Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang Struktur Kepemilikan Manajerial
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG DAN
STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN
LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat
Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Syarat-Syarat
Disusun Oleh:
AGUNG PRABOWO
1111082000112
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H / 2015 M
i
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG DAN
STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN
LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Syarat syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Disusun oleh:
Agung Prabowo
NIM: 1111082000112
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM
NIP. 19490602 197803 1 001
Atiqah, SE.,MS.Ak.
NIP. 19820120 200912 2 004
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 111 Mei 2015 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1.
Nama
: Agung Prabowo
2.
NIM
: 1111082000112
3.
Jurusan
: Akuntansi/Akuntansi Manjemen
4.
Judul Skripsi
: Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang dan
Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen
Laba.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas IIslam Negeri
Syarif Hidayatullah
llah Jakarta.
Jakarta, 11 Mei 2015
1.
Arif Fitrijanto, M.Si
NIP. 19711118 200501 003
(______________________)
2.
Atiqah, SE.,MS.Ak
NIP. 19820120 200912 2 004
(______________________)
3.
Yusar Sagara, M.Si
NIDN. 2009058601
(______________________)
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Senin, 266 November 2015 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1.
2.
3.
5.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Agung Prabowo
: 1111082000112
: Akuntansi/Akuntansi Manajemen
: Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang dan
Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen
Laba.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skirpsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa
ersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
tersebut
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 November 2015
1.
2.
3.
4.
5.
Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP
NIP. 19730615 200505 1 009
Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA
NIP. 19720516 200901 1 006
Dr. Rini, Ak.,CA
NIP. 19760315 200501 2 002
(______________________)
Ketua
(______________________)
Sekertaris
(______________________)
Penguji Ahli
Dr. Yahya Hamja, MM
NIP. 19490602 197803 1 001
(______________________)
Pembimbing I
Atiqah, SE.,MS.Ak
NIP. 19820120 200912 2 004
(______________________)
Pembimbing II
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
: Agung Prabowo
No. Induk Mahasiswa : 1111082000112
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2.
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3.
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4.
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5.
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar aturan diatas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 3 November 2015
Agung Prabowo
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap
: Agung Prabowo
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 16 Januari 1991
3. Alamat
: Selang, RT/RW 02/02, Kelurahan
Bendungan, Kecamatan Karangmojo,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta,
55891
II.
4. Telepon
: 081297769467
5. Email
: [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
III.
1. SDN Bendungan I
Tahun 1999-2004
2. SMP N 1 Karangmojo
Tahun 2004-2006
3. SMA N 2 Wonosari
Tahun 2006-2009
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2011-2015
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Pengurus
di
Purna
Paskibraka
Republik
Indonesia
Kabupaten
Gunungkidul tahun 2010/2011.
2. Anggota Muhammadiyah wilayah Gunungkidul, Yogyakarta.
IV.
PENGALAMAN KERJA
1. Freelance di Prabowo Decoration Tahun 2010- Sekarang
2. Magang di PT. Bangun Investa Graha selama 6 bulan, Februari-Agustus
2015.
vi
V.
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Tugiran
2. Tempat Tanggal Lahir
: Gunungkidul, 05 Oktober 1957
3. Ibu
: Suyati
4. Tempat Tanggal Lahir
: Gunungkidul, 29 Juli 1962
6. Alamat:
: Selang, RT/RW 02/02, Kelurahan
Bendungan, Kecamatan Karangmojo,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta,
55891
vii
THE INFLUENCE OF MANAJERIAL ABILITY, LEVERAGE RATIO AND
MANAGERIAL OWNERSHIP STRUCTURE TO THE EARNING
MANAGEMENT.
ABSTRACT
The aim of this research is to provide empirical evidence on the impact of
managerial ability, leverage ratio and managerial ownership structure on earning
management. This is quantitave research. The sample of this research used 12
food and beveages sub sector companies listed in Indonesia Capital Market (BEI)
in 2010-2014. The sampling method used in this research is purposive sampling,
while data processing method used multiple regressiom test and Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS) as analyze sofware.
Based on the result of analysis conclude that managerial ability negatively
influenced earning management. Leverage ratio positively influenced earning
management, meanwhile managerial ownership haven't influenced earning
management. The most influence independent variable is managerial ability.
Keyword: earning management, manajerial ability, leverage ratio, managerial
ownership
viii
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG DAN
STRUKTUR KEPEMILKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN
LABA.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh
kecakapan manajerial, rasio hutang dan struktur kepemilikan manajerial terhadap
manajemen laba. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014 dengan jumlah sampel penelitian
sebanyak 12 perusahaan. Metode penetuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data
yang digunakan peneliti adalah uji regresi berganda dengan menggunakan
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kecakapan manajerial
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Rasio hutang berpengaruh positif
terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap
manajemen laba adalah kecakapan manjerial.
Kata kunci: manajemen laba, kecakapan manajerial, rasio hutang, kepemilikan
manajerial.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio
Hutang dan Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba”
dengan baik. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Bapak Tugiran dan Ibu Suyati tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian,
cinta dan sayang, dukungan serta doa yang tertuju untukku.
2. Kakak-kakakku yang selalu membantu dan menemaniku ketika susah dan
gembira.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah
Bapak berikan selama ini.
6. Ibu Atiqah, SE., M.S., Ak., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang Ibu berikan
selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
x
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
8. Akuntansi B UIN 2011, terimakasih selama empat tahun kita bersama-sama
menghadapi kehidupan kampus yang penuh warna. Semoga kita semua
mencapai kesuksesan di masa depan.
9. Seluruh teman-temanku UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011,
terima kasih atas doa, semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis
selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan yang berasal dari Yogyakarta, Luzpina, Lambang,
Herbowo, Agus, Chandra, Zyah dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, semoga kita dapat selalu bersahabat dan meraih masa depan yang
sukses.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 3 November 2015
Agung Prabowo
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ....................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................................... v
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................. viii
Abstrak ................................................................................................................. ix
Kata Pengatar ....................................................................................................... x
Daftar Isi................................................................................................................ xii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xv
Daftar Gambar ....................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran .................................................................................................... xvii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 10
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 12
A. Tinjauan Literatur ................................................................................ 12
1.
Teori Agensi ................................................................................. 12
2.
Manajemen Laba .......................................................................... 13
3.
Kecakapan Manajerial .................................................................. 19
4.
Struktur Kepemilikan ................................................................... 21
5.
Rasio Hutang ................................................................................ 24
B. Keterkaitan antara Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................ 25
xii
1. Interaksi antara kecakapan manajerial terhadap
manajemen laba ............................................................................. 25
2. Interaksi antara rasio hutang terhadap manajemen
laba ................................................................................................ 27
3. Interaksi antara kepemilikan manajerial terhadap
manajemen laba ............................................................................. 30
C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 32
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 37
BAB III
METODE PENELITIAN ................................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 39
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 39
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 40
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 41
1.
Statistik Deskriptif ........................................................................ 41
2.
Uji Asumsi Klasik … .................................................................... 41
3.
Uji Hipotesis ................................................................................. 43
a. Uji koefisien determinasi .................................................... 43
b. Uji statistik F ...................................................................... 45
c. Uji Statistik t … .................................................................. 46
4.
Analisis Regresi Linear Berganda ................................................ 46
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian................................................... 47
BAB IV
A.
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 55
Hasil Uji Instrumen Penelitian......................................................... 57
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 57
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 59
3. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 64
4. Analisis Regresi Linear Berganda ................................................ 71
BAB V
PENUTUP ........................................................................................... 73
A.
Kesimpulan ...................................................................................... 73
B.
Saran ................................................................................................ 75
xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
LAMPIRAN … ..................................................................................................... 81
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ................................................................33
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................... 54
4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian ........................................................56
4.2
Daftar Sampel Penelitian........................................................................... 57
4.3
Hasil Uji Deskripsi ................................................................................... 58
4.4
Hasil Uji Autokeralsi................................................................................. 59
4.5
Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................... 60
4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 61
4.7
Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 64
4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 65
4.9
Hasil Uji F Simultan ................................................................................. 66
4.10
Hasil Uji t Parsial ...................................................................................... 67
xv
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ...................................................................................57
4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P Plot ....................................62
4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ............................ 63
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Lampiran Data Penelitian.......................................................................... 80
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum tujuan pelaporan keuangan suatu badan usaha adalah
menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan bisnis oleh para investor dan kreditor, yang
mencakup keputusan investasi dan kredit, keputusan yang berhubungan
dengan prediksi arus kas, dan keputusan tentang sumber pendanaan serta
bagaimana sumber daya yang dimiliki digunakan. Informasi yang
dihasilkan berupa laporan keuangan, terdiri atas neraca, laporan laba-rugi,
laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan
keuangan serta pengungkapan-pengungkapan. Ditinjau dari sisi pemakai
informasi, laporan keuangan lebih ditekankan untuk konsumsi eksternal
sehingga disebut dengan laporan keuangan eksternal. Laporan keuangan
tidak dirancang untuk mengukur nilai suatu perusahaan secara langsung
tetapi informasi yang disediakan melalui laporan keuangan dimaksudkan
untuk mengestimasi nilai perusahaan oleh pihak yang membutuhkannya
(FASB, 1978).
