Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja, dan Kontribusi Ekonomi Istri pada Keluarga Petani

PERAN GANDA, CURAHAN WAKTU KERJA, DAN
KONTRIBUSI EKONOMI ISTRI PADA KELUARGA PETANI

NOOR ASPASIA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul peran ganda, curahan
waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri pada keluarga petani adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Noor Aspasia
NIM I24090079

ABSTRAK
NOOR ASPASIA. Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja, dan Kontribusi Ekonomi
Istri pada Keluarga Petani. Dibimbing oleh ISTIQLALIYAH MUFLIKHATI
Penelitian ini bertujuan menganalisis peran ganda, curahan waktu kerja,
dan kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga petani. Analisis yang digunakan
adalah Analisis deskriptif, korelasi Pearson, dan regresi linear berganda. Contoh
pada penelitian ini sebanyak 70 istri bekerja yang berasal dari keluarga petani dan
dilaksanankan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,
pada Bulan April hingga Mei 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan 90 persen
istri memiliki posisi peran dengan kategori tinggi. Hampir seluruh istri (92.9%)
mendominasi peran pada sektor domestik. Hampir tiga perempat istri (72.9%)
melakukan peran pada sektor publik secara bersama dengan suami. Istri memiliki
curahan waktu kerja dengan rata-rata 6 jam 6 menit perharinya. Rata-rata istri
memberikan kontribusi terhadap pendapatan keluarga sebanyak 33.54 persen
perbulannya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan positif

signifikan antara curahan waktu kerja istri dengan kontribusi ekonomi istri, dan
kontribusi ekonomi istri dengan pendapatan keluarga. Melalu uji regresi sebesar
41.0 persen variabel didalam penelitian mempengaruhi kontribusi ekonomi istri,
dan pendapatan suami sangat berpengaruh terhadap kontribusi ekonomis istri.
Kata kunci: curahan waktu kerja, kontribusi ekonomi istri, peran ganda, peran istri

ABSTRACT
NOOR ASPASIA. Double Burden, Time Allocation for Work, and Economic
Contribution of Wife on Farmer Families. Supervised by ISTIQLALIYAH
MUFLIKHATI
The aim of this research to identify and analyze double burden, time
allocation for work, and the contribution of wife to farmer families income. This
research was using Descriptive analysis and Pearson correlation. Sample were
working wife who comes from farmers families, which was performed among 70
working wife in Desa Ciaruten Ilir, Kabupaten Bogor, in April-Mei 2013. The
results showed that almost all wife (90%) have double burden in the high
category. Another results showed almost wife (92.9%) dominate domestic sector
roles, and almost quarter (72.9%) wife can coordinate roles in public sector with
husband. A time allocation wife for work have an average of 6 hours 6 minutes in
daily, and the contribution of wife to the family income by 33.54 percent monthly.

There are a positive significant relationship between time allocatin for working
wife and the economic contribution of wife, and significant relationship between
economic contribution of wife and family income. Regression test showing 41.0
percent research variable influence economic contribution of wife. Husband
income give significant influence to economic contribution of wife.
Keywords: time allocations for work, double burden, roles of wife, wife’s
economic contribution

PERAN GANDA, CURAHAN WAKTU KERJA, DAN KONTRIBUSI
EKONOMI ISTRI PADA KELUARGA PETANI

NOOR ASPASIA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul skripsi

:

Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja, dan Kontribusi
Ekonomi Istri pada Keluarga Petani

Nama

:

Noor Aspasia

NIM


:

I24090079

Disetujui oleh

Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Hartoyo, M.sc
Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Tanggal Disetujui:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Tema yang
dipilih pada penelitian yang dilaksanakan sejak April sampai Mei 2013 ialah

Gender dan Ekonomi Keluarga, dengan judul Peran Ganda, Curahan Waktu
Kerja, dan Kontribusi Ekonomi istri pada Keluarga Petani.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing Dr. Ir. Istiqlaliyah
Muflikhati, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi
bimbingan dan masukan dalam penyelesaian karya tulis ini. Selain itu penulis juga
haturkan terima kasih kepada Ayah (Irwansyah Hasibuan) Ibu (Nurbani), Kakak
(Nurul Sakina), dan Adik (Syahrir Alkindi) yang selalu mendukung penulis.
Terima kasih juga kepada teman satu bimbingan, Susanti Kartikasari, Rahmi
Maidah, Nurhanti dan Aila Nadiya.
Terima kasih juga kepada Ibu Dedeh, Pak Yusuf, Ning, Ibu Njum, dan Pak
Andi yang sangat membantu penulis selama pengambilan data. Terima kasih
kepada sahabat dan kerabat penulis, Merisa, Dewi Intan Permatasari, Bagus
Pramudito, Firda Amalia, Diego. Keluarga dari Bicaradesa.com, Gressyana
Suciari, Syifa Selvia SS, Kukuh Iman NS, Harumi Aini, dan kerabat dari Laskar
Nuskambangan yang selalu hadir memberi dukungan kepada penulis.
Dalam penulisan karya tulis ini penulis telah berusaha berbuat yang terbaik
namun penulis juga menyadari bahwa segala sesuatu tidak lepas dari kekurangan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan suatu masukan dalam bentuk
proporsi ilmiah sangat diharapkan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
keluarga dan kerabat yang tidak dapat disebutkan satu per-satu, atas doa dan

dukungannya.
Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat.
Bogor, 5 September 2013

Noor Aspasia

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

vi

DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN


vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Tujuan Umum


3

Tujuan Khusus

3

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE

6

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

6

Populasi dan Contoh Penelitan


6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

6

Pengukuran Variabel

7

Pengolahan dan Analisis Data

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

9

Keadaan umum daerah penelitian


10

Karakteristik keluarga dan contoh

10

Peran Ganda

12

Prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga

16

Curahan Waktu Kerja

17

Kontribusi Ekonomi Istri

18

Hubungan antara Karakteristik Contoh , Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja,
dan Kontribusi Ekonomi Istri
18
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Ekonomi Istri

19

PEMBAHASAN

20

SIMPULAN

22

SARAN

22

DAFTAR PUSTAKA

24

LAMPIRAN

26

RIWAYAT HIDUP

28

DAFTAR TABEL
1 Jenis dan cara pengambilan data
2 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi pada
karakteristik contoh
3 Sebaran contoh berdasarkan status usaha tani
4 Sebaran contoh berdasarkan jumlah posisi peran istri dan frekuensi
komunikasi
5 Sebaran contoh berdasarkan peran istri pada sektor domestik
6 Sebaran contoh berdasarkan peran istri pada sektor publik
7 Sebaran contoh berdasarkan posisi peran istri, peran istri pada sektor
publik dan domestik
8 Sebaran contoh berdasarkan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga
9 Sebaran contoh berdasarkan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga
terhadap peran istri pada sektor domestik dan sektor publik
10 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi curahan
waktu kerja dan sosial contoh
11 Sebaran contoh berdasarkan curahan waktu kerja dan sosial
12 Nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi pada
pendapatan dan kontribusi ekonomi suami dan contoh
13 Nilai koefisien korelasi Pearson peran ganda, curahan waktu kerja, dan
kontribusi ekonomi contoh
14 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi ekonomi istri

