Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, dan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR ASET, DAN DIVIDEN

TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN

PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

APERILIASTA BR GINTING 070503223

PROGRAM STUDI STRATA SATU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, dan Dividen

terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Real Estate & Property yang Terdaftar di BEI ” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud

belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam

konteks penulisan skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang

diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar adanya. Apabila di kemudian hari

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh

Universitas Sumatera Utara.

Medan, November 2011 Yang membuat pernyataan,

Aperiliasta Br G NIM : 070503223


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih dan karuniaNya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, Struktur Aset, dan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang pada

Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI” Penulisan Skripsi ini diharapkan mampu menambah pengetahuan pustaka tentang akuntansi

keuangan khususnya manajemen keuangan dan analisis laporan keuangan. Selama

penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan,

bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan terutama:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara,

2. Bapak Drs Firman Syarif, MSi, Ak. Dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara,

3. Bapak Drs.M. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. Selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan dan pengrahan kepada penulis untuk


(4)

4. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku dosen pembanding/penguji I dan Bapak

Drs. Sucipto, MM, Ak. Selaku dosen pembanding/penguji II, yang telah banyak

memberikan kritik dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Orang tua penulis, Ayahanda Arihta Ginting dan Ibunda Sampehati

Perangin-angin, serta kedua saudara penulis Abdi Ginting dan Ekatanta Ginting yang

telah memberikan kasih sayang, mendidik, membimbing, memberikan doa dan

dukungan sehingga penulis tetap bersemangat mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semoga Tuhan Maha Esa menyertai kita semua.Amin.

Medan, November 2011 Penulis

Aperiliasta Br G Nim: 070503223


(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset dan dividen terhadap kebijakan hutang pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 hingga tahun 2009.

Sampel yang digunakan adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI perode 2007 sampai 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode purposive sampling, yakni metode yang menetapkan kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan sampel, yang menghasilkan 36 perusahaan selama tiga tahun pengamatan. Dan metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang secara parsial, namun secara simultan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset dan dividen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Kata kunci: kepemilikan manajerial, kepemilkan institusional, struktur aset, dividen, kebijakan hutang.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of managerial ownership, institutional ownership, structure asset, and dividend to debt policy of real estate and property companies that listed in Indonesian Stock Exchange during 2007 up to 2009.

The samples used in this research are real estate and property companies listed in Indonesian Stock Exchange during 2007 up to 2009. The data collection method used in this research is purposive sampling, a method that uses some criteria to determine samples, that resulted 36 companies during the three years observation. The statistic method that’s used is multiple regressions analysis and the model has been tested in classic assumptions.

This research result shows that managerial ownership, institutional ownership, structure asset influences the debt policy significantly., dividend do not influence the debt policy partially. Simultaneously, managerial ownership, institutional ownership, structure asset, and dividend influences the debt policy significantly.

Keywords: managerial ownership, institutional ownership, structure asset, dividend, debt policy.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 10

1. Kebijakan Hutang ... 10

a. Pengertian Hutang ... 10

b. Klasifikasi Hutang ... 11

c. Kebijakan Hutang ... 12

2. Kepemilikan Manajerial... 14

3. Kepemilikan Institusional ... 15


(8)

5. Dividen ... 16

6. Teori Keagenan (Agency Theory) ... 18

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

C. Kerangka Konseptual ... 23

D. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 32

C. Jenis dan Sumber Data ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

F. Metode Analisis Data ... 34

G. Jadwal Penelitian ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 40

B. Analisis Hasil Penelitian ……….. 40

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 46

2. Uji Asumsi Klasik ... 42

a. Uji Normalitas ... 42

b. Uji Multikolinearitas ... 45

c. Uji Heteroskedastisitas ... 47

d. Uji Autokorelasi ... 49


(9)

a. Persamaan Regresi ... 50

b. Pengujian hipotesis ... 52

1. Uji Parsial (Uji t) ... 53

2. Uji Simultan (Uji F) ... 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan Penelitian ... 66

C. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu……….21

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan ... 28

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel………33

Tabel 3.3 Rencana Jadwal Penelitian………32

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 41

Tabel 4.2 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 42

Tabel 4.3 Koefisien ... 46

Tabel 4.4 Koefisien Korelasi...46

Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Waston... ...49

Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi ... 51

Tabel 4.7 Analisis Koefisien Determinasi ... 53

Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial ... 54


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 23

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 43

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot………44


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran I Data Perusahaan Tahun 2007-2009 ... 71

Lampiran II Statistik Dekriptif Data ... 75

Lampiran II.1 Kolmogorov-Smirnov ... 76

Lampiran II.2 Hasil Uji Normalitas Data: Analisis Grafik Histogram ... 77

Lampiran II.3 Hasil Uji Normalitas Data: Analisis Grafik P-P Plots ... 78

Lampiran II.4 Hasil Uji Multikolinearitas Data ...79

Lampiran II.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 80

Lampiran II.6 Hasil Uji Autokorelasi dan Model Regresi ... 81

Lampiran II.7 Hasil Uji t ... 82


(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset dan dividen terhadap kebijakan hutang pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007 hingga tahun 2009.

Sampel yang digunakan adalah perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI perode 2007 sampai 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode purposive sampling, yakni metode yang menetapkan kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan sampel, yang menghasilkan 36 perusahaan selama tiga tahun pengamatan. Dan metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda dan dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang secara parsial, namun secara simultan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset dan dividen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Kata kunci: kepemilikan manajerial, kepemilkan institusional, struktur aset, dividen, kebijakan hutang.


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of managerial ownership, institutional ownership, structure asset, and dividend to debt policy of real estate and property companies that listed in Indonesian Stock Exchange during 2007 up to 2009.

The samples used in this research are real estate and property companies listed in Indonesian Stock Exchange during 2007 up to 2009. The data collection method used in this research is purposive sampling, a method that uses some criteria to determine samples, that resulted 36 companies during the three years observation. The statistic method that’s used is multiple regressions analysis and the model has been tested in classic assumptions.

This research result shows that managerial ownership, institutional ownership, structure asset influences the debt policy significantly., dividend do not influence the debt policy partially. Simultaneously, managerial ownership, institutional ownership, structure asset, and dividend influences the debt policy significantly.

Keywords: managerial ownership, institutional ownership, structure asset, dividend, debt policy.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan kondisi perekonomian yang semakin pesat dan adanya

persaingan yang semakin tajam dalam pasar global merupakan suatu tantangan

dan peluang bagi perusahaan untuk melakukan perkembangan usahanya. Sebagai

upaya untuk mengembangkan tersebut, maka perusahaan memerlukan adanya

suatu kebijakan pendanaan yang tepat untuk memenuhi kegiatan operasional

perusahaan. Keputusan pendanaan perusahaan merupakan keputusan yang penting

mengingat keputusan tersebut berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan

nanti. Secara umum terdapat dua bentuk sumber pendanaan pada perusahaan yaitu

sumber pendanaan internal dan eksternal.

