ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B MEDAN)

  

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN

ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(STUDI PADA KANTOR PENGAWASAN DAN

PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE

MADYA PABEAN B MEDAN) ** ** * Argensia , Ritha F. Dalimunthe , Sitti Raha Agoes Salim

  • Alumnus Magister Ilmu Manajemen SPs USU
    • Dosen Magister Ilmu Manajemen SPs USU

  Abstract: The purpose of this descriptive quantitative explanatory survey study was to find out and analyze the influence of work satisfaction and motivation on the performances of the employees with organizational commitment as intervening variable (a Study on the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan). The were obtaied through documentation study

and questionnaire distribution. The data obtained were analyzed through

Structural Equation Model (SEM). The result of this study was that work

satisfaction had positive and significant influence on the performances of the employees of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Motivation had positive and significant influence on the performances of the employees of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Work satisfaction had positive and significant influence on the performance of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Motivation did not have

any positive and insignificant influence on organizational commitment of the

Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Organizational commitment had positive and significant influence on the performances of the employees of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Work satisfaction indirectly had positive and significant influence on the performances of the employees through the variable of organizational commitment of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan. Motivation did not have

positive influence and indirectly be insignificant on the performances of the

employees through the variable of organizational commitment of the Supervision and Customs and Excise Service Office of Madya Type of Customs B Medan.

  Keywords: Work Satisfaction, Motivation, Organizational commitment, Performance of Employees

  

PENDAHULUAN birokrasi, sehingga pelayanan yang

  Reformasi birokrasi pada diberikan menjadi semakin baik. Reformasi hakekatnya merupakan upaya untuk tidak hanya dimaknai sebagai “usaha untuk melakukan pembaharuan dan perubahan membentuk ulang dan membangun ulang” mendasar terhadap sistem penyelenggaraan suatu struktur, melainkan sebagai “usaha pemerintahan, terutama menyangkut aspek- melaksanakan perbaikan tatanan di dalam apsek kelembagaan (organisasi), struktur” (Winarno, 2007). ketatalaksanaan (business proces) dan Departemen Keuangan (Depkeu) sumber daya manusia aparatur. Reformasi merupakan departemen yang strategis dan tersebut harus dimaknai sebagai dikenal sebagai pengelola fiskal. Instansi penyempurnaan birokrasi yang dinamis, ini juga dikenal sebagai pengumpul dana terus menerus. Kegiatan ini dilakukan terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan dalam rangka meningkatkan kinerja Belanja Negara (APBN) yang memiliki

  39

  Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014

  kantor vertikal yang tersebar di seluruh Indonesia dan bersifat holding type

  organization, dengan jumlah pegawai

  sekitar 60.000 orang. Depkeu yang memiliki kewenangan dalam pengaturan kebijakan publik di bidang ekonomi dan fiskal sehingga terkait erat dengan pasar, tubuhnya sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) - 30/KMK.01/2007 tentang Reformasi Birokrasi Depkeu dan KMK-31/KMK.01/2007 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi Pusat Depkeu Tahun Anggaran 2007.

  Program utama dalam reformasi birokrasi Depkeu tahun 2007 antara lain meliputi 4 (empat) poin, yaitu :Penataan Organisasi; Perbaikan Business Proses; Peningkatan Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan Perbaikan Renumerasi.

  Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) adalah salah satu instansi pemerintah dibawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), melaksanakan sebagian tugas pokok Kemenkeu di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Menteri Keuangan (Menkeu) dengan visi, misi, strategi dan lima komitmen harian sebagai acuan setiap aparat Bea Dan Cukai dalam melaksanakan tugasnya, sehingga terdapat kesamaan pandang, persepsi dan gerak langkah dalam mencapai tujuan organisasi, yakni: Visi : Sejajar dengan institusi kepabeanan dan cukai dunia di bidang kinerja dan citra. Misi :Pelayanan yang terbaik kepada industri, perdagangan dan masyarakat. Strategi : Profesionalisme, efisiensi dan pelayanan.

  Lima Komitmen Harian :Tingkatkan pelayanan ;Tingkatkan transparansi, keadilan dan konsistensi; Pastikan pengguna jasa bekerja sesuai ketentuan; Hentikan perdagangan illegal danTingkatkan integritas.

  Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Dan Cukai ( KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) B Medan sebagai bagian dari DJBC merupakan unit organisasi vertikal dari DJBC juga mengalami reformasi birokrasi berbasis pada akuntabilitas jabatan/pekerjaan, penyempurnaan proses kerja, transparansi, janji layananan serta lebih berorientasi pada stakeholder. Untuk merealisasikan reformasi tersebut, KPPBC TMP B Medan meningkatkan kinerja pegawai dengan mengacu kepada tujuan organisasi yang akan dicapai. Berbagai cara dilakukan KPPBC TMP B Medan dalam meningkatkan kinerja pegawainya, yakni dan memberikan motivasi kepada pegawai tersebut serta membina komitmen organisasional pegawai.