5
9
10
11
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja dan
Kontribusi Ekonomi Istri pada Keluarga Petani
2 Cara pengambilan contoh

4
5

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner penelitian
2 Peta lokasi penelitian
3 Dokumentasi penelitian

24
30
31

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah utama yang belum mampu diatasi di
Indonesia. Analisis yang dilakukan oleh BPS (2010) mengenai angka kemiskinan
sekitar 70 persen penduduk miskin berada di pedesaan. Menurut Puspitawati
(2013) pertanian dan pedesaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,
pertanian merupakan komponen utama yang menopang kehidupan perdesaan di
Indonesia. Hastuti (1992) menyatakan bahwa rumah tangga yang miskin
memaksa istri untuk bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan minimum bagi
kelangsungan hidup keluarganya. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian
Herawati (2000) yang menyatakan bahwa tingginya jumlah perempuan yang
bekerja di luar rumah disebabkan oleh tuntutan ekonomi keluarga.
Jika perempuan bekerja otomatis akan memiliki peran ganda, Michelle et
al. (1974) menyatakan bahwa peran ganda disebutkan dengan konsep dualisme
cultural yakni konsep lingkungan domestik dan publik. Peran domestik
mencakup peran perempuan sebagai istri, ibu, dan pengelola rumah tangga. Pada
sektor publik sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari
nafkah) di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan istri dan lapangan
pekerjaan yang tersedia.
Levinson (1995) menyatakan bahwa meningkatnya tingkat partisipasi
kerja wanita akan mengakibatkan peningkatan waktu di tempat bekerja, waktu
perjalanan menuju tempat bekerja dan waktu perjalanan untuk aktivitas lainnya.
Menurut Deacon dan Firebaugh (1998) waktu adalah salah satu sumberdaya
keluarga, dimana waktu merupakan sumberdaya yang bersifat terbatas dan
dimiliki setiap individu dengan jumlah yang sama yaitu 24 jam sehari. Menurut
Mangkuprawira (1985) terdapat waktu rumah tangga sebagai waktu yang
digunakan untuk kegiatan rumah tangga atau domestik, dan waktu mencari
nafkah sebagai waktu yang digunakan istri untuk bekerja di sektor publik.
Dengan sifat waktu yang terbatas dan peran ganda yang dimiliki oleh istri, maka
dibutuhkan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga yang bisa dilihat dari
persepsi istri terhadap prioritas antara pekerjaan dan keluarga.
Meningkatnya waktu bekerja yang dilakukan oleh istri diharapkan akan
menambah pendapatan keluarga melalui upah yang diterima istri. Hasil penelitian
dari Ukoha (2003) menyebutkan bahwa kontribusi istri terhadap pendapatan
keluarga petani cukup besar yaitu 66.6 persen. Hasil penelitian dari Irzalinda
(2010) menyatakan bahwa kontribusi istri terhadap pendapatan keluarga di
Kabupaten Bogor sebesar 16.4 persen. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa istri
berkontribusi terhadap pendapatan keluarga. Hal ini senada dengan penelitian
Ministry of Health, Labour and Welfare (2005) menyebutkan bahwa
meningkatnya kontribusi ekonomi istri dapat meningkatkan pendapatan rumah
tangga.
Melihat fenomena itu dibutuhkan kajian lebih mendalam mengenai peran
ganda, curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri terhadap pendapatan
keluarga petani yang akan dilakukan melalui penelitian ini.

2
Perumusan Masalah
Dampak kemiskinan saat ini menuntut istri terdorong untuk bekerja
mencari nafkah akibat tuntutan ekonomi keluarga. Kemiskinan kerap kali berasal
dari keluarga petani. Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian penduduk
di Kecamatan Cibungbulan. Kecamatan Cibungbulang merupakan salah satu
kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor yang memiliki luas sekitar 32, 42 km 2
dengan lima belas desa (BPS 2011). kecamatan ini terdiri dari sepuluh desa salah
satunya ialah Desa Ciaruten Ilir.
Menurut BPS (2012) Desa Ciaruten Ilir merupakan desa dengan
produktifitas tertinggi pada sektor pertanian di Kecamatan Cibungbulang.
komoditas utama pada desa ini ialah hortikultura seperti bayam dan kangkung.
Kegiatan pertanian di Desa ini dilakukan secara turun-temurun sehingga
partisipasi perempuan dan laki-laki cukup tinggi. Partisipasi perempuan dalam
kegiatan pertanian sebanyak 603 sebagai petani dan 1407 sebagai buruh tani dari
jumlah penduduk perempuan sebagai 5027. Namun partisipasi perempuan yang
tinggi berbanding terbalik terhadap pendapatan seorang buruh tani sebesar Rp 10
000/hari sebagai imbalan mengikat sayuran atau menyiangi tanaman. Rendahnya
penghasilan tersebut tetap digunakan untuk membantu menambah penghasilan
keluarga.
Penghasilan seorang istri yang ikut dalam kegiatan pertanian di Desa
Ciaruten Ilir masih sangat bergantung terhadap lahan, terbatasnya modal, , akses
dan pengetahuan mengenai permasalahan pertanian, dan komoditas pertanian
yang tergolong murah untuk di jual. Hal ini menyebabkan potensi yang dimiliki
tersebut kurang optimal. Masalah utama perempuan yang bekerja dalam bidang
pertanian diantaranya tidak memiliki akses berkualitas seperti rendahnya akses
pendidikan dan kesehatan, tidak adanya jaminan sosial, melakukan pekerjaan
berstatus dan penghasilan rendah, dan besarnya peran tradisional terutama dalam
hal aktivitas domestik dan rendahnya kesempatan (Gulcubuk 2010).
. Di sisi lain istri yang bekerja memiliki peran ganda yaitu peran domestik
dan peran publik. Peran ganda menjadikan waktu ibu untuk domestik berkurang,
mengharuskan ibu agar bisa mengatur waktunya untuk kegiatan domestik dan
publik.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka masalah-masalah
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Apa saja peran yang dilakukan istri keluarga petani dalam kegiatan sektor
publik dan sektor domestik ?
2. Apakah terdapat prioritas antara keluarga dan pekerjaan bagi istri ?
3. Berapa lama alokasi waktu kerja istri keluarga petani ?
4. Seberapa besar presentase kontribusi ekonomi istri pada keluarga petani ?
5. Apakah terdapat hubungan antara peran ganda, alokasi waktu, dan
kontribusi ekonomi istri ?
6. Apakah terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi ekonomi
istri ?