Sumber pendanaan internal yaitu suatu dana yang berasal dari dalam

perusahaan yaitu modal sendiri, laba ditahan. Modal sendiri berasal dari modal

saham, laba ditahan berasal dari sumber dana yang diperoleh dari usaha

perusahaan dalam kegiatan operasi perusahaan, akan tetapi seiring dengan

perkembangan ekonomi serta adanya tuntutan perkembangan usaha, dana yang

berasal dari dari dalam perusahaan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dituntut untuk berusaha

mencari lagi tambahan dana yang berasal dari sumber pendanaan eksternal yaitu

suatu dana yang diperoleh dari luar perusahaan dengan cara meminjam kepada


(16)

Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen

keuangan dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan dari pihak ketiga untuk

membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebijakan hutang adalah salah satu

keputusan penting yang dihadapi oleh manajer adalah menyangkut keputusan

pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga

berdampak pada kemakmuran pemegang saham.

Tujuan utama perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah

memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (stockholder) melalui keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen, yang tercermin dalam

harga saham di pasar modal. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak pemegang

saham atau sering disebut principal yang menyerahkan pengelolaan perusahaan

kepada para profesional (manajer) atau sering disebut agen untuk

bertanggungjawab mengelola perusahaan. Para manajer yang diangkat diharapkan

dapat melakukan tindakan yang terbaik bagi perusahaan dengan cara

memaksimumkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran dapat tercapai. Menurut

Sundjaja dan Barlian (2002: 61) secara teoritis, banyak manajer keuangan setuju

dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham, namun pada prakteknya

manajer juga memperhatikan harta miliknya, keamanan pekerjaanya, gaya hidup

dan manfaat lainya yang diperoleh dari perusahaan. Adanya perbedaan tujuan ini,

sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham.

Teori keagenan, menerangkan bahwa adanya pemisahan fungsi kepemilikan

dan fungsi pengolaan (pihak manajemen) dalam suatu perusahaan akan rentan


(17)

mengutamakan kepentingan pribadinya dan mengorbankan kepentingan para

pemegang saham. Pemegang saham biasanya tidak menyukai kepentingan

manajer, karena hal tersebut akan menambah biaya (cost) bagi perusahaan sehingga akan menurunkan keuntungan dan dividen yang diterima oleh pemegang

saham. Penyebab adanya konflik keagenan antara pemegang saham dengan

manajer salah satunya adalah berkaitan dengan pembuatan keputusan sumber

pendanaan.

Akibat dari perbedaan kepentingan ini maka menimbulkan konflik yang

sering disebut agency conflict yaitu kepentingan manajer lebih didahulukan daripada kepentingan perusahaan (Sundjaja dan Barlian, 2002:62). Untuk

mengurangi agency conflict dapat dilakukan dengan Agency cost. Dari sisi pemegang saham Agency cost dapat dikurangi dengan cara melibatkan pihak ketiga (debtholders) yang masuk melalui kebijakan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya konflik antara pemegang saham dengan manajer

disamping itu hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan adanya pemborosan yang

dilakukan oleh manajemen.

Beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu (1) meningkatkan kepemilikan manajerial di dalam perusahaan sehingga manajer merasa ikut

memiliki dan merasakan langsung dari hasil keputusan yang diambil. (2)

meningkatkan dividen payout ratio, meningkatnya dividen payout ratio akan meyebabkan free cash flow yang tersedia dalam perusahaan semakin kecil. (3) meningkatkan pendanaan dengan hutang, Peningkatan pendanaan perusahaan


(18)

dengan hutang dapat digunakan untuk mengurangi atau mengontrol konflik

keagenan.(4) institutional investor, kepemilikan saham oleh institusi lain akan

mendorong terjadinya peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap

kinerja manajer.

Kepemilikan manajerial merupakan persentase suara yang berkaitan dengan

saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan komisaris suatu perusahaan (Melinda, 2008). Peningkatan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai

cara untuk mengurangi konflik keagenan (Van Horne, 2005:61). Perusahaan

meningkatkan kepemilikan manajerial untuk dapat mensejajarkan kepentingan

manajer dan pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan

pemegang saham. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang jumlahnya

lebih besar tidak akan bertindak opurtunistik dan akan semakin hati-hati dalam

membuat keputusan penting perusahaan, karena manajer akan merasakan

langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan

kerugian jika keputusan yang diambil salah terutama pada pengambilan keputusan

mengenai menggunakan hutang. Penelitian tentang kepemilikan manajerial

dilakukan oleh Fatmawati (2009) dalam hasil penelitianya menemukan bahwa ada

pengaruh signifikan kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang

sedangkan menurut Setiawan (2008) dan Manan (2004) kepemilikan manajerial

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang.

Kepemilikan institusional merupakan persentase saham yang dimiliki oleh

institusi dari keseluruhan saham perusahaan yang beredar. Adanya kepemilikan


(19)

investasi dan kepemilikan oleh institusi lain dalam perusahaan akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen

menyebabkan penggunaan Hutang untuk pendanaan menurun dan mengurangi

biaya agensi. Hal ini sesuai dengan penelitian Fatmawati (2009) dan Arimoerti

(2001) yaitu kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

hutang. Sedangkan menurut Damayanti (2006) kepemilikan institusional tidak

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

Variabel lain yang juga diperkirakan mempengaruhi kebijakan hutang

perusahaan adalah struktur aset. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk

dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak Hutang

(Houston, 2001:39). Semakin banyak struktur aset suatu perusahaan semakin

banyak suatu perusahaan tersebut menggunakan hutangnya. Penelitian tentang

struktur aset dilakukan oleh Manan (2004) dimana hasil penelitian menemukan

struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Sementara

hasil penelitian kurniati (2007) struktur aset berpengaruh negatif signifikan

terhadap kebijakan hutang.

Dividen merupakan bagian dari laba yang diberikan kepada para pemegang

saham biasa, baik dalam bentuk tunai atau kas. Kebijakan dividen adalah

kebijakan yang dikaitkan dengan dengan penentuan apakah laba yang diperoleh

perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen dalam

bentuk tunai atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan. Meningkatnya dividen

diharapkan dapat mengurangi biaya keagenan. Pembayaran dividen akan


(20)

menyebabkan rasio laba ditahan akan kecil, akibatnya perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan operasionalnya akan mencari alternatif sumber pendanaan

yang relevan melalui hutang. Penelitian oleh Manan (2004) tentang dividen

mengatakan dividen berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Sedangkan Fatmawati (2009) dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap

kebijakan hutang.