  Organisasi memenuhi kepuasan kerja pegawai harus memperhatikan lingkungan dimana pegawai melaksanakan tugasnya, seperti hubungan antar personal, kondisi kerja, pimpinan dan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya. Pegawai yang puas dengan apa yang diperolehnya dari organisasi akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya pegawai yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu KPPBC TMP B Medan harus mengenali faktor-faktor apa saja membuat pegawai puas bekerja. Dengan tercapainya kepuasan kerja pegawai, produktivitas pun akan meningkat.

  Pemahaman tentang jenis atau tingkat kebutuhan pegawai menjadi hal mendasar untuk meningkatkan motivasi. Motivasi bekerja para pegawai KPPBC TMP B Medan harus diperhatikan. Motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorang melakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain adalah suatu dorongan yang ditunjukkan untuk memenuhi tujuan tertentu (Luthans, 2006). Pemberian motivasi yang tepat kepada para pegawai akan termotivasi untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya, karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan, kepentingan pribadi para anggota organisasi akan terpenuhi pula. Dengan motivasi yang tinggi akan menciptakan sebuah komitmen terhadap apa yang menjadi tanggungjawabnya dalam menyelesaikaan setiap pekerjaan (Smith et al, 1995).

  Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…

  (SEM) yang dioperasikan melalui program AMOS versi

  Hasil pengujian instrumen variabel Komitmen organisasional memiliki nilai r-

  Hasil pengujian instrumen variabel Motivasi memiliki nilai r- hitung > r- tabel (0,30). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Motivasi adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian

  ( r ). Nilai r hitung ≥ 0,30 bermakna, bahwa instrumen penelitian valid (Sugiyono, 2004). dan Kinerja pegawai diperoleh hasil pengujian instrumen variabel Kepuasan kerja memiliki nilai r- hitung > r- tabel (0,30). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Kepuasan kerja adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.

  Pearson Correlation

  Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung korelasi

  HASIL Uji Validitas

  16. Persamaan yang dibangun terdiri dari (Ferdinand, 2002) persamaan-persamaan struktural (Structural Equation). Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan struktural dibangun dengan pedoman sebagai berikut. :

  Structural Equation Modeling

  41 Komitmen organisasional dianggap penting bagi organisasi, karena sebagai derajad dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya (Mathis dan Jackson dalam (Sopiah, 2004)). mengalami reformasi birokrasi, namun ada saja pegawai KPPBC TMP B Medan yang melanggar aturan disiplin yang ditetapkan, seperti datang terlambat, sakit tanpa keterangan dokter, absen tanpa keterangan (mangkir) dan terkena hukuman disiplin serta belum mendukung reformasi walaupun telah dilakukan perbaikan renumerasi

  Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model struktur berjenjang dan untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan teknik analisis

  Penelitian ini dimulai bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014. Populasi KPPBC TMP B Medan yang berjumlah 131 pegawai. Menurut Sugiyono (2005), bahwa semua anggota populasi dijadikan sampel disebut sampling jenuh atau istilah lainnya adalah sensus. Oleh karena itu, dalam penelitian ini jumlah sampel yang diteliti sama dengan jumlah populasi dari subyek yang akan diteliti, yaitu sebanyak 131 pegawai.

  Lokasi penelitian ini adalah di KPPBC TMP B Medan, Jl.Suwondo Ujung No.1, Kotak Pos 43 Medan 20157.

  Menurut jenisnya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif (descriptive quantitative research). Sifat penelitian ini adalah menguraikan dan menjelaskan (deskriptif explanatory) yang berkaitan dengan kedudukan satu variabel serta hubungannya dengan variabel yang lain.

  METODE

  1. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan. Menganalisis pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini :menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan, menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan dan menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan.

  Komitmen pegawai tinggi maka kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan tersebut juga meningkat, sehingga performa organisasi akan bereaksi positif (meningkat). Komitmen organisasional didefinisikannya sebagai sebuah keadaan psikologi yang mengkarakteristikkan hubungan karyawan dengan organisasi atau implikasinya mempengaruhi apakah karyawan akan tetap bertahan dalam organisasi atau tidak, yang teridentifikasi dalam tiga komponen yaitu: komitmen afektif, komitmen kontiniu dan komitmen normatif (Zurnali, 2010).

  hitung > r- tabel (0,30). Dengan demikian dapat

  Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014

  α) yang

  Kepuasan kerja (X

  1 ) berpengaruh dengan

  arah hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (Y

  2

  ). Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.091 dengan nilai C.R. sebesar 2.559 dan diperoleh probabilitas

  signifikansi

  (P) sebesar 0.010 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (

  ditentukan sebesar 0.05 ( P < 0.05, maka 0,010 < 0.05) sehingga H ditolak atau H

  P < 0.05 maka H ditolak dan H

  1 diterima.

  Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis-1, diperoleh P < 0.05,

  Variabel Cronbach's Alpha Keterang- an

  Kepuasan kerja .749

  Reliabel Motivasi .759 Reliabel Komitmen organisasion al

  .763 Reliabel

  Kinerja pegawai .745

  1 diterima.

  Dasar Pengambilan Keputusan, untuk praktisnya dapat dilihat langsung pada kolom P (Probability) : Jika P > 0.05 maka H diterima, tetapi Jika

  disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Komitmen organisasional adalah valid sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian.

  (0.60). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan tentang variabel Kepuasan kerja, Motivasi, Komitmen organisasional dan Kinerja pegawai adalah reliabel, sehingga seluruh item layak dipergunakan dalam penelitian.

  Uji Reliabilitas

  Suatu variabel dikatakan reliabel 0,60 (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas yang dilakukan terhadap penelitian memperlihatkan hasil pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel

  Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (data diolah Pada Tabel 3.6 diperoleh hasil bahwa hasil pengujian seluruh variabel penelitian memiliki nilai r-

  hitung

  > r-

  tabel

  Uji Normalitas

  : Ada pengaruh konstruk kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai.

  Distribusi disebut normal bila angka CR Skewness atau CR Kurtosis berada diantara -2.58 sampai dengan 2.58. Jika angka-angka tersebut berada dibawah - 2,58 atau diatas +2,58, maka distribusi disebut tidak normal (Santoso, 2012). Hasil pengujian normalitas data pada penelitian ini dapat dilihat di Tabel 3.7 dibawah ini :

  Tabel. 3.7. Hasil Uji Normalitas Assessment of normality (Group number 1) Variable skew c.r. Kurtosis c.r.

  Y15 ,086 ,404 -1,986 -4,639 Y14 -,246 -1,149 -1,886 -4,406 Y13 -,506 -2,362 -1,723 -4,025 Z14 -1,433 -6,698 ,454 1,060 X26 -,513 -2,399 -1,005 -2,347 X25 -,493 -2,305 -,964 -2,253 X24 -,434 -2,028 -1,026 -2,396 X15 -,755 -3,526 -,847 -1,978 X14 -,591 -2,761 -,889 -2,077 X13 -1,988 -9,290 2,817 6,583 Y12 -,267 -1,248 -1,306 -3,051 Y11 -,722 -3,375 -1,232 -2,879 Z13 -,417 -1,950 -1,476 -3,447 Z12 -2,098 -9,802 3,705 8,655 Z11 -,285 -1,329 -1,290 -3,014 X23 -,512 -2,395 -1,064 -2,486 X22 -,331 -1,549 -,792 -1,851 X21 -,218 -1,019 -,637 -1,487 X12 -,336 -1,569 -1,054 -2,462 X11 1,253 5,856 ,062 ,145

  Multivariate - 2,459 -,474

  Sumber: Hasil Penelitian, 2013 (data diolah) Pada Tabel 3.7, hasil penelitian secara keseluruhan (multivariate) data berdistribusi normal karena angka multivariate (-,474 ) < 2,58.

  PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis-1 : Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai

  H : Tidak ada pengaruh konstruk kepuasan kerja dengan kinerja pegawai H

  1

  Reliabel

  Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…

  hubungan positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai (Y

  Menurut Vroom dalam Robbins (1998), yang menyampaikan teori pengharapannya (expectancy theory), yang menguraikan bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya tersebut akan menghantar kepada penilaian kinerja yang baik, kinerja yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti pemberian bonus, kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain yang akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerjanya, mengurangi ketidakhadiran, dan suatu kemungkinan istirahat yang mengurangi jam kerjanya (Meyer & Allen, 1997).

  < 0.05, menunjukkan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Pegawai termotivasi dalam bekerja dan meningkatkan kinerja, namun harus juga adanya dukungan dari organisasi, sehingga pada saat motivasi pegawai menurun dari dalam diri pegawai (internal), maka dorongan dari luar (external) dapat membangkitkan semangat pegawai untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik lagi.

  P

  Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis-2, diperoleh

  1 diterima.

  0.05 ( 0.047 < 0.05) sehingga H ditolak dan H

  α) yang ditentukan sebesar

  koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.213 dengan nilai C.R. sebesar -1.988 dan diperoleh probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.047 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (

  2 ). Hal ini terlihat dari

  2 ) berpengaruh dengan arah

  43 menunjukkan Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Pegawai memperoleh kepuasan kerja yang diperoleh dari pimpinan maupun organisasi, sehingga kepuasan kerja pegawai memberikan pengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja

  Motivasi (X

  P < 0.05 maka H ditolak dan H 1 diterima.

