai aturan
perundang-undangan
DAFTAR RUJUKAN Arbuckle, J. L. 1997. Amos users’ guide
version 3.6. Chicago, IL: SmallWaters. A.A. Amir Mangkunegara. 2000. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda Karya.2000: hal 66. Adeyinka Tella. 2007. Work Motivation, Job Satisfaction, and Organisational Commitment of Library Personnel in Academic and Research
Libraries in Oyo State, Nigeria.
Journal. Department of Library
And Information Studies University
of Botswana Gaborone. C.O.
Ayeni. Federal College of Forestry
Library Ibadan, NigeriaS. O.
Popoola, Ph.D. Nigeria :
Department of Library Archival
and Information Studies Faculty of
Education University of Ibadan.
Abiyem Juli S. 2012. Pengaruh Kepuasan
Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan
Komitmen organisasional Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada
Karyawan Outsourcing PT Berlian
Eka Sakti Tangguh). Jurnal.
A. Soegihartono. 2012. Pengaruh
Kepemimpinan dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja dengan
Mediasi Komitmen (di PT Alam
Kayu Sakti Semarang). Fakultas
Ekonomi Universitas Dian
Nuswantoro, Jl Nakulo 5-11
Semarang Tawangmas Semarang
Barat Semarang Jawa Tengah:
Jurnal. Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Vol.3, No. 1,
April 2012, 123-140.
Augusty Ferdinand. (2002). Structural
Equation Modeling. Dalam
Peneltian, Manajemen. Edisi 2, Seri
Pustaka Kunci 03/BP UNDIP,
Fitzpatrick R.,(2001).
Augusty Ferdinand. 2005. Structure
Equation Modeling. Semarang:
CV Indoprint.
Ahmad Lisca Abdillah Ardiwinata. 2012.
Makalah Reformasi Birokrasi
Sebagai Strategi Nasional.
Blau, Peter M. dan Marshall W. Meyer.
1987.
Birokrasi
dalam
Masyarakat Modern. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press).
Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom,
Brooks C. 2002. “The Influence
of Motivation to Attend, Ability
to Attend, and Organizational
Commitment on Different Types
of Absence Behaviors”. Journal
of Managerial Issues, Summer, p.
181-197
49
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
Cetin, Munevver Olcum. 2006, “The
Relationship Between Job
Satisfaction Occupational and
Organizational Commitment of
Academics”. Journal of American
Academy of Bussiness, 8 (1), p.
78-88.
Chen et al. 2006. “Organization
Communication, Job Stress,
Organizational Commitment, and
job Performance of Accounting
Professionals in Taiwan and
America”. Leadership and
Organizational Journal, 27 (4), p.
242-249.
Cut Zurnali. 2010. Learning Organization,
Competency, Organizational,
Commitment dan Customer
Orientation: Knowledge Worker-
Kerangka Riset MSDM di Masa
Depan. Bandung : Unpad Press.
Dessler, G. 1998. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jilid 2. Edisi Bahasa
Indonesia.
Jakarta
:
PT.Prenhallindo.
Eva Kris Diana Devi. 2009. Analisis
Pengaruh Kepuasan Kerja dan
Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Komitmen
Organisasional Sebagai Variabel
Intervening, (Studi Pada Karyawan
Outsourcing PT. Simeru Karya
Buana Semarang). Semarang :
Tesis Magister Manajemen,
Universitas Diponegoro.
Greenberg, J., & Baron, R. A. 1997.
“Behavior in organizations.
Understanding and managing the
human side of work”. Prentice-Hall,
Inc, New Jersey.
Grant, Ken, David W Cravens, George
S.Low, William C. Moncrief
(2001).”The role of Satisfaction
with Territory design on the
motivation, attitudes and work
outcomes of salespeople,”. Journal
of the Academy of Marketing
Science, Vol.29 No.2 p.165-178.
Hair, Joseph F,Jr, et all. 1995. Multivariate Data Analysis With Readings 4 th
ed. Prentice-Hall, inc.
Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L.,
dan Black, W.C. (1998).
Multivariate Data Analysis. New
Jersey : Prentice-Hall.
50
Hajar Sasongko. 2008. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kompetensi Tenaga Penjualan Untuk Meningkatkan Kinerja Tenaga Penjualan, (Studi Kasus Penjualan Kartu Kredit di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Kudus). Semarang : Tesis Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.
Hidayat AA. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Empat.
Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara.
Ika Agustina. 2009. Faktor-Faktor Motivasi Yang Memengaruhi Kinerja Karyawan Pada PT. Gaya Manunggal Kresitama: Jurnal. Universitas Guna Darma, www.gunadrma.ac.id/library/article s/graduate/economy/2009/artikel10205611.pdf.
Iqbal Hasan. 2001. Pengertian Statistika. http://ucupkelings.wordpress.com/s ejarah-statistika/
Lembaga Adminstrasi Negara. 1992. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru Pendidikan Pendidikan Jasmanai di Sekolah Dasar : Pascasarjana UPI. Desertasi. 2006:J.S. Husdata.
Luthans, F. 1992. Organizational Behavior. Singapore : McGraw Hill.
Luthans, fred. 1995. Organizational Behavior. Seven Edition. Singapore : McGraw –Hill, Inc.
Luthans, F. 1996. Organization Behavior. Edisi 7. Singapore : Mc. Graw Hill Book Co.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh. Andi Offset : Penerbit.
Mathis, dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Salemba Empat.
Marratu Fahri. 2008. Reformasi Birokrasi : Telaah Terhadap Sektor Pelayanan Publik Pasca Pemekaran Daerah: Jurnal Ilmiah Dinamika Vol. 1 No. 1 Juni 2008, ISSN 1979 – 0899X.
M.S.P. Hasibuan, 1996. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
Produktivitas. Jakarta : Penerbit
Bumi Aksara.
Malayu SP. Hasibuan. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta :
PT. Bumi Aksara.
Meyer dan Tett. 1993. Job Satisfaction,
Organizational
Commitment,
Turnover
Intention
and
Turnover.Personnel Psychology.
Meyer, J. P. & Allen, N.J. (1997).
Commitment in workspace.
Thousand Oaks, CA : Sage.
Melinda. 2005. Dalam Kamus Bahasa
Inggris, “Performance is ability to
perform, capacity achieve and
desired result (Webster third).
(New International dictionary ;
1966)”.
McNeese Smith, D. 1995. Job satisfaction,
productivity, and organizational
commitment : The result of
leadership. J of Nursing
Administration, 25(9),17-26.