Adanya ketidakkonsistenan hasil-hasil Penelitian terdahulu, mendorong

peneliti untuk meneliti kembali setiap variabel dari penelitian terdahulu yang telah

disebutkan diatas dengan tetap ingin mengambil variabel independen yang sama

untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap kebijakan hutang dan

tertarik melakukan penelitian pada perusahaan real estate dan property.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Setiawan. Penelitian ini menggunakan perusahaan real estate dan property sebagai objek penelitian mulai dari tahun 2007-2009. Alasan peneliti memilih

perusahaan ini karena perusahaan real estate dan property memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang dengan melihat potensi jumlah penduduk yang

terus bertambah besar, semakin banyaknya pembangunan di sektor perumahaan,

apartemen, pusat-pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran dan memiliki

rasio kepemilikan rumah yang cukup rendah sehingga banyak perusahaan yang

mengalami kenaikan hutang sebagai salah satu bentuk pengembangan usaha

sehingga membutuhkan tambahan dana dari luar yaitu hutang. Tahun yang

diamati dalam penelitian ini adalah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009


(21)

Fenomena yang terjadi akhir-akhir ini pada bisnis real estate dan property sangat menarik untuk diamati karena terjadinya krisis finansial global 2008 yang

dimulai dari Amerika Serikat akibat subprime mortgage yang menjalar keseluruh dunia termasuk Indonesia, yang juga berdampak pada bisnis real estate dan property Indonesia. Namun hal ini tidak menyurutkan perkembangan bisnis real estate dan property untuk terus melakukan ekspansi. Hal ini terjadi karena para pengembang bisnis real estate dan property percaya bahwa krisis yang terjadi tidak akan mengguncang perekonomian Indonesia apalagi menghancurkanya

seperti yang terjadi pada tahun 1998 dimana jatuhnya sektor property di Indonesia. Ekspansi bisnis real estate dan property dari tahun pascakrisis 2003 hingga 2008 terus meningkat, Pengingkatan ini terutama digerakkan oleh

banyaknya pembangunan berbagai proyek seperti perumahan, apartemen,

pusat-pusat perbelanjaan (mall dan trade center), gedung perkantoran dan lain-lain. Perkembangan yang terus-menerus ini bisa dilihat dalam tempo waktu 2 tahun

(2007-2009) tidak kurang dari 33.000 unit rumah susun sederhana milik

(rusumami) diluncurkan oleh para pengembang selain itu keyakinan para pebisnis

real estate dan property pada tahun 2009 pemerintah akan membuat kebijakan

terobosan yaitu membuka akses yang lebih luas bagi investor asing untuk masuk

ke bisnis property Indonesia (Sumber : www.hore-indonesia.com).

Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana

pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset, dividen

terhadap kebijakan hutang pada periode dimana terjadinya suatu krisis keuangan


(22)

Berdasarkan fenomena diatas serta adanya ketidakkonsistenan hasil

penelitian, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset, dan

dividen terhadap kebijakan hutang pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset, dan dividen

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusioanl, struktur aset, dan

deviden terhadap kebijakan hutang pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan.


(23)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, struktur asset, dividen terhadap kebijakan hutang.

2. Bagi para investor dan calon Investor, Penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan faktor- faktor

yang mempengaruhi struktur permodalan perusahaan.

3. Bagi calon peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Kebijakan Hutang

a. Pengertian Hutang

Hutang Menurut Djarwanto (2004:34) merupakan kewajiban

perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau

menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang juga

merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh

perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan

keputusan akan penggunaan hutang ini harus mempertimbangkan

besarnya biaya tetap yang muncul dari hutang berupa bunga yang akan

menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan semakin

tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa.

Hutang menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur.

Dalam jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali

atau wajib memenuhi tagihan yang berasal dari pihak luar tersebut.

Pemenuhan kewajiban ini dapat berupa pembayaran uang, penyerahan

barang atau jasa kepada pihak yang telah memberikan pinjaman kepada

perusahaan.


(25)

b. Klasifikasi Hutang

Menurut Djarwanto (2004:34), klasifikasi hutang dibagi menjadi

dua yaitu:

1 ) Hutang jangka pendek

Hutang jangka pendek merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu yang normal, umumnya satu tahun atau kurang semenjak neraca disusun, atau utang yang jatuh temponya masuk siklus akuntansi yang sedang berjalan.Hutang jangka pendek meliputi:

a. Hutang dagang (Accounts payable) adalah semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagang atau jasa kredit.

b. Wesel bayar (Notes payable) adalah promes tertulis dari perusahaan untuk mmbayar sejumlah uang atas perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang ditetapkan (utang wesel).

c. Penghasilan yang ditangguhkan (Deferred revenue) adalah penghasilan yang sebenarnya belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah menyerahkan uang lebih dahulu menyerahkan uang kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang atau jasanya.

d. Kewajiban yang masih harus dipenuhi (Accrual payable) adalah kewajiban yang timbul karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tetapi pembayarannya belum dilakukan (misalnya upah, bunga, sewa, pensiun, pajak harta milik dan lain-lain).

e. Hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo (Maturing long term debt) adalah sebagian atau seluruh utang jangka panjang yang menjadi utang jangka pendek karena sudah waktunya untuk dilunasi.

2 ) Hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu melebihi satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang ialah:

a. Hutang hipotek (Mortgage note payable) adalah surat tanda berutang dengan jangka waktu pembayaran yang melebihi satu tahun, di mana pembayarannya dijamin dengan aktiva tertentu misalnya bangunan, tanah, atau perabot.

b. Hutang obligasi (Bonds payable) adalah surat tanda berutang yang dikeluarkan di bawah cap segel, yang berisi kesanggupan membayar pokok pinjaman pada tanggal jatuh temponya dan


(26)

membayar bunganya secara teratut pada setiap interval waktu tertentu yang telah disepakati.

c. Wesel bayar jangka panjang (Notes payable- long term) adalah wesel bayar dimana jangka waktu pembayarannya melebihi jangka waktu satu tahun atau melebihi jangka waktu operasi normal.

Pembiayaan dengan mengunakan hutang memiliki beberapa keunggulan

dan kelemahan. Menurut Houston (2001:4) keunggulan pembiayaan

dengan menggunakan hutang adalah:

1. Bunga yang dibayarkan dapat dipotong untuk tujuan Pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dari utang

2. Pemegang utang (debtholder) mendapat pengembalian yang tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan dalam kondisi prima.

Sementara kelemahan pembiayaan dengan menggunakan hutang adalah:

1. Semakin tinggi rasio hutang, semakin tinggi pula resiko perusahaan, sehingga suku bunganya mungkin akan lebih tinggi.

2. Apabila sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutup beban bunga, maka pemegang sahamnya harus menutup kekurangan itu, dan perusahaan akan bangkrut jika mereka tidak sanggup.

c. Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang perusahaan merupakan kebijakan yang diambil

oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan

(dana) dari pihak ketiga untuk membiayai aktivitas operasional

perusahaan. Hal ini berkaitan erat dengan struktur modal yang dipilih

perusahaan. Struktur modal adalah perimbangan antara modal asing atau

hutang dengan modal sendiri. Pemilik perusahaan lebih menyukai


(27)

pemilik perusahaan dapat tercapai. Disamping itu perilaku manajer dan

komisaris perusahaan juga dapat dikendalikan.