Disisi lain laporan keuangan merepresentasikan pilihan metode
akuntansi yang digunakan perusahaan, akan disesuaikan dengan tujuan
perusahaan. Peraturan tentang pelaporan keuangan dan akuntansi telah
1
memberikan peluang untuk melakukan manajemen laba, contohnya seperti
fleksibilitas tentang metode-metode akuntansi yang berbeda (Purwanti dan
Rahardjo, 2012:1).
Para peneliti mempunyai pandangan yang berbeda-beda mengenai
pengertian
manajemen
mengemukakan
bahwa
laba.
Healy
manajemen
dan
laba
Wahlen
terjadi
(1999:368)
ketika
manajer
menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan
penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, dengan tujuan
untuk
memanipulasi
stakeholders
tentang
besaran
kinerja
(magnitude)
ekonomi
laba
kepada
perusahaan
beberapa
atau
untuk
mempengaruhi hasil perjanjian (contract) yang tergantung pada angkaangka akuntansi yang dilaporkan.
Senada dengan pengertian manajemen laba menurut Healy dan
Wahlen (1999) seperti tersebut di atas, Setiawati dan Na’im (2000)
mendefinisikan manajemen laba sebagai campur tangan manajemen dalam
proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan
dirinya sendiri. Mengacu pada pendapat Healy dan Wahlen (1999) serta
Setiawati dan Na’im (2000) ini dapat ditarik kesimpulan bahwa praktek
manajemen laba akan mengurangi kredibilitas laporan keuangan sebagai
suatu bentuk komunikasi antara manajer dengan pihak eksternal
perusahaan. Atau dapat dikatakan, semakin minimimal atau tidak
diterapkanya manajemen laba dalam suatu laporan keuangan, berarti
2
membuat laporan keuangan tersebut semakin terpercaya (Nugroho dan
Eko, 2011:1).
Salah satu kunci kesuksesan sebuah perusahaan adalah adanya
manajer yang berhasil mendesain proses bisnis yang efisien dan mampu
membuat keputusan-keputusan
yang memberi nilai
tambah bagi
perusahaan (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009:4). Perusahaan dengan
kecakapan manajerial yang baik akan lebih banyak berinvestasi selama
masa krisis, menghasilkan laba yang lebih besar dan mengeluarakan lebih
banyak hutang ketika laba yang didapat tidak memadai untuk mendanai
perusahaan. Yang pada akhirnya kecakapan manajerial berasosiasi negatif
terhadap asimetri informasi (Andreou, Ehrlich and Louca, 2013:1).
Menurut Demerjian, Lewis dan Mcvay (2012) kecakapan
manajerial adalah kemampuan manajer untuk mengambil dan menerapkan
keputusan yang dapat mengantarkan perusahaan ke tingkat efisiensi yang
tinggi. Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan yang
benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara yang paling baik
untuk mencapai tujuan.
Seorang manajer dikatakan cakap apabila memiliki keahlian yang
memadai dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Keahlian itu
bisa didapatkan manajer karena mereka biasanya mempunyai tingkat
intelejensia dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Pengalaman juga
3
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan tingkat
kecanggihan seorang manajer. Semakin berpengalaman seorang manajer
biasanya berbanding lurus dengan pemahaman manajer tersebut akan
kondisi bisnis perusahaannya (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009:8).
Manajer adalah pelaku utama manajemen laba (Isnugrahadi dan
Kusuma, 2009:2). Menurut Helmayunita dan Sari (2013:2), adanya
perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan manajer sebagai
pengelola perusahaan terkadang dapat mendorong manajer perusahaan
untuk melakukan tindakan yang dapat menguntungkan pribadi manajer
itu sendiri. Salah satu tindakan yang mungkin dapat terjadi adalah dengan
melakukan penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan, yaitu
tindakan manajemen dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan
dalam laporan keuangan atau yang sering disebut
dengan earning
management. Tujuan earning management adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan pihak tertentu walaupun dalam jangka panjang tidak
terdapat
perbedaan laba kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat
diidentifikasikan sebagai suatu keuntungan (Scott 2009:294).
Senada dengan Helmayunita dan Sari (2013), Sulistyawan,
Januarsi dan Alvia (2011:12) menyatakan bahwa manajer melakukan
manajemen laba karena informasi mengenai laba sering menjadi perhatian
bagi para pengguna laporan keuangan, salah satunya investor dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan. Manajemen
laba merupakan suatu pemilihan kebijakan akuntansi yang digunakan
4
manajer dalam memperbagus laba pada laporan keuangan perusahaan
yang dikelola sehingga terlihat bahwa perusahaan tersebut memiliki
kinerja yang baik.
Faktor lainnya yang mempengaruhi manajemen laba adalah rasio
hutang (leverage). Dengan memperoleh dana melalui hutang, para
pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan
tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka tanamkan.
Perusahaan yang memiliki rasio hutang relatif tinggi akan memiliki
ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian
berada pada kondisi yang normal, namun memiliki resiko kerugian ketika
ekonomi mengalami resesi (Brigham dan Houston, 2010:143).
Salah satu alternatif sumber dana perusahaan selain menjual saham
di pasar modal adalah melalui sumber dana eksternal berupa hutang.
Perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh
penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat memotivasi
manajer melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran
perjanjian hutang (Jao dan Pagalung, 2011:44).
Adanya penjelasan yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan
yang dikatakan sebagai agen penerima mandat dari investor sebagai
pengelola perusahaan, disebabkan oleh adanya asimetri informasi dan
perbedaan kepentingan dengan pemilik modal. Manajer perusahaan
5
memiliki porsi yang besar dalam menentukan arah perusahaan. Manajer
dengan pemahaman dan kecakapan yang baik, ditunjang dengan asimetri
informasi dan perbedaan kepentingan dengan pemilik modal, mungkin
akan menjadi kombinasi yang sempurna bagi manajer untuk melakukan
manajemen laba. Begitu pula dengan rasio hutang dalam sebuah
perusahaan, rasio hutang yang tinggi akan memberikan tekanan kepada
perusahaan untuk menampilkan kinerja keuangan yang baik, kondisi
demikian akan mendorong manajemen untuk cenderung melakukan
tindakan manajemen laba. Atau dapat dikatakan, kecakapan manajerial
dan rasio hutang (leverage) menjadi kemungkinan penyebab terjadinya
manajemen laba yang terjadi di perusahaan.
Struktur modal atau keputusan pendanaan akan sangat berpengaruh
pada kinerja perusahaan (Zeptian dan Rohman, 2013:2). Stuktur
kepemilikan adalah suatu mekanisme yang dapat mengurangi konflik
antara manajemen dan pemegang saham sehingga agency costs dapat
dikurangi dengan adanya struktur kepemilikan. Terdapat tiga struktur
kepemilikan yaitu kepemilikan pemerintah, kepemilikan terkosentrasi,
kepemilikan asing dan kepemilikan institusional (Saputro dan Syafruddin,
2012:2).
Kepemilikan manajerial ditandai dengan adanya kepemilikan
saham perusahaan oleh pihak manajemen dan dewan komisaris yang ikut
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan manajerial
didasarkan pada persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi
6
dan dewan komisaris. Kepemilikan manajerial ditandai dengan adanya
kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajemen yang ikut
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Sebagai pihak yang
tidak mengikuti operasi perusahaan sehari-hari, pemilik menginginkan
pengungkapan informasi yang seluas-luasnya (Sari, Anugrah dan
Dwiningsih, 2010:327).
Peningkatan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara
untuk
mengurangi
konflik
keagenan.
Perusahaan
meningkatkan
kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan
pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang
saham.
Dengan
termotivasi untuk
meningkatnya
meningkatkan
persentase
kinerja
kepemilikan,
dan
bertanggung
manajer
jawab
meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Zeptian & Rohman,
2013:3). Pendapat ini sejalan dengan Wiryadi dan Sebrina (2013:165)
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi
mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dan moral hazard dari
manajer dengan menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang
saham. Kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat
disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga
manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentinganya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti
termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena, pertama dalam
wewenangnya menjalankan sebuah perusahaan
kecakapan manajerial
7
menjadi suatu hal mutlak dimiliki manajer dalam membawa suatu
perusahaan menuju kesuksesan. Namun, di lain sisi adanya asimetri
informasi dan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemilik modal
membuat
kecakapan
manajerial
menjadi
faktor
yang
kurang
menguntungkan bagi perusahaan karena diasumsikan dapat mendorong
tindakan manajemen laba. Begitu halnya dengan rasio hutang perusahaan,
bantuan modal yang diberikan investor melalui hutang yang diterima
perusahaan, akan memberikan tekanan tersendiri kepada manajemen untuk
menampilkan performa yang baik melalui laporan keuangan, menurut
penjelasan sebelumnya hal ini pun akan mendorong terjadinya manajemen
laba oleh manajemen. Dengan adanya kepemilikan perusahaan oleh pihak
manajerial diharapkan akan menjadi salah satu kunci dalam meminimalisir
pratek manajemen laba. Kedua, penelitian sebelumnya mengenai
hubungan antara kecakapan manajerial dan manajemen laba masih
menunjukan hasil yang kurang konsisten. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti mencoba melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh
Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang dan Struktur Kepemilikan
Manajerial Terhadap Manajemen Laba”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian kecakapan manajerial yang dilakukan oleh
Demerjian, Lewis dan McVay (2012) serta penelitian tentang rasio hutang
dan kepemilikan manajerial yang dilakukan oleh Agustia (2013).