3

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk menganalisis peran ganda,
curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri pada keluarga petani.
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengidentifikasi dan menganalisis peran istri pada sektor publik dan
sektor domestik
Mengidentifikasi dan menganalisis prioritas istri antara pekerjaaan dan
keluarga
Mengidentifikasi dan menganalisis curahan waktu kerja istri
Mengidentifikasi dan menganalisis kontribusi ekonomi istri terhadap
pendapatan keluarga
Menganalisis hubungan antara peran ganda, curahan waktu kerja, dan
kontribusi ekonomi istri.
Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kontribusi istri
terhadap pendapatan keluarga.

KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural fungsional yang memiliki
asumsi dasar bahwa untuk memenuhi kebutuhan dasar maka fungsi-fungsi harus
dijalankan dan harus ada struktur tertentu demi berlangsungnya suatu
keseimbangan atau homoestatik (Megawangi 1999). Aplikasi teori yang
digunakan adalah pembagian peran dalam menjalankan fungsi ekonomi dan agar
keluarga mampu menjalankan fungsi keluarga.
Keluarga merupakan unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat, yang
merupakan landasan dasar dari semua institusi. Keluarga inti adalah kelompok
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (Engel dan Blackwell 1994). Berdasarkan
pendekatan teori struktural fungsional, sebuah struktur keluarga membentuk
kemampuannya untuk berfungsi secara efektif, bahwa sebuah keluarga terdiri dari
suami sebagai pencari nafkah dan istri sebagai ibu rumahtangga. Namun pada
kenyataannya saat ini sudah banyak istri yang bekerja di sektor publik yang
menghasilkan uang untuk menambah penghasilan keluarga dengan alasan utama
ialah ekonomi (Hoffman dan Nye 1975).
Istri yang bekerja pada sektor publik otomatis memiliki peran ganda
merupakan peran domestik dan peran publik dimana istri melakukan peran
sebagai istri, pengelola rumah tangga (peran domestik) sekaligus sebagai pencari
nafkah sebagi peran publik. Istri yang bekerja tentu akan dihadapkan dengan
pilihan antara pekerjaan dan keluarga. Peran istri pada sektor publik tentu akan
melibatkan waktu istri dalam bekerja. Berdasarkan pendekatan teori struktural
fungsional waktu merupakan salah satu sumber daya keluarga untuk menjalankan
fungsi ekonomi dalam kegiatan produksi atau distribusi barang atau uang.

4
Kontribusi ekonomi istri merupakan peran istri dalam menjalankan fungsi
ekonomi keluarga, dan proporsi antara pendapatan istri dengan pendapatan total
keluarga. Berdasarkan pendekatan structural fungsional Kontribusi ekonomi
merupakan salah satu bentuk pelaksanaan fungsi ekonomi hasil dari peran istri
sebagai pekerja pada sektor publik.
Pendapatan keluarga adalah pendapatan dari seluruh anggota keluarga. Hart
(1978) dalam Mangkuprawira (1985) mengatakan bahwa secara naluri, setiap
rumah tangga akan berusaha memenuhi kebutuhan minum dan memperbaiki
tingkat hidupnya dan untuk mencapai tujuan tersebut rumah tangga memperoleh
upah. Upah yang diterima akan menghasilkan pendapatan yang mampu memenuhi
kebutuhan keluarga.
Bryant (2006) menjelaskan bahwa ukuran pendapatan keluarga salah
satunya diukur dengan berapa banyak waktu yang dihabiskan keluarga untuk
bekerja sehingga seseorang akan cenderung menghabiskan waktu untuk bekerja
karena mendapatkan pendapatan. Penelitian ini difokuskan pada peran ganda,
curahan waktu kerja, dan kontribusi ekonomi istri, dan diduga terdapat hubungan
dengan karakteristik istri dan karakteristik keluarga. Bagan kerangka pemikiran
secara menyeluruh dapat dilihat pada Gambar 1.

5

Karakteristik Contoh
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pendapatan
4. Pekerjaan
5. Pengalaman bekerja
6. Hari kerja/minggu

Peran
ganda:
peran domestik dan
peran publik

Curahan
waktu kerja

Pendapatan
keluarga
Karakteristik Keluarga
1. Umur suami
2. Pendidikan suami
3. Jumlah anak
4. Pendapatan
5. Pengeluaran keluarga
6. Pekerjaan suami
7. Besar keluarga
8. Pendapatan suami

Prioritas istri antara pekerjaan dan
keluarga:
a. Priotitas keluarga
b. Seimbang antara pekerjaan
dan keluarga
c. Prioritas pekerjaan

Kontribusi
ekonomi
istri

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Peran Ganda, Curahan Waktu Kerja dan Kontribusi Ekonomi Istri Pada Keluarga Petani

6

METODE
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study.
Penelitian ini dilaksanakan pada dua dusun (Pabuaran dan Wangun Jaya) di Desa
Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian
dipilih secara purposive dengan pertimbangan bahwa Desa Ciaruten Ilir memiliki
penduduk dengan produktifitas tertinggi pada sektor pertanian di Kecamatan
Cibungbulang. Pengambilan data dilakukan selama satu bulan pada Bulan April
2013 hingga awal Mei 2013.
Populasi dan Contoh Penelitan
Populasi dari penelitian ini adalah istri bekerja dari seorang petani sebanyak
700 orang pada dua dusun (Dusun Pabuaran dan Dusun Wangun Jaya) sehingga
contoh dalam penelitian ini adalah istri bekerja dari seorang petani. Jumlah contoh
yang diambil sebanyak 70 orang. Proses pengambilan contoh dilakukan dengan
menggunakan penarikan contoh secara simple random sampling.
Purposive

Kabupaten Bogor
Kecamatan Cibungbulang

Purposive

Desa Ciaruten Ilir
Dusun Pabuaran

Purposive

Dusun Wangun Jaya

Purposive
n = 35

n = 35

Simple Random
Sampling

n = 70

Gambar 2 Cara pengambilan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer. Data
primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan menggunakan
alat bantu kuesioner yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berdasarkan
Tabel 1 data primer pada penelitian ini meliputi karakteristik keluarga,
karakteristik istri, karakteristik usaha tani, posisi peran istri, peran ganda, prioritas
istri antara pekerjaan dan keluarga, curahan waktu kerja. Cara pengumpulan data
wawancara dengan responden menggunakan kuesioner yang telah dibuat oleh
peneliti.