Kebijakan hutang memiliki pengaruh pendisiplinan perilaku

manajer. Hutang akan mengurangi konflik agensi dan meningkatkan nilai

perusahaan. Peningkatan hutang meningkatkan leverage sehingga meningkatkan kemungkinan kesulitan-kesulitan keuangan atau

kebangkrutan. Kekhawatiran akan kebangkrutan mendorong manajer

agar efisien, sehingga memperbaiki biaya agensi. Hutang memaksa

perusahaan membayar pokok hutang dan bunga sehingga mengurangi

free cash flow dan menurunkan insentif manajer untuk berperilaku memuaskan diri sendiri.

Kebijakan hutang sering diukur menggunakan debt ratio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh

kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang

digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah

DER (debt to equity ratio), semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Pada akhirnya peningkatan hutang

akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi

pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima. DER yang

rendah diharapkan dapat mengurangi tingkat kebangkrutan dan financial distress. Terjadinya financial distress juga menimbulkan konflik keagenan di antaranya melalui asset subtitution dan under investment.


(28)

Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang

bersumber dari eksternal. Penentuan kebijakan hutang ini berkaitan

dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi

dalam struktur modal. Perusahaan dinilai beresiko apabila memiliki porsi

hutang yang besar dalam struktur modal. Namun sebaliknya apabila

perusahaan menggunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali maka

perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal

yang dapat meningkatkan operasional perusahaan.

2. Kepemilikan manajerial

Menurut Melinda (2008), kepemilikan manajerial didefenisikan

sebagai persentase suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan komisaris suatu perusahaan. Kepemilikan

manajerial merupakan salah satu cara untuk mengurangi masalah keagenan,

hal ini dikarenakan kepemilikan manajerial merupakan alat pengawasan

terhadap kinerja manajer yang bersifat internal.

Jensen dan meckling (1976) dalam Melinda (2008) menyatakan bahwa

masalah keagenan disebabkan oleh adanya pemisahan antara kepemilikan

dan kontrol. Kepemilikan manajerial harus dapat disesuaikan dengan

kepentingan pemegang saham agar dapat meminimumkan biaya keagenan

yang muncul dari adanya pemisahan antara kepemilikan dan kontrol

tersebut. Semakin besar proporsi kepemilikan manajemen dalam

perusahaan maka manajemen akan berusaha lebih giat untuk kepentingan


(29)

tinggi menyebabkan manajer tidak hanya memiliki kontrol manajemen

namun juga kontrol voting di dalam perusahaan.

3. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah persentase saham yang dimiliki oleh

institusi dari keseluruhan saham perusahaan yang beredar. Kepemilikan

institusional menurut Chen & Steiner (1999) dalam Melinda (2008) akan

mengurangi masalah keagenan karena pemegang saham institusional akan

membantu mengawasi perusahaan sehingga manajemen tidak akan

bertindak merugikan pemegang saham.

Kepemilikan saham institusional yang terjadi di Indonesia terbagi

menjadi kepemilikan institusioanl eksternal dan kepemikan institusional

internal (Mahadwarta, 2004 dalam Melinda, 2008). Kepemilikan

institusional eksternal adalah kepemilikan oleh lembaga investasi seperti

dana pensiun, asuransi, reksadana, dan perusahaan investasi lainnya, dan

menjadi bagian dari kepemilikan saham oleh publik. Kepemilikan

institusional internal adalah kepemilikan saham oleh institusi bisnis seperti

perseroan terbatas (PT) yang kepemilikannya terpisah dengan kepemilikan

publik.

4. Struktur Aset

Aktiva menurut Warren (2005:18) adalah sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan. Kondisi aktiva perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan


(30)

yang lebih banyak dalam struktur aktivanya cenderung untuk menggunakan

hutang dalam pemenuhan kegiatan pendanaanya, sedangkan perusahaan

yang memiliki jumlah aktiva tetap yang lebih banyak cenderung

menggunakan modal sendiri dalam memenuhi kegiatan pendanaanya.

Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya

sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak

menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh

banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang

hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan

jaminan kredit. Aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan merupakan

suatu jaminan pembayaran yang baik bagi kreditor terhadap pinjaman yang

diberikan kepada perusahaan. Kreditor tentunya melakukan suatu analisis

kredit yang mendalam untuk melihat kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajibannya (likuiditas).

5. Dividen

Dividen menurut Sugiarto (2009:73) adalah pendistribusian laba

kepada pemegang saham secara pro rata menurut kelas atau surat berharga.

Dividen merupakan bagian dari laba yang diberikan kepada para pemegang

saham biasa, baik dalam bentuk tunai atau kas. Keputusan tentang berapa

banyak bagian keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang

saham dan berapa banyak yang akan ditahan atau dinvestasikan kembali,


(31)

yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan (Van Horne,

2005:54).

Pembayaran dividen kepada pemegang saham akan mengurangi

sumber-sumber dana yang dikendalikan oleh manajer, karena semakin tinggi

dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham maka free cash flow dalam perusahaan semakin kecil sehingga manajer harus memikirkan untuk

memperoleh sumber dana dari luar yang bisa saja berupa hutang. Dengan

demikian akan mengurangi kekuasaan manajer terhadap pengendalian

terhadap perusahaan, karena dengan adanya entitas lain yang memberikan

hutang kepada pihak perusahaan maka entitas tersebut juga berkepentingan

untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya perusahaan.

Menurut Warsono (2003:272), dividen dalam suatu perusahaan dapat

dibagi menjadi tiga macam yaitu:

a. Dividen tunai

Dividen tunai merupakan jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan. Dividen tunai diterima oleh para pemegang sahan melaui cek atau terkadang para pemegang saham menginvestasikannya kembali dalam saham di perusahaan.

b. Dividen saham

Dividen saham dibayarkan dalam lembar saham tambahan dan bukan dalam bentuk uang tunai. Perusahaaan yang akan memberikan dividen saham biasanya mengumumkan besarnya dividen tersebut dalam persentase tertentu.

c. Dividen kekayaan

Dividen kekayaan adalah distribusi rata suatu aset fisik. Aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan. Dividen kekayaan diberikan apabila jumlah perusahaan masih sedikit dan perusahaan menghasilkan sesuatu yang mudah di distribusikan.


(32)

6. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Nurwahyudi dan Mardiyah (2004) “teori keagenan

menggambarkan perusahaan sebagai titik temu hubungan keagenan antara

pemilik perusahaan (principal) dan manajemen perusahaan sebagai agent”. Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang untuk pengambilan keputusan kepada agen

tersebut.

Teori keagenan Jensen & Meckling dalam Fauz (1976) menyatakan

bahwa perusahaan yang memisahkan fungsinya pengelolaan dengan fungsi

kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan. Penyebab konflik

antara manajer dan pemegang saham diantaranya menyangkut pembuatan

keputusan yang terkait dengan aktivitas pencairan dana dan pembuatan

keputusan terkait dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut akan di

investasikan. Hal ini disebabkan karena manajer lebih mengutamakan

kepentingan pribadi. Pemegang saham tidak menyukai kepentingan

pribadi manajer karena akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga

akan menurunkan keuntungan dan dividen yang diterima.