  : Ada pengaruh konstruk motivasi terhadap kinerja pegawai. praktisnya dapat dilihat langsung pada kolom P (Probability) : Jika P > 0.05 maka H diterima, tetapi Jika

  1

  H : Tidak ada pengaruh konstruk motivasi dengan kinerja pegawai H

  Pengujian Hipotesis-2 : Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai

  Hasil Pengujian Hipotesis-1, menunjukkan hasil yang sama dengan ke -3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni Devi (2009) : Menunjukkan ada pengaruh positif antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan; Juli S (2012) : Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan Utomo (2011) : Kepuasan kerja berpengaruh posotif dan signifikan terhadap kinerja. Tella (2007): Tidak melakukan penelitian antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

  Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi, pelanggaran disiplin dan terkena hukuman disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan. Dari Pengujian Hipotesis-1; Menurut Robbins (1996) dan Sedarmayanti (2001) serta Fenomena di latar belakang penelitian, menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja pegawai.

  Menurut Sedarmayanti (2001), beberapa faktor untuk mengetahui tingkat kinerja (pegawai yang tidak aktif), yakni salah satu, faktor organisasi :selama bekerja terjadi keterlambatan ; kehadiran ; pelatihan; penurunan produktivitas; perubahan rencana; peningkatan tanggung jawab kepengawasan dan kekeliruan dan ketidakefisienan, kemudian faktor sosisal, yakni: ketidakpuasan klien, hubungan masyarakat dan kredibilitas dan abilitas sistem untuk memberikan pelayanan efektif.

  Menurut Robbins (1996), empat cara mengungkapkan ketidakpuasan karyawan, salah satu Mengabaikan (Neglect) : Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau datang terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.

  Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi (ketidakhadiran), pelanggaran disiplin dan terkena hukuman

  Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014

  1 ). Hal

  Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi (ketidakhadiran), pelanggaran disiplin dan terkena hukuman disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan. Dari Pengujian Hipotesis-3; Menurut Robbins (2002); Donley (1985) dan Greenberg & Baron (1997), serta Fenomena di latar belakang penelitian, menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan siginifikan terhadap komitmen organisasional.

  Sebaliknya bila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan timbul ketidakpuasan dalam bekerja. Akibat yang ditimbulkan dari ketidakpuasan tersebut antara lain : tingkat produktivitas menurun, tingkat absensi tinggi, tingkat turnover karyawan tinggi, Kepuasan kerja adalah tingkat dimana seseorang merasa positif atau negatif tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donley, 1985). Positif dan negatifnya sikap kerja seseorang akan mengikuti tingkat kepuasan kerja yang dirasakan. Tingkat kepuasan kerja yang dimiliki akan berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada organisasinya. Komitmen organisasi menggambarkan seberapa jauh seseorang itu mengidentifikasikan dan melibatkan dirinya pada organisasinya dan keinginan untuk tetap tinggal di organisasi itu (Greenberg & Baron, 1997).

  Tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan mendorong karyawan senantiasa hadir dan mencurahkan tenaga, pikiran dan waktunya untuk keberhasilan perusahaan.

  Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis-3, diperoleh P < 0.05, menunjukkan Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional. Kepuasan Kerja yang diperoleh pegawai dari pimpinan maupun organisasi, membentuk komitmen yang positif buat pegawai dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

  1 diterima.

  yang ditentukan sebesar 0.05 (0.037 < 0.05) sehingga H ditolak dan H

  α)

  ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.066 dengan nilai C.R. sebesar 2.089 dan diperoleh probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.037 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (

  ) berpengaruh dengan arah hubungan positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional (Y

  disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan.

  1

  < 0.05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Kepuasan kerja (X

  P

  Dasar Pengambilan Keputusan, untuk praktisnya dapat dilihat langsung pada kolom P (Probability) : Jika P > 0.05 maka H diterima, tetapi Jika

  1 : Ada pengaruh konstruk kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional.

  H : Tidak ada pengaruh konstruk kepuasan kerja dengan komitmen organisasional. H

  Pengujian Hipotesis-3 : Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen organisassional

  Hasil Pengujian Hipotesis-2, menunjukkan hasil yang sama dengan ke -3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni menurut Devi (2009): Ada pengaruh positif antara motivasi dengan kinerja karyawan; Juli S. (2012) : Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara motivasi dengan kinerja dan Utomo (2011) : Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Tella (2007): Tidak melakukan penelitian antara motivasi terhadap kinerja karyawan.