8
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai
berikut:
1. Peneliti menambahkan variabel baru dalam penelitian ini yaitu rasio
hutang (leverage) dan kepemilikan manajerial yang berdasarkan
asumsi dan penelitian sebelumnya relevan pengaruhnya terhadap
manajemen laba.
2. Obyek dalam penelitian ini lebih banyak dan lebih luas dibanding
dengan penelitian sebelumnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kecakapan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap
manajemen laba?
2. Apakah rasio hutang (leverage), berpengaruh signifikan positif
terhadap manajemen laba?
3. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan
negatif terhadap manajemen laba?
4. Variabel mana yang paling dominan terhadap manajemen laba suatu
perusahaan?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisa secara empiris pengaruh negatif kecakapan
manajerial terhadap manajemen laba.
b. Menganalisa secara empiris pengaruh positif rasio hutang
(leverage) terhadap manajemen laba.
c. Menganalisa
secara
empiris
pengaruh
negatif
struktur
kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.
d. Menganalisa secara empiris variabel independen yang paling
berpengaruh terhadap manajemen laba.
2. Manfaat Penelitian
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang manajemen laba
serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya manajemen dan
akuntansi keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang
pengaruh kecakapan manajerial, rasio hutang dan struktur
kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.
10
c. Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
d. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai akuntansi manajemen , terutama
tentang manajemen laba sehingga diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis di masa yang akan datang.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Dalam
teori
keagenan,
Jensen
dan
Meckling
(1976:5)
mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana
satu atau lebih (principal) menyewa orang lain (agent) untuk
melakukan
beberapa
jasa
untuk
kepentingan
mereka
dengan
mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada
agen. Prinsipal memiliki akses pada informasi internal perusahaan
sedangkan agen sebagai pelaku memiliki informasi dan kinerja
perusahaan secara riil dan menyeluruh.
Adanya perbedaan posisi, fungsi, situasi, tujuan, kepentingan dan
latar belakang antara prinsipal dan agen yang saling bertolak belakang
dapat menimbulkan conflict of interest atau pertentangan tarik menarik
kepentingan dan pengaruh antara yang satu dengan lainnya. Prinsipal
dan agen diasumsikan termotivasi oleh kepentingan sendiri. Perbedaan
kepentingan dapat menimbulkan asimetri informasi (kesenjangan
informasi). Prinsipal hanya tertarik pada hasil keuangan yang
bertambah atau investasi dalam perusahaan. Sedangkan agen
diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan
12
syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut (Zeptian &
Rohman, 2013:2).
Menurut Jensen dan Meckling (1976), untuk mengatasi masalah
yang ditimbulkan dalam teori agensi seperti konflik kepentingan dan
asimetri informasi maka perusahaan harus mengeluarkan biaya agensi
(agency cost). Ada tiga macam biaya agensi yang disebutkan oleh
Jensen dan Meckling, yaitu:
a. Biaya monitoring (monitoring cost), merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitasaktivitas yang dilakukan oleh agen.
b. Biaya bonding (bonding cost), merupakan biaya untuk menjamin
bahwa agen tidak akan bertindak merugikan prinsipal, atau dengan
kata lain untuk meyakinkan agen, bahwa prinsipal akan
memberikan kompensasi jika agen benar-benar melakukan
tindakan tersebut.
c. Biaya kerugian residual (residul loss), merupakan nilai uang yang
ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami oleh
prinsipal akibat dari perbedaan kepentingan.
2. Manajemen Laba (Earning Management)
Menurut Fischer dan Rosenzweig (1995:434) manajemen laba
adalah tindakan manajer menaikkan atau menurunkan laba periode
berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan
kenaikan keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang. Manajemen
13
laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam
pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan
keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui
kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan sehingga hal ini dapat
mempengaruhi
keputusan
ekonomi
yang
akan
diambil
oleh
stakeholders.
Scott (2009:403) mendefinisikan manajemen laba sebagai pilihan
bagi manajer atas kebijakan akuntansi dari berbagai kebijakan yang
diperbolehkan dalam standar, untuk mencapai tujuan khusus. Scott
(2009:402) memandang manajemen laba dari dua perspektif, yaitu
perspektif pelaporan keuangan (financial reporting perspective)
perspektif kontraktual (contracting
perspective).
Dari
dan
perspektif
pelaporan keuangan, manajer menggunakan manajemen laba untuk
kepentingan analisis peramalan laba, sehingga akan terhindar dari
rusaknya reputasi dan reaksi harga saham yang negatif akibat
kegagalan dalam memenuhi harapan para investor. Dari perspektif
kontraktual, manajemen laba dapat digunakan untuk melindungi diri
mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tak
terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Selanjutnya,
Sulistyanto
(2008:50)
mengemukakan
bahwa
manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan penilaian dalam
pelaporan keuangan sehingga menyesatkan penilaian stakeholder
mengenai kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak
14
yang bergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan. Dari beberapa
definisi manajemen laba yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa manajemen laba merupakan tindakan untuk mempengaruhi dan
mengintervensi laporan keuangan sesuai dengan kepentingan.
Menurut Holthausen (1990) terdapat dua konsep dalam memahami
manajemen laba. Dua konsep tersebut merupakan dua kondisi yang
saling melengkapi dalam memahami manajemen laba. Manajer
memilih prosedur akuntansi tertentu dengan alasan yang dapat
diklasifikasikan menjadi efisien jika manajemen laba diperuntukkan
memaksimumkan nilai perusahaan, dan oportunistik jika manajemen
laba diperuntukkan untuk kepentingan pribadi manajer. Perilaku
manajer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Manajemen laba dipandang sebagai opportunistic behavior
perspective jika manajer memaksimumkan kepentingannya dalam
menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politis.
Perspektif oportunistik juga disebut ex-post karena pemilihan
metode akuntansi dilakukan setelah faktanya diketahui.
b. Manajemen laba dipandang dari sisi efficiency contracting
perspective bila dalam kontrak kompensasi, perusahaan akan
mengantisipasi insentif manajer untuk mengelola earnings melalui
jumlah kompensasi yang ditawarkan. Lender juga akan melakukan
hal yang sama dalam memutuskan tingkat bunga yang diminta.
Dalam
pandangan
ini
earnings
management
memberikan
15
fleksibilitas kepada manajer untuk melindungi diri mereka dan
perusahaan dalam menghadapi realisasi keadaan yang tidak dapat
diantisipasi untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam
kontrak. Manajer juga dapat mempengaruhi nilai pasar saham
perusahaan melalui earnings managements. Perspektif efisien ini
disebut ex-ante karena pemilihan metode akuntansi dilakukan
sebelum faktanya diketahui.
Christie and Zimmerman (1994:540) menyatakan bahwa efficiency
lebih penting daripada opportunism dalam menjelaskan pilihan metode
akuntansi. Mereka juga menyatakan bahwa principals ternyata mampu
mengantisipasi perilaku opportunistic manajer dan kemampuan
prinsipal ini mendorong perspektif tersebut berubah menjadi efficiency
contracting perspective.
Begitu juga dengan Jiambalvo (1996) mencoba melihat manajemen
laba dari sudut pandang efisiensi. Sudut pandang efisiensi menyatakan
bahwa manajer melakukan pilihan atas kebijakan akuntansi untuk
memberikan informasi yang lebih baik tentang aliran kas yang akan
datang dan untuk meminimalkan biaya keagenan (agency cost) yang
terjadi karena konflik kepentingan antara stakeholder dan manager.
Pada umumnya studi tentang manajemen laba lebih mengacu pada
sudut pandang oportunistis dibandingkan dengan sudut pandang
efisiensi.
16
Dalam Positif Accounting Theory (PAT) ada tiga hipotesis yang
melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watts dan Zimmerman,
1986) yaitu:
a. Bonus Plan Hypothesis, manajer perusahaan seperti individu
lainnya, tentu menginginkan bonus setinggi mungkin. Salah satu
cara untuk meningkatkan laba adalah dengan memilih kebijakan
akuntansi yang agresif.
b. Debt Covenant Hypothesis, hipotesis ini berkaitan dengan syaratsyarat yang harus dipenuhi perusahaan di dalam perjanjian hutang.
Karena laba yang tinggi pada umumnya mengurangi kemungkinan
terjadinya pelanggaran syarat perjanjian, maka manajer perusahaan
yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih
metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba.
c. Political Cost Hypothesis, Semakin besar perusahaan, semakin
besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode
akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan
laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan.
Untuk mengurangi kemungkinan dijadikan target peraturan
pemerintah, maka perusahaan besar akan cenderung memilih
kebijakan akuntansi yang konservatif, yaitu kebijakan yang
cenderung mengurangi laba.
Perumusan Positif Accounting Theory (PAT) memiliki tujuan, yaitu
menjelaskan dan memprediksi pilihan manajemen terhadap metode
17
dan prosedur akuntansi. Disamping itu, juga mencoba untuk
menganalisis biaya serta manfaat pengungkapan keuangan tertentu
sehingga informasi yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dapat
diintepretasikan dengan baik oleh para pihak yang memerlukan
informasi akuntansi. Asumsi yang mendasari hipotesis PAT adalah
semua pihak yang berkepentingan dengan badan usaha bertindak
secara rasional untuk memaksimalkan kepentingannya.