Agency problem sering kali terjadi bila proporsi kepemilikan manajerial kurang dari 100% sehingga ia cenderung bertindak untuk

mengejar kepentingan dirinya, dan tidak mendasar pada usaha

memaksimalkan nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. Kondisi


(33)

kepemilikan. Pemegang saham hanya peduli pada resiko sistematis dari

saham perusahaan, karena mereka melakukan investasi pada portofolio

yang terdiversifikasi dengan baik. Namun, manajer lebih peduli pada

resiko perusahaan secara keseluruhan, di mana karena ini bagian

substantive dari kekayaan mereka di dalam aspek human capital perusahaan, disamping juga karena reputasi manajer akan terancam jika

perusahaan mengalami kebangkrutan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung

kerangka konseptual penelitiaan.

Setiawan (2008) meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional terhadap kebijakan hutang perusahaan pada perusahaan non

manufaktur di bursa efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara parsial kepemilikan manajerial dan institusional berpengaruh terhadap

kebijakan hutang. Namun secara simultan kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh terhadap kebijakan hutang.

Arimoerti (2003) juga meneliti mengenai pengaruh struktur kepemilikan

terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang go public

dibursa efek. Hasil penelitian menunjukkan insider ownership, institusional investor, firm size, berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Shareholder dispersion tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.


(34)

Fatmawati (2009) pengaruh kepemilikan manajerial, dividen, kepemilikan

institusional, ukuran perusahaan, risiko dan struktur asset terhadap kebijakan

utang pada perusahaan manufaktur. Hasil penelitian kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko dan struktur asset

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan

dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.

Damayanti (2006) analisa pengaruh free cash flow dan struktur kepemilikan saham terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur di

Indonesia. Hasil penelitian free cash flow, rasio MVABVA, dividen yield mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional tidak berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan utang.

Manan (2004) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

hutang perusahaan pada industry keuangan yang go public di BEJ TH.1999-2002 sebuah pendekatan agency theory. Hasil penelitian kepemilikan manajerial, dividen, stock volatility tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang sedangkan kepemilikan institusi, penyebaran

saham, ukuran perusahaan, pertumbuhan, struktur asset, earning volatility berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.

Kurniati (2007) Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan

hutang perusahaan (studi pada perusahaan textile/garments di bursa efek

Jakarta. Hasil penelitian Secara simultan, variabel independen berpengaruh


(35)

isnstitusional, kepemilikan manjerial, dividen, struktur aset berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan hutang. Profitabilitas tidak berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan hutang.

Tabel 2.1

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti

Judul penelitian Variabel penelitian

Kesimpulan dan Hasil

Setiawan (2008) Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan pada Perusahaan Non Manufaktur di BEI Independen: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional. Dependen: kebijakan hutang

Secara simultan, kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Secara parsial, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang sementara kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Arimoerti (2003) Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang go public dibursa efek Jakarta periode tahun1998-2000 Independen: insider ownership, institusional

investor, firm size, shareholder

dispersion. Dependen: kebijakan hutang

Secara simultan, insider

ownership, institusional, shareholder dispersion, firm size

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Secara parsial, insider ownership, institusional investor, firm size berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang shareholder dispersion tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang

Fatmawati (2009) Pengaruh kepemilikan manajerial,dividen, kepemilikan insitusional, ukuran perusahaan,risiko, struktur asset terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa

Independen: kepemilikan manajerial, dividen, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, risiko, dan struktur asset.

Dependen: Kebijakan utang

Secara parsial, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan,

risiko dan struktur asset memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan utang sedangkan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang.


(36)

efek Indonesia

Damayanti (2006)

Analisa pengaruh free cash flow dan struktur kepemilikan saham terhadap kebijakan utang pada perusahaan manufaktur di Indonesia

Independen: free

cash flow, kepemilikan manajerial, kepemilikan instistusional, rasio MVABVA, dividen yield Dependen: kebijakan utang

Secara parsial, free cash flow, rasio MVABVA, dividen yield mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kebijakan hutang.sedangkan kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Manan (2004) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan pada industry keuangan yang go public di BEJ TH.

1999-2002 sebuah pendekatan agency theory Independen: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, penyebaran saham, ukuran perusahaan, pertumbuhan, struktur asset, earning volatility, dividen, stock volatility.

Dependen: kebijakan hutang

Secara simultan, variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Secara parsial, kepemilikan manajerial, dividen, stock volatility tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang. Sedangkan kepemilikan institusi, penyebaran saham, ukuran perusahaan, petumbuhan, struktur asset, earning volatility

berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Kurniati (2007) Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang perusahaan (studi pada perusahaan textile/garments di bursa efek Jakarta

Independen: kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, variabel kontrol: profitabilitas, dividen, struktur aset. Dependen: kebijakan hutang

Secara simultan, variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Secara parsial, kepemilikan isnstitusional, kepemilikan manjerial, dividen, struktur aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.


(37)

Ha C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menjelaskan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam

suatu masalah tertentu. Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian

terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan

kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel dependen adalah

kebijakan hutang. Sedangkan yang menjadi variabel independen adalah

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur asset, dan dividen. Kepemilikan

Manajerial (X1)

Kepemilikan Institusional (X2)

Struktur aset (X3)

Dividen (X4)

Kebijakan Hutang (Y)


(38)

Kepemilikan manajerial merupakan suatu persentase suara yang berkaitan

dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan komisaris suatu

perusahaan sehingga akan mensejajarkan kepentingan antara manajer dan

pemegang saham. Manajer yang ikut memiliki perusahaan tidak mungkin

bertindak opportunistik dan semakin berhati-hati dalam menggunakan hutang

serta berusaha meminimumkan cost agency sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Jadi jika tingkat kepemilikan manajerialnya tinggi maka akan

mengurangi tingkat penggunaan hutang. Sebaliknya jika tingkat kepemilikan

manajerialnya rendah maka tingkat penggunaan hutangnya meningkat.

Hubungan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap

kebijakan hutang perusahaan.

Begitu juga kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan

hutang, karena dengan meningkatnya kepemilikan institusional maka

diharapkan semakin kuat kontrol internal terhadap perusahaan dimana akan

dapat mengurangi cost agency pada perusahaan. Adanya kontrol ini akan membuat manajer menggunakan hutang pada tingkat rendah untuk

mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan kebangkrutan perusahaan.

Menurut Houston (2001:39) Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk

dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak

hutang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan

merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk


(39)

semakin banyak struktur aset suatu perusahaan semakin banyak suatu

perusahaan tersebut menggunakan hutangnya.

Peningkatan dividen diharapkan dapat mengurangi biaya keagenan.