7

Tabel 1 Skala dan variabel dalam penelitian
Peubah
Satuan
Skala
A.Karakteristik keluarga
Besar keluarga
Orang
Rasio
Jenis Kelamin
L/P
Nominal
Usia seluruh anggota
Tahun
Rasio
keluarga
Lama pendidikan seluruh
Tahun
Rasio
anggota keluarga
Pekerjaan suami
Petani/non-petani
Nominal
Pekerjaan istri
Petani/non-petani
Nominal
B. Karakteristik Istri
Hari kerja
Hari/Minggu
Rasio
Pengalaman kerja
Tahun
Rasio
C. Pendapatan Keluarga
Pendapatan suami
Rupiah/panen
Rasio
Pendapatan istri
Rupiah/hari
Rasio
D. Karakteristik usaha tani
Status Usaha
1.Pemilik
Ordinal
2.Penggarap
3.Buruh tani
Jenis usaha tani
1. Padi
Ordinal
2.Palawija
3.Hortikultura
4.Campuran
E. Posisi peran istri
Jumlah posisi peran istri
Nominal
Frekuesi komunikasi
Ordinal
F. Peran Ganda
Peran istri dalam sektor publik
Ordinal
Peran istri dalam sektor domestic
Ordinal
G. Prioritas istri antara
pekerjaan dan keluarga
Ordinal
H. Curahan waktu kerja
Menit/hari
Rasio
Curahan waktu sosial
Menit/minggu
Rasio
Pengukuran Variabel
Pengukuran pendapatan keluarga diukur melalui pendapatan suami dan istri,
dengan satuan per panen untuk pendapatan pada suami, sedangkan pengukuran
pendapatan satuan hitungan per hari untuk istri, kemudian dikategorikan
berdasarkan pendapatan perbulan
Pengukuran karakteristik usaha tani menjadi status usaha dan jenis
komoditas pertanian. Status usaha dikategorikan menjadi (1) pemilik, (2)
penggarap, (3) buruh tani, dan jenis komoditas pertanian, dikategorikan menjadi
(1) petani padi, (2) petani palawija, (3) petani hortikultura, (4) petani campuran.
Pengukuran posisi peran istri mengacu pada Chen (2010), yang terdiri jumlah
posisi peran dan frekuensi komunikasi. Pada jumlah peran untuk jawaban “tidak”

8

diberi skor 0 dan “ya’ dengan skor 1 (total pertanyaan 12). Pada frekuensi peran,
untuk jawaban “tidak pernah” diberi skor 1, “jarang” dengan skor 2, dan “sering”
dengan skor 3 (total pertanyaan).
Pengukuran peran ganda mengukur peran istri pada dua sektor yaitu sektor
domestik dan sektor publik. Pada pengukuran peran istri pada sektor domestik dan
sektor publik ini untuk jawaban “suami saja” diberi skor 1, untuk jawaban “suami
dominan” diberi skor 2, jawaban “suami dan istri” diberi skor 3, jawaban untuk
“istri dominan” diberi skor 4, dan jawaban untuk “istri saja” diberi skor 5.
Pengukuran prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga mengukur dengan
menjawab lima pertanyaan pada setiap kategori prioritas (prioritas keluarga,
seimbang antara pekerjaan dan keluarga, dan prioritas pekerjaan). Pada
pengukuran prioritas ini diberi skor 1 jika “tidak setuju”, diberi skor 2 untuk
jawaban ”setuju”, dan diberi skor 3 untuk jawaban“sangat setuju”.
Pengukuran curahan waktu kerja menggunakan metode Recall 24 jam, pada
saat istri melakukan kegiatan publik (kegiatan kerja dan sosial), analisis
pengukuran dengan satuan menit kemudian diubah menjadi satuan jam.
Pengukuran kontribusi ekonomi istri menggunakan perbandingan upah istri
(rupiah perbulan) dengan total pendapatan keluarga, dikalikan 100 persen,
pengukuran upah subsisten, dimana waktu istri dalam usaha tani yang tidak
dibayar, maka diasumsikan menggunakan standar harga pasar yaitu Rp 33/menit
maka nilai ekonomi sebesar Rp 6 732/hari.
Pengolahan dan Analisis Data
Data dari hasil pengumpulan dilapangan terlebih dahulu dilakukan
editing, entry, transfer, coding, cleaning, dan analyzing. Data yang dianalisis
secara deskriptif, digunakan untuk menjelaskan karakteristik contoh, keluarga,
dan karakteristik usaha tani, posisi peran istri, peran istri pada sektor domsetik,
dan publik, prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga, curahan waktu kerja,
dan kontribusi ekonomi istri.
Pada saat pengolahan, data variabel posisi peran istri, peran ganda
(peran domestik dan peran publik), curahan waktu kerja dan sosial diubah ke
dalam bentuk rasio dengan cara skoring, dengan membandingkan antara skor
yang diperoleh dengan nilai maksimum pengukuran.
Setelah mendapatkan skor variabel, selanjutnya skor dikelompokkan
menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Untuk menentukan cut
off variabel tersebut, dibutuhhkan interval kelasnnya
Kelas interval (IK) : Skor maksimum – Skor minimum
Jumlah Kelas
Selanjutnya, pembagian kategori adalah sebagai berikut :
a. Rendah : skor minimum ≤ x ≤skor minimum + IK
b. Sedang : skor minimum + IK < x ≤skor minimum + 2IK
c. Tinggi : skor minimum + 2IK < x ≤skor maksimum
Dengan menggunakan rumus diatas, maka interval kelas untuk variabelvariabel tersebut yaitu :
Interval Kelas (IK) : (100% − 0%) : 33.33%
3

9

Dengan demikian cut off bagi posisi peran istri, peran ganda (sektor
domestik dan sektor publik)
a. Rendah : 0%-33.33%
b. Sedang : 33.4%-66.66%
c. Tinggi : 66.7%-100%
Dengan menggunakan cut off di atas dapat diperoleh kategori untuk
peran ganda, rendah menunjukkan bahwa suami dominan, sedang dilakukan
bersama antara suami dan istri, dan tinggi menunjukkan istri dominan.
Pengolahan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga dengan menjumlahkan
skor pada setiap kategori kemudian membandingkan nilai skor yang diperoleh
antar kategori (prioritas keluarga, seimbang antara pekerjaan dan keluarga, dan
prioritas pekerjaan) dimana nilai paling besar (maksimum) diantara tiga
kategori tersebut, maka contoh tergolong kategori tersebut.
Uji hubungan menggunakan Analisis pearson. Analisis ini untuk
menganalisis keeratan hubungan antar variabel, karakteristik contoh, posisi
peran istri, peran ganda (peran istri pada sektor domestik dan peran istri pada
sektor publik), curahan waktu kerja (jam/hari), kontribusi ekonomi istri
(Rp/bulan).
Dalam menggunakan uji faktor-faktor yang mempengaruhi dengan uji
regresi linear berganda. Analisis ini untuk menguji pengaruh dari usia istri (X1),
pendidikan istri (X2), pengalaman kerja istri (X3), besar keluarga (X4) ,status
usaha tani (X5), alokasi waktu kerja istri (X6), pendapatan suami (X7) dan posisi
peran istri (X8) sebagai variabel independen terhadap kontribusi ekonomi istri
sebagai variabel dependen.
Y = +1X1+2X2+3X3 +4X4+5X5+6X6+7X7 +8X8e
Y = Variabel dependen
X1-8 = Variabel Independen
= Konstanta