McNeese-Smith, Donna. 1996. Increasing
Employee Productivity, Job
Satisfaction, and Organizational
Commitment, Hospital and Health
Services. Ad Vol. 41No. 2, p. 160-
175.
MI, Hasan. 2001. Pokok-pokok Materi
Statistik Pertama (Statistik
Deskriptif). Jakarta : Bumi Akasara.
Morrison. 1997. “How FranchiseJob
Satisfaction and Personality Affects
Performance,
Organizational
Commitment, Franchisor Relation,
and Intention to Remain”. Journal
of Small Business Management,
July.
Mowday R.T. and Porter, L.W. 1979. The
Measurement of Organizational
Commitment : Journal of
Vocational Behavior.
Mowday, R.T., Porter, l.W. and Steers,
R.M.
1982.
Employee
Organizational Linkages Academy
Press. New York.
Mowdey R.T., 1982. The Measure of
Organizational
Commitment.
Journal of Vacation Behavior.
Moudy, .W.,R.M.Noe,S.R.Premeux. 1999.
HumanResourses Management7 th.
Edition. NewJersey : Printice Hall
Inc.
Muhamad Syarif1. 2013. Studi Tentang
Kinerja Pegawai Dalam Tugas
Pemeriksan Keuangan Pada Kantor
Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia Perwakilan
Propinsi Kaltim Di Samarinda.
eJournal Administrasi Negara,
Volume 1, Nomor 3, 2013: 1107-
1117.
Nawawi, Hadari. 2003. Perencanaan SDM
Untuk Organisasi Profit Yang
Kompetitif. Yogyakarta : Edisi
Pertama, Cetakan Pertama, Gadjah
Mada University Press.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Porter, Steers.R, Lyman. 1983.
Motivational and Work Behavior, 3
th edition. Tokyo : Mc.Graw Hill
Book Company.
Philip Kristianti, Ir. 2004. Ekologi
Manusia.
Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com, Akt.
2006. Structural Equation
Medeling; Metode Alternatif
dengan PLS. Semarang : Badan
Penerbit Undip.
Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com, Akt.
2011. Model Persamaan Struktural
Konsep Dan Aplikasi Dengan
Program Amos 21.0. UNDIP :
Badan Penerbit.
Riant Nugroho Dwijowijoto. 2004. Kebijak
an Publik : Formulasi, Implementa
si dan Evaluasi. Jakarta : P.T. Elex
Media Komputindo
Argensia *, Ritha F. Dalimunthe**, Sitti Raha Agoes Salim**
*Alumnus Magister Ilmu Manajemen SPs USU
**Dosen Magister Ilmu Manajemen SPs USU
Abstract: The purpose of this descriptive quantitative explanatory survey study was to find out and analyze the influence of work satisfaction and motivation on the performances of the employees with organizational commitment as intervening variable (a Study on the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan). The were obtaied through documentation study and questionnaire distribution. The data obtained were analyzed through Structural Equation Model (SEM). The result of this study was that work satisfaction had positive and significant influence on the performances of the employees of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Motivation had positive and significant influence on the performances of the employees of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Work satisfaction had positive and significant influence on the performance of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Motivation did not have any positive and insignificant influence on organizational commitment of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Organizational commitment had positive and significant influence on the performances of the employees of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Work satisfaction indirectly had positive and significant influence on the performances of the employees through the variable of organizational commitment of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Motivation did not have positive influence and indirectly be insignificant on the performances of the employees through the variable of organizational commitment of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan.
Keywords: Work Satisfaction, Motivation, Organizational commitment, Performance of Employees
PENDAHULUAN
Reformasi birokrasi pada
hakekatnya merupakan upaya untuk
melakukan pembaharuan dan perubahan
mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
pemerintahan, terutama menyangkut aspek-
apsek
kelembagaan
(organisasi),
ketatalaksanaan (business proces) dan
sumber daya manusia aparatur. Reformasi
tersebut harus dimaknai sebagai
penyempurnaan birokrasi yang dinamis,
terus menerus. Kegiatan ini dilakukan
dalam rangka meningkatkan kinerja
birokrasi, sehingga pelayanan yang diberikan menjadi semakin baik. Reformasi tidak hanya dimaknai sebagai “usaha untuk membentuk ulang dan membangun ulang” suatu struktur, melainkan sebagai “usaha melaksanakan perbaikan tatanan di dalam struktur” (Winarno, 2007).
Departemen Keuangan (Depkeu) merupakan departemen yang strategis dan dikenal sebagai pengelola fiskal. Instansi ini juga dikenal sebagai pengumpul dana terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang memiliki
39
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
kantor vertikal yang tersebar di seluruh
Indonesia dan bersifat holding type
organization, dengan jumlah pegawai
sekitar 60.000 orang. Depkeu yang
memiliki kewenangan dalam pengaturan
kebijakan publik di bidang ekonomi dan
fiskal sehingga terkait erat dengan pasar,
mulai melakukan reformasi birokrasi di
tubuhnya sesuai dengan Keputusan Menteri
Keuangan (KMK) - 30/KMK.01/2007
tentang Reformasi Birokrasi Depkeu dan
KMK-31/KMK.01/2007
tentang
Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi
Pusat Depkeu Tahun Anggaran 2007.
Program utama dalam reformasi
birokrasi Depkeu tahun 2007 antara lain
meliputi 4 (empat) poin, yaitu :Penataan
Organisasi; Perbaikan Business Proses;
Peningkatan Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM) dan Perbaikan
Renumerasi.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
(DJBC) adalah salah satu instansi
pemerintah dibawah naungan Kementerian
Keuangan (Kemenkeu), melaksanakan
sebagian tugas pokok Kemenkeu di bidang
kepabeanan dan cukai berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan Menteri
Keuangan (Menkeu) dengan visi, misi,
strategi dan lima komitmen harian sebagai
acuan setiap aparat Bea Dan Cukai dalam
melaksanakan tugasnya, sehingga terdapat
kesamaan pandang, persepsi dan gerak
langkah dalam mencapai tujuan organisasi,
yakni: Visi : Sejajar dengan institusi
kepabeanan dan cukai dunia di bidang
kinerja dan citra. Misi :Pelayanan yang
terbaik kepada industri, perdagangan dan
masyarakat. Strategi : Profesionalisme,
efisiensi dan pelayanan.
Lima Komitmen Harian :Tingkatkan
pelayanan ;Tingkatkan transparansi,
keadilan dan konsistensi; Pastikan
pengguna jasa bekerja sesuai ketentuan;
Hentikan
perdagangan
illegal
danTingkatkan integritas.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea Dan Cukai ( KPPBC) Tipe Madya
Pabean (TMP) B Medan sebagai bagian
dari DJBC merupakan unit organisasi
vertikal dari DJBC juga mengalami
reformasi birokrasi berbasis pada
akuntabilitas
jabatan/pekerjaan,
penyempurnaan proses kerja, transparansi,
janji layananan serta lebih berorientasi pada
40
stakeholder.