Adanya pembayaran dividen yang semakin besar kepada pemegang saham

menyebabkan rasio laba ditahan akan kecil sehingga perusahaan

membutuhkan tambahan dana dari sumber eksternal untuk membiayai

perusahaanya. Dengan demikian, semakin besar dividen yang dibagikan suatu

perusahaan, maka kecenderungannya untuk berutang akan semakin tinggi.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2008:49) adalah preposisi yang dirumuskan

dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan

atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenaranya

mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi

fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang

prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas, maka

hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional, Struktur Aset, dan Dividen berpengaruh secara

signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan baik secara simultan maupun


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti desain kausal. Menurut

Sugiyono (2007:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk

menguji hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang

mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Adapun

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset, dan

dividen. Variabel dependen adalah kebijakan hutang.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:72), Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari, kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan

real estate dan property yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun berturut-turut yaitu: 2007, 2008, 2009. Dimana

perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan

dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 42 perusahaan.


(41)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dipilih

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:73). Sampel yang digunakan

oleh penulis dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling, yaitu dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan

tujuan penelitian atau dipilih berdasarkan kriteria. Adapun

kriteria-kriteria pengambilan sampel yang ditentukan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

a. Perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2007- 2009.

b. Perusahaan tidak sedang berada pada proses delisting pada tahun 2007- 2009.

c. Perusahaan tersebut memiliki dan menerbitkan laporan keuangan

yang lengkap dan telah diaudit selama tahun 2007- 2009.

d. Perusahaan tersebut memiliki data tentang kepemilikan

institusionalnya selama tahun 2007- 2009.

e. Perusahaan tersebut memiliki data tentang kepemilikan


(42)

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel

No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3 4 5

1 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk. ×

2 ELTY PT Bakrieland Development Tbk. ×

3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk. ×

4 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk. S1

5 BMSR PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk. S2

6 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk. S3

7 BCIP PT Bumi Citra Permai Tbk. × ×

8 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk. × ×

9 CTRA PT Ciputra Development Tbk. S4

10 CTRP PT Ciputra Property Tbk. ×

11 CTRS PT Ciputra Surya Tbk. ×

12 CKRA PT Citra Kebun Raya Agri Tbk. × × ×

13 COWL PT Cowell Development Tbk. ×

14 SCBD PT Danayasa Arthatama Tbk. × ×

15 DART PT Duta Anggada Realty Tbk. ×

16 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk. ×

17 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk. ×

18 KPIG PT Global Land Development Tbk. ×

19 GMTD PT Gowa Makassar Tourism Dev Tbk. ×

20 MORE PT Indonesia Prima Property Tbk. S5

21 DILD PT Intiland Development Tbk. S6

22 JRPT PT Jaya Real Property Tbk. S7

23 JAKA PT Jaka Inti Realtindo Tbk. × × ×

24 JIHD PT Jakarta Intl Hotel & Dev Tbk. × 25 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. ×

26 LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk. S8

27 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk. S9

28 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk. ×

29 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk. ×

30 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk. × ×

31 MDLN PT Modernland Realty Ltd Tbk. × ×

32 MLND PT Mulialand Tbk. × × ×

33 PTRA PT New Century Development Tbk. ×

34 PWON PT Pakuwon Jati Tbk. S10

35 PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk. ×

36 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk. ×

37 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. S11 38 RODA PT Royal Oak Development Asia Tbk. × ×

39 BKSL PT Sentul City Tbk. ×

40 SMRA PT Summarecon Agung Tbk. S12


(43)

42 SMDM PT Suryamas Dutamakmur Tbk. ×

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

diukur dengan skala numerik. Jenis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah diolah

dan disajikan kembali. Menurut Sugiyono (2007:193)”sumber sekunder

adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”

Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data cross section (pooled data). Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu

tertentu, misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, atau tahunan.

Sedangkan cross section merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu (Umar, 2003:70). Adapun time series yang digunakan adalah tiga tahun yaitu 2007- 2009 dan cross section yang digunakan dalam perusahaan real estate dan property sejumlah 42 perusahaan. Sampel sesuai kriteria berjumlah 12 x 3 tahun sehingga

diperoleh data sebanyak 36 sampel pada perusahaan real estate dan property.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data, mencatat, dan


(44)

mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang telah

dipublikasikan maupun laporan auditor independen dalam periode

pengamatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan

mengunduh data dariwebsite Bursa Efek Indonesia) dan ICMD (Indonesian capital market directory).

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Jogiyanto (2004:31) ”variabel penelitian pada dasarnya adalah

sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya.”

Berikut variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

menggunakan variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003:50). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang.

a. Kebijakan hutang

Kebijakan hutang perusahaan merupakan kebijakan yang diambil

oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber

pembiayaan (dana) dari pihak ketiga untuk membiayai aktivitas

operasional perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini


(45)

perbandingan antara total hutang atau kewajiban terhadap total

ekuitas (modal sendiri) dalam pendanaan perusahaan dan

menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk

memenuhi seluruh kewajibanya. Rasio ini dapat dihitung dengan

persamaan:

2. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain (Umar, 2003:50). Adapun variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Kepemilikan manajerial (MOWN)

Kepemilikan manajerial adalah persentase suara yang berkaitan

dengan saham atau option yang dimiliki oleh manajer dan komisaris

perusahaan. Dirumuskan sebagai berikut:

b. Kepemilikan institusional (INST)

Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan persentase

kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh investor-investor

institusional, seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi,

kepemilikan lembaga maupun perusahaan swasta atas keseluruhan


(46)

c. Struktur Aset (Asset Structure)

Struktur aset merupakan sumber daya atau kekayaan yang

dimiliki perusahaan yang dapat dijadikan jaminan. Menurut Brigham

dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk

dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan

banyak utang. Pengukuran struktur aktiva dapat dilakukan dengan

melihat proporsi aktiva tetap perusahaan terhadap total aktiva

perusahaan secara keseluruhan. Secara matematis dapat

diformulasikan sebagai berikut:

d. Dividen

Pembagian dividen disini adalah dividen kas adalah dividen yang

dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk uang

tunai. Dalam penelitian ini, variabel dividen dihitung dengan

menggunakan dummy untuk menunjukkan adanya dividen karena kecenderungan bahwa data bersifat binomial (ada atau tidak ada),

mendukung digunakannya dummy variabel merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh kurniati (2007). Perusahaan yang membayar

dividen diberi angka 1 sedangkan perusahaan yang tidak membayar


(47)

yang dijadikan sebagai sampel penelitian tidak melakukan

pembayaran dividen secara berturut-turut pada tahun mengamata.

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Jenis

Variabel

Nama Variabel

Definisi Operasional Pengukuran Skala

Dependen Kebijakan Hutang

Kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka

memperoleh sumber pembiayaan dari pihak ketiga untuk membiayai operasional perusahaan. Rasio Independen Kepemilikan Manajerial

Persentase suara yang berkaitan dengan saham atau option yang dimiliki oleh manajer dan komisaris perusahaan. Rasio Independen Kepemilikan Institusional Persentase saham perusahaan yang dimiliki investor institusional.

Rasio

Independen Struktur Aset Sumber daya atau kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dapat dijadikan jaminan.

Rasio

Independen Dividen Laba dalam bentuk kas yang diberikan kepada pemegang saham.