= Koefisien Regresi
e = Variabel Pengganggu


Definisi Operasional
Curahan Waktu Kerja adalah waktu yang digunakan seorang istri sebagai
pekerja untuk menghasilkan barang atau uang
Curahan Waktu Sosial adalah waktu yang digunakan seorang istri dalam
kegiatan sosial dan kemasyarakatan
Frekuensi Komunikasi adalah frekuensi kontak istri baik melalui komunikasi
primer atau komunikasi sekunder dengan orang lain selama
setahun
Kontribusi Ekonomi Istri adalah proporsi rata-rata pendapatan istri perbulan
dibandingkan dengan proporso rata-rata pendapatan istri selama
sebulan
Komoditas Pertanian adalah jenis tanaman pertanian yang digunakan sebagai
usaha bertani

10

Pendapatan Keluarga Petani adalah penghasilan yang diterima oleh keluarga
baik hasil panen atau hasil buruh tani per panen yang kemudian
dirubah menjadi pendapatan keluarga per bulan
Peran Domestik adalah peran yang dilakukan perempuan sebagai istri, ibu,
pengelola rumah tangga, dan pengasuh utama
Peran Ganda adalah peran yang dimiliki istri sebagai pengelola rumah tangga
sekaligus pekerja
Peran Publik adalah peran yang dilakukan oleh perempuan sebagai pekerja untuk
menghasilkan barang atau uang
Posisi Peran Istri adalah penempatan peran istri pada sektor domestik, sektor
publik, sektor sosial yang menuntut pembagian tugas antar peran
yang dilakukan istri
Prioritas antara Pekerjaan dan Keluarga adalah persepsi istri bekerja terhadap
hal yang diutamakan antara pekerjaan atau keluarga
Status Usaha Tani adalah jenis kepemilikan lahan pada petani yang sangat
dipengaruhi oleh modal dalam berusaha tani

HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan umum daerah penelitian
Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat. Secara geografis Desa Ciaruteun Ilir terletak di sebelah utara Desa
Cidokom Kecamatan Rumpin, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Desa
Leuwengkolot dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Cijujug, dan disebelah
timur berbatasan dengan Desa Ciampea. Desa ini memiliki luas 360 ha. Sebanyak
97 persen dari 4429 penduduk yang bekerja, bermata pencaharian sebagai petani.
Partisipasi perempuan dalam kegiatan pertanian di kecamatan ini terbilang
sangat tinggi. Desa ini memiliki sepuluh dusun, pada Penelitian memilih Dusun
Pabuaran dan Dusun Cikarang hal ini berdasarkan populasi keluarga petani
dengan istri yang bekerja, paling banyak tersebar pada kedua dusun tersebut.
Terdapat perbedaan berdasarkan akses dalam menuju kedua dusun tersebut, akses
menuju Dusun Pabuaran tergolong cukup sulit karena letak dusun yang ujung dari
Desa Ciaruten Ilir sedangkan akses menuju Dusun Cikarang yang tergolong
mudah karena letaknya paling luar di Desa Ciaruten Ilir.
Karakteristik keluarga dan contoh
Berdasarkan Tabel 2, seluruh kepala keluarga berusia diatas 20 tahun
dengan usia termuda 25 tahun dan usia tertua 75 tahun, sedangkan usia termuda
contoh 18 tahun dan usia tertua 63 tahun. Rata-rata usia kepala keluarga ialah 4546 tahun, sedangkan rata-rata usia contoh 38-39 tahun. Pendidikan tertinggi
kepala keluarga dan contoh ialah lulus sekolah menengah pertama, sedangkan
pendidikan terendah tidak sekolah sama sekali, dengan rata-rata pendidikan
kepala keluarga dan contoh 4-5 tahun, hal ini menunjukkan bahwa kepala
keluarga dan contoh tidak menyelesaikan pendidikan sekolah dasar
Rata-rata pendapatan keluarga sebesar Rp1 477 900, pendapatan keluarga
paling rendah Rp300 000 dan paling tinggi Rp6 000 000. Pendapatan yang

11

diterima dijumlahkan dengan pendapatan tambahan disamping sebagai petani, hal
ini terjadi bagi sebagian keluarga contoh. Pekerjaan tambahan yang dilakukan
seperti buruh bangunan, pedagang peralatan pertanian. Rata-rata besar keluarga
ialah 5-6 orang sehingga rata-rata pendapatan perkapita ialah Rp 336 656, dan
pendapatan perkapita paling rendah sebesar Rp37 495.
Pengalaman kerja merupakan lama bekerja pada pekerjaan yang ditekuni
contoh saat ini. Rata-rata pengalaman kerja contoh selama 13-14 tahun, dan
pengalaman kerja terlama ialah 37 tahun, sedangkan pengalaman kerja tercepat
ialah 3 bulan. Lama istri bekerja selama satu minggu paling sedikit dengan tidak
bekerja sama sekali hanya bekerja selama sebulan sekali jika ladang yang
dimilikinya panen, sedangkan contoh bekerja paling lama selama tujuh hari
perminggunya, dan untuk rata-rata lama bekerja contoh ialah 6-7 hari
perminggunya (Tabel 2)
Tabel 2 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi pada karakteristik
contoh
Karakteristik contoh
Min-Maks
Rata-rata±Std. Deviasi
Usia kepala keluarga
25-75
45.23±13.87
(tahun)
Usia istri (tahun)
18-63
38.45±11.19
Pendidikan kepala
0-9
4.74±2.30
keluarga (tahun)
Pendidikan istri (tahun)
0-9
4.05±2.32
Besar Keluarga (orang)
2-14
5,38±2,64
Pendapatan total
300 000-6 000 000
1 477 900±1 030496
(Rp/bulan)
Pendapatan perkapita
37 495-2 000 000
336 656± 315 062
(Rp/bulan)
Pengalaman kerja (tahun)
0.25-37
13.74±9.24
Hari kerja(hari/minggu)
0-7
6.50±1.43
Status usaha tani terdiri dari status usaha dan jenis komoditas pertanian.
Berdasarkan Tabel 3, hampir separuh contoh (47.14%) merupakan petani yang
memiliki lahan sendiri, sebanyak 40 persen merupakan petani penggarap dan
12.86 persen merupakan buruh tani. Berdasarkan hasil penelitian mengenai jenis
komoditas pertanian, diperoleh bahwa Sebanyak 4.2 persen bertani dengan
komoditas campuran (padi dan hortikultura) dan 2.85 persen dengan komoditas
palawija seperti ubi, singkong, dan hampir seluruh contoh (92.86%) memiliki
jenis komoditas hortikultura seperti bayam, kangkung, sawi, dan daun bawang.
Tabel 3 Sebaran keluarga contoh berdasarkan status usaha tani
Status usaha tani
Pemilik
Penggarap
Buruh tani
Total