  Dari Pengujian Hipotesis-2; Menurut Vroom, dalam Robbins (1998) dan Meyer & Allen (1997) serta Fenomena di latar belakang penelitian, menunjukkan motivasi berpengaruh positif dan

  Hasil Pengujian Hipotesis-3, menunjukkan hasil yang sama dengan ke – 3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni menurut Tella (2007): menunjukkan bahwa ada korelasi dirasakan antara motivasi, kepuasan kerja, dan komitmen; Devi (2009): Ada pengaruh positif antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional; Juli S (2012) : Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional. Utomo (2011): Tidak melakukan hipotesis antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional.

  Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…

  ditentukan sebesar 0.05 (0.536 > 0.05) sehingga H diterima dan H

  1 : Ada pengaruh konstruk komitmen

  H

  H : Tidak ada pengaruh konstruk komitmen organisasional dengan kinerja pegawai

  Pengujian Hipotesis-5 : Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai

  Hasil Pengujian Hipotesis-4, menunjukkan hasil yang sama dengan peneliti Tella (2007): menunjukkan bahwa korelasi antara motivasi dan komitmen negatif dan berbeda dengan ke -2 (dua) peneliti sebelumnya, yakni : Devi (2009): Ada pengaruh positif antara motivasi dengan komitmen organisasional; Juli S (2012) :Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara motivasi dengan komitmen organisasional. Utomo (2011) tidak melakukan hipotesis antara motivasi dengan komitmen organisasional

  Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis- 4, diperoleh P > 0.05, menunjukkan Motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Komitmen organisasional. Motivasi pegawai bukan membentuk sebuah komitmen dalam organisasi, pegawai termotivasi bekerja bukan untuk berkomitmen dalam mencapai tujuan organisasi, melainkan pegawai termotivasi bekerja untuk meningkatkan kinerja atau mencapai prestasi kerja dalam diri pegawai.

  Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi (ketidakhadiran), disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan. Dari Pengujian Hipotesis-4; Menurut Robbins dalam Sopiah (2008); Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) dan Dessler (1999), serta Fenomena di latar belakang penelitian menunjukkan motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak siginifikan terhadap komitmen organisasional.

  Robbins dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai “Suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi”. Dalam penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi. Selain itu seseorang yang mempunyai tingkat komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung untuk bertahan sebagai anggota dalam waktu yang relatif panjang. Penelitian Dessler (1999) yang menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.

  Menurut Vroom dalam Robbins (1998), yang menyampaikan teori pengharapannya (expectancy theory), yang menguraikan, bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya tersebut akan menghantar kepada penilaian kinerja yang baik, kinerja yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti pemberian bonus, kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain yang akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerjanya, mengurangi ketidakhadiran, dan suatu kemungkinan istirahat yang mengurangi jam kerjanya. (Meyer & Allen, 1997).

  1 ditolak.

  α) yang

  45 Pengujian Hipotesis-4: Motivasi

  terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.155 dengan nilai C.R. sebesar -0.619 dan diperoleh probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.536 yang lebih besar dari taraf signifikansi (

  1 ). Hal ini

  positif dan tidak signifikan terhadap Komitmen organisasional (Y

  2 ) tidak berpengaruh

  diterima. Motivasi (X

  1

  Jika P > 0.05 maka H diterima, tetapi Jika P < 0.05 maka H ditolak dan H

  : Ada pengaruh konstruk motivasi terhadap komitmen organisasional. praktisnya dapat dilihat langsung pada kolom P (Probability) :

  1

  H : Tidak ada pengaruh konstruk motivasi dengan komitmen organisasional. H

  berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen organisasional

  organisasional terhadap kinerja pegawai Dasar Pengambilan Keputusan, untuk praktisnya dapat dilihat langsung pada kolom P (Probability) :

  Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014

  Menurut Sedarmayanti (2001),

  1.026 , hal ini sesuai dengan hasil penelitian

  Variabel kepuasan kerja memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) =

  Pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai melalui komitmen organisasional :

  Pengaruh tidak langsung kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional

  Hasil Pengujian Hipotesis 5, menunjukkan hasil yang sama dengan ke -3 (tiga) peneliti sebelumnya, yakni menurut Devi (2009) : Ada pengaruh posisitf antara komitmen organisasional dengan kinerja karyawan; Juli S (2012): Menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara komitmen organisasional dengan kinerja karyawan dan Utomo (2011) : Bahwa motivasi, kepuasan dan komitmen organisasional secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Tella (2007): Tidak melakukan penelitian antara komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan.

  Dari Pengujian Hipotesis-5; Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992); Dessler (1999) dan Sedarmayanti (2001), serta Fenomena di latar belakang penelitian menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan siginifikan terhadap kinerja pegawai.