Dummy variabel (ada atau tidak ada)

Nominal


(48)

F.Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah model analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 17 (Statistik Product and Services Solution). Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005:110) adalah untuk

mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti

distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel

kecil. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal yaitu

analisis grafik dan analisis statistic dengan uji Kolmogorov- Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati

atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari:

a. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas < 0.05 maka distribusi

data tidak normal,

b. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas > 0.05 berarti distribusi


(49)

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2005:111), uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara

variabel independen. Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara independennya. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolineritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10, maka model dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residul satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Suatu model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara yang dipakai dalam penelitian ini

untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model

adalah dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan nilai residualnya SRESID. Dasar analisis

menurut Ghozali (2005:111):

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homokedastisitas.


(50)

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t (saat ini) dengan kesalahan pengganggu pada periode

t-1(sebelumnnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series. Untuk menentukan ada atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin–Watson. Kriteria untuk penilaian

terjadinya autokorelasi yaitu:

1) angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,

3) angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif.

2. Pengujian Hipotesis

Model penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda.

Model regresi linear berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari

satu variabel independen, persamaan regresi linear berganda yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Y = a +

Keterangan:

Y = Kebijakan Hutang (DER)

a = Konstanta


(51)

= Kepemilikan manajerial (MOWN)

= Kepemilikan Institusional (INST)

= Struktur Aset

= Dividen

e = error (penggangu)

a. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk menguji goodness-fit

dari model regresi, yakni seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005:87). Nilai

koefisien determinasi dapat dilihat pada R Square. Jika nilai R Square di atas 0.5, maka model dikatakan baik. Nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.

b. Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh Uji-t

digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara individual

dalam menerangkan variabel dependen. Uji t digunakan untuk menguji

signifikansi pengaruh varabel independen secara parsial terhadap

variabel dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah:

Ha: bi ≠ 0 = ada pengaruh signifikan masing -masing variabel independen terhadap dependen.


(52)

Singnifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas (nilai Sig.) dari t rasio

masing-masing variabel independen pada taraf uji α = 5% (0, 05).

Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha sebagai pembuktian yaitu:

1) Jika probabilitas < 0, 05 maka Ha dapat diterima,

2) Jika probabilitas > 0, 05 maka Ha tidak dapat diterima.

Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan , dengan

ketentuan:

1) Jika (α = 5%) maka Ha dapat diterima, 2) Jika (α = 5%) maka Ha tidak dapat diterima.

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji-F digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (simultan). Hipotesis

yang digunakan adalah:

Ha: = = ≠ 0 artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama (simultan) dari seluruh variabel independen terhadap

variabel dependen.

Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dapat dilihat dari nilai probabilitas (nilai Sig.) dari F

rasio seluruh variabel independen pada taraf uji α = 5% (0.05).

Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha dapat diketahui


(53)

1) Jika probabilitas < 0. 05 maka Ha dapat diterima,

2) Jika Probabilitas > 0. 05 maka Ha tidak dapat diterima.

Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan dengan

ketentuan yaitu:

1) Jika (α = 5%) maka Ha dapat diterima,

2) Jika (α = 5%) maka Ha tidak dapat diterima. G.Jadwal Penelitian Tabel 3.3 Jadwal penelitian Tahap Penelitian Des 2010 Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agt 2011 Sep 2011 Okt 2011 Nov 2011 Pengajuan proposal skripsi Bimbinga n proposal skripsi Seminar proposal skripsi Pengumpu lan & pengolaha n data Bimbinga n skripsi Penyelesai an laporan penelitian Ujian meja hijau


(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

dimulai dengan mengolah data mentah yang diperoleh dari www.idx.co.id dengan

menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi

klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi

17. Prosedur pengujian dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian

ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Adapun jumlah perusahaan real estate dan property yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yang dipilih berdasarkan metode

purposive sampling (berdasarkan kriteria tertentu), berjumlah 12 perusahaan untuk setiap tahunnya, atau 36 perusahaan selama tiga tahun berturut-turut, yakni

tahun 2007-2009.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik

deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif


(55)

rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan

data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory berupa data keuangan sampel perusahaan real estate dan property dari tahun 2007 sampai tahun 2009 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari, kepemilikan manajerial (MOWN),

kepemilikan institusional (INST), struktur aset, dividen sebagai variabel bebas dan

kebijakan hutang (DER) sebagai variabel terikat. Statistik deskriptif dari variabel tersebut di atas dapat di lihat dari table 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2007 sampai Tahun 2009

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MOWN 36 .00001 .23330 .0233422 .05570846

INST 36 .32530 .92880 .6665806 .21022290

Struktur_Aset 36 .00035 .51781 .1874903 .17522028

Dividen 36 .00 1.00 .3333 .47809

DER 36 .00538 2.80885 .9529669 .83936688

Valid N (listwise) 36

Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 36, yang dapat dilihat dari N. Berikut akan dijelakan

perincian deskriptif statistik yang telah diolah:

a Variabel kepemilikan manajerial (MOWN) memiliki nilai minimum 0.00001

dan nilai maksimum 0.23330 dengan rata-rata kepemilikan manajerial sebesar


(56)

b Variabel kepemilikan institusional (INST) memiliki nilai minimum 0.32530

dan nilai maksimum 0.92880 dengan rata-rata kepemilikan institusional

0.6665806 dan jumlah sampel (N) adalah 36;

c Variabel struktur aset memiliki nilai minimum 0.00035 dan nilai maksimum

0.51781 dengan rata-rata struktur aset 0.1874903 dan jumlah sampel (N)

adalah 36;

d Variabel dividen memiliki nilai minimum 0.00 dan nilai maksimum 1.00

dengan rata-rata dividen 0.3333 dan jumlah sampel (N) adalah 36;

e Variabel kebijakan hutang (DER) memiliki nilai minimum 0.00538 dan nilai

maksimum 2.80885 dengan rata-rata kebijakan hutang sebesar 0.9529669 dan

jumlah sampel (N) adalah 36.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi

memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan

perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan adalah

sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini

menggunakan dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal


(57)

adalah hasil grafik variabel pengganggu atau residual dalam model regresi

berganda yang digunakan.

Gambar 4.1 Grafik Histogram


(58)

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot

Grafik histogram dan grafik plot di atas menunjukkan bahwa variabel

penggangu atau residualnya berdistribusi normal, denga melihat gambar

histogram di atas dapat disimpulkan bahwa kurva histogram tidak menceng ke kiri

maupun ke kanan. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar

di sekitar garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model

regresi telah terditribusi secara normal.

Analisis statistik yang digunakan adalah uji statistik non parametrik


(59)

terdistribusi normal jika nilai signifikansi atau Sig. Atau probabilitas > 0.05, dan

2) data dikatakan tidak terdistribusi normal jika nilai signifikansi atau Sig. Atau

probabilitas < 0.05. Berikut adalah hasil pengujian menggunakan analisis

Kolmogorov Smirnov.