N
33
28
9
70

%
47.14
40.00
12.86
100.00

12

Peran Ganda
Posisi peran penempatan peran istri pada sektor domestik, sektor publik,
sektor sosial yang menuntut pembagian tugas antar peran. Posisi peran terdiri atas
dua belas peran, tujuh posisi untuk menjalan peran dalam sektor domestik, satu
posisi untuk menjalan peran pada sektor publik, dan tiga posisi untuk menjalankan
peran pada sektor sosial.
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh sebanyak 75.7 persen contoh memiliki
posisi sebagai anak. Seluruh responden (100%) memiliki posisi sebagai teman,
saudara kandung, dan bagian keluarga besar. Sebanyak 97 persen contoh memiliki
posisi sebagai orangtua, sebanyak 2.9 persen contoh tidak memiliki anak. Posisi
sebagai nenek sebanyak 45.7 persen. Berdasarkan posisi peran istri pada publik,
seluruh contoh (100%) merupakan pekerja.
Berdasarkan posisi peran istri pada sosial, sebanyak 100 persen merupakan
bagian dari masyarakat, selain itu sebanyak 4.3 persen aktif dalam kegiatan
kelembagaan ekonomi seperti koperasi, baitul maal, dan sebanyak 31.4 persen
aktif di kelembagaan sosial, dan sebanyak 85.7 persen aktif pada kegiatan
keagamaan seperti pengajian. Frekuensi komunikasi posisi merupakan intensitas
komunikasi contoh dengan posisi yang istri miliki selama satu tahun, terbagi
menjadi tiga kategori yaitu, tidak pernah, jarang, dan sering
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan jumlah posisi peran istri dan frekuensi
komunikasi
Posisi peran istri
Jumlah posisi
Frekuensi komunikasi
Ya
Tidak
Tidak
Jarang
Sering
pernah
n
%
n
%
n % n %
n
%
Sebagai anak
53
75.7 17
24.3
0 0 9 12.9 44
62.9
Sebagai orangtua
68
97.1
2
2.9
0 0 9 12.9 59
84.3
Sebagai nenek
32
45.7 38
54.3
0 0 0
0 32
45.7
Sebagai saudara
70
100
0
0
0 0 9 12.9 61
87.1
kandung
Sebagai teman
70
100
0
0
0 0 0
0 70
100
Sebagai bagian dari 70
100
0
0
0 0 2 35.7 45
64.3
keluarga besar
Sebagai bagian dari 70
100
0
0
0 0 0
0 70
100
masyarakat
Sebagai pekerja
70
100
0
0
0 0 0
0 70
100
Sebagai anggota
4.3
kelembagaan
3
4.3 67
95.7
0 0 0
0 3
ekonomi
Sebagai anggota
22
31.4 48
68.6
0 0 0
0 22
31.4
kelembagaan sosial
Sebagai anggota
85.7
pengajian
60
85.7 10
14.3
0 0 0
0 60

13

Berdasarkan Tabel 4 diperoleh bahwa seluruh contoh (100%) melakukan
komunikasi sering dalam menjalankan posisi peran sebagai teman, pekerja, dan
bagian dari masyarakat. Sebanyak 12.9 persen contoh memiliki frekuensi
komunikasi jarang pada posisi peran sebagai anak dan orangtua, penyebab
utamanya ialah jarak rumah yang jauh antara anak dan orangtua dan tidak ada
kepemilikan teknologi sebagai alat komunikasi sekunder. Lebih sepertiga contoh
(35.7%) memiliki frekuensi komunikasi jarang pada posisi peran sebagai bagian
dari keluarga besar, namun sebanyak 64.3 persen contoh mengaku sering
berkomunikasi dengan keluarga besar.
Peran ganda merupakan peran yang dilakukan contoh pada sektor domestik
dan sektor publik. Peran istri pada sektor domestik mencakup peran sebagai istri,
orangtua, dan pengelola rumah tangga.
Berdasarkan Tabel 5 sebanyak 70 persen contoh melakukan peran pada
kegiatan memasak, menyetrika pakaian, dan memasang gas dikompor sendiri
tanpa dibantu oleh suami. Lebih dari separuh contoh (67.1%) melakukan kegiatan
mencuci pakaian, belanja peralatan rumah tangga, belanja kebutuhan sehari-hari
sendiri tanpa dibantu oleh suami.
Pada Tabel 5 peran suami pada sektor domestik tanpa bantuan istri
dilakukan pada kegiatan mencari kayu bakar (14.3%). Lebih dari separuh contoh
(58.6%) menggunakan kompor gas, sedangkan 30.0 persen masih menggunakan
kayu masih menggunakan kayu bakar, dan 11.4 persen menggunakan kompor gas
dan kayu bakar. Sebanyak 38.6 persen contoh melakukan pemasangan gas di
kompor tanpa bantuan suami, 17.1 persen contoh memasang gas dikompor
terkadang dengan bantuan suami, sebanyak 2.9 persen pemasangan gas dikompor
didominasi oleh suami, sedangkan 11.42 pemasangan gas di kompor dilakukan
oleh suami tanpa bantuan contoh. Sebanyak 70 persen mampu melakukan
pemasangan gas baik antara suami dan suami sedangkan 30 persen meminta
bantuan orang lain atau anggota keluarga lain untu memasang gas dikompor,
contoh mengaku tidak berani memasang gas dikompor sehingga meminta orang
lain atau anggota keluarga lain untuk memasang gas dikompor
Peran istri pada sektor publik yang dilakukan oleh contoh terbagi dua yaitu
kegiatan tani (88.6%) dan kegiatan non-tani (11.4%). kegiatan non-tani yang
berupa mengajar, penagih kredit, penagih arisan, dan pedagang makanan. Selain
kegiatan tani dan non-tani, contoh juga memiliki peran sosial seperti pengajian,
kegiatan kelembagaan sosial, dan kegiatan kelembagaan ekonomi. Untuk kegiatan
non-tani ini biasanya dilakukan oleh istri.
Kerjasama antara suami istri terdapat pada kegiatan memasak, mencuci
pakaian, menyetrika pakaian, belanja peralatan rumah tangga, belanja kebutuhan
sehari-hari, menyapu halaman, menata meja makan, mengatur menu makanan,
mengepel lantai sebesar 1.4 persen. Untuk kegiatan mengasuh anak terdapat
kerjasama pula antara suami dan istri sebesar 7.1 persen. Hampir sepertiga contoh
(22.9%) melakukan kerjasama dalam kegiatan mengambil air untuk dimasak.
Lebih dari sepertiga (35.7%) contoh melakukan kegiatan mengasuh anak dan
menyiapkan makanan dilakukan secara dominan oleh contoh. Sebesar 34.3%
contoh melakukan kegiatan menata makanan dan mencuci piring secara dominan
dibandingkan suami.