  Fenomena di latar belakang penelitian adalah, masih adanya pegawai yang melakukan absensi (ketidakhadiran), pelanggaran disiplin dan terkena hukuman disiplin dari tahun 2008 sampai dengan 2013 mengalami peningkatan.

  beberapa faktor untuk mengetahui tingkat kinerja (pegawai yang tidak aktif), yakni salah satu, faktor organisasi :selama bekerja terjadi keterlambatan ; kehadiran ; pelatihan; penurunan produktivitas; perubahan rencana; peningkatan tanggung jawab kepengawasan dan kekeliruan dan ketidakefisienan, kemudian faktor sosisal, yakni: ketidakpuasan klien, hubungan masyarakat dan kredibilitas dan abilitas sistem untuk memberikan pelayanan efektif.

  Robbins dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai “Suatu sikap yang merefleksikan perasaan suka atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi”. Dalam penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan, bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi. Selain itu seseorang yang mempunyai tingkat komitmen yang tinggi terhadap organisasinya cenderung untuk bertahan sebagai anggota dalam waktu yang relatif panjang. Penelitian Dessler (1999) yang menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.

  Jika P > 0.05 maka H diterima, tetapi Jika

  yang ditentukan sebesar 0.05 (0.036 < 0.05), sehingga H ditolak atau H 1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis-5, diperoleh P < 0.05, menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukkan dengan adanya komitmen organisasional dalam diri pegawai, maka pegawai dapat bekerja dengan maksimal untuk mencapai keberhasilan organisasi.

  α)

  Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0.212 dengan nilai probabilitas signifikansi (P) sebesar 0.036 yang lebih kecil dari taraf signifikansi (

  1 ).

  ) berpengaruh dengan arah hubungan positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai (Y

  1

  Komitmen organisasional (Y

  1 diterima.

  P < 0.05 maka H ditolak dan H

  Hipotesis-1 diperoleh P (Probability) < 0.05, menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung oleh pendapat Robbins (2003), seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif terhadap kerja serta menurut Rivai (2004), kepuasan merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak puas dalam bekerja. Konsekuensinya adalah orang yang puas akan bersikap positif, misalnya rajin bekerja, sungguh- sungguh dan mempunyai semangat kerja, sementara orang yang tidak puas akan

  ,000 Pengaruh tidak langsung Kepuasan kerja terhadap Kinerja pegawai melalui

  Komitmen Organisasi

  Komitmen organisasional adalah = (0.628) x (0.429) = 0.269 (Lampiran- 3:Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model) (Group number 1 - Default model), hal ini sesuai dengan Hipotesis-5 dan didukung pendapat Robbins (2003), Rivai (2004), (Donley, 1985), Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) dan Dessler (1999).

  Lampiran–3 :Hasil Penelitian, 2013 (data diolah ) : Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

  Moti vasi Kepu asan

  Komitmen Organisasi

  Kinerja Pegawai

  • ,061

  ,269

  ,000 ,000 ,000 ,000 KinerjaPeg awai

  1,026 ,429

  ,000 ,000 Total Effects pengaruh Kepuasan kerja terhadap Kinerja pegawai melalui

  Komitmen organisasional adalah = (1,026)

  • (0,269) = 1.295 (Lampiran-3: Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model), hal ini sesuai dengan penelitian Hipotesis-1, Hipotesis-3 dan Hipotesis-5, bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional dengan effects positif.

  Pengaruh tidak langsung motivasi terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional

  Pengaruh tidak langsung motivasi terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional :

  • ,142

  ,628 ,000 ,000

  KinerjaPega wai

  KomitmenO rganisasi

  Kinerja Pegawai

  Komitmen Organisasi

  Moti vasi Kepu asan

  Lampiran–3 :Hasil Penelitian, 2013 (data diolah ) : Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

  Penelitian Dessler (1999) menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik.

  Hipotesis-5 diperoleh P < 0.05, menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan, bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi.

  0.429 , hal ini sesuai dengan hasil penelitian

  Variabel komitmen organisasional memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) =

  Variabel kepuasan kerja memiliki organisasional dengan factor loading (estimate)= 0.628, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-3 diperoleh P < 0.05, menunjukkan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional dan didukung pendapat : Kepuasan kerja adalah tingkat dimana seseorang merasa positif atau negatif tentang berbagai segi dari pekerjaan, tempat kerja, dan hubungan dengan teman kerja (Donley, 1985). Positif dan negatifnya sikap kerja seseorang akan mengikuti tingkat kepuasan kerja yang dirasakan. Tingkat kepuasan kerja yang dimiliki akan berpengaruh terhadap komitmen karyawan pada organisasinya.

  • ,604

  47 berperilaku negatif, misalnya jarang masuk kerja, melalaikan tugas dan malas. Menurut Robbins (2003) dan Rivai (2004), kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap positif terhadap kerja, yang berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pekerja.

  Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…

  Variabel motivasi memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) = - 0.604 walaupun dengan kekuatan negatif, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-2 diperoleh P < 0.05, menunjukkan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung oleh Vroom dalam Robbins (1998), yang menyampaikan teori pengharapannya (expectancy theory) menguraikan, bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila

  Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014

  ia meyakini upaya tersebut akan menghantar kepada penilaian kinerja yang baik, kinerja yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti pemberian bonus, kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain yang akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu. Hal ini akan kinerjanya, mengurangi ketidakhadiran, dan suatu kemungkinan istirahat yang mengurangi jam kerjanya (Meyer & Allen, 1997).

  Variabel motivasi tidak memiliki hubungan langsung pada komitmen organisasional dengan factor loading (estimate) dengan kekuatan negatif sebesar = - 0.142, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-4 diperoleh P > 0.05, menunjukkan motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasional dan didukung Menurut Vroom dalam Robbins (1998), yang menyampaikan teori pengharapannya (expectancy theory) menguraikan, bahwa seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi, bila ia meyakini upaya tersebut akan menghantar kepada penilaian kinerja yang baik, kinerja yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti pemberian bonus, kenaikan gaji, promosi, dan ganjaran lain yang akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kinerjanya, mengurangi ketidakhadiran dan suatu kemungkinan istirahat yang mengurangi jam kerjanya (Meyer & Allen, 1997). Dari pendapat Vroom dalam Robbins (1998) dan (Meyer & Allen, 1997), menunjukkan motivasi pegawai bukan membentuk sebuah komitmen dalam organisasi, melainkan pegawai termotivasi bekerja untuk meningkatkan kinerja.

  • (-0.061) = -0.665 (Lampiran-3: Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model), hal ini sesuai dengan penelitian Hipotesis-4, bahwa motivasi tidak berpengaruh positif (negatif) dan tidak signifikan secara tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui variabel komitmen organisasional dengan effects negatif.

  Variabel komitmen organisasional memiliki hubungan langsung pada kinerja pegawai dengan factor loading (estimate) dengan kekuatan positif sebesar= 0.429, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-5, diperoleh P < 0.05, menunjukkan komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dan didukung penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992) menunjukkan, bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi. Penelitian Dessler (1999) menunjukkan, bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai absensi yang rendah dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih keras serta menunjukan prestasi yang lebih baik. terhadap kinerja pegawai melalui komitmen organisasional adalah = (- 0.142 ) x (0.429) = - 0.061, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hipotesis-4, menunjukkan motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasional dan didukung Menurut Vroom, dalam Robbins, (1998) dan Meyer & Allen (1997).

  Total Effects pengaruh Motivasi langsung terhadap Kinerja pegawai melalui komitmen organisasional adalah = (-0.604)

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.

  Kepuasan kerja serta Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai, juga Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan secara tidak langsung terhadap Kinerja pegawai melalui variabel Komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan.

  2. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan.

  3. Motivasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Komitmen organisasional, juga tidak berpengaruh positif (negatif) dan tidak signifikan secara tidak langsung terhadap Kinerja pegawai melalui variabel Komitmen organisasional KPPBC TMP B Medan.

  4. Komitmen organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja pegawai KPPBC TMP B Medan.

  Argensia Ritha F. Dalimunthe, Sitti Raha Agoes Salim : Analisis Pengaruh Kepuasan…

  . Semarang: CV Indoprint. Ahmad Lisca Abdillah Ardiwinata. 2012.

  Jurnal. Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis , Vol.3, No. 1,

  April 2012, 123-140. Augusty Ferdinand. (2002). Structural

  Equation Modeling . Dalam

  Peneltian, Manajemen. Edisi 2, Seri Pustaka Kunci 03/BP UNDIP, Fitzpatrick R.,(2001).

  Augusty Ferdinand. 2005. Structure

  Equation Modeling

  Makalah Reformasi Birokrasi Sebagai Strategi Nasional .

  Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja dengan Mediasi Komitmen (di PT Alam Kayu Sakti Semarang). Fakultas

  Blau, Peter M. dan Marshall W. Meyer.

  1987. Birokrasi dalam

  Masyarakat Modern . Jakarta :

  Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom,

  Brooks C. 2002. “The Influence of Motivation to Attend, Ability to Attend, and Organizational Commitment on Different Types of Absence Behaviors”. Journal

  of Managerial Issues, Summer , p.

  Ekonomi Universitas Dian Nuswantoro, Jl Nakulo 5-11 Semarang Tawangmas Semarang Barat Semarang Jawa Tengah:

  A. Soegihartono. 2012. Pengaruh

  49 Dari Fenomena yang peneliti uraikan pada latar belakang penelitian, jika dibandingkan dengan hasil penelitian terhadap 131 pegawai di lapangan, mengenai Kepuasan kerja, Motivasi, Komitmen organisasional dan Kinerja pegawai berada di rentang interval tinggi, yang ada tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap reformasi birokrasi yang dialami KPPBC TMP B Medan.