Menurut Sulistyanto (2008), secara umum ada beberapa motivasi
yang mendorong manajer untuk berperilaku oportunis, yaitu motivasi
bonus, kontrak, politik, pajak, perubahan CEO, IPO, atau SEO, dan
mengkomunikasikan informasi ke investor. Pola manajemen Laba:
a. Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat terjadi reorganisasi, termasuk
pengangkatan CEO baru.
b. Income Minimization
Pola ini terjadi pada saat perusahaan mengalami atau memperoleh
laba yang tinggi. Manajemen akan menunda sebagian laba tersebut
dan melaporkannya pada periode mendatang.
c. Income maximization
Pola ini terjadi ketika laba perusahaan menurun atau rendah. Pola
ini juga dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran
perjanjian hutang.
18
d. Income Smoothing
Pola ini dilakukan oleh perusahaan dengan cara meratakan laba
yang dilaporkan.
3. Kecakapan Manajerial (Managerial Ability)
Menurut Demerjian et al. (2012) kecakapan manajerial adalah
kemampuan manajer untuk mengambil dan menerapkan keputusan
yang dapat mengantarkan perusahaan ke tingkat efisiensi yang tinggi.
Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan
yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara yang
paling baik untuk mencapai tujuan tersebut.
Seorang manajer dikatakan cakap apabila manajer tersebut
memiliki keahlian yang memadai dalam bidang yang menjadi
tanggung jawabnya. Keahlian itu bisa didapatkan manajer karena
mereka biasanya mempunyai tingkat intelejensia dan tingkat
pendidikan yang cukup tinggi. Pengalaman juga merupakan salah satu
faktor yang berperan dalam menentukan tingkat kecanggihan seorang
manajer.
Semakin
berpengalaman
seorang
manajer
biasanya
berbanding lurus dengan pemahaman manajer tersebut akan kondisi
bisnis perusahaannya. Manajer dalam menjalankan tugasnya juga
dipandu oleh explicit professional codes of conduct atau implicit codes
of ethics, sehingga setiap keputusan manajer semestinya merefleksikan
pertimbangan professional manajer tersebut, bukan sebuah keputusan
19
penuh rekayasa yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri.
Setiap keputusan manajer pada akhirnya akan mempunyai dampak
pada perusahaan yang mereka pimpin yaitu pengambilan keputusan
tingkat perusahaan merefleksikan tingkat kecakapan dari manajer yang
berbeda-beda (Isnugrahadi & Kusuma, 2009:8).
Djuitaningsih & Rahman (2011:160) mengartikan kecakapan
manajerial (managerial ability) sebagai suatu ketrampilan atau
karakteristik personal yang membantu tercapainya kinerja yang tinggi
dalam tugas manajemen. Ada beberapa karakteristik personal dan
ketrampilan tambahan yang disarankan oleh The American assembly of
collegiate schools of business bagi perguruan tinggi dalam
mengembangkan mahasiswanya untuk meningkatkan kecakapan
manajerialnya tersebut, yakni: leadership self objevtivity, analytic
thinking,
behavioral
flexibility,
oral
communication,
written
communication, personal impact, resistance to stress, dan tolerance
for uncertainty.
Kecakapan manajerial yang dimaksud didalam penelitian ini adalah
kecakapan manajerial dalam bidang keuangan. Yaitu seberapa efisien
sebuah perusahaan dalam bidang keuangan secara relatif terhadap
perusahaan lain dalam industri yang sama. Tingkat keefisienan relatif
sebuah perusahaan ini dinisbahkan sebagai hasil dari kecakapan
seorang manajer (Djuitaningsih & Rahman, 2011:160).
20
4. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan
dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional
perusahaan. Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut
pandang, yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan asimetri
informasi. Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan
merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan
antara manajer dengan pemegang saham. Pendekatan ketidak
seimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan
sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi
antara insiders dan outsiders melalui pengungkapan informasi di
dalam pasar modal (Helmayunita & Sari, 2013: 114).
Struktur kepemilikan dalam sebuah perusahaan adalah media
kontrol pemegang saham terhadap perusahaan yang diwakili oleh
dewan direksi dan manajer. Pemegang saham memantau dewan direksi
dan manajer dalam setiap pengambilan keputusan dan tanggung jawab
sesuai
dengan
kebijakan perusahaan yang ditetapkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Seorang investor memerlukan
keputusan yang teliti untuk melakukan transaksi saham. Keputusan
dalam hal investasi saham meliputi keputusan untuk membeli, menjual
dan menahan sahamnya. Keputusan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor fundamental, faktor teknis, dan faktor sentimen pasar
(Wiryadi dan Sebrina, 2013 : 163).
21
Struktur kepemilikan dapat dibedakan berdasarkan konsentrasi
kepemilikan saham yang meliputi:
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial yaitu kepemilikan saham suatu
perusahaan oleh pihak manajemen. Dengan adanya kepemilikan
manajerial, manajemen tidak hanya berfungsi sebagai pengelola
perusahaan namun juga sebagai pemegang saham. Kepemilikan
manajemen
terhadap
saham
perusahaan
dipandang
dapat
menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang
saham luar dengan manajemen (Jensen dan Meckling, 1976).
Sari, Anugrah dan Dwiningsih (2010:327) menyatakan
bahwa
kepemilikan
manajerial
ditandai
dengan
adanya
kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajemen yang ikut
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Sebagai pihak
yang tidak mengikuti operasi perusahaan sehari-hari, pemilik
menginginkan pengungkapan informasi yang seluas-luasnya. Di
pihak lain, ada dorongan bagi manajemen untuk selektif dalam
melakukan
informasi
pengungkapan
mengandung
informasi
biaya.
karena
Manajemen
pengungkapan
hanya
akan
mengungkapkan informasi jika manfaat yang diperoleh dari
pengungkapan melebihi biaya pengungkapan informasi tersebut.
22
b. Kepemilikan Institusional
Pemegang saham yang paling aktif adalah investor
institusional. Kepemilikan institusional adalah proporsi yang
dimiliki oleh pihak institusi pada akhir tahun yang diukur dalam
persentase jumlah kepemilikan institusional terhadap jumlah saham
secara keseluruhan. Keberadaan investor institusional dianggap
mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap
keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor
institusional terlibat dalam pengambilan keputusan yang strategis
sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba
(Wiryadi dan Sebrina, 2013:163).
Pemilik institusional dinilai memiliki peranan yang penting
dalam sebuah perusahaan. Disamping sebagai salah satu sumber
dana perusahaan, investor institusional ikut aktif dalam mengawasi
efektivitas dan efisiensi pengelolaan perusahaan. Mereka juga
menjadi salah satu sumber informasi perusahaan. Melalui
mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas pengelolaan
sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari
informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman
laba (Sari dkk., 2010:328).
c. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing didefinisikan sebagai kepemilikan
saham perusahaan oleh pihak yang tidak terdaftar sebagai warga
23
negara ataupun secara hukum diakui mempunyai hak untuk
berusaha di negara tersebut. Hasil penelitian Huafang dan Jianguo
(2007) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki saham
asing memiliki kecenderungan semakin tinggi tingkat transparansi
informasinya.
Perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing
utamanya melihat keuntungan legitimasi berasal dari para
stakeholder-nya dimana secara tipikal berdasarkan atas home
market (pasar tempat beroperasi) yang dapat memberikan
eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang. Pengungkapan
merupakan salah satu media yang dipilih untuk tetap menjaga
kredibilitas dengan pemaparan informasi secara menyeluruh
mengenai kondisi perusahaan (Sari dkk., 2010:328).
5. Rasio Hutang (Leverage)
Leverage yang juga dikenal dengan solvabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang. Rasio ini melihat seberapa jauh perusahaan di
biayai dengan hutang atau pinjaman dari pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih
besar daripada hutang. Dalam manajemen keuangan perusahaan pada
umumnya dikenal tiga jenis leverage (Oktovianti dan Agustia, 2012) :
24
a. Operating Leverage
Operating leverage timbul karena adanya fixed operating cost yang
digunakan dlam perusahaan dalam menghasilkan income.
b. Financial Leverage
Financial leverage berubah dengan adanya perubahan EBIT yang
dicapai perusahaan.
c. Total Leverage
Total leverage adalah pengaruh gabungan operating leverage
dengan financial leverage.
Brigham (2010:84) menjelaskan bahwa leverage adalah tingkat
penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan. Ia
menjelaskan juga bahwa penggunaan leverage menyiratkan tiga hal
penting yaitu:
a. Memperoleh dana melalui hutang membuat pemegang saham dapat
mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi
yang terbatas.
b. Kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk
memberikan margin pengamanan, sehingga pemegang saham
hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan.
c. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas
investasi
yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding
pembayaran bunga maka pengembalian atas modal pemilik akan
lebih besar.
25
Semakin besarnya hutang berarti semakin besar leverage dan
semakin besar pula biaya keuangan tetap yang ditanggung oleh
perusahaan,
sehingga
mengurangi
hasil
pengembalian
yang
diperuntukkan bagi pemilik modal sendiri.