Untuk merealisasikan
reformasi tersebut, KPPBC TMP B Medan
meningkatkan kinerja pegawai dengan
mengacu kepada tujuan organisasi yang
akan dicapai. Berbagai cara dilakukan
KPPBC TMP B Medan dalam
meningkatkan kinerja pegawainya, yakni
memperhatikan kepuasan kerja pegawai
dan memberikan motivasi kepada pegawai
tersebut serta membina komitmen
organisasional pegawai.
Organisasi memenuhi kepuasan
kerja pegawai harus memperhatikan
lingkungan dimana pegawai melaksanakan
tugasnya, seperti hubungan antar personal,
kondisi kerja, pimpinan dan lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuan pegawai
dalam melaksanakan pekerjaanya. Pegawai
yang puas dengan apa yang diperolehnya
dari organisasi akan memberikan lebih dari
apa yang diharapkan dan akan terus
berusaha memperbaiki kinerjanya.
Sebaliknya pegawai yang kepuasan
kerjanya rendah, cenderung melihat
pekerjaan sebagai hal yang menjemukan
dan membosankan, sehingga ia bekerja
dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu
KPPBC TMP B Medan harus mengenali
faktor-faktor apa saja membuat pegawai
puas bekerja. Dengan tercapainya kepuasan
kerja pegawai, produktivitas pun akan
meningkat.
Pemahaman tentang jenis atau
tingkat kebutuhan pegawai menjadi hal
mendasar untuk meningkatkan motivasi.
Motivasi bekerja para pegawai KPPBC
TMP B Medan harus diperhatikan.
Motivasi adalah proses sebagai langkah
awal seseorang melakukan tindakan akibat
kekurangan secara fisik dan psikis atau
dengan kata lain adalah suatu dorongan
yang ditunjukkan untuk memenuhi tujuan
tertentu (Luthans, 2006). Pemberian
motivasi yang tepat kepada para pegawai
akan termotivasi untuk berbuat semaksimal
mungkin dalam melaksanakan tugasnya,
karena meyakini bahwa dengan
keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan, kepentingan pribadi para anggota
organisasi akan terpenuhi pula. Dengan
motivasi yang tinggi akan menciptakan
sebuah komitmen terhadap apa yang
menjadi tanggungjawabnya dalam
menyelesaikaan setiap pekerjaan (Smith et
al, 1995).
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
Komitmen organisasional dianggap
penting bagi organisasi, karena sebagai
derajad dimana karyawan percaya dan mau
menerima tujuan-tujuan organisasi dan
akan tetap tinggal atau tidak akan
meninggalkan organisasinya (Mathis dan
Jackson dalam (Sopiah, 2004)).
KPPBC TMP B Medan telah
mengalami reformasi birokrasi, namun ada
saja pegawai KPPBC TMP B Medan yang
melanggar aturan disiplin yang ditetapkan,
seperti datang terlambat, sakit tanpa
keterangan dokter, absen tanpa keterangan
(mangkir) dan terkena hukuman disiplin
serta belum mendukung reformasi walaupun telah
dilakukan
perbaikan
renumerasi
(http://beritasore.com/2008/06/06).
Komitmen pegawai tinggi maka
kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan
tersebut juga meningkat, sehingga performa
organisasi akan bereaksi positif
(meningkat). Komitmen organisasional
didefinisikannya sebagai sebuah keadaan
psikologi yang mengkarakteristikkan
hubungan karyawan dengan organisasi atau
implikasinya mempengaruhi apakah
karyawan akan tetap bertahan dalam
organisasi atau tidak, yang teridentifikasi
dalam tiga komponen yaitu: komitmen
afektif, komitmen kontiniu dan komitmen
normatif (Zurnali, 2010).
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini :menganalisis pengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja
pegawai KPPBC TMP B Medan,
menganalisis pengaruh motivasi
terhadap kinerja pegawai KPPBC TMP
B Medan dan menganalisis pengaruh
kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasional KPPBC TMP B Medan.
1. Menganalisis pengaruh motivasi
terhadap komitmen organisasional
KPPBC TMP B Medan.
Menganalisis pengaruh komitmen
organisasional terhadap kinerja pegawai
KPPBC TMP B Medan
METODE Menurut jenisnya penelitian ini
termasuk penelitian deskriptif kuantitatif (descriptive quantitative research). Sifat penelitian ini adalah menguraikan dan menjelaskan (deskriptif explanatory) yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel
serta hubungannya dengan variabel yang lain.
Lokasi penelitian ini adalah di KPPBC TMP B Medan, Jl.Suwondo Ujung No.1, Kotak Pos 43 Medan 20157. Penelitian ini dimulai bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai KPPBC TMP B Medan yang berjumlah 131 pegawai. Menurut Sugiyono (2005), bahwa semua anggota populasi dijadikan sampel disebut sampling jenuh atau istilah lainnya adalah sensus. Oleh karena itu, dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti sama dengan jumlah populasi dari subyek yang akan diteliti, yaitu sebanyak 131 pegawai.
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model struktur berjenjang dan untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis Structural Equation Modeling (SEM) yang dioperasikan melalui program AMOS versi 16. Persamaan yang dibangun terdiri dari (Ferdinand, 2002) persamaan-persamaan struktural (Structural Equation). Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan struktural dibangun dengan pedoman sebagai berikut. :
HASIL Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung korelasi Pearson Correlation ( r ). Nilai r hitung≥ 0,30 bermakna, bahwa instrumen penelitian valid (Sugiyono, 2004). dan Kinerja pegawai diperoleh hasil pengujian instrumen variabel Kepuasan kerja memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0,30). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Kepuasan kerja adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
Hasil pengujian instrumen variabel Motivasi memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0,30). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Motivasi adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian
Hasil pengujian instrumen variabel Komitmen organisasional memiliki nilai rhitung > r-tabel (0,30). Dengan demikian dapat
41
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Komitmen organisasional adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.
Uji Reliabilitas
Suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,60 (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas yang
dilakukan
terhadap
penelitian
memperlihatkan hasil pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Variabel
Kepuasan kerja Motivasi Komitmen organisasion al Kinerja pegawai
Cronbach's Keterang-
Alpha
an
.749 Reliabel
.759 Reliabel .763
Reliabel
.745 Reliabel
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (data diolah
Pada Tabel 3.6 diperoleh hasil bahwa hasil pengujian seluruh variabel penelitian memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0.60). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Kepuasan kerja, Motivasi, Komitmen organisasional dan Kinerja pegawai adalah reliabel, sehingga seluruh item layak dipergunakan dalam penelitian.