Tabel 4.2

Nonparametric-test Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 36

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .54460087

Most Extreme Differences Absolute .198

Positive .198

Negative -.114

Kolmogorov-Smirnov Z 1.185

Asymp. Sig. (2-tailed) .120

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari hasil pengolahan data tersebut diatas, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.185 dan signifikansinya pada 0,120 dimana lebih besar dari 0.05 (p = 0.120 > 0.05), maka disimpulkan data terdistribusi secara normal.

b. Uji multikolonieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebasnya. Pengujian


(60)

Inflation Factor (VIF) data yang diolah. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Koefisien Coefficient Correlationsa

Model Dividen INST Struktur_Aset MOWN

1 Correlations Dividen 1.000 -.018 .033 .218

INST -.018 1.000 .135 .205

Struktur_Aset .033 .135 1.000 -.406

MOWN .218 .205 -.406 1.000

Covariances Dividen .045 -.002 .004 .097

INST -.002 .243 .042 .211

Struktur_Aset .004 .042 .407 -.540

MOWN .097 .211 -.540 4.343

a. Dependent Variable: DER

Dari tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang

cukup tinggi diantara variabel independennya. Hal ini berarti tidak terdapat gejala

multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan. Tabel berikut akan

menguatkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas dalam model regresi ini

Tabel 4.4 Koefisien Korelasi

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1(Constant)

MOWN .710 1.409

INST .892 1.122

Struktur_Aset .766 1.306

Dividen .925 1.081


(61)

Dari tabel 4.4 telihat bahwa nilai tolerance untuk kepemilikan manajerial

(MOWN) adalah 0.710, nilai tolerance untuk kepemilikan institusional (INST)

0.892, nilai tolerance untuk Struktur_Aset 0.766 dan nilai tolerance untuk Dividen

0.925. Nilai VIF untuk kepemilikan manajerial (MOWN) 1.409, nilai VIF untuk

kepemilikan institusional (INST) 1.122, nilai VIF untuk Struktur_Aset 1.308 dan

nilai VIF Dividen 1.081.

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara

variabel independen, dengan dasar nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.1 dan nilai VIF untuk setiap variabel tidak ada yang lebih besar dari 10, maka dapat

dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regresi linear

berganda.

c. Uji heterokedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari

pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan

keputusannya adalah:

1. jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi


(62)

Berikut ini adalah grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran

titik-titik pada grafik.

Gambar 4.3 Scatterplot

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah

angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai

untuk memprediksi DER berdasarkan masukan variabel independen MOWN,


(63)

titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda

dengan data observasi yang lain.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear

ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

penggangu pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Waston (DW Test). Hasil

pengolahan data adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Durbin Watson Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .761a .579 .525 .57867 1.941

a. Predictors: (Constant), Dividen, INST, Struktur_Aset, MOWN b. Dependent Variable: DER

Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson adalah

1.941. Nilai ini akan kemudian diuji berdasarkan ketentuan ada tidaknya gejala

autokorelasi, yakni jika nilai Durbin-Watson (D-W) ada pada batas du (atas) dan

4-du (du < D-W < 4-du), model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi. Nilai

signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan jumlah sampel 36 (n=36) dan


(64)

Durbin-Watson diperoleh nilai batas bawah (dl) sebesar 1.236 dan nilai batas atas

(du) sebesar 1.724. Nilai D-W (1.941) berada di antara du (1.724) dan 4-du

(2.276) atau 1.724 < 1.941 < 2.276. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi.

3. Analisis Regresi

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model

regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 17, maka diperoleh

hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan

beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen, melalui pengaruh kepemilikan manajerial (MOWN),

kepemilikan institusional (INST), Struktur Aset dan Dividen terhadap kebijakan

hutang (DER). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi


(65)

Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.889 .391 -2.276 .030

MOWN -6.296 2.084 -.418 -3.021 .005

INST 2.050 .493 .513 4.160 .000

Struktur_Aset 3.126 .638 .653 4.901 .000

Dividen .109 .213 .062 .512 .612

a. Dependent Variable: DER

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

DER = -0.889-6.296MOWN+2.050INST+3.126Struktur_Aset+0.109Dividen + e

Keterangan:

1) Konstanta sebesar -0.889 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

independen (X1=X2=X3=X4=0), maka akan terjadi kebijakan hutang (DER)

sebesar -0.889;

2) β1 sebesar -6.296 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan

manajerial sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan DER sebesar 6.296 dengan

asumsi variabel lain tetap;

3) β2 sebesar 2.050 menunjukkan bahwa setiap kenaikan kepemilikan

institusional sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan DER sebesar 2.050


(66)

4) β3 sebesar 3.126 menunjukkan bahwa setiap kenaikan struktur aset sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan DERsebesar 3.126 dengan asumsi variabel lain

tetap;

5) β4 sebesar 0.109 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dividen sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan DER sebesar 0.109 dengan asumsi variabel lain

tetap.

b. Pengujian hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi

berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan beberapa uji

signifikansi, yaitu uji koefisien determinasi , uji parsial (uji t), dan uji

simultan (uji F).

1. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai

koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai koefisien

determinasi (semakin mendekati nol) berarti semakin terbatas kemampuan

variabel independen menjelaskan variasi variabel dependennya. Koefisien


(1)

(2)

(3)

Hasil Uji Multikolinearitas Data

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

MOWN .710 1.409

INST .892 1.122

Struktur_Aset .766 1.306

Dividen .925 1.081

a. Dependent Variable: DER

Coefficient Correlationsa

Model Dividen INST Struktur_Aset MOWN

1 Correlations Dividen 1.000 -.018 .033 .218

INST -.018 1.000 .135 .205

Struktur_Aset .033 .135 1.000 -.406

MOWN .218 .205 -.406 1.000

Covariances Dividen .045 -.002 .004 .097

INST -.002 .243 .042 .211

Struktur_Aset .004 .042 .407 -.540

MOWN .097 .211 -.540 4.343


(4)

(5)

Hasil Uji Autokorelasi dan Model Regresi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .761a .579 .525 .57867 1.941

a. Predictors: (Constant), Dividen, INST, Struktur_Aset, MOWN b. Dependent Variable: DER


(6)

Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.889 .391 -2.276 .030

MOWN -6.296 2.084 -.418 -3.021 .005

INST 2.050 .493 .513 4.160 .000

Struktur_Aset 3.126 .638 .653 4.901 .000

Dividen .109 .213 .062 .512 .612

a. Dependent Variable: DER

Lampiran II. 8 Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 14.278 4 3.570 10.660 .000a

Residual 10.381 31 .335

Total 24.659 35

a. Predictors: (Constant), Dividen, INST, Struktur_Aset, MOWN b. Dependent Variable: DER


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Biaya Ekuitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

11 113 94

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (STUDI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

0 12 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (STUDI PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014)

4 20 95

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Ukuran perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empir

1 11 18

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Ukuran perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empir

0 4 20

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada

0 2 15

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, DAN Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, Dan Manajemen Laba Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada

0 2 16

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan

0 3 22

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 19