Rasio-rasio keuangan yang termasuk dalam kategori rasio leverage
merupakan rasio-rasio yang menjelaskan proporsi besarnya sumbersumber pendanaan jangka pendek atau jangka panjang terhadap ekuitas
perusahaan. Levera
STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN
LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat
Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Syarat-Syarat
Disusun Oleh:
AGUNG PRABOWO
1111082000112
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H / 2015 M
i
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG DAN
STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN
LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Syarat syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Disusun oleh:
Agung Prabowo
NIM: 1111082000112
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM
NIP. 19490602 197803 1 001
Atiqah, SE.,MS.Ak.
NIP. 19820120 200912 2 004
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 111 Mei 2015 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1.
Nama
: Agung Prabowo
2.
NIM
: 1111082000112
3.
Jurusan
: Akuntansi/Akuntansi Manjemen
4.
Judul Skripsi
: Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang dan
Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen
Laba.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas IIslam Negeri
Syarif Hidayatullah
llah Jakarta.
Jakarta, 11 Mei 2015
1.
Arif Fitrijanto, M.Si
NIP. 19711118 200501 003
(______________________)
2.
Atiqah, SE.,MS.Ak
NIP. 19820120 200912 2 004
(______________________)
3.
Yusar Sagara, M.Si
NIDN. 2009058601
(______________________)
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Senin, 266 November 2015 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
mahasiswa:
1.
2.
3.
5.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Agung Prabowo
: 1111082000112
: Akuntansi/Akuntansi Manajemen
: Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang dan
Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen
Laba.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skirpsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa
ersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
tersebut
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 November 2015
1.
2.
3.
4.
5.
Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP
NIP. 19730615 200505 1 009
Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA
NIP. 19720516 200901 1 006
Dr. Rini, Ak.,CA
NIP. 19760315 200501 2 002
(______________________)
Ketua
(______________________)
Sekertaris
(______________________)
Penguji Ahli
Dr. Yahya Hamja, MM
NIP. 19490602 197803 1 001
(______________________)
Pembimbing I
Atiqah, SE.,MS.Ak
NIP. 19820120 200912 2 004
(______________________)
Pembimbing II
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
: Agung Prabowo
No. Induk Mahasiswa : 1111082000112
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1.
Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2.
Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3.
Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4.
Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5.
Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar aturan diatas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 3 November 2015
Agung Prabowo
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap
: Agung Prabowo
2. Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 16 Januari 1991
3. Alamat
: Selang, RT/RW 02/02, Kelurahan
Bendungan, Kecamatan Karangmojo,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta,
55891
II.
4. Telepon
: 081297769467
5. Email
: [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
III.
1. SDN Bendungan I
Tahun 1999-2004
2. SMP N 1 Karangmojo
Tahun 2004-2006
3. SMA N 2 Wonosari
Tahun 2006-2009
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2011-2015
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Pengurus
di
Purna
Paskibraka
Republik
Indonesia
Kabupaten
Gunungkidul tahun 2010/2011.
2. Anggota Muhammadiyah wilayah Gunungkidul, Yogyakarta.
IV.
PENGALAMAN KERJA
1. Freelance di Prabowo Decoration Tahun 2010- Sekarang
2. Magang di PT. Bangun Investa Graha selama 6 bulan, Februari-Agustus
2015.
vi
V.
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Tugiran
2. Tempat Tanggal Lahir
: Gunungkidul, 05 Oktober 1957
3. Ibu
: Suyati
4. Tempat Tanggal Lahir
: Gunungkidul, 29 Juli 1962
6. Alamat:
: Selang, RT/RW 02/02, Kelurahan
Bendungan, Kecamatan Karangmojo,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta,
55891
vii
THE INFLUENCE OF MANAJERIAL ABILITY, LEVERAGE RATIO AND
MANAGERIAL OWNERSHIP STRUCTURE TO THE EARNING
MANAGEMENT.
ABSTRACT
The aim of this research is to provide empirical evidence on the impact of
managerial ability, leverage ratio and managerial ownership structure on earning
management. This is quantitave research. The sample of this research used 12
food and beveages sub sector companies listed in Indonesia Capital Market (BEI)
in 2010-2014. The sampling method used in this research is purposive sampling,
while data processing method used multiple regressiom test and Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS) as analyze sofware.
Based on the result of analysis conclude that managerial ability negatively
influenced earning management. Leverage ratio positively influenced earning
management, meanwhile managerial ownership haven't influenced earning
management. The most influence independent variable is managerial ability.
Keyword: earning management, manajerial ability, leverage ratio, managerial
ownership
viii
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG DAN
STRUKTUR KEPEMILKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN
LABA.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh
kecakapan manajerial, rasio hutang dan struktur kepemilikan manajerial terhadap
manajemen laba. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang listing
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014 dengan jumlah sampel penelitian
sebanyak 12 perusahaan. Metode penetuan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data
yang digunakan peneliti adalah uji regresi berganda dengan menggunakan
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kecakapan manajerial
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Rasio hutang berpengaruh positif
terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap
manajemen laba adalah kecakapan manjerial.
Kata kunci: manajemen laba, kecakapan manajerial, rasio hutang, kepemilikan
manajerial.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio
Hutang dan Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba”
dengan baik. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Bapak Tugiran dan Ibu Suyati tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian,
cinta dan sayang, dukungan serta doa yang tertuju untukku.
2. Kakak-kakakku yang selalu membantu dan menemaniku ketika susah dan
gembira.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah
Bapak berikan selama ini.
6. Ibu Atiqah, SE., M.S., Ak., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang Ibu berikan
selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
x
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
8. Akuntansi B UIN 2011, terimakasih selama empat tahun kita bersama-sama
menghadapi kehidupan kampus yang penuh warna. Semoga kita semua
mencapai kesuksesan di masa depan.
9. Seluruh teman-temanku UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011,
terima kasih atas doa, semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis
selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan yang berasal dari Yogyakarta, Luzpina, Lambang,
Herbowo, Agus, Chandra, Zyah dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, semoga kita dapat selalu bersahabat dan meraih masa depan yang
sukses.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 3 November 2015
Agung Prabowo
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ....................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................................... v
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................. viii
Abstrak ................................................................................................................. ix
Kata Pengatar ....................................................................................................... x
Daftar Isi................................................................................................................ xii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xv
Daftar Gambar ....................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran .................................................................................................... xvii
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 10
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 12
A. Tinjauan Literatur ................................................................................ 12
1.
Teori Agensi ................................................................................. 12
2.
Manajemen Laba .......................................................................... 13
3.
Kecakapan Manajerial .................................................................. 19
4.
Struktur Kepemilikan ................................................................... 21
5.
Rasio Hutang ................................................................................ 24
B. Keterkaitan antara Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................ 25
xii
1. Interaksi antara kecakapan manajerial terhadap
manajemen laba ............................................................................. 25
2. Interaksi antara rasio hutang terhadap manajemen
laba ................................................................................................ 27
3. Interaksi antara kepemilikan manajerial terhadap
manajemen laba ............................................................................. 30
C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 32
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 37
BAB III
METODE PENELITIAN ................................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 39
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 39
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 40
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 41
1.
Statistik Deskriptif ........................................................................ 41
2.
Uji Asumsi Klasik … .................................................................... 41
3.
Uji Hipotesis ................................................................................. 43
a. Uji koefisien determinasi .................................................... 43
b. Uji statistik F ...................................................................... 45
c. Uji Statistik t … .................................................................. 46
4.
Analisis Regresi Linear Berganda ................................................ 46
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian................................................... 47
BAB IV
A.
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 55
Hasil Uji Instrumen Penelitian......................................................... 57
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 57
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 59
3. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 64
4. Analisis Regresi Linear Berganda ................................................ 71
BAB V
PENUTUP ........................................................................................... 73
A.
Kesimpulan ...................................................................................... 73
B.
Saran ................................................................................................ 75
xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
LAMPIRAN … ..................................................................................................... 81
xiv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ................................................................33
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................... 54
4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian ........................................................56
4.2
Daftar Sampel Penelitian........................................................................... 57
4.3
Hasil Uji Deskripsi ................................................................................... 58
4.4
Hasil Uji Autokeralsi................................................................................. 59
4.5
Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................... 60
4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 61
4.7
Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 64
4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 65
4.9
Hasil Uji F Simultan ................................................................................. 66
4.10
Hasil Uji t Parsial ...................................................................................... 67
xv
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ...................................................................................57
4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P Plot ....................................62
4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ............................ 63
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Lampiran Data Penelitian.......................................................................... 80
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum tujuan pelaporan keuangan suatu badan usaha adalah
menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan bisnis oleh para investor dan kreditor, yang
mencakup keputusan investasi dan kredit, keputusan yang berhubungan
dengan prediksi arus kas, dan keputusan tentang sumber pendanaan serta
bagaimana sumber daya yang dimiliki digunakan. Informasi yang
dihasilkan berupa laporan keuangan, terdiri atas neraca, laporan laba-rugi,
laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan
keuangan serta pengungkapan-pengungkapan. Ditinjau dari sisi pemakai
informasi, laporan keuangan lebih ditekankan untuk konsumsi eksternal
sehingga disebut dengan laporan keuangan eksternal. Laporan keuangan
tidak dirancang untuk mengukur nilai suatu perusahaan secara langsung
tetapi informasi yang disediakan melalui laporan keuangan dimaksudkan
untuk mengestimasi nilai perusahaan oleh pihak yang membutuhkannya
(FASB, 1978).