Uji Normalitas Distribusi disebut normal bila
angka CR Skewness atau CR Kurtosis berada diantara -2.58 sampai dengan 2.58. Jika angka-angka tersebut berada dibawah 2,58 atau diatas +2,58, maka distribusi disebut tidak normal (Santoso, 2012). Hasil pengujian normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat di Tabel 3.7 dibawah ini :
Tabel. 3.7. Hasil Uji Normalitas
Assessment of normality
(Group number 1)
Variable skew
c.r. Kurtosis c.r.
Y15 ,086 ,404 -1,986 -4,639
Y14 -,246 -1,149 -1,886 -4,406
Y13 -,506 -2,362 -1,723 -4,025
Z14 -1,433 -6,698 ,454 1,060
X26 -,513 -2,399 -1,005 -2,347
X25 -,493 -2,305 -,964 -2,253
X24 -,434 -2,028 -1,026 -2,396
X15 -,755 -3,526 -,847 -1,978
X14 -,591 -2,761 -,889 -2,077
X13 -1,988 -9,290 2,817 6,583
Y12 -,267 -1,248 -1,306 -3,051
Y11 -,722 -3,375 -1,232 -2,879
Z13 -,417 -1,950 -1,476 -3,447
Z12 -2,098 -9,802 3,705 8,655
Z11 -,285 -1,329 -1,290 -3,014
X23 -,512 -2,395 -1,064 -2,486
X22 -,331 -1,549 -,792 -1,851
X21 -,218 -1,019 -,637 -1,487
X12 -,336 -1,569 -1,054 -2,462
X11
1,253 5,856 ,062
,145
Multivariate
- 2,459
-,474
Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (data diolah)
Pada Tabel 3.7, hasil penelitian secara keseluruhan (multivariate) data berdistribusi normal karena angka multivariate (-,474 ) < 2,58.
PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis-1 : Kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai H0 : Tidak ada pengaruh konstruk kepuasan
kerja dengan kinerja pegawai H1 : Ada pengaruh konstruk kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai. Dasar Pengambilan Keputusan, untuk praktisnya dapat dilihat langsung pada kolom P (Probability) : Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi Jika P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kepuasan kerja (X1) berpengaruh dengan arah hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (Y2). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.091 dengan nilai C.R. sebesar 2.559 dan diperoleh probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.010 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0.05 ( P < 0.05, maka 0,010 < 0.05) sehingga H0 ditolak atau H1 diterima.
Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis-1, diperoleh P < 0.05,
42
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
menunjukkan Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Pegawai memperoleh kepuasan kerja yang diperoleh dari pimpinan maupun organisasi, sehingga kepuasan kerja pegawai memberikan pengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja pegawai.
Menurut Robbins (1996), empat cara mengungkapkan ketidakpuasan karyawan, salah satu Mengabaikan (Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau datang terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.
Menurut Sedarmayanti (2001), beberapa faktor untuk mengetahui tingkat kinerja (pegawai yang tidak aktif), yakni salah satu, faktor organisasi :selama bekerja terjadi keterlambatan ; kehadiran ; pelatihan; penurunan produktivitas; perubahan rencana; peningkatan tanggung jawab kepengawasan dan kekeliruan dan ketidakefisienan, kemudian faktor sosisal, yakni: ketidakpuasan klien, hubungan masyarakat dan kredibilitas dan abilitas sistem untuk memberikan pelayanan efektif.
Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi, pelanggaran disiplin dan terkena hukuman disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan. Dari Pengujian Hipotesis-1; Menurut Robbins (1996) dan Sedarmayanti (2001) serta Fenomena di latar belakang penelitian, menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja pegawai.
Hasil Pengujian Hipotesis-1, menunjukkan hasil yang sama dengan ke -3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni Devi (2009) : Menunjukkan ada pengaruh positif antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan; Juli S (2012) : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan Utomo (2011) : Kepuasan kerja berpengaruh posotif dan signifikan terhadap kinerja. Tella (2007): Tidak melakukan penelitian antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
Pengujian Hipotesis-2 : Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja pegawai
H0 : Tidak ada pengaruh konstruk motivasi
dengan kinerja pegawai
H1 : Ada pengaruh konstruk motivasi
terhadap kinerja pegawai.
Dasar Pengambilan Keputusan, untuk
praktisnya dapat dilihat langsung pada
kolom P (Probability) :
Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi Jika
P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Motivasi (X2) berpengaruh dengan arah
hubungan positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai (Y2). Hal ini terlihat dari
koefisien jalur yang bertanda positif sebesar
0.213 dengan nilai C.R. sebesar -1.988 dan
diperoleh probabilitas signifikansi (P)
sebesar 0.047 yang lebih kecil dari taraf
signifikansi (α) yang ditentukan sebesar
0.05 ( 0.047 < 0.05) sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima.
Berdasarkan hasil penelitian
Hipotesis-2, diperoleh P < 0.05,
menunjukkan Motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
Pegawai termotivasi dalam bekerja dan
meningkatkan kinerja, namun harus juga
adanya dukungan dari organisasi, sehingga
pada saat motivasi pegawai menurun dari
dalam diri pegawai (internal), maka
dorongan dari luar (external) dapat
membangkitkan semangat pegawai untuk
meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi.
Menurut Vroom dalam Robbins
(1998), yang menyampaikan teori
pengharapannya (expectancy theory), yang
menguraikan bahwa seorang karyawan
dimotivasi untuk menjalankan tingkat
upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya
tersebut akan menghantar kepada penilaian
kinerja yang baik, kinerja yang baik akan
mendorong
ganjaran-ganjaran
organisasional, seperti pemberian bonus,
kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain
yang akan memuaskan tujuan pribadi
karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh
terhadap tingkat pencapaian kinerjanya,
mengurangi ketidakhadiran, dan suatu
kemungkinan istirahat yang mengurangi
jam kerjanya (Meyer & Allen, 1997).
Fenomena di latar belakang penelitian
adalah, masih adanya pegawai yang
melakukan absensi (ketidakhadiran),
pelanggaran disiplin dan terkena hukuman
43
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan.
Dari Pengujian Hipotesis-2; Menurut Vroom, dalam Robbins (1998) dan Meyer & Allen (1997) serta Fenomena di latar belakang penelitian, menunjukkan motivasi berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja pegawai.