14

Tabel 5 Sebaran contoh berdasakan peran istri pada sektor domestik
Peran pada
Kategori
sektor domestik
Suami Suami
Suami
Istri
Istri
saja
dominan
dan
dominan
saja
Istri
Memasak
Mengasuh anak
Membersihkan
rumah
Mencuci pakaian
Menyetrika
pakaian
Belanja peralatan
rumah tangga
Menyapu
halaman
Belanja
kebutuhan seharihari
Mengambil air
untuk di masak
Menata meja
makan
Mengatur menu
makanan
Mengepel lantai
Mencuci piring
Mencari kayu
bakar
Membeli gas
untuk kompor
Menyiapkan
makanan
Memasang gas di
kompor

n
0
0
0

%
0
0
0

n
0
0
0

%
0
0
0

n
`1
5
0

%
1.4
7.1
0

n
%
20 28.6
25 35.7
23 32.9

n
%
49 70.0
40 57.1
44 62.9

0
0

0
0

0
0

0
0

1
1

1.4
1.4

22 31.4
20 28.6

47 67.1
49 70.0

0

0

0

0

1

1.4

22 31.4

47 67.1

0

0

0

0

1

1.4

21 30.0

48 68.6

0

0

0

0

1

1.4

22 31.4

47 67.1

1

1.4

0

0

16

22.9

14

20

39 55.7

0

0

0

0

1

1.4

24 34.3

45 64.3

0

0

0

0

1

1.4

28

40

41 58.6

0
0
10

0
0
14.3

0
0
7

0
0
10

1
0
4

1.4
0
5.7

23 32.9
24 34.3
1 1.4

46 65.7
46 65.7
7
10

2

2.9

0

0

4

5.7

16

22.9

37 52.9

0

0

0

0

0

0

25

35.7

45 64.3

8

11.4

2

2.9

0

0

12

17.1

27 38.6

Berdasarkan Tabel 6 lebih dari separuh suami contoh (55.7%) melakukan
kegiatan membeli bibit dan memberi pupuk, memasarkan hasil tanaman tanpa
bantuan contoh, namun lebih dari separuh contoh (55.5%) melakukan kegiatan
mengikat/mengemas sayuran tanpa bantuan dari suami contoh. Hampir separuh
dari contoh (45.7%) melakukan kegiatan menyiangi tanaman tanpa bantuan dari
suami.
Kegiatan pada sektor publik umumnya dilakukan oleh suami dan istri,
namun selain dilakukan suami dan istri dilakukan oleh orang lain yang dikenal
“pemborong” untuk kegiatan memasarkan hasil pertanian, mengikat dan
membersihkan sayuran, dan beberapa kegiatan lainnya dilakukan oleh buruh yang
dipekerjakan pemilik lahan yang tidak menjadi contoh pada penelitian seperti

15

kegiatan mempersiapkan lahan. Selain itu tidak semua contoh memiliki hewan
ternak sehingga kegiatan pemeliharaan memelihara dan menjual ternak cenderung
rendah.
Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan peran istri pada sektor publik
Peran pada sektor
Kategori
publik
Suami
Suami
Suami
Istri
saja
dominan dan
dominan
Istri
n
%
n
%
n
%
n %
Mempersiapkan
45 64.3 20 28.6
3
4.3
0
0
lahan
Membeli bibit
39 55.7 19 27.1
6
8.6
1
1.4
Menanam tanaman 37 52.9 20 28.6 11 15.7
0
0
Memberi pupuk
39 55.7 20 28.6 10 14.3
0
0
Menyiangi
4
5.7
1
1.4
7
10 25 35.7
tanaman
Pemanenan
22 31.4
2
2.9 43 61.4
3
4.4
Membersihkan
4
5.7
2
2.9
8 11.4 35
50
sayuran
Mengikat/
1
1.4
0
0
3 4.3
27 38.6
mengemas sayuran
Memasarkan hasil
39 55.7
20 28.6
3 4.3
1
1.4
tanaman
Memelihara
6
8.6 10 14.3
8 11.4
2
2.9
ternak/ikan
Menjual
6
8.6 10 14.3
8 11.4
2
2.9
ternak/ikan
Penggunaan
48 68.6 17 24.3
3
4.3
2
2.9
perlatan pertanian
Membuat saluran
49
70 18 25.7
1
1.4
1
1.4
air
Menyimpan
41 58.6 13 18.6
3
4.3
4
5.7
pestisida
Anggota pengajian
0
0
0
0
0
0
0
0
Anggota dalam
0
0
0
0
0
0
0
0
menjalani aktivitas
kelembagaan
ekonomi
Anggota dalam
0
0
0
0
0
0
0
0
menjalani kegiatan
kelembagaan
sosial

Istri
Saja
n
0

%

3
1
1
32

4.3
1.4
1.4
45.7

0
21

0
30

41

55.5

1

1.4

2

2.9

2

2.9

0

0

1

1.4

9

12.8

60
3

85.7
4.3

22

31.4

0

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh bahwa hampir seluruh contoh (90%) berada
pada kategori tinggi, berdasarkan posisi peran yang dimiliki istri. Hal ini
menunjukkan bahwa contoh memiliki 8-12 posisi peran dalam sektor domestik,
publik, dan sosial dengan frekuensi komunikasi kategori sering.

16

Berdasarkan peran pada sektor domestik, hampir seluruh contoh (92.9%)
memiliki peran dengan kategori tinggi, hal ini menunjukkan istri dominan dalam
melakukan peran domestik. Sebanyak 72.9 persen contoh pada sektor publik
berada pada kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa peran publik dilakukan
secara bersama antara suami dan istri.
Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan posisi peran istri, peran istri pada sektor
publik dan domestik
Variabel
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
n
%
n
%
n
%
Posisi peran istri
0
0
7
10.0
63
90.0
Peran istri pada sektor
0
0
5
7.1
65
92.9
domestik
Peran istri pada sektor publik
19 27.1
51
72.9
0
0

Prioritas Istri antara Pekerjaan dan Keluarga
Prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga merupakan persepsi yang
menggambarkan hal yang diutamakan oleh istri diantara pekerjaan dan keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat tiga kategori yaitu: prioritas keluarga,
seimbang antara pekerjaan dan keluarga, dan prioritas pekerjaan. keluarga.
Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga
Prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga
Prioritas keluarga
Seimbang antara pekerjaan dan keluarga
Prioritas pekerjaan
Total

n
32
18
20
70

%
45.7
25.7
28.6
100

Pada penelitian ini hampir separuh contoh (45.7%) memprioritaskan
keluarga dibandingkan pekerjaan, sedangkan hampir sepertiga contoh (28.6%)
memprioritaskan pekerjaan, dan 25.7 persen yang menyeimbangkan antara
pekerjaan dan keluarga (Tabel 8). Pada contoh yang memprioritaskan keluarga
cenderung menunda pekerjaan untuk kepentingan anak, dan mendahulukan
kegiatan membersihkan rumah dan memasak sebelum berangkat bekerja
Pada contoh yang cenderung memprioritaskan pekerjaan contoh cenderung
sering melewatkan acara-acara keluarga berupa pengajian, atau acara besar,
sedangkan contoh yang mampu memprioritaskan antara pekerjaan dan keluarga
suami contoh cenderung membantu pekerjaan domestik contoh dan selalu
berusaha untuk tidak bekerja pada saat libur.
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan perbandingan antara persepsi contoh
antara pekerjaan dan keluarga dengan peran contoh pada sektor domestik dan
peran contoh pada sektor publik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
contoh yang memprioritaskan keluarga mendominasi peran pada sektor domestik
(71.88%). Pada contoh yang menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga,
contoh mendominasi peran domestik (88.89), sedangkan pada peran publik