Disisi lain laporan keuangan merepresentasikan pilihan metode
akuntansi yang digunakan perusahaan, akan disesuaikan dengan tujuan
perusahaan. Peraturan tentang pelaporan keuangan dan akuntansi telah
1
memberikan peluang untuk melakukan manajemen laba, contohnya seperti
fleksibilitas tentang metode-metode akuntansi yang berbeda (Purwanti dan
Rahardjo, 2012:1).
Para peneliti mempunyai pandangan yang berbeda-beda mengenai
pengertian
manajemen
mengemukakan
bahwa
laba.
Healy
manajemen
dan
laba
Wahlen
terjadi
(1999:368)
ketika
manajer
menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan
penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, dengan tujuan
untuk
memanipulasi
stakeholders
tentang
besaran
kinerja
(magnitude)
ekonomi
laba
kepada
perusahaan
beberapa
atau
untuk
mempengaruhi hasil perjanjian (contract) yang tergantung pada angkaangka akuntansi yang dilaporkan.
Senada dengan pengertian manajemen laba menurut Healy dan
Wahlen (1999) seperti tersebut di atas, Setiawati dan Na’im (2000)
mendefinisikan manajemen laba sebagai campur tangan manajemen dalam
proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan
dirinya sendiri. Mengacu pada pendapat Healy dan Wahlen (1999) serta
Setiawati dan Na’im (2000) ini dapat ditarik kesimpulan bahwa praktek
manajemen laba akan mengurangi kredibilitas laporan keuangan sebagai
suatu bentuk komunikasi antara manajer dengan pihak eksternal
perusahaan. Atau dapat dikatakan, semakin minimimal atau tidak
diterapkanya manajemen laba dalam suatu laporan keuangan, berarti
2
membuat laporan keuangan tersebut semakin terpercaya (Nugroho dan
Eko, 2011:1).
Salah satu kunci kesuksesan sebuah perusahaan adalah adanya
manajer yang berhasil mendesain proses bisnis yang efisien dan mampu
membuat keputusan-keputusan
yang memberi nilai
tambah bagi
perusahaan (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009:4). Perusahaan dengan
kecakapan manajerial yang baik akan lebih banyak berinvestasi selama
masa krisis, menghasilkan laba yang lebih besar dan mengeluarakan lebih
banyak hutang ketika laba yang didapat tidak memadai untuk mendanai
perusahaan. Yang pada akhirnya kecakapan manajerial berasosiasi negatif
terhadap asimetri informasi (Andreou, Ehrlich and Louca, 2013:1).
Menurut Demerjian, Lewis dan Mcvay (2012) kecakapan
manajerial adalah kemampuan manajer untuk mengambil dan menerapkan
keputusan yang dapat mengantarkan perusahaan ke tingkat efisiensi yang
tinggi. Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan yang
benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara yang paling baik
untuk mencapai tujuan.
Seorang manajer dikatakan cakap apabila memiliki keahlian yang
memadai dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Keahlian itu
bisa didapatkan manajer karena mereka biasanya mempunyai tingkat
intelejensia dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Pengalaman juga
3
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan tingkat
kecanggihan seorang manajer. Semakin berpengalaman seorang manajer
biasanya berbanding lurus dengan pemahaman manajer tersebut akan
kondisi bisnis perusahaannya (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009:8).
Manajer adalah pelaku utama manajemen laba (Isnugrahadi dan
Kusuma, 2009:2). Menurut Helmayunita dan Sari (2013:2), adanya
perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan manajer sebagai
pengelola perusahaan terkadang dapat mendorong manajer perusahaan
untuk melakukan tindakan yang dapat menguntungkan pribadi manajer
itu sendiri. Salah satu tindakan yang mungkin dapat terjadi adalah dengan
melakukan penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan, yaitu
tindakan manajemen dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan
dalam laporan keuangan atau yang sering disebut
dengan earning
management. Tujuan earning management adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan pihak tertentu walaupun dalam jangka panjang tidak
terdapat
perbedaan laba kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat
diidentifikasikan sebagai suatu keuntungan (Scott 2009:294).
Senada dengan Helmayunita dan Sari (2013), Sulistyawan,
Januarsi dan Alvia (2011:12) menyatakan bahwa manajer melakukan
manajemen laba karena informasi mengenai laba sering menjadi perhatian
bagi para pengguna laporan keuangan, salah satunya investor dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan. Manajemen
laba merupakan suatu pemilihan kebijakan akuntansi yang digunakan
4
manajer dalam memperbagus laba pada laporan keuangan perusahaan
yang dikelola sehingga terlihat bahwa perusahaan tersebut memiliki
kinerja yang baik.
Faktor lainnya yang mempengaruhi manajemen laba adalah rasio
hutang (leverage). Dengan memperoleh dana melalui hutang, para
pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan
tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka tanamkan.
Perusahaan yang memiliki rasio hutang relatif tinggi akan memiliki
ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian
berada pada kondisi yang normal, namun memiliki resiko kerugian ketika
ekonomi mengalami resesi (Brigham dan Houston, 2010:143).
Salah satu alternatif sumber dana perusahaan selain menjual saham
di pasar modal adalah melalui sumber dana eksternal berupa hutang.
Perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh
penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat memotivasi
manajer melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran
perjanjian hutang (Jao dan Pagalung, 2011:44).
Adanya penjelasan yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan
yang dikatakan sebagai agen penerima mandat dari investor sebagai
pengelola perusahaan, disebabkan oleh adanya asimetri informasi dan
perbedaan kepentingan dengan pemilik modal. Manajer perusahaan
5
memiliki porsi yang besar dalam menentukan arah perusahaan. Manajer
dengan pemahaman dan kecakapan yang baik, ditunjang dengan asimetri
informasi dan perbedaan kepentingan dengan pemilik modal, mungkin
akan menjadi kombinasi yang sempurna bagi manajer untuk melakukan
manajemen laba. Begitu pula dengan rasio hutang dalam sebuah
perusahaan, rasio hutang yang tinggi akan memberikan tekanan kepada
perusahaan untuk menampilkan kinerja keuangan yang baik, kondisi
demikian akan mendorong manajemen untuk cenderung melakukan
tindakan manajemen laba. Atau dapat dikatakan, kecakapan manajerial
dan rasio hutang (leverage) menjadi kemungkinan penyebab terjadinya
manajemen laba yang terjadi di perusahaan.
Struktur modal atau keputusan pendanaan akan sangat berpengaruh
pada kinerja perusahaan (Zeptian dan Rohman, 2013:2). Stuktur
kepemilikan adalah suatu mekanisme yang dapat mengurangi konflik
antara manajemen dan pemegang saham sehingga agency costs dapat
dikurangi dengan adanya struktur kepemilikan. Terdapat tiga struktur
kepemilikan yaitu kepemilikan pemerintah, kepemilikan terkosentrasi,
kepemilikan asing dan kepemilikan institusional (Saputro dan Syafruddin,
2012:2).
Kepemilikan manajerial ditandai dengan adanya kepemilikan
saham perusahaan oleh pihak manajemen dan dewan komisaris yang ikut
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan manajerial
didasarkan pada persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi
6
dan dewan komisaris. Kepemilikan manajerial ditandai dengan adanya
kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajemen yang ikut
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Sebagai pihak yang
tidak mengikuti operasi perusahaan sehari-hari, pemilik menginginkan
pengungkapan informasi yang seluas-luasnya (Sari, Anugrah dan
Dwiningsih, 2010:327).
Peningkatan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara
untuk
mengurangi
konflik
keagenan.
Perusahaan
meningkatkan
kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan
pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang
saham.
Dengan
termotivasi untuk
meningkatnya
meningkatkan
persentase
kinerja
kepemilikan,
dan
bertanggung
manajer
jawab
meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Zeptian & Rohman,
2013:3). Pendapat ini sejalan dengan Wiryadi dan Sebrina (2013:165)
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi
mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dan moral hazard dari
manajer dengan menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang
saham. Kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat
disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga
manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentinganya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti
termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena, pertama dalam
wewenangnya menjalankan sebuah perusahaan
kecakapan manajerial
7
menjadi suatu hal mutlak dimiliki manajer dalam membawa suatu
perusahaan menuju kesuksesan. Namun, di lain sisi adanya asimetri
informasi dan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemilik modal
membuat
kecakapan
manajerial
menjadi
faktor
yang
kurang
menguntungkan bagi perusahaan karena diasumsikan dapat mendorong
tindakan manajemen laba. Begitu halnya dengan rasio hutang perusahaan,
bantuan modal yang diberikan investor melalui hutang yang diterima
perusahaan, akan memberikan tekanan tersendiri kepada manajemen untuk
menampilkan performa yang baik melalui laporan keuangan, menurut
penjelasan sebelumnya hal ini pun akan mendorong terjadinya manajemen
laba oleh manajemen. Dengan adanya kepemilikan perusahaan oleh pihak
manajerial diharapkan akan menjadi salah satu kunci dalam meminimalisir
pratek manajemen laba. Kedua, penelitian sebelumnya mengenai
hubungan antara kecakapan manajerial dan manajemen laba masih
menunjukan hasil yang kurang konsisten. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti mencoba melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh
Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang dan Struktur Kepemilikan
Manajerial Terhadap Manajemen Laba”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian kecakapan manajerial yang dilakukan oleh
Demerjian, Lewis dan McVay (2012) serta penelitian tentang rasio hutang
dan kepemilikan manajerial yang dilakukan oleh Agustia (2013).