Hasil Pengujian Hipotesis-2, menunjukkan hasil yang sama dengan ke -3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni menurut Devi (2009): Ada pengaruh positif antara motivasi dengan kinerja karyawan; Juli S. (2012) : Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara motivasi dengan kinerja dan Utomo (2011) : Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Tella (2007): Tidak melakukan penelitian antara motivasi terhadap kinerja karyawan.
Pengujian Hipotesis-3 : Kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Komitmen organisassional
H0 : Tidak ada pengaruh konstruk kepuasan
kerja
dengan
komitmen
organisasional.
H1 : Ada pengaruh konstruk kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasional.
Dasar Pengambilan Keputusan, untuk
praktisnya dapat dilihat langsung pada
kolom P (Probability) :
Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi Jika
P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Kepuasan kerja (X1) berpengaruh dengan
arah hubungan positif dan signifikan
terhadap komitmen organisasional (Y1). Hal
ini terlihat dari koefisien jalur yang
bertanda positif sebesar 0.066 dengan nilai
C.R. sebesar 2.089 dan diperoleh
probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.037
yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α)
yang ditentukan sebesar 0.05 (0.037 < 0.05)
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan hasil penelitian
Hipotesis-3, diperoleh P < 0.05,
menunjukkan Kepuasan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap komitmen
organisasional. Kepuasan Kerja yang
diperoleh pegawai dari pimpinan maupun
organisasi, membentuk komitmen yang
positif buat pegawai dalam bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi.
Tingkat kepuasan kerja yang tinggi
akan mendorong karyawan senantiasa hadir
dan mencurahkan tenaga, pikiran dan
44
waktunya untuk keberhasilan perusahaan.
Sebaliknya bila kebutuhan itu tidak
terpenuhi akan timbul ketidakpuasan dalam
bekerja. Akibat yang ditimbulkan dari
ketidakpuasan tersebut antara lain : tingkat
produktivitas menurun, tingkat absensi
tinggi, tingkat turnover karyawan tinggi,
prestasi kerja menurun (Robbins, 2002).
Kepuasan kerja adalah tingkat dimana
seseorang merasa positif atau negatif
tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat
kerja, dan hubungan dengan teman kerja
(Donley, 1985). Positif dan negatifnya
sikap kerja seseorang akan mengikuti
tingkat kepuasan kerja yang dirasakan.
Tingkat kepuasan kerja yang dimiliki akan
berpengaruh terhadap komitmen karyawan
pada organisasinya. Komitmen organisasi
menggambarkan seberapa jauh seseorang
itu mengidentifikasikan dan melibatkan
dirinya pada organisasinya dan keinginan
untuk tetap tinggal di organisasi itu
(Greenberg & Baron, 1997).
Fenomena di latar belakang
penelitian adalah, masih adanya pegawai
yang melakukan absensi (ketidakhadiran),
pelanggaran disiplin dan terkena hukuman
disiplin dari tahun 2008 sampai dengan
2013 mengalami peningkatan.
Dari Pengujian Hipotesis-3; Menurut
Robbins (2002); Donley (1985) dan
Greenberg & Baron (1997), serta Fenomena
di latar belakang penelitian, menunjukkan
kepuasan kerja berpengaruh positif dan
siginifikan
terhadap
komitmen
organisasional.
Hasil Pengujian Hipotesis-3,
menunjukkan hasil yang sama dengan ke –
3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni menurut
Tella (2007): menunjukkan bahwa ada
korelasi dirasakan antara motivasi,
kepuasan kerja, dan komitmen; Devi
(2009): Ada pengaruh positif antara
kepuasan kerja dengan komitmen
organisasional; Juli S (2012) :
Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
antara kepuasan kerja dengan komitmen
organisasional. Utomo (2011): Tidak
melakukan hipotesis antara kepuasan kerja
dengan komitmen organisasional.
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
Pengujian Hipotesis-4: Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Komitmen organisasional
H0 : Tidak ada pengaruh konstruk motivasi
dengan komitmen organisasional.
H1 : Ada pengaruh konstruk motivasi
terhadap komitmen organisasional.
Dasar Pengambilan Keputusan, untuk
praktisnya dapat dilihat langsung pada
kolom P (Probability) :
Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi
Jika P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1
diterima. Motivasi (X2) tidak berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
Komitmen organisasional (Y1). Hal ini
terlihat dari koefisien jalur yang bertanda
positif sebesar 0.155 dengan nilai C.R.
sebesar -0.619 dan diperoleh probabilitas
signifikansi (P) sebesar 0.536 yang lebih
besar dari taraf signifikansi (α) yang
ditentukan sebesar 0.05 (0.536 > 0.05)
sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.
Menurut Vroom dalam Robbins
(1998), yang menyampaikan teori
pengharapannya (expectancy theory), yang
menguraikan, bahwa seorang karyawan
dimotivasi untuk menjalankan tingkat
upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya
tersebut akan menghantar kepada penilaian
kinerja yang baik, kinerja yang baik akan
mendorong
ganjaran-ganjaran
organisasional, seperti pemberian bonus,
kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain
yang akan memuaskan tujuan pribadi
karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh
terhadap tingkat pencapaian kinerjanya,
mengurangi ketidakhadiran, dan suatu
kemungkinan istirahat yang mengurangi
jam kerjanya. (Meyer & Allen, 1997).
Robbins dalam Sopiah (2008)
mendefinisikan komitmen organisasional
sebagai “Suatu sikap yang merefleksikan
perasaan suka atau tidak suka dari
karyawan terhadap organisasi”. Dalam
penelitiannya Porter dan Steers (dalam
Luthans, 1992) menunjukkan bahwa
komitmen yang tinggi berpengaruh
terhadap tingginya tingkat performansi.
Selain itu seseorang yang mempunyai
tingkat komitmen yang tinggi terhadap
organisasinya cenderung untuk bertahan
sebagai anggota dalam waktu yang relatif
panjang. Penelitian Dessler (1999) yang
menunjukkan, bahwa pegawai yang
memiliki komitmen tinggi memiliki nilai
absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.
Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi (ketidakhadiran), pelanggaran disiplin dan terkena hukuman disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan. Dari Pengujian Hipotesis-4; Menurut Robbins dalam Sopiah (2008); Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) dan Dessler (1999), serta Fenomena di latar belakang penelitian menunjukkan motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak siginifikan terhadap komitmen organisasional.
Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis4, diperoleh P > 0.05, menunjukkan Motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Komitmen organisasional. Motivasi pegawai bukan membentuk sebuah komitmen dalam organisasi, pegawai termotivasi bekerja bukan untuk berkomitmen dalam mencapai tujuan organisasi, melainkan pegawai termotivasi bekerja untuk meningkatkan kinerja atau mencapai prestasi kerja dalam diri pegawai.