17

dikerjakan secara bersama antara suami dan istri (50%) sehingga persepsi contoh
yang berbeda dengan tiga pilihan prioritas masih menunjukkan peran yang
dominan pada sektor domestik (Tabel 9).
Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan prioritas istri antara pekerjaan dan keluarga
terhadap peran istri pada sektor domestik dan sektor publik
Prioritas istri
antara pekerjaan
dan keluarga
Prioritas keluarga
Seimbang antara
pekerjaan dan
keluarga
Prioritas
pekerjaan

Peran istri pada sektor
Peran istri pada sektor
domestik
public
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang Tinggi
n % n
% n
%
n
% n
% n %
0 0
9 28.12 23 71.88 17 53.12 15 46.88 0 0
0

0

2

11.11

16

88.89

9

50.00

9

50.00 0 0

0

0

7

35.00

13

65.00

11

55.00

9

45.00 0 0

Curahan Waktu Kerja
Berdasarkan Tabel 10 diperoleh curahan waktu kerja yang dilakukan oleh
istri, dengan rataan 6 jam 6 menit perharinya, sedangkan rataan curahan waktu
sosial contoh selama 31 menit perharinya.
Tabel 10 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi curahan waktu
kerja dan sosial contoh
Curahan Waktu
Min-Maks
Rata-rata±Std. Deviasi
Curahan waktu kerja (jam/hari)
2.1-13.33
6.54±2.12
Curahan waktu sosial (jam/hari)
0.05-2.58
0.53±0.52
Alokasi waktu kerja contoh terbagi dua kegiatan yaitu kegiatan tani dan
kegiatan non-tani seperti mengajar, penagih arisan, penagih kredit, dan pedagang
keliliing, pedagang makanan. Kegiatan bekerja dimulai oleh contoh pada pukul
06.00-07.00 WIB, jika ladang/tempat bekerja tidak jauh dengan tempat tinggal
contoh maka pukul 11.00-12.00 WIB contoh akan pulang dan kembali
membawakan makanan kepada suami dan kembali bekerja hingga pukul 14.00
WIB atau paling lama pukul 16.00-17.00 WIB.
Waktu perjalanan paling lama ditempuh contoh selama satu jam untuk
perjalanan pulang dan pergi, sedangkan paling cepat yang dilalui contoh selama
tiga sampai empat menit untuk perjalanan pulang dan pergi. Curahan waktu sosial
contoh merupakan alokasi waktu untuk kegiatan sosial yang dilakukan contoh
(pengajian, kelembagaan ekonomi, dan kelembagaan sosial). Kegiatan ini
biasanya dilakukan seminggu atau dua minggu sekali, dan dimulai pada sore hari
setelah contoh bekerja, biasanya dimulai pada pukul 15.00-18.00 WIB.
Berdasarkan Tabel 11 Lebih dari separuh contoh (64.3%) memiliki sebaran
curahan waktu kerja dengan kategori sedang, yang menunjukkan alokasi waktu
contoh berkisar antara 4 jam 5 menit sampai 8 jam 8 menit perharinya. Lebih dari
separuh contoh (82.9%) memiliki curahan waktu sosial dengan kategori rendah
yaitu berkisar 0.05 jam sampai 0.8 jam perharinya.

18

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan curahan waktu kerja dan sosial
Curahan waktu
Kategori
Rendah
Sedang
Tinggi
n
%
n
%
n
%
Curahan waktu kerja
17 24.3
45
64.3
8
11.4
Curahan waktu sosial
58 82.9
10
14.3
2
2.9

Kontribusi Ekonomi Istri
Berdasarkan Tabel 12 rata-rata kontribusi ekonomi istri terhadap keluarga
sebesar 33.54 persen dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp343 487,5 perbulan.
Suami contoh memberikan kontribusi sebesar 66.46 persen terhadap pendapatan
keluarga dengan rata-rata pendapatan Rp1 419 996 perbulan.Kontribusi istri
terendah sebesar 3.8 persen sedangkan terbesar 87.69 persen.
Rendahnya kontribusi istri sangat bergantung terhadap hasil mengikat
sayuran, menyiangi tanaman, dan membersihkan sayuran bagi istri yang bekerja
pada sektor pertanian. Tingginya kontribusi istri bergantung terhadap pekerjaan
tambahan istri yang cenderung lebih tinggi dibandingkan pendapatan utama selain
itu istri bekerja pada sektor non-tani (11.4%) lebih tinggi dibandingkan istri yang
bekerja pada sektor tani (88.6%)
Tabel 12 Nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi pada
pendapatan dan kontribusi ekonomi suami dan contoh
Sumber Pendapatan
Min-Maks
Rata-rata±Std.Deviasi
Suami (Rp/bulan)
64 400-5 772 300
1 419 996±1 001 394
Istri (Rp/bulan)
84 000-2 100 000
343 487.5±340 722
Kontribusi ekonomi suami (%)
12.31-96.21
66.46±23.98
Kontribusi ekonomi istri (%)
3.80-87.69
33.54±23.98
Sebanyak 85 persen contoh menunjukkan kontribusi ekonomi dibawah
50.0 persen, sedangkan nilai kontribusi ekonomi contoh yang di atas 50.0 persen
hanya sebesar 15.0 persen. Angka tersebut menunjukkan fungsi ekonomi keluarga
dipegang oleh suami karena nilai kontribusi suami.
Hubungan antara Karakteristik Contoh , Peran Ganda, Curahan Waktu
Kerja, dan Kontribusi Ekonomi Istri
Hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa posisi peran istri
berhubungan signifikan dengan peran contoh pada sektor publik (r=0.321;
p=0.00), dimana semakin banyak posisi contoh maka semakin tinggi peran yang
dilakukan contoh pada sektor publik. Hasil analisis hubungan juga menunjukkan
hubungan yang signifikan antara curahan waktu kerja dengan kontribusi ekonomi
contoh (r=0.277; p=0.05), hal ini mengartikan bahwa semakin tinggi kontribusi
ekonomi contoh semakin tinggi curahan waktu kerja contoh (Tabel 13)

19

Tabel 13 Nilai Koefisien Korelasi Pearson peran ganda, curahan waktu kerja, dan
kontribusi ekonomi contoh
Variabel
Posisi
Peran Peran
Curah Kontribusi
peran
istri
istri
an
ekonomi
istri
waktu istri
sektor sektor
publik domestik kerja
Posisi contoh
1
Peran istri sektor publik
0.321**
1
Peran istri sektor
-0.181
-0.076
1
domestik
Curahan waktu kerja
-0.069
-0.175 -0.160
1
(jam/hari)
Kontribusi
-0.172
0.113 -0.062
0.245*
1
Ekonomi contoh
(Rp/bulan)
*
Signifikan pada p