  Arbuckle, J. L. 1997. Amos users’ guide

  SARAN

  Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Diharapkan KPPBC TMP B Medan memberikan Kepuasan kerja kepada pegawai berupa, menyediakan angkutan bus antar jemputan dari tempat pemukiman pegawai ke lokasi kantor di daerah pelabuhan dengan membuat rute titik kumpul pegawai yang akan di antar jemput, agar tidak terjadi keterlambatan masuk kantor dan kemudahan pulang.

  2. Diharapkan KPPBC TMP B Medan dapat meningkatkan Motivasi pegawai dengan cara berupaya meningkatkan taraf hidup pegawai melalui perhatian yang bersifat eksternal.

  3. Diharapkan pegawai dapat meningkatkan Komitmen organisasional lebih baik lagi dengan cara, dalam bekerja melakukan peningkatan keadilan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

  4. Diharapkan pegawai dapat meningkatkan Kinerja dengan tidak bersifat passif dalam menyelesaikan pekerjaan, tetapi proaktif sesuai aturan perundang-undangan

  version 3.6 . Chicago, IL: SmallWaters.

  Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Komitmen organisasional Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Karyawan Outsourcing PT Berlian Eka Sakti Tangguh). Jurnal.

  A.A. Amir Mangkunegara. 2000. Sumber Daya Manusia Perusahaan .

  Bandung: Rosda Karya.2000: hal 66. Adeyinka Tella. 2007. Work Motivation,

  Job Satisfaction, and Organisational Commitment of Library Personnel in Academic and Research

  Libraries in Oyo State, Nigeria.

  Journal. Department of Library

  And Information Studies University of Botswana Gaborone. C.O. Ayeni. Federal College of Forestry Library Ibadan, NigeriaS. O. Popoola, Ph.D. Nigeria : and Information Studies Faculty of Education University of Ibadan. Abiyem Juli S. 2012. Pengaruh Kepuasan

  181-197

  Jurnal Ekonom, Vol 17, No 2, April 2014

  Desertasi . 2006:J.S. Husdata.

  Kebidanan dan Teknik Analisis Data

  . Jakarta : Salemba Empat. Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar Statistika . Jakarta : Bumi Aksara.

  Ika Agustina. 2009. Faktor-Faktor Motivasi Yang Memengaruhi Kinerja Karyawan Pada PT. Gaya Manunggal Kresitama: Jurnal.

  Universitas Guna Darma ,

   Iqbal Hasan. 2001. Pengertian Statistika. http://ucupkelings.wordpress.com/s ejarah-statistika/

  Lembaga Adminstrasi Negara. 1992.

  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru Pendidikan Pendidikan Jasmanai di Sekolah Dasar : Pascasarjana UPI.

  Luthans, F. 1992. Organizational Behavior.

  Tesis Magister Manajemen, Universitas Diponegoro.

  Singapore : McGraw Hill. Luthans, fred. 1995. Organizational Behavior.

  Seven Edition. Singapore : McGraw –Hill, Inc. Luthans, F. 1996. Organization Behavior.

  Edisi 7. Singapore : Mc. Graw Hill Book Co. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi,

  Edisi kesepuluh. Andi Offset : Penerbit. Mathis, dan Jackson. 2002. Manajemen

  Sumber Daya Manusia . Edisi

  pertama, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Salemba Empat. Marratu Fahri. 2008. Reformasi Birokrasi :

  Telaah Terhadap Sektor Pelayanan Publik Pasca Pemekaran Daerah: Jurnal Ilmiah Dinamika Vol. 1 No.

  1 Juni 2008, ISSN 1979 – 0899X. M.S.P. Hasibuan, 1996. Organisasi dan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B MEDAN)

4 89 15

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PDAM PAMEKASAN

1 14 36

PROSEDUR PENYELESAIAN BARANG TIDAK DIKUASAI PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B BANDAR LAMPUNG

1 24 72

JENIS BARANG YANG DIKENAKAN BEA KELUAR DAN PROSEDUR EKSPORNYA DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B BANDAR LAMPUNG

0 8 35

PENGARUH PEMBERDAYAAN PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA LHOKSEUMAWE DAN KABUPATEN ACEH UTARA

1 2 16

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI BANK KALSEL

0 1 11

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA PARIAMAN ARTIKEL

0 1 14

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BPBD PROPINSI SUMATERA BARAT ARTIKEL

0 1 10

PENGARUH REMUNERASI, BEBAN KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI DAN JEPARA

0 0 13

PENGARUH KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI MELALUI KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUDUS

1 2 15