Hasil Pengujian Hipotesis-4, menunjukkan hasil yang sama dengan peneliti Tella (2007): menunjukkan bahwa korelasi antara motivasi dan komitmen negatif dan berbeda dengan ke -2 (dua) peneliti sebelumnya, yakni : Devi (2009): Ada pengaruh positif antara motivasi dengan komitmen organisasional; Juli S (2012) :Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara motivasi dengan komitmen organisasional. Utomo (2011) tidak melakukan hipotesis antara motivasi dengan komitmen organisasional
Pengujian Hipotesis-5 : Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai H0 : Tidak ada pengaruh konstruk
komitmen organisasional dengan kinerja pegawai H1 : Ada pengaruh konstruk komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai Dasar Pengambilan Keputusan, untuk praktisnya dapat dilihat langsung pada kolom P (Probability) :
45
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
Jika P > 0.05 maka H0 diterima, tetapi Jika P < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Komitmen organisasional (Y1) berpengaruh dengan arah hubungan positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai (Y1). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.212 dengan nilai C.R. sebesar 2.096 dan diperoleh probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.036 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0.05 (0.036 < 0.05), sehingga H0 ditolak atau H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis-5, diperoleh P < 0.05, menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan dengan adanya komitmen organisasional dalam diri pegawai, maka pegawai dapat bekerja dengan maksimal untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Robbins dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai “Suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi”. Dalam penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan, bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi. Selain itu seseorang yang mempunyai tingkat komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung untuk bertahan sebagai anggota dalam waktu yang relatif panjang. Penelitian Dessler (1999) yang menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.
Menurut Sedarmayanti (2001), beberapa faktor untuk mengetahui tingkat kinerja (pegawai yang tidak aktif), yakni salah satu, faktor organisasi :selama bekerja terjadi keterlambatan ; kehadiran ; pelatihan; penurunan produktivitas; perubahan rencana; peningkatan tanggung jawab kepengawasan dan kekeliruan dan ketidakefisienan, kemudian faktor sosisal, yakni: ketidakpuasan klien, hubungan masyarakat dan kredibilitas dan abilitas sistem untuk memberikan pelayanan efektif.
46
Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi (ketidakhadiran), pelanggaran disiplin dan terkena hukuman disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan.
Dari Pengujian Hipotesis-5; Menurut Robbins dalam Sopiah (2008); Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992); Dessler (1999) dan Sedarmayanti (2001), serta Fenomena di latar belakang penelitian menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja pegawai.
Hasil Pengujian Hipotesis 5, menunjukkan hasil yang sama dengan ke -3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni menurut Devi (2009) : Ada pengaruh posisitf antara komitmen organisasional dengan kinerja karyawan; Juli S (2012): Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara komitmen organisasional dengan kinerja karyawan dan Utomo (2011) : Bahwa motivasi, kepuasan dan komitmen organisasional secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Tella (2007): Tidak melakukan penelitian antara komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan.
Pengaruh tidak langsung kepuasan kerja
terhadap kinerja pegawai melalui
variabel komitmen organisasional
Pengaruh tidak langsung kepuasan
kerja terhadap kinerja pegawai melalui
komitmen organisasional :
Variabel kepuasan kerja memiliki
hubungan langsung pada kinerja pegawai
dengan factor loading (estimate)
=
1.026, hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Hipotesis-1 diperoleh P (Probability) <
0.05, menunjukkan kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai dan didukung oleh
pendapat Robbins (2003), seseorang dengan
tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan
sikap yang positif terhadap kerja serta
menurut Rivai (2004), kepuasan merupakan
evaluasi yang menggambarkan seseorang
atas perasaan sikapnya senang atau tidak
puas dalam bekerja. Konsekuensinya
adalah orang yang puas akan bersikap
positif, misalnya rajin bekerja, sungguh-
sungguh dan mempunyai semangat kerja,
sementara orang yang tidak puas akan
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
berperilaku negatif, misalnya jarang masuk kerja, melalaikan tugas dan malas. Menurut Robbins (2003) dan Rivai (2004), kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja, yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pekerja.
Variabel kepuasan kerja memiliki hubungan langsung pada komitmen organisasional dengan factor loading (estimate)= 0.628, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-3 diperoleh P < 0.05, menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional dan didukung pendapat : Kepuasan kerja adalah tingkat dimana seseorang merasa positif atau negatif tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donley, 1985). Positif dan negatifnya sikap kerja seseorang akan mengikuti tingkat kepuasan kerja yang dirasakan. Tingkat kepuasan kerja yang dimiliki akan berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada organisasinya.
Variabel komitmen organisasional memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) = 0.429, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-5 diperoleh P < 0.05, menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan, bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi.
Penelitian Dessler (1999) menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.
Lampiran–3 :Hasil Penelitian, 2013 (data
diolah) : Standardized Direct Effects
(Group number 1 - Default model)
Moti Kepu Komitmen Kinerja vasi asan Organisasi Pegawai
KomitmenO rganisasi
,142
,628
,000 ,000
KinerjaPega wai
,604
1,026
,429 ,000
Pengaruh tidak langsung Kepuasan kerja terhadap Kinerja pegawai melalui Komitmen organisasional adalah = (0.628) x (0.429) = 0.269 (Lampiran3:Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model) (Group number 1 - Default model), hal ini sesuai dengan penelitian Hipotesis-1, Hipotesis-3 dan Hipotesis-5 dan didukung pendapat Robbins (2003), Rivai (2004), (Donley, 1985), Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) dan Dessler (1999).
Lampiran–3 :Hasil Penelitian, 2013 (data
diolah) : Standardized Indirect Effects
(Group number 1 - Default model)
Moti Kepu Komitmen Kinerja vasi asan Organisasi Pegawai
Komitmen Organisasi
,000 ,000
,000
,000
KinerjaPeg awai
,061
,269
,000
,000
Total Effects pengaruh Kepuasan kerja terhadap Kinerja pegawai melalui Komitmen organisasional adalah = (1,026) + (0,269) = 1.295 (Lampiran-3: Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model), hal ini sesuai dengan penelitian Hipotesis-1, Hipotesis-3 dan Hipotesis-5, bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional dengan effects positif.