8
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai
berikut:
1. Peneliti menambahkan variabel baru dalam penelitian ini yaitu rasio
hutang (leverage) dan kepemilikan manajerial yang berdasarkan
asumsi dan penelitian sebelumnya relevan pengaruhnya terhadap
manajemen laba.
2. Obyek dalam penelitian ini lebih banyak dan lebih luas dibanding
dengan penelitian sebelumnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kecakapan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap
manajemen laba?
2. Apakah rasio hutang (leverage), berpengaruh signifikan positif
terhadap manajemen laba?
3. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan
negatif terhadap manajemen laba?
4. Variabel mana yang paling dominan terhadap manajemen laba suatu
perusahaan?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisa secara empiris pengaruh negatif kecakapan
manajerial terhadap manajemen laba.
b. Menganalisa secara empiris pengaruh positif rasio hutang
(leverage) terhadap manajemen laba.
c. Menganalisa
secara
empiris
pengaruh
negatif
struktur
kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.
d. Menganalisa secara empiris variabel independen yang paling
berpengaruh terhadap manajemen laba.
2. Manfaat Penelitian
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang manajemen laba
serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya manajemen dan
akuntansi keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang
pengaruh kecakapan manajerial, rasio hutang dan struktur
kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.
10
c. Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
d. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai akuntansi manajemen , terutama
tentang manajemen laba sehingga diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis di masa yang akan datang.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Dalam
teori
keagenan,
Jensen
dan
Meckling
(1976:5)
mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana
satu atau lebih (principal) menyewa orang lain (agent) untuk
melakukan
beberapa
jasa
untuk
kepentingan
mereka
dengan
mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada
agen. Prinsipal memiliki akses pada informasi internal perusahaan
sedangkan agen sebagai pelaku memiliki informasi dan kinerja
perusahaan secara riil dan menyeluruh.
Adanya perbedaan posisi, fungsi, situasi, tujuan, kepentingan dan
latar belakang antara prinsipal dan agen yang saling bertolak belakang
dapat menimbulkan conflict of interest atau pertentangan tarik menarik
kepentingan dan pengaruh antara yang satu dengan lainnya. Prinsipal
dan agen diasumsikan termotivasi oleh kepentingan sendiri. Perbedaan
kepentingan dapat menimbulkan asimetri informasi (kesenjangan
informasi). Prinsipal hanya tertarik pada hasil keuangan yang
bertambah atau investasi dalam perusahaan. Sedangkan agen
diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan
12
syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut (Zeptian &
Rohman, 2013:2).
Menurut Jensen dan Meckling (1976), untuk mengatasi masalah
yang ditimbulkan dalam teori agensi seperti konflik kepentingan dan
asimetri informasi maka perusahaan harus mengeluarkan biaya agensi
(agency cost). Ada tiga macam biaya agensi yang disebutkan oleh
Jensen dan Meckling, yaitu:
a. Biaya monitoring (monitoring cost), merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitasaktivitas yang dilakukan oleh agen.
b. Biaya bonding (bonding cost), merupakan biaya untuk menjamin
bahwa agen tidak akan bertindak merugikan prinsipal, atau dengan
kata lain untuk meyakinkan agen, bahwa prinsipal akan
memberikan kompensasi jika agen benar-benar melakukan
tindakan tersebut.
c. Biaya kerugian residual (residul loss), merupakan nilai uang yang
ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami oleh
prinsipal akibat dari perbedaan kepentingan.
2. Manajemen Laba (Earning Management)
Menurut Fischer dan Rosenzweig (1995:434) manajemen laba
adalah tindakan manajer menaikkan atau menurunkan laba periode
berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan
kenaikan keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang. Manajemen
13
laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam
pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan
keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui
kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan sehingga hal ini dapat
mempengaruhi
keputusan
ekonomi
yang
akan
diambil
oleh
stakeholders.
Scott (2009:403) mendefinisikan manajemen laba sebagai pilihan
bagi manajer atas kebijakan akuntansi dari berbagai kebijakan yang
diperbolehkan dalam standar, untuk mencapai tujuan khusus. Scott
(2009:402) memandang manajemen laba dari dua perspektif, yaitu
perspektif pelaporan keuangan (financial reporting perspective)
perspektif kontraktual (contracting
perspective).
Dari
dan
perspektif
pelaporan keuangan, manajer menggunakan manajemen laba untuk
kepentingan analisis peramalan laba, sehingga akan terhindar dari
rusaknya reputasi dan reaksi harga saham yang negatif akibat
kegagalan dalam memenuhi harapan para investor. Dari perspektif
kontraktual, manajemen laba dapat digunakan untuk melindungi diri
mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tak
terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Selanjutnya,
Sulistyanto
(2008:50)
mengemukakan
bahwa
manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan penilaian dalam
pelaporan keuangan sehingga menyesatkan penilaian stakeholder
mengenai kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak
14
yang bergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan. Dari beberapa
definisi manajemen laba yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa manajemen laba merupakan tindakan untuk mempengaruhi dan
mengintervensi laporan keuangan sesuai dengan kepentingan.
Menurut Holthausen (1990) terdapat dua konsep dalam memahami
manajemen laba. Dua konsep tersebut merupakan dua kondisi yang
saling melengkapi dalam memahami manajemen laba. Manajer
memilih prosedur akuntansi tertentu dengan alasan yang dapat
diklasifikasikan menjadi efisien jika manajemen laba diperuntukkan
memaksimumkan nilai perusahaan, dan oportunistik jika manajemen
laba diperuntukkan untuk kepentingan pribadi manajer. Perilaku
manajer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Manajemen laba dipandang sebagai opportunistic behavior
perspective jika manajer memaksimumkan kepentingannya dalam
menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politis.
Perspektif oportunistik juga disebut ex-post karena pemilihan
metode akuntansi dilakukan setelah faktanya diketahui.
b. Manajemen laba dipandang dari sisi efficiency contracting
perspective bila dalam kontrak kompensasi, perusahaan akan
mengantisipasi insentif manajer untuk mengelola earnings melalui
jumlah kompensasi yang ditawarkan. Lender juga akan melakukan
hal yang sama dalam memutuskan tingkat bunga yang diminta.
Dalam
pandangan
ini
earnings
management
memberikan
15
fleksibilitas kepada manajer untuk melindungi diri mereka dan
perusahaan dalam menghadapi realisasi keadaan yang tidak dapat
diantisipasi untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam
kontrak. Manajer juga dapat mempengaruhi nilai pasar saham
perusahaan melalui earnings managements. Perspektif efisien ini
disebut ex-ante karena pemilihan metode akuntansi dilakukan
sebelum faktanya diketahui.
Christie and Zimmerman (1994:540) menyatakan bahwa efficiency
lebih penting daripada opportunism dalam menjelaskan pilihan metode
akuntansi. Mereka juga menyatakan bahwa principals ternyata mampu
mengantisipasi perilaku opportunistic manajer dan kemampuan
prinsipal ini mendorong perspektif tersebut berubah menjadi efficiency
contracting perspective.
Begitu juga dengan Jiambalvo (1996) mencoba melihat manajemen
laba dari sudut pandang efisiensi. Sudut pandang efisiensi menyatakan
bahwa manajer melakukan pilihan atas kebijakan akuntansi untuk
memberikan informasi yang lebih baik tentang aliran kas yang akan
datang dan untuk meminimalkan biaya keagenan (agency cost) yang
terjadi karena konflik kepentingan antara stakeholder dan manager.
Pada umumnya studi tentang manajemen laba lebih mengacu pada
sudut pandang oportunistis dibandingkan dengan sudut pandang
efisiensi.
16
Dalam Positif Accounting Theory (PAT) ada tiga hipotesis yang
melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watts dan Zimmerman,
1986) yaitu:
a. Bonus Plan Hypothesis, manajer perusahaan seperti individu
lainnya, tentu menginginkan bonus setinggi mungkin. Salah satu
cara untuk meningkatkan laba adalah dengan memilih kebijakan
akuntansi yang agresif.
b. Debt Covenant Hypothesis, hipotesis ini berkaitan dengan syaratsyarat yang harus dipenuhi perusahaan di dalam perjanjian hutang.
Karena laba yang tinggi pada umumnya mengurangi kemungkinan
terjadinya pelanggaran syarat perjanjian, maka manajer perusahaan
yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih
metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba.
c. Political Cost Hypothesis, Semakin besar perusahaan, semakin
besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode
akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan
laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan.
Untuk mengurangi kemungkinan dijadikan target peraturan
pemerintah, maka perusahaan besar akan cenderung memilih
kebijakan akuntansi yang konservatif, yaitu kebijakan yang
cenderung mengurangi laba.
Perumusan Positif Accounting Theory (PAT) memiliki tujuan, yaitu
menjelaskan dan memprediksi pilihan manajemen terhadap metode
17
dan prosedur akuntansi. Disamping itu, juga mencoba untuk
menganalisis biaya serta manfaat pengungkapan keuangan tertentu
sehingga informasi yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dapat
diintepretasikan dengan baik oleh para pihak yang memerlukan
informasi akuntansi. Asumsi yang mendasari hipotesis PAT adalah
semua pihak yang berkepentingan dengan badan usaha bertindak
secara rasional untuk memaksimalkan kepentingannya.