Pengaruh tidak langsung motivasi terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional
Pengaruh tidak langsung motivasi terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional :
Variabel motivasi memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) = - 0.604 walaupun dengan kekuatan negatif, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-2 diperoleh P < 0.05, menunjukkan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung oleh Vroom dalam Robbins (1998), yang menyampaikan teori pengharapannya (expectancy theory) menguraikan, bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila
47
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
ia meyakini upaya tersebut akan menghantar kepada penilaian kinerja yang baik, kinerja yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti pemberian bonus, kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain yang akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerjanya, mengurangi ketidakhadiran, dan suatu kemungkinan istirahat yang mengurangi jam kerjanya (Meyer & Allen, 1997).
Variabel motivasi tidak memiliki hubungan langsung pada komitmen organisasional dengan factor loading (estimate) dengan kekuatan negatif sebesar = - 0.142, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-4 diperoleh P > 0.05, menunjukkan motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasional dan didukung Menurut Vroom dalam Robbins (1998), yang menyampaikan teori pengharapannya (expectancy theory) menguraikan, bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya tersebut akan menghantar kepada penilaian kinerja yang baik, kinerja yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti pemberian bonus, kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain yang akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerjanya, mengurangi ketidakhadiran dan suatu kemungkinan istirahat yang mengurangi jam kerjanya (Meyer & Allen, 1997). Dari pendapat Vroom dalam Robbins (1998) dan (Meyer & Allen, 1997), menunjukkan motivasi pegawai bukan membentuk sebuah komitmen dalam organisasi, melainkan pegawai termotivasi bekerja untuk meningkatkan kinerja.
Variabel komitmen organisasional memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) dengan kekuatan positif sebesar= 0.429, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-5, diperoleh P < 0.05, menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan, bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh
48
terhadap tingginya tingkat performansi. Penelitian Dessler (1999) menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.
Pengaruh tidak langsung motivasi terhadap kinerja pegawai melalui komitmen organisasional adalah = (- 0.142 ) x (0.429) = - 0.061, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-4, menunjukkan motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasional dan didukung Menurut Vroom, dalam Robbins, (1998) dan Meyer & Allen (1997).
Total Effects pengaruh Motivasi langsung terhadap Kinerja pegawai melalui komitmen organisasional adalah = (-0.604) + (-0.061) = -0.665 (Lampiran-3: Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model), hal ini sesuai dengan penelitian Hipotesis-4, bahwa motivasi tidak berpengaruh positif (negatif) dan tidak signifikan secara tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional dengan effects negatif.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepuasan kerja serta Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai, juga Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap Kinerja pegawai melalui variabel Komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan. 2. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan. 3. Motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Komitmen organisasional, juga tidak berpengaruh positif (negatif) dan tidak signifikan secara tidak langsung terhadap Kinerja pegawai melalui variabel Komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan. 4. Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan.
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
Dari Fenomena yang peneliti uraikan pada latar belakang penelitian, jika dibandingkan dengan hasil penelitian terhadap 131 pegawai di lapangan, mengenai Kepuasan kerja, Motivasi, Komitmen organisasional dan Kinerja pegawai berada di rentang interval tinggi, hal ini memperlihatkan, bahwa fenomena yang ada tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap reformasi birokrasi yang dialami KPPBC TMP B Medan.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan, maka
peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan KPPBC TMP B Medan
memberikan Kepuasan kerja kepada
pegawai berupa, menyediakan angkutan
bus antar jemputan dari tempat
pemukiman pegawai ke lokasi kantor di
daerah pelabuhan dengan membuat rute
titik kumpul pegawai yang akan di
antar jemput, agar tidak terjadi
keterlambatan masuk kantor dan
kemudahan pulang.
2. Diharapkan KPPBC TMP B Medan
dapat meningkatkan Motivasi pegawai
dengan cara berupaya meningkatkan
taraf hidup pegawai melalui perhatian
yang bersifat eksternal.
3. Diharapkan
pegawai
dapat
meningkatkan
Komitmen
organisasional lebih baik lagi dengan
cara, dalam bekerja melakukan
peningkatan keadilan sesuai dengan
aturan yang telah ditentukan.
4. Diharapkan
pegawai
dapat
meningkatkan Kinerja dengan tidak
bersifat passif dalam menyelesaikan
pekerjaan, tetapi proaktif sesuai aturan
perundang-undangan
DAFTAR RUJUKAN Arbuckle, J. L. 1997. Amos users’ guide
version 3.6. Chicago, IL: SmallWaters. A.A. Amir Mangkunegara. 2000. Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda Karya.2000: hal 66. Adeyinka Tella. 2007. Work Motivation, Job Satisfaction, and Organisational Commitment of Library Personnel in Academic and Research
Libraries in Oyo State, Nigeria.
Journal. Department of Library
And Information Studies University
of Botswana Gaborone. C.O.
Ayeni. Federal College of Forestry
Library Ibadan, NigeriaS. O.
Popoola, Ph.D. Nigeria :
Department of Library Archival
and Information Studies Faculty of
Education University of Ibadan.
Abiyem Juli S. 2012. Pengaruh Kepuasan
Kerja dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Dengan
Komitmen organisasional Sebagai
Variabel Intervening (Studi Pada
Karyawan Outsourcing PT Berlian
Eka Sakti Tangguh). Jurnal.
A. Soegihartono. 2012. Pengaruh
Kepemimpinan dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja dengan
Mediasi Komitmen (di PT Alam
Kayu Sakti Semarang). Fakultas
Ekonomi Universitas Dian
Nuswantoro, Jl Nakulo 5-11
Semarang Tawangmas Semarang
Barat Semarang Jawa Tengah:
Jurnal. Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Vol.3, No. 1,
April 2012, 123-140.
Augusty Ferdinand. (2002). Structural
Equation Modeling. Dalam
Peneltian, Manajemen. Edisi 2, Seri
Pustaka Kunci 03/BP UNDIP,
Fitzpatrick R.,(2001).
Augusty Ferdinand. 2005. Structure
Equation Modeling. Semarang:
CV Indoprint.
Ahmad Lisca Abdillah Ardiwinata. 2012.
Makalah Reformasi Birokrasi
Sebagai Strategi Nasional.
Blau, Peter M. dan Marshall W. Meyer.
1987.
Birokrasi
dalam
Masyarakat Modern. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press).
Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom,
Brooks C. 2002. “The Influence
of Motivation to Attend, Ability
to Attend, and Organizational
Commitment on Different Types
of Absence Behaviors”. Journal
of Managerial Issues, Summer, p.
181-197
49
Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014
Cetin, Munevver Olcum. 2006, “The
Relationship Between Job
Satisfaction Occupational and
Organizational Commitment of
Academics”. Journal of American
Academy of Bussiness, 8 (1), p.
78-88.
Chen et al. 2006. “Organization
Communication, Job Stress,
Organizational Commitment, and
job Performance of Accounting
Professionals in Taiwan and
America”. Leadership and
Organizational Journal, 27 (4), p.
242-249.
Cut Zurnali. 2010. Learning Organization,
Competency, Organizational,
Commitment dan Customer
Orientation: Knowledge Worker-
Kerangka Riset MSDM di Masa
Depan. Bandung : Unpad Press.
Dessler, G. 1998. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jilid 2. Edisi Bahasa
Indonesia.
Jakarta
:
PT.Prenhallindo.
Eva Kris Diana Devi. 2009. Analisis
Pengaruh Kepuasan Kerja dan
Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Komitmen
Organisasional Sebagai Variabel
Intervening, (Studi Pada Karyawan
Outsourcing PT. Simeru Karya
Buana Semarang). Semarang :
Tesis Magister Manajemen,
Universitas Diponegoro.
Greenberg, J., & Baron, R. A. 1997.
“Behavior in organizations.
Understanding and managing the
human side of work”. Prentice-Hall,
Inc, New Jersey.
Grant, Ken, David W Cravens, George
S.Low, William C. Moncrief
(2001).”The role of Satisfaction
with Territory design on the
motivation, attitudes and work
outcomes of salespeople,”. Journal
of the Academy of Marketing
Science, Vol.29 No.2 p.165-178.
Hair, Joseph F,Jr, et all. 1995. Multivariate Data Analysis With Readings 4 th
ed. Prentice-Hall, inc.
Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L.,
dan Black, W.C. (1998).
Multivariate Data Analysis. New
Jersey : Prentice-Hall.
50
Hajar Sasongko. 2008. Analisis FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Kompetensi Tenaga Penjualan Untuk Meningkatkan Kinerja Tenaga Penjualan, (Studi Kasus Penjualan Kartu Kredit di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Kantor Cabang Kudus). Semarang : Tesis Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.
Hidayat AA. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Empat.
Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara.
Ika Agustina. 2009. Faktor-Faktor Motivasi Yang Memengaruhi Kinerja Karyawan Pada PT. Gaya Manunggal Kresitama: Jurnal. Universitas Guna Darma, www.gunadrma.ac.id/library/article s/graduate/economy/2009/artikel10205611.pdf.
Iqbal Hasan. 2001. Pengertian Statistika. http://ucupkelings.wordpress.com/s ejarah-statistika/
Lembaga Adminstrasi Negara. 1992. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru Pendidikan Pendidikan Jasmanai di Sekolah Dasar : Pascasarjana UPI. Desertasi. 2006:J.S. Husdata.
Luthans, F. 1992. Organizational Behavior. Singapore : McGraw Hill.
Luthans, fred. 1995. Organizational Behavior. Seven Edition. Singapore : McGraw –Hill, Inc.
Luthans, F. 1996. Organization Behavior. Edisi 7. Singapore : Mc. Graw Hill Book Co.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi kesepuluh. Andi Offset : Penerbit.
Mathis, dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Salemba Empat.
Marratu Fahri. 2008. Reformasi Birokrasi : Telaah Terhadap Sektor Pelayanan Publik Pasca Pemekaran Daerah: Jurnal Ilmiah Dinamika Vol. 1 No. 1 Juni 2008, ISSN 1979 – 0899X.
M.S.P. Hasibuan, 1996. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan
Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…
Produktivitas. Jakarta : Penerbit
Bumi Aksara.
Malayu SP. Hasibuan. 2007. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta :
PT. Bumi Aksara.
Meyer dan Tett. 1993. Job Satisfaction,
Organizational
Commitment,
Turnover
Intention
and
Turnover.Personnel Psychology.
Meyer, J. P. & Allen, N.J. (1997).
Commitment in workspace.
Thousand Oaks, CA : Sage.
Melinda. 2005. Dalam Kamus Bahasa
Inggris, “Performance is ability to
perform, capacity achieve and
desired result (Webster third).
(New International dictionary ;
1966)”.
McNeese Smith, D. 1995. Job satisfaction,
productivity, and organizational
commitment : The result of
leadership. J of Nursing
Administration, 25(9),17-26.
McNeese-Smith, Donna. 1996. Increasing
Employee Productivity, Job
Satisfaction, and Organizational
Commitment, Hospital and Health
Services. Ad Vol. 41No. 2, p. 160-
175.
MI, Hasan. 2001. Pokok-pokok Materi
Statistik Pertama (Statistik
Deskriptif). Jakarta : Bumi Akasara.
Morrison. 1997. “How FranchiseJob
Satisfaction and Personality Affects
Performance,
Organizational
Commitment, Franchisor Relation,
and Intention to Remain”. Journal
of Small Business Management,
July.
Mowday R.T. and Porter, L.W. 1979. The
Measurement of Organizational
Commitment : Journal of
Vocational Behavior.
Mowday, R.T., Porter, l.W. and Steers,
R.M.
1982.
Employee
Organizational Linkages Academy
Press. New York.
Mowdey R.T., 1982. The Measure of
Organizational
Commitment.
Journal of Vacation Behavior.
Moudy, .W.,R.M.Noe,S.R.Premeux. 1999.
HumanResourses Management7 th.
Edition. NewJersey : Printice Hall
Inc.
Muhamad Syarif1. 2013. Studi Tentang
Kinerja Pegawai Dalam Tugas
Pemeriksan Keuangan Pada Kantor
Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia Perwakilan
Propinsi Kaltim Di Samarinda.
eJournal Administrasi Negara,
Volume 1, Nomor 3, 2013: 1107-
1117.
Nawawi, Hadari. 2003. Perencanaan SDM
Untuk Organisasi Profit Yang
Kompetitif. Yogyakarta : Edisi
Pertama, Cetakan Pertama, Gadjah
Mada University Press.
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber
Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Porter, Steers.R, Lyman. 1983.
Motivational and Work Behavior, 3
th edition. Tokyo : Mc.Graw Hill
Book Company.
Philip Kristianti, Ir. 2004. Ekologi
Manusia.
Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com, Akt.
2006. Structural Equation
Medeling; Metode Alternatif
dengan PLS. Semarang : Badan
Penerbit Undip.
Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com, Akt.
2011. Model Persamaan Struktural
Konsep Dan Aplikasi Dengan
Program Amos 21.0. UNDIP :
Badan Penerbit.
Riant Nugroho Dwijowijoto. 2004. Kebijak
an Publik : Formulasi, Implementa
si dan Evaluasi. Jakarta : P.T. Elex
Media Komputindo