Menurut Sulistyanto (2008), secara umum ada beberapa motivasi
yang mendorong manajer untuk berperilaku oportunis, yaitu motivasi
bonus, kontrak, politik, pajak, perubahan CEO, IPO, atau SEO, dan
mengkomunikasikan informasi ke investor. Pola manajemen Laba:
a. Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat terjadi reorganisasi, termasuk
pengangkatan CEO baru.
b. Income Minimization
Pola ini terjadi pada saat perusahaan mengalami atau memperoleh
laba yang tinggi. Manajemen akan menunda sebagian laba tersebut
dan melaporkannya pada periode mendatang.
c. Income maximization
Pola ini terjadi ketika laba perusahaan menurun atau rendah. Pola
ini juga dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran
perjanjian hutang.
18
d. Income Smoothing
Pola ini dilakukan oleh perusahaan dengan cara meratakan laba
yang dilaporkan.
3. Kecakapan Manajerial (Managerial Ability)
Menurut Demerjian et al. (2012) kecakapan manajerial adalah
kemampuan manajer untuk mengambil dan menerapkan keputusan
yang dapat mengantarkan perusahaan ke tingkat efisiensi yang tinggi.
Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan
yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara yang
paling baik untuk mencapai tujuan tersebut.
Seorang manajer dikatakan cakap apabila manajer tersebut
memiliki keahlian yang memadai dalam bidang yang menjadi
tanggung jawabnya. Keahlian itu bisa didapatkan manajer karena
mereka biasanya mempunyai tingkat intelejensia dan tingkat
pendidikan yang cukup tinggi. Pengalaman juga merupakan salah satu
faktor yang berperan dalam menentukan tingkat kecanggihan seorang
manajer.
Semakin
berpengalaman
seorang
manajer
biasanya
berbanding lurus dengan pemahaman manajer tersebut akan kondisi
bisnis perusahaannya. Manajer dalam menjalankan tugasnya juga
dipandu oleh explicit professional codes of conduct atau implicit codes
of ethics, sehingga setiap keputusan manajer semestinya merefleksikan
pertimbangan professional manajer tersebut, bukan sebuah keputusan
19
penuh rekayasa yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri.
Setiap keputusan manajer pada akhirnya akan mempunyai dampak
pada perusahaan yang mereka pimpin yaitu pengambilan keputusan
tingkat perusahaan merefleksikan tingkat kecakapan dari manajer yang
berbeda-beda (Isnugrahadi & Kusuma, 2009:8).
Djuitaningsih & Rahman (2011:160) mengartikan kecakapan
manajerial (managerial ability) sebagai suatu ketrampilan atau
karakteristik personal yang membantu tercapainya kinerja yang tinggi
dalam tugas manajemen. Ada beberapa karakteristik personal dan
ketrampilan tambahan yang disarankan oleh The American assembly of
collegiate schools of business bagi perguruan tinggi dalam
mengembangkan mahasiswanya untuk meningkatkan kecakapan
manajerialnya tersebut, yakni: leadership self objevtivity, analytic
thinking,
behavioral
flexibility,
oral
communication,
written
communication, personal impact, resistance to stress, dan tolerance
for uncertainty.
Kecakapan manajerial yang dimaksud didalam penelitian ini adalah
kecakapan manajerial dalam bidang keuangan. Yaitu seberapa efisien
sebuah perusahaan dalam bidang keuangan secara relatif terhadap
perusahaan lain dalam industri yang sama. Tingkat keefisienan relatif
sebuah perusahaan ini dinisbahkan sebagai hasil dari kecakapan
seorang manajer (Djuitaningsih & Rahman, 2011:160).
20
4. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan
dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional
perusahaan. Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut
pandang, yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan asimetri
informasi. Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan
merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan
antara manajer dengan pemegang saham. Pendekatan ketidak
seimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan
sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi
antara insiders dan outsiders melalui pengungkapan informasi di
dalam pasar modal (Helmayunita & Sari, 2013: 114).
Struktur kepemilikan dalam sebuah perusahaan adalah media
kontrol pemegang saham terhadap perusahaan yang diwakili oleh
dewan direksi dan manajer. Pemegang saham memantau dewan direksi
dan manajer dalam setiap pengambilan keputusan dan tanggung jawab
sesuai
dengan
kebijakan perusahaan yang ditetapkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Seorang investor memerlukan
keputusan yang teliti untuk melakukan transaksi saham. Keputusan
dalam hal investasi saham meliputi keputusan untuk membeli, menjual
dan menahan sahamnya. Keputusan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor fundamental, faktor teknis, dan faktor sentimen pasar
(Wiryadi dan Sebrina, 2013 : 163).
21
Struktur kepemilikan dapat dibedakan berdasarkan konsentrasi
kepemilikan saham yang meliputi:
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial yaitu kepemilikan saham suatu
perusahaan oleh pihak manajemen. Dengan adanya kepemilikan
manajerial, manajemen tidak hanya berfungsi sebagai pengelola
perusahaan namun juga sebagai pemegang saham. Kepemilikan
manajemen
terhadap
saham
perusahaan
dipandang
dapat
menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang
saham luar dengan manajemen (Jensen dan Meckling, 1976).
Sari, Anugrah dan Dwiningsih (2010:327) menyatakan
bahwa
kepemilikan
manajerial
ditandai
dengan
adanya
kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajemen yang ikut
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Sebagai pihak
yang tidak mengikuti operasi perusahaan sehari-hari, pemilik
menginginkan pengungkapan informasi yang seluas-luasnya. Di
pihak lain, ada dorongan bagi manajemen untuk selektif dalam
melakukan
informasi
pengungkapan
mengandung
informasi
biaya.
karena
Manajemen
pengungkapan
hanya
akan
mengungkapkan informasi jika manfaat yang diperoleh dari
pengungkapan melebihi biaya pengungkapan informasi tersebut.
22
b. Kepemilikan Institusional
Pemegang saham yang paling aktif adalah investor
institusional. Kepemilikan institusional adalah proporsi yang
dimiliki oleh pihak institusi pada akhir tahun yang diukur dalam
persentase jumlah kepemilikan institusional terhadap jumlah saham
secara keseluruhan. Keberadaan investor institusional dianggap
mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap
keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor
institusional terlibat dalam pengambilan keputusan yang strategis
sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba
(Wiryadi dan Sebrina, 2013:163).
Pemilik institusional dinilai memiliki peranan yang penting
dalam sebuah perusahaan. Disamping sebagai salah satu sumber
dana perusahaan, investor institusional ikut aktif dalam mengawasi
efektivitas dan efisiensi pengelolaan perusahaan. Mereka juga
menjadi salah satu sumber informasi perusahaan. Melalui
mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas pengelolaan
sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari
informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman
laba (Sari dkk., 2010:328).
c. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing didefinisikan sebagai kepemilikan
saham perusahaan oleh pihak yang tidak terdaftar sebagai warga
23
negara ataupun secara hukum diakui mempunyai hak untuk
berusaha di negara tersebut. Hasil penelitian Huafang dan Jianguo
(2007) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki saham
asing memiliki kecenderungan semakin tinggi tingkat transparansi
informasinya.
Perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing
utamanya melihat keuntungan legitimasi berasal dari para
stakeholder-nya dimana secara tipikal berdasarkan atas home
market (pasar tempat beroperasi) yang dapat memberikan
eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang. Pengungkapan
merupakan salah satu media yang dipilih untuk tetap menjaga
kredibilitas dengan pemaparan informasi secara menyeluruh
mengenai kondisi perusahaan (Sari dkk., 2010:328).
5. Rasio Hutang (Leverage)
Leverage yang juga dikenal dengan solvabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang. Rasio ini melihat seberapa jauh perusahaan di
biayai dengan hutang atau pinjaman dari pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih
besar daripada hutang. Dalam manajemen keuangan perusahaan pada
umumnya dikenal tiga jenis leverage (Oktovianti dan Agustia, 2012) :
24
a. Operating Leverage
Operating leverage timbul karena adanya fixed operating cost yang
digunakan dlam perusahaan dalam menghasilkan income.
b. Financial Leverage
Financial leverage berubah dengan adanya perubahan EBIT yang
dicapai perusahaan.
c. Total Leverage
Total leverage adalah pengaruh gabungan operating leverage
dengan financial leverage.
Brigham (2010:84) menjelaskan bahwa leverage adalah tingkat
penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan. Ia
menjelaskan juga bahwa penggunaan leverage menyiratkan tiga hal
penting yaitu:
a. Memperoleh dana melalui hutang membuat pemegang saham dapat
mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi
yang terbatas.
b. Kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk
memberikan margin pengamanan, sehingga pemegang saham
hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan.
c. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas
investasi
yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding
pembayaran bunga maka pengembalian atas modal pemilik akan
lebih besar.
25
Semakin besarnya hutang berarti semakin besar leverage dan
semakin besar pula biaya keuangan tetap yang ditanggung oleh
perusahaan,
sehingga
mengurangi
hasil
pengembalian
yang
diperuntukkan bagi pemilik modal sendiri.
Rasio-rasio keuangan yang termasuk dalam kategori rasio leverage
merupakan rasio-rasio yang menjelaskan proporsi besarnya sumbersumber pendanaan jangka pendek atau jangka panjang terhadap ekuitas
perusahaan